Analisis yuridis terhadap konsep poligami hizbut tahrir Indonesia : kajian terhadap buku sistem pergaulan dalam Islam.

ANALISIS YURIDIS TERHADAP KONSEP POLIGAMI HIZBUT
TAHRIR INDONESIA (KAJIAN TERHADAP BUKU SISTEM
PERGAULAN DALAM ISLAM)
SKRIPSI
Oleh:
Muhammad Rofiqul Umam
NIM C71213128

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syariah Dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Prodi Hukum Keluarga
Surabaya
2017

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama

:


NIM

:
:

Fakult as/Jurusan/ Prodi

Muhammad Rofiqul Umam

C7l2l3I28
Syari'ah dan HukumlHukum Perdata Islaml

Hukum Keluaiga (AS)
Judul Skripsi

: ANALISIS YURIDIS TERHADAP KONSEP
POLIGAMI HIZBUT TAHRIR INDONESIA
(KAJIAN TERHADAP BUKU SISTEM
PERGAULAN DALAM ISLAM)


Menyatakan bah',va skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitianikarya
saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk suntbemya.

Srrabaya, 17 April 20i 7
Saya yang rnenyatakan,

Muhammad Rofiqul Umam

NIM: C71213128

PERSETUruANI PEMBIMBING

Skripsi yang ditulis oleh Muhammad Rofiqul umam NIM. c7l2l3l2g
ini telah diperiksa dan disetujui untuk dimunaqasahkan.

Surabaya, 17 Apnl2017
Pembimbing,

132003122002


iii

PENGESAHAN
Skripsi yang ditulis oleh Muhammad Rofiqul Umam NIM. C7l2l3l28 ini telah dipertahankan di
depan sidang Majelis Munaqasah Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum

UIN Sunan Ampel

Surabaya pada hari, tanggal, dan dapat diterima sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan program sarjana strata satu dalam Ilmu Syariah.

Majelis Munaqasah Skripsi
Penguji

I

Penguji

II


Dr. Hj. Suqiyah Musyafa'ah. M.Ag.
NrP. l 9630327 1999032001

Penguji

IV

/
\
I

Dr. H.Moh. Mufid. Lc.. M.H.I.
NUP.201603306

NrP. i 97209062007 I 01003

Surabaya, 26

hili2Afi


Mengesahkan,

Fakultas Syariah dan Hukum

Negeri Sunan Ampel Surabaya
-t

1996810A2
iv

KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

PERPUSTAKAAN
Jl. Jend. A. Yani 117 surabaya 60237 Telp. 031-8431972Fax.031-84r3300
E-Mail : perpus@uinsby. ac.i d

I,EN{BAR PE,RNYATAJ\N PERS E,TLU UAN P UBLIIS SI
KARYA I I-N,IIAH UNTU K KEPE,NTIN Gi\N T\I.{D IlN,iI S

Sebagai sivitas akademrka

UIN

Sunan Ampel Surabava, yang bettanda tangan di barvah ini, srl-a:

R9-!99lump

Nama

:

NINI

: C77213128

Fakultas/Jur-usan

: Syariah dan Hukum/Hukum Perdata Islam


E,-rnail address

:

Muhammad

rofi qulum am92@gmail.com

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Perpustakaan
UIN Sunan Ampel Surabaya, Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif atas karya iimiah :

E 'fesis

r,Skripsi

vang bcrjudul

[-l Desertasi fl

Lain_lain


(

)

:

ANALISIS^--Y.URTD-IS--"TERHADAP--.KONS.RP^*PP.KLGAML*IIIZBI]I*JAIIRI.R*.T}JD,-ONESIA,-.(KAJIAN
TERHADAP BTIKU SISTEM PERGAI]'i-AN DALAM ISLAM)

besetta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan IIak Bebas liolalti Non-Ekslusif ini
Pelpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya berhak menyimpan, mengalih-media/format-kan,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data (database), menclistribusikannl.a,

dan

menampiikan/mempublikasikannya di Internet atau media lain secara fulJtext urttuk kepentingan

akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap meflcantumkan ,ro-n ,oo, sebagai
penulis/pencipta dan atau pcnerbit yang bersangkutan.

Sava bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Perpustakaan UIN
Sunan r\mpe1 Surabaya, segala bentuk tuntutan hukum vang timbul atas pelanggaran Ilak (-ipta
dalam kana ilmiah slra ini.

I)etrikian pernvataan ini yang saya buat dengan sebenatrva.
Surabava, 28 JLrli 2017

Penulis

ROFIQUI. LrN{ANr)
ildr/d /erdil! alnil lrlttd.l ld/tg./il

ABSTRAK
Skripsi yang berjudul Analisis Yuridis Terhadap Konsep Poligami
Hizbut Tahrir Indonesia (Kajian Terhadap Buku Sistem Pergaulan dalam Islam)
ini merupakan hasil penelitian kajian pustaka untuk menjawab pertanyaan
bagaimana konsep poligami Hizbut Tahrir Indonesia dalam buku ‚Sistem

Pergaulan dalam Islam‛? Dan bagaimana Analisis yuridis terhadap konsep
poligami Hizbut Tahrir Indonesia (kajian buku Sistem Pergaulan dalam Islam)?.
Data penelitian ini diperoleh dari kajian buku Sistem Pergaulan dalam
Islam. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi dan studi
pustaka yang kemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptifanalisis, yaitu memaparkan atau menjelaskan data yang diperoleh dan
selanjutnya dianalisis dengan metode deduktif, dimulai dari hal-hal yang bersifat
umum, yaitu tentang konsep poligami kemudian ditarik kepada hal-hal yang
bersifat khusus kaitannya dengan konsep poligami Hizbut Tahrir Indonesia
dalam buku sistem pergaulan dalam Islam serta ditarik kesimpulan.
Konsep poligami Hizbut Tahrir Indonesia dalam buku Sistem Pergaulan
dalam Islam memperbolehkan poligami tanpa syarat atau ‘illat apapun. Bahkan
setiap muslim boleh mengawini dua, tiga, empat orang wanita yang dia senangi.
Karena poligami merupakan tindakan yang terpuji. Sedangkan dalam analisis
yuridis terhadap konsep poligami Hizbut Tahrir Indonesia dalam buku Sistem
Pergaulan dalam Islam, seharusnya poligami dilakukan sesuai prosedur dalam
undang-undang yang berlaku, dengan mengacu undang-undang No. 1 Tahun 1974
dan KHI (Kompilasi Hukum Islam), karena poligami yang dilakukan tanpa
adanya izin dari Pengadilan Agama tidak mempunyai kekuatan hukum.
Sebagaimana diatur dalam BAB VIII PP No. 9 Tahun 1975, meskipun telah sah
menurut agama Islam.

