SI PI Adi Nurpermana Hapzi Ali Sistem In
SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL
SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI
DOSEN: Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
Nama
: Adi Nurpermana
NIM
: 55516120012
Fakultas
: Pascasarjana
Prodi
: Magister Akuntansi
Kelas
: Reguler 2
PASCASARJANA
MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2017
A. Teknologi Informasi
Secara umum, menurut Turban (2005:3) teknologi informasi adalah
kumpulan sumber daya informasi perusahaan, para penggunanya, serta
manajemen yang menjalankannya, meliputi infrastruktur TI dan semua sistem
informasi lainnya dalam perusahaan.
Beberapa peranan teknologi informasi, menurut Abdul Kadir, antara
lain:
1. Teknologi informasi menggantikan peran manusia. Dalam hal ini,
teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses.
2. Teknologi memperkuat peran manusia, yakni dengan menyajikan
informasi terhadap suatu tugas atau proses.
3. Teknologi informasi berperan dalam restrukturisasi terhadap peran
manusia. Dalam hal ini, teknologi berperan dalam melakukan perubahanperubahan terhadap sekumpulan tugas atau proses.
Cara terbaik untuk menganalisis dampak teknologi informasi pada
organisasi
adalah
dengan
model
kekuatan
kompetitif.
Organisasi
menggunakan model Porter untuk menggembangkan strategi untuk
menciptakan organisasi yang lebih kompetitif. Disini dapat kita lihat dampak
positif yang ditimbulkan teknologi informasi pada organisasi.
1.
The rivalry among existing firms in the industry
Menambah daya saing karena teknologi informasi meningkatkan
efisiensi dan efektifitas organisasi
Teknologi informasi dapat menjaga kemanan laporan dari suatu
organisasi. Contoh : Menggurangi kemungkinan laporan suatu
organisasi dapat dicuri
Tekonologi informasi meningkatkan akurasi
Dengan adanya TI, dapat meningkatkan employee satisfaction
2.
The bargaining power of buyers
3.
TI membantu untuk menjaga hubungan baik dengan buyer
TI dapat memberikan layanan kepada pelangan 24 jam
The bargaining power of Suppliers,
TI membantu menjalin hubungan baik dengan supplier
TI memudahkan organisasi untuk melakukan pencarian dan
perbandingan supplier yang dapat menyediakan produk atau jasa
yang lebih baik dan murah
TI mempermudah organisasi untuk mencari supplier
TI memudahkan proses pendistribusian informasi kepada supplier
TI dapat digunakan untuk mengintegrasi supply chain dengan
supplier
4.
The threat of entry of new competitor
TI memungkinkan organisasi menurunkan biaya produksi sehingga
dapat menjual barang dengan harga lebih murah dari pada pesaing
baru
5.
B.
The threat of substitute product or services
TI memungkinkan diversifikasi produk
Dampak Negatif TI pada Organisasi (five force model)
1.
The rivalvy among existing firms in the industry
Keberadaan TI yang bermanfaat meningkatkan daya saing masingmasing perusahaan dapat mengancam keberadaan suatu organisasi. Dalam
kasus ini berlaku hokum alam, dimana yang kuat yang akan bertahan.
2.
The bargaining power of buyers
TI memungkinkan organisasi kehilangan pelanggannya karena dengan
adanya internet pelanggan dapat melakukan pencarian dan perbandingan
produk atau jasa secara online dengan mudah dan cepat.
3.
The bargaining power of Suppliers
TI memungkinkan organisasi kehilangan suppliernya karena dengan
adanya internet supplier dapat melakukan pencarian dan perbandingan
organisasi yang lebih mengguntungkan untuk melakukan kerjasama
dengannya
4.
The threat of entry of new competitor
TI memungkinkan organisasi kalah bersaing dengan pesaing baru,
karena dengan TI pesaing baru dapat melakukan pemasaran secara online
tanpa harus membangun toko untuk pemasaran.
5.
The threat of substitute product or services
TI memungkinkan organisasi mengalami kerugian akibat adanya
substitute product or service.
