SOLIDARITAS DAN FANATISME KOMUNITAS REGGAE PANTURA DI DESA DALEGAN KECAMATAN PANCENG KABUPATEN GRESIK.
SOLIDARITAS DAN FANATISME KOMUNITAS REGGAE
PANTURA DI DESA DALEGAN KECAMATAN PANCENG
KABUPATEN GRESIK
SKRIPSI
Diajukan kepada
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial ( S.Sos ) dalam Bidang Sosiologi
Oleh : WINDA SILVIA
NIM B05212046
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JURUSAN ILMU SOSIAL PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
(2)
(3)
(4)
(5)
ABSTRAK
Winda Silvia, 2016, Solidaritas dan Fanatisme Komunitas Reggae Pantura di
Desa Dalegan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik, Skripsi Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Kata Kunci : Solidaritas Sosial, Fanatisme, Komunitas Reggae
Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan manusia lain,seperti yang ditunjukkan dalam sebuah komunitas, rasa solidaritas sangat perlu untuk ditunjukkan dan dimiliki masing-masing anggota agar tercipta suatu hubungan yang baik antar anggota. Salah satu faktor munculnya rasa solidaritas karena masing-masing anggota memiliki tujuan dan kegemaran yang sama. Sikap fanatik anggota Komunitas Reggae Pantura pada musik Reggae, memberikan pengaruh yang baik pada masing-masing anggota yaitu rasa solidaritas yang timbul pada diri anggota komunitas.Dalam hal ini perlu mengetahui bagaimana bentuk dari solidaritas dan fanatisme dari anggota Komunitas Reggae Pantura dan bagaimana citra komunitas ini dimata masyarakat sekitar.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif.Metode ini mengutamakan segi kualitas data.Dengan teknik pengamatan dan wawancara.Sedangkan teori yang digunakan yaitu teori dari Emile Durkheim mengenai solidaritas sosial.Durkheim membagi solidaritas sosial dalam dua tipe yaitu solidaritas mekanik dan solidaritas organik.Berdasarkan spesifikasi solidaritas menurut Durkheim, solidaritas yang ada pada Komunitas Reggae Pantura termasuk dalam kategori solidaritas mekanik.Salah satu ciri solidaritas mekanik yaitu tingkat individualitas rendah dan masyarakat yang homogen.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa solidaritas yang ada pada anggota komunitas Reggae Pantura terjalin baik. Hal ini dilihat dari bentuk solidaritas yang ada pada komunitas tersebut yaitu ketika ada acara musik reggae di luar kota jika ada yang tidak makan satu, maka tidak makan semua. Partisipasi mereka ketika ada acara musik reggae pun juga baik, meskipun banyak halangan yang datang mereka tetap berusaha untuk datang dan meramaikan. Bentuk fanatisme yang ditunjukkan yaitu dengan membentuk rambut mereka menjadi gimbal, meskipun hal tersebut tidak harus dilakukan dan tidak semua anggota mempunyai rambut gimbal, menggunakan beberapa aksesoris bendera musik reggae yaitu merah, kuning dan hijau, hingga beradu pendapat dengan orang tua karena bertentangan dengan pola pikir orang tuanya. Pandangan masyarakat mengenai kegiatan mereka yaitu ada yang berbeda pandangan, yang artinya memiliki pandangan negative karena menganggap kegiatan yang mereka lakukan menyimpang nilai dan norma masyarakat dan ada pula yang menganggap kegiatan mereka positif.
(6)
ABSTRACT
Winda Silvia, 2016, Solidarity and Community Fanaticism Pantura Reggae Village Dalegan Panceng District of Gresik, Thesis Sociology Program Faculty of Social and Political Sciences, State Islamic University Sunan Ampel Surabaya. Keywords: Social Solidarity, Fanaticism, Reggae Community
As social human beings can not live without the help of another man, as shown in a community, a sense of solidarity is very necessary to show and of each member in order to create a good relationship between members. One factor the emergence of a sense of solidarity because each member had a goal and the same passion. Community members bigotry Reggae Reggae on the northern coast, provide a good influence on each member that is a sense of solidarity that arise in this case komunitas.Dalam members need to know how the forms of solidarity and fanaticism of Reggae Pantura Community members and how the image of this community the eyes of the surrounding community. The method used in this research is using qualitative research methods have priority in terms of quality deskriptif.Metode data.Dengan wawancara.Sedangkan observational techniques and theories applied the theory of Emile Durkheim on social solidarity solidarity sosial.Durkheim divide into two types: mechanical solidarity and organik.Berdasarkan solidarity solidarity specs according to Durkheim, solidarity in the community Reggae Pantura included in the category of solidarity mekanik.Salah one characteristic of mechanical solidarity is a low level of individuality and homogeneous society. This study concluded that the solidarity that existed at the Reggae community members Pantura well established. It is seen from a form of solidarity that exist in the community that when there are events reggae music outside of the city if there were not eating one, then do not eat it all. Their participation when there are events reggae music was also good, although many obstacles come they keep trying to come and enliven. Forms of fanaticism shown that by forming their hair into dreadlocks, although it is not to be done, and not all members have dreadlocks, using multiple accessories flag reggae music that is red, yellow and green, to argue with their parents as opposed to the mindset parents. Community perceptions of their activities is that there are different views, which means to have a negative outlook because it considers the activities they perform deviant values and norms of society and some consider them positive activities.
(7)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
PERNYATAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENULISAN SKRIPSI ... viii
ABSTRAK ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xiv
BAB I : PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Penelitian Terdahulu ... 8
F. Definisi Konseptual ... 11
G. Kerangka Teoritik ... 16
H. Metode Penelitian... 17
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 17
2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 19
3. Pemilihan Subyek Penelitian ... 19
4. Tahap-Tahap Penelitian ... 20
5. Teknik Pengumpulan Data ... 21
6. Analisis Data ... 25
7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ... 25
I. Sistematika Pembahasan ... 27
BAB II : KAJIAN TEORITIK ... 29
a. Solidaritas Sosial ... ... 29
b. Jenis-Jenis Solidaritas Sosial ... 32
a) Solidaritas Mekanik ... 36
b) Solidaritas Organik ... 38
BAB III : SOLIDARITAS DAN FANATISME KOMUNITAS REGGAE PANTURA ... 44
a) Komunitas Reggae Pantura ... 44
b) Profil Desa Dalegan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik ... 49
(8)
A. Solidaritas dan Fanatisme Komunitas Reggae Pantura ... 60
a) Solidaritas Komunitas Reggae Pantura ... 60
b) Fanatisme Komunitas Reggae Pantura... 69
c) Pandangan Masyarakat Mengenai Komunitas Reggae Pantura... 74
B. Solidaritas dan Fanatisme Komunitas Reggae Pantura dalam Perspektif Teori Solidaritas Sosial Emile Durkeim ... 78
BAB IV : PENUTUP ... 84
A. Kesimpulan ... 84
B. Saran ... 87
DAFTAR PUSTAKA ……… . 88 LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Pedoman Wawancara
2. Dokumen Lain yang Relevan 3. Jadwal Penelitian
4. Surat Keterangan 5. Biodata Peneliti DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL
(9)
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.1 Tipologi Durkheim Tipe Solidaritas Sosial ... 34 Tabel 2.2.2 Perbedaan Solidaritas Mekanik dan Organik Menurut Durkheim .... 35 Tabel 2.3.3 Perbedaan Solidaritas Mekanik dan Solidaritas Organik ... 41 Tabel 3.1.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia ... 49 Tabel 3.2.5 Tamatan Sekolah Masyarakat ... 52 Tabel 3.3.6 Jumlah Kepala Keluarga menurut Status Pendidikan di Masing – Masing Dusun ... 53 Tabel 3.4.7 Mata Pencaharian dan Jumlahnya ... 57
DAFTAR GAMBAR
(10)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup seorang diri tentu manusia membutuhkan manusia yang lainnya.Menjadi makhluk sosial, manusia tidak hanya berfungsi sebagai penolong manusia yang lainnya saja, tetapi sebagai makhluk sosial manusia juga perlu menjaga pola hubungan yang baik dengan manusia yang lainnya.Salah satunya yaitu menjaga solidaritas antar manusia itu sendiri.Pengertian solidaritas sosial berasal dari dua kata yaitu solidaritas dan sosial. Solidaritas adalah kesetiakawanan atau perasaan sepenanggungan. Sedangkan sosial adalah segala sesuatu yang mengenai masyarakat atau peduli terhadap kepentingan umum.1
Menurut kacamata Durkheim, Ada dua tipe solidaritas yaitu solidaritas organik dan solidaritas mekanik. Solidaritas mekanik berasal dari golongann masyarakat tradisional yang pembagian kerja dan masyarakatnya masih rendah, norma-norma yang cenderung represif, dan masih adanya kesatuan sosial dalam tingkat yang tinggi. Solidaritas organik disisi lain adalah sifat yang lebih maju, sebuah masyarakat industri dalam pembagian kerja yang begitu kompleks ( tidak sama), meningkatnya hubungan kontrak dan memiliki tingkat integrasi sosial yang lebih rendah. Dalam hal ini, upaya kontrol individu menjadi lemah menuju suatu
1
Yayuk Retnasari, Solidaritas Antar Strata Sosial, ( Surabaya, Prodi Sosiologi, 2012Skripsi : Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya), 23
(11)
2
keadaan berkurangnya norma-norma yang lebih tinggi dalam masyarakat.2 Rasa solidaritas dapat timbul dengan mudahnya karena seseorang tersebut memiliki kegemaran dan ideologi yang sejalan.
Berbicara mengenai kegemaran dan ideologi manusia, tentu tidak asing lagi ketika seseorang memiliki suatu hal yang diidolakannya sehingga sikap fanatik pada seorang tersebut muncul. Fanatisme itu sendiri merupakan paham atau perilaku yang menunjukkan ketertarikan terhadap sesuatu secara berlebihan. Dan menurut Winston Churchill seseorang yang fanatik tidak akan bisa mengubah pola pikir dan tidak akan mengubah haluannya. Bisa dikatakan seseorang yang fanatik memiliki standar yang ketat dalam pola pikirnya dan cenderung tidak mau mendengarkan opini maupun ide yang dianggapnya bertentangan.3 Pengertian fanatisme sendiri dapat disebut sebagai orientasi dan sentiment yang mempengaruhi seseorang dalam berbuat sesuatu, menempuh sesuatu atau memberi sesuatu, dalam berfikir dan memutuskan, dalam mempersepsi dan memahami sesuatu, dalam merasa.4
Sikap fanatik seperti yang telah dijelaskan di atas pada umumnya terjadi pada remaja, karena ketika masa remaja seorang remaja sedang mencari identitas dirinya. Fanatisme dianggap hal yang wajar hingga seringkali remaja bertindak diluar rasio demi idolanya, seperti bertindak dan berpenampilan layaknya idola.