Sejalan dengan kesimpulan di atas, maka ada beberapa saran yang perlu
dicantumkan antara lain: pertama Bagi suami yang ingin berpoligami hendaklah
berproses sesuai prosedur hukum yang berlaku di Indonesia karena undangundang dibuat dengan tujuan untuk mengatur dan memberi keadilan bagi warga
Negara. Kedua Bagi warga Indonesia yang beraliran Hizbut Tahrir hendaklah
mentaati aturan tersebut. Karena jika poligami tanpa izin dari Pengadilan
Agama, tidak mempunyai kekuatan hukum, meskipun telah sah menurut agama
Islam.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman
SAMPUL DALAM .........................................................................................

i

PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................

iii

PENGESAHAN ..............................................................................................

iv

ABSTRAK ......................................................................................................

v

KATA PENGANTAR ...................................................................................

vi

DAFTAR ISI ..................................................................................................

viii

DAFTAR TRANSLITERASI .......................................................................

x

BAB I

PENDAHULUAN ..........................................................................

1

A. Latar Belakang .........................................................................

1

B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah......................................

11

C. Rumusan Masalah ....................................................................

12

D. Kajian Pustaka..........................................................................

12

E. Tujuan Penelitian .....................................................................

13

F. Kegunaan Hasil Penelitian .......................................................

14

G. Definisi Operasional .................................................................

14

H. Metode Penelitian ....................................................................

16

I.

Sistematika Pembahasan ..........................................................

20

TINJAUAN UMUM TENTANG POLIGAMI ...............................

22

A. Pengertian Poligami .................................................................

22

B. Sejarah poligami ......................................................................

24

BAB II

C. Poligami Dalam Perspektif UU Nomor 1 Tahun 1974
Tentang Perkawinan ................................................................

27

D. Poligami dalam Perspektif KHI (Kompilasi Hukum
Islam) .......................................................................................

32

BAB III KONSEP POLIGAMI HIZBUT TAHRIR INDONESIA ..............

39

A. Profil Hizbut Tahrir Indonesia ..............................................

39

i

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

B. Pemikiran dan Doktrin-Doktrin Hizbut Tahrir Indonesia.....

43

C. Sistem Peradilan Hizbut Tahrir ............................................

47

D. Konsep Poligami hizbut Tahrir Indonesia dalam buku
‚sistem Pergaulan dalam Islam. .............................................

48

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP KONSEP POLIGAMI
HIZBUT TAHRIR INDONESIA (KAJIAN TERHADAP BUKU
SISTEM PERGAULAN DALAM ISLAM) ...................................

56

A. Konsep Poligami Hizbut Tahrir Indonesia dalam Buku
Sistem Pergaulan dalam Islam .................................................

56

1. Praktik Poligami Rasulullah SAW.......................................

56

2. Hikmah Poligami Rasulullah SAW. ...................................

60

3. Syarat Keadilan Menurut Hizbut Tahrir ..............................

61

4. Hukum Berpoligami .............................................................

62

5. Konsep Poligami Hizbut Tahrir ..........................................

63

B. Analisis Yuridis Terhadap Konsep Poligami Hizbut Tahrir
Indonesia (Kajian Terhadap Buku Sistem Pergaulan dalam
Islam……………………………………………………….….

65

PENUTUP .......................................................................................

75

A.

Kesimpulan .....................................................................................

75

B.

Saran ................................................................................................

76

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

77

LAMPIRAN-LAMPIRAN...............................................................................

80

BAB V

ii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Perkawinan merupakan suatu ikatan yang suci (mi>tha>qan ghali@zan)
antara seorang pria dan wanita sebagaimana yang disyariatkan oleh agama,
dengan maksud dan tujuan yang luhur.1 Perkawinan atau pernikahan dalam
literatur fiqh berbahasa Arab disebut dengan dua kata, yaitu nika@h} dan

zawa@j. Kata na-ka-h}a banyak terdapat dalam al-Qur’an dengan arti kawin,
sebagaimana di dalam surat an-Nisa’ ayat 3:2
            
             
   
Artinya: dan jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil terhadap

(hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu
mengawininya), Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang
kamu senangi : dua, tiga atau empat. kemudian jika kamu
takut tidak akan dapat berlaku adil, Maka (kawinilah) seorang
saja, atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu
adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.

1

Abdul Rahman Ghozali, Fiqih Munakahat, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2003), 7.
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Grup, 2006), 35.
2

1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

Istilah mi>tha>qan ghali@zan di dalam al-Quran hanya disebutkan 3 kali,
yaitu terdapat pada surat al-Ahzab ayat 7, an-Nisa’ ayat 21 dan ayat 154
dengan konteks yang berbeda-beda.3

Mi>tha>>qan ghali@zan dalam surat al-Ahzab ayat 7, digunakan untuk
pengangkatan sumpah seorang nabi, an-Nisa’ ayat 154 konteksnya ketika
Allah SWT., mengangkat sumpah atas bani Israel dan berbeda dengan anNisa’ ayat 21 konteksnya ketika Allah SWT., mengingatkan ketidak
marufan suami terhadap istrinya, dan Allah SWt mengingatkan mereka pada
akad nikah yang Allah SWT., sebut dengan mi>tha>qan ghali@zan.
Tujuan perkawinan menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
Tentang Perkawinan adalah membentuk keluarga (Rumah Tangga) yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.4 Oleh karena itu,
untuk mewujudkannya suami istri harus saling membantu dan saling
melengkapi agar masing-masing dapat berkembang guna mencapai
kesejahteraan spiritual dan material.
Pengertian tersebut telah jelas terlihat bahwa dalam sebuah
perkawinan memiliki dua aspek. Aspek Formil (Hukum) menjadi aspek yang
pertama, hal ini dinyatakan dalam kalimat ‚ikatan lahir batin‛, yang artinya
bahwa perkawinan disamping mempunyai nilai ikatan secara lahir tampak,
juga mempunyai ikatan lahir batin yang disarankan terutama oleh orang
yang bersangkutan dan ikatan batin ini mempunyai inti perkawinan itu.

