PEMERATAAN PEMBAGUNAN FASILITAS PENDIDIKan pengaruh

PEMERATAAN PEMBAGUNAN FASILITAS PENDIDIKAN DI INDONESIA
UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS SDM DALAM MENGHADAPI
BONUS DEMOGRAFI
Oleh : Anak Agung Istri Witari

Isu mengenai bonus demografi di Indonesia menjadi isu yang hangat
belakangan ini. Dimana bonus demografi tersebut dikatakan dapat membatu
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Bonus demografi adalah transisi demografis
yang ditandai dengan kenaikan dua kali lipat jumlah usia produktif bekerja ( 1564 tahun ), diiringi dengan penundaan pertumbuhan usia muda ( 64 tahun).
Keberhasilan program KB telah mampu menggeser anak-anak yang
berusia dibawah 15 tahun, jika dilihat dari piramida penduduk dimana biasanya
berat dibagaian bawah berpindah kebagian piramida dengan usia yang lebih
tinggi, yaitu usia diatas 15 tahun, atau pada usia 15-64 tahun. Hal tersebut dapat
terjadi karena program KB yang diberlakukan oleh pemerintah dapat menekan
jumlah fertilitas sehingga jumlah dan presentase anak-anak dan remaja di bawah
15 tahun tetap rendah.
Transisi demografi di Indonesia terindikasi dari hasil sensus penduduk
tahun 2000 yang memberikan data signifikan. Dimana pada sensus tersebut
menunjukan penduduk dibawah usia 15 hampir tidak bertambah dari jumlah
sekitar 60 juta di tahun 1970-1980an. Sebaliknya penduduk usia 15-64 tahun
pada tahun 2000 jumlahnya berkembang menjadi 133-135 juta dari jumlah sekitar

63-65 juta pada tahun 1970. Hal tersebut juga menyebabkan penurunan angka
beban ketergantungan yang diukur dari rasio penduduk usia anak-anak dan tua per
penduduk usia kerja, dimana angka beban ketergantungan pada tahun 1970 sekitar
85-90 penduduk usia non produktif per 100 penduduk usia produktif menurun
menjadi 54-55 per 100 pada tahun 2000.

Bonus demografi ini lebih jelas terlihat saat hasil sensus 2010 menyatakan
jumlah penduduk usia produktif (15-64) tahun 2010 mencapai 66 % dari jumlah
total penduduk yang mencapai 157 juta jiwa. Dan pekerja usia muda (15-24)
mencapai 26,8 % atau 64 juta jiwa. Dan dari data sensus 2010 tersebut diperoleh
angka beban ketergantungan semakin menurun yaitu menjadi 51 orang per 100
penduduk.
Bonus demografi dimaknai dengan keuntungan ekonomi yang disebabkan
besarnya jumlah tabungan dari penduduk produktif sehingga dapat memacu
investasi dan pertumbuhan ekonomi yang sering disebut dengan jendela
kesempatan (windows of opprtunity). Indonesia diperkirakan mencapai puncak
bonus demografi pada tahun 2017-2019 pada gelombang pertama, dan tahun 2020
-2030 pada gelombang ke dua. Yang artinya ada kenaikan jumlah angkatan kerja
potensial yaitu ditandai dengan komposisi jumlah penduduk usia produktif 15-64
tahun mencapai titik maksimal.

Ledakan penduduk usia kerja akan memberikan keuntungan ekonomi
apabila memenuhi beberapa persyaratan seperti penawaran tenaga kerja (labor
supply) yang besar meningkatkan pendapatan per kapita jika mendapat
kesempatan kerja yang produktif, peranan perempuan yaitu jumlah anak sedikit
memungkinkan perempuan memasuki pasar kerja, membantu peningkatan
pendapatan, tabungan (savings) masyarakat yang diinvestasikan secara produktif,
dan modal manusia (human capital) yang berkualitas.
Bonus demografi tidak akan memberikan impak signifikan jika negara
minim melakukan investasi sumber daya manusia (human capital investement)
melainkan dapat berubah menjadi gelombang penganguran massal dan semakin
menambah beban negara. Indonesia digadang-gadangkan akan mengalami bonus
demografi mulai pada tahun 2017-2019 karena jumlah penduduk produktif berada
pada posisi maksimum dibandingkan dengan penduduk usia nonproduktif.
Tentunya secara kuantitatif jumlah penduduk produktif memang lebih unggul
namun jumlah tersebut belum menjamin apakah semua penduduk usia produktif
tersebut mempunyai kualitas yang bagus, yang dapat menciptakan inovasi, pekerja

