Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penjualan dan Potensi Kebangrutan Terhadap Return Saham di Bursa Efek Indonesia - Universitas Negeri Padang Repository

LAPORAN PENELITIAN
DIPA

I
'

~

~

~

~

@

~

~

~


-._ /

.

.
,
,
,
_
c
.
.

~

i;,;,t;.

..~ ,3;bb;?ti
.. r 4

J ~ ~ i k, pb,+;,J

7 moq+
S%@%EIriLP&~
Hd
I
K9'1m1 ;
k- /

i

E

E2

!I!!..-

,

KL-


r 332-62

60 /&J
/

w r

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN PENJUALAN
DAN POTENSI KEBANGKRUTAN
TERHADAP RETURN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

Oleh :
GESIT THABRANI, SE, MT

RAMEL YANUARTA RE, SE, MSM

Dibiayai Dana DIPA Universitas Negeri Padang
Nomor :490/H35/KU/DIPA/2009
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Departemen Pendidikan Nasional

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
DESEMBER, 2009

& ,2

-

4.( ( 1 ,

a.

9

---

~


,

h

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN HASIL
PENELITIAN DIPA UNP

1. Judul Penelitian

: Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penjualan dan
Potensi Kebangkrutan Terhadap Return Saham di
Bursa Efek Indonesia

2. Bidang Penelitian

: Ekonomi

3. Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap
b. Jenis Kelamin

c. NIP
d. Pangkat/Golongan
e. Jabatan
f. Fakultas/Jurusan

: Gesit Thabrani, SE, MT
: Laki-laki
: 19760606200212 1005
: Penata Muda, I I I / a
: Staf Pengajar
: Ekonomi

4. Jumlah Tim Peneliti

: 1orang

5. Waktu Penelitian

: 6 Bulan


-

6. Jumlah Biaya yang Diusulkan : Rp 5.000.000,-

Padang, Desember 2009
Ketua Peneliti

,

r-',

-71021

198603 1001

NIP : 19760606 200212 1 005

I
i


RINGKASAN
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah fenomena sales grolvtl7 ejfect
dan z-score eflect terjadi di Bursa Efek Indonesia (BE!). Sales grolvth effect
merupakan anomali yang terjadi dimana portofolio yang dibentuk dari saham-saham
yang mempunyai pertumbuhan penjualan tinggi akan memberikan return yang lebih
tinggi dari portofolio saham-saham dengan pertumbuhan penjualan lebih rendah. 2score eflect merupakan anomali yang terjadi dimana portofolio yang me~nilikinilai zscore tinggi akan memberikan return saham yang lebih besar dariFada portofolio
dengan z-score lebih rendah. Dengan karakteristik pasar yang berbeda dan belum
banyaknya penelitian sejenis, fenomena sales growth eflecr dan z-score effect ini perlu
diteliti karena bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan dapat
dimanfaatkan dalam strategi transaksi saham.
Dalam penelitian ini sampel dipilih secara purposive dengan mengambil
kelompok saham-saham yang termasuk indeks LQ-45 periode 2005-2007 dan
kemudian mengelompokkannya menjadi dua portofolio saham berdasarkan
pertumbuhan penjualannya, dan juga mengelompokkan saham-saham tersebut
menjadi dua berdasarkan nilai z-score-nya. Selanjutnya analisis dilakukan dengan
melakukan analisis regresi dengan menggunakan model pasar yang disesuaikan
dengan variabel ukuran perusahaan dalam bentuk duntmy.
Kesimpulan yang diperoleh yaitu bahwa rata-rata return portofolio sahaln
dengan tingkat pertumbuhan penjualan lebih besar tidak berbeda lebih tinggi
dibandingkan portofolio saham dengan tingkat pertumbuhan penjualan lebih rendah.

Kemudian, rata-rata return portofolio saham dengan nilai z-score lebih besar tidak
berbeda lebih tinggi dibandingkan portofolio saham dengan nilai z-score lebih rendah.

