Call For Paper Metode Produk Kreatif

Metode Produk Kreatif
Pada Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi
Musthofa Agus Suwant, A.P., Skom., M.M.
SMA Muhammadiyah 2 Surabaya
ABSTRAK
As new courses are rapidly growing interest of ICT capable class students to study in more depth. But the
interesting side may soon disappear if the means of delivery or method of teaching that is given is still using
conventional methods (teaching faculty) and more likely to include a method of speech even though the
practice of class., Thick with atmosphere and instructional dynamics considered inappropriate development
of science and Such rapid technology. Conventional learning system less flexible in accommodating the
development of ICT learning materials for teachers to adapt materials intensively with the latest
technological developments. So one of the strategic actions that can be done is to make innovative use of ICT
teaching method of creative product method is a method adopted from the method-Bassed Learning Project
with the idea that learning can be achieved if ICT learning activities focused on the tasks that form the final
project assisting teachers in the system as an agency / institution / company that gives tasks to employees, to
realize the project in accordance with the imagination of students and the desired results and presented in
context. The method is intended that students will experience as they live life in the real world.
Metode, Produk Kreatif, Project-Bassed Learning
PENDAHULUAN
Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) merupakan salah satu pelajaran yang di

ajarkan di sekolah-sekolah. Dalam Pelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi sendiri
sebenarnya mengandung sisi menarik bagi siapa
saja yang mempelajarinya termasuk bagi siswa.
Sebagai mata pelajaran baru yang berkembang
secara pesat TIK mampu menarik minat siswa
dikelas untuk mempelajarinya secara lebih
mendalam. Namun sisi menarik tersebut dapat
segera menghilang jika cara penyampaian atau
metode pengajaran yang diberikan masih
menggunakan cara-cara konvensional (faculty
teaching) dan lebih cenderung kepada metode
ceramah meskipun menyertakan praktek dikelas.,
kental dengan suasana instruksional dan dirasa
kurang sesuai dinamika perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat.
Lebih dari itu kewajiban pendidikan dituntut
untuk memasukkan nilai-nilai moral, budi pekerti
luhur,
kreatifitas,

kemandirian
dan
kepemimpinan, yang sangat sulit dilakukan dalam
sistem pembelajaran yang konvensional.
Sistem pembelajaran konvensional kurang
fleksibel dalam mengakomodasi perkembangan
materi pembelajaran TIK karena guru harus
intensif
menyesuaikan
materi
dengan
perkembangan teknologi terbaru. Maka salah
satu upaya strategis yang dapat dilakukan adalah
melakukan inovasi metode pembelajaran TIK
menggunakan Metode Produk Kreatif yaitu suatu
metode yang mengadopsi dari metode ProjectBassed Learning yang memiliki gagasan bahwa
pembelajaran TIK dapat dicapai jika kegiatan
pembelajarannya dipusatkan pada tugas-tugas

yang

berbentuk
proyek
akhir
dengan
pendampingan guru layaknya sistem pada sebuah
lembaga/institusi/perusahaan yang memberikan
tugas kepada karyawannya, untuk mewujudkan
proyek siswa sesuai dengan imajinasi dan hasil
yang diinginkan dan dipresentasikan dalam
konteks. Metode tersebut bertujuan agar siswa
memiliki pengalaman sebagaimana nantinya
mereka menjalani kehidupan di dunia nyata.
Menerima tugas yang diberikan, mengerjakan
sesuai dengan waktu yang ditentukan, mengikuti
prosedur
kerja
yang
ditetapkan
dan
mengkomunikasikan

kekurangan
yang
dimilikinya agar menemukan solusi perbaikan
sehingga hasil akhir tugas yang diterima dapat
terwujud sesuai dengan permintaan dan
berkualitas.
METODOLOGI
Metode Produk Kreatif (Creatif Product)
Merupakan
metode
pendidikan
yang
mengadopsi dari Metode Project-Bassed Learning
dengan menekankan kepada kemandirian siswa
dalam mengenal cara belajar dan bekerja secara
mandiri untuk penyelesaian masalah-masalah di
dunia nyata dengan menumbuhkan kreatifitas
dalam memproduksi karya-karya kreatif. Dengan
tetap mempertahankan Simulasi masalah dalam
mengaktifkan keingintahuan siswa sebelum mulai

mempelajari suatu subyek.
Metode Produk
Kreatif (MPK) menyiapkan siswa untuk berfikir
secara kritis, analitis dan kreatif, serta mampu
untuk mendapatkan dan menggunakan secara
tepat sumber-sumber pembelajaran.