keras, dan mempunyai mental dan skill yang bagus sehingga dapat bersaing dalam
mendapatkan kesempatan kerja.
Apabila penduduk usia produktif tersebut berkualitas dan mampu bersaing

maka isu

bonus demografi yang memberikan keuntungan

terutama untuk

pertumbuhan ekonomi di Indonesia tidak hanya menjadi isu semata melainkan
menjadi suatu kenyataan. Tetapi apabila kualitas penduduk usia produktif tersebut
rendah dan tidak mempunyai daya saing yang tinggi maka pertumbuhan ekonomi
di Indonesia hanya akan menjadi mimpi, atau bahkan bonus demografi akan
menjadi mimpi buruk bagi bangsa Indonesia karena bonus demografi tersebut
apabila tidak berhasil dimanfaatkan dapat menyebabkan gelombang penganguran
massal yang sehingga membuat beban negarasemakin bertambah.
Salah satu negara yang tergolong berhasil memanfaatkan bonus
demografinya adalah Korea Selatan yang kini menjadi negara maju dan disegani
oleh dunia. Sebelumnya pada tahun 1950 Korea merupakan negara yang tergolong
kedalam negara termiskin di Asia. Namun Korea kini telah menjadi negara yang
maju karena mampu memanfaatkan bonus demografi yang dimilikinya dengan
baik. Korea memanfaatkan bonus demografinya yaitu dengan strategi capital
intelectual dengan mengirim sebanyak-banyaknya pemuda di negara tersebut

untuk belajar di luar negeri pada masa-masa mereka sedang berkembang. Hal
tersebut dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang
dimiliki sebagai salah satu modal untuk menghadapi bonus demografi tersebut.
Karena telah mempunyai SDM yang berkualitas maka para investor akan semakin
tertarik untuk menanamkan modalnya di negara tersebut.
Melihat keberhasilan Korea Selatan dalam memanfaatkan bonus
demografi yang dimilikinya tentunya hal tersebut dapat menjadi gambaran atau
referensi bagi Indonesia untuk menghadapi bonus demografi mendatang.
Indonesia dapat belajar dari Korea tentang bagaimana persiapan yang dilakukan
pemerintah Korea sehingga berhasil dalam memanfaatkannya, dengan harapan
Indonesia dapat memanfaatkan bonus demografi tersebut dengan baik sehingga
bonus demografi tersebut mendatangkan keuntungan bagi Indonesia.

Saat ini persiapan yang dilakukan Indonesia untuk menghadapi bonus
demografi belum begitu terlihat. Salah satu yang mungkin harus di tingkatkan
persiapannya lagi adalah pada kualitas sumber daya masyarakat (SDM)
masyarakat Indonesia salah satunya pada aspek pendidikan. Kalau dilihat secara
umum kualitas SDM Indonesia memang tidak terlalu buruk bahakan masih
mampu bersaing dengan negara lain. Namun SDM yang berkualitas tersebut tidak
terdapat di seluruh wilayah Indonesia. Ketidak merataan kualitas SDM yang

dimiliki salah satunya disebabkan karena pembangunan fasilitas pendidikan di
Indonesia yang tidak merata. Selama ini fokus pembangunan segala fasilitas
termasuk fasilitas pendidikan terkesan hanya terfokus untuk wilayah Indonesia
bagian barat dan khususnya Pulau Jawa.
Fasilitas pendidikan merupakan salah satu faktor yang menjadi daya
dukung peningkatan kualitas pendidikan SDM. Apabila tidak tersedianya fasilitas
pendidikan kita akan semakin sulit untuk dapat meningkatkan kualitas SDM yang
mampu bersaing nantinya dan isu keuntungan dari bonus demografi tersebut tidak
akan terwujud. Fasilitas pendidikan dapat menjadi wadah bagi masyarakat untuk
menggali potensi diri sehingga potensi tersebut akan semakin berkembang dan
dapat menjadi modal bagi masyarakat dalam persaingan di dunia kerja.
Seperti yang telah kita ketahui Indonesia dan negara-negara ASEAN
lainnya akan menghadapi ASEAN Economy Community (AEC)