3
4

www.hambaallah.net, diakses pada 27 juli 2017.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, 2.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

Aspek Sosial Keagamaan adalah aspek yang kedua dari perkawinan,
dengan disebutkannya ‚membentuk keluarga‛ dan berdasakan ‚Ketuhanan
yang Maha Esa‛, artinya perkawinan mempunyai hubungan yang erat sekali
dengan kerohanian, sehingga bukan saja unsur jasmani tapi unsur batin
berperan penting.5
Poligami secara epistemologis adalah suatu perkawinan yang banyak
atau dengan kata lain adalah suatu perkawinan yang lebih dari seorang,
seorang laki-laki yang mempunyai istri lebih dari satu istri pada waktu
bersamaan.6 Dalam antropologi sosial, poligami merupakan praktik
pernikahan kepada lebih dari satu suami atau istri (sesuai dengan jenis
kelamin orang bersangkutan). Hal ini berlawanan dengan praktik monogami
yang hanya memiliki satu suami atau istri.
Selain poligami juga dikenal poliandri yaitu apabila istri mempunyai
beberapa suami dalam waktu yang bersamaan. akan tetapi dibandingkan
dengan poligami, bentuk poliandri tidak banyak dipraktekan. Menurut
sejarah bahwa poliandri hanya ditemukan pada suku-suku tertentu seperti
suku Tunda dan beberapa suku di Tibet.7
Poligami itu bukan suatu peristiwa yang baru terjadi pada zaman
Nabi Muhammad SAW., akan tetapi lebih merupakan peristiwa sejarah
panjang yang telah lama. Sejarah membuktikan bahwa jauh sebelum

5

Achmad Kuzairi, Nikah Sebagai Perikatan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada), 10-11.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka 1998), 799.
7
Musdah Mulia, Pandangan Islam Tentang Poligami, (Jakarta: Lembaga Kajian Agama, 1999), 2.
6

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

kenabian Muhammmad SAW., poligami ini sesungguhnya telah dikenal
masyarakat secara luas.8
Poligami telah dikenal jauh sebelum Islam, bahkan telah menjadi
tradisi yang kuat diberbagai masyarakat dunia, termasuk dalam masyarakat
Arab. Poligami sebelum Islam mengambil bentuk yang tidak terbatas,
seorang suami boleh saja memiliki istri sebanyak mungkin sesuai keinginan
nafsunya. Selain itu poligami tidak selalu memperhatikan unsur keadilan,
sehingga terjadi perampasan hak-hak perempuan yang pada gilirannya
membawa kepada kesengsaraan dan ketidak adilan.9
Poligami selalu menjadi masalah hangat yang menjadi topik
pembicaraan setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan. Hanya saja
wacana dan sikap yang berkembang terkadang berlebihan. Di satu sisi anti
poligami, di sisi lain salah kaprah dalam mempraktekan poligami.
Fenomena poligami dalam masyarakat, kebanyakan dipicu untuk
melegalkan hubungan cinta kepada yang lain untuk menjadi pasangan hidup
yang kedua. Ketika cinta sudah bersemi di lain hati, maka tidak ada satupun
hal yang bisa mencegahnya.10
Fakta menarik dalam masyarakat mengenai alasan-alasan melakukan
poligami yaitu lebih cenderung mengedepankan hal-hal materiel yang
menjadi tolak ukur kemampuan materi berpoligami. Jika tidak mempunyai
materi yang banyak, maka diharamkan poligami. Melaikan alasan-alasan itu

8

Muhammad Amin Summa, Poligami dalam Hukum Keluargaan Islam.179.
Musda Mulia, Islam Menggugat Poligami, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama), 7-8.
10
Khozin Abu Faqih, Poligami Solusi atau Masalah?, 8.

9

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

sudah mendarah daging dalam mencermati poligami atau disebut dengan

material-minded.
Hukum Islam mengatur bahwa beristri lebih dari seorang hanya
diperbolehkan apabila suami tersebut mampu dan akan memperlakukan istriistri dan anak-anak mereka secara adil sebagaimana firman Allah SWT.,
dalam surat an-Nisa’ ayat 3:
             …
… 
Artinya: …‚Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu

senangi dua, tiga atau empat. kemudian jika kamu takut tidak
akan dapat Berlaku adil, Maka (kawinilah) seorang saja…‛ .11

Ayat al-Quran di atas jelas membolehkan poligami, tapi kebolehan
poligami sebenarnya merupakan Rukhṣah atau keringanan untuk keadaan
tertentu saja. Artinya tidak boleh untuk sembarangan keadaan.12
Berlaku adil ialah perlakuan yang adil dalam mencukupi keperluan
istri seperti pakaian, tempat tinggal, giliran dan lain-lain yang bersifat
lahiriyah. Islam memperbolehkan poligami dengan syarat-syarat tertentu.
sebelum turun ayat ini poligami sudah ada, dan pernah pula dijalankan oleh
Para Nabi sebelum Nabi Muhammad SAW., ayat ini membatasi poligami
sampai empat orang saja.

