Bahan 09 Bahan Ajar Berbasis TIK

(1)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS TIK

A. Pengertian

1. Bahan Ajar Berbasis TIK

Bahan Ajar Berbasis TIK adalah bahan ajar yang disusun dan dikembangkan dengan menggunakan alat bantu TIK untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas. Penggunaan bahan ajar berbasis TIK dalam kegiatan pembelajaran memungkinkan peserta didik dapat mempelajari suatu kompetensi dasar (KD) secara runtut, sistematis, interaktif dan inovatif sehingga diharapkan semua kompetensi tercapai secara utuh dan terpadu.

2. Bahan Ajar Mandiri

Bahan ajar mandiri berbasis TIK adalah bahan belajar yang dapat dimanfaatkan oleh peserta didik dalam proses pembelajaran mandiri berisi satu topik sajian yang utuh dari standar kompetensi dan kompentensi dasar tertentu, yang dikembangkan dengan

menggunakan software aplikasi dan atau bahasa pemrograman (Said Suhi Achmad;2009).

Dengan demikian, bahan ajar mandiri berbasis TIK dibuat oleh pendidik untuk dipelajari secara mandiri oleh peserta didik. Bahan ajar tersebut menjelaskan sesuatu secara lengkap disertai dengan contoh dan ilustrasi sehingga berkembang menjadi sesuatu yang menarik dan dapat memotivasi peserta didik untuk belajar.

B. Karakteristik Bahan Ajar berbasis TIK

Bahan Ajar Mandiri Berbasis TIK memiliki karakteristik a. Berisi penjelasan konsep yang komprehensif;

b. Dilengkapi dengan gambar animasi dan atau film;

c. Berisi simulasi yang dapat membantu penguatan pemahaman konsep;

d. Dilengkapi bahan uji yang dapat mengukur ketercapaian kompetensi yang telah dipelajari peserta didik.

Penyusunan bahan ajar mandiri berbasis TIK harus memenuhi kaidah-kaidah yang telah ditetapkan, baik pada tahap perencanaan, persiapan, penyusunan, penilaian atau validasi dan pengiriman bahan ajar berbasis TIK.

C. Komponen Bahan Ajar

Agar bahan ajar yang disusun memiliki tingkat keterpakaian yang tinggi dan memberikan pemahaman yang benar mengenai konsep yang di ajarkan, maka bahan ajar yang disusun harus memenuhi kaidah-kaidah pada komponen berikut:

1. Subtansi Materi

a. Kebenaran

Bahan ajar yang disajikan tidak menyimpang dari kebenaran ilmu. b. Kedalaman

Bahan ajar yang disajikan sesuai dengan kedalaman materi pada SK-KD. c. Kekinian


(2)

Bahan ajar yang disajikan sesuai dengan perkembangan ilmu terkini. d. Keterbacaan

Bahan ajar yang disajikan menggunakan tata bahasa yang baku dan dapat dimengerti.

2. DesainPembelajaran

a. Judul : sesuai dengan materi

b. SK : sesuai dengan SI

c. KD : sesuai dengan SI

d. Indikator : penanda pencapaian kompetensi peserta didik atau peserta didik e. Materi : sesuai dengan SK – KD

f. Latihan : sesuai dengan indikator pencapaian g. UjiKomp. : sesuai dengan indikator pencapaian h. Penyusun : identitas penyusun

i. Referensi : mencantumkan daftar rujukan

3. Tampilan (komunikasi visual)

a. Navigasi : kemudahan akses antar slide

b. Tipografi : proporsional antara besar huruf dan ruang slide

c. Media : gambar, suara, video sesuai dengan materi yang disajikan d. Warna : harmonisasi warna

e. Animasi : animasi sesuai dengan peruntukan f. Layout : desain tampilan bahan ajar

4. Pemanfaatan Software : interaktif, software pendukung, keaslian

a. Interaktif : Umpan balik dari sistem ke pengguna

b. Software pendukung : penggunaan software pendukung selain software utama pembuatan bahan ajar

c. Keaslian : keaslian karya bahan ajar

D. Tahap-tahap Pengembangan Bahan Ajar Mandiri Berbasis TIK

Penyusunan bahan ajar m a n d i r i berbasis TIK dikembangkan melalui tahapan sebagai berikut :

a. Analisis Standar Isi (SK-KD)

b. Analisis Kebutuhan Materi dan Konten Digital;

c. Desain Pembelajaran yang dikembangkan dalam bahan ajar

d. Desain Bahan Ajar yang dikembangkan melalui story board

e. Penyusunan Bahan Ajar

1. Analisis SK-KD

Analisis SK-KD untuk menentukan jenis bahan ajar mandiri yang akan dikembangkan dapat menggunakan format sebagai berikut:


(3)

2. Analisis kebutuhan materi

Analisis kebutuhan materi dikembangkan dari hasil analisis SK-KD dan konten digital

yang dibutuhkan. Dari hasil ini, kemudian dibuat peta konsep untuk melihat

hubungan antar konsep dalam materi.Penyusunan peta konsep sangat penting, terutama dalam perencanaan navigasi dan urutan materi dalam navigasi pada bahan ajar yang akan disusun. Dari hasil ini diperoleh macam-macam konten digital yang diperlukan sesuai dengan kedalaman Materi yang dibutuhkan pada peta konsep.


(4)

Sebelum dituangkan dalam bentuk bahan ajar, maka penentuan desain pembelajaran sangat diperlukan. Desain pembelajaran yang dimaksud disini adalah model interaktivitas apa yang akan dikembangkan dalam bahan ajar, jenis umpan balik apa yang diharapkan serta tindak lanjut yang akan dikembangkan kemudian.

4. Desain Bahan Ajar

Desain bahan ajar dikembangkan melalui penyusunan storyboard. Pengembangan storyboard sangat diperlukan, sebelum menyusun storyboard, perlu diidentifikasi komponen-komponen yang harus tersedia dalam bahan ajar. Komponen itu meliputi :

a. Judul identitas penyusun

Pada umumnya judul dan identitas terletak pada halaman muka(beranda). Hal ini penting diperhatikan agar memudahkan pemakai dalam memilih bahan ajar yang akan digunakan.

b. Tujuan Pembelajaran

Topik harus diinformaskan dalam bahan ajar yang disusun karena sebagai acuan bagi pemakai mengenai kompetensi yang harus dicapai peserta didik setelah mempelajari materi yang terdapat pada bahan ajar mandiri berbasis TIK tersebut.

c. Materi Bahan ajar mandiri berbasis TIK

Materi bahan ajar m a n d i r i berbasis TIK harus memperhatikan tingkat interaktivitas bahan ajar yang disusun. Pengorganisaian materi bahan ajar harus mencerminkan aspek yang dilihat dari:

1) Kompleksitas, materi harus dikembangkan dari yang sederhana menuju yang

kompleks baik dalam pengembangan konsep maupun contoh-contoh pendukungnya

2) Urgenitas, materi inti harus dikembangkan lebih dulu daripada materi

pengembangan.

3) Keruntutan, materi harus memberikan pemahaman yang runtut terhadap

pemahaman konsep. Penyusunan materi yang tidak runtut menyulitkan

d. Latihan soal

Latihan soal atau pemberian contoh permasalahan merupakan hal penting yang ada pada bahan ajar mandiri berbasis TIK karena dapat untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang diberikan pada saat pembelajaran.

Pemberian contoh soal dan permasalahan juga bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman terhadap materi yang ada pada bahan ajar melalui pembahasan


(5)

bersama.

e. Uji kompetensi

Bahan ajar mandiri berbasis TIK yang baik harus menyertakan bahan uji kompetensi yang disusun berdasarkan kisi-kisi yang disesuaikan dengan SK,KD dan Indikator Pencapaiannya.

Soal Pada Uji Kompetensi umumnya disertai balikan (feedback) agar peserta didik dapat mengetahui kompetensi mana yang telah tercapai dan mana yang belum tercapai.

f. Referensi

Referensi adalah acuan atau sumber materi yang digunakan dalam penyusunan. Penyertaan referensi pada bahan ajar mandiri berbasis TIK penting untuk menghindari plagiasi dan dapat dijadikan sebagai rujukan apabila memerlukan informasi lebih lanjut.

g. Petunjuk Penggunaan Bahan ajar mandiri berbasis TIK

Berupa petunjuk instalasi dan cara penggunaan bahan ajar.

5. Penyusunan Bahan Ajar

Penyusunan bahan ajar harus secara ketat mematuhi peta konsep yang telah disusun, kebutuhan materi, storyboard yang telah dikembangkan serta disain tampilan yang telah disepakati bersama. Sebaiknya materi dikelompokkan dulu sesuai dengan peta konsep serta navigasi yang disusun.