pada tahun

2015. Dengan adanya AEC tersebut maka daya saing khususnya di Indonesia
semakin tinggi karena masyarakat bukan hanya bersaing dengan masyarakat
Indonesia saja tetapi juga dengan masyraakat negara-negara ASEAN lainnya.
Meliaht hal tersebut apabila masalah pendidikan di wilayah Indonesia bagain

timur khususnya belum juga terpecahkan maka masyarakat tidak akan mampu
bersaing sehingga hal ini akan dapat merugikan masyarakat Indonesia itu sendiri.
Apabila masalah tersebut dapat diselesaikan sehingga masyarakat Indonesia akan
semakin mudah mengasah potensi dalam dirinya sehingga dapat menjadi
masyarakat yang berkualitas yang mampu bersaing untuk memperoleh
kesempatan kerja untuk menghadapi AEC dan menghadapi bonus demografi di
tahun mendatang.

Apabila masalah tersebut belum juga terselesaikan maka pada saat bonus
demografi tersebut terjadi maka masyarakat Indonesia akan sangat kesulitan untuk
mendapatkan pekerjaan karena kualitas yang dimiliki jauh dari permintaan
perusahaan. Sehingga dapat dibayangkan apabila apabila hal itu benar-benar
terjadi, berapa banyak penganguran yang ada di Indonesia, dan berapa dana lagi
yang akan dikeluarkan oleh negara untuk menanggung para penganguran tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Raharjo Jati, Wasisto. ...., “Bonus Demografi sebagai Mesin Pertumbukan
Ekonomi : Jendela Peluang atau Jendela Bencana di Indonesia?”.
Akademia.edu

,


www.akademia.edu/8043837/Bonus_Demografi_sebagai_Mesin_Pertmbu
han_Ekonomi_Jendela_Peluang_atau_Jendela_Bencana_di_Indonesia. 25
November 2014.
Deny, Septian. 2014. “ Pernah Miskin Seperti RI, Ini Kunci Sukses Korea Jadi
Negara Maju”. Liputan 6, www.liputan6.com/bisnis/read/2077661/pernahmiskin-seperti-ri-ini kunci-sukses-korea-jadi-negara-maju. 14 Juli 2014.

Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh perubahan struktural terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesenjangan pendapatan daerah di Kabupaten Sidoarjo thun 2003-2009

2 46 21

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI GUNA MEMINIMUMKAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA CRAFT (Study Kasus Pada PT. Oval Indah Furniture Karanglo Malang)

2 67 1

GAMBARAN FASILITAS PENUNJANG CUCI TANGAN SERTA PENGETAHUAN SISWA TENTANG METODE CUCI TANGAN 6 LANGKAH di MTs “x” Kota Malang

3 51 20

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

Analisis pengaruh pengumuman right issue terhadap expected return dan actual return saham di bursa efek Indonesia (BEI)

0 18 114

Analisis pengaruh perilaku konsumen, kinerja karyawan dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan serta dampaknya terhadap keputusan pembelian : studi kasus pt. fif cabang pamulang

3 33 213

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Analisis pengaruh komponen keahlian internal auditor terhadap pendeteksian dan pencegahan kecurangan (fraud) di inspektorat jendral kementerian perdagangan republik indonesia

4 52 171

Analisis pengaruh pajak daerah, retribusi daerah, dan hasil badan usaha milik daerah terhadap pendapatan asli daerah Kota Tangerang (2003-2009)

19 136 149

pengaruh tindakan supervisi pengalaman kerja, komitmen organisasi, dan komitmen profesional terhadap kepuasan kerja auditor (studi empiris pada kantor akuntan publik di DKI Jakarta)

3 43 157