11

Departemen Agama RI, al-Hikam al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV Penerbit
Diponegoro), 77.
12
Anshori Fahmie, Siapa Bilangan Poligami itu Sunnah?, (Depok: Pustaka IIMaN, 2007), 177.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

Sebagian ulama memahami arti adil itu dengan adil dalam arti
menyamakan nafkah antara satu istri dengan istri yang lainnya secara
kuantitatif. Sebagian ulama berpendapat, bahwa selama suami telah
memenuhi kewajiban menafkahi sesuai dengan kebutuhan dan kecakupan
istri, tidak harus dalam jumlah yang sama banyak, karena masing-masing
telah mendapatkan apa yang mencakupi bagi kebutuhannya.
Adil dalam memberikan pakaian untuk istri-istrinya. Dalam
penyediaan rumah tempat tinggal suami harus adil dalam pengertian tersebut
di atas. Dia harus menyediakan tempat tinggal tersendiri bagi setiap istrinya.
Dibolehkan suami menempatkan beberapa orang istri dalam satu rumah,
kalau istri-istrinya sudah menyepakatinya hanya tidak boleh menempatkan
mereka dalam satu tempat tidur.
Ulama membatasi keadilan yang dijadikan Allah sebagai persyaratan
kawin poligami itu pada keadilan dalam kesempatan bergaul diantara istri
dengan istri yang lain. Kesamaan dan pembagian kesempatan bergaul
diantara sesama istri itu dalam fiqh disebut dengan qasm, sedangkan yang
dijadikan patokan dapat kesempatan bergaul itu adalah malam hari, karena
malam itulah waktu bergaul antara suami istri menurut biasanya, sedangkan
siang hari adalah waktu untuk mencari nafkah. Dengan demikian, secara
sederhana qasm itu berarti giliran kesempatan bermalam.13

13

Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, 176-179.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

Syarat-syarat yang dikemukakan dalam Undang-Undang tentang
poligami memang cukup berat, harus mengajukan permohonan ke
Pengadilan Agama, jika tanpa adanya izin dari Pengadilan Agama, maka
perkawinannya tidak mempunyai kekuatan hukum.14 Persyaratan yang cukup
berat itu bertujuan agar pelaku poligami tidak sembarangan melakukan
poligami.
Poligami di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974 tentang perkawinan. Adapun sebagai hukum materiel bagi orang Islam,
terdapan ketentuan dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI).

Ketentuan-

kententuan yang terdapat dalam Undang-Undang perkawinan berikut aturan
pelaksanaannya, pada prinsipnya selaras dengan ketentuan hukum Islam.
Menurut Undang-Undang tersebut, pada prinsipnya sistem yang dianut oleh
Hukum Perkawinan RI adalah asas monogami, yakni satu suami untuk satu
istri.15
Poligami dalam perundang-undangan dijelaskan pada pasal 3 ayat 2
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan, yakni

‚pengadilan dapat memberi izin kepada seorang suami untuk beristri lebih
dari seorang apabila dikehendaki oleh pihak-pihak yang bersangkutan‛.
Apabila ditelaah, pasal tersebut memberikan implikasi, bahwa poligami
dapat dilakukan seorang pria dengan persyaratan Undang-Undang.

14
15

Kompilasi Hukum Islam, pasal 56 ayat (3). 34.
Rahmat Hakim, Hukum Perkawinan Islam (Bandung: CV Pustaka Setia, 2002), 121.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 pada pasal 4 dan 5 mengatur
tentang

persyaratan

poligami.

Berikut

juga

mengenai

tata

cara

pelaksanaanya dalam Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang
penjelsan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 bab VIII pasal 40-44.
M. Quraish Shihab berpendapat bahwa poligami hanya emergency

exit yang boleh dibuka dalam keadaan-keadaan tertentu. Atau sekedar pintu
kecil yang hanya boleh dilalui oleh mereka yang sangat membutuhkan
keadaan tertentu.16 Banyak pendapat, termasuk para fukaha, bahwa ada halhal tertentu seseorang dibolehkan melakukan poligami, yakni karena:
1. Istri Nusyūz (durhaka atau membangkang terhadap suami). Namun
tindakan istri yang dapat diartikan menentang suami atau dikatakan

nusyūz yaitu apabila:
a. Suami telah menyediakan rumah kediaman yang sesuai dengan
kemampuan suami, tetapi istri tidak mau tinggal bersama atau
istri meninggalkan rumah tanpa seizin suami.
b. Apabila suami tinggal bersama di rumah istri, kemudian suami
diusir dari tempat itu.
c. Istri yang berpergian jauh (musāfir) tanpa seizin suami.
2. Mandul (tidak membuahkan anak).
Para fukaha berpendapat apabila pasangan kita mengalami mandul
atau impoten, harus ada ikhtiar untuk berobat minimal satu tahun. Setelah

16

www.swaramuslim,Net, (diakses pada 28 november 2016), 8.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

itu suami menginginkan keturunan, dia boleh melakukan poligami dengan
cara yang baik, baik proses maupun sikap istri untuk mendapatkan
dukungan. Artinya suami boleh melakukan poligami, jika dia mau, dengan
sikap yang bijak dan pertimbangan yang matang, agar tidak ada yang merasa
disakiti.17
Secara psikologis, istri akan merasa sakit hati jika melihat suaminya
berhubungan dengan perempuan lain. Pada umumnya, istri mempercayai dan
mencintai sepenuh hati sehingga dalam dirinya tidak ada lagi ruang untuk
cinta terhadap laki-laki lain. Istri selalu berharap yang sama terhadap
dirinya. Istri tidak dapat menerima jika suaminya membagi cinta kepada
perempuan lain.
Hizbut Tahrir menerima akan adanya poligami. Organisasi politik
Islam ini berjuang keras agar Islam menjadi pusat tatanan dalam segala lini
kehidupan, mulai dari kehidupan individu, kehidupan berumah tangga
sampai dengan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Seorang muslim seharusnya melandasi dirinya dengan akidah Islam
dan miningkatkan keimanannya kepada Allah SWT., dengan menerima
seruan syariat tersebut. Karena poligami adalah hukum Allah SWT., yang
tidak adalagi pilihan selain mematuhi, meyakini, mendengarkan dan
mentaatinya. Bagi meraka tentunya syariat Allah SWT., lah yang harus
dijadikan standar bagi ranah kehidupan dengan meyakini bahwa segala