PENGANTAR
Kegiatan penelitian mendukung pengembangan ilmu serta terapannya. Dalam ha1
ini, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang berusaha mendorong dosen untuk
melakukan penelitian sebagai bagian integral dari kegiatan mengajamya, baik yang secara
langsung dibiayai oleh dana Universitas Negeri Padang maupun dana dari sumber lain
yang relevan atau bekerja sama dengan instansi terkait.
Sehubungan dengan itu, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang
bekeGasama dengan Pimpinan Universitas, telah memfasilitasT peneliti untuk
melaksanakan penelitian tentang Analisis ~ e n g a r u hPertumbuhan Penjualan dun Potensi
Kebangrutan terhadap Return Saham di Bursa Efek Indonesia, berdasarkan Surat
Perjanjian Kontrak Nomor : 490/H35/KU/DIPA/2009 Tanggal 2 April 2009.
Kami menyarnbut gembira usaha yang dilakukan peneliti untuk menjawab berbagai
permasalahan pembangunan, khususnya yang berkaitan dengan perrnasalahan penelitian
tersebut di atas. Dengan selesainya penelitian ini, Lembaga Penelitian Universitas Negeri
Padang akan dapat memberikan informasi yang dapat dipakai sebagai bagian upaya
penting dalam peningkatan mutu pendidikan pada umumnya. Di samping itu, hasil
penelitian ini juga diharapkari memberikan masukan bagi instansi terkait dalam rangka

penyusunan kebijakan pembangunan.
Hasil penelitian ini telah ditelaah oleh tim pembahas usul dan laporan penelitian,
kemudian untuk tujuan diseminasi, hasil penelitian ini telah diseminarkan ditingkat
Universitas. Mudah-mudahan penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pada
umumnya dan khususnya peningkatan mutu staf akademik Universitas Negeri Padang.
Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak
yang membantu terlaksananya penelitian ini, terutama kepada pimpinan lembaga terkait
yang menjadi objek penelitian, responden yang menjadi sampel penelitian, dan tim pereviu
Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang. Secara khusus, kami menyampaikan
terima kasih kepada Rektor Universitas Negeri Padang yang telah berkenan memberi
bantuan pendanaan bagi penelitian ini. Kami yakin tanpa dedikasi dan kerjasama yang
terjalin selama ini, penelitian ini tidak akan dapat diselesaikan sebagaimana yang
diharapkan dan semoga kerjasama yang baik ini akan menjadi lebih baik lagi di masa yang
akan datang.
Terima kasih.

Pd., M.

PRAKATA


Syukur alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. karena dengan
rahmat dan hidayah-NYA lah penelitian ini dapat diselesaikan, walaupun tidak sesuai
dengan jadwal yang direncanakan. Tidak. lupn pula peneliti k i r k k a n shalawat
beriring salam teruntuk nabi Muhammad SAW yang telah rnenerangi dunia dengan
ilrnu pengetahuan yang dibawanya.
Terima kasih kepada Lembaga Penelitian UNP yang telah me~nberikan
bantuan dana dalam penyelesaian penelitian ini. Begitu juga kepada semua pihak.yang
telah ikut berperan baik langsung rnaupun tidak langsung dalam penelitian ini, tidak
lupa peneliti ucapkan terima kasih.
Akhirnya, peneliti mohon maaf karena rnasih banyak kekurangan dalam
penelitian ini. Saran dan masukan sangat diharapkan demi penyempurnaan penelitian
dan penulisan laporan ini.