2 Graham
c. Kinloch, Perkembangan Paradigma Utama Teori Sosiologi, ( Bandung : cv. Pustaka Setia, 2005 ), 90
3 Fanatime, Wikipedia, diakses pada 05 November 2015 dari https://id.m.wikipedia.org/wiki/fanatisme
4
Andi Irawan, Fanatisme Supporter Persebaya, ( Surabaya, Prodi Sosiologi Skripsi : Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya,2011), 11
(12)
3
Solidaritas dan fanatisme dipilih peneliti sebagai variable dalam penelitian ini dengan subjek penelitian yaitu anggota komunitas Reggae Pantura tepatnya di Desa Delegan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik. Musik Reggae merupakan suatu aliran musik yang dikembangkan di Jamaika pada akhir era 60-an. Sebenarnya tidak ada penanda khusus yang menjadi penanda awal muasalnya, kecuali peralihan selera musik masyarakat Jamaika dari Ska dan Rocksteady, yang sempat popular dikalangan muda pada paruh awal hingga akhir tahun 1960-an, pada irama yang bertempo lebih lambat. Boleh jadi hingar bingar dan tempo cepat
Ska dan Rocksteady kurang mengena dengan kondisi sosial dan ekonomi di Jamaika yang sedang penuh tekanan. Kata ”Reggae” diduga berasal dari
pengucapan dalam logat Afrika dari kata “ Ragged” ( gerak kagok- seperti hentak badan pada orang yang menari dengan iringan musik ska ). 5Rocksteady dan Ska
merupakan salah satu genre musik.Genre musik Rocksteady menggunakan elemen suara RnB dan Ska.Rocksteady lebih lambat dan lebih santai dari Ska.6
Kebesaran dan kemasyhuran musik Reggae yang dipopularitaskan oleh Bob Marley secara tidak langsung membawa merah, kuning dan hijau dan rambut gimbal yang sudah melekat pada sosok Bob Marley di setiap aksi panggungnya. Bob Marley dianggap sebagai nabi para Rasta, terlahir dengan nama Robert Nesta Marley pada Februari 1945 di St. Ann, Jamaika. Waktu itu Bob Marley banyak mendengarkan musik RnB dan Soul, yang kemudian hari menjadi inspirasi irama
5
Sejarah Musik Raggae dan Ska,Nanang, Yusnaedi, diakses tanggal 05 Novermber 2015 dari sejarahreggaedanskabing.blogspot.co.id/2013/03/sejarah-musik-reggae-dan-ska.html?m=1
6Sejarah Musik Rocksteady
, Irie, Nagz, diakses tanggal 05 November 2015 dari iriemagz.blogspot.co.id/2014/04/sejarah-musik-Rocksteady.html?m=1
(13)
4
Reggae.7Bendera Ethiopia dan rambut gimbal adalah bagian dari Bob Marley sebagai penganut pendakwah Rastafarianesme.Rastafarianisme merupakan merupakan suatu gerakan popular di Karibia.Gerakan ini menolak bangsa Afrika berada dalam penindasan kulit putih.8
Musik Raggae dikumandangkan di Indonesia sekitar tahun 1986, band pertama yang membawa musik Raggae pertama yaitu Barbet Community dan Black Company.Beberapa tahun kemudian muncul Asian Roots yang merupakan turunan dari band sebelumnya.Kemudia ada Asian Force dan Abresso, Jamming.Kemudian ada band cassavara dari Wonosobo Jawa Tengah.Hingga band-band Raggae yang banyak berkembang hingga sekarang.
Dalam bermusik Raggae memiliki lirik lagu yang khas dengan adanya kata-kata yang berbicara mengenai sindiran politik, cinta anak muda, berbicara mengenai kehidupan sosial sehingga para penikmat musik Raggae merasa terwakili. Tidak hanya itu Raggae memiliki ciri khas tersendiri dari musik-musik lainnya yaitu musik yang apa adanya, lugas dan santai. Tidaklah heran jika banyak remaja dan bahkan usia yang tidak remaja lagi yang menyukai musik Raggae.
Salah satu Fenomena yang ada para remaja saat ini yaitu demam musik Raggae,seperti yang terjadi pada remaja Gresik Utara tepatnya di Desa Delegan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik yang tergabung dalam suatu komunitas pencinta musik raggae yang disebut Komunitas Raggae Pantura. Diantara anggota komunitas raggae pantura tidak hanya kalangan remaja awal saja seperti pelajar
7
Sejarah Musik Raggae dan Ska, Nanang, Yusnaedi, diakses tanggal 05 Novermber 2015 dari sejarahreggaedanskabing.blogspot.co.id/2013/03/sejarah-musik-reggae-dan-ska.html?m=1
(14)
5
sekolah menengah pertama atau SMP dan pelajar sekolah menengah keatas atau SMA saja melainkan para pemuda yang sudah tidak bersekolah dan pemuda yang tidak lajang lagi yaitu menikah. Mereka tergabung dalam suatu kesatuan pencinta musik Raggae. Anggota Komunitas Raggae Pantura mulai dari yang laki-laki sampai perempuan. Jika dilihat dari segi ekonomi, mayoritas para anggota komunitas tergolong ekonomi kelas bawah, walaupun demikian tidak menyulutkan mereka untuk berpartisipasi dalam kegiatan komunitas.
Keunikan dalam komunitas ini yaitu bisa dilihat dari bentuk solidaritas dan kefanatikan mereka. Mereka begitu antusias dengan memenuhi tempat berlangsungnya konser band Reggae meskipun band yang tampil dari band desa sekalipun tanpa mempunyai kepopuleran dan penggemar yang banyak. Mereka bergoyang bersama menikmati alunan musik yang santai itu sambil bergoyang ala
musik Reggae yang disebut “Jamming”. Tanpa adanya perbedaan status mereka
asik bergoyang dengan dilengakapi aksesoris ala Raggae yaitu warna bendera musik Reggae yaitu merah, hijau dan kuning. Meskipun hujan sedang mengguyur mereka, mereka rela berdesak-desakan dan menunggu di stadion demi menikmati alunan musik Raggae bersama-sama. Mereka tidak hanya kompak ketika ada konser Raggae saja, ada beberapa pertemuan yang diadakan sekitar 2 minggu sekali dengan agenda acara ngopi darat sesama anggota komunitas dan tetap terdapat musik Raggae yang mengiringi kegiatan mereka. Selain itu perbedaan komunitas reggae pantura dengan komunitas reggae yang lain yaitu dari kegiatan komunitas mereka seperti pada bulan Ramadhan yaitu berbagi takjil masyarakat sekitar, mereka bekerjasama dengan karang taruna yang ada di Desa untuk
(15)
6
memudahkan dalam permasalahan pencarian dana yang digunakan untuk kegiatan atau acara besar. Selain dari kegiatan mereka, dalam komunitas ini terdapat Band Reggae yang merupakan menjadi salah satu faktor terbentuknya komunitas ini. Band reggae ini seringkali berpartisipasi dalam acara komunitas Reggae Pantura sehingga ketika acara lebih ramai dan meriah.
Dalam hal ini, inilah alasan peneliti mengusung penelitian ini mengenai solidaritas dan fanatisme pada komunitas Raggae Pantura di Desa Delegan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik, disamping itu peneliti ingin mengetahui bagaimana citra komunitas tersebut di mata masyarakat sekitar karena suatu komunitas musik pada umumnya memiliki citra yang negatif karena terlihat anarkis.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk solidaritas para anggota komunitas Reggae Pantura di Desa Delegan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik pada sesama anggota komunitas tersebut?
2. Bagaimana bentuk fanatisme para anggota komunitas Reggae Pantura di Desa Delegan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik pada musik Reggae?
3. Bagaimana citra komunitas Reggae Pantura di Desa Delegan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik di mata masyarakat sekitar?
(16)
7
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Berpijak pada latar belakang dan fokus masalah di atas, maka tujuan studi ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan deskriptif kualitatif tentang :
a. Mengetahui bentuk solidaritas para anggota komunitas Pantura Gresik pada sesama anggota komunitas tersebut.
b. Mengetahui bentuk fanatisme para anggota komunitas Reggae Pantura Gresik pada musik Reggae.
c. Mengetahui kesan dan perspektif masyarakat Desa Delegan terhadap komunitas Reggae Pantura
D. Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini diharapkan berdaya guna sebagai berikut :
1. Secara Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap pengembangan disiplin ilmu sosial serta mengetahui lebih dalam tentang permasalahan-permasalahan sosial yang ada di masyarakat.
b. Diharapkan dapat memperkaya kajian terutama tentang ilmu sosial yang ada di sebuah komunitas.
(17)
8
2. Secara Praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu informasi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya tradisi disiplin ilmu sosial. b. Untuk membantu memberikan sumbangan pemikiran mengenai solidaritas
sosial dan kecintaan para pemuda pemudi bangsa terhadap suatu hal yang di idolakannya.
E. Penelitian Terdahulu
Selama ini belum ada penelitian-penelitian terdahulu yang membahas tentang Solidaritas dan Fanatisme Komunitas Reggae. Namun ada beberapa penelitian yang terkait dengan pembahasan solidaritas dan fanatisme yaitu :
1. Skripsi oleh Yayuk Retnasari, Fakultas Dakwah Institute Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, tahun 2012, Judul “ Solidaritas Antar Strata
Sosial” ( Studi penanganan persoalan kemiskinan di Desa Balegondo
Kecamatan Ngariboyo Magetan ). Penelitian ini memiliki salah satu kesamaan variable yaitu solidaritas sosial, namun memiliki perbedaan pada objek penelitian, lokasi pebelitian dan hasil dari penelitian. Fokus penelitian ini yaitu bagaimana bentuk solidaritas yang ada pada masyarakat desa Balegondo dalam mengatasi kemiskinan dan makna solidaritas bagi masyarakat Desa Balegondo.
Temuan dari penelitian ini mengenai bentuk solidaritas Desa Balegondo yaitu solidaritas masyarakat Balegondo dikatakan sangat baik dalam membantu mengurangi angka kemiskinan. Semua masyarakat Desa
(18)
9
Balegondo sangat antusias mulai dari kalangan keluarga keluarga kaya, menengah bahkan keluarga kurang mampu. Hal ini terbukti dari beberapa program yang di canangkan oleh kepala desa dalam mengentaskan atau mengurangi angka kemiskinan berjalan dengan lancar.
Kemudian yang kedua yaitu mengenai makna solidaritas bagi masyarakat Desa Balegondo adalah solidaritas merupakan suatu bentuk kerukunan, peduli terhadap orang disekitarnya. Solidaritas tidak hanya dilakukan oleh strata bawah saja akan tetapi juga dilakukan oleh strata atas. Solidaritas merupakan bentuk pasrtisipasi, keikutsertaan dan gotong royong. Apabila rasa solidaritas itu tumbuh pada setiap individu maka rasa malas akan hilang dan semua orang mempunyai semangat tinggi. Dengan adanya solidaritas maka tidak akan membedakan antara lapisan atas, lapisan menengah dan lapisan bawah.
