ANALISIS MASLAHAH MURSALAH TERHADAP WANITA BERKELUARGA YANG MELAKUKAN REKONSTRUKSI SELAPUT DARA.

ANALISIS MAS}LAH}AH MURSALAH TERHADAP WANITA
BERKELUARGA YANG MELAKUKAN REKONSTRUKSI
SELAPUT DARA
SKRIPSI
Oleh:
Ibrahim Al Hakim
NIM. C01211021

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syariah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Prodi Hukum Keluarga Islam
Ahwal Al Syakhsiyyah
Surabaya
2015

ABSTRAK

Skripsi ini adalah hasil penelitian kepustakaan untuk menjawab
pertanyaan tentang faktor-faktor yang melatarbelakangi wanita berkeluarga
melakukan rekonstruksi selaput dara dan bagaimana analisis mas}lah}ah mursalah

terhadap wanita berkeluarga melakukan rekonstruksi selaput dara.
Data penelitian dihimpun melalui kajian teks (text reading) artikel-artikel
mengenai rekonstruksi selaput dara wanita berkeluarga dan wawancara dengan
dokter ahli serta pasien. Selanjutnya dianalisis dengan teknik analisis deskriptifkomparatif.
Hasil
penelitian
menyebutkan
bahwa
faktor-faktor
yang
melatarbelakangi maraknya akhir-akhir ini wanita berkeluarga melakukan
rekonstruksi selaput dara, antara lain: karena suami bekerja di luar kota dalam
jangka waktu yang lama, maka si istri melakukan rekonstruksi selaput dara untuk
membuat suami bertambah cinta dan berkesan; untuk merayakan ulang tahun
pernikahan kesekian kali mereka dengan cara yang sangat khusus; untuk
memuaskan suaminya dan untuk mengembalikan rasa percaya diri menghadapi
pasangannya; agar hubungan suami-istri di ranjang tetap hangat karena kondisi
kembali menjadi perawan diyakini mampu mengembalikan gairah hubungan intim;
untuk keharmonisan keluarga atau agar suami tidak berbuat serong di luar rumah.
Sedangkan hasil analisis mas}lah}ah mursalah pada kasus ini adalah haram,

berdasarkan faktor-faktor yang melatarbelakangi di atas. Hukum “haram” ini
disebabkan oleh kemaslahatan yang dicari (maqa>s}id ash-shari>’ah) dalam praktik
operasi tersebut tidak ditemukan. Tidak sampai mengancam agama, jiwa, akal,
keturunan, dan harta jika tidak melakukan dan tidak termasuk d}aru>rah al-h}ajiyyat
dan tah}siniyyat. Selain itu juga tidak ditemukannya syarat-syarat yang
memperbolehkan operasi seperti untuk pengobatan dan terapi medis. Apalagi
kalau yang dioperasi anggota tubuh paling vital (vagina), maka kemaslahatan yang
dicari harus benar-benar diupayakan dengan teliti dan benar. Sehingga operasi
rekontruksi selaput dara ini dilarang bagi wanita berkeluarga, karena ternyata
masih ada alternatif lain seperti senam peremajaan otot-otot vagina dan
sebagainya yang tidak sampai menyakitkan, mengeluarkan biaya banyak dan
membuka aurat sebagaimana operasi rekonstruksi selaput dara (mad}arat-nya lebih
besar) serta berpotensi menjadi tradisi buruk di kalangan wanita berkeluarga di
Indonesia.
Oleh karena itu, penulis menyarankan kepada seluruh pihak-pihak terkait
terutama masyarakat Indonesia yang memegang teguh adat ketimuran agar tidak
menerima secara mentah budaya Barat. Rekonstruksi selaput dara adalah produk
kemajuan iptek yang kurang sesuai dengan kepribadian kita. Pastinya ada
alternatif lain untuk menciptakan dan menjaga keharmonisan keluarga, salah
satunya adalah dengan memaksimalkan peran masing-masing suami istri dengan

baik agar tercipta hubungan yang saki>nah mawaddah wa rah}mah.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM ………………………………………………………..

i

PERNYATAAN KEASLIAN …………………………………………….

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………………………...

iii

PENGESAHAN …………………………………………………………...

iv


MOTTO DAN LEMBAR PENGESAHAN……………………………….

v

ABSTRAK ………………………………………………………………...

vi

KATA PENGANTAR ………………………...…………………………..

vii

DAFTAR ISI ...……………………………….……………………………

ix

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………

xi


DAFTAR TRANSLITERASI …………………………………………….

xii

PENDAHULUAN …………………………………………….

1

A. Latar Belakang Masalah …………………………………..

1

B. Identifikasi dan Batasan Masalah …...…………………….

9

C. Rumusan Masalah …………………………………………

10


D. Kajian Pustaka …………………………………………….

11

E. Tujuan Penelitian ……………………………………….....

13

F. Kegunaan Hasil Penelitian ………………………………...

14

G. Definisi Operasional ………………………………………

14

H. Metode Penelitian …………………………………………

15


I. Sistematika Pembahasan ……………………………….....

20

LANDASAN TEORI PERKAWINAN, OPERASI MEDIS
DAN MAS}LAH}AH MURSALAH SEBAGAI DALIL
HUKUM………………….........................................................

22

A. Perkawinan Sebagai Mi>tha>qan Ghali>z}an ………………….

22

1. Pengertian Perkawinan………………………………….

22

2. Hikmah Perkawinan……………………………………..


24

B. Konsep Dasar Operasi Selaput Dara ………………………

28

1. Pengertian Operasi dan Sumber Hukumnya……………

28

BAB I

BAB II

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2. Macam-macam Operasi Kecantikan (Plastik)………….

31


3. Pengertian Selaput Dara dan Operasi Selaput Dara……

33

4. Faktor-faktor yang Melatarbelakangi Rekonstruksi
Selaput Dara…………………………………………….

36

C. Peran Mas}lah}ah Mursalah Sebagai Metode Istinbat} AlH}ukm……………………………………………………….

38

1. Pengertian Mas}lah}ah Mursalah…………………………

38

2. Al-Mas}lah}ah Sebagai Dalil Hukum……………………..


42

3. Ruang Lingkup Penerapan Mas}lah}ah Sebagai Dalil
Hukum…………………………………………………..

45

4. Prosedur Aktualisasi Mas}lah}ah Mursalah dalam Istinba>t}

al-H}ukm…………………………………………………

47

FAKTOR-FAKTOR
YANG
MELATARBELAKANGI
WANITA
BERKELUARGA
MELAKUKAN
REKONSTRUKSI SELAPUT DARA ………………………..