Padang, Desember 2009
Peneliti

a. Uji Godness of Fif (R') dan U j i F
b. Uji Statistik t

D. Pembahasan
I . Pengaruh Pertumbuhan Penjualan Terliadap Relli1.17Saham

2. Pengaruh Risiko Kebangkrutan Terhadap Return Saham

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

-

DAFTAR TABEL

Halarnan
Deskripsi Univariat Sampel Tahun 2005 - 2007

20

Nilai Tolerance dan VIF Analisis Regresi

22

Tabel Regresi Uji Glejser Model Regresi

23

Tabel Model Summary SPSS Model Regresi

23

Tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

-

24

Tabel Koefisien Regresi dan Tingkat Signifikansi Model

25

Tabel ANOVA SPSS Model

25

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Larnpiran 1

Kelompok Saham (Emiten) Sampel Tahun 2005-2007

32

Larnpiran 2

Printout SPSS Analisis Regresi

35

Lamplrar: 3

Daftar Ritvayat Hidup Peneliti

-

35

BAB I

PENDANULUAN

A. Latar Belakang

Pasar modal rnerupakan tempat diperjualbeli kannya instrumen keuangan
jangka panjang, seperti saham: obligasi, waran, right dan lain-lain. Secara ekonomi,

-

pasar modal mempunyai dua fungsi utama yaitu fungsi keuangan dan fi~ngsiinvestasi
(Darmadji, 2001). Dalam menjalankan fungsi keuangan, pasar modal menciptakan
alokasi optimal pendanaan perusahaan dengan memberikan sumber dana yang
mempunyai cost of capital yang rendah. Sedangkan pada fungsi investasi, pasar modal
memberikan kesempatan kepada semua masyarakat Indonesia untuk mendapatkan
refurn melalui investasi pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di pasar modal.

Dengan kedua fungsi tersebut, maka keberadaan pasar modal akan sangat menunjang
pertumbuhan ekonomi dimana pasar modal itu Derada.
Di Indonesia, pasar modal dijalankan oleh PT. Bursa Efek lndonesia (BE!)
yang sekaligus menjadi nama pasar modal itu sendiri. BE1 sebagai sarana pendanaan
dan investasi telah berkembang dengan pesat sebagai emerging market yang menarik
bagi investor. Namun sebagai pasar modal yang sedang tumbuh. rnasih banyak
kendala yang dihadapi oleh BE1 terutarna sekali berkaitan dengan infrastruktur,
fasilitas dan pengetahuan yang belum sepenuhnya menunjang perdagangan yang
efisien. Semua kendala tersebut pada dasarnya menciptakan hambatan dalam aliran
informasi, yang pada akhimya menimbulkan mispricing (ketidaksesuaian harga) yang
dikenal dengan istilah anomali (Bodie, 2000).
Semua anomali yang terjadi sangat bertentangan dengan konsep pasar efisien
yang menjadi dasar terbentuknya model keseimbangan seperti Capital A.r.rer Pricing
Model ( C A P M ) dan Arbrirrage Pricing T11eol;y (APT). Dalam keadaan pasar efisien.

tidak ada seorang pun pelaku pasar yang akan memperoleh return kecu a I'I rerurn
pasar. Setiap pelaku pasar akan mempunyai aksi yang sama baik dari sisi harga
maupun waktu eksekusi, sesuai dengan penilaian yang dihasilkan oleh model
keseimbangan di atas. Dalam kondisi ini. tidak ada satupi~nstrategi-dan analisis yang
dapat mengalahkan return pasar.
Masalah relurn ini menjadi menarik karena secara perilaku. selnua orang ingin
dan selalu berusaha mendapatkan rellrrrl yang besar (nhnornlnl retzlrn yang melebihi
return pasar). Kesempatan ini bisa tet-jadi disaat harga sebuah saharn tidak sama

dengan harga intrinsiknya. Setiap ketidaksesuaian harga dapat dimanfaatkan oleh
investor untuk mendapatkan al~noi-n~nlreturn. Dengan rneriggunakan strategi
pemilihan pot-tofolio yang underpricing (nilai pasar lebih rendah dari nilai intrinsik)
karena adanya anomali: rnaka seorang investor akan mendapatkan rerztr-n (I-isk
adjusted) yang tinggi melebihi return pasar (oulpeifornl). Sedangkan dalam kondisi
overpricing (nilai pasar lebih tinggi dari nilai intrinsik) tnaka investor dapat

