Sistem Pencarian Rumah Sakit Terdekat Me

Sistem Pencarian Rumah Sakit Terdekat Menggunakan Algoritma
Dijkstra Berbasis Android
(Studi Kasus : Rumah Sakit di Kota Medan)
Rachmat Aulia 1) Edy Rahman Syahputra 2) Haida Dafitri 3)
Jurusan Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan 1) 2) 3)
Jl. H.M. Joni No. 70A Medan 20152 Indonesia
Telepon 085760829886 085276684868 085270308457
E-mail : jackm4t@gmail.com1) ydeaja@yahoo.com2) aida.stth@gmail.com3)

Abstract
Kesehatan menjadi salah satu indikator
keberhasilan pembangunan yang diselenggarakan
oleh suatu Negara. Untuk memenuhi kebutuhan
kesehatan
bagi
masyarakat,
pemerintah
mengupayakan terserdianya sarana dan prasarana
kesehatan, salah satunya adalah dengan adanya
rumah sakit. Pencarian lokasi keberadaan instalasi
kesehatan (rumah sakit) terdekat merupakan

kebutuhan yang penting saat ini. Saat ini teknologi
mobile semakin marak dikalangan masyarakat luas,
salah satunya kemampuan ponsel untuk mengakses
internet dengan jaringan 3G, HSDPA, ataupun
dengan wifi yang terdapat dalam perangkat mobile.
Algoritma dijkstra merupakan salah satu
metode untuk mencari lintasan terpendek dari
sebuah simpul ke semua simpul lainnya dalam graf
yang hanya memiliki bobot positif. Penerapan
algoritma dikjstra diterapkan dalam penentuan
lintasan terpendek, misalnya menentukan rute
terpendek dari satu gedung ke gedug yang lain.
Diharapkan dengan menggunakan algoritma
dijkstra dapat memberikan informasi bagi
masyarakat untuk mengetahui keberadaan rumah
sakit terdekat dari lokasi keberadaan.
Keywords : Algoritma Djikstra, Rumah Sakit,
Android

1. Pendahuluan

Perkembangan
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi kian pesat, hal tersebut dapat dilihat dan
dirasakan secara langsung maupun tidak langsung.
Perkembangan tersebut tengah berdampak pada
segala aspek kehidupan manusia. Globalisasi yang
terjadi sekarang ini mengakibatkan terjadinya
perubahan - perubahan yang dampaknya
mempengaruhi segala aspek kehidupan dan terjadi
secara berkelanjutan, termasuk di lingkungan
perusahaan pengiriman barang standar nasional.
Globalisasi yang terjadi dewasa ini mengakibatkan

terjadinya perubahan - perubahan yang dampaknya
mempengaruhi segala aspek kehidupan dan terjadi
secara berkelanjutan (Dahlan A, et al., 2013).
Salah satu teknologi yang sedang berkembang
dengan pesat saat ini adalah teknologi

informasi/komputer. Kemajuan yang berlangsung
cepat, dapat ditinjau baik dari segi perangkat keras
(hardware), perangkat lunak (software), maupun
perkembangan kualitas sumber daya manusianya
(brainware). Hal ini dimungkinkan karena
teknologi komputer mampu berkolaborasi dengan
banyak bidang ilmu lainnya (Leon A, 2006).
Kesehatan menjadi salah satu indikator
keberhasilan pembangunan yang diselenggarakan
oleh suatu negara. Dalam Undang Undang Dasar
1945 pasal 28 H dan Undang Undang Kesehatan
Nomor 23/1992 menetapkan bahwa kesehatan
adalah hak fundamental setiap warga. Oleh karena
itu negara bertanggung jawab dalam pengaturan hak
hidup sehat bagi penduduknya. Begitu pentingnya
arti hidup sehat, telah menjadikan kesehatan
menjadi kebutuhan hidup manusia yang utama di
samping kebutuhan hidup lainnya. Untuk
memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat,
pemerintah mengupayakan terserdianya sarana dan

prasarana kesehatan, salah satunya adalah dengan
adanya rumah sakit (Wajirah, 2010).
Sistem informasi menjadi faktor penting untuk
meningkatkan pelayanan sekaligus penghematan
bagi masyarakat. Komputerisasi adalah suatu teknik
yang dapat dijadikan solusi tepat untuk
memecahkan masalah saat ini (Wajirah, 2010).
Pembuatan komputerisasi untuk sistem informasi
bertujuan untuk mendapatkan solusi dari suatu
permasalahan
dengan
melibatkan
beberapa
algoritma.
Khusus
untuk
penelitian
ini
menggunakan
algoritma

Dijkstra.
Dijkstra
merupakan algoritma atau metode yang digunakan
untuk mencari lintasan terpendek dari sebuah
simpul ke semua simpul lainnya dalam graf yang
hanya memiliki bobot positif. Penerapan algoritma
dikjstra diterapkan dalam penentuan lintasan
terpendek, misalnya menentukan rute terpendek

dari satu gedung ke gedug yang lain (Salaki T. D,
2011).