Langkah-langkah pokok dalam penyusunan dan pembuatan bahan ajar terdiri dari analisis kebutuhan belajar, menyusun peta bahan ajar, dan membuat bahan ajar berdasarkan struktur masing-masing bentuk bahan ajar.

Langkah 1 : Melakukan Analisis Kebutuhan Bahan Ajar

Langkah pertama pembuatan bahan ajar adalah melakukan analisis kebutuhan bahan ajar. Lantas, apakah yang dimaksud dengan analisis kebutuhan bahan ajar? Perlu kita pahami bersama bahwa analisis kebutuhan belajar adalah suatu proses awal yang dilakukan untuk menyusun bahan ajar. Dalam analisis kebutuhan bahan ajar, di dalamnya terdapat tiga tahap. Tahapan dalam analsis kebutuhan bahan ajar terdiri dari: analisis terhadap kurikulum, analisis sumber belajar, dan penentuan jenis serta judul bahan ajar. Keseluruhan proses tersebut menjadi bagian integral dari suatu proses langkah-langkah pembuatan bahan ajar yang tidak bisa kita pisah-pisahkan. Berikut penjelasan tahap-tahap dalam analisis kebutuhan bahan ajar.


(6)

1. Tahap 1 : Menganalisis Kurikulum

Tahap pertama ini ditunjukkan untuk menentukan kompetensi-kompetensi yang memerlukan bahan ajar. Dengan demikian, bahan ajar yang kita buat benar-benar diharapkan dapat menjadikan peserta didik menguasai segala kompetensi yang ditentukan. Untuk mencapai hal tersebut, kita perlu mempelajari lima hal sebagai berikut:

a. Standar Kompetensi

Standar kompetensi yaitu kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang mendiskripsikan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dapat dicapai pada setiap tingkatan. Standar kompetennsi terdiri dari beberapa kompetensi dasar sebagai acuan baku yang wajib dipenuhi dan

berlaku secara nasional. Dalam konteks pembuatan bahan ajar, maka tugas

kita adalah menentukan standar kompetensi yang ingin dipenuhi oleh peserta didik.

b. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan untuk menyusun indikator

kompetensi. Untuk pembuatan bahan ajar, maka dalam hal ini kita mesti

mengidentifikasikan kompetensi dasar-kompetensi dasar yang diharapkan bisa dikuasai oleh peserta didik.

c. Indikator Ketercapaian Hasil Belajar

Indikator yaitu rumusan kompetensi yang spesifik, yang dapat dijadikan sebagai acuan kriteria penilaian dalam menentukan kompeten atau tidaknya peserta didik. Setelah menganalisis kompetensi dasar, maka indikator adalah hal berikutnya yang mesti kita analisis. Sehingga, kita dapat mengetahui kompetensi yang spesifik, yang nantinya dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan bahan ajar yang tepat.

d. Materi Pokok

Materi pokok adalah sejumlah informasi utama yang berisi pengetahuan, keterampilan, auan nilai yang disusun sedemikian rupa oleh pendidik agar peserta didik menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Materi pokok adalah objek analisis berikutnya yang harus kita telaah. Jadi setelah menganalisis indikator, maka kita berlanjut pada analisis materi pokok. Materi pokok ini menjadi salah satu acuan utama dalam menyusun isi bahan ajar. e. Pengalaman Belajar

Pengalaman belajar adalah suatu aktivitas yang didesain oleh pendidik supaya dilakukan oleh para peserta didik agar mereka menguasai kompetensi yang telah ditentukan melalui kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan. Jadi, pengalaman belajar haruslah disusun secara jelas dan operasional, sehingga langsung bisa dipraktikkan dalam kegiatan pembelajaran.


(7)

Itulah lima komponen utama yang harus kita pahami sebelum kita melakukan analisis kurikulum. Selanjutnya, dalam hubungannya dengan analisis kurikulum, analisis pengalaman belajar ditunjukkan untuk mengidentifikasi bentuk serta bahan ajar yang tepat dan sesuai untuk aktivitas pembelajaran yang dilakukan peserta didik. Kemudian, jika kita sudah sampai pada analisis pengalaman belajar (yang akan dilakukan oleh peserta didik) tersebut.

Berdasarkan analisis kurikulum ini, maka kita dapat mengetahui jumlah bahan ajar yang harus dibuat dan disiapkan dalam satu semester tertentu. Selain itu, kita dapat mengetahui dan mengidentifikasi jenis bahan ajar yang relevan dan cocok untuk digunakan.