55

A. Prosedur Pelaksanaan Operasi Rekonstruksi Selaput
Dara………………………………………………………...

55

B. Faktor-faktor yang Melatarbelakangi Wanita Berkeluarga
Melakukan Rekonstruksi Selaput Dara ……………………

58

1. Pandangan Pasien………………………………………

59

2. Pandangan Dokter/ Pakar Medis……………………….

60

ANALISIS MAS}LAH}AH MURSALAH TERHADAP
WANITA BERKELUARGA YANG MELAKUKAN
REKONSTRUKSI SELAPUT DARA ………………………..

64

A. Faktor-faktor yang Melatarbelakngi Wanita Berkeluarga
Melakukan Rekonstruksi Selaput Dara ……………………

64

B. Analisis Mas}lah}ah Mursalah Terhadap Wanita Berkeluarga
yang Melakukan Rekonstruksi Selaput Dara ………………

66

PENUTUP ……………………………………………………

78

A. Simpulan …………………………………………………..

78

B. Saran ……………………………………………………….

79

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..

82

LAMPIRAN ………………………………………………………………

85

BAB III

BAB IV

BAB V

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak 14 abad silam, Islam menyebar ke seluruh dunia melalui
risalah Nabi Muhammad saw. Pada awal perjalanannya, ajaran Islam ditolak
dan ditentang oleh sebagian besar kaum Quraisy karena dianggap mengubah
budaya dan ajaran nenek moyang mereka. Namun sedikit demi sedikit ajaran
Islam yang indah dapat diterima dan mampu menggerakkan hati manusia
untuk memeluknya secara berbondong-bondong, sejak dulu sampai sekarang di
era modern ini, sehingga hampir 1/3 penduduk dunia sekarang menjadi pemeluk
agama Islam. Diperkirakan setiap tahunnya jumlah muallaf bertambah sekitar
10-15%. Bahkan dalam satu dekade terakhir jumlah muslim diperkirakan
meningkat sampai 235%.1
Salah satu ajaran Islam yang indah tersebut adalah syari’at
perkawinan. Perkawinan adalah salah satu sunnatulla>h yang umum berlaku
pada makhluk Tuhan, baik pada manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan.
Perkawinan merupakan suatu cara yang dipilih Allah SWT sebagai jalan bagi
manusia untuk beranak, berkembang biak dan melestarikan hidupnya, setelah

1

M. Masri Muadz, “Hari Ini, Islam Jadi Agama Terbesar di Dunia”, dalam www.republika.co.id,
diakses pada 13 Maret 2015.

1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

masing-masing pasangan (suami-istri) siap melakukan peranannya yang positif
dalam mewujudkan tujuan perkawinan.2
Kebutuhan manusia sebagai makhluk yang dilengkapi akal, nurani
dan juga nafsu yang mempunyai ketertarikan terhadap pasangannya dan naluri
seksual telah dikemas oleh Allah SWT dalam hukum syari’at yang indah
berupa perkawinan. Bentuk perkawinan ini telah memberikan jalan aman pada
naluri (seks), memelihara (reproduksi) keturunan dengan baik dan menjaga
kaum perempuan agar tidak terjerumus pada hal-hal yang diharamkan oleh
agama islam.3 Gairah seksual sebagai wujud nafsu merupakan kodrat dan
keinginan yang kuat dan juga penting karena setiap orang harus mempunyai
pasangan untuk memenuhi kebutuhan seksualnya dalam lingkungan yang aman
dan tentram. Seorang laki-laki bujang pasti mendambakan teman hidup yang
setia dan tulus, begitu pula dengan seorang wanita yang masih sendiri. Maka
Islam datang dan memerintahkan manusia untuk menikah, agar mereka
selamat dan merasa tentram hatinya, karena perkawinan adalah wadah yang
tepat untuk menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang. Allah SWT berfirman
pada surat Ar-Ru>m ayat 21:

‫ُ ق ق ٰ م ك ق ُ ُ ك ْ ق ق ق ق ق ق ق ق ُ كق‬
ُ ‫ق قٰ ك ق ق ق ق ق ُ ك ق‬
‫ۡم ق كقد مة ق‬
‫قو قم ۡۡءايت ق ۡق ۡۦۡأنۡخ ۡلك ق‬
‫ۡم ۡأن سقك ۡأزوجاۡل قتس اۡإقلي ۡاۡوجع ۡبي ك‬
ۡۚ ‫ۡو قرح ق‬
‫كق‬
‫ق ق ق كق‬
‫ق كق ق‬
ۡ ۡ١٢ۡ‫إقنۡف قيۡذٰل ق ۡٓي ٰ ل ۡل ق لم قۡي قت ُرون‬

Sayyid Sabiq, Fiqh al-sunnah, diterjemahkan oleh Mohammad Thalib, Fikih Sunnah, Jilid 6,
(Bandung: PT Al-Ma’arif, 2000), 7.
3
Ibid.
2

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa
kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benarbenar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. 4
Ayat di atas menjelaskan secara khusus tentang tujuan
disyari’atkan perkawinan dengan diciptakannya manusia secara berpasangan
yaitu untuk menciptakan suasana yang saki>nah. Sebagian mufassir
mengartikan saki>nah sebagai ketenangan. Selanjutnya lafadh mawaddah wa

rah}mah diartikan dengan cinta dan kasih sayang. Cinta berarti kerinduan yang
mendalam

dari

masing-masing

pasangan

dengan

disertai

keinginan

menumpahkan kasih melalui kepuasan bersetubuh sehingga semakin termateri
wujud cinta tersebut. Sedangkan rah}mah muncul ketika umur semakin menua
dan anak cucu telah tumbuh menjadi orang sukses. Dari situ kasih sayang
bermekaran, karena kasih sayang lebih dalam daripada cinta.5 Harapan
pasangan hidup menjadi pasangan yang saki>nah mawaddah wa rah}mah
terintegrasi dalam satu kata, yaitu keharmonisan. Keharmonisan suami istri
secara tidak langsung akan berimplikasi terhadap keharmonisan kehidupan
keluarganya, baik terhadap anak-anaknya maupun terhadap sanak kerabatnya.
Namun keharmonisan keluarga yang terintegrasi dari tiga tujuan
perkawinan berupa saki>nah mawaddah wa rah}mah sejatinya tidak dapat hanya
diukur dengan pelampiasan seksual saja. Apalagi manusia setiap hari semakin
bertambah umur yang berarti gairah seksual seseorang semakin hari semakin
Kemenag RI, Al-Qur’an dan terjemahnya . . ., 406.
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, Vol 11 (Jakarta:
Lentera Hati, 2003), 35-36.
4