Contoh : Perusahaan rekaman yang mengalami kerugian akibat
produknya yang berupa lagu tidak laku dipasaran karena TI memudahkan orang
untuk mendownload langsung via internet.
untuk mencapai keunggulan kompetitif
sebuah bisnis dalam
menggunakan system inormasi,
mereka harus mengelola sumber daya Piranti Keras kmputer, piranti
lunak computer, spesialisasi informasi, pengguna, fasilitas, database dan
informasi agar dapat meraih hasil yang dinginkan. Informasi, sama seperti
sumber daya lainnya, memerlukan manajemen. Para manajer memastikan bahwa
data mentah yang dikumpulkan telah seluruhnya terkumpul dan kemudian
diproses menjadi informasi yang bermanfaat. Manajer kemudian memastikan
bahwa individu-individu yang tepat akan menerima informasi dalam bentuk
yang tepat dan pada waktu yang tepat sehingga ia dapat dipergunakan. Terakhir,
manajer akan menyingkirkan informasi yang sudah usang dan menggantinya
dengan informasi terbaru dan akurat. Semua aktivitas ini mengakuisisi data,
memproses data menjadi informasi, menggunakan dan mengomunikasikan
informasi dengan cara yang paling efektif, dan menyingkirkan informasi pada
waktu yang tepat disebut manajemen pengetahuan (knowledge management).
Agar bisa maksimal pihak perusahaan pun harus mempertimbangan
informasi yang relevn unntuk perusahaan dengan melihat aspek-aspek
informasi tersebut. Diantaranya system informasi tersebut harus memiliki
aspek-aspek, Relevansi, Akurasi, Ketetapan waktu dan Kelengkapan
Dengan system informasi yang sesuai dan andal maka system
informasi itu akan berkeerja dengan baik untuk perusaahaan tersebut.
Tantangan dalam implementasi pengembangan system informasi
adalah orang-orang yang terlibat dalam pengembangan system informasi yaitu
departemen operasional sebagai end-user dan IT sebagai pengembang dan
tentu saja sebagai support dan manajemen sebagai leader yang membuat
definisi goal yang akan dicapai. Jika system yang akan di-implementasikan
adalah system informasi yang terintegrasi maka tantangannya akan sangat
besar karena meliputi keseluruhan organisasi yang bisa saja melibatkan pihak
eksternal.
Masalah yang dihadapi dalam implementasi tersebut biasanya adalah
sebagai berikut :
1.
Pengguna tidak mengetahui kemampuan teknologi yang dapat digunakan
untuk membantu proses bisnis yang dikerjakannya setiap hari,
2.
Kedua belah pihak tidak memahami asumsi dan ketergantungan yang
ada dalam system dan bisnis proses, sehingga pada tahap implementasi
jika ada bagian dari proses bisnis yang belum di cover oleh system dan
kemudian dibuatkan fungsi baru yang ternyata menimbulkan masalah,
dan penyelesaian masalah menimbulkan masalah baru
3.
Dalam implementasi system terintegrasi, dimana pengguna tidak dapat
menjadikan implementasi sebagai prioritas pertama, dimana pengguna
yang sudah disibukkan dengan kegiatan operasional akan berpura-pura
menyetujui, menjalankan dan mengikutinya tetapi pada kenyataannya
semuanya tidak berjalan sesuai dengan harapan.
Bentuk-bentuk tantangan manajemen adalah sebagai berikut :
1. Tantangan investasi sistem informasi
Pentingnya sistem informasi sebagai investasi yang memproduksi nilai
bagi perusahaan. Ditunjukkan pula bahwa tidak semua perusahaan
menyadari nilai yang kembali (good return) dari investasi sistem informasi
tersebut. Ternyata salah satu tantangan yang paling besar yang dihadapi
manajer masa kini adalah jaminan bahwa perusahaan mereka benar-benar
mendapatkan good return dari biaya yang mereka keluarkan untuk sistem
informasi.
2. Tantangan stratejik bisnis
Selain investasi TI yang berat, banyak organisasi tidak menyadari nilai
bisnis yang penting dari sistem mereka, karena mereka kurang atau
gagal untuk menghargai aset komplemen yang diperlukan agar dapat
menggunakan aset teknologi mereka untuk bekerja.
Kekuatan dari komputer hardware dan software tumbuh lebih cepat
dari kemampuan organisasi untuk mengaplikasikan dan menggunakan
teknologi.
Untuk mendapatkan keuntungan sepenuhnya dari TI, menyadarai
produktivitas yang asli, dan agar berdaya saing serta efektif, maka
organisasi perlu melakukan desain ulang. Merekan harus membuat
perubahan
fundamental
dan
perilaku
pengelolaan
(manajer),
membangun model bisnis, menghilangkangkan peraturan krja yang
kadaluwarsa, mengeliminasi proses bisnis dan struktur organisasi yang
modelnya tidak efisien.
