makalah pancasila sebagai nilai paradigm

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang masih
memberikan nafas kehidupan, sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan
makalah ini dengan judul “Pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma
pembangunan”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan. Dalam makalah ini membahas tentang analisa
Pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunan.
Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan
segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat kami
harapkan dari para pembaca dan berbagai pihak guna peningkatan pembuatan
makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.
Akhirnya kami sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap
makalah ini, dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri kami
dan khususnya pembaca pada umumnya.

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................iii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan............................................................................................2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Deskripsi pancasila sebagai sumber nilai……………………….…………..3
B. Nilai-nilai yang bersumber pada Pancasila……………………………..…..5
C. Deskripsi Pancasila sebagai paradigma pembangunan………….…….……8
D. Pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunan……………..14
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan.......................................................................................................18

B. Saran.............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA…………………..…………………………………19

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila selain sebagai dasar Negara, juga merupakan pandangan hidup
bangsa Indonesia. Sejarah telah mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa dari
seluruh bangsa Indonesia yang mampu memberi kekuatan hidup kepada bangsa
Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir batin yang
makin baik, di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.
Pancasila yang diterima dan ditetapkan sabagai dasar Negara seperti yang
tercantum dalam pembukaan UUD 1945 merupakan kepribadian dan pandangan
hidup bangsa. Pembelajaran Pancasila menjadi sangat penting, karena mengingat
Pancasila merupakan jiwa dari seluruh rakyat Indonesia. Hal ini mengandung
makna bahwa di dalam pancasila mengandung jiwa yang luhur, nilai-nilai yang
luhur dan sarat dengan ajaran moralitas.
Kadang kala nilai-nilai luhur yang ada dalam Pancasila yang merupakan
penjelmaan dari seluruh bangsa Indonesia tidak dipraktekan dalam kehidupan

sehari-hari, tetapi diabaikan sehingga akibat dari itu nilai-nila luhur tersebut
dengan sendirinya akan hilang. Menyadari bahwa untuk kelestarian nilai-nilai
pancasila itu perlu diusahakan secara nyata dan terus-menerus pengahayatan dan
pengamalan nila-nilai luhur yang terkandung di dalamnya, oleh sebab itu setiap
warga Negara Indonesia, penyelenggara Negara, serta lembaga kenegaraan dan
lembaga kemasyarakatan baik di pusat maupun di daerah harus sama-sama
mengamalkan nilai-nilai Pancasila demi kelestarianya.
Oleh karena itu sebagai upaya nyata demi kelestarian nilai-nilai luhur
Pancasila, perlu ditanamkan dan atau perlu ada pemahaman kepada generasi
penerus bangsa, salah satunya lewat Pendidikan Pancasila untuk siswa. Atas dasar
realita inilah penyulis merasa tertarik untuk membahasnya dalam bentuk makalah.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka penulis merumuskan
masalah-masalah yang akan di bahas diantaranya:
1. Apakah makna Pancasila sebagai sumber nilai?
2. Nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam Pancasila?
3. Apakah makna Pancasila sebagai paradigma pembangunan?
4. Apakah maksud Pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma
pembangunan?

C. Tujuan Penulisan
Penulisan Dalam penyusunan Makalah ini, penulis mempunyai beberapa
tujuan, yaitu:
1. Untuk mengetahui makna Pancasila sebagai sumber nilai
2. Untuk mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
3. Untuk mengetahui makna Pancasila sebagai paradigma pembangunan
4. Untuk mengetahui maksud Pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma
pembangunan

