Edisi 2 no 45tahun XXIII Naskah Bu Gadis

ARTIKEL UTAM A
S E M IN A R N A S IO N A L L IM N O L O G I
Dr. Ir. Gadis Sri Haryani

Kepala Pusat Penelitian Limnologi (2001- sekarang)
(gadis@ limnologi.lipi.go.id)

Tulisan ini disajikan karena Pusat Penelitian Limnologi-LIPI baru selesai
menyelenggarakan Seminar Nasional Limnologi ke V pada tanggal 28 Juli
2010 yang lalu. Pusat Penelitian Limnologi LIPI dalam usianya yang ke 24 tahun tanggal 13 Januari
2010 yang lalu selalu berkarya sesuai tugas pokok dan f ungsi yang diemban yaitu melakukan
penelitian di bidang perairan darat dan berinteraksi dengan berbagai pihak baik di dalam LIPI
maupun diluar LIPI di tingkat nasional dan internasional agar apa yang Pusat Penelitian Limnologi
hasilkan dapat bermanf aat. Salah satu bentuk komunikasi hasil penelitian kelimnologian adalah
melalui Seminar Nasional Limnologi.
Seminar Nasional diselenggarakan secara rutin setiap 2 (dua) tahun sekali sejak tahun
2002. Tema yang dipilih berbeda dalam setiap penyelenggaraan sesuai isu aktual, strategis dan
krusial yang terjadi di Indonesia, serta kecenderungan di masa depan, khususnya yang terkait
dengan masalah perairan darat.
Bila diurut satu persatu, Seminar Nasional Limnologi yang telah diselenggarakan oleh Puslit
Limnologi-LIPI adalah sebagai berikut:

1. Seminar Limnologi ke I tanggal 22 April 2002, dengan tema: Menuju Kesinambungan
Pemanf aatan Sumberdaya Perairan
2. Seminar Limnologi ke II tanggal 28 Juli 2004, dengan tema: Peran Strategis Data Dan
Inf ormasi Sumberdaya Perairan Darat Dalam Pembangunan Nasional
3. Seminar Limnologi ke III, tanggal 5 September 2006, dengan tema: Pengelolaan
Sumberdaya Perairan Darat Secara Terpadu di Indonesia
4. Seminar Limnologi ke IV, tanggal 15 Oktober 2008, dengan tema: Perairan Darat dan
Perubahan Iklim
5. Seminar Limnologi ke V, tanggal 28 Juli 2010, dengan tema: Prospek Ekosistem Perairan
Darat Indonesia: Mitigasi Bencana Dan Peran Masyarakat
Tidak kurang dari 50 makalah yang dipresentasikan dalam setiap penyelenggaraan Semnas
yang merupakan kajian atau hasil penelitian. Dengan demikian ada sekitar 250 hasil penelitian
yang seharusnya dapat ditindaklanjuti agar perairan darat di Indonesia dapat dikelola untuk
dimanf aatkan secara berkelanjutan.
Saya ingin mengajak pembaca mencermati uraian tema seminar nasional limnologi untuk
mendapatkan gambaran perkembangan kelimnologian di Indonesia sejak sekitar 10 tahun terakhir ini.

Warta L imnologi – N o. 45/ TahunXXIII D esember 2010

1


1.

Menuju Kesinambungan Pemanfaatan Sumberdaya Perairan

Tema ini merupakan tema pada Seminar Limnologi ke I tanggal 22 April tahun 2002, yang
dipilih dengan pertimbangan bahwa kita harus mempunyai tujuan dan harapan ke depan agar
perairan darat di Indonesia dapat tetap dimanf aatkan terus menerus atau berkesinambungan.
Pemanf aatan sumberdaya perairan diperkirakan akan semakin meningkat di masa-masa
mendatang dalam menunjang pembangunan ekonomi nasional. Kecenderungan tersebut sejalan
dengan pertumbuhan penduduk sebesar 1,8% per tahun. Hal ini menimbulkan berbagai dampak
lingkungan yang terjadi pada kawasan perairan darat akibat dari dampak yang ditimbulkan oleh
kegiatan pembangunan yang dilakukan di daratan, seperti pertanian, perkebunan, kehutanan,
industri, permukiman dan sebagainya. Demikian pula dengan kegiatan yang dilakukan di perairan
dan sekitarnya. Penanggulangan pencemaran yang diakibatkan oleh berbagai aktivitas
pembangunan tersebut tidak dapat dilakukan hanya di kawasan perairan darat saja, tetapi harus
dilakukan mulai dari sumber dampaknya yang ada di daratan.
Kebijakan pengelolaan harus menggabungkan antara aspek konservasi dan aspek
pemanf aatan. Konsep pengelolaan wilayah perairan darat secara terpadu merupakan salah satu
syarat untuk mencapai pembangunan yang optimal dan berkelanjutan.