17

Anshori Fahmie, Siapa Bilang Poligami Itu Sunnah ?, (Depok : Pustaka IIMaN, 2007), 54-57.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

sesuatu yang berasal dari Allah SWT., mengandung hikmah, segala perintah
Allah SWT., mengandung kemaslahatan, dan semua hukum Allah SWT.,
mengandung kebaikan dan ketentuan yang harus diikuti adalah ketentuan
akidah. Sebaliknya, tindakan melarang poligami merupakan perbuatan yang
tercela, karena tindakan demikian merupakan bagian dari hukum kufur.
Partai politik ini meyakini bahwa Islam diturunkan untuk mengatur
seluruh aspek hidup manusia dan menyelesaikan berbagai problema yang
dihadapi manusia. Dalam perjuangannya, Hizbut Tahrir senantiasa berusaha
mengikuti metode atau t}ariqah dakwah yang ditempuh Rasulullah
Muhammad SAW., sejak dari Makkah hingga tegaknya negara Islam yang
pertama di Madanah al-Munawarah.18
Hizbut Tahrir didirikan dalam rangka memenuhi seruan Allah SWT>.,19
            
 

‚(Dan) hendaklah ada di antara kalian segolongan umat (jamaah)
yang menyeru kepada kebaikan (mengajak memilih kebaikan,
yaitu memeluk Islam), memerintahkan kepada yang ma’ruf dan
melarang dari yang munkar. Merekalah orang-orang yang
beruntung.‛
Hizbut Tahrir bermaksud membangkitkan kembali umat Islam dari
kemerosotan yang amat parah, membebaskan umat dari ide-ide, sistem

18
19

Manifesto Hizbut Tahrir untuk Indonesi, (Hizbut Tahrir Indonesia, 2009), 68.
Ibid.,67.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

perundang-undangan, dan hukum-hukum kufur, serta membebaskan mereka
dari cengkeraman dominasi dan pengaruh negara-negara kafir.
Dasar hukum Hizbut Tahrir tentang konsep poligami mengacu pada
buku ‚An-Nizam Al-Ijtima’i Fil Al-Islam‛. Dan setiap anggota Hizbut
Tahrir Indonesia wajib hukumnya menjalankan konsep poligami tersebut.
Berdasarkan pemaparan di atas, penelitian ini berusaha mengkaji
secara mendalam tentang Analisis

Yuridis Terhadap Konsep Poligami

Hizbut Tahrir Indonesia (Kajian Terhadap Buku Sistem Pergaulan Dalam
Islam) yang pada umumnya menerima perkawinan poligami.
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Penelitian yang dimaksud ialah menganalisis tentang konsep
poligami Hizbut Tahrir Indonesia dalam buku ‚Sistem Pergaulan Dalam
Islam‛ yang akan dianalisis secara yuridis. Karena Undang-Undang dan
kompilasi hukum Islam yang mengatur tentang poligami terdapat perbedaan
dengan konsep poligami Hizbut Tahrir Indonesia khususnya dalam buku
‚Sistem Pergaulan dalam Islam‛. Oleh Karena itu, penelitian ini dimaksud
untuk hal-hal berikut:
1. Poligami dan akibat hukumnya
2. Menggali kembali hukum tentang poligami
3. Menjelaskan pemikiran dan doktrin Hizbut Tahrir
4. Praktek poligami dalam organisasi Hizbut Tahrir Indonesia

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

5. Konsep poligami Hizbut Tahrir Indonesia menurut buku ‚Sistem
Pergaulan dalam Islam‛
6. Analisis yuridis terhadap konsep poligami Hizbut Tahrir Indonesia
menurut buku ‚Sistem Pergaulan dalam Islam‛
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, agar penelitian bisa fokus
dan sistematis maka disusunlah batasan masalah yang akan diteliti. Adapun
batasan masalah dalam penelitan ini adalah seabagai berikut:
1. Konsep poligami Hizbut Tahrir Indonesia menurut ‚buku Sistem
Pergaulan dalam Islam‛
2. Analisis yuridis terhadap konsep poligami Hizbut Tahrir Indonesia
dalam buku ‚Sistem Pergaulan dalam Islam‛
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Bagaimana konsep poligami Hizbut Tahrir Indonesia dalam buku
‚Sistem Pergaulan dalam Islam‛ ?
2. Bagaimana analisis yuridis terhadap konsep poligami Hizbut Tahrir
Indonesia (kajian buku Sistem Pergaulan dalam Islam) ?
D. Kajian Pustaka
Penelitian tentang poligami sudah banyak peneliti temukan di
penelitian-penelitian terdahulu, meliputi berbagai aneka sudut pandang.
Penelitian-penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

Skripsi Liga Binangkit dengan judul ‚Izin Poligami Dalam Prespektif
Hukum Islam (Studi Terhadap Putusan di Pengadilan Agama Mataram
Tahun 2009).20 Meskipun skripsi ini sama-sama membahas tentang
poligami, namun skripsi ini lebih fokus pada izin poligaminya, sedangkan
dalam penelitian ini lebih terfokus kepada konsep poligami Hizbut Tahrir
Indonesia.
Skripsi Muhammad Khasan Bukhori dengan judul ‚Pandangan
Hukum Islam Terhadap Praktek Poligami Pada Masyarakat kecamatan
Subah Kabupaten Bantang Jawa Tengah‛.21 Skripsi ini lebih menjelaskan
terhadap analisis hukum Islamnya, dibandingkan dengan penelitian ini yang
menganalisis poligami dengan analisis yuridis.
Skripsi Rakhmad hananto dengan judul ‚Kajian Yuridis Akibat
Hukum dari Perkawinan Poligami Terhadap Harta Bersama‛.22 Isi skripsi ini
mengenai akibat hukum dari poligami terhadap harta bersama, sedangkan
dalam penelitian ini berisikan konsep poligami Hizbut Tahrir Indonesia.
E. Tujuan penelitian
Rumusan masalah yang telah dipaparkan, dapat diuraikan tujuan
penelitian sebagai berikut:

20

Liga Binangkit. ‚Izin Poligami Dalam Prespektif Hukum Islam (Studi Terhadap Putusan di
Pengadilan Agama Mataram Tahun 2009‛) (Skripsi--UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2012).
21
Muhammad Khasan Bukhori, ‚Pandangan Hukum Islam Terhadap Praktek Poligami Pada
Masyarakat kecamatan Subah Kabupaten Bantang Jawa Tengah‛ (Skripsi--UIN Sunan Kalijaga,
Yogyakarta, 2008).
22
Rakhmad hananto,‛ Kajian Yuridis Akibat Hukum dari Perkawinan Poligami Terhadap Harta
Bersama‛ (Skripsi--UNIVERSITAS JEMBER, 2013).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

1. Mengetahui konsep poligami Hizbut Tahrir Indonesia dalam buku
‚Sistem Pergaulan dalam Islam‛
2. Menjabarkan Analisis yuridis terhadap konsep poligami Hizbut Tahrir
Indonesia (kajian buku Sistem Pergaulan Dalam Islam).
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Jika tujuan penelitian ini tercapai, maka ada beberapa manfaat yang
diperoleh dari hasil penelitian ini baik manfaat praktis maupun teoritis.
1. Secara Praktis
Memberikan pemahaman terhadap masyarakat Islam, khususnya
mahasiswa syariah mengenai Analisis yuridis terhadap konsep poligami
Hizbut Tahrir Indonesia, selain itu juga sebagai pedoman dan dasar bagi
penelitian lain dalam mengkaji penelitian lagi yang lebih mendalam.
2. Secara Teoritis
Mengembangkan bidang kajian hukum keluarga Islam terhadap
Analisis yuridis terhadap konsep poligami Hizbut Tahrir Indonesia, dan
juga dapat digunakan sebagai landasan untuk melakukan penelitian lebih
lanjut mengenai konsep poligami Hizbut Tahrir Indonesia.
G. Definisi Operasional
Definisi operasional bertujuan untuk mempermudah pembaca dalam
memahami penulisan penelitian ini, dan untuk berbagai pemahaman serta
terhindar dari salah pengertian terhadap istilah dalam penelitian ini, maka
perlu dijelaskan sebagai berikut:

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

Analisis Yuridis:

Kegiatan

untuk

mencari

dan

memecah

komponen-komponen dari suatu permasalahan
untuk

dikaji

lebih

dalam

kemudian

menghubungkannya Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam
(KHI).
Poligami:

Suatu perkawinan yang lebih dari seorang,
seorang laki-laki yang mempunyai istri lebih
dari satu istri pada waktu bersamaan.23

Hizbut Tahrir:

Sebuah partai politik yang berideologi Islam.
Partai ini didirikan untuk memenuhi perintah
Allah SWT:
       
       
‚Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan
umat

yang

menyeru

kepada

kebajikan,

menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah
dari yang munkar merekalah orang-orang yang
beruntung.24

23

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka 1998), 799.
24
Manifesto Hizbut Tahrir untuk Indonesia (t.t.,: Hizbut Tahrir Indonesia, 2009), 67.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

Penjelasan di atas menjelaskan bahwa penelitian ini bermaksud untuk
menguraikan tentang analisis yuridis terhadap konsep poligami Hizbut Tahrir
Indonesia dalam buku ‚Sistem Pergaulan dalam Islam‛, dengan definisi
operasional tersebut.
H. Metode Penelitian
Adapun penulisan dan pembahasan skripsi ini, penelitian ini akan
menggunakan metode penelitian kualitatif, karena data yang dihasilkan nanti
bukan data angka. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian
yang digunakan untuk meneliti, instrumen inti terletak pada peneliti, teknik
pengumpulan data dilakukan secara gabungan, analisis data bersifat induktif,
dan penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari generalisasi.25 Agar
penulisan skripsi ini dapat tersusun dengan benar, maka penelitian ini
memandang perlu untuk mengemukakan metode penulisan skripsi ini yaitu
sebagai berikut:
1. Data yang dikumpulkan
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang diangkat
penelitian ini, maka data yang dikumpulkan meliputi:
a. Data tentang pemikiran dan doktrin Hizbut Tahrir Indonesia
terkait poligami.
b. Data tentang Analisis yuridis terhadap konsep poligami Hizbut
Tahrir Indonesia dalam buku ‚Sistem Pergaulan dalam Islam‛.

25

Sugiyino, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008),

9.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Sumber Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
sumbernya.26 Sumber data primer tersebut adalah didapat dari
buku ‚Sistem pergaulan dalam Islam‛ ciptaan Taqiyuddun anNabhani.
b. Sumber data sekunder
Data sekunder adalah data yang dibutuhkan sebagai
pendukung data primer.27 Data ini bersumber dari referensireferensi dan literatur yang mempunyai korelasi dengan data
penelitian ini.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Dokumentasi
Dokumentasi

adalah

metode

pengumpulan

data

yang

diperoleh melalui dokumen-dokumen atau menyelidiki benda-benda
tertulis seperti majalah, buku-buku, majalah, peraturan-peraturan,

26
27

Sugiyino, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D., 15.
Ibid., 16.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

catatan harian.28 Dalam penelitian ini lebih fokus dalam mempelajari
buku-buku dari Hizbut Tahrir Indonesia.
b. Studi Pustaka
Studi pustaka adalah penelitian yang dilakukan dengan
mendalami, mencermati, menelaah dan mengidentifikasi
pengetahuan (teori) yang ada dalam kepustakaan dalam hal
perkawinan yang khususnya berkenaan dengan poligami
(buku-buku referensi atau hasil penelitian lain, sumber-sumber
bacaan).
4. Teknik Pengolahan Data
Untuk

mensistematis

data

yang

telah

dikumpulkan

dan

mempermudah peneliti dalam melakukan analisis data, maka peneliti
mengolah data tersebut melalui beberapa teknik, dalam hal ini data yang
diolah merupakan data yang telah terkumpul dari beberapa sumber adalah
sebagaimana berikut:
a. Editing, yaitu mengedit data-data yang sudah dikumpulkan.29
Teknik ini digunakan oleh peneliti untuk memeriksa atau mengecek
sumber data yang diperoleh melalui teknik pengumpulan data, dan
memperbaikinya apabila masih terdapat hal-hal yang salah.