5

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

berkurang juga terutama perempuan. Hal ini merupakan hukum alam yang
pasti terjadi sehingga acapkali dalam suatu perkawinan yang telah berlangsung
lama, kebosanan dan kekecewaan terhadap pasangannya sering terjadi
terutama ketika berhubungan intim. Masalah ini berpotensi menjadi penyebab
pertikaian yang berujung perceraian karena hubungan suami istri yang sudah
tidak harmonis lagi. Oleh karena itu, sebagian wanita yang merasa kurang bisa
memuaskan pasangannya memilih untuk mengembalikan keperawanannya
dengan tujuan agar dapat menyenangkan hati suaminya dan merasakan
kembali sensasi seperti malam pertama.
Seiring dengan itu, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) yang maju dengan sangat pesat terutama di bidang kedokteran, telah
memiliki banyak alternatif jasa kedokteran yang ditawarkan untuk
menciptakan suasana keluarga yang lebih harmonis. Mulai dari operasi
kecantikan, bayi tabung, sampai operasi rekonstruksi selaput dara yang sampai
saat ini masih menjadi kontroversi di kalangan ulama’ kontemporer. Banyak
motif yang melatarbelakangi seorang wanita melakukan operasi ini dan
berbagai macam pula tujuan mereka yang hendak melakukan operasi ini. Dua
pertimbangan tersebutlah yang dijadikan alasan dibolehkan atau tidaknya
operasi rekonstruksi selaput dara.
Adapun yang dimaksud dengan rekonstruksi selaput dara dalam
pembahasan ini adalah operasi untuk memperbaiki selaput dara yang rusak
atau mengembalikannya kepada tempat semula. Istilah lain yang digunakan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

ada juga yang menyebut vaginoplasty yang artinya mengembalikan jalan lahir6
atau hymenoplasty. Ini termasuk masalah kontemporer yang belum ditemui
oleh para ulama pada masa lalu. Ada beberapa pendapat yang berkaitan dengan
hukum operasi rekonstruksi selaput dara ini, antara lain:7
1. Dalam Buku Fikih Kedokteran karya M. Nu’aim Yasin dijelaskan, bagi
yang kehilangan selaput dara bukan akibat dari perbuatan maksiat seperti
kecelakaan, olahraga berat ataupun korban pemerkosaan, maka hukumnya
diperbolehkan, kadang disunnahkan, bahkan juga diwajibkan menurut
sebagian ulama’. Hal ini dikarenakan sebab-sebab tersebut merupakan
musibah dan dianalogikan dengan kebolehan operasi pada kasus musibah
lainnya, serta untuk menutup aib wanita tersebut sebagaimana anjuran
Nabi saw untuk menutup aib saudaranya. Kendati demikian, dalam buku

Ah}ka>m Jihariyah T}ibbiyah karya Muh. Muhtar Syenkity, ada pula
sebagian ulama’ yang mengharamkannya dengan alasan itu bukan d}aru>rah
dan keharaman dokter melihat kemaluan wanita tersebut, sedangkan aib
tersebut dapat dijelaskan dengan baik-baik.
2. Bagi yang kehilangan selaput dara karena zina, sebagian ulama’ membagi
menjadi dua yaitu yang sudah diketahui masyarakat dan belum diketahui
masyarakat. Bagi yang belum diketahui masyarakat tentang hilangnya

Sebagaimana yang disampaikan oleh Prof. Dr. M. Sjaifuddin Noer SpBP RE (K) dalam seminar
prakongres masional Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik
Indonesia (Perapi) ke X di Universitas Airlangga pada tanggal 21 Maret 2015
7
Ahmad Zain An-Najah, “Hukum Operasi Selaput Dara”, dalam https://www.facebook.com/
pages/Kajian-FIQIH-Syafii/282106038583517?fref=nf, diakses pada 10 April 2015

6

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

selaput daranya karena zina maka harus dilihat terlebih dahulu apakah
wanita tersebut telah bertaubat atau belum. Selain untuk menutupi
aibnya, pertimbangan taubat sangat berpengaruh terhadap kebolehan
operasi karena mas}lah}ah-nya lebih besar. Namun jika tidak bertaubat
maka hukumnya haram karena akan mendatangkan mafsada>t yang lebih
besar yaitu mendorong dan memberikan sumbangsih secara tidak
langsung bagi praktik perzinaan dimana-mana. Keharaman ini termasuk
juga hukum bagi wanita pezina yang selaput daranya hilang dan telah
diketahui masyarakat.
3. Bagi yang kehilangan selaput dara karena perkawinan. Ini adalah sesuatu
yang sangat wajar dan normal, bahkan hampir semua perempuan yang
pernah menikah dan melakukan hubungan seksual dalam pernikahan
tersebut pasti mengalaminya. Dengan demikian, melakukan operasi
selaput dara untuk mengembalikan selaput daranya yang telah robek dan
hilang adalah perbuatan sia-sia dan menghambur-hamburkan uang dan
waktu. Selain itu, mau tidak mau dia harus membuka auratnya yang
paling vital dan tentunya akan dilihat oleh para dokter yang akan
menangani operasi. Oleh karenanya, melakukan operasi selaput dara
dalam keadaan seperti ini adalah perbuatan yang tercela dan dilarang
dalam Islam. Para dokter yang ikut menyetujui dan melakukan operasi
juga ikut berdosa. Para ulama sepakat mengharamkannya dalam hal ini.
Keperawanan (virginitas) bagi sebagian orang, terutama calon
pengantin dianggap sebagai mahkota yang sangat dihormati dalam realitas

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

sosial. Hubungan di malam pertama biasanya menjadi saat-saat yang
mendebarkan bagi pasangan suami istri karena dari situ akan terlihat apakah
wanita tersebut mengeluarkan darah sebagai tanda keperawanannya atau tidak.
Keperawanan seorang wanita menunjukkan bahwa dia adalah pribadi yang
baik dan masih suci. Padahal mindseat seperti ini tidak sepenuhnya benar,
karena keperawanan seorang wanita yang ditandai dengan robeknya selaput
dara dapat juga terjadi karena hal-hal yang bukan maksiat seperti kecelakaan,
olahraga berat atau diperkosa. Di sisi lain, tidak semua gadis yang melakukan
hubungan seksual di malam pertama mengeluarkan darah perawan karena
tingkat elastisitas selaput dara masing-masing wanita berbeda. Hal ini
menyebabkan sebagian besar laki-laki mendambakan seorang gadis yang masih
perawan sebagai calon istrinya. Apalagi gairah seksual yang muncul terhadap
gadis perawan dan janda sangat berbeda. Anjuran ini sebagaimana yang tersirat
dalam hadist Nabi Muhammad saw:

‫َح ﱠﺪثَنَﺎ إِب َﺮا ِ ي ُم ب ُن اﻟ ُمن ِذر اﻟ ِحَز ِامﻲ َح ﱠﺪثَنَﺎ ُم َح ﱠم ُﺪ ب ُن طَل َحة اﻟتﱠ ي ِمﻲ َح ﱠﺪثَنِﻲ َعب ُﺪ اﻟﱠﺮح َمن ب ِن َﺳﺎﻟِم‬
ِ
ِ
‫صلﱠﻰ ﷲُ َعلَي ُِ َو‬
َ َ‫ﺎل ق‬
َ َ‫صﺎ ِري َعن أَبِي ُِ َعن َﺟ ِّﺪ ِ ق‬
َ ‫ﺎل َر ُﺳو ُل ﷲ‬
َ ‫ِب ِن عُت بَة ب ِن عُ َوي ب ِن َﺳﺎع َﺪة الَن‬
8 ِ ِ ِ
ِِ
ِ
"‫ضﻰ بﺎﻟيَسيﺮ‬
َ ‫ب أَف َوا َ ﺎ َو أَن تَ ُق أَر َحﺎمﺎ َو أَر‬
َ ‫َﺳلﱠ َم‬
ُ ‫ فَإنﱠ ُه ﱠن أَع َذ‬، ‫"علَي ُكم بﺎلب َكﺎ ِر‬
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ibra>hi>m bin al-Mundhir al-H}iza>mi>
berkata, telah menceritakan kepada kami Muh}ammad bin Abu> T}alh}ah
at-Taymi>, telah menceritakan kepadaku ‘Abdurrah}ma>n bin Sa>lim bin
‘Utbah bin ‘Uwaim bin Sa>’idah al-Ans}a>ri> dari Bapaknya dari
Kakeknya ia berkata “Menikahlah dengan gadis, sebab mulut mereka
lebih jernih, rahimnya lebih cepat hamil, dan lebih rela pada
pemberian yang sedikit. (HR. Ibnu Majah)

Muhammad ibn Yazid Abu ‘Abdullah al-Qazwaini, Sunan Ibnu Majah bab “Tazwi>j al-Abka>r”,
Juz V (Beirut: Da>r al-Fikr, t.t.), 460.
8

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

Dewasa ini, keperawanan seorang wanita bukan lagi dianggap
sebagai identitas kehormatan dan kesucian diri saja, namun juga dianggap
sebagai modal untuk lebih percaya diri. Walaupun keperawanannya telah
hilang akibat perkawinan, sebagian wanita memilih untuk mengembalikan
keperawanannya melalui operasi rekonstruksi selaput dara dengan tujuan yang
bermacam-macam. Menurut Sjaifuddin Noer, seorang pakar medis dari FK
Universitas Airlangga Surabaya, organ intim yang sehat dan kencang masih
menjadi faktor penting yang membuat perempuan percaya diri. Meski
pengaruhnya terhadap kepuasan seksual suami istri masih diperdebatkan, ada
saja perempuan yang memilih mengencangkan kembali otot vaginanya yang
juga dianggap agar kembali perawan. Pada umumnya yang menjadi tujuan
adalah untuk menciptakan hubungan yang lebih harmonis lagi antara suami
istri. Operasi rekonstruksi ini tergolong operasi kecil yang hanya
membutuhkan waktu 1 jam dan biaya berkisar antara 15-20 juta rupiah.
Kendati demikian, operasi ini tetap beresiko pendarahan atau infeksi yang
sangat berbahaya terhadap pasien.9
Oleh karena itu, penulis melihat adanya ketidakselarasan antara
teori dan praktik yang terjadi di lapangan sehingga diperlukan kajian dan
penelitian lebih lanjut terhadap permasalahan rekonstruksi selaput dara ini. Di
satu sisi para ulama’ kontemporer sepakat mengharamkan operasi rekonstruksi
selaput dara yang dilakukan wanita berkeluarga, di lain sisi para dokter gencar

Departemen SMF Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik FK Unair, “Kencangkan Miss V dengan
Vaginoplasty”, Jawa Pos (22 Maret 2015), 44.

9

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

melaksanakan operasi ini walaupun tetap dalam batas etik dan prosedural.
Sehingga timbul pertanyaan, adakah sebab-sebab yang dapat ditolerir Islam
terhadap alasan melakukan operasi rekonstruksi selaput dara bagi wanita
berkeluarga sebagaimana yang marak terjadi dewasa ini?
Dengan mempertimbangkan berbagai pendapat hukum dari para
ulama’ kontemporer dan pandangan medis tentang rekonstruksi selaput dara,
permasalahan ini akan lebih mudah untuk dipahami dan dianalisis terkait
dengan mas}lah}ah dan mafsada>t-nya, sehingga hasil dari penelitian ini akan
dapat dipahami dan diamalkan oleh masyarakat pada umumnya.
Bertumpu pada permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk
meneliti lebih lanjut mengenai rekonstruksi selaput dara yang dituangkan
dalam judul, “Analisis Mas}lah}ah Mursalah Terhadap Wanita Berkeluarga yang
Melakukan Rekonstruksi Selaput Dara”.
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, penulis
mengidentifikasi beberapa masalah terkait dengan judul skripsi yang diangkat,
antara lain:
1. Pemahaman masyarakat tentang arti sebuah keperawanan (virginitas)
bagi istri atau calon istri.
2. Tolak ukur bahwa keutuhan selaput dara sebagai bukti keperawanan
(virginitas) seorang wanita.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

3. Deskripsi rekonstruksi selaput dara mulai dari persyaratan, prosedur,
faktor-faktor yang melatarbelakangi, tujuan dan dampak operasi
rekonstruksi selaput dara baik dampak positif maupun negatifnya.
4. Konsep tentang keluarga harmonis, yaitu keluarga saki>nah mawaddah wa

rah}mah.
5. Faktor-faktor yang melatarbelakangi wanita berkeluarga melakukan
rekonstruksi selaput dara
6. Analisis

mas}lah}ah

mursalah

terhadap

faktor-faktor

yang

melatarbelakangi wanita berkeluarga melakukan rekonstruksi selaput
dara
Agar permasalahan dalam skripsi ini lebih fokus, lebih terarah dan
tidak menyimpang dari topik utama pembahasan, maka penulis membatasi
permasalahan untuk dibahas menjadi dua poin, yaitu:
1. Faktor-faktor yang melatarbelakangi wanita berkeluarga melakukan
rekonstruksi selaput dara
2. Analisis

mas}lah}ah

mursalah

terhadap

faktor-faktor

yang

melatarbelakangi wanita berkeluarga melakukan rekonstruksi selaput
dara
C. Rumusan Masalah
Setelah beberapa masalah teridentifikasi dan dibatasi dalam
beberapa topik pembahasan, maka untuk menemukan alternatif hukum atas