2.

Peran Strategis Data Dan Informasi Sumberdaya Perairan Darat Dalam Pembangunan
Nasional

Sebagai tema pada Seminar Limnologi ke II tanggal 28 Juli 2004, yaitu Data dan Informasi
Sumberdaya Perairan Darat Indonesia menjadi fokus utama. Mengingat sudah banyaknya data dan
inf ormasi mengenai perairan darat di Indonesia yang tersebar di berbagai instansi dan bahkan pada
individu-individu. Sistem data dan inf ormasi yang akurat, lengkap dan terkini sangat diperlukan
sebagai pendukung pengambilan keputusan (Decision Support System) baik yang terkait langsung
dengan pembangunan perairan darat maupun untuk menunjang pembangunan nasional secara umum.
Pernyataan Rio de Janeiro tahun 1992 dalam KTT Bumi menekankan perlunya inf ormasi yang akurat
untuk mendukung pengambilan keputusan dalam pengelolaan sumberdaya air.
Pusat Penelitian Limnologi-LIPI telah merintis Pengembangan Sistem Inf ormasi Limnologi sejak
tahun 1996 dengan dibentuk secara khusus Kegiatan Tolok Ukur Pengembangan Sistem Inf ormasi
Perairan Darat, dan sejak itu pula kelengkapan untuk mendukung terwujudnya suatu sistem
pengelolaan data limnologi terus menerus diupayakan dan menjadikan kegiatan Pengembangan
Sistem Inf ormasi Perairan Darat sebagai salah satu Program Utama Pusat Penelitian Limnologi-LIPI.
Dengan adanya Sistem basis data Limnologi ini maka data, inf ormasi dan pengetahuan yang
didapatkan dari penelitian-penelitian baik oleh Pusat Penelitian Limnologi maupun instansi lain dapat

diakses dengan mudah oleh para pengguna baik itu masyarakat ilmiah, para pengambil keputusan
maupun masyarakat luas. Yang dapat diakses dalam hal pemanf aatan potensi dan mengatasi
berbagai masalah yang dihadapi lingkungan perairan darat sehingga pengelolaan perairan darat
Indonesia dapat berjalan sesuai visi pembangunan yang berkelanjutan.
Keterbatasan dukungan data dan inf ormasi dalam pemanf aatan suatu sumberdaya disebabkan
berbagai. Faktor-faktor tersebut antara lain sistem pengelolaan data yang tidak terpadu, sehingga
data dan inf ormasi yang tersedia tersebar di berbagai instansi dan bersif at sektoral sehingga tidak
terjangkau oleh masyarakat luas sebagai pengguna. Persoalan pengelolaan data dan inf ormasi
meliputi akses, pemanf aatan dan ketersediaan data itu sendiri.

Warta L imnologi – N o. 45/ TahunXXIII D esember 2010

2

Adanya perkembangan teknologi yang memungkinkan pengelolaan data secara akurat dan
bersif at kekinian akan semakin mempermudah penyusunan berbagai kebijakan nasional dan
daerah dalam pengelolaan sumberdaya yang berbasis data ilmiah. Kebijakan pengelolaan
sumberdaya lingkungan yang berbasis data ilmiah seyogyanya menjadi perhatian kita semua
sehingga lingkungan perairan darat dapat memberikan kesejahteraan bagi kehidupan.


3.

Pengelolaan Sumberdaya Perairan Darat Secara Terpadu di Indonesia
Tema tersebut diambil untuk mengarahkan Seminar Limnologi ke III, tanggal 5 September
tahun 2006, dengan harapan bahwa kegiatan pengelolaan perairan darat tidak dapat dilihat
secara parsial namun harus secara terpadu agar permasalahan yang ada dapat teratasi secara
menyeluruh atau holistik. Keseluruhan atau sebagian besar ekosistem perairan darat saling terkait
satu dan lainnya dalam suatu daerah tangkapan air yang berfungsi sebagai pengumpul air.
Keterkaitan antara badan air tersebut demikian eratnya sehingga gangguan pada satu badan air
akan berdampak negatif pada badan air lainnya, demikian pula terhadap f lora, f auna serta
masyarakat yang ada di sekitarnya.

Pengelolaan perairan darat secara terpadu adalah suatu pendekatan pengelolaan wilayah
perairan yang melibatkan dua atau lebih ekosistem mulai dari hulu sampai ke hilir, sumberdaya, dan
kegiatan pemanf aatan (pembangunan) secara terpadu (integrated) guna mencapai pemanf aatan
perairan secara berkelanjutan. Pengelolaan wilayah perairan darat secara terpadu memiliki
pengertian bahwa pengelolaan sumberdaya alam dilakukan melalui penilaian secara menyeluruh.
Hal ini diawali dengan identif ikasi karakteristik komponen penyusun ekosistem, pengkajian masalah,
kendala dan penyusunan tujuan dan sasaran, kemudian merencanakan serta mengelola segenap
kegiatan pemanf aatan guna mencapai pembangunan yang optimal dan berkelanjutan.