Kebutuhan bahan ajar dapat dilihat dari silabus mata pelajaran. Sedangkan jenis bahan ajar agar dapat diturunkan dari pengalaman belajarnya. Semakin jelas pengalaman belajar diuraikan, maka akan semakin mudah bagikita untuk menentukan jenis bahan ajarnya. Dan jika analisis dilakukan terhadap seluruh standar kompetensi, maka akan diketahui pula banyaknya bahan ajar yang harus disiapkan.

2. Tahap 2 : Analisis Sumber Belajar

Setelah melakukan analisis kurikulum, langkah selanjutnya dalam menganalis kebutuhan belajar adalah menganalisis sumber belajar. Apa dan bagaimana analisis sumber belajar itu dilakukan, tidaklah susah. Yang penting kita harus memahami terlebih dahulu bahwa sumber belajar yang akan digunakan sebagai bahan untuk penyusunan bahan ajar perlu dilakukan analisis. Andapun kriteria analisis terhadap sumber belajar tersebut dilakukan berdasarkan kesesuaian, ketersediaan, dan kemudahan dalam memanfaatkannya. Cara analisis sumber belajar adalah dengan menginventarisasi ketersediaan sumber belajar yang dikaitkan dengan kebutuhan. Berikut ini merupakan penjelasan kriteria dalam menganalsis sumber belajar :

a. Kriteria Ketersediaan

Kriteria ketersediaan berkenaan dengan ada tidaknya sumber belajar di sekitar kita. Jadi kriteria pertema ini mengacu pada pengadaan sumber belajar. Usahakan agar sumber belajar yang kita gunakan prakti dan ekonomis, sehingga kita mudah untuk menyediakannya. Jika sumber belajar tidak ada atau tempatnya jauh, maka sebaiknya jangan kita gunakan.

b. Kriteria Kesesuaian

Kriteria kesusaian maksudnya adalah apakah sumber belaar itu sesuai atau tidak dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Jadi, hal utama yang dilakukan dalam kriteria kedua ini adalah memahami kesesuaian sumber belajar yang dipilih dengan kompetensi yang mesti dicapai oleh peserta didik. Jika sumber belajar tenyata dinilai membantu peserta didik untuk menguasai kompetensi yang harus mereka


(8)

kuasai, maka sumber belajar itu layak untuk digunakan. Namun, jika tidak, sebaiknya jangan digunakan.

c. Kriteria Kemudahan

Kriteria kemudahan maksudnya adalah mudah atau tidaknya sumber belajar itu disediakan maupun digunakan. Jika sumber belajar itu membutuhkan persiapan, keahlian khusus, serta perangkat lain yang rumit, sedangkan kita jelas-jelas belum mampu untuk menggunakannya, maka sebaiknya jangan digunakan. Kita sebaiknya memilih sumber belajar yang mudah pengadaan maupun pengoperasiannya. Dengan demikian, bahan ajar itu bisa benar-benar efektif membuat peserta didik menguasai kompetensi yang telah ditetapkan.

3. Tahap 3 : Memilih dan Menentukan Bahan Ajar

Tahap ketiga dalam analisis kebutuhan bahan ajar adalah memilih dan menentukan bahan ajar. Langkah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu kriteria bahwa bahan ajar harus menarik dan dapat membantu peserta didik untuk mencapai kompetensi. Karena pertimbangan tersebut, maka langkah-langkah yang hendaknya kita lakukan antara lain menentukan dan membuat bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan dan kecocokan dengan kompetensi dasar yang akan diraih oleh peserta didik, serta menetapkan jenis dan bentuk bahan ajar berdasarkan analsis kurikulum dan analisis sumber bahan.

Berkaitan dengan pemilihan bahan ajar, ada tiga prinsip yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam memilih dan menentukan bahan ajar, yaitu :

a. Prinsip Relevasi

Arti dari prinsip relevansi yaitu bahan ajar yang dipilih sebaiknya ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.

b. Prinsip Konsistensi

Dalam prinsip konsistensi, bahan ajar yang dipilih harus mempunyai niai keajegan. Jadi, antara kompetensi dasar yang mesti dikuasai peserta didik dengan bahan ajar yang telah disiapkan mempunyai keselarasan dan kesamaan.

c. Prinsip Kecukupan

Dalam prinsip kecukupan, ketika kita memilih bahan ajar, hendaknya dicari yang memadai untuk membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan.