2. Skripsi oleh Andi Irawan, Fakultas Dakwah Institute Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, tahun 2011. Dengan judul Skripsi Fanatisme
Supporter Persebaya ( “ Bonek Sakit Hati di Kelurahan Pagesangan Kecamatan Jambangan Kota Surabaya ). Penelitian ini memiliki salah satu kesamaan variable yaitu fanatisme, namun memiliki perbedaan pada objek penelitian, lokasi pebelitian dan hasil dari penelitian. Fokus penelitian ini yaitu bagaimana bentuk fanatisme bonek sakit hati di kelurahan Pagesangan kecamatan Jambangan Kota Surabaya, bagaimana peleburan identitas individu anggota ke dalam identitas kelompok bonek sakit hati, dan bagaimana respon masyarakat terhadap aktivitas bonek sakit hati.
(19)
10
Temuan dari hasil penelitian ini yaitu bentuk fanatisme bonek sakit hati ialah selalu menyaksikan pertandingan pada setiap Persebaya bertanding, memberikan semangat dan motivasi Tanya lelah kepada pemain Persebaya dan tidak terima apabila ada segala hal yang dapat merugikan Persebaya. Yang kedua yaitu mengenai peleburan individu pada kelompok bonek sakit hati membuat hilangnya identitas personal individu tersebut. Yang terakhir yaitu penemuan mengenai respon masyarakat Pagesangan pada kelompok bonek sakit hati ini adalah biasa saja karena masyarakat tidak mempedulikan kelompok ini.
3. Tesis oleh Isnaini Mauludiyah, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Sunan Ampel Surabaya, tahun 2014. Dengan judul Tesis KOMUNITAS SEPEDA : Kajian Konstruksi Gaya Hidup dan Solidaritas Sosial Masyarakat Sidoarjo. Penelitian ini memiliki salah satu persamaan variable yaitu tentang solidaritas sosial. Namun perbedaan penelitian ini yaitu perbedaan salah satu variable yaitu mengenai konstruksi gaya hidup, perbedaan objek yaitu komunitas sepada dan lokasi penelitian yaitu Sidoarjo. Berdasarkan fokus penelitian, penelitian ini memfokuskan pada komunitas sepeda yang merupakan ekspresi dari gaya hidup dan bentuk solidaritas sekelompok masyarakat di daerah sidoarjo.
Temuan penelitian ini yaitu para pencinta sepeda mempunyai cita rasa gaya hidup pada dirinya yang ingin mereka ungkapkan. Kemudian mereka mengungkapkannya dalam bentuk komunitas, dalam hal ini komunitas sepeda IPSS. Hal ini kemudian membuat anggota masyarakat yang lain
(20)
11
tertarik untuk mengikuti gaya hidup mereka dengan bergabung dalam komunitas tersebut. Disitulah terbentuk suatu solidaritas sosial dalam masyarakat Sidoarjo. Melalui organisasi ini mereka bisa mengekspresikan gaya hidup dan solidaritas diantara mereka.
F. Definisi Konseptual
Untuk menghindari kesalah pahaman dalam memahami judul skripsi, maka peneliti perlu menjelaskan makna dan maksud masing-masing istilah pada
judul skripsi “ Solidaritas dan Fanatisme Komunitas Reggae Pantura di Desa
Delegan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik. Adapun hal-hal yang perlu peneliti jelaskan adalah sebagai berikut :
1. Solidaritas Sosial
Pengertian solidaritas sosial berasal dari dua kata pemaknaan yaitu solidaritas dan sosial. Solidaritas adalah kesetiakawanan atau perasaan sepenanggungan. Sedangkan sosial adalah segala sesuatu yang mengenai masyarakat atau peduli terhadap kepentingan umum.9
Durkheim mengamati bahwa peningkatan sistem pembagian kerja berimplikasi pada perubahan tipe solidaritas sosialnya. Ia menjelaskan ada dua tipe solidaritas sosial yang dikaitkan dengan tingkat pembagian kerja masyarakat. Pada masyarakat dengan sistem pembagian kerja yang rendah, akan menghasilkan tipe solidaritas mekanik, sedangkan pada masyarakat yang pembagian kerja yang kompleks akan menghasilkan tipe solidaritas organik. Secara singkat, solidaritas
9
Yayuk Retnasari, Solidaritas Antar Strata Sosial, ( Surabaya, Prodi Sosiologi : IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2012 ), 23
(21)
12
mekanik terbentuk karena adanya saling kebersamaan antar anggota masyarakat, sedangkan solidaritas organik lebih terbentuk karena adanya perbedaan antar anggota masyarakat.
Kedua tipe solidaritas sosial ini memiliki beberapa ciri sebagaimana dijelaskan Durkheim. Pertama, anggota masyarakat dengan tingkat pembagian kerja rendah ( solidaritas mekanik ), masih terikat satu sama lain atas dasar kesamaan emosional dan kepercayaan, serta adanya komitmen moral. Perbedaan adalah sesuatu yang harus dihindari. Pada masyarakat dengan tingkat pembagian kerja yang tinggi ( solidaritas organik ), sangat memungkinkan terjadinya perbedaan, dan masyarakat disatukan oleh saling ketergantungan fungsional, Kedua solidaritas organik didsarkan pada kesadaran kolektif yang kuat, anggota masyarakat diharapkan mampu mempertahankan kesamaan, sedangkan pada solidaritas organik, otonomi individu sangat dihargai mengingat setiap individu menjalankan fungsi yang berbeda-beda. Ketiga, dari segi kontrol sosial, dalam solidaritas mekanik, nilai dan norma bersifat umum dan abstrak, hukum yang berlaku lebih bersifat represif. Hukuman diberlakukan hanya semata-mata agar pelanggar hukum jera dan mendapatkan hukuman yang sebanding dengan pelanggarannya.
Pada solidaritas organik, hukum lebih bersifat restitutif, maksudnya hukum diberlakukan hanya semata-mata untuk mengembalikan masyarakat pada
(22)
13
kondisi semula. Hukuman diberikan oleh individu yang memang diberi tugas untuk melakukan kontrol sosial. 10
Berdasarkan definisi solidaritas diatas, peneliti mengamati berdasarkan studi kasus yang ada pada komunitas Ragge Pantura, bahwasannya para anggota Raggae Pantura memiliki bentuk solidaritas, rasa solidaritas terjadi karena mereka memiliki tujuan yang sama. Bentuk kesetiakawanan mereka terjadi baik ketika ada konser Raggae berlangsung maupun dalam kehidupan sosial mereka. Salah satu bentuk kesetiakawanan mereka yaitu ketika ada konser Raggae berlangsung yang di adakan di sebuah wilayah yang jauh dari wilayah mereka, mereka menuju konser dengan biaya yang terbatas sehingga untuk biaya makan dan transportasi sangat minim sehingga mereka memperjuangkannya dengan mengamen.
2. Fanatisme
Fanatisme ialah suatu keyakinan atau suatu pandangan tentang sesuatu, yang positif atau yang negatif, pandangan yang tidak memiliki sandaran teori atau pijakan kenyataan, tetapi dianut secara mendalam sehingga susah untuk diluruskan atau diubah. Menurut definisinya, Fanatisme biasanya tidak rasional atau keyakinan seseorang yang terlalu kuat dan kurang menggunakan akal budi sehingga tidak menerima faham yang lain dan bertujuan untuk mengejar sesuatu. Adanya fanatisme dapat menimbulkan perilaku agresi dan sekaligus memperkuat keadaan individu yang mengalami deindividuasi untuk tidak lebih terkontrol perilakunya.
10
Nanang Martono, Sosiologi PerubahanSosial, ( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2012 ), 43-44
(23)
14
Fanatisme di pandang sebagai penyebab menguatnya perilaku kelompok yang tidak jarang dapat menimbulkan perilaku agresi. Individu yang fanatik akan cenderung kurang memperhatikan kesadaran sehingga seringkali perilakunya kurang terkontrol dan tidak rasional. Fanatisme dapat disebabkan oleh banyak faktor.Munculnya perilaku fanatik pada seseorang atau sekelompok orang di suatu tempat atau di suatu masa, dapat diakibatkan oleh kebiasaan dari sistem budaya lokal tau merupakan perwujudan dari motif pemenuhan diri kebutuhan kejiwaan individu atau sosial yang tidak terpenuhi.Adapun ciri-ciri fanatisme yaitu kurang rasional dalam melakukan tindakan atau mengambil keputusan tidak disertai dengan pemikiran-pemikiran yang rasional dan cenderung bertindak atau berperilaku dengan mengedepankan emosi.11
Berdasarkan definisi fanatisme diatas, peneliti mengamati berdasarkan studi kasus yang ada pada komunitas Ragge Pantura, sikap fanatik para anggota Raggae Pantura terlihat dengan memakai pernak-pernik seperti kaos, gelang, topi dan sebagainya khas bendera Raggae yaitu merah, kuning dan hijau. Mereka juga terlihat kumuh dan berambut gimbal karena memang ciri khas anak Raggae identik dengan gimbal dan kumuh. Dengan alasan rambut gimbal mengikuti gaya Bob Marley sebagai bapaknya musik Raggae dan kumuh karena anak Raggae lebih bersikap ke apa adanya dan sederhana.
3. Komunitas Reggae
Reggae adalah suatu aliran musik yang awalnya dikembangkan di Jamaika pada akhir era 60-an. Sekalipun kerap digunakan secara luas untuk menyebut
11
Andi Irawan, Fanatisme Supporter Persebaya, ( Surabaya, Prodi Sosiologi : IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2011) , 10-11
(24)
15
hamper segala jenis musik Jamaika, istilah reggae lebih tepatnya merujuk pada gaya musik khusus yang muncul mengikuti perkembangan ska dan rocksteady.
Reggae berbasis pada gaya ritmis yang bercirikan aksen pada off-beat atau sinkopasi, yang disebut sebagai skank. Pada umumnya Reggae memiliki tempo lebih lambat daripada ska maupun rocksteady.12
Warna merah, kuning, dan hijau adalah warna bendera Ethiopia. Merah melambangkan darah para pejuangnya, kuning melambangkan emas sebagai lambang kekayaan dan hijau sebagai lambang kesuburan. Kebesaran dan kemasyhuran musik Reggae yang di popularitaskan oleh Bob Marley secara tidak langsung membawa merah, kuning dan hijau dan rambut gimbal yang sudah melekat pada sosok Bob Marley di setiap aksi panggungnya. Bendera Ethiopia dan rambut gimbal adalah bagian dari Bob Marley sebagai penganut pendakwah Rastafarianesme.13
Komunitas reggae merupakan sebuah perkumpulan remaja bahkan bukan remaja yang menyukai musik jenis reggae. Pada umunya komunitas reggae ini merupakan bagian dari komunitas vespa, karena memang anak reggae identik dengan anak vespa. Komunitas ini termasuk dalam kategori organisasi non formal, yang terdiri dari beberapa anggota dengan berbagai macam latar pendidikam, ekonomi dan usia yang berbeda. Mulai dari anggota laki-laki hingga anggota perempuan. Dengan tingkat pendidikan yang lulus SMA, Perguruan tinggi ada pula yang pelajar. Dari segi perekonomian sebagian besar anggota
12
Raggae, Wikipedia, diakses pada 05 November 2015 dari
https://id.m.wikipedia.org/wiki/reggae
13
Bogas Mania, Sejarah Raggae dan Lambang MusikRaggae, diakses pada 30 november 2015 dari https://id-id.facebook. Com/permalink
(25)
16
komunitas ini tergolong masyarakat menengah ke bawah. Komunitas ini memiliki struktur hanya ketua komunitas saja.