3. Tantangan globalisasi
Pertumbuhan yang cepat dalam perdagangan internasional dan
timbulnya ekonomi global memerlukan sistem informasi yang
mendukung produksi dan menjual produk di berbagai negara yang
berbeda.
Untuk membangun sistem informasi
yang multinasional dan
terintegrasi, maka bisnis harus membangun standar global hardware,
software dan komunikasi, menciptakan akuntansi dan struktur laporan
yang antar budaya serta mendesain proses bisnis transnasional.
4. Tantangan infrastruktur teknologi informasi
Banyak perusahaan yang dibebani dengan program TI yang mahal,
sistem informasi yang kompleks dan rapuh, serta tindakan mereka
yang merupakan hambatan bagi strategi dan pelaksanaan bisnisnya.
Untuk membangun infrastruktur TI baru merupakan tugas berat yang
khusus, banyak perusahaan yang berjuang mengintegrasikan pulau
teknologi dan sistem informasi mereka.
5. Tantangan tanggungjawab dan pengawasan: etika dan pengawasan.
Meskipun sistem informasi memberikan keuntungan dan efisiensi yang
besar, mereka juga menciptakan masalah dan tantangan sosial dan etis
baru, seperti ancaman ke individual privacy dan hak kepemilikan
intelektual, masalah kesehatan yang berhubungan dengan komputer,
kejahatan komputer dan eliminasi pekerjaan.
Tantangan besar dari pengelolaan (manajer) adalah membuat
keputusan terinformasi yang sensitif sampai ke konsekuensi negatif
dari sistem informasi sampai ke yang negatif.
C.
Definisi Sistem Informasi
Pengertian sistem informasi menurut John F. Nash adalah “kombinasi dari
manusia, fasilitas atau alat teknologi, media, prosedur dan pengendalian yang
bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting, proses atau transaksi
tertentu dan rutin, membantu manajemen dan pemakai intern dan ekstern dan
menyediakan dasar pengambilan keputusan yang tepat.”
Menurut Robert A. Leitch, pengertian sistem informasi adalah “suatu sistem
di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi
harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu
organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang
diperlukan.”
Pengertian sistem informasi menurut Henry Lucas adalah “suatu kegiatan
dari
prosedur-prosedur
menyediakan
informasi
yang
diorganisasikan,
untuk
mendukung
apabila
pengambilan
dieksekusi
keputusan
akan
dan
pengendalian di dalam.”
Pengertian sistem informasi menurut Alter bahwa sistem informasi adalah
“sebagai tipe khusus dari sistem kerja dimana manusia dan/mesin melakukan
pekerjaan dengan menggunakan sumber daya untuk memproduksi produk tertentu
dan/jasa bagi pelanggan.”
Dari pengertian-pengertian di atas dpat di simpukan bahwa system
informasi adalah sebuah instrumn dalam suatu bisnis yang mengkombinasikan
antara suber daya manusia dengan sumber daya teknologi, sehingga tujuan bisnis/
organisasi tersebut tercapai.
D.
Contoh Sistem Informasi
Contoh sistem Informasi yaitu system MOKA Poin Of Sale. MOKA
Poin Of Sale adalah aplikasi yang dirancang untuk perusahaan menengah
kebawah untuk menjalankan bisnisnya terutama dalam bisnis bidang ritel.
MOKA Poin Of Sale menggunakan system CRM (Customer Relationship
Management). Dimana ini diaplikasikan untuk membantu aktivitas Marketing,
Sales hingga Customer Service. Bisa dikatakan bahwa CRM digunakan
sebagai media penghubung pada sebuah perusahaan menuju pelanggannya.
Lewat channel atau link yang dikelola secara baik, Anda dapat mendengarkan
keinginan dari pelanggan, keluhan pelanggan, dan mengenai tindakan
kompetitor terhadap jasa atau produk yang kita tawarkan. Keunggulan dari
system MOKA Poin Of Sale ini diantaranya yaitu Mudah di akses atau mudah
bersosialisasi dengan sumber dya manusia, sehingga tidak perlu harus
memberikan traning yang khusus untuk bisa menggunakan system ini. MOKA
POS selain berfungsi untuk system sales, MOKA POS juga berfungsi untuk
menganalisis jalannya bisnis, contohnya, melalui system MOKA POS pihak
manejemen bisa melihat jurnal penjualan beberapa periode, sehingga pihak
manajemen bisa membuat perencnaan untuk going concern periode-periode
berikutnya.
SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI
DOSEN: Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
Nama
: Adi Nurpermana
NIM
: 55516120012
Fakultas
: Pascasarjana
Prodi
: Magister Akuntansi
Kelas
: Reguler 2
PASCASARJANA
MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2017
A. Teknologi Informasi
Secara umum, menurut Turban (2005:3) teknologi informasi adalah
kumpulan sumber daya informasi perusahaan, para penggunanya, serta
manajemen yang menjalankannya, meliputi infrastruktur TI dan semua sistem
informasi lainnya dalam perusahaan.
Beberapa peranan teknologi informasi, menurut Abdul Kadir, antara
lain:
1. Teknologi informasi menggantikan peran manusia. Dalam hal ini,
teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses.
2. Teknologi memperkuat peran manusia, yakni dengan menyajikan
informasi terhadap suatu tugas atau proses.
3. Teknologi informasi berperan dalam restrukturisasi terhadap peran
manusia. Dalam hal ini, teknologi berperan dalam melakukan perubahanperubahan terhadap sekumpulan tugas atau proses.
Cara terbaik untuk menganalisis dampak teknologi informasi pada
organisasi
adalah
dengan
model
kekuatan
kompetitif.
Organisasi
menggunakan model Porter untuk menggembangkan strategi untuk
menciptakan organisasi yang lebih kompetitif. Disini dapat kita lihat dampak
positif yang ditimbulkan teknologi informasi pada organisasi.
1.
The rivalry among existing firms in the industry
Menambah daya saing karena teknologi informasi meningkatkan
efisiensi dan efektifitas organisasi
Teknologi informasi dapat menjaga kemanan laporan dari suatu
organisasi. Contoh : Menggurangi kemungkinan laporan suatu
organisasi dapat dicuri
Tekonologi informasi meningkatkan akurasi
Dengan adanya TI, dapat meningkatkan employee satisfaction
2.
The bargaining power of buyers
3.
TI membantu untuk menjaga hubungan baik dengan buyer
TI dapat memberikan layanan kepada pelangan 24 jam
The bargaining power of Suppliers,
TI membantu menjalin hubungan baik dengan supplier
TI memudahkan organisasi untuk melakukan pencarian dan
perbandingan supplier yang dapat menyediakan produk atau jasa
yang lebih baik dan murah
TI mempermudah organisasi untuk mencari supplier
TI memudahkan proses pendistribusian informasi kepada supplier
TI dapat digunakan untuk mengintegrasi supply chain dengan
supplier
4.
The threat of entry of new competitor
TI memungkinkan organisasi menurunkan biaya produksi sehingga
dapat menjual barang dengan harga lebih murah dari pada pesaing
baru
5.
B.
The threat of substitute product or services
TI memungkinkan diversifikasi produk
Dampak Negatif TI pada Organisasi (five force model)
1.
The rivalvy among existing firms in the industry
Keberadaan TI yang bermanfaat meningkatkan daya saing masingmasing perusahaan dapat mengancam keberadaan suatu organisasi. Dalam
kasus ini berlaku hokum alam, dimana yang kuat yang akan bertahan.
2.
The bargaining power of buyers
TI memungkinkan organisasi kehilangan pelanggannya karena dengan
adanya internet pelanggan dapat melakukan pencarian dan perbandingan
produk atau jasa secara online dengan mudah dan cepat.
3.
The bargaining power of Suppliers
TI memungkinkan organisasi kehilangan suppliernya karena dengan
adanya internet supplier dapat melakukan pencarian dan perbandingan
organisasi yang lebih mengguntungkan untuk melakukan kerjasama
dengannya
4.
The threat of entry of new competitor
TI memungkinkan organisasi kalah bersaing dengan pesaing baru,
karena dengan TI pesaing baru dapat melakukan pemasaran secara online
tanpa harus membangun toko untuk pemasaran.
5.
The threat of substitute product or services
TI memungkinkan organisasi mengalami kerugian akibat adanya
substitute product or service.