2. Tujuan dan Manfaat
Keputusan yang tepat akan menghasilkan
suatu action yang dapat berguna untuk khalayak
umum. Pada penelitian ini tujuan yang dicapai
adalah menghasilkan informasi rumah sakit terdekat
berdasarkan posisi pengguna gadget / smartphone
berada saat ini. Hal ini dilakukan apabila terjadi
kecelakaan di wilayah kota Medan maka para

penolong yang mempunyai smartphone dengan
aplikasi Android dapat mendeteksi lokasi rumah
sakit terdekat dengan lokasi kecelakaan dan
menolong korban untuk mengantarkannya kesana
atau dapat membantu masyarakat luar kota yang
berkunjung ke Medan untuk memberikan informasi
dan mengarahkannya ke rumah sakit terdekat
berdasarkan titik mereka berada.
Kontribusi yang dihasilkan dari penelitian ini
adalah agar masyarakat khususnya daerah luar kota
Medan dapat dengan mudah mencari informasi
rumah sakit hanya dengan menggunakan gadget /
smartphone mereka yang bersistem operasi
Android, sehingga mereka dapat menuju lokasi
rumah sakit terdekat dengan titik mereka berada
saat ini dan tidak membuang waktu, biaya serta
tenaga untuk mencari tahu dimana lokasi rumah –
rumah sakit di kota Medan berada selain itu,
penerapan algoritma dijkstra dimaksudkan untuk
memberikan informasi yang tepat dalam

menghasilkan keputusan untuk rute terbaik.

3. Permasalahan
Saat ini banyak kecelakaan yang terjadi di
jalan besar terkadang mengharuskan pertolongan
yang cepat agar korban dapat diselamatkan. Pada
saat terjadinya musibah di jalanan terkadang para
penolong bingung apa yang harus dilakukan dan
tidak tahu harus menghubungi rumah sakit mana
yang berada dekat dengan lokasi kecelakaan. Hal
yang paling menyedihkan adalah ketika korban
dibiarkan begitu saja bersimbah darah atau
kesakitan dikarenakan orang – orang tidak mau
menolong karena takut dituduh bersalah, padahal
korban merupakan kecelakaan yang ditinggal lari
oleh tertuduh.

4. Studi Literatur
4.1 Sistem Informasi
Kata “sistem” mengandung arti “kumpulan

dari komponen-komponen yang memiliki unsur

keterkaitan antara satu dan lainnya”. Sistem
informasi merupakan suatu kumpulan dari
komponen-komponen dalam perusahaan atau
organisasi yang berhubungan dengan proses
penciptaan dan pengaliran informasi. Dalam hal ini,
teknologi informasi hanya merupakan salah satu
komponen kecil saja dalam format perusahaan.
Komponen-komponen lainnya adalah: proses dan
prosedur, struktur organisasi, sumber daya manusia,
produk, pelanggan, suplier, rekanan dan lain
sebagainya. Secara teori, disatu titik ekstrim, suatu
sistem informasi yang baik belum tentu harus
memiliki komponen teknologi informasi, sementara
dititik ekstrim lainnya komputer memegang
peranan penting dalam penciptaan produk. Jadi,
kehandalan sistem informasi dalam perusahaan atau
organisasi terletak pada
keterkaitan antar

komponen-komponen yang ada, sehingga dapat
dihasilkan dan dialirkan suatu informasi yang
berguna (akurat, terpercaya, detil, cepat, relevan
dsb) untuk lembaga yang bersangkutan (Richardus
E, 2010).

4.2 Pencarian Rute Terdekat
Dalam menentukan rute optimum, user
dapat menggunakan peta kota konvensional untuk
dapat melihat seluruh jalan raya yang terdapat pada
kota dan kemudian memilih jalur terpendek dari
tempat asal ke tujuan. Tetapi hal ini sering kali
tidak dapat membantu secara maksimal karena
banyaknya jalan raya yang ada sehingga
menyebabkan banyaknya pilihan jalur yang dapat
ditempuh. Serta dengan hanya melihat pada peta,
sulit sekali untuk dapat secara langsung
menentukan jalur tertentu adalah jalur yang
teroptimum karena kebanyakan terdiri dari jalan
yang berkelok-kelok juga tidak dapat menunjukkan

kondisi suatu jalan, tingkat kesulitan untuk dilalui,
tingkat kemacetan dan sebagainya. Tujuan rute
optimum adalah mendapatkan waktu tempuh
secepat mungkin dari tempat asal ke tujuan.
Sehingga untuk menentukan rute optimum selain
melihat jarak tempuh, juga harus memperhatikan
komponen lain seperti tingkat kemacetan. Misal,
terdapat dua rute yaitu rute pertama yang
mempunyai jarak tempuh pendek tetapi terjadi
kemacetan sehingga membutuhkan waktu tempuh
satu jam saja, sedangkan rute kedua mempunyai
jarak tempuh lebih panjang tetapi tidak terjadi
kemacetan sehingga membutuhkan waktu tempuh
hanya setengah jam. Maka rute optimum adalah
rute kedua karena waktu tempuh secara keseluruhan
lebih cepat dari rute pertama. Dengan mendapatkan
waktu tempuh yang singkat berarti konsumsi bahan
bakar juga akan menjadi lebih sedikit dibanding

rute yang mempunyai waktu tempuh lebih lama

(Rudy A, et al., 2007).

4.3 Algoritma Djikstra
Algoritma Djikstra merupakan metode yang
digunakan untuk menentukan rute terpendek.
Algoritma ini digunakan pada graph berarah dan
berbobot. Djikstra merupakan nama yang diambil
dari penemu algoritma ini yaitu Edsger Wybe
Dijkstra. Algoritma dijkstra mencari lintasan
terpendek dalam sejumlah langkah. Algoritma ini
menggunakan prinsip greedy yang menyatakan
bahwa pada setiap langkah kita memilih sisi yang
berbobot minimum dan memasukkannya kedalam
himpunan solusi (Sofyan A, 2012).
Dikutip dari Ifatul Fauziah (2010), ada
beberapa kasus pencarian lintasan terpendek yang
diselesaikan menggunakan algoritma dijkstra, yaitu:
a. Mencari lintasan terpendek antara dua buah
simpul tertentu (a pair shortest path).
b. Pencarian lintasan terpendek dari simpul
tertentu kesemua simpul yang lain (singlesource shortest path).
c. Pencarian