Langkah 2 : Menyusun Peta Bahan Ajar

Setelah proses analisis kebutuhan bahan ajar selesai kita laksanakan, selanjutnya dalam membuat dan menyusun bahan ajar kita akan mengetahui jumlah bahan ajar yang mesti kita siapkan dalam satu semester tertentu. Maka, langkah yang perlu kita lakukan berikutnya adalah menyusun peta kebutuhan bahan ajar. Hal ini penting kita lakukan mengingat peta bahan ajar mempunyai banyak kegunaan. Menurut Diknas, paling tidak ada tiga kegunaan penyusunan peta kebutuhan bahan ajar. Kegunaan dari penyusunan peta bahan ajar adalah:


(9)

b. dapat mengetahui sekuensi atau urutan bahan ajar (urutan bahan ajar ini sangat diperlukan dalam menentukan prioritas penulisan)

c. dapat menentukan sifat bahan ajar

Berkaitan dengan sifat bahan ajar, penting bagi kita untuk memahami bahan ajar yang

bersifat dependent dan independent. Bahan ajar dependent adalah bahan ajar yang ada

kaitannya antara bahan ajar yang satu dengan bahan ajar yang lainnya, sehingga dalam penulisannya harus saling memperhatikan satu sama lain, apalagi jika

masing-masing bahan ajar itu saling mempersyaratkan. Sedangkan bahan ajar independent

adalah bahan ajar yang berdiri sendiri atau dalam penyusunannya tidak harus memperhatikan atau terikat dengan bahan ajar lainnya.

Jika peta kebutuhan bahan ajar telah kita buat, maka tahap berikutnya dalam menyusun bahan ajar adalah menyusun bahan ajar menurut struktur bentuk bahan ajar masing-masing. Dengan demikian, perlu kita pahami bahwa masing-masing bentuk bahan ajar memiliki struktur yang berbeda-beda. Maka dari itu, kita juga harus memahami struktur dari berbagai bentuk bahan ajar tersebut.

Langkah 3 : Membuat Struktur Bahan Ajar

Langkah ketiga dalam pembuatan bahan ajar adalah membuat struktur bahan ajar. Bahan ajar terdiri dari atas susunan bagian-bagian yang kemudian dipadukan, sehingga menjadi sebuah bangunan utuh yang layak disebut sebagai bahan ajar. Susunan atau bangunan atau bangunan bahan ajar inilah yang dimaksud dengan struktur bahan ajar. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa masing-masing bentuk bahan ajar memiliki struktur berbeda. Oleh karena itu, kita perlu memahami dan mengetahui masing-masing bentuk bahan ajar tersebut agar nisa membuat berbagai bahan ajar yang baik. Namun, dari beraneka ragam struktur bahan ajar yang ada, secara umum ada tujuh komponen dalam setiap bahan ajar, yaitu judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, latihan, tugas atau langkah kerja, dan penilaian.


(1)

Sebelum dituangkan dalam bentuk bahan ajar, maka penentuan desain pembelajaran sangat diperlukan. Desain pembelajaran yang dimaksud disini adalah model interaktivitas apa yang akan dikembangkan dalam bahan ajar, jenis umpan balik apa yang diharapkan serta tindak lanjut yang akan dikembangkan kemudian.

4. Desain Bahan Ajar

Desain bahan ajar dikembangkan melalui penyusunan storyboard. Pengembangan storyboard sangat diperlukan, sebelum menyusun storyboard, perlu diidentifikasi komponen-komponen yang harus tersedia dalam bahan ajar. Komponen itu meliputi : a. Judul identitas penyusun

Pada umumnya judul dan identitas terletak pada halaman muka(beranda). Hal ini penting diperhatikan agar memudahkan pemakai dalam memilih bahan ajar yang akan digunakan.

b. Tujuan Pembelajaran

Topik harus diinformaskan dalam bahan ajar yang disusun karena sebagai acuan bagi pemakai mengenai kompetensi yang harus dicapai peserta didik setelah mempelajari materi yang terdapat pada bahan ajar mandiri berbasis TIK tersebut.

c. Materi Bahan ajar mandiri berbasis TIK

Materi bahan ajar m a n d i r i berbasis TIK harus memperhatikan tingkat interaktivitas bahan ajar yang disusun. Pengorganisaian materi bahan ajar harus mencerminkan aspek yang dilihat dari:

1) Kompleksitas, materi harus dikembangkan dari yang sederhana menuju yang kompleks baik dalam pengembangan konsep maupun contoh-contoh pendukungnya

2) Urgenitas, materi inti harus dikembangkan lebih dulu daripada materi pengembangan.