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pancasila Sebagai Sumber Nilai
Bagi bangsa Indonesia, yang dijadikan sebagai sumber nilai dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara adalah Pancasila. Ini berarti
bahwa seluruh tatanan kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara menggunakan
Pancasila sebagai dasar moral atau norma dan tolak ukur tentang baik buruk dan
benar salahnya sikap, perbuatan, dan tingkah laku bangsa Indonesia. Nilai-nilai
pancasila itu merupakan nilai intrinsik yang kebenarannya dapat dibuktikan secara
objektif, serta mengandung kebenaran yang universal. Dengan demikian, tinjauan
pancasila berlandaskan pada tuhan, manusia, rakyat, dan adil sehingga nilai-nilai

pancasila memiliki sifat objektif. Sebagai gambaran, di dalam tata nilai kehidupan
bernegara, ada yang disebut sebagai nilai dasar, nilai instrumental dan nilai
praktis.
1. Nilai dasar
Asas-asas yang kita terima sebagai dalil yang kurang lebih mutlak. Nilai dasar
berasal dari nilai-nilai kultural atau budaya yang berasal dari bangsa Indonesia itu
sendiri, yaitu yang berakar dari kebudayaan, sesuai dengan UUD 1945 yang
mencerminkan hakikat nilai kultural.
Jadi, dapat kita pahami bahwa nilai dasar merupakan asas yang tercipta dari
bangsa Indonesia dan dilaksanakan untuk bangsa Indonesia sendiri.
2.

Nilai instrumental
Pelaksanaan umum nilai-nilai dasar, biasanya dalam wujud nilai social atau
norma hukum, yang selanjutnya akan terkristalisasi dalam lembaga-lembaga yang
sesuai dengan kebutuhan tempat dan waktu.
Maka, nilai instrumental sama artinya dengan bentuk realisasi atau usaha
perwujudan dari nilai dasar yang telah di sesuaikan dengan lembaga-lembaga
yang ada di masyarakat.


3. Nilai praktis
Nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam kenyataan. Nilai ini
merupakan bahan ujian, apakah nilai dasar dan nilai instrumental sungguhsungguh hidup dalam masyarakat atau tidak.
Jadi, dapat diketahui bahwa nilai praktis termasuk dalam nilai sikap
kepribadian setiap individu dalam mengaplikasikan nilai dasar dan nilai
instrumental dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Walter G. Everett, nilai dibagi menjadi lima bagian sebagai berikut:
1) Nilai-nilai ekonomi (economic values) yaitu nilai-nilai yang berhubungan dengan
sistem ekonomi. Hal ini berarti nilai-nilai tersebut mengikuti harga pasar.
2)

Nilai-nilai rekreasi (recreation values) yaitu nilai-nilai permainan pada waktu
senggang,sehingga memberikan sumbangan untuk mensejahterakan kehidupan
maupun memberikan kesegaran jasmani dan rohani.

3)

Nilai-nilai perserikatan (association values) yaitu nilai-nilai yang meliputi
berbagai bentukperserikatan manusia dan persahabatan kehidupan keluarga,
sampai dengan tingkat internasional.


4) Nilai-nilai kejasmanian (body values) yaitu nilai-nilai yang berhubungan dengan
kondisi jasmani seseorang.
5)

Nilai-nilai watak (character values) nilai yang meliputi semua tantangan,
kesalahan pribadi dan sosial termasuk keadilan, kesediaan menolong, kesukaan
pada kebenaran, dan kesediaan mengontrol diri.
Sedangkan menurut Prof. DR. Drs. Notonagoro, S.H. membagi nilai menjadi
tiga, yaitu:

1. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur jasmani manusia.
2.

Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
mengadakan kegiatan/aktivitas.

3.

Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.

Nilai kerohanian ini dapat dibedakan atas empat macam yaitu:

a.

Nilai kebenaran/kenyataan-kenyataan yang bersumber kepada unsur akal manusia
(ratio, budi, cipta).

b.

Nilai keindahan yang bersumber pada rasa manusia (perasaan, aestitis).

c.

Nilai kebaikan atau moral, yang bersumber pada kehendak/kemauan manusia
(karsa, etis).

d.

Nilai religius yang merupakan nilai ketuhanan, nilai kerohanian yang tertinggi
dan mutlak.