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

permasalahan yang diangkat perlu diajukan sedikitnya dua rumusan masalah
dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Apa saja faktor yang melatarbelakangi wanita berkeluarga melakukan
rekonstruksi selaput dara?
2. Bagaimana analisis mas}lah}ah mursalah wanita berkeluarga yang
melakukan rekonstruksi selaput dara?
D. Kajian Pustaka
Pada penelitian-penelitian yang telah ditulis sebelumnya, ada
beberapa judul yang pembahasannya hampir mirip dengan judul skripsi yang
akan penulis angkat sekarang, yaitu penelitian-penelitian terdahulu yang juga
membahas tentang rekonstruksi selaput dara dan topik-topik semacamnya.
Adanya paparan tentang data pustaka ini bertujuan untuk menghindari
terjadinya plagiat terhadap karya orang lain sehingga tidak akan terjadi
pengulangan pembahasan maupun penelitian. Di bawah ini dijelaskan beberapa
judul penelitian beserta fokus pembahasannya dari masing-masing sudut
pandang penulisnya:
1. Skripsi Saudara Ahmad Musyawwirul Hilmi dengan judul “Tinjauan

Hukum Islam Terhadap Operasi Pemulihan Selaput Darah Calon Istri
(Studi Kasus di Desa Dlemer Kec. Kwanyar Kab. Bangkalan)” pada tahun
2013. Dalam skripsi ini penulis melakukan penelitian lapangan untuk
menemukan jawaban tentang faktor-faktor yang melatarbelakangi calon
istri tersebut melakukan operasi pemulihan selaput dara dan tinjauan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

hukum Islam terhadap operasi tersebut. Hasil dari penelitian ini
menyimpulkan bahwa operasi selaput dara yang dilakukan calon istri
adalah boleh walaupun untuk menutupi status nikah sirri sebelumnya.10
Sedangkan pada penelitian ini, walaupun penulis juga melakukan
penelitian kepusakaan tentang rekonstruksi selaput dara tetapi objek
kajian disini adalah wanita yang telah berkeluarga melalui sudut pandang
analisis mas}lah}ah mursalah. Sehingga dapat dikatakan bahwa antara
penelitian ini dengan judul skripsi di atas tidak akan terjadi kesamaan
topik utama pembahasan.
2. Skripsi saudari Tutik Hidayati dengan judul “Operasi Selaput Dara

Ditinjau dari Hukum Islam” pada tahun 2007. Dalam skripsi ini penulis
dilatarbelakangi oleh tuntutan seorang perempuan untuk mengelabuhi
laki-laki melalui operasi selaput dara agar keluar darah perawannya. Hasil
dari penelitian ini menyebutkan bahwa operasi selaput dara mengandung
bahaya yang lebih besar seperti penipuan dan membuka aurat tanpa ada
alasan medis yang mendesak sehingga hukumnya haram.11 Sedangkan
dalam skripsi ini, penulis akan membahas operasi rekonstruksi selaput
dara dari sudut pandang perempuan yang telah berkeluarga dan

Ahmad Musyawwirul Hilmi, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Operasi Pemulihan Selaput
Darah Calon Istri: Studi Kasus di Desa Dlemer Kec. Kwanyar Kab. Bangkalan” (Skripsi—IAIN
Sunan Ampel, Surabaya, 2013), iv.
11
Tutik Hidayati, “Operasi Selaput Dara Ditinjau dari Hukum Islam” (Skripsi—UIN Maliki,
Malang, 2007), xii.

10

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

menggunakan pisau analisis mas}lah}ah mursalah sehingga tidak akan
ditemukan plagiatisasi penelitian.
3. Skripsi saudari Nuri Makkiyah Ummil Quro dengan judul “Operasi

Pemulihan Selaput Dara Bagi Calon Istri dalam Tinjauan Hukum Islam”
pada tahun 2009. Dalam skripsi ini penulis dilatarbelakangi oleh mitos
keperawanan yang dijadikan “harga mati” oleh laki-laki dalam memilih
pasangan hidup dan mayoritas ulama’ menghukuminya yang cenderung
mengharamkan

dengan

penelitian

normatifnya,

sedangkan

Nuri

Makiyyah menggunakan penelitian sosiologis. Kesimpulan hukum dari
permasalahan operasi hymenoplasty ini ada dua yaitu, pertama,
diperbolehkan sebab d}aru>ra>t yang ditimbulkan. kedua, dilarang karena
alasan tidak ada d}aru>ra>t yang mendesak.12 Adapun dalam penelitian ini,
menggunakan penelitian kepustakaan dan objek kajiannya berbeda yaitu
khusus wanita yang telah berkeluarga dan menggunakan pisau analisa

mas}lah}ah mursalah. Dengan demikian, tidak akan ditemukan plagiatisasi
di antara kedua penelitian ini.
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengetahui faktor apa saja yang melatarbelakangi wanita
berkeluarga melakukan rekonstruksi selaput dara

12

Nuri Makkiyah Ummil Quro, “Operasi Pemulihan Selaput Dara Bagi Calon Istri Dalam Tinjauan
Hukum Islam” (Skripsi—UIN Maliki, Malang, 2009), xv.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

2. Untuk mengetahui bagaimana analisis mas}lah}ah mursalah terhadap faktor
yang melatarbelakangi wanita berkeluarga melakukan rekonstruksi
selaput dara
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Ada dua kegunaan yang akan dihasilkan dari penelitian ini, baik
secara teoritis maupun secara praktis, yaitu:
1. Secara teoritis, penelitian ini akan sangat berguna bagi kalangan civitas
akademika sebagai tambahan khazanah keilmuan seputar hukum keluarga
Islam kontemporer terutama yang berkaitan dengan rekonstruksi selaput
dara. Adanya skripsi ini diharapkan juga dapat menjadi perbandingan
secara teoritis terhadap penelitian-penelitian selanjutnya yang juga
membahas tentang rekonstruksi selaput dara sehingga akan didapatkan
titik temu yang sama dan berbeda antara skripsi ini dengan penelitianpenelitian selanjutnya.
2. Secara praktis, penelitian ini bisa dijadikan acuan dasar untuk
memecahkan permasalahan yang penulis angkat pada skripsi ini, yaitu
permasalahan rekonstruksi selaput dara bagi wanita berkeluarga, sehingga
masyarakat yang hendak melakukan operasi ini dapat mempertimbangkan
manfaat dan bahayanya.
G. Definisi Operasional
Untuk mempermudah memahami skripsi yang berjudul “Analisis

Mas}lah}ah Mursalah Terhadap Rekonstruksi Selaput Dara Sebagai Upaya

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

Menjaga Keharmonisan Keluarga” ini penulis perlu menjelaskan beberapa
istilah dari judul tersebut agar tidak menimbulkan makna yang ambigu, yakni
sebagai berikut:
Analisis

: Penyelidikan sesuatu peristiwa untuk mengetahui apa

Mas}lah}ah

sebab-sebabnya dan bagaimana duduk perkaranya.13

Mursalah

Sehingga dapat ditemukan adanya kemaslahatan untuk
diberlakukan masyarakat pada umumnya, walaupun
kemaslahatan tersebut tidak dibuatkan hukumnya oleh

Sha>ri’, yaitu tidak ada dalil shara’ yang secara khusus
menunjukkan dianggap atau tidaknya kemaslahatan itu.14
Wanita

: Yaitu wanita yang telah bersuami dan telah melakukan

coitus (bersetubuh)

Berkeluarga
Rekonstruksi

: Pengembalian seperti semula atau pemulihan.15 Yang

Selaput Dara

dimaksud dalam skripsi ini adalah operasi pemulihan
keperawanan.

H. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kualitatif, yaitu penelitian yang lebih
menekankan analisisnya pada proses penyimpulan induktif serta pada analisis
terdapat

dinamika

hubungan

antarfenomena

yang

diamati

dengan

Ira M. Lapidus, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1982), 40.
Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Ushul Fikih: Kaidah Hukum Islam, diterjemahkan oleh Faiz elMutaqin (Jakarta: Pustaka Amani, 2003), 110.
15
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbud, “Rekonstruksi”, dalam
http://kbbi.web.id/, diakses pada 21 Maret 2015.
13

14

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

menggunakan logika ilmiah.16 Jenis penelitiannya menggunakan penelitian
kepustakaan (library research)
Oleh karena itu, agar penulisan skripsi ini dapat tersusun dengan
baik dan benar, maka penulis memandang perlu untuk mengemukakan metode
penelitian skripsi ini yaitu sebagai berikut:
1. Data yang dikumpulkan
Data-data yang dibutuhkan penulis untuk menunjang
penelitian ini antara lain:
a. Data mengenai operasi secara umum dan operasi bedah plastik,
persyaratan dan prosedur operasi rekonstruksi selaput dara mulai
awal hingga akhir, terutama pada kasus operasi selaput dara wanita
berkeluarga, baik yang dikumpulkan dari hasil interview dengan
dokter ahli, pasien maupun dari buku-buku medis dan artikel terkait.
b. Data terkait ketentuan umum perkawinan.
c. Data tentang mas}lah}ah mursalah dan h}ujjah dalam mengeluarkan dan
menetapkan hukum, sebagai pisau analisis dalam penelitian ini.
2. Sumber Data
Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini, antara
lain:

16

Saifuddin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2007), 5.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

a. Sumber data primer, yaitu data yang bersifat utama dan penting atau
data dasar (primary data atau basic data) yang akan memungkinkan
untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dan berkaitan
langsung dengan pembahasan skripsi ini, yaitu melalui interview
dengan pasien atau dokter ahli.
b. Sekunder, yaitu merupakan data atau literatur yang akan menunjang
dalam melengkapi dan memperkuat serta memberi penjelasan
mengenai sumber data primer, buku-buku atau artikel-artikel terkait
tentang rekonstruksi selaput dara, di antaranya:
1) Dr. M. Nu’aim Yasin, Fikih Kedokteran

2) Muhammad Khalid Mansur, Al Ah}ka>m At}-T}ibbiyyah AlMuta’alliqah Bi An-Nisa>’ Fi> Fiqhi Al-Isla>mi, diterjemahkan
Team Azzam dengan judul, “Pengobatan Wanita dalam

Pandangan Fikih Islam”
3. Teknik Pengumpulan Data
Oleh

karena

penelitian

ini

menggunakan

penelitian

kepustakaan (library research), maka teknik pengumpulan data dengan
menelusuri data tentang hal-hal atau variabel yang berupa bahan bacaan,
mulai dari membaca, mencatat dan menginventarisasi beberapa sumber
data yang telah diperoleh, kemudian diolah dan diklasifikasi. Selain itu
didukung juga dengan wawancara dan dokumentasi dengan dokter ahli
atau pasien.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

4. Teknik Pengolahan Data
Setelah data-data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah
pengolahan data. Adapun teknik pengolahan data menggunakan langkahlangkah sebagai berikut:
a. Editing
Yaitu pemeriksaan kembali semua data yang diperoleh
terutama dari segi kelengkapannya, kejelasan makna, keselarasan
antara data yang ada dan relevansi penelitian.17 Dalam hal ini penulis
mengambil data-data yang akan dianalisis dan melakukan validasi
ulang terkait data yang diperoleh dengan fakta yang terjadi di
lapangan.
b. Organizing
Menyusun kembali data-data yang telah didapat dalam
penelitian yang diperlukan dalam kerangka paparan yang sudah
direncanakan dengan rumusan masalah secara sistematis.18 Data-data
yang telah divalidasi ulang kemudian disusun secara sistematis untuk
memudahkan penulis dalam menganalisis data.
c. Penemuan Hasil
Pada tahapan ini penulis menganalisis data-data yang telah
diperoleh dari penelitian untuk memperoleh kesimpulan mengenai

17
18

Sugiyo, Metodologi Kualitatif Kuantitatif dan R&D (Bandung: Alfa Beta, 2008), 243.
Ibid, 245.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

kebenaran fakta yang ditemukan, yang akhirnya merupakan sebuah
jawaban dari rumusan masalah.19 Ini merupakan tahapan terakhir dari
proses pengolahan data.
5. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses penyederhanaan seluruh data
yang terkumpul, menyajikannya dalam suatu susunan yang sistematis,
kemudian mengelola dan menafsirkan serta menjadikannya suatu
kesimpulan.20 Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Teknik deskriptif analisis komparatif
Teknik deskriptif analisis adalah gambaran atau lukisan
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fenomena atau
hubungan

antar

fenomena

yang

diteliti.21

Yaitu

yang

menggambarkan tentang proses rekonstruksi selaput dara secara
medis mulai dari faktor-faktor yang melatarbelakanginya sampai
dampaknya, baik dampak positif maupun negatif.
Demi mendapatkan hasil kajian dan analisis yang
mendalam, penelitian ini juga menggunakan teknik analisis deskriptif
komparatif dengan membandingkan hasil penelitian-penelitian
terdahulu dengan penelitian penulis sekarang, kemudian dipaparkan

Ibid, 246.
Ibid, 134.
21
Ibid, 136.
19

20

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

perbedaan dan persamaan serta kesimpulannya. Sedangkan mas}lah}ah

mursalah yang dijadikan pisau analisis terhadap kesimpulan hukum
yang dihasilkan. Penggunaan pisau analisis ini bertujuan untuk dapat
melakukan kajian keislaman yang progresif dan tetap dalam batas ru>h}

at-tashri>’.
b. Pola pikir induktif
Pola pikir induktif adalah pola pikir yang berpijak pada
fakta-fakta yang bersifat khusus kemudian diteliti dan akhirnya
ditemukan pemecahan persoalan yang bersifat umum.22 Yaitu dari
praktik rekonstruksi selaput dara yang telah terjadi kemudian diteliti
dan dianalisis menggunakan teori mas}lah}ah mursalah yang
cakupannya berlaku umum.
I. Sistematika Pembahasan
Agar dalam penulisan skripsi ini pembahasannya lebih terarah dan
fokus, maka penulis menyusun kerangka penulisan berdasarkan sistematika
pembahasan sebagai berikut:
Bab pertama, yaitu bab pendahuluan yang berisi tentang latar
belakang, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka,
tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode
penelitian, dan sistematika pembahasan.