3) Keruntutan, materi harus memberikan pemahaman yang runtut terhadap pemahaman konsep. Penyusunan materi yang tidak runtut menyulitkan

d. Latihan soal

Latihan soal atau pemberian contoh permasalahan merupakan hal penting yang ada pada bahan ajar mandiri berbasis TIK karena dapat untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang diberikan pada saat pembelajaran.

Pemberian contoh soal dan permasalahan juga bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman terhadap materi yang ada pada bahan ajar melalui pembahasan


(2)

bersama. e. Uji kompetensi

Bahan ajar mandiri berbasis TIK yang baik harus menyertakan bahan uji kompetensi yang disusun berdasarkan kisi-kisi yang disesuaikan dengan SK,KD dan Indikator Pencapaiannya.

Soal Pada Uji Kompetensi umumnya disertai balikan (feedback) agar peserta didik dapat mengetahui kompetensi mana yang telah tercapai dan mana yang belum tercapai.

f. Referensi

Referensi adalah acuan atau sumber materi yang digunakan dalam penyusunan. Penyertaan referensi pada bahan ajar mandiri berbasis TIK penting untuk menghindari plagiasi dan dapat dijadikan sebagai rujukan apabila memerlukan informasi lebih lanjut.

g. Petunjuk Penggunaan Bahan ajar mandiri berbasis TIK Berupa petunjuk instalasi dan cara penggunaan bahan ajar.

5. Penyusunan Bahan Ajar

Penyusunan bahan ajar harus secara ketat mematuhi peta konsep yang telah disusun, kebutuhan materi, storyboard yang telah dikembangkan serta disain tampilan yang telah disepakati bersama. Sebaiknya materi dikelompokkan dulu sesuai dengan peta konsep serta navigasi yang disusun.

Langkah-langkah pokok dalam penyusunan dan pembuatan bahan ajar terdiri dari analisis kebutuhan belajar, menyusun peta bahan ajar, dan membuat bahan ajar berdasarkan struktur masing-masing bentuk bahan ajar.

Langkah 1 : Melakukan Analisis Kebutuhan Bahan Ajar

Langkah pertama pembuatan bahan ajar adalah melakukan analisis kebutuhan bahan ajar. Lantas, apakah yang dimaksud dengan analisis kebutuhan bahan ajar? Perlu kita pahami bersama bahwa analisis kebutuhan belajar adalah suatu proses awal yang dilakukan untuk menyusun bahan ajar. Dalam analisis kebutuhan bahan ajar, di dalamnya terdapat tiga tahap. Tahapan dalam analsis kebutuhan bahan ajar terdiri dari: analisis terhadap kurikulum, analisis sumber belajar, dan penentuan jenis serta judul bahan ajar. Keseluruhan proses tersebut menjadi bagian integral dari suatu proses langkah-langkah pembuatan bahan ajar yang tidak bisa kita pisah-pisahkan. Berikut penjelasan tahap-tahap dalam analisis kebutuhan bahan ajar.


(3)

1. Tahap 1 : Menganalisis Kurikulum

Tahap pertama ini ditunjukkan untuk menentukan kompetensi-kompetensi yang memerlukan bahan ajar. Dengan demikian, bahan ajar yang kita buat benar-benar diharapkan dapat menjadikan peserta didik menguasai segala kompetensi yang ditentukan. Untuk mencapai hal tersebut, kita perlu mempelajari lima hal sebagai berikut:

a. Standar Kompetensi

Standar kompetensi yaitu kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang mendiskripsikan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dapat dicapai pada setiap tingkatan. Standar kompetennsi terdiri dari beberapa kompetensi dasar sebagai acuan baku yang wajib dipenuhi dan berlaku secara nasional. Dalam konteks pembuatan bahan ajar, maka tugas kita adalah menentukan standar kompetensi yang ingin dipenuhi oleh peserta didik.

b. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan untuk menyusun indikator kompetensi. Untuk pembuatan bahan ajar, maka dalam hal ini kita mesti mengidentifikasikan kompetensi dasar-kompetensi dasar yang diharapkan bisa dikuasai oleh peserta didik.

c. Indikator Ketercapaian Hasil Belajar

Indikator yaitu rumusan kompetensi yang spesifik, yang dapat dijadikan sebagai acuan kriteria penilaian dalam menentukan kompeten atau tidaknya peserta didik. Setelah menganalisis kompetensi dasar, maka indikator adalah hal berikutnya yang mesti kita analisis. Sehingga, kita dapat mengetahui kompetensi yang spesifik, yang nantinya dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan bahan ajar yang tepat.