28

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2006), 158.
29
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik…, 90.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

b. Organizing, yaitu mengorganisasikan atau mensistematis sumber
data.30 Melalui teknik ini, peneliti mengelompokkan data-data yang
telah dikumpulkan dan disesuaikan dengan pembahasan yang telah
direncanakan sebelumnya mengenai buku ‚Sistem Pergaulan dalam
Islam‛.
c. Analizing, yaitu melakukan analisis terhadap data, dalam penelitian
ini menganalisis secara yuridis terhadap konsep poligami Hizbut
Tahrir Indonesia dalam buku ‚Sistem Pergaulan dalam Islam‛.
5. Teknis Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan meyusun data secara
sistematis data yang diperoleh dari dokumen-dokumen, benda-benda
tertulis atau bahan-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami, dan
temuannya dapat diinformasikan keorang lain.31
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif analisis dengan menggunakan pola pikir deduktif yaitu
mengemukakan dalil-dalil atau data-data yang bersifat umum yaitu
tentang konsep poligami. Selanjut ditarik pada permasalahan yang lebih
khusus yaitu konsep poligami Hizbut Tahrir Indonesia alam buku ‚Sistem
Pergaulan dalam Islam‛.

30
31

M. Iqbal Hasan, Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, 91.
Sugiyino, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D, 244.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

I. Sistematika Pembahasan
Agar lebih mudah memahami, maka penielitian ini membagi skripsi
menjadi lima bab, yang saling berkaitan antara bab satu dengan bab yang
lainnya. Dari masing-masing diuraikan lagi menjadi beberapa sub bab yang
sesuai dengan judul babnya. Adapun sistematika pembahasan dalam skripsi
ini adalah sebagai berikut:
Bab pertama, berisi pendahuluan yang terdiri dari gambaran umum
tentang skripsi yang berisikan latar belakang masalah, identifikasi dan
batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian,
kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan
sistematika pembahsan.
Bab kedua, memaparkan secara umum tentang poligami, meliputi
pengertian, syarat-syarat dan dasar hukum poligami menurut UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawainan dan Kompilasi Hukum
Islam (KHI).
Bab ketiga, Bab ini merupakan bab yang menguraikan data hasil
penelitian, berisi gambaran umum tentang profil, pemikiran, doktrin dan
konsep poligami dalam organisasi Hizbut Tahrir Indonesia dalam buku
‚Sistem Pergaulan dalam Islam‛.
Bab keempat, Bab ini merupakan bab yang membahas analisis data.
Dalam bab ini diadakan analisis terhadap data yang berhasil dikumpulkan
dalam rangka mencari jawaban terhadap pertanyaan, sebagaimana yag
dimuat dalam rumusan masalah pada bab satu.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

Bab kelima, Bab ini merupakan bab penutup, berisi tentang
kesimpulan dan saran. Kesimpulan tersebut diperoleh setelah mengadakan
analisis terhadap data yang diperoleh, sebagaimana diuraikan pada bab
sebelumnya, dan merupakan jawaban atas pertanyaan pada rumusan
masalah.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG POLIGAMI

A. Pengertian Poligami
Kata ‚poligami‛ berasal dari bahasa Yunani pecahan dari kata ‚poly‛
yang artinya banyak, dan ‚Gamein‛ yang berarti pasangan, kawin atau
perkawinan. Secara epistemologis poligami adalah ‚suatu perkawinan yang
banyak‛ atau dengan kata lain adalah suatu perkawinan yang lebih dari seorang,
seorang laki-laki yang mempunyai istri lebih dari satu istri pada waktu
bersamaan.1 Dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa pengertian
poligami adalah ikatan perkawinan yang salah satu pihak memiliki atau
mengawini beberapa lawan jenisnya dalam waktu yang bersamaan. Sedangkan
berpoligami adalah menjalankan atau melakukan poligami.2
Tihami dan Sahrani menjelaskan bahwa poligami dalam bahasa
Indonesia diartikan sebagai sistem perkawinan yang salah satu pihak memiliki
atau mengawini beberapa lawan jenisnya diwaktu yang bersamaan.
Para ahli membedakan istilah bagi seorang laki-laki yang mempunyai
lebih dari seorang istri dengan istilah poligini yang berasal dari kata ‚polus‛
berarti banyak dan ‚gune‛ berarti perempuan. Sedangkan bagi seorang istri yang
1

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka
1998), 799.
2
W.J.S Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka 1984), 693.

22

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

mempunyai lebih dari seorang suami disebut poliandri yang berasal dari kata
polus yang berarti banyak dan Andros berarti laki-laki.
Kata yang tepat bagi seorang laki-laki yang mempunyai istri lebih dari
seorang dalam waktu yang bersamaan adalah poligini bukan poligami. Meskipun
demikian, dalam perkataan sehari-hari yang dimaksud dengan poligami itu
adalah perkawinan seorang laki-laki dengan lebih dari seorang perempuan dalam
waktu yang bersamaan. Yang dimaksud poligini itu, menurut masyarakat umum
adalah poligami.3
Islam mengenal poligami dengan istilah ta’adud az- zauja@h yang artinya
adalah bertambahnya jumlah istri.4 Adapun kebalikan dari bentuk perkawinan
pologami adalah perkawinan monogami yaitu dimana suami hanya memiliki
satu orang istri.5
Bangsa Arab dan non-Arab sebelum Islam datang sudah terbiasa
berpoligami. Ketika Islam datang, Islam memberi batasan terkait jumlah istri
yang boleh dinikahi. Dalam Islam poligami bukan wajib, tapi mubah,
berdasakan firman Allah SWT., dalam surat an-Nisa’ ayat 3.6