MPK
MPK
MPK
MPK

Membuka daya kreatifitas dalam
menghasilkan produk kreatif
Menyelesaikan simulasi permasalahan
di dunia nyata
Menggugah rasa ingin tahu siswa
Menggunakan sumber pembelajaran
untuk memecahkan masalah


Prinsip Dan Tujuan Metode Prduk Kreatif
 Siswa dituntut bertanggung jawab atas
pendidikan yang mereka jalani, serta
diarahkan untuk tidak terlalu tergantung
kepada guru
 Siswa dibimbing untuk menumbuhkan daya
kreatifnya dalam menghasilkan karya-karya
kreatif
 Membentuk siswa mandiri yang dapat
melanjutkan proses belajar pada kehidupan
dan karir yang akan mereka jalani
 Guru lebih berperan sebagai fasilitator atau
tutor yang memandu siswa menjalani proses
pendidikan
 Memberi tantangan pada siswa dalam
menumbuhkan daya
kreatifitas dalam
menghasilkan karya-karya kreatif.
 Memberi tantangan pada siswa untuk lebih
mengembangkan keterampilan berpikir kritis,

analitis dan mampu menyelesaikan masalah
secera efektif efektif
 Proses belajar dibentuk dari ketidakteraturan
dan kompleksnya masalah, hal tersebut
digunakan sebagai pendorong bagi siswa
untuk
belajar
mengintegrasikan
dan
mengorganisasi informasi yang didapat,
sehingga nantinya dapat selalu diingat dan
diaplikan untuk menyelsaikan masalah yang
akan dihadapi.

MPK
MPK
MPK
MPK
MPK


Menumbuhkan reatifitas diri
Belajar Mandiri
Proses belajar pada kehidupan dan
karir
Guru sebagai fasilitator dan tutor
Berpikir kritis dan mampu
menyelesaikan masalah

 Mengindentifikasi apa yang harus dipelajari
untuk memahami lebih baik permasalahan dan
bagaimana cara memecahkannya
 Mencari informasi dan berbagai sumber
seperti buku, jurnal, laporan, informasi online
atau bertanya pada pakar yang sesuai dengan
bidangnya.
Melalui cara ini, belajar
dipersonalisasi sesuai dengan kebutuhan dan
gaya hidup tiap individu
 Setelah mendapatkan informasi, mereka
kembali pada masalah dan mengaplikasikan

apa yang telah mereka pelajari untuk lebih
memahami dan menyelesaikannya
 Di akhir proses, siswa membuat suatu produk
karya kreatif berdasarkan apa yang dipelajari
dengan mengedepankan kebergunaan produk
pada kehidupan nyata

MPK
MPK
MPK
MPK

Memancing dan Menidentifikasi
daya kreatif
Mengidentifkasi dan
mengumpulkan masalah
mengaplikasikan hal-hal yang
telah dipelajari
melakukan penilaian pada diri
sendiri dan teman


HASIL
Pada pelaksanaan yang dilaksanakan dapat
ditemui peningkatan keikutsertaan dalam
memotivasi diri untuk menyelesaikan tugas
proyek yang diberikan. Hal ini dapat dilihat
dengan angka keterlambatan jumlah siswa yang
terlambat mengumpulkan hanya 5% dari
keseluruhan jumlah siswa dibandingkan tahun
sebelumnya sebelum metode diterapkan dimana
ditemui sebanyak 63 siswa terlambat atau sekitar
20% dari keseluruhan jumlah siswa.
Juga pada hasil akhir yang dikumpulkan terdapat
pengembangan kualitas hasil karya siswa yang
terlihat lebih bervariasi dan kreatif karena sesuai
dengan imajinasi siswa dalam melaksanakan
kreatifitas karya mereka. Tentu jika hal ini
berjalan maka kemampuan perolehan nilai siswa
juga mengalami kenaikan secara signifikan.
PEMBAHASAN


Proses Metode Produk Kreatif
 Siswa dihadapkan pada masalah dan mencoba
untuk
menyelesaikan
dengan
bekal
pengetahuan yang mereka miliki

Langkah Menerapkan MPK
Metode Produk Kreatif (MPK) mencoba
mengambil langkah strategis untuk merubah
metode pembelajaran pada pelajaran Teknologi

Informasi
dan
Komunikasi
Muhammadiyah 2 Surabaya.