B. Nilai-nilai yang bersumber pada Pancasila
Di dalam Pancasila tergantung nilai-nilai kehidupan berbangsa. Nilai-nilai
tersebut adalah nilai ideal, nilai material, nilai positif, nilai logis, nilai estetis, nilai
sosial dan nilai religius atau kegamaan. Ada lagi nilai perjuangan bangsa
Indonesia dalam merebut kemerdekaan RI. Nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Nilai Ketuhanan
Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, mengandung arti adanya pengakuan dan
keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Dengan
nilai ini menyatakan bangsa indonesia merupakan bangsa yang religius bukan
bangsa yang ateis. Nilai ketuhanan juga memiliki arti adanya pengakuan akan
kebebasan untuk memeluk agama, menghormati kemerdekaan beragama, tidak
ada paksaan serta tidak berlaku diskriminatif antarumat beragama.
Contohnya:
- Percaya dan taqwa kepada Tuhan YME
- Masing-masing atas dasar kemanusiaan yang beradab
2. Nilai Kemanusiaan
Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, mengandung arti kesadaran
sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar

tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.
Contohnya:
- Tidak saling membedakan warna kulit

- Saling bekerja sama dengan bangsa lain
3. Nilai Persatuan
Nilai Persatuan Indonesia, mengandung makna usaha ke arah bersatu
dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai
sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa indonesia..
Contohnya:
- Menempatkan persatuan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi atau golongan
- Menetapkan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau
golongan
4. Nilai Kerakyatan
Nilai Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, mengandung makna suatu pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui
lembaga-lembaga perwakilan.

Contohnya:
- Mengakui bahwa manusia Indonesia memiliki kedudukan dan hak yang sama
- Melaksanakan keputusan bersama dengan penuh tanggung jawab dan itikad baik
5. Nilai Keadilan
Nilai Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, mengandung makna
sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil
dan Makmur secara lahiriah ataupun batiniah.
Contohnya:
- Adanya hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan social dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa atau dalam kehidupan sehari-hari dan
kehidupan bernegara.
- Menjunjung tinggi sifat dan suasana gotong royong dengan rasa kekeluargaan
dan penuh kegotong royongan.
Nilai-nilai dasar itu sifatnya abstrak dan normatif. Karena sifatnya abstrak
dan normatif, isinya belum dapat dioperasionalkan. Agar dapat bersifat

operasional dan eksplisit, perlu dijabarkan ke dalam nilai instrumental. Contoh
nilai instrumental tersebut adalah UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan
lainnya. Sebagai nilai dasar, nilai-nilai tersebut menjadi sumber nilai. Artinya,
dengan bersumber pada kelima nilai dasar diatas dapat dibuat dan dijabarkan
nilai-nilai instrumental penyelenggaraan negara Indonesia.
Jadi, nilai-nilai yang ada dalam kehidupan bermasyarakat merupakan
nilai yang tercantum dalam Pancasila, yang apabila diuraikan secara lengkap
akan menghasilkan nilai-nilai dasar dalam kehidupan sosial bangsa Indonesia
dan menciptakan rasa saling menghormati, toleransi dan solidaritas yang
dampaknya adalah bangsa Indonesia yang berasal dari berbagai macam latar
belakang dapat hidup berdampingan dan harmonis.

C. Pancasila Sebagai Paradigma pembangunan
Paradigma adalah pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang apa
yang menjadi pokok persoalan suatu cabang ilmu pengetahuan. Istilah paradigma
makin lama makin berkembang tidak hanya di bidang ilmu pengetahuan, tetapi
pada bidang lain seperti bidang politik, hukum, sosial dan ekonomi.
Paradigma kemudian berkembang dalam pengertian sebagai kerangka
pikir, kerangka bertindak, acuan, orientasi, sumber, tolok ukur, parameter, arah
dan tujuan. Sesuatu dijadikan paradigma berarti sesuatu itu dijadikan sebagai
kerangka, acuan, tolok ukur, parameter, arah, dan tujuan dari sebuah kegiatan.
Dengan demikian, paradigma menempati posisi tinggi dan penting dalam
melaksanakan segala hal dalam kehidupan manusia. Pancasila sebagai paradigma,
artinya nilai-nilai dasar pancasila secara normatif menjadi dasar, kerangka acuan,
dan tolok ukur segenap aspek pembangunan nasional yang dijalankan di
Indonesia. Hal ini sebagai konsekuensi atas pengakuan dan penerimaan bangsa
Indonesia atas Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional.
Pembangunan sosial harus mampu mengembangkan harkat dan martabat
manusia secara keseluruhan. Oleh karena itu, pembangunan dilaksanakan di
berbagai