G. KERANGKA TEORITIK
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori solidaritas dari Emile Durkheim. Buku The Division of Labour inSociety merupakan suatu upaya Durkheim untuk mengkaji suatu gejala yang sedang melanda masyarakat yaitu pembagian kerja. Durkeim mengemukakan bahwa di bidang perekonomian seperti bidang industry modern terjadi penggunaan mesin serta konsentasi modal dan tenaga kerja tersebut dijumpai pula di bidang perniagaan, dan pertanian dan tidan terbatas bidang ekonomi. Tujuan kajian Durkheim ialah untuk memahami fungsi pembagian kerja tersebut, serta untuk mengetahui penyebabnya.
Durkeim melihat bahwa setiap masyarakat manusia memerlukan solidaritas. Ia membedakan antara dua tipe solidaritas, solidaritas organik dan solidaritas mekanik. Durkheim mengkaji masyarakat ideal berdasarkan konsep solidaritas sosial. Solidaritas merujuk pada satu hubungan antara individu dan kelompok yang berdasarkan pada persamaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama yang diperkuat oleh pengalaman emosional bersama. Ikatan solidaritas sosial menurutnya lebih mendasar daripada hubungan kontraktual yang dibuat atas persetuan rasional, karena hubungan-hubungan serupa itu mengandaikan sekurang-kurangnya satu derajat konsensus terhadap prinsip-prinsip moral yang menjadi dasar kontrak itu.
(26)
17
Solidaritas mekanik pada suatu kesadaran kolektif bersama, yang menunjuk pada totalitas kepercayaan-kepercayaan dan sentiment-sentimen bersama tergantung pada individu-individu yang memiliki sifat-sifat yang sama dan menganut kepercayaan dan pola normatif yang sama pula. Karena itu, individualis tidak berkembang, individualitas itu terus-menerus dilumpuhkan oleh tekanan yang besar sekali untuk konformitas. Ciri khas solidaritas mekanik yaitu bahwa solidaritas itu didasarkan pada suatu tingkat homogenitas yang tinggi dalam kepercayaan, sentiment dan sebagainya. Sebaliknya organik muncul karena pembagian kerja yang bertambah besar. Saling ketergantungan yang tinggi. Saling ketergantungan itu bertambah sebagai hasil dari bertambahnya spesialisasi dalam pembagian pekerjaan, yang memungkinkan dan juga menggairahkan bertambahnya perbedaan di kalangan individu. Munculnya perbedaan-perbedaan di tingkat individu ini merombak kesadaran kolektif itu, yang pada gilirannya menjadi kurang penting lagi dasar untuk keteraturan sosial dibandingkan dengan saling ketergantungan fungsional yang bertambah antara individu-individu yang memiliki spesialisasi dan secara relative lebih otonom sifatnya.14
H. METODE PENELITIAN
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Alasan peneliti memilih metode deskriptif adalah :
14
Hak Sipil Kebebasan Beragama : Intervensi dan Diskriminasi Negara Tentang HAK Kebebasan Beragama, Delano, Prasetya, diakses pada 05 November 2015 dari
(27)
18
a. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi mengetahui solidaritas dan fanatisme komunitas Reggae Pantura di Desa Delegan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik.
b. Untuk memperoleh data yang akurat, peneliti merasa perlu untuk terjun langsung ke lapangan dan memposisikan dirinya sebagai instrument penelitian, sebagai salah satu ciri penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang mengutamakan segi kualitas data. Teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain terdiri atas berbagai teknik pengamatan dan wawancara mendalam. Teknik-teknik yang memerlukan waktu jauh lebih lama dan keterlibatan lebih besar daripada teknik pengumpulan data kuantitatif seperti survai dan sensus sehingga ruang lingkup penelitian kualitatif pun jauh lebih terbatas dari pada penelitian kuantitatif.15 Jenis Penelitian deskriptif kualitatif pada umumnya dilakukan pada penelitian dalam bentuk studi kasus. Format deskriptif kualitatif studi kasus memiliki ciri seperti air ( menyebar di permukaan ), tetapi memusatkan diri pada suatu unit tertentu dari berbagai fenomena. 16 Dalam penelitian ini solidaritas dan fanatisme merupakan studi kasus yang peneliti temukan berdasarkan kenyataan yang terjadi pada komunitas Reggae Pantura di Desa Delegan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik.
15
SunartoKamanto, Pengantar Sosiologi,(Jakarta,Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1993 ), 230
16Burhan Bungin,
(28)
19
2. Lokasi dan waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Komunitas Reggae di wilayah Gresik utara tepatnya di Desa Delegan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik sebagai wilayah penelitian. Dengan alasan tempat tersebut merupakan tempat dimana para anggota komunitas Reggae berkumpul, meskipun kegiatan mereka tidak hanya di wilayah itu saja yakni berpindah-pindah,akan tetapi, mayoritas anggota komunitas tersebut bertempat tinggal di wilayah Desa Delegan. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan November hingga Desember.Akan tetapi jauh sebelumnya peneliti sudah memikirkan atau mempunyai gambaran tentang lokasi yang peneliti pilih untuk melakukan penelitian. Alasan peneliti memilih komunitas Reggae GresikUtara karena menurut paparan salah satu anggota komunitas Reggae tersebut solidaritas yang mereka jalani amatlah baik karena mereka memiliki ketertarikan pada hal yang sama dan ketika ada konser Reggae dari band desa yang tidak populer pun para anggota komunitas beramai-ramai tetap hadir. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian Komunitas Reggae Pantura di Desa Delegan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik. Peneliti ingin mengetahui bagaimana bentuk solidaritas dan fanatisme komunitas Reggae Pantura beserta citra mereka di mata masyarakat sekitar.
3. Pemilihan Subyek Penelitian
Sasaran penelitian dilakukan kepada para anggota Komunitas Reggae Pantura dan masyarakat Desa Delegan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik. Sasaran subyek penelitian pada anggota komunitas Raggae Pantura meliputi anggota yang masih pelajar, menikah dan bekerja, baik itu laki-laki maupun
(29)
20
perempuan,dan anggota komunitas yang berpenampilan seperti Bob Marley yaitu dengan rambut gimbal yang dilengkapi aksesoris Reggae. Sedangkan sasaran subyek penelitian pada masyarakat sekitar yaitu masyarakat yang tinggal di sekitar tempat para anggota komunitas Reggae berkumpul, baik itu ibu-ibu rumah tangga maupun kepala rumah tangga. Begitu pula dengan beberapa orang tua anggota komunitas Reggae. Dengan alasan ditemukannya studi kasus mengenai solidaritas pada komunitas tersebut begitu pula bentuk fanatik mereka terhadap musik Reggae yang berpengaruh pada penampilan mereka dengan mengikuti gaya Reggae mania. Dimana para anggota komunitas Reggae ini akan dijadikan sebagai
key informan untuk menguatkan keabsahan data karena memang para anggota komunitas Reggae tersebut menjadi sumber informasi yang utama dalam penelitian ini.
4. Tahap-Tahap Penelitian
Peneliti melakukan penelitian tentang “ Solidaritas dan Fanatisme
Komunitas Reggae Pantura di Desa Delegan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik, diperlukan langkah-langkah penelitian sebagai berikut:
a. Melihat Fenomena
Melihat fakta yang ada pada anggota komunitas Reggae mengenai solidaritas yang terjalin baik antar anggota komunitas begitu pula mengenai kecintaan anggota pada musik Reggae yang begitu fanatik dengan ditunjukkannya gaya mereka seperti gaya Reggae mania. Dengan ciri khas rambut gimbal dan berpakaian dengan warna bendera musik Reggae yaitu merah, kuning dan hijau.
(30)
21
b. Melakukan penulisan proposal
Langkah selanjutnya adalah menulis proposal penelitian.Langkah ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang bagaimana bentuk solidaritas para anggota komunitas Reggae dan bagaimana bentuk kefanatikan mereka terhadap musik Reggae.
c. Melakukan Penelitian
Langkah ini merupakan inti dari kegiatan penelitian yang akan dilakukan, yang bertujuan untuk mencari, memperoleh dan menganalisa data yang telah diperoleh dari terjun lapangan untuk penelitian.
d. Melakukan Penulisan Laporan
Setelah memperoleh dan menganalisis data yang didapat dari penelitian lapangan, pada langkah ini dilakukan penulisan laporan secara deskriptif.
5. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data kualitatif menggunakan metode pengamatan yang umumnya digunakan dari tradisi kualitatif seperti wawancara bertahap dan mendalam ( in-depthinterview ), observasi partisipasi ( participant observer )dan lain-lain. Penjelasan tentang metode pengumpulan data akan dilakukan pada bagian tentang metode pengumpulan data.
Dalam penjelasan ini adalah alasan mengapa metode itu dipilih atau digunakan, pada bagian masalah yang mana harus dilakukan wawancara mendalam, dan bagian masalah yang mana dilakukan observasi partisipasi, atau keduanya dilakukan bersama-sama. Atau pengumpulan data perlu dilakukan dengan melibatkan beberapa orang penting untuk di lakukannya diskusi terfokus,
(31)
22
atau diskusi-diskusi ini akan dilakukan untuk triangulasi saja dan sebagainya, semua harus ada alasan yang jelas dan meyakinkan.
Pada dasarnya, metode-metode pengumpulan data pada penelitian kualitatif sekaligus juga adalah metode analisis data, dengan kata lain prosedur metodis sekaligus juga adalah strategi analisis data itu sendiri, sehingga proses pengumpulan data juga sekaligus adalah proses analisis data, karena itu setelah data dikumpulkan maka sesungguhnya sekaligus peneliti sudah menganalisis datanya.17Pada pengumpulan data primer, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data antara lain:
1. Observasi
Sebagai alat pengumpulan data yang penting, kuisoner dan wawancara tidak dapat dijangkau oleh kedua alat pengumpul data tersebut. Adakalanya penting untuk melihat perilaku dalam keadaan alamiah, melihat dinamika, melihat gambaran perilaku berdasarkan situasi yang ada. Dalam hal ini observasi menjadi penting sebagai metode utama untuk mendapatkan informasi.