22

Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: Gajah Mada University, 1975), 16

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

Bab kedua, berisi tentang landasan teori perkawinan, operasi medis
dan mas}lah}ah mursalah. Bab ini menjelaskan tentang tinjauan umum
perkawinan, operasi medis dan mas}lah}ah mursalah, yang meliputi: pengertian
dan hikmah perkawinan; pengertian dan sumber hukum operasi, macammacam operasi kecantikan (plastik), jenis operasi selaput dara, dan faktorfaktor yang melatarbelakanginya; serta peran mas}lah}ah mursalah untuk dapat
dijadikan h}ujjah sebagai pisau analisisnya.
Bab ketiga, menjelaskan tentang faktor-faktor wanita berkeluarga
yang melakukan rekonstruksi selaput dara, baik dari sudut pandang pasien
maupun dokter, dan proses operasi rekonstruksi selaput dara.
Bab keempat, merupakan analisa untuk menjawab rumusan
masalah terkait faktor yang melatarbelakangi wanita berkeluarga melakukan
rekonstruksi selaput dara dan analisis mas}lah}ah mursalah terhadapnya.
Bab kelima, adalah bagian akhir dalam penelitian ini yaitu berupa
penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
LANDASAN TEORI PERKAWINAN, OPERASI MEDIS DAN MAS}LAH}AH
MURSALAH SEBAGAI DALIL HUKUM

A. Perkawinan Sebagai Mi>tha>qan Ghali>z}an
1. Pengertian Perkawinan
Dalam bahasa Indonesia, perkawinan berasal dari kata “kawin”
yang menurut bahasa artinya membentuk keluarga dengan lawan jenis;
melakukan hubungan kelamin atau bersetubuh.1 Perkawinan disebut juga
“pernikahan”, berasal dari kata “nikah” yang menurut bahasa artinya
penggabungan, saling memasukkan, digunakan untuk arti bersetubuh
(wat}i’) dan akad.2 Sedangkan menurut istilah hukum Islam, perkawinan
sebagaimana dikemukakan oleh Wahbah Az-Zuhaili diartikan sebagai
berikut:

ِِ
‫ك اﺳتِمتَ ِﺎﺤ اﻟﱠﺮ ُﺟ ِل بِﺎﻟ َمﺮأَِة َو ِح ُل اﺳتِمتَ ِﺎﺤ اﻟ َمﺮأَِة‬
َ ‫ض َعُُ اﻟ ﱠشﺎ ِرﺤُ ﻟيُفي َﺪ ِمل‬
َ ‫اج َﺷﺮعﺎ ُ َو َعق ٌﺪ َو‬
ُ ‫اﻟﱠزَو‬
‫بِﺎﻟﱠﺮ ُﺟ ِل‬
Artinya: Perkawinan menurut syara’ yaitu akad yang ditetapkan syara’
untuk membolehkan bersenang-senang antara laki-laki dengan
perempuan dan menghalalkan bersenang-senangnya perempuan
dengan laki-laki. 3

Dep. Dikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), 456.
Ash-Shan’ani, Subulus Sala>m III, diterjemahkan oleh Abubakar Muhammad (Surabaya: AlIkhlas, 1995), 393.
3
Dengan demikian pengaruh akad ini bagi laki-laki adalah memberi hak kepemilikan secara khusus,
maka lelaki lain tidak boleh memilikinya. Sedangkan bagi perempuan adalah sekedar
menghalalkan, bukan memiliki hak secara khusus. Lihat Wahbah Az-Zuhaili, Al-Fiqh Al-Isla>m wa
Adillatuhu>, diterjemahkan oleh Abdul Hayyie al-Kattani, Jilid 9 (Jakarta: Gema Insani, 2011), 39.
1

2

22

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

Pengertian-pengertian di atas tampaknya dibuat hanya melihat
dari satu sudut pandang saja, yaitu kebolehan hukum dalam hubungan
antara seorang laki-laki dan wanita yang semula dilarang menjadi
dibolehkan. Padahal setiap perbuatan hukum itu mempunyai tujuan dan
akibat ataupun pengaruhnya. Hal-hal inilah yang menjadikan perhatian
manusia pada umumnya dalam kehidupan sehari-hari, seperti terjadinya
perceraian, kurang adanya keseimbangan antara suami istri, sehingga
memerlukan penegasan arti perkawinan, bukan saja dari segi kebolehan
hubungan seksual tetapi juga dari segi tujuan dan akibat hukumnya.4
Dalam kaitan ini, Muhammad Abu Ishrah memberikan definisi
yang lebih luas, yang juga dikutip oleh Zakiyah Daradjat:

‫َعق ٌﺪ يُِفي ُﺪ ِح ﱠل اﻟعُشَﺮَة بَي َن اﻟﱠﺮ ُﺟ ِل َو اﻟ َمﺮأَةِ َو تَ َع َﺎونُ ُه َمﺎ َو يُ ِح ُﺪ َمﺎﻟِ َكي ُه َمﺎ ِمن ُح ُقو ٍق َو َمﺎ‬
ٍ ‫علَي ُِ ِمن و ِاﺟب‬
‫ﺎت‬
َ
َ َ
Artinya: Akad yang memberikan faedah hukum kebolehan mengadakan
hubungan keluarga (suami istri) antara pria dan wanita,
mengadakan tolong menolong dan memberi batas hak bagi
pemiliknya serta pemenuhan kewajiban bagi masing-masing.5
Menurut hemat penulis, definisi perkawinan yang telah
dikemukakan oleh pakar dan ilmuwan di atas sudah sesuai dengan
pengertian umum mengenai perkawinan atau pernikahan yang dipahami
masyarakat. Hanya saja penulis menambahkan bahwasanya perkawinan
yang merupakan sebuah ikatan kuat atau janji suci (mi>tha>qan ghali>za} n)