3

Tihami dan Sohari, Fikih Munakahat (Jakarta: PT Raja Grafido Persada, 2009), 351-352.
Muhammad Jawad Mughniyah, Terjemah al-Fiqh ‘Ala al-Mazhib al-Khomsah, penerjemah Masykur
A.B Afif Muhammad, Idrus al-Kaf terbitan dar al-Jawal Beirut, (PT Lentera Basritama), 332.
5
Bibit Suprapto, Liku-Liku Poligami (Yogyakarta: al-Kutsar 1999), 71.
6
Hartono Ahmad Jaiz, Wanita Antara Jodoh, Poligami dan Perselingkuhan (Jakarta: Pustaka alKautsar), 119.
4

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

             …
… 
Artinya: …‚Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi

: dua, tiga atau empat. kemudian jika kamu takut tidak akan dapat
Berlaku adil, Maka (kawinilah) seorang saja…‛ .7
Sejumlah riwayat menjelaskan setelah turunnya ayat yang membatasi
jumlah istri hanya empat orang, Nabi segera memerintahkan semua laki-laki
yang memeliki istri lebih dari empat agar menceraikannya sehingga setiap suami
maksimal memiliki empat orang istri.8
Selain dalam surat an-Nisa’ ayat 3, poligami juga diatur dalam UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawainan. Adapun sebagai hukum
materiel bagi orang Islam, terdapat ketentuan dalam Kompilasi Hukum Islam
(KHI).

Ketentuan- kententuan yang terdapat dalam Undang-Undang

perkawinan berikut aturan pelaksanaannya, pada prinsipnya selaras dengan
ketentuan hukum Islam.
B. Sejarah poligami
Sebelum Islam datang, masyarakat manusia diberbagai belahan dunia
telah mengenal dan mempraktikkan poligami. Poligami dipraktikakn secara luas
diantaranya di kalangan masyarakat Yunani, Persia dan Mesir Kuno.9

7

Departemen Agama RI, al-Hikam al-Qur’an dan Terjemahnya…, 77.
Siti Musdah Mulia, Islam Menggugat Poligami (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2004), 45.
9
Ibid.
8

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

Islam muncul di tengah-tengah sistem yang telah mempraktikan poligami.
Poligami menjadi sebuah sistem yang melekat di dunia Arab, yang dilaksanakan
semata-mata untuk kebutuhan biologis, serta beberapa aspek lainnya.10
Agama Samawi seperti Yahudi dan Kristen juga tidak ada larangan
berpoligami. Bahkan dalam agama Yahudi, sebagaimana dikutip dalam alSiba’i, kebolehan poligami tanpa batas.11

Di Cina para suami berhak

berpoligami jika ternyata istri tidak bisa memberikan anak karena bagi mereka
anak adalah tumpuan harapan yang dapat mewarisi berbagai hal setelah ayahnya
meninggal dunia. Namun istri pertama menempati kedudukan tertinggi dan
dominan. Adapun di India praktik poligami sangat dominan terutama
dikalangan kerajaan, pembesar atau orang-orang kaya. Sedangkan di Mesir
Kuno poligami dianggap hal yang wajar asalkan calon suami berjanji membayar
uang yang banyak kepada istri pertama jika suami berpoligami. Anggapan
bangsa Timur Kuno, seperti Babilonia, Madyan atau Siria poligami merupakan
perbuatan suci karena para Raja dan penguasa yang menempati posisi suci
dalam hati mereka juga melakukan poligami.12
Kedatangan Islam pada dasarnya telah berhadapan dengan aturan-aturan
hukum yang telah ada sebelumnya, seperti hukum dalam kitab Taurat, Injil dan

10

M. Sufyan Raji Abdullah, Poligami dan Eksistensinya (Jakarta: Pustaka al-Riyadi, 2004), 49.
Nasruddin Baidan, Tafsir bin al-Ra’yi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), 95.
12
Musfir Al-Jahrani, Poligami dari Berbagai Persepsi (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), 35.

11

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

Zabur. Begitupun hukum tentang poligami, tetapi Islam memberikan aturan
tersendiri yang membedakan dengan hukum sebelumnya.
Islam hanya melarang praktik poligami yang tidak terbatas yang
dilakukan orang-orang jahiliyah Arab maupun bukan orang-orang Arab yang
menurut mereka sudah menjadi tradisi para pemimpin ataupun kepala suku
memelihara gundik (perempuan simpanan) yang sangat banyak jumlahnya,
dengan memanfaatkan status dirinya.13
Islam yang lurus tidak melarang poligami, tetapi tidak membiarkan bebas
tanpa aturan, akan tetapi Islam mengaturnya dengan syarat-syarat imaniyah
yang jelas disebutkan dalam hukum-hukum al-Qur’an dengan membatasi hanya
sampai empat orang istri.14
Islam memperbolehkan poligami bukan dengan syarat istri pertama sakit
atau mandul, selama suami mampu memenuhi beban nafkah istri dan anakanaknya maka poligami itu diperbolehkan.15
Terkait tentang masalah bermalamnya suami dengan istri-istrinya juga
harus ada kejelasan, sehingga dapat terjadwal dengan baik. Jika suami
melakukan perjalanan jauh dan membutuhkan seorang teman dari salah satu istri
maka dia memiliki hak untuk memilih, jika istri yang lain tidak setuju serta
saling berselisih, maka dalam keadaan tersebut suami harus mengundi dan nama
13

Titik Triwulan Tutik dan Trianto, Poligami Prefektif Prikatan Nikah, (Jakarta: Prestasi Pustaka,
2007), 66-67.
14
Hilmi Farhat, Poligami Berkah atau Musibah (Jakarta: Senayan Punlising, 2007), 20.
15
Agus Mustofa, Poligami yuuk! (Surabaya: Padma Press, 2007), 240-241.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

istri yang keluar dalam undian itu, dialah yang keluar bersama suaminya.16
Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud, dikatakan:

ِ
‫ فَأَيَتُ ُه َن َخَر َج َس ْه ُم َها‬,‫ْ نِ َسائِِه‬
َ ِ ‫أَ َن ال‬
َ ‫لى هُ َعليه َو َسلَ َم إِذَا َأر َاد