Perencanaan dan pengelolaan dilakukan secara terpadu dari berbagai sektor dan dinamis dengan
mempertimbangkan aspek sosial-ekonomi-budaya dan aspirasi masyarakat pengguna serta konf lik
kepentingan dan pemanf aatan yang mungkin ada. Dengan memadukan dan mensinergikan segala
kekuatan yang dimiliki oleh berbagai sektor dalam mengelola ekosistem perairan darat yang
melingkupi berbagai aspek sosial, ekonomi, budaya maka akan tercipta kondisi perairan darat
yang baik dan dapat dimanf aatkan sepanjang waktu.
4.

Perairan Darat dan Perubahan Iklim

Dewasa ini isu lingkungan yang mengemuka adalah perubahan iklim. Oleh sebab itulah dipilih
topik Perairan Darat dan Perubahan Iklim sebagai f okus pada Seminar Nasional Limnologi ke IV,
tanggal 15 O ktober 2008. Perubahan iklim yang sedang terjadi di bumi ini juga akan berpengaruh
pada perairan darat yang sekaligus juga perairan darat dapat mempengaruhi perubahan iklim.
Hal ini adanya f enomena peningkatan temperatur global. Pemanasan global akan terus meningkat
dengan percepatan yang lebih tinggi pada abad ke-21 apabila tidak ada upaya untuk
menguranginya. Pemanasan global mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan f rekuensi maupun
intensitas iklim ekstrim.
Perubahan rata-rata tahunan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia diperkirakan
berpengaruh terhadap defisit air. Hal ini akibat meningkatnya evaporasi di satu sisi, namun disisi lain

akan menyebabkan kelebihan air karena intensitas curah hujan yang tinggi sehingga menimbulkan
banjir. Indonesia yang memiliki sungai, danau dan rawa yang diperkirakan luasnya mencapai 13,85
juta ha, akan mengalami dampak perubahan iklim tersebut. Perairan darat juga dapat memberikan
kontribusi dalam pengurangan pemanasan global karena berf ungsi sebagai penyimpan dan

Warta L imnologi – N o. 45/ TahunXXIII D esember 2010

3

penangkap karbon. Dari sekitar 37 juta ha lahan basah di Indonesia, 20 juta ha diantaranya
berupa rawa gambut yang berfungsi sebagai penyimpan karbon. Lahan basah juga merupakan
penyangga dampak anomali cuaca dan iklim, karena kemampuannya menyerap banjir dan
memasok air pada saat musim kemarau.
Dari topik-topik penelitian yang diajukan dalam seminar kali ini, ternyata sedikit sekali yang
menyentuh masalah perubahan iklim. Hal ini menunjukkan bahwa masih diperlukan penelitianpenelitian mengenai pengaruh perubahan iklim terhadap perairan darat. Diharapkan hasil-hasil
penelitian tersebut dapat memberikan solusi ilmiah dalam rangka mencegah, memperkecil dampak
dan memperbaiki berbagai kerusakan dan degradasi perairan darat. Lebih dari itu, untuk
kepentingan jangka panjang, terkandung dalam misi ini adalah upaya mencari keseimbangan
antara penggunaan sumberdaya alam dan upaya pelestarian lingkungan dalam dinamika
perubahan iklim.

5.

Seminar Limnologi ke V, 28 Juli 2010, dengan tema: Prospek Ekosistem Perairan Darat
Indonesia: Mitigasi Bencana dan Peran Masyarakat

Permasalahan yang mengancam keberlangsungan perairan darat seperti pencemaran
kualitas air sungai, danau, dan badan air lainnya serta semakin berkurangnya kemampuan badanbadan air untuk mendukung kehidupan ekosistem termasuk manusia di dalamnya, semakin
mengemuka ahir-akhir ini. Dinobatkannya Sungai Citarum sebagai salah satu sungai terkotor di
dunia oleh salah satu media massa internasional membuktikan adanya bencana yang mengancam
perairan darat Indonesia.
Sumberdaya air yang merupakan kebutuhan vital bagi kehidupan akan mengalami tekanan
yang sangat tinggi, sehingga kerusakan sumberdaya air tidak dapat dihindari. Sebaran penduduk
Indonesia, yang terkonsentrasi di pulau Jawa dan daerah perkotaan menimbulkan masalah tentang
ketersediaan air bersih di pulau jawa dan kota-kota besar.
Pengelolaan perairan darat yang tidak bersif at komprehensif akan menyebabkan
berbagai bencana keairan, seperti bencana banjir dan kekeringan, kematian massal ikan,
pencemaran, serta memicu konf lik sosial dalam masyarakat. DAS (Daerah Aliran Sungai) di Indonesia
yang kritis semakin meningkat jumlahnya dari tahun ke tahun. Erosi yang berlebihan mengakibatkan
terjadinya sedimentasi dan pendangkalan di waduk-waduk antara lain yang ada di aliran sungai
Citarum, dan danau-danau di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.