d. Materi Pokok

Materi pokok adalah sejumlah informasi utama yang berisi pengetahuan, keterampilan, auan nilai yang disusun sedemikian rupa oleh pendidik agar peserta didik menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Materi pokok adalah objek analisis berikutnya yang harus kita telaah. Jadi setelah menganalisis indikator, maka kita berlanjut pada analisis materi pokok. Materi pokok ini menjadi salah satu acuan utama dalam menyusun isi bahan ajar. e. Pengalaman Belajar

Pengalaman belajar adalah suatu aktivitas yang didesain oleh pendidik supaya dilakukan oleh para peserta didik agar mereka menguasai kompetensi yang telah ditentukan melalui kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan. Jadi, pengalaman belajar haruslah disusun secara jelas dan operasional, sehingga langsung bisa dipraktikkan dalam kegiatan pembelajaran.


(4)

Itulah lima komponen utama yang harus kita pahami sebelum kita melakukan analisis kurikulum. Selanjutnya, dalam hubungannya dengan analisis kurikulum, analisis pengalaman belajar ditunjukkan untuk mengidentifikasi bentuk serta bahan ajar yang tepat dan sesuai untuk aktivitas pembelajaran yang dilakukan peserta didik. Kemudian, jika kita sudah sampai pada analisis pengalaman belajar (yang akan dilakukan oleh peserta didik) tersebut.

Berdasarkan analisis kurikulum ini, maka kita dapat mengetahui jumlah bahan ajar yang harus dibuat dan disiapkan dalam satu semester tertentu. Selain itu, kita dapat mengetahui dan mengidentifikasi jenis bahan ajar yang relevan dan cocok untuk digunakan.

Kebutuhan bahan ajar dapat dilihat dari silabus mata pelajaran. Sedangkan jenis bahan ajar agar dapat diturunkan dari pengalaman belajarnya. Semakin jelas pengalaman belajar diuraikan, maka akan semakin mudah bagikita untuk menentukan jenis bahan ajarnya. Dan jika analisis dilakukan terhadap seluruh standar kompetensi, maka akan diketahui pula banyaknya bahan ajar yang harus disiapkan.

2. Tahap 2 : Analisis Sumber Belajar

Setelah melakukan analisis kurikulum, langkah selanjutnya dalam menganalis kebutuhan belajar adalah menganalisis sumber belajar. Apa dan bagaimana analisis sumber belajar itu dilakukan, tidaklah susah. Yang penting kita harus memahami terlebih dahulu bahwa sumber belajar yang akan digunakan sebagai bahan untuk penyusunan bahan ajar perlu dilakukan analisis. Andapun kriteria analisis terhadap sumber belajar tersebut dilakukan berdasarkan kesesuaian, ketersediaan, dan kemudahan dalam memanfaatkannya. Cara analisis sumber belajar adalah dengan menginventarisasi ketersediaan sumber belajar yang dikaitkan dengan kebutuhan. Berikut ini merupakan penjelasan kriteria dalam menganalsis sumber belajar :

a. Kriteria Ketersediaan

Kriteria ketersediaan berkenaan dengan ada tidaknya sumber belajar di sekitar kita. Jadi kriteria pertema ini mengacu pada pengadaan sumber belajar. Usahakan agar sumber belajar yang kita gunakan prakti dan ekonomis, sehingga kita mudah untuk menyediakannya. Jika sumber belajar tidak ada atau tempatnya jauh, maka sebaiknya jangan kita gunakan.

b. Kriteria Kesesuaian

Kriteria kesusaian maksudnya adalah apakah sumber belaar itu sesuai atau tidak dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Jadi, hal utama yang dilakukan dalam kriteria kedua ini adalah memahami kesesuaian sumber belajar yang dipilih dengan kompetensi yang mesti dicapai oleh peserta didik. Jika sumber belajar tenyata dinilai membantu peserta didik untuk menguasai kompetensi yang harus mereka


(5)

kuasai, maka sumber belajar itu layak untuk digunakan. Namun, jika tidak, sebaiknya jangan digunakan.

c. Kriteria Kemudahan

Kriteria kemudahan maksudnya adalah mudah atau tidaknya sumber belajar itu disediakan maupun digunakan. Jika sumber belajar itu membutuhkan persiapan, keahlian khusus, serta perangkat lain yang rumit, sedangkan kita jelas-jelas belum mampu untuk menggunakannya, maka sebaiknya jangan digunakan. Kita sebaiknya memilih sumber belajar yang mudah pengadaan maupun pengoperasiannya. Dengan demikian, bahan ajar itu bisa benar-benar efektif membuat peserta didik menguasai kompetensi yang telah ditetapkan.