bidang

yang

mencakup

seluruh

aspek

kehidupan

manusia.

Pembangunan, meliputi bidang politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan
keamanan.
Dengan demikian, paradigma menempati posisi tinggi dan penting dalam
melaksanakan segala hal dalam kehidupan manusia. Pancasila sebagai
paradigma, artinya nilai-nilai dasar Pancasila secara normative menjadi dasar,
kerangka acuan, dan tolak ukur segenap aspek pembangunan nasional yang
dijalankan di Indonesia. Hal ini sebagai konsekuensi atas pengakuan dan
penerimaan bangsa Indonesia atas Pancasila sebagai dasar Negara dan ideology
nasional.
Pancasila menjadi paradigma dalam pembangunan politik, ekonomi, sosial
budaya, dan pertahanan keamanan.
1. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Politik
Manusia Indonesia selaku warga negara harus ditempatkan sebagai pelaku
politik bukan sekedar objek politik. Sistem politik Indonesia yang bertolak dari
manusia sebagai subjek harus mampu menempatkan kekuasaan tertinggi pada
rakyat. Kekuasaan adalah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Sistem politik
Indonesia yang sesuai pancasila sebagai paradigma adalah sistem politik
demokrasi bukan otoriter.
Berdasar hal itu, sistem politik Indonesia harus dikembangkan atas asas
kerakyatan (sila IV Pancasila). Pengembangan selanjutnya adalah sistem politik
didasarkan pada asas-asas moral daripada sila-sila pada pancasila. Oleh karena itu,
secara berturut-turut sistem politik Indonesia dikembangkan atas moral
ketuhanan, moral kemanusiaan, moral persatuan, moral kerakyatan, dan moral
keadilan.
Pancasila sebagai paradigma pengembangan sosial politik diartikan bahwa
Pancasila bersifat sosial-politik bangsa dalam cita-cita bersama yang ingin
diwujudkan dengan menggunakan nilai-nilai dalam Pancasila.
2. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Ekonomi
Sesuai dengan paradigma pancasila dalam pembangunan ekonomi maka
sistem dan pembangunan ekonomi berpijak pada nilai moral daripada pancasila.

Secara khusus, sistem ekonomi harus mendasarkan pada dasar moralitas
ketuhanan dan kemanusiaan. Sistem ekonomi yang mendasarkan pada moralitas
dam humanistis akan menghasilkan sistem ekonomi yang berperikemanusiaan.
Sistem ekonomi yang menghargai hakikat manusia, baik selaku makhluk individu,
sosial, makhluk pribadi maupun makhluk tuhan.
Sistem ekonomi harus dikembangkan menjadi sistem dan pembangunan
ekonomi yang bertujuan pada kesejahteraan rakyat secara keseluruhan. Sistem
ekonomi yang berdasar pancasila adalah sistem ekonomi kerakyatan yang
berasaskan kekeluargaan. Sistem ekonomi Indonesia juga tidak dapat dipisahkan
dari nilai-nilai moral kemanusiaan.
Pembangunan ekonomi harus mampu menghindarkan diri dari bentukbentuk persaingan bebas, monopoli dan bentuk lainnya yang hanya akan
menimbulkan penindasan, ketidakadilan, penderitaan, dan kesengsaraan warga
negara.
Oleh sebab itu perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas
asas kekeluargaan. Bangun perusahaan yang sesuai dengan ini ialah koperasi.
Ekonomi Kerakyatan akan mampu mengembangkan program-program kongkrit
pemerintah daerah di era otonomi daerah yang lebih mandiri dan lebih mampu
mewujudkan keadilan dan pemerataan pembangunan daerah.
Dengan demikian, Ekonomi Kerakyatan akan mampu memberdayakan
daerah/rakyat dalam berekonomi, sehingga lebih adil, demokratis, transparan, dan
partisipatif. Dalam Ekonomi Kerakyatan, Pemerintahan yang demokratis
berperanan memaksakan pematuhan peraturan-peraturan yang bersifat melindungi
warga atau meningkatkan kepastian hukum.

3. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Sosial Budaya
Pancasila pada hakikatnya bersifat humanistik karena memang pancasila
bertolak dari hakikat dan kedudukan kodrat manusia itu sendiri. Oleh karena itu,
pembangunan sosial budaya harus mampu meningkatkan harkat dan martabat
manusia, yaitu menjadi manusia yang berbudaya dan beradab. Pembangunan

sosial budaya yang menghasilkan manusia-manusia biadab, kejam, brutal dan
bersifat anarkis jelas bertentangan dengan cita-cita menjadi manusia adil dan
beradab.
Berdasar

sila

persatuan

Indonesia,

pembangunan

sosial

budaya

dikembangkan atas dasar penghargaan terhadap nilai sosial dan budaya-budaya
yang beragam di seluruh wilayah Nusantara menuju pada tercapainya rasa
persatuan bangsa.
Apabila dicermati, sesungguhnya nilai-nilai Pancasila itu memenuhi
kriteria sebagai puncak-puncak kebudayaan, sebagai kerangka-acuan-bersama,
bagi kebudayaan – kebudayaan di daerah:
a.

Sila Pertama, menunjukan tidak satu pun sukubangsa ataupun golongan sosial
dan komuniti setempat di Indonesia yang tidak mengenal kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa

b.

Sila Kedua, merupakan nilai budaya yang dijunjung tinggi oleh segenap
warganegara

Indonesia

tanpa

membedakan

asal-usul

kesukubangsaan,

kedaerahan, maupun golongannya
c.

Sila Ketiga, mencerminkan nilai budaya yang menjadi kebulatan tekad
masyarakat majemuk di kepulauan nusantara untuk mempersatukan diri sebagai
satu bangsa yang berdaulat

d.

Sila Keempat, merupakan nilai budaya yang luas persebarannya di kalangan
masyarakat

majemuk

Indonesia

untuk

melakukan

kesepakatan

melalui

musyawarah. Sila ini sangat relevan untuk mengendalikan nilai-nilai budaya yang
mendahulukan kepentingan perorangan
e.

Sila Kelima, betapa nilai-nilai keadilan sosial itu menjadi landasan yang
membangkitkan semangat perjuangan bangsa Indonesia dalam memajukan
kesejahteraan

umum,

mencerdaskan

kehidupan

bangsa,

dan

ikutserta

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial.
4. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Hukum
Salah satu tujuan bernegara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Hal ini mengandung makna

bahwa tugas dan tanggung jawab tidak hanya oleh penyelenggara negara saja,
tetapi juga rakyat Indonesia secara keseluruhan. Atas dasar tersebut, sistem
pertahanan dan keamanan adalah mengikut sertakan seluruh komponen bangsa.
Sistem pembangunan pertahanan dan keamanan Indonesia disebut sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta. Penyelenggaraan sistem pertahanan
semesta didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara, serta
keyakinan pada kekuatan sendiri.
Sistem ini pada dasarnya sesuai dengan nilai-nilai pancasila, di mana
pemerintahan dari rakyat (individu) memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam
masalah pertahanan negara dan bela Negara sebagaimana tertuang dalam UU No.
3 Tahun 2002 tentang pertahanan Negara.
Dengan ditetapkannya UUD 1945, NKRI telah memiliki sebuah konstitusi,
yang di dalamnya terdapat pengaturan tiga kelompok materi-muatan konstitusi,
yaitu:
a.