Sebagaimana alat pengumpulan data ilmu sosial lainnya, maka observasi juga menuntut penguasaan keahlian-keahlian tertentu, jika ingin digunakan secara efektif, dan seperti metode-metode lainnya ketentuan keahlian yang diperlukan peneliti-peneliti dalam studi observasi merupakan hal yang khas dalam penelitian.18
17
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, ( Jakarta, Prenada Media Group, 2011 ) , 79
18
James A. Black, Dean J. champion, Metode dan Masalah Penelitian Sosial, ( Bandung, Eresco, 1992 ) , 285
(32)
23
Observasi dilakukan dalam empat kali oleh peneliti, observasi dilakukan di lapangan maupun observasi berdasarkan cerita salah satu narasumber sebelum melakukan penelitian.
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu kegiatan komunikasi verbal dengan tujuan mendapatkan informasi. Di samping akan mendapatkan gambaran yang menyeluruh, juga akan mendapatkan informasi yang penting. Menurut Denzin wawancara adalah pertukaran percakapan dengan tatap muka dimana seseorang memperoleh informasi dari yang lain.19
Teknik wawancara merupakan salah satu cara pengumpulan data dalam suatu penelitian. Karena menyangkut data, maka wawancara merupakan salah satu elemen penting dalam proses penelitian. Namun demikian, teknik wawancara ini dalam perkembangannya tidak harus dilakukan secara berhadapan langsung,
melainkan dapat saja dengan memanfaatkan sarana komunikasi lain, misalnya komunikasi dan internet.20
Ketika melakukan teknik wawancara di lokasi penelitian, peneliti melakukan wawancara kepada beberapa anggota komunitas Raggae dengan karakteristik usia muda hingga orang dewasa, dari anggota perempuan maupun laki-laki. Melakukan wawancara pada anggota komunitas Raggae yang berambut gimbal dan berpakaian apa adanya, dan melakukan wawancara pada beberapa masyarakat yang ada di sekitar baseam komunitas Raggae Pantura. Diantara
19
Ibid., 386.
20
Bagong Suyatno, Sutinah, Metode PenelitianSosial, (Jakarta, Kencana Prenadamedia Group, 2013) , 69
(33)
24
nama-nama dari narasumber tersebut ialah Lely ia merupakan anggota perempuan yang masih aktif dalam komunitas ini, Om Kin, merupakan anggota komunitas yang telah menikah, Hendra, Ikhwan, Ilman, dan Khoiruman. Sedangkan masyarakat sekitar yang masuk dalam narasumber ialah Bapak Thohir, pak Haris dan pak Bambang.
3. Dokumentasi
Metode dokumenter adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi penelitian sosial. Pada intinya metode documenter adalah metode yang digunakan untuk menulusuri data historis. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan harian, cendera mata, laporan dan sebagainya. Sifat utama dari data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga member peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. Kumpulan data bentuk tulisan ini disebut dokumen dalam arti luas termasuk monument, artefak, foto, tape, microfilm, disc, harddisk, flasdisk, dan sebagainya.21
Dokumentasi yang terdapat pada komunitas reggae pantura berupa foto-foto kegiatan komunitas ini, vidio ketika konser reggae berlangsung dan tape ketika peneliti melakukan wawancara.
6. Analisis Data
Semua teknis analisis data kualitatif berkaitan erat dengan metode pengumpulan data, yaitu observasi dan wawancara ataupun fokus group discussion. Bahkan terkadang suatu teori yang dipilih berkaitan erat secara teknis
21
(34)
25
dengan metode pengumpulan data dan metode analisis data. 22 Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis data dengan teknik penyajian data dan penarikan kesimpulan. Penyajian data dilakukan ketika sekumpulan informasi disusun, sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan.
7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan data
Penelitian kualitatif menghadapi persoalan penting mengenai pengujian keabsahan hasil penelitian. Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena beberapa hal, yaitu:
1. Subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian kualitatif
2. Alat penelitian yang di andalkan adalah wawancara dan observasi (apapun bentuknya) mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa kontrol ( dalam observasi partisipasi )
3. Sumber data kualitatif yang kurang credible akan mempengaruhi hasil akurasi penelitian.
Di dalam penelitian kuantitatif uji validitas dan uji reliabilitas dapat dilakukan terhadap alat penelitian untuk menghindari ketidakvalidan dan ketidaksesuaian instrument penelitian, sehingga data yang diperoleh dari penyebaran instrument penelitian itu sudah dianggap sudah valid dan sesuai dengan data yang diinginkan. Akan tetapi dalam penelitian kualitatif ketiga hal di
atas terus “menganggu” dalam proses-proses penelitian kualitatif.
22
(35)
26
Untuk itu dibangun sebuah mekanisme untuk mengatasi keraguan terhadap setiap hasil penelitian kualitatif. Beberapa peneliti mencoba membangun mekanisme system pengujian keabsahan hasil penelitian, seperti umpamanya,
Denzim dengan “Triangulasi”.23
Salah satu cara paling penting dan mudah dalam uji keabsahan hasil penelitian adalah dengan melakukan triangulasi peneliti, metode, teori, dan sumber data. Dengan mengacu kepada Denzim maka pelaksanaan teknis dari langkah pengujian keabsahan ini akan memanfaatkan peneliti, sumber, metode, dan teori.24
Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data itu. Adapun maksud dari triangulasi itu adalah peneliti melakukan perbandingan dan mengecek hasil ulang suatu data yang dihasilkan dari wawancara. Triangulasi dapat dilakukan karena boleh jadi komentar antara satu dengan yang lainnya tidak sama dengan menilai obyek, dengan kata lain pemikiran dan pendapat mereka tentang obyek subyektif.25
23
Ibid., 261-262.
24
Ibid., 264.
25
Yayuk Retnasari, Solidaritas Antar Strata Sosial, ( Surabaya, Prodi Sosiologi, Skripsi Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2012 ) , 21
(36)
27
I. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Berisi uraian garis secara besar tentang tentang pokok bahasan dalam setiap bab penelitian, yang disusun mulai awal hingga akhir, mulai pendahuluan hingga kesimpulan.
Bab I : Pendahuluan
Pada bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep, metode peneltian dan sistematika pembahasan.
Bab II : Kajian Teori
Pada bab ini menjelaskan teori apa yang digunakan untuk menganalisis sebuah penelitian. Kerangka teoritik adalah suatu model konseptual tentang bagaimana teori yang digunakan berhubungan dengan berbagai faktor yang telah di identifikasikan sebagai masalah penelitian.
Bab III : Kajian Data dan Analisis Data
Bab ini menjelaskan deskripsi umum obyek penelitian, Deskripsi penelitian, analisis data.
Bab IV : Penutup
Bab ini merupakan akhir dari laporan penelitian yang berisi kesimpulan dan saran-saran.
(37)
BAB II : KAJIAN TEORITIK
a. Solidaritas Sosial
Durkheim dilahirkan di Perancis dan merupakan anak seorang laki-laki dari keluarga Yahudi. Dia mahir dalam ilmu hukum filsafat positif. Dia terakhir mengajar di tingkat universitas memberikan khusus sosiologi pertama kali di Perancis pada tahun 1986. Durkheim dididik dalam tradisi pencerahan dan dia memberikan reaksi terhadap revolusi politik sosial yang terjadi pada masanya kemudian menghubungkan dengan pemikiran “ the general will “ ( kehendak bersama ) dan solidaritas sosial. Akibatnya, dia mengkonseptualisasikan masyarakat dalam hal norma-normanya atau jenis-jenis integrasi sosial ( yaitu cara individu secara sosiologis berhubungan dengan struktur sosial melalui fakta-fakta sosial ). Salah satu kajian utamanya adalah semacam sifat-sifat solidaritas sosial dari masyarakat tertentu.27
The Division of Labor in Society telah disebut sebagai karya klasik pertama sosiologi. Di dalam karya tersebut, Durkheim melacak perkembangan relasi modern di antara para individu dan masyarakat. Secara khusus, Durkheim ingin menggunakan ilmu sosiologinya yang baru untuk memeriksa apa yang oleh banyak orang pada masa itu telah dilihat sebagai krisis moralitas modern. Tesis The Division of Labour ialah bahwa masyarakat modern tidak disatukan oleh kemiripan-kemiripan di antara orang-orang yang melakukan hal-hal yang pada
27
Graham c. Kinloch, Perkembangan Paradigma Utama Teori Sosiologi, ( Bandung :
(38)
30
dasarnya sama. Pembagian kerja itu sendirilah yang menarik orang-orang bersama dengan memaksa mereka saling tergantung satu sama lain. Mungkin tampak pembagian kerja adalah suatu kebutuhan ekonomis yang merusak perasaan
solidaritas, akan tetapi Durkheim beragumen bahwa “ layanan-layanan ekonomis yang dapat ia berikan tidak begitu penting dibandingkan dengan efek moral yang ia hasilkan dan fungsinya yang sebenarnya ialah untuk menciptakan perasaan
solidaritas antar dua orang atau lebih ”.