-

melakukan strategi dengan mengambil posisi short untuk mendapatkan rerztrn yang
lebih besar.
Beberapa strategi pemilihan portofolio yang sudah terbukti seperti strategi
pemilihan yang berdasarkan kepada ukuranlsize perusahaan (Banz, 1981). price
earning ratio (Basu, 1977), book to nrarket ratio (Stattman. 1980). Wang (2006)
menemukan adanya dua anomali lain di pasar modal Amerika yang dinamakan
dengan 2-Score Eflect dan Sales Grnwrh Efleec.1. Dalam penelitian tersebut dijelaskan
bahwa z-score dan sales growth berkorelasi positif dengan rerum saham. Dengan kata
lain, perusahaan yang memiliki pertumbuhan penjualan dan :-.wore yang tinggi akan
memberikan premi return yang lebih tinggi pula. Namun fenomena ini belum banyak
diteliti baik di Amerika sendiri maupun di negara lain.
Sales growth effect

merupakan anomali yang terjadi pada perusahaan-

perusahaan yang pertumbuhan penjualannya sangat tinggi. Pertumbuhan penjualan
yang tinggi ini biasanya terjadi pada perusahaan yang memasuki masa tumbuh
(increasing). Pada perusahaan kelompok ini. terjadi peningkatan harga saharn (return)
melebihi refurn normalnya (risk adju.rred reiurn). Sedangkan :-score eflect merupakan
fenomena pada perusahaan yang nilai z-score nya tinggi (kategori sehat). maka
harganya (return) akan naik melebihi risk adjustg,d return nya. 2-score sendiri
merupakan perhitungan indeks yang ditemukan oleh Edward I. Altman (1991) sebagai
indikator kebangkrutan sebuah perusahaan. Dari beberapa penelitian di Atnerika. zscore mempunyai akurasi di atas 70% (Eidleman. 2003) dalam tnemprediksidan
kebangkrutan perusahaan yang terjadi dalam d~.tatahun.
Penelitian ini berangkat dari fenomena yang telah dijelaskan di atas terutama
dari hasil penelitian Wang (2006). Bursa Efek Indonesia terhitung masih baru dan
masih berada dalam tahap perkembangan (enrerging nrarket). Dengan kondisi ini,
maka bisa dikatakan bahwa BE1 masih sangat jauh dari efisien sehi~iggaakan terdapat
banyak anotnali yang terjadi. Sernakin tinggi tingkat ketidaltefisienan sebunh pasnr

modal. maka semakin banyak kese~npatan bagi pelal harga pasar saat ini. maka sahatn tersebut dinilai 11ntlr.1-1~111ied
(harga
terlalu rendah). sehingga sahatn seharuw~adibeli.

Jika NI < harga pasar saat ini. malta saham tersebut dinilai o ~ ~ e n ~ a l (harga
l~cd
terlalu mahal), sehingga saham seharusnya dijual.
Jika NI

=

harga pasar saat ini. maka sahnm tersebut dinilai wa.jar Iiarganya dan

berada pada kondisi yang seimbang (Husnan, 1998:288).

B. Pertumbuhan Penjualan
.

Penjualan adalah aktifitas menawarkan berbagai produk E n g telah tersedia

dengan lnencoba meyakinkan dan nieng.jugati calon pernbeli agar bersedia rnelnbeli
produk yang ditawarkan. Menurut Swasta (1990:9), penjualan adalah bagian dari
promosi dan promosi adalah bagian dari pernasaran secara keseluruhan. Penghasilan
merupakan kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Penghasilan
meliputi pendapatan (revenue) maupun keuntungan (gains). Pendapatan timbul dalam
pelaksanaan aktivitas perusahaan'yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda
seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga. dividen, royul~y,dan sewa (IAI
2002:12). Penjualan sering disebut dengan hasil pen-jualan. Menilrut Baridwan
(1999:32), hasil penjualan adalah hasil jual kali kuantitatif yang diji~al sehingga
didalamriya tidak termasuk pajak pertambahan nilai dan juga biaya lainnya tidak
termasuk didalam hasil penjualan.