di

SMA

Langkah-langkah penyajian metode MPK
seperti yang diterapkan di SMA Muhammadiyah
2 Surabaya pada Mata Pelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi dengan materi Mahir
Desain Grafis dengan Adobe Photoshop 7.0
sebagai berikut:
Rencana Pendahuluan
Pada langkah pertama ini guru membuat
persiapan berupa pedoman umum Produk Kreatif
yang disebut dengan Cerative Products Resource.
Creative Products Resource merupakan Pre
Planing (rencana pendahuluan), yang selanjutnya
disampaikan kepada siswa agar terjadi persamaan
persepsi terhadap tujuan akhir dari perencanaan
pendahuluan tersebut.
Cerative Products Resource memiliki ciri-ciri
sebagai berikut;
1. Berpusat pada proyek akhir berupa Produk
yang ingin dicapai,
2. Berisi tentang materi-materi yang esential
yang sering digunakan atau diterapkan di
kehidupan nyata,
3. Berpusat kepada siswa dalam keseluruhan
aktivitasnya,
4. Fungsional
dan
Praktis
dan
dapat
dipergunakan baik oleh guru maupun siswa,
5. Fleksibel, yang berarti dapat disesuaikan
dengan
kondisi
setempat
dalam
pelaksanaannya,
6. Sebagai alat bantu bagi guru dan siswa dalam
merencanakan dan melaksanakan pengajaran
berbasis produk kreatif.
Langkah Awal
Pada langkah ini terdapat dua kegiatan pokok
yaitu:
a. Orientasi kegiatan dengan kegiatan utama
memotivasi siswa
Kegiatan utamanya adalah memotivasi siswa.
Siswa dikondisikan pada suasana belajar tentang
Produk Kreatif yang akan diwujudkan.
Tekniknya dapat berupa Pemberian wawasan
yang menarik, tanya jawab, bercerita, memberi
contoh-contoh produk lewat media yang ada.
b. Tugas Produk Kreatif
Guru menyiapkan tugas Produk Kreatif yang
akan diberikan kepada siswa. Diusahakan tugas
proyek antara satu siswa dengan siswa lain
berbeda. Guru dapat menyusun sebanyak 36 tema
Produk Kreatif atau sebanyak siswa di kelas yang
berbeda dengan setiap tugas Produk Kreatif diberi

nomer proyek. Tugas Produk Kreatif ini dapat
diberikan ke kelas lain sehingga menutup
kemungkinan terjadinya kecurangan pengerjaan
pada siswa. Cara pemberian tugas proyek dapat
diatur semenarik mungkin misalnya guru seolaholah memposisikan dirinya sebagi pimpinan
sebuah perusahaan kemudian memanggil satu
persatu siswa untuk diberi surat tugas yang
berupa tugas Produk Kreatif tersebut. Dengan
demikian siswa akan merasakan suasana yang
berbeda dibandingkan dengan pembelajaran yang
sebelumnya mereka terima.
c. Perencanaan bersama
1. Dari tugas Produk Kreatif yang diterima,
siswa melakukan konsultasi dengan guru
tentang langkah-langkah untuk mewujudkan
Produk Kreatif yang mereka terima.
Konsultasi dapat meliputi antara lain:
Menemukan dan mengembangkan ide sesuai
tugas proyek, Menyesuaikan ide sesuai
dengan minat dan kemampuan, Menyesuaikan
ide sesuai dengan kebutuhan siswa dan tidak
terlalu jauh dari materi kurikulum, dan
Menyesuaikan ide dengan lingkungan
setempat, sumber bahan Produk Kreatif, jenis
kegiatan proyek sehingga memungkinkan
terwujudnya Produk Kreatif tersebut.
2. Membantu siswa dalam merumuskan tujuan
yang berkaitan dengan submasalah Produk
Kreatif agar siswa dapat mewujudkan tugas
Produk Kreatif sesuai dengan harapannya
3. Membantu membentuk panitia umum
pameran Produk Kreatif dan kelompokkelompok unit kerjanya. Acara pameran
digelar agar siswa mempunyai pengalaman
didalam mempromosikan hasil karyanya
sekaligus menumbuhkan rasa percaya diri
terhadap kemampuan yang dimiliki dengan
memamerkan hasil karya mereka.
4. Menetapkan pembagian tugas secara rinci dan
jelas, mana tugas kelompok dan mana tugas
individu. Perlu diselengarakan diskusi
kelompok sendiri oleh siswa mengenai: apa
yang harus dikerjakan dan atau dikumpulkan,
sumber-sumber apa saja dan dapat diperoleh
dari mana, Membuat jadwal kegiatan panitia
secara rinci dan Mempeingatkan apa-apa yang
akan dilakukan pada waktu dekat
Langkah Lanjutan
Langkah ini dapat dikatakan sebagai langkah
inti. Terdapat dua kegiatan pokok dalam langkah
ini adalah:
a. pencarian informasi
Dalam kesempatan ini siswa disibukkan
mempelajari berbagi hal yang berkaitan dengan