Perubahan dalam pembagian kerja mempunyai implikasi-implikasi yang sangat besar bagi struktur masyarakat. Durkheim paling tertarik pada cara yang berubah yang menghasilkan solidaritas sosial, dengan kata lain, cara yang berubah yang mempersatukan masyarakat dan bagaimana para anggotanya melihat dirinya sebagai bagian dari suatu keseluruhan. Untuk menangkap perbedaan tersebut, Durkheim mengacu kepada dua tipe solidaritas mekanik dan organik. Suatu masyarakat yang dicirikan oleh solidaritas mekanik bersatu karena semua orang adalah generalis. Ikatan di antara orang-orang itu ialah karena mereka semua terlibat di dalam kegiatan-kegiatan yang mirip dan mempunyai tanggung jawab-tanggung jawab yang mirip. Sebaliknya, suatu masyarakat yang dicirikan oleh solidaritas organik dipersatukan oleh perbedaan-perbedaan di antara orang-orang, oleh fakta bahwa semuanya mempunyai tugas-tugas dan tanggung jawab yang berbeda.28
Durkheim melihat solidaritas sosial sebagai suatu gejala moral. Hal ini terutama dapat dilihat dari ikatan kelompok di desa. Adanya tertib sosial yang
28 George Ritzer,
(39)
31
sedikit di kota dibandingkan dengan gangguan ketertiban di desa, menurut Durkheim disebabkan karena faktor pengikat di desa ditingkatkan menjadi moralitas masyarakat. Faktor itu terutama ialah :
a. Kontrol sosial oleh masyarakat desa b. Stabilitas keluarga
c. Sifat heterogenitas lebih kecil daripada sifat kolektivitas. 29
Solidaritas sosial menurut Durkheim harus menjadi objek utama dalam menjelaskan realitas sosial. Sama seperti Spencer, Durkheim juga melihat masyarakat sebagai sebuah organism biologis. Pemikiran Durkheim didasari pada gejala sosial yang terjadi pada masa Revolusi Industri di Inggris, ia mengamati perubahan sosial dari masyarakat primitif ( tradisional ) menuju masyarakat industry. Aspek yang menjadi perhatian Durkheim adalah pada pembagian kerja dalam kedua tipe masyarakat tersebut. Menurutnya, pembagian kerja pada masyarakat primitif ( masyarakat tradisional ) masih sangat sedikit, sedangkan pada masyarakat industri, pembagian kerjanya sangat kompleks. Faktor utama yang menyebabkan perubahan bentuk pembagian kerja tersebut menurut Durkheim adalah pertambahan jumlah penduduk. Menurut Durkheim, pembagian kerja dalam masyarakat berhubungan langsung dengan kepadatan moral atau dinamika suatu masyarakat. Kepadatan moral merupakan tingkat kepadatan interaksi antar anggota masyarakat. Pertambahan jumlah penduduk meningkatkan kepadatan moral yang kemudian diikuti semakin rapatnya hubungan di antara
29
Astrid S. Susanto, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, ( Bandung : Binacipta, 1983 ), 114
(40)
32
anggota masyarakat. Begitu pula dengan hubungan antar kelompok, berbagai bentuk interaksi sosial baru bermunculan. Hal ini akan meningkatkan kerja sama dan munculnya gagasan baru dalam masyarakat terkait dengan peningkatan pembagian kerja.30
b. Jenis-Jenis Solidaritas Sosial
Durkheim mengamati bahwa peningkatan sistem pembagian kerja tersebut berimplikasi pada perubahan tipe solidaritas sosialnya. Ia menjelaskan adanya dua tipe solidaritas sosial yang dikaitkan dengan tingkat pembagian kerja dalam masyarakat. Pada masyarakat dengan system pembagian kerja yang rendah, akan menghasilkan tipe solidaritas mekanik, sedangkan pada masyarakat dengan pembagian kerja yang kompleks akan menghasilkan tipe solidaritas organik. Secara singkat, solidaritas mekanik berbentuk karena adanya saling kesamaan antaranggota masyarakat, yang dimaksud dengan kesamaan antar anggota masyarakat bisa dilihat dari tujuan masyarakat itu sendiri dan adat yang mereka biasa lakukan sehingga dapat tercipta solidaritas sedangkan solidaritas organik lebih terbentuk karena adanya perbedaan antaranggota masyarakat. Perbedaan jenis pekerjaan, pemikiran dan gaya hidup orang kota menyebabkan terciptanya solidaritas organik sehingga dengan adanya perbedaan tersebut menyebabkan setiap anggota masyarakat saling bergantung sama lain.
30
Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2012 ), 42-43
(41)
33
Kedua tipe solidaritas ini memiliki beberapa ciri sebagaimana dijelaskan Durkheim.
1. Anggota masyarakat dengan tingkat pembagian kerja yang rendah ( solidaritas mekanik ), masih terikat satu sama lain atas dasar kesamaan emosional dan kepercayaan, serta adanya komitmen moral. Perbedaan adalah sesuatu yang harus dihindari. Pada masyarakat dengan tingkat pembagian kerja yang tinggi ( solidaritas organik ), sangat memungkinkan terjadi perbedaan, dan masyarakat disatukan oleh saling ketergantungan fungsional.
2. Solidaritas mekanik didasarkan pada kesadaran kolektif yang kuat, anggota masyarakat diharapkan mampu mempertahankan kesamaan, sedangkan solidaritas organik, otonomi individu sangat dihargai mengingat setiap individu menjalankan fungsi yang berbeda-beda.
3. Dari segi kontrol sosial, dalam solidaritas mekanik, nilai dan norma bersifat umum dan abstrak, hukum yang berlaku lebih bersifat represif. Hukuman diberlakukan hanya semata-mata agar pelanggar hukum jera dan mendapat hukuman yang sebanding dengan pelanggarannya. Pada solidaritas organik, hukum lebih bersifat restitutif, maksudnya hukum diberlakukan hanya semata-mata untuk mengembalikan masyarakat pada
(42)
34
kondisi semula. Hukuman diberikan oleh individu yang memang diberi tugas untuk melakukan kontrol sosial.31
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, tipologi Durkheim didasarkan pada bentuk solidaritas sosial yang utama dalam masyarakat. Solidaritas mekanik di sisi lain terdiri atas pembagian kerja yang rendah, budaya tradisional yang homogen, agama berhala, hubungan-hubungan kontraktif. Sebagaimana telah terangkum dalam bagan.
Tabel 2.1
Tipologi Durkheim Tipe Solidaritas Sosial
No. Faktor – Faktor Solidaritas Mekanik Solidaritas Organik 1. Perilaku Didominasi oleh tradisi Meningkatkan
individualistik spesialisasi.
Pembagian pekerjaan yang
menyebabkan individualis,
penekanan pada hokum yang berlaku.
Hubungan kontrak antara
pemerintah dan
masyarakat hubungan kontrak dan milik pribadi monoteisme, egois, dan anomik.32
2. Hukum moral dan kontrol sosial
Hukum yang menekan 3. Struktur politik Pertemuan publik 4. Ekonomi Kerjasama kekayaan
masyarakat
5. Agama Berhala, suku, dan patriatis lokal
Solidaritas mekanik berakar dalam peran dan pekerjaan yang sangat beragam, kerjasama, saling melengkapi, saling memerlukan, oleh karenanya tipe masyarakat yang memiliki ciri solidaritas organik akan tetap mempertahankan
31
Ibid., 43-44. 32
Graham c. Kinloch, Perkembangan Paradigma Utama Teori Sosiologi, ( Bandung :
(43)
35
kesamaan yang dimiliki. Adapun berbedaan kedua dari solidaritas sosial menurut Durkheim yaitu seperti yang dijelaskan dalam tabel berikut ini.
Tabel 2.2
Perbedaan Solidaritas Mekanik dan Organik Menurut Durkheim No. Ciri Solidaritas Mekanik Solidaritas Organik
1. Ciri aktivitas kesatuan sosial utama
Serupa keseragaman konsensus moral dan agama
Sangat terdiferensisasi, saling tergantung dan saling melengkapi
2. Posisi individu Kolektivisme, menekankan pada kelompok, komunitas
Individualisme, menekankan otonomi individu
3. Struktur ekonomi
Kelompok-kelompok terisolasi, autarki, mencukupi kebutuhan
Pembagian kerja saling ketergantungan dan
pertukaran antar kelompok 4. Kontrol sosial Hukum yang menindas (
hukum kriminal )
Hukum bersifat pemulihan, memelihara kontrak ( hukum sipil )
Bangunan solidaritas dalam suatu masyarakat sangat penting diperbarui oleh pembagian kerja yang lahir atas kepentingan dimana membangun karakteristik yang ada yaitu paguyuban dimana nilai-nilai dari dua karakteristik ini sangat meperbarui dalam proses sosial yang terjadi di dalam masyarakat itu sendiri. 33 Jadi, solidaritas yang terbangun dalam suatu masyarakat akan mempengaruhi proses sosial dalam bermasyarakat, bahwa seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa perkembangan solidaritas dalam suatu masyarakat dapat dibangun oleh pembagian kerja yang bermula atas dasar kepentingan.
33
Yayuk Retnasari, Solidaritas Antar Strata Sosial, ( Surabaya, Prodi Sosiologi, Skripsi Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2012 ), 24-25
(44)
36
a. Solidaritas Mekanik
Suatu masyarakat yang memiliki solidaritas mekanik adalah masyarakat dimana individu-individu terikat secara homogen kedalam kesatuan-kesatuan sosial dan conscience collective di dalam masyarakat sedemikian itu adalah bersifat represif dimana setiap pelanggaran terhadap peraturan-peraturan yang ada selalu dikaitkan dengan sanksi-sanksi hukuman. Masyarakat dengan solidaritas mekanik adalah suatu masyarakat yang relative homogen, khususnya dalam hal pembagian pekerjaan.34 Masyarakat yang relative homogen disini dijelaskan yaitu tipe masyarakat yang memiliki kesamaan tujuan, adat dan jenis pekerjaan.
Solidaritas mekanik ini, terjadi dalam masyarakat yang memiliki ciri khas keseragaman pola-pola relasi sosial, memiliki latar belakang pekerjaan yang sama dan kedudukan semua anggota. Apabila nilai-nilai budaya yang melandasi relasi mereka, dapat menyatukan mereka secara menyeluruh. Maka akan memunculkan ikatan sosial yang kuat dan ditandai dengan munculnya identitas sosial yang kuat pula. Individu yang menyatukan diri dalam kebersamaan, sehingga tidak ada aspek kehidupan yang tidak diseragamkan oleh relasi-relasi sosial yang sama. Individu melibatkan diri secara penuh dalam kebersamaan pada masyarakat. Karena itu, tidak terbayangkan bahwa hidup mereka masih dapat berlangsung apabila salah satu aspek kehidupan dipisahkan dari kebersamaan.
34Departe e “osiologi, FI“IP, U iversitas Airla gga
Pergeseran Nilai dalam Hubungan Antar Generasi Serta Dampak Terhadap Lansia, Jur al Il u “osial da Politik, http://alhada -fisip11.web.unair.ac.id/
(45)
37
Solidaritas mekanik menunjukkan berbagai komponen atau indikator penting, contohnya yaitu, adanya kesadaran kolektif yang di dasarkan pada sifat ketergantungan individu yang memiliki kepercayaan dan pola normatif yang sama. Individualitas tidak berkembang karena dihilangkan oleh tekanan aturan atau hukum yang bersifat represif. Sifat hukuman cenderung mencerminkan dan menyatakan kemarahan kolektif yang muncul atas penyimpangan atau pelanggaran kesadaran kolektif dalam kelompok sosialnya.
Singkatnya, solidaritas mekanik didasarkan pada suatu “ kesadaran kolektif “ yang dilakukan masyarakat. Individu dalam masyarakat seperti ini cenderung homogeny dalam banyak hal. Keseragaman tersebut berlangsung terjadi dalam seluruh aspek kehidupan, baik sosial, politik bahkan kepercayaan atau agama. Dari gambaran mengenai solidaritas organik bisa dilihat dengan keadaan kehidupan yang ada di Desa, dapat di lihat bahwa kehidupan orang desa identik dengan gotong royong, saling membantu dan tidak adanya rasa gengsi satu sama lain. Karena masyarakat desa cenderung memiliki pola pikir yang sama yaitu tradisional bahkan gaya hidup mereka pun juga tradisional, di lihat dari segi pekerjaan pun mereka memiliki pekerjaan yang homogen yaitu bercocok tanam.