Dari pengertian penjualan

tersebut dapat

disimpulkan bahwa penjualan adalah hasil dari proses pertukaran barang atau jasa dari
penjual dan pernbeli yang diperoleh dari hasil kali antara harga jual dengan kuantitas
yang terjual.
Pertumbuhan penjualan adalah perubahan penjualan pada laporan keuangan
per tahun. Pertumbuhan penjualan yang di atns rata-rata bagi suatu perusahaan pada
umumnya didasarkan pada pertumbuhan cepat yang diharapkan dan industri dimana
perusahaan beroperasi (Fabozzi, 2000:881). Bisnis atau produk dengan pertumbuhan
tinggi dan pangsa pasar yang tinggi seringkali melnerlukan investasi besar untilk
mendanai pertumbuhan yang cepat. Pertumbuhan penjualan suatu produk sangat
tergantung dari daur hidup produk. Menurut Kotler & Alnstrong (1997327). adn
empat tahap daur hidup yang rnernpengaruhi pertumbuha~~
penjualan. yaitil sebagai
berikut :

-

1 . Tahap introduksi, tahap ini mulai ketikn produk barit pel-tarna kali diluncurkan.
Hal ini membutuhkan waktu dan pertumbuhan pen-jualan cenderung lambat.
Dalam tahap ini jika dibandingkan dengan tahap-taliap !,an2 lain perusahaan

masih merugi atau berlaba kecil karena penjualan yang lambat dan bia~.a
disetor serta promosi yang tinggi.

2. Tahap pertumbuhan, pada tahap ini pertumbuhan pe~ijualanmeningknt dengan
cepat: laba meningkat karena bia>.a promosi dibagi volitme petijualan yang
tinggi dan juga karena biaya produksi per itnit ~iiritti.

3. Tahap menjadi dewasa, tahap dewasa ini berlangsung lebih lama daripada
tahap sebelumnya dan memberikan tantangan kuat bagi manaje~nenpemasaran.

.

Penurunan

pertumbuhan

penjualan

menyebabkan

banyak

produsen

mempunyai banyak produk untuk dijunl.
4. Tahap penurunan, penurunan penj~~alankarena berbagai alasan. termasuk

kemajuan teknologi, selera konsumen berubah dan nieningkatnya persaingan
ketika penjualan dan laba menurun, beberapa perusahaan yang tnasih bertahan
dapat mengurangi macam produk yani ditawarknn.
Kebanyakan diskusi tentang daur hidup produk menggambarkan sejarah
penjualan produk tertentu. Dari pendapat di atas dapat disitnpulkan bahwa
pertumbuhan penjualan suatu produk dari emiten tergantung dari daur hidup produk.
Pertumbuhan penjualan merupakan perubahan penjualan per tahun. Jika pertumbuhan
penjualan per tahun meningkat, investor akan percaya terhadap emiten bahwa emiten
akan memberikan keuntungan dimasa depan.
Analis dalam

menghitung tingkat

pertumbuhan

penjualan

umu'mnya

menghitung tingkat pertumbuhan tahunan majemuk pada saat mempelajari trend
jangka panjang dalam ha1 penjualan dan variabel-variabel lain. Tingltat pertumbuhan
tahunan maje~nukmerupakan tingkat yang jika diterapkan setiap tahun selama kuritn
waktu tertentu pada saldo awal akan menyebabkag neraca berkembang sehingga
mencapai nilai akhir yang diketahui (Fabozzi, 2000:882).