Contoh : Perusahaan rekaman yang mengalami kerugian akibat
produknya yang berupa lagu tidak laku dipasaran karena TI memudahkan orang
untuk mendownload langsung via internet.
untuk mencapai keunggulan kompetitif
sebuah bisnis dalam
menggunakan system inormasi,
mereka harus mengelola sumber daya Piranti Keras kmputer, piranti
lunak computer, spesialisasi informasi, pengguna, fasilitas, database dan
informasi agar dapat meraih hasil yang dinginkan. Informasi, sama seperti
sumber daya lainnya, memerlukan manajemen. Para manajer memastikan bahwa
data mentah yang dikumpulkan telah seluruhnya terkumpul dan kemudian
diproses menjadi informasi yang bermanfaat. Manajer kemudian memastikan
bahwa individu-individu yang tepat akan menerima informasi dalam bentuk
yang tepat dan pada waktu yang tepat sehingga ia dapat dipergunakan. Terakhir,
manajer akan menyingkirkan informasi yang sudah usang dan menggantinya
dengan informasi terbaru dan akurat. Semua aktivitas ini mengakuisisi data,
memproses data menjadi informasi, menggunakan dan mengomunikasikan
informasi dengan cara yang paling efektif, dan menyingkirkan informasi pada
waktu yang tepat disebut manajemen pengetahuan (knowledge management).
Agar bisa maksimal pihak perusahaan pun harus mempertimbangan
informasi yang relevn unntuk perusahaan dengan melihat aspek-aspek
informasi tersebut. Diantaranya system informasi tersebut harus memiliki
aspek-aspek, Relevansi, Akurasi, Ketetapan waktu dan Kelengkapan
Dengan system informasi yang sesuai dan andal maka system
informasi itu akan berkeerja dengan baik untuk perusaahaan tersebut.
Tantangan dalam implementasi pengembangan system informasi
adalah orang-orang yang terlibat dalam pengembangan system informasi yaitu
departemen operasional sebagai end-user dan IT sebagai pengembang dan
tentu saja sebagai support dan manajemen sebagai leader yang membuat
definisi goal yang akan dicapai. Jika system yang akan di-implementasikan
adalah system informasi yang terintegrasi maka tantangannya akan sangat
besar karena meliputi keseluruhan organisasi yang bisa saja melibatkan pihak
eksternal.
Masalah yang dihadapi dalam implementasi tersebut biasanya adalah
sebagai berikut :
1.
Pengguna tidak mengetahui kemampuan teknologi yang dapat digunakan
untuk membantu proses bisnis yang dikerjakannya setiap hari,
2.
Kedua belah pihak tidak memahami asumsi dan ketergantungan yang
ada dalam system dan bisnis proses, sehingga pada tahap implementasi
jika ada bagian dari proses bisnis yang belum di cover oleh system dan
kemudian dibuatkan fungsi baru yang ternyata menimbulkan masalah,
dan penyelesaian masalah menimbulkan masalah baru
3.
Dalam implementasi system terintegrasi, dimana pengguna tidak dapat
menjadikan implementasi sebagai prioritas pertama, dimana pengguna
yang sudah disibukkan dengan kegiatan operasional akan berpura-pura
menyetujui, menjalankan dan mengikutinya tetapi pada kenyataannya
semuanya tidak berjalan sesuai dengan harapan.
Bentuk-bentuk tantangan manajemen adalah sebagai berikut :
1. Tantangan investasi sistem informasi
Pentingnya sistem informasi sebagai investasi yang memproduksi nilai
bagi perusahaan. Ditunjukkan pula bahwa tidak semua perusahaan
menyadari nilai yang kembali (good return) dari investasi sistem informasi
tersebut. Ternyata salah satu tantangan yang paling besar yang dihadapi
manajer masa kini adalah jaminan bahwa perusahaan mereka benar-benar
mendapatkan good return dari biaya yang mereka keluarkan untuk sistem
informasi.
2. Tantangan stratejik bisnis
Selain investasi TI yang berat, banyak organisasi tidak menyadari nilai
bisnis yang penting dari sistem mereka, karena mereka kurang atau
gagal untuk menghargai aset komplemen yang diperlukan agar dapat
menggunakan aset teknologi mereka untuk bekerja.
Kekuatan dari komputer hardware dan software tumbuh lebih cepat
dari kemampuan organisasi untuk mengaplikasikan dan menggunakan
teknologi.
Untuk mendapatkan keuntungan sepenuhnya dari TI, menyadarai
produktivitas yang asli, dan agar berdaya saing serta efektif, maka
organisasi perlu melakukan desain ulang. Merekan harus membuat
perubahan
fundamental
dan
perilaku
pengelolaan
(manajer),
membangun model bisnis, menghilangkangkan peraturan krja yang
kadaluwarsa, mengeliminasi proses bisnis dan struktur organisasi yang
modelnya tidak efisien.