Bencana banjir dan kekeringan semakin sering melanda daerah-daerah rawan banjir dan
kekeringan, bahkan sekarang terjadi di daerah yang sebelumnya jarang terkena banjir. Hal ini
menimbulkan kerugian materi yang tidak sedkit. Situ-situ di kawasan Jabodetabek tercemar
kandungan nutrien yang tinggi hingga terlalu subur yang menunjukkan tingkat kerusakan Situ.
Kandungan nutrien (diantaranya nitrogen dan fosfor) yang tinggi tersebut berasal dari bahan-bahan
organik yang terkandung dalam limbah industri, pertanian, dan rumah tangga yang masuk ke Situ.
Padahal selama ini keberadaan Situ masih dipandang sebelah mata oleh para pengelola wilayah
setempat. Kondisi ini diperparah oleh perubahan iklim global dimana rata-rata tahunan curah hujan
di beberapa wilayah Indonesia mengalami penurunan dan dilain tempat mengalami peningkatan,
dan waktu musim hujan/ kemarau mengalami pergeseran. Telah terjadi peningkatan def isit air akibat
meningkatnya evaporasi. Dikhawatirkan keadaan akan lebih parah untuk wilayah-wilayah yang
rata-rata curah hujannya menurun. Hal ini semakin meningkatkan bencana kekeringan diwilayah
tersebut. Oleh sebab itu apabila dalam pengelolaan dan pemanf aatan perairan darat tidak

Warta L imnologi – N o. 45/ TahunXXIII D esember 2010

4

disertai kearif an dan landasan ilmiah yang kuat dan usaha peningkatan partisipasi masyarakat,
maka prospek perairan darat ke depan akan semakin memprihatinkan.

Dalam KTT Bumi tahun 1992, masalah air tawar mendapat perhatian serius sebagaimana
yang tertuang dalam Dokumen Agenda 21, sedangkan pada W orld Summit on Sustainable
Development yang diadakan di Johannesburg (Af rika Selatan) pada bulan Agustus tahun 2002,
ditetapkan kesepakatan untuk memprioritaskan penyediaan kebutuhan minimal air untuk penduduk
miskin dunia di tahun 2015. Pentingnya peran air juga diakui dalam bidang pertanian, energi,
keanekaragaman hayati, dan upaya mengatasi kemiskinan. Hal ini menunjukkan hampir 20 tahun
sejak dicanangkannya KTT Bumi, perairan darat di Indonesia belum mencapai perkembangan yang
baik bahkan sebaliknya semakin memprihatinkan. Namun hal ini tidak menyurutkan langkah Pusat
Penelitian Limnologi sebagai institusi ilmiah tingkat nasional untuk terus memberikan kontribusi yang
nyata terhadap pengelolaan perairan darat yang berkelanjutan. Arah dan kegiatan penelitian
akan terus dif okuskan pada pelestarian sumberdaya perairan darat di Indonesia dengan menjalin
kerja sama dengan masyarakat, institusí atau lembaga terkait baik secara nasional maupun
internasional. Dengan seminar nasional yang akan diselenggarakan secara kontinu di tahun-tahun
yang akan datang diharapkan komunikasi keilmuan dapat terus terjalin. Hal ini semakin memperkuat
kiprah dan posisi limnologi dalam menyumbangkan solusi ilmiah dan inovasi teknologi yang ramah
lingkungan disertai pemberdayaan masyarakat yang semakin kuat dalam pendayagunaan dan
pengelolaan sumberdaya perairan darat bagi kepentingan kehidupan.
REFERENSI









Pusat Penelitian Limnologi LIPI, 2002. Prosiding Seminar Nasional Limnologi ke I, 2002. Bogor.
447 hal.
Pusat Penelitian Limnologi LIPI, 2004. LIMNOTEK Perairan Darat Tropis di Indonesia: XI (1 & 2).
Edisi khusus Makalah Utama Seminar Nasional Limnologi 2004.
Pusat Penelitian Limnologi LIPI, 2006. Prosiding Seminar Nasional Limnologi ke III, 2006. Bogor.
393 hal.
Pusat Penelitian Limnologi LIPI, 2008. Prosiding Seminar Nasional Limnologi ke IV, 2008. Bogor.
570 hal
Naskah Sambutan Kepala LIPI dalam Pembukaan Seminar Nasional Limnologi ke V, 2010.

Warta L imnologi – N o. 45/ TahunXXIII D esember 2010

5