C. Kebangkrutan
.

Kebangkrutan

adalah

suatu

kondisi

disaat

perusahaan

mengalami

keridakcukupan dana untuk men-jalankan usahanya. h~lenurut Undang-Undang
Kepailitan No. 4 Tahun 1998, debit~lryang mempunyai dua atau kbih kreditur dan
tidak membayar sedikitnya sat11 utang .yang telah jatuh \vaktu dan dapat ditagih,
dinyatakan

pailit

dengan

putitsan

Pengadilan

yang

berwenang,

baik

atas

permohonannya sendiri, maupun atas perlnintnan seorang atau lebih krediturnya (Yani
dan Widjaja, 2004: 153). Emiten atau perusahaan pi~blikyang gagal atau tidak rnampil

1

yang tidak terafiliasi, lnaka emiten atau perusahaan publik wajib menyanipaikan

I

laporan mengenai pinjaman termasilk jumlah pokok dan bunga. jangka \vaktu
pinjaman, nama pemberi pinjaman, penggunaan pinjaman dan alasan kegagalan atau
ketidakmampuan menghindari kegagalan kepfida Bapepam dan Bursa Efek di mana
efek emiten atau perusahaan publik tercatat secepat mungkin. paling lambat akhir hari

-

kedua sejak emiten atau perusahaan publik mengalami kegagalan atau mengetahui
ketidakmampuan ilnti~kmenghindari kegagalan dimaksud (Yani dan Wid-jaja, 2004:

14). Kesulitan keuangan jangka pendek bisa berkernbang ~nenjadi kesulitan tidak
solvabel, dan perusahaan bisa dilikuidasi atau direorganisasi. Likuidasi dipilih apabila
nilai likuidasi lebih besar dibandingkan dengan nilai perusahaan kalau diteruskan.
Reorganisasi dipilih

apabila nilai

perusahaan

kalau diteruskan

lebih besar

dibandingkan nilai likuidasi. Analisis kebangkrutan.dilakukan unti~k me~nperoleh
tanda-tanda awal kebangkrutan. Semakin a\\,al tanda-tanda kebangkrutan semakin
baik bagi manajemen karena manajemen bisa melakukan perbaikan-perbaikan.
Kreditur dan pemegang saham bisa melakukan persiapan ilntuk mengatasi berbagai
kemungkinan yang buruk. Tanda-tanda kebangkrutan dalam ha1 ini dilihat dengan
menggunakan data-data akuntansi. Kesulitan keuangan bisa berarti rnulai dari
kesulitan likuidasi yang merupakan kesulitan keuangan paling ringan. sampai ke
pernyataan kebangkrutan, yang merupakan kesulitan keuangan yang paling berat.
Kesulitan keuangan bisa dilihat sebagai kontinum yang panjang. ~nulaidari yang
ringan sampai yang paling berat. Ada beberapa indikator yang bisa menjadi prediksi
kebangkrutan perusahaan. Salah satu sumbernya adalah analisis aliran kas i~ntuksaat
ini atau untuk masa mendatang dan analisis strategi .perusahaan. Sumber lain adalah
laporan keuangan perusahaan, Laporan keuangan bisa dipakai untuk memprediksi
kebangkrutan

perusahaan

dengan

menggunakan

rasio

keuangan. Pendekatan

univariare bisa dipakai untuk memprediksi kebangkrutan dengan asumsi bahwa
distribusi variabel keuangan untuk perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan
berbeda dengan distribusi variabel keuangan untuk perusahaan yang tidak niengalami
kesulitan keuangan. Jika beberapa variabcl dipakai i ~ n t i ~ kniemprediksi, ada
kemungkinan hasil yang saling bertentangan akan diperoleh. Untilk mengatasi
kelemahan semacam itu metode prediksi 1711rlti1:ar-in~c
bisa digunakan. Kegagalan
(Failzrre) dapat didefinisikan dalam beberapa cara, dan kegagalan tidak harus

1

menyebabkan kerunti~hanatau pembubaran perusahaan. Kegagalan ekoriomis berarti

bahwa pendapatan perusahaan tidak marnpu menutup biayanya sendiri. Sedangkan
kegagalan keuangan berarti jika perusahaan tidak dapat memenuhi ke~vajibanpada
waktunya harus dipenuhi, walaupun harta totalnya ~iielebihi I 2,6 - zona sehat
l:l