Adanya perlindungan terhadap HAM

b. Adanya susunan ketatanegaraan negara yang mendasar
c.

Adanya pembagian dan pembatasan tugas-tugas ketatanegaraan yang juga
mendasar.Sesuai dengan UUD 1945.
Hukum tertulis seperti UUD termasuk perubahannya, demikian juga UU dan
peraturan perundang-undangan lainnya, harus mengacu pada dasar negara
Dengan demikian, substansi hukum yang dikembangkan harus merupakan
perwujudan atau penjabaran sila-sila yang terkandung dalam Pancasila. Artinya,
substansi produk hukum merupakan karakter produk hukum responsif (untuk
kepentingan rakyat dan merupakan perwujuan aspirasi rakyat).
5. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Kehidupan Umat Beragama
Bangsa
Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Kehidupan Umat Beragama
Bangsa Indonesia sejak dulu dikenal sebagai bangsa yang ramah dan santun.
Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan plural. Indonesia terdiri
dari beberapa suku, etnis, bahasa dan agama namun terjalin kerja bersama guna
meraih dan mengisi kemerdekaan Republik Indonesia kita.

Namun akhir-akhir ini keramahan kita mulai dipertanyakan oleh banyak
kalangan karena ada beberapa kasus kekerasana yang bernuansa Agama. Ketika
bicara peristiwa yang terjadi di Indonesia hampir pasti semuanya melibatkan umat
muslim, hal ini karena mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam.
Masyarakat muslim di Indonesia memang terdapat beberapa aliran yang tidak
terkoordinir, sehingga apapun yang diperbuat oleh umat Islam menurut sebagian
umat non muslim mereka seakan-seakan merefresentasikan umat muslim.
Paradigma toleransi antar umat beragama guna terciptanya kerukunan
umat beragama perspektif Piagam. Lima prinsip yang terdapat dalam piagam
Madinah mengisyaratkan:
a.

Persamaan hak dan kewajiban antara sesama warga negara tanpa diskriminasi
yang didasarkan atas suku dan agama

b.

Pemupukan

semangat

persahabatan

dan

saling

berkonsultasi

dalam

menyelesaikan masalah bersama serta saling membantu dalam menghadapi musuh
bersama. Dalam analisis dan interpretasi sosiologis dari agama
Hal ini didasarkan pada postulat bahwa homogenitas agama merupakan
kondisi kesetabilan politik. Sebab bila kepercayaan yang berlawanan bicara
mengenai nilai-nilai tertinggi (ultimate value) dan masuk ke arena politik, maka
pertikaian akan mulai dan semakin jauh dari kompromi.
Identitas indeterminis adalah sikap dasar manusia yang menyebutkan bahwa
posisi manusia berada pada kemanusiaannya. Artinya, posisi manusia yang bukan
sebagai benda mekanik, melainkan sebagai manusia yang berkal budi, yang
kreatif, yang berbudaya.
D. Pancasila Sebagai Sumber Nilai dan Paradigma Pembangunan
Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Poleksosbudhankam
Pembangunan nasional dirinci diberbagai bidang antara lain politok,
ekonomi, social budaya, pertahanan dan keamanan yang penjabarannya tertuang
pada GBHN. Pembangunan yang sifatnya humanitis dan pragmatis harus
mendasarkan pada hakekat manusia sebagai pelaksana sekaligus tujuan
pembangunan, sebagai pengembangan Poleksosbudhankam, maka pembangunan