3. Tantangan globalisasi
Pertumbuhan yang cepat dalam perdagangan internasional dan
timbulnya ekonomi global memerlukan sistem informasi yang
mendukung produksi dan menjual produk di berbagai negara yang
berbeda.
Untuk membangun sistem informasi
yang multinasional dan
terintegrasi, maka bisnis harus membangun standar global hardware,
software dan komunikasi, menciptakan akuntansi dan struktur laporan
yang antar budaya serta mendesain proses bisnis transnasional.
4. Tantangan infrastruktur teknologi informasi
Banyak perusahaan yang dibebani dengan program TI yang mahal,
sistem informasi yang kompleks dan rapuh, serta tindakan mereka
yang merupakan hambatan bagi strategi dan pelaksanaan bisnisnya.
Untuk membangun infrastruktur TI baru merupakan tugas berat yang
khusus, banyak perusahaan yang berjuang mengintegrasikan pulau
teknologi dan sistem informasi mereka.
5. Tantangan tanggungjawab dan pengawasan: etika dan pengawasan.
Meskipun sistem informasi memberikan keuntungan dan efisiensi yang
besar, mereka juga menciptakan masalah dan tantangan sosial dan etis
baru, seperti ancaman ke individual privacy dan hak kepemilikan
intelektual, masalah kesehatan yang berhubungan dengan komputer,
kejahatan komputer dan eliminasi pekerjaan.
Tantangan besar dari pengelolaan (manajer) adalah membuat
keputusan terinformasi yang sensitif sampai ke konsekuensi negatif
dari sistem informasi sampai ke yang negatif.
C.
Definisi Sistem Informasi
Pengertian sistem informasi menurut John F. Nash adalah “kombinasi dari
manusia, fasilitas atau alat teknologi, media, prosedur dan pengendalian yang
bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting, proses atau transaksi
tertentu dan rutin, membantu manajemen dan pemakai intern dan ekstern dan
menyediakan dasar pengambilan keputusan yang tepat.”
Menurut Robert A. Leitch, pengertian sistem informasi adalah “suatu sistem
di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi
harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu
organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang
diperlukan.”
Pengertian sistem informasi menurut Henry Lucas adalah “suatu kegiatan
dari
prosedur-prosedur
menyediakan
informasi
yang
diorganisasikan,
untuk
mendukung
apabila
pengambilan
dieksekusi
keputusan
akan
dan
pengendalian di dalam.”
Pengertian sistem informasi menurut Alter bahwa sistem informasi adalah
“sebagai tipe khusus dari sistem kerja dimana manusia dan/mesin melakukan
pekerjaan dengan menggunakan sumber daya untuk memproduksi produk tertentu
dan/jasa bagi pelanggan.”
Dari pengertian-pengertian di atas dpat di simpukan bahwa system
informasi adalah sebuah instrumn dalam suatu bisnis yang mengkombinasikan
antara suber daya manusia dengan sumber daya teknologi, sehingga tujuan bisnis/
organisasi tersebut tercapai.
D.
Contoh Sistem Informasi
Contoh sistem Informasi yaitu system MOKA Poin Of Sale. MOKA
Poin Of Sale adalah aplikasi yang dirancang untuk perusahaan menengah
kebawah untuk menjalankan bisnisnya terutama dalam bisnis bidang ritel.
MOKA Poin Of Sale menggunakan system CRM (Customer Relationship
Management). Dimana ini diaplikasikan untuk membantu aktivitas Marketing,
Sales hingga Customer Service. Bisa dikatakan bahwa CRM digunakan
sebagai media penghubung pada sebuah perusahaan menuju pelanggannya.
Lewat channel atau link yang dikelola secara baik, Anda dapat mendengarkan
keinginan dari pelanggan, keluhan pelanggan, dan mengenai tindakan
kompetitor terhadap jasa atau produk yang kita tawarkan. Keunggulan dari
system MOKA Poin Of Sale ini diantaranya yaitu Mudah di akses atau mudah
bersosialisasi dengan sumber dya manusia, sehingga tidak perlu harus
memberikan traning yang khusus untuk bisa menggunakan system ini. MOKA
POS selain berfungsi untuk system sales, MOKA POS juga berfungsi untuk
menganalisis jalannya bisnis, contohnya, melalui system MOKA POS pihak
manejemen bisa melihat jurnal penjualan beberapa periode, sehingga pihak
manajemen bisa membuat perencnaan untuk going concern periode-periode
berikutnya.