tugas proyek yang diterimanya (materi, bahanbahan, permasalahan, dan rekanan) dari berbagai
sumber.
Kegiatan-kegiatannya antara lain
mendengarkan penjelasan guru, tanya jawab,
diskusi, konsultasi intensif dengan guru dan
mengumpulkan informasi, menyusun bahan,
membuat keputusan ide yang akan digunakan,
mendorong siswa untuk mencari penemuan baru,
memecahkan pemasalahan yang muncul, dan lainlain, serta disarankan kepada guru untuk
mengundang nara sumber dari luar yang dapat
menumbuhkan semangat kreatifitas, inovatif dan
imajinasi siswa untuk menyelesaiakan tugasnya.
b. penggunaan informasi
Pada langkah ini siswa menerapkan informasi
(pengetahuan dan ketrampilan) dalam bentuk
bekerja menyelesaikan tugas proyeknya.
Langkah Akhir
Langkah ini merupakan langkah puncak dalam
Metode Produk Kreatif. Bentuk kegiatannya
antara lain:
1) Siswa mengumpulkan tugas Produk Kreatif
dalam bentuk File yang dikemas di CD serta
hasil print out tugas Produk Kreatif tersebut.
2) Pameran Karya Siswa
3) Penilaian, baik untuk kelompok maupun
perseorangan.
Penilaian dilakukan sejak
pengajaran dimulai, bagaimana keadaan murid
pada awalnya, bagaimana pada waktu
mengerjakan tugasnya, seberapa sering siswa
berkonsultasi, bagaimana sikap dan motivasi
belajarnya, dan bagaimana pada akhir
kegiatan, baik keadaan siswa sendiri maupun
hasil pekerjaan tugas Produk Kreatif. Namun
melalui langkah akhir guru dapat mengadakan
penilaian:
a) Apakah terdapat perubahan-perubahan
tingkah laku pada siswa? Misalnya siswa
mula-mula pemalu, apakah masih tetap?
Dan apakah siswa yang kelihatan murung,
tak mau bergaul, masih tetap demikian?
Bagaimana sikap mereka terhadap temanteman sekerjanya? Guru dapat melihat
perubahan itu, baik dari cara siswa
mengerjakan tugas maupun dari tugas
yang diselesaikan dengan baik atau asal
saja.
b) Guru dapat juga menilai Apakah Tugas
Produk Kreatif tersebut dilakukan secara
efektif dan produktif? Bagaimana kesan
siswa terhadap tugas Produk Kreatif
tersebut?
c) Dalam rangka mengadakan penilaian
tersebut,
alangkah
baiknya
guru

mempunyai alat-alat untuk mengadakan
penilaian, misalnya checklist, daftar skala
sikap, daftar tugas-tugas siswa, kapan
siswa harus menyelesaikannya, daftar
konsultasi dengan guru, daftar partisipasi
siswa., Daftar Nilai Kognitf dan
Psikomotorik siswa, dan sebagainya.
Tentunya dari keseluruhan langkah diatas
peran guru dalam pembimbingan dan pengarahan
sangatlah penting agar siswa dapat cepat
menyerap pengetahuan dan pengalaman selama
mengerjakan tugas proyeknya dan menyelesaikan
tugas proyeknya dengan baik, bernilai,
berkarakter, dan tepat waktu.
KESIMPULAN
Penerapan metode yang fokus kepada hasil karya
produk perlu diterapkan pada pelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi karena pelajaran ini
lebih
menekankan
kepada
kemampuan
psikomotorik siswa dibandingkan dengan
kemampuan kognitifnya. Namun demikian tanpa
pendampingan yang intensif metode ini
dimungkingkan tidak akan mencapai hasil yang
maksimal. Oleh karena itu selain penerapan
metode yang tepat pendampingan guru secara
intensif dan tepat akan mendukung dicapinya
hasil penerapan secara maksimal.
REFERENSI
[1] The Hand Book of PBL
http://www.bie.org/index.php/site/PBL/pbl_handb
ook_introduction/.
[2] Thomas, J.W., Margendoller, J.R., &
Michaelson, A. 1999. Project-Based Learning: A.
Handbook for Middle and High School Teachers.
http://www.bgsu.edu/organizations/ctl/proj.html.
[3] Oakey, J. 1998. Project-Based and ProblemBased: The Same or Different?
http://pblmm.k12.us/PBLGuide/PBL&PBL.html
[4] Knoll, M. 2002. The Project Method: Its
Vocational Education Origin and International
Development. Journal of Industrial Teacher
Education,
34(3).
Available
on:
http:
//scholar.lib.vt.edu/ejournals/JITE/v34n3/Knoll.ht
ml.
[5] Buck Institutute for Education. 1999. ProjectBased Learning.
http://www.bgsu.edu/organizations/etl/proj.html.
[6] Waras Kamdi, 2001. Pembelajaran Berbasis
Proyek: Model Potensial untuk Peningkatan Mutu
Pembelajaran. Jurnal Gentengkali, 3(11-12).