3. Tahap 3 : Memilih dan Menentukan Bahan Ajar

Tahap ketiga dalam analisis kebutuhan bahan ajar adalah memilih dan menentukan bahan ajar. Langkah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu kriteria bahwa bahan ajar harus menarik dan dapat membantu peserta didik untuk mencapai kompetensi. Karena pertimbangan tersebut, maka langkah-langkah yang hendaknya kita lakukan antara lain menentukan dan membuat bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan dan kecocokan dengan kompetensi dasar yang akan diraih oleh peserta didik, serta menetapkan jenis dan bentuk bahan ajar berdasarkan analsis kurikulum dan analisis sumber bahan.

Berkaitan dengan pemilihan bahan ajar, ada tiga prinsip yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam memilih dan menentukan bahan ajar, yaitu :

a. Prinsip Relevasi

Arti dari prinsip relevansi yaitu bahan ajar yang dipilih sebaiknya ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.

b. Prinsip Konsistensi

Dalam prinsip konsistensi, bahan ajar yang dipilih harus mempunyai niai keajegan. Jadi, antara kompetensi dasar yang mesti dikuasai peserta didik dengan bahan ajar yang telah disiapkan mempunyai keselarasan dan kesamaan.

c. Prinsip Kecukupan

Dalam prinsip kecukupan, ketika kita memilih bahan ajar, hendaknya dicari yang memadai untuk membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan.

Langkah 2 : Menyusun Peta Bahan Ajar

Setelah proses analisis kebutuhan bahan ajar selesai kita laksanakan, selanjutnya dalam membuat dan menyusun bahan ajar kita akan mengetahui jumlah bahan ajar yang mesti kita siapkan dalam satu semester tertentu. Maka, langkah yang perlu kita lakukan berikutnya adalah menyusun peta kebutuhan bahan ajar. Hal ini penting kita lakukan mengingat peta bahan ajar mempunyai banyak kegunaan. Menurut Diknas, paling tidak ada tiga kegunaan penyusunan peta kebutuhan bahan ajar. Kegunaan dari penyusunan peta bahan ajar adalah:


(6)

b. dapat mengetahui sekuensi atau urutan bahan ajar (urutan bahan ajar ini sangat diperlukan dalam menentukan prioritas penulisan)

c. dapat menentukan sifat bahan ajar

Berkaitan dengan sifat bahan ajar, penting bagi kita untuk memahami bahan ajar yang bersifat dependent dan independent. Bahan ajar dependent adalah bahan ajar yang ada kaitannya antara bahan ajar yang satu dengan bahan ajar yang lainnya, sehingga dalam penulisannya harus saling memperhatikan satu sama lain, apalagi jika masing-masing bahan ajar itu saling mempersyaratkan. Sedangkan bahan ajar independent

adalah bahan ajar yang berdiri sendiri atau dalam penyusunannya tidak harus memperhatikan atau terikat dengan bahan ajar lainnya.

Jika peta kebutuhan bahan ajar telah kita buat, maka tahap berikutnya dalam menyusun bahan ajar adalah menyusun bahan ajar menurut struktur bentuk bahan ajar masing-masing. Dengan demikian, perlu kita pahami bahwa masing-masing bentuk bahan ajar memiliki struktur yang berbeda-beda. Maka dari itu, kita juga harus memahami struktur dari berbagai bentuk bahan ajar tersebut.

Langkah 3 : Membuat Struktur Bahan Ajar

Langkah ketiga dalam pembuatan bahan ajar adalah membuat struktur bahan ajar. Bahan ajar terdiri dari atas susunan bagian-bagian yang kemudian dipadukan, sehingga menjadi sebuah bangunan utuh yang layak disebut sebagai bahan ajar. Susunan atau bangunan atau bangunan bahan ajar inilah yang dimaksud dengan struktur bahan ajar. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa masing-masing bentuk bahan ajar memiliki struktur berbeda. Oleh karena itu, kita perlu memahami dan mengetahui masing-masing bentuk bahan ajar tersebut agar nisa membuat berbagai bahan ajar yang baik. Namun, dari beraneka ragam struktur bahan ajar yang ada, secara umum ada tujuh komponen dalam setiap bahan ajar, yaitu judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, latihan, tugas atau langkah kerja, dan penilaian.