Doyle Paul Johnson, secara terperinci menegaskan indikator sifat kelompok sosial atau masyarakat yang didasarkan pada solidaritas mekanik, yakni:
a) Pembagian kerja rendah b) Kesadaran kolektif kuat
(46)
38
c) Individualitas rendah
d) Konsensus terhadap normative penting
e) Adanya keterlibatan komunitas dalam menghukum orang yang menyimpan
f) Secara relative sifat ketergantungan rendah g) Bersifat primitive atau pedesaan.35
b. Solidaritas Organik
Pada masyarakat solidaritas organik kebanyakan masyarakatnya lebih cenderung individual karena adanya pembagian pekerjaan sosial. Solidaritas organik biasanya terdapat di daerah perkotaan yang masyarakatnya cenderung memiliki kesibukan yang sangat padat dan budaya yang ada di perkotaan sudah banyak yang mulai luntur, bahkan nilai-nilai dalam keluarga juga mulai luntur.36 Nilai-nilai yang luntur di akibatkan karena masyarakat kota yang memiliki gaya hidup moderm yang mengikuti gaya kebarat-baratan, sehingga banyak nilai-nilai moral yang ada mulai ditinggalkan.
Solidaritas organik terjadi di masyarakat yang relative kompleks dalam kehidupan sosialnya namun terdapat kepentingan bersama atas dasar tertentu.
35
Fani Julia Putri, Sosiologi Klasik : Solidaritas Sosial- Emile Durkheim, (2013), inifanfan.blogspot. co.id/2013/09/sosiologi-klasik-solidaritas-sosial_3514.html
36
Departemen Sosiologi, FI“IP, U iversitas Airla gga Pergeseran Nilai dalam Hubungan Antar Generasi Serta Dampak Terhadap Lansia, Jur al Il u “osial da Politik,
(47)
39
Pada kelompok sosialnya, terdapat kepentingan bersama atas dasar tertentu. Pada kelompok sosialnya, terdapat ciri-ciri tertentu, yaitu :
a) Adanya pola antar relasi yang parsial dan fungsional b) Terdapat pembagian kerja yang spesifik
c) Adanya perbedaan kepentingan, status, pemikiran dan sebagainya.
Perbedaan pola relasi-relasi dapat membentuk ikatan sosial dan persatuan melalui pemikiran yang membutuhkan kebersamaan serta diikat dengan kaidah moral, norma, undang-undang, atau seperangkat nilai yang bersifat universal. Karena itu, ikatan solidaritas tidak lagi menyeluruh, melainkan terbatas pada kepentingan bersama yang bersifat parsial.
Solidaritas organik muncul karena pembagian kerja bertambah besar. Solidaritas ini didasarkan pada tingkat saling ketergantungan yang tinggi. Ketergantungan ini di akibatkan karena spesialisasi yang tinggi di antara keahlian individu. Spesialisasi ini juga sekaligus mengurangi kesadaran kolektif yang ada dalam masyarakat mekanis. Akibatnya, kesadaran dan homogenitas dalam kehidupan sosial tergeser. Keahlian yang berbeda dan spesialisasi itu, munculah ketergantungan fungsional yang bertambah antara individu-individu yang memiliki spesialisasi dan secara relative lebih otonom sifatnya. Menurut Durkheim itulah pembagian kerja yang mengambil alih peran yang semula di dasarkan olek kesadaran kolektif.
Karl Manheim lebih mencermati pandangan Durkheim, dimana dalam solidaritas organik diciptakan pembagian kerja dalam kelompok sosial.
(48)
40
Permbagian kerja tersebut membagi aktivitas yang mulanya hanya dilaksanakan oleh satu individu menjadi lebih besar dengan bagian-bagian yang saling melengkapi satu sama lain. Pembagian kerja akan menimbulkan sebuah integrasi sosial yang kuat, secara fungsional dibutuhkan untuk saling melengkapi. Karena itu untuk memunculkan suatu solidaritas sosial dalam kelompok berdasarkan kepentingan bersama sifatnya tertentu.
Nampak bahwa pada solidaritas organik menekankan tingkat saling ketergantungan yang tinggi, akibat dari spesialisasi pembagian pekerjaan dan perbedaan di kalangan individu. Perbedaan individu akan mengurangi kesadaran kolektif, yang tidak penting lagi sebagai dasar untuk keteraturan sosial. Kuatnya solidaritas organik menurut Durkheim di tandai dengan eksistensi hokum yang bersifat restitutif atau memulihkan, melindungi pola ketergantungan yang kompleks antara berbagai individu yang terspesialisasi atau kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Doyle Paul Johnson pun secara terperinci menegaskan indikator sifat kelompok sosial atau masyarakat pada solidaritas organik, yakni :
a) Pembagia kerja tinggi b) Kesadaran kolektif lemah
c) Hukum restitutif / memulihkan dominan d) Individualitas tinggi
e) Konsensus pada nilai abstrak dan umum penting
(49)
41
g) Saling ketergantungan tinggi h) Bersifat industrial perkotaan
Agar lebih jelasnya lagi berikut adalah perbedaan solidaritas mekanik dan solidaritas organik :
Tabel 2.3
Perbedaan Solidaritas Mekanik dan Solidaritas Organik
Solidaritas Mekanik Solidaritas Organik a. Relatif berdiri sendiri ( tidak
bergantung pada orang lain ) dalam keefisienan kerja.
b. Terjadi di masyarakat sederhana c. Ciri-ciri masyarakat tradisional
( pedesaan )
d. Kerja tidak terorganisir e. Beban lebih berat
f. Tidak bergantung pada orang lain
a. Saling keterkaitan dan mempengaruhi dalam keefisiensienan kerja.
b. Dilangsungkan oleh masyarakat yang kompleks
c. Ciri dari masyarakat modern ( perkotaan )
d. Kerja terorganisir dengan baik e. Beban ringan.
f. Banyak saling bergantung dengan yang lain.
Dapat disimpulkan bahwa solidaritas mekanik dibentuk oleh masyarakat yang masih memiliki kesadaran kolektif yang sangat tinggi, kepercayaan yang sama, cita-cita dan komitmen moral. Masyarakat yang menggunakan solidaritas mekanik, mereka melakukan aktifitas yang sama dan memiliki tanggung jawa yang sama.
Sebaliknya, solidaritas organik dibentuk karena semakin banyak dan beragamnya pembagian kerja. Sehingga pembagian kerja tersebut membuat spesialisasi pekerjaan di dalam masyarakat yang menyebabkan kesadaran kolektif menjadi menurun. Semua kegiatan spesialisasi mereka berhubungan dan saling
(50)
42
tergantung satu sama lain, sehingga sistem tersebut membentuk solidaritas menyeluruh yang berfungsi didasarkan pada saling ketergantungan.37
Teori solidaritas sosial dalam penelitian ini menjelaskan mengenai apa yang ada pada fokus masalah dalam penelitian ini yaitu mengenai solidaritas dan fanatisme anggota komunitas Reggae Pantura. Menurut Emile Durkheim solidaritas dibedakan menjadi dua, yaitu solidaritas organik dan solidaritas mekanik. Telah dijelaskan juga sebelumnya mengenai perbedaan dan karakteristik kedua solidaritas tersebut. Jadi, dengan teori ini digunakan untuk mengetahui bentuk solidaritas yang manakah yang ada pada anggota komunitas Reggae apakah termasuk jenis solidaritas organik ataupun jenis solidaritas mekanik. Sedangkan bahasan mengenai fanatisme, akan dikaitkan dengan solidaritas. Karena disini fanatisme merupakan bagian dari solidaritas itu sendiri.
Gambaran teori di atas merupakan paparan mengenai solidaritas sosial menurut Emile Durkheim yang akan digunakan peneliti untuk menganalisis data yang terdapat di lapangan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori solidaritas sosial oleh Emile Durkheim dengan alasan teori solidaritas sosial oleh Emile Durkeim relevan dengan tema penelitian yaitu tentang solidaritas dan fanatisme. Dipandang dari segi fanatismenya, sebuah kelompok yang memiliki sikap fanatik pada hal yang sama akan menciptakan rasa solidaritas atau kesetiakawanan pada anggota komunitas. Dari sikap fanatik tersebut hingga akhirnya menimbulkan solidaritas antar anggota komunitas sehingga menciptakan
37
Fani Julia Putri, Sosiologi Klasik : Solidaritas Sosial- Emile Durkheim, (2013), inifanfan.blogspot. co.id/2013/09/sosiologi-klasik-solidaritas-sosial_3514.html
(51)
43
suasana harmonis dan memberikan kenyamanan bagi anggota kelompok komunitas. Dalam hal ini fanatisme menjadi bagian dari solidaritas. Sehingga peneliti tidak menggunakan dua teori, dengan teori solidaritas dari Emile Durkheim telah memberikan gambaran yang sesuai dari tema penelitian.
(52)
BAB III
SOLIDARITAS DAN FANATISME KOMUNITAS REGGAE PANTURA
A. Komunitas Reggae Pantura
Komunitas Raggae Pantura merupakan perkumpulan remaja dan orang dewasa baik laki-laki maupun perempuan yang di dalam anggota-anggotanya merupakan pencinta musik yang bergenre Reggae. Reggae merupakan suatu aliran musik yang dikembangkan di Jamaika pada akhir era 60-an. Sekalipun sering digunakan secara luas untuk menyebut hampir segala jenis musik Jamaika, istilah reggae lebih tepatnya merujuk pada gaya musik khusus yang muncul mengikuti perkembangan ska dan rocksteady.
Komunitas Reggae Pantura atau yang biasa disebut KRP atau AREPAN ( ARek Reggae Pantura ) dibentuk pada tanggal 22 November 2012. Anggota dari komunitas ini berkisar antara 35 anggota yang bergabung. Alasan mengapa dibentuk sebuah komunitas Reggae ini bertujuan untuk menjaga perdamaian, selain itu sebagai ajang berkumpulnya Reggae mania yang ada diwilayah Pantura Gresik untuk berbagi inspirasi, cerita dan hal-hal positif. Anggota komunitas Reggae Pantura berasal dari berbagai desa yang ada di wilayah Kabupaten Gresik. Diantara desa tersebut yaitu desa Sedayu, Ujung Pangkah, Bungah, Prupu, Lowayu, Siwalankerto dan desa Dalegan sendiri. Dari wilayah desa yang berbeda-beda tersebut mereka berkumpul menjadi satu komunitas yaitu Komunitas Reggae Pantura.
(53)
45
Alasan mengapa Komunitas Reggae Pantura digunakan sebagai nama komunitas yaitu karena berhubungan dengan musik Reggae itu sendiri. Musik Reggae merupakan musik yang ketika didengarkan terasa santai, membawa suasana hati menjadi damai dan hati terasa tenang dan tentram, jadi ketika mendengarkan musik tersebut paling merasakan kenyamanannya mendengarkan di pinggir pantai sambil menikmati pemandangan pantai yang alami dan asri. Karena daerah bagian Utara Kabupaten Gresik merupakan daerah pinggir pantai yang dinamakan pantai pasir putih yang berada di daerah Desa Dalegan. Oleh karena itu mengapa nama Pantura dijadikan sebagai nama Komunitas. Pantura sendiri merupakan singkatan dari Pantai Utara.