pada hakekatnya membangun manusia secara utuh, secara lengkap, meliputi
seluruh unsure hakekat manusia yang monopluralis.
Pancasila sebagai paradigma pembangunan bidang politik
Manusia Indonesia selaku warga negara harus ditempatkan sebagai subjek
atau pelaku politik bukan sekadar objek politik. Pancasila bertolak dari kodrat
manusia maka pembangunan politik harus dapat meningkatkan harkat dan
martabat manusia. Sistem politik Indonesia yang bertolak dari manusia sebagai
subjek harus mampu menempatkan kekuasaan tertinggi pada rakyat. Kekuasaan
adalah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Sistem politik Indonesia yang
sesuai pancasila sebagai paradigma adalah sistem politik demokrasi bukan
otoriter.
Pancasila sebagai paradIgma pembangunan politik, artinya bahwa nilai-nilai
pancasila sebagai wujud cita-cita Indonesia diimplementasikan sebagai berikut :
 Penerapan dan pelaksanaan keadilan sosial mencakup keadilan politik,
budaya agama dan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari.
 Mendahulukan

kepentingan

rakyat/demokrasi

dalam

pengambilan

keputusan.
 Melaksanakan keadilan sosial dan penentuan perioritas kerakyatan
berdasarkan konsep mempertahankan kesatuan bangsa.
 Dalam pelaksanaan pencapaian tujuan keadilan menggunakan pendekatan
kemanusiaan yang adil dan beradab.
 Nilai-nilai kejujuran, toleransi harus bersumber pada nilai-nilai ketuhanan
YME.
Pancasila sebagai paradigm pembangunan bidang ekonomi
Diartikan sebagai pengembangan ekonomi bukan hanya mengejar
pertumbuhan saja, tetapi demi kemanusiaan, demi kesejahteraan seluruh bangsa,
didasarkan atas kekeluargaan seluruh bangsa. Menurut Mubyarto, pengembangan
ekonomi tidak bias dipisahkan dengan nilai-nilai moral kemanusiaan, ekonomoi

kerakyatan yaitu ekonomi yang humanistic dengan mendasar pada tujuan demi
kesejahteraan rakyat secara luas.
Tujuan ekonomi untuk memmenuhi kebutuhan manusia agar lebih sejahtera,
maka ekonomi harus menghindarkan diri dari persaingan bebas, dari monopoli,
ekonomi harus menghindari yang menimbulkan penderitaan manusia dan yang
menimbulkan penindasan manusia satu dengan yang lain.
Pancasila sebagai paradigm pembangunan bidang sosial budaya
Mengandung pengertian bahwa pancasila adalah etos budaya persatuan
dalam masyarakat majemuk. Semboyan Bhineka Tunggal Ika dan pelaksanaan
UUD 45 yang menyangkut pembangunan kebudayaan bangsa hendaknya menjadi
perioritas, karena kebudayaan nasional diperlukan sebagai landasan atau media
sosial yang memperkuat persatuan.
Berdasar

sila

persatuan

Indonesia,

pembangunan

sosial

budaya

dikembangkan atas dasar penghargaan terhadap nilai sosial dan budaya-budaya
yang beragam dari seluruh wilayah Nusantara menuju pada tercapainya rasa
persatuan sebagai bangsa.
Perlu ada pengakuan dan penghargaan terhadap budaya dan kehidupan
sosial berbagai kelompok bangsa Indonesia sehingga mereka merasa dihargai dan
diterima sebagai warga bangsa. Dengan demikian, pembangunan sosial budaya
tidak menciptakan kecemburuan, kesenjangan, diskriminasi, dan ketidakadilan
sosial.
Pancasila sebagai paradigma pembangunan bidang Hankam
Salah satu tujuan bernegara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Hal ini mengandung makna
bahwa tugas dan tanggung jawab tidak hanya oleh penyelenggara negara saja,
tetapi juga rakyat Indonesia secara keseluruhan. Sistem pembangunan pertahanan
dan keamanan Indonesia disebut sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta
(sishankamrata).

