Pengukuran risiko karries sebagai suata

Pengukuran Risiko
Amalia Ilmiani

MANFAAT PENGUKURAN RISIKO
1. Untuk menentukan kepentingan relatif dari suatu
risiko yangdihadapi.
2. Untuk mendapatkan informasi yang sangat
diperlukan oleh Manajer Risiko dalam upaya
menentukan cara dan kombinasi cara-cara yang
paling dapat diterima/paling baik dalam
penggunaan sarana penanggulangan risiko.
DIMENSI YANG DIUKUR
1. Besarnya frekuensi kerugian, artinya berapa kali
terjadinya suatu kerugian selama suatu periode
tertentu.
2. Tingkat kegawatan (severity) atau keparahan dari
kerugiankerugian tersebut. Artinya untuk
mengetahui sampai seberapa besar pengaruh dari
suatu kerugian terhadap kondisi perusahaan,
terutama kondisi finansialnya.


Pengukuran Risiko Kredit
Bank hrs memiliki sistem dan prosedur
tertulis
utk melakukan pengukuran risiko yg
memungkinkan utk:
a) Sentralisasi eksposur neraca dan
rekening administratif dr setiap debitur
atau pihak lawan transaksi yg mengacu
pd konsep single obligor
b) Penilaian perbedaan kategori dg
menggunakan kombinasi aspek kualitatif
dan kuantitatif.

PENILAIAN KUALITATIF
RiSIKO BANK
Kerangka 3 R
a. Returns
yaitu hasil yang kan dicapai dari penggunaan kredit
tersebut. Apakah pinjaman tsb dapat menghasilkan return
yang memadai.

b. Repayment capacity
yaitu kemampuan peminjam mengembaikan pinjaman dan
bunganya pada tanggal jatuh tempo.
c. Risk bearing capacity
kemampuan peminjam menanggung risiko kegagalan atau
ketidakpastian berkaitan dengan penggunaan kredit
tersebut. Jaminan merupakan suatu hal yang perlu
mendapatkan pertimbangan dalam kaitannya dengan risk
bearing capacity.


PENILAIAN KUALITATIF
RESIKO BANK
5C adalah
a. Character
yaitu kemampuan peminjam (debitur)
untuk memenuhi kewajibannya. Hal ini
sangat
terkait
dengan

karakter
peminjam. Peminjam yang mampu
mengembalikan pinjamannya tetapi ia
memiliki karakter yang tidak baik
memiliki
kemungkinan
tidak
mengembalikan
pinjamannya
pada
tanggal yang telah ditentukan.


PENILAIAN KUALITATIF RISIKO
BANK
b.Capacity
Kemampuan peminjam untuk melunasi hutangnya.
c. Capital
posisi finansial peminjam secara keseluruhan. Kondisi ini
dapat dilihat dari analisis keuangan, seperti analisis

rasio.
d. Collateral
aset yang dijaminkan, dimana jika peminjam tidak
dapat mengembalikan pinjaman maka jaminan aset
itulah yang akan digunakan untuk menutup hutang tsb.
e. Condition
yaitu konsisi perekonomian yang dapat berpengaruh
pada usaha si peminjam.

PENILAIAN KUANTITATIF
Penilaian

kuantitatif
dapat
menggunakan rating. Rating tersebut
dapat menunjukkan tingkat risiko
sebuah perusahaan.
Rating AAA mempunyai risiko kredit
yang paling rendah sedangkan
perusahaan

dengan
rating
C
mempunyai risiko kredit yang sangat
tinggi.

PENGUKURAN RISIKO PASAR
Bank terkena dampak faktor pembentuk harga di pasar
modal seperti suku bunga karena melakukan hal sbb:
a. Traded market risk
resiko ini timbul jika bank cukup aktif dalam perdagangan
instrumen pasar eperti obligasi yang nilainya sangat
terkait dengan market rate.
b. Risiko suku bunga dalam pembukuan bank



1.

risiko ini timbul akibat bank terkena dampak dari pasar

modal akibat struktur bisnisnya, seperti pemberian
pinjaman dan penerimaan tabungan.
2 Jenis Maket Risk
Specify market risk
risiko terjadinya pengaruh buruk bagi bank sebagai akibat
dari perubahan harga atas suatu sekuritas tertentu.

2. General Market risk
risiko terjadinya pengaruh buruk bagi bank sebagai

Pengukuran Risiko
Likuiditas
Rasio

Likuiditas: rasio keuangan yg
menggambarkan indikator likuiditas / mengukur
kemampuan bank syariah untuk memenuhi
kewajiban jangka pendek
Profil maturitas: pemetaan posisi aset, kewajiban,
dan rekening administratif kedalam skala waktu

tertentu berdasarkan pd sisa jangka waktu s/d jatuh
tempo
Proyeksi arus kas: proyeksi seluruh arus kas masuk
dan keluar
Stress testing: pegujian thd kemampuan bank
syariah untuk memenuhi kebutuhan likuiditas pd
kondisi krisis dg menggunakan skenario stress scr
spesifik pd bank syariah maupun pasar

Pengukuran Risiko
Operasional
Metode

yg dapat digunakan
adalah risk control self
assessment (RCSA), risk
mapping, key risk indicator (KRI),
scorecards, event analysis,
matriks frekuensi, metodologi
kuantitatif, dan metodologi

kualitatif.
Jika blm mengembangkan
metode, sumber informasi yg
utama adalah temuan audit

Pengukuran Risiko Hukum
Menggunakan

pendekatan secara
kualitatif dan kuantitatif.
Menggunakan indikator/parameter
yg dpt berupa potensi kerugian
akibat tuntutan litigasi, pembatalan
perjanjian yg disebabkan oleh
lemahnya perikatan, tjd perubahan
perundang-undangan yg
menyebabkan produk bank syariah
tdk sejalan dg ketentuan yg ada.

Pengukuran Risiko

Strategis
Menggunakan

indikator/parameter
berupa tingkat komplesitas strategi bisnis
bank syariah, posisi bisnis bank syariah di
industri, dan pencapaian rencna bisnis
Melakuka stress test thd implementasi
strategi dlm rangka mengidentifikasi
setiap peristiwa atau perubahan
lingkungan bisnis yg dpt berdampak
negatif thd pemenuhan asumsi awal dr
rencana strategis (kinerja bisnis bank
syariah).

Pengukuran Risiko
Kepatuhan
Menggunakan

indikator/parameter berupa jenis,

signifikansi, dan frekuensi
pelanggaran thd ketentuan yg
berlaku atau rekam jejak
kepatuhan bank syariah, perilaku
yg mendasari pelanggaran dan
pelanggaran thd standar yg
berlaku scr umum

Pengukuran Risiko
Reputasi
Menggunakan

indikator /
parameter berupa pengaruh
reputasi dr pemilik bank dan
perusahaan terkait, pelanggaran
etika bisnis, kompleksitas produk
dan kerjasama bisnis bank
syariah, frekuensi pemberitaan,
frekuensi dan materialitas

keluhan nasabah.