Di sisi lain karena musik Reggae semakin enak bila didengarkan di pinggir pantai, di Desa Dalegan pula merupakan berkembangnya Band Raggae yaitu Band Twister. Dan di Desa Dalegan pula biasanya tempat berkumpulnya para anggota Komunitas Reggae dan menjadi induk komunitas ini dibentuk. Desa Dalegan merupakan bagian wilayah Utara Kabupaten Gresik yang daerahnya tepat di pinggir pantai. Sehingga beberapa alasan tersebutlah yang menjadikan nama Komunitas Raggae menggunakan nama Komunitas Reggae Pantura.
Anggota Komunitas Reggae Pantura selain dari berbagai Desa di wilayah Kabupaten Gresik, para anggota Komunitas Reggae Pantura dilihat dari status ada yang masih pelajar, mahasiswa, yang sudah berstatus menikah dan lajang yang sudah bekerja. Akan tetapi dari beberapa banyak anggota Komunitas Reggae Pantura lebih
(54)
46
dominan pada anggota sudah bekerja. Ada pula yang tergolong dari keluarga mampu akan tetapi mayoritas dari keluarga yang menengah ke bawah.
Perilaku dan sifat para anggota Komunitas Reggae Pantura juga memiliki karakter yang berbeda-beda. Karena memang dalam suatu komunitas, organisasi maupun sebuah lembaga sekalipun perbedaan akan selalu ada, dilihat dari segi status ekonomi, kedudukan, pemikiran, sifat dan sikap. Dan apa yang ada pada Komunitas ini pula seperti komunitas lain pada umumnya. Dari segi perilaku dan sifat para anggota komunitas berkarakteristik. Ada yang memiliki perilaku menyimpang ada pula yang bersikap sebagaimana anak remaja pada umumnya. Seperti merokok.
Dari segi penampilan atau bisa dikatakan sebagai simbol dari kamunitas ini anggota Komunitas Reggae Pantura juga bervariasi untuk mengidentitaskan dirinya sebagai Reggae Mania, ada yang hanya memakai asesoris bendera Reggae yaitu merah, kuning, dan hijau. Asesoris itu berupa gelang, baju, shall, topi, stiker dan lain sebagainya. Dan ada pula yang berambut gimbal seperti bapak Reggae yaitu Bob Marley. Berambut gimbal merupakan salah satu identitas anak Reggae yang paling umum baik itu di Indonesia maupun di luar negeri dan memiliki bentuk yang sama, rambut gimbal ala Reggae mania mayoritas terbentuk karena dibuat oleh manusia yang artinya tidak permanen karena bapak Reggae yaitu Bob Marley merupakan musisi dengan penampilan yang apa adanya dan berambut gimbal. Seperti pula anggota komunitas Reggae yang jika dilihat dari segi penampilan mereka merupakan seorang yang berpenampilan apa adanya dan santai.
(1)
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti pada komunitas reggae pantura dapat ditarik beberapa kesimpulan dari fokus masalah yang ada yaitu bentuk solidaritas yang ada pada komunitas Reggae Pantura yaitu :
1. Saling menjaga perdamaian dan menghargai antar sesama anggota komunitas Reggae dan lingkungan sosial lainnya karena sebagai bentuk penerapan mereka terhadap musik Reggae yang bagi mereka memberikan hal positif bagi mereka.
2. Ketika ada konser Reggae berlangsung di luar kota mereka datang bersama-sama dengan biaya seadanya sehingga untuk biaya makan dan transportasi mereka tanggung secara bersama-sama. Salah satu anggota yang tidak makan, mereka menyepakati untuk ikut tidak makan, ada salah satu kendaraan yang mogok di tengah perjalanan mereka tidak kemudian langsung pergi begitu saja tanpa rekannya, akan tetapi mereka tetapi, menunggu agar dapat pergi secara bersama-sama.
3. Dalam menyelesaikan suatu permasalahan mereka lebih memilih untuk saling bermusyawarah, bukan hanya pada anggota saja mereka memiliki sikap saling menghormati. Bahkan pada orang yang menyukai Reggae yang tidak mereka kenali pun mereka tetap saling bertegur sapa.
4. Rasa solidaritas mereka tidak hanya sebatas semata-mata untuk pencinta musik Reggae, pada masyarakat umum pun mereka dapat menunjukkan
(2)
85
rasa sollidaritas yang baik seperti kegiatan mereka bagi-bagi takjil ketika bulan Ramadhan.
5. Solidaritas yang baik dibentuk mereka karena mereka terinspirasi pada musik Reggae yang dalam bait-bait lirik musik Reggae bagi mereka mengandung arti sebuah perdamaian dan kehidupan yang apa adanya.
Bentuk fanatisme pada komunitas Reggae Pantura yaitu :
1. Rasa cinta mereka pada musik Reggae hingga mampu membuat mereka rela untuk lapar, kepanasan, susah dijalan dan tenaga yang terbuang. Demi untuk menghadiri musik Reggae di luar kota mereka rela untuk menghadang kendaraan yang ada dijalan agar dapat sampai ke tempat tujuan, Rela untuk ngamen, tidur di emperan.
2. Bentuk fanatisme yang kedua yaitu dari segi penampilan, salah satu ciri identitas Reggae Mania yaitu berambut gimbal, meskipun tidak semua anggota berambut gimbal akan tetapi ada beberapa anggota yang berambut gimbal dan mereka menerima untuk dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Selain itu mereka juga memiliki aksesoris seperti kaos, shall, gelang dan kalung bermotif bendera Reggae yaitu merah, hijau dan kuning.
3. Sebagian besar pencinta musik Reggae menyukai musik Reggae dengan alasan karena musik Reggae merupakan musik yang damai dan santai, dan beberapa tiap-tiap bait lagu Reggae berisi protes sosial dan motivasi-motivasi, dengan begitu mereka menerapkannya dalam kehidupan pribadi mereka.
(3)
86
4. Ketika ada acara Reggae di Desa mereka, ada anggota yang masih bersekolah dan sudah pasti tidak dapat menghadiri karena jam yang bersamaan, akan tetapi salah satu anggota Reggae Pantura tersebut rela membolos demi melihat acara musik yang di sukainya tersebut.
5. Banyak cerita ketika mereka hendak melihat konser Reggae diluar kota orang tua mereka tidak mengizinkannya akan tetapi mereka rela beradu pendapat dengan orang tua mereka.
6. Motif para pencinta menyukai musik Reggae yaitu karena bagi mereka Reggae memberikan kesan yang positif bagi mereka, musik yang memiliki alur apa adanya atau sederhana, santai dan cinta akan perdamaian.
Pandangan Masyarakat tentang Komunitas Reggae Pantura :
1. Sebagian masyarakat memandang kegiatan postif seperti mengadakan perkumpulan dan adanya band karena mereka juga butuh kesempatan dan ruang untuk bertindak kreatif, dan untuk mencegah mereka pada tindakan yang negative.
2. Sebagian masyarakat ada yang memandang negatif, karena ada salah satu masyarakat yang pernah mengetahui mereka bertindak menyimpang. 3. Dilihat segi penampilan yang menurut masyarakat tidak sopan karena
berpakaian yang tidak sesuai dengan kebiasaan masyarakat seperti berambut gimbal dan berpakaian yang tidak rapi.
(4)
87
B. Saran-saran
1. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sumbangsih dan perubahan pola pikir masyarakat mengenai komunitas Reggae yang ada. Bahwa tidak semua yang buruk terlihat buruk, dibalik penampilan dan tindakan mereka demikian terdapat rasa solidaritas yang tinggi.
2. Bentuk dan rasa solidaritas hendaknya tidak berlaku pada orang yang hanya kita kenal saja akan tetapi pada makhluk sosial lainnya. Karena nyatanya setiap makhluk memang tercipta untuk saling membutuhkan dan membantu satu sama lain.
3. Ketika suatu kelompok masyarakat atau bahkan seseorang mengidolakan sesuatu hendaknya mampu menyerap hal-hal yang positif yang dikandungnya dan menerapkan pada kehidupan pribadi dan untuk masyarakat sekitar.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
A. Black, James dan J. champion, Dean. Metode dan Masalah Penelitian Sosial. Bandung. Eresco. 1992
Irawan, Andi. Fanatisme Supporter Persebaya. Surabaya. Skripsi Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya. 2011
J. Cohen, Bruce. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta. PT. Rinekacipta.1992
Kinloch, Graham c. Perkembangan Paradigma Utama Teori Sosiologi. Bandung . cv. Pustaka Setia. 2005
Mania, Bogas. Sejarah Raggae dan Lambang MusikRaggae. Diakses pada 30 november 2015 dari https://id-id.facebook. Com/permalink
Martono, Nanang. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta. PT. Raja Grafindo. 2012 Nagz, Irie. Sejarah Musik Rocksteady. Diakses tanggal 05 November 2015 dari
iriemagz.blogspot.co.id/2014/04/sejarah-musik-Rocksteady.html?m=1 Prasetya, Delano. Hak Sipil Kebebasan Beragama : Intervensi dan Diskriminasi
Negara Tentang HAK Kebebasan Beragama. Diakes pada 05 November 2015 dari Delanoprasetyo.blogspot.co.id/2009/04/hak-sipil-kebebasan-beragama-intervensi.html?m=1
Retnasari, Yayuk. Solidaritas Antar Strata Sosial. Surabaya. Skripsi Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya.2012
Sunarto Kamanto. Pengantar Sosiologi. Jakarta. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 1993
Suyatno, Bagong dan Sutinah. Metode Penelitian Sosial. Jakarta. Kencana Prenadamedia Group. 2013
Wikipedia. Fanatime. Diakses pada 05 November 2015 dari https://id.m.wikipedia.org/wiki/fanatisme
Wikipedia. Raggae. Diakses pada 05 November 2015 dari https://id.m.wikipedia.org/wiki/reggae
Yusnaedi, Nanang. Sejarah Musik Raggae dan Ska. Diakses pada tanggal 05 Novermber 2015 dari
(6)
89
sejarahreggaedanskabing.blogspot.co.id/2013/03/sejarah-musik-reggae-dan-ska.html?m=1
Putri, Fani Julia. Sosiologi Klasik :Solidaritas Sosial- Emile Durkheim. (2013 ). Diaksespadatanggal 7 Desember 2015 dariinifanfan.blogspot.
co.id/2013/09/sosiologi-klasik-solidaritas-sosial_3514.html
Universitas Airlangga, Departemen Sosiologi, FISIP. Pergeseran Nilai dalam Hubungan Antar Generasi Serta Dampak Terhadap Lansia. Diakses pada tanggal 7 Desember dari Jurnal Ilmu Sosial dan Politik, http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/
Susanto, Astrid S. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Bandung. Binacipta. 1983
Ritzer, George. Teori Sosiologi. Yogyakarta .Pustaka Pelajar. 2012 Profil Desa Dalegan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik
Scott, Jhon. Teori Sosial Masalah-Masalah Pokok Dalam Sosiologi. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. 2012