Pancasila

sebagai

Paradigma

Pembaharuan

Hukum

dan

Pengembanggan HAM
Produk hukum baik materi maupun penegakkannya semakin jauh dari nilainilai kemanusiaan, kerakyatan dan keadilan. Pancasila merupakan cita-cita
hukum, kerangka berfikir, sumber nilai dan sumber arah penyusunan dan
perubahan hukum positif di Indonesia, sehi Indonesia, sehinggga fungsi pancasila
sebagai paradigma hukum atau berbagai pembaharuan hukum di Indonesia.
Produk hukum dapat berubah dan diubah sesuai perkembangan zaman,
perkembangan iptek dan perkembangan aspirasi rakyat, namun sumber nilai (nilai
– nilai Pancasila) harus tetap tidak beru harus tetap tidak berubah.
Pancasila sebagai paradigm pembaharuan hukum merupakan sumber norma
dan sumber nilai, bersifat dinamik nyata ada dalam masyarakat, baik menyangkut
aspirasinya, kemajuan peradabannya maupun kemajuan ipteknya.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.39 tahun 1999 tentang
Hak Asasi Manusia, didalam konsideransinya yang dimaksud HAM ialah
seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan YME dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah dan setiap orang
demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
Lebih lanjut UU tersebut menegaskan, demi tegaknya hak asasi manusia,
maka semua bentuk pelanggaran HAM yang dapat diilakukan oleh perorangan,
kelompok yang termasuk penguasa Negara dan aparat Negara baik yang disengaja
maupun tidak sengaja harus dihindari.

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari hasil penulisan bab-bab yang sudah, dapat kami simpulkan bahwa :


Pancasila sebagai sumber nilai merupakan sumber dari asas-asas yang ada di
Indonesia, di buat menurut kebudayaan asli bangsa Indonesia dan dijadikan
sebagai nilai dalam kehidupan bermasyarakat pada bangsa Indonesia.



Nilai yang terkandung dalam Pancasila diantaranya nilai ketuhanan, nilai
kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.



Pancasila sebagai paradigma pembangunan memiliki makna bahwa nilai-nilai
Pancasila dijadikan sebagai kerangka, acuan, tolak ukur, parameter, arah dan
tujuan pembangunan.



Pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunan memiliki maksud
bahwa setiap nilai-nilai yang tercantum pada Pancasila dijadikan sebagai acuan
dalam rangka kegiatan pembangunan bangsa Indonesia.
B. Saran
Berdasarkan materi yang kami bahas kami dapat memberikan saran yaitu :



Perlunya sosialisasi untuk masyarakat tentang nilai-nilai Pancasila dengan
aplikasinya dalam kehidupan sosial di masyarakat



Sebagai pelajar, kita harus mengetahui arti penting Pancasila dan juga peran
sertanya dalam pembangunan bangsa terutama dalam peningkatan mutu
pendidikan



Selain mengetahui peran Pancasila kita harus dapat mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari

DAFTAR PUSTAKA
http://wakija.blogspot.com/2014/08/pancasila-sebagai-sumber-nilai-dan.html
http://achmadmurdiono.blogspot.com/2014/09/blog-post_14.html
http://indahrachmania.blogspot.com/2014/09/pancasila-sebagai-sumber-nilai.html
http://belajarnegara.blogspot.com/2013/06/pancasila-sebagai-sumber-nilai.html
http://belajarnegara.blogspot.com/2013/04/pancasila-sebagai-sumber-nilai.html
http://nezlynda.blogspot.com/2014/04/kewarganegaraan-pancasila-sebagai.html
http://uzey.blogspot.com/2009/09/pancasila-sebagai-sumber-nilai.html
http://www.academia.edu/7988613/
Pengamalan_Pancasila_Sebagai_Sumber_Nilai
http://research.amikom.ac.id/index.php/DMI/article/view/6254
http://inggitberbagi.blogspot.com/2012/10/nilai-nilai-pancasila-sebagai-dasar.html
https://oktavianipratama.wordpress.com/matakuliah-umum/kewarganegaraan/
pancasila-sebagai-sistem-nilai/
https://prezi.com/qz8vnb48em63/nilai-kebangsaan-bersumber-pancasila/
https://prezi.com/mxqi2zyvih5n/copy-of-pancasila-sebagai-sumber-nilai-danparadigma-pembangunan/
http://kumpulantugassekolahdankuliah.blogspot.com/2014/12/nilai-moral-yangterkandung-dalam.html