4
5

Abd. Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat (Bogor: Kencana, 2003), 9.
Zakiyah Daradjat, Ilmu Fiqh (Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995), 37.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

adalah akad yang menghalalkan hubungan laki-laki dan perempuan yang
berimplikasi pada pemenuhan hak serta kewajiban masing-masing serta
menjadi sarana untuk menciptakan hubungan yang harmonis dalam
keluarganya, antara suami, istri dan buah hatinya. Jika tidak ada syariat
perkawinan maka mustahil ada hubungan keluarga yang harmonis. Yang ada
adalah ketidakjelasan status anak, orang tua tunggal (single parent),
kegelisahan yang terus menerus, dan lain-lain. Oleh karena itu, seyogyanya
perkawinan diartikan sebagai suatu hubungan suami istri demi menciptakan
keharmonisan (saki>nah mawaddah wa rah}mah) yang terus menerus karena
merupakan sebuah ikatan yang kuat (mi>tha>qan ghali>za} n).
2. Hikmah Perkawinan
Allah SWT mensyariatkan perkawinan tentu tidak ada yang siasia tanpa tujuan dan hikmah yang luar biasa bagi kelangsungan hidup
manusia. Di antara hikmah-hikmah tersebut ditengarahi oleh motif-motif
dan tujuan sebagai berikut:
a. Keturunan
Allah SWT Yang Maha Pencipta menjadikan kelangsungan
hidup manusia di atas bumi digantungkan pada perkawinan,
kelangsungan hidup adalah pencapaian tujuan yang mulia bagi Allah
SWT, sebagaimana firman-Nya:

‫ق ق ق‬
‫ُق‬
‫كق ك ق ۡ ق ق ُ كق ق ۡ ق ق ق ُ ق ق ق ق ق‬
ٰ ‫ٓخ ۡݖ قݎ ٓٱ ۡلإ ق ق‬
ٓ‫ ٓ كݗٓ ٓ قج ق݇ݔ ٓن ۡسݖ ُٓݝۥ ٓمقݚ‬٧ٓ ‫قيݚ‬
‫ط‬
ٓ‫قݚ‬
‫م‬
ٓ
ٓ
‫ݚ‬
‫نس‬
‫قي ٓأحسݚ ٓكݔ ٓشي فء ٓخݖݐ ٓݝۥٓ ٓغبܯأ‬
ٓ ܰ‫ٱل‬
‫ق‬
‫ل‬
‫ُ ق ٰ ق ك كق ك كق‬
ٓ ٓ٨ٓ‫يݚ‬
‫سلݖܟلٓمقݚٓمܛءلٓ قݟ ل‬

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

Artinya: Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaikbaiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah.
Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air
yang hina. (QS. As-Sajdah: 7-8)6
Regenerasi yang layak tepat diperuntukkan memakmurkan
bumi, pemegang kepemimpinan dan penghunian di atasnya adalah
yang dilakukan dengan pernikahan bukan dengan jalan zina. Maka
pembentukan keturunan yang betul adalah dengan jalan ikatan
perkawinan dengan pokok-pokok persoalan, peraturan-peraturan dan
kaidah-kaidahnya sebagaimana disyariatkan Allah SWT merupakan
jalan yang menyelamatkan kelangsungan regenerasi manusia dan
keabadiannya.7
b. Kenikmatan Jasmani dan Rohani
Perkawinan menyiapkan kepada setiap laki-laki dan
perempuan berupa kenikmatan yang agung dari kenikmatankenikmatan dunia yang lain, yaitu ketenangan jiwa dan kelezatan
biologis.8
Sesungguhnya naluri seks merupakan naluri yang paling
kuat dan keras yang selamanya menuntut adanya jalan keluar.
Bilamana jalan keluar tidak dapat memuaskannya, maka banyaklah
manusia yang mengalami goncang dan kacau serta menerobos jalan
yang jahat. Perkawinan adalah jalan alami dan biologis yang paling

Kemenag RI, Al-Qur’an dan terjemahnya . . ., 415.
Abdurrahman Abdul Kholiq, Kado Pernikahan Barokah (Yogyakarta: Al-Manar, 2004), 16-17.
8
Ibid.
6

7

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

baik dan sesuai untuk menyalurkan dan memuaskan naluri seks ini.
Dengan kawin badan jadi segar, jiwa jadi tenang, mata terpelihara dari
melihat yang haram dan perasaan tenang menikmati barang yang
halal.9
Keadaan seperti ini yang diisyaratkan oleh Allah SWT
dalam firman-Nya:

ُ ‫ق ۡ ق قٰ ك ق ۡ ق ق ق ق ُ ك ق‬
‫ُ ۡ ق ۡ ق ٰ م ك ق ۡ ُ ُ ك ْ ق ۡ ق ق ق ق ق ق ۡ ق ُ كق كق م‬
‫ݗٓم ۡݚٓأنݍسقكݗٓأزوجܛٓل قتسݓݜݠآإقليݟܛٓغج݇ݔٓبيݜك‬
ٓ‫ݗٓم قݠلة‬
ٓ‫قݚٓءايت ق ٓݝق ٓۦٓأنٓخݖݎٓلك ق‬
ٓ ‫غم‬
‫ق‬
‫ق ق ۡ ق كق‬
‫قٰ ق ق ٰ ك ق‬
‫ق ك ق‬
ٓ ٓ١٢ٓ‫ܠٓل قݐ ۡݠ لم قٓي قتݍݓ ُܱغن‬
‫غرحݙܟۚٓإقنٓف قيٓذ قݑٓٓي ل‬
Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri,
supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya,
dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (QS. Ar-Rum: 21)10
c. Pencapaian Kesempurnaan Insani
Hikmah dari hukum pernikahan yang sesuai syariat adalah
merupakan usaha pencapaian kesempurnaan insani. Seseorang tak
akan dapat meraih kesempurnaan insani kecuali di bawah naungan
perkawinan yang disyariatkan agama, yang membagi antara hak dan
kewajiban. Pembagian atas dasar ketauhidan yang berdiri di atas
keadilan, kebaikan dan kasih sayang, bukan atas dasar kegelapan yang
berdiri di atas dasar egoisme, cinta fanatik dan nafsu hewani
sebagaimana yang dilakukan para pezina. Sehingga kesimpulannya

9

Sayyid Sabiq, Fiqh al-sunnah, diterjemahkan oleh Mohammad Thalib, Jilid 6, . . ., 18.
Kemenag RI, Al-Qur’an dan terjemahnya . . ., 406.

10

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

adalah bahwa laki-laki dan wanita tidak dapat sempurna akalnya dan
tenang jiwanya kecuali berada di bawah naungan pernikahan.
Nabi Muhammad saw bersabda:

ِ
ِ ٍ َ‫عن أَن‬
‫ َمن َرََقَُُ اﻟلُُ امَﺮأَة‬:‫ﺎل‬
َ َ‫صلﱠﻰ اﻟلُُ َعلَي ُِ َو َﺳلﱠ َم ق‬
َ
َ ُ‫س َرض َﻲ اﻟلُُ َعنُُ أَ ﱠن َر ُﺳو ُل اﻟل‬
ِ
ِِ ِ
‫اﻟلُ فِﻲ اﻟشﱠط ِﺮ اﻟبَﺎقِﻲ (روا اﻟطبﺮانﻲ و اﻟحﺎكم‬
َ ‫صﺎﻟ َحة فَ َقﺪ أ ََعﺎنَُُ َعلَﻰ َﺷط ِﺮ دينُﻻ فَليَ ت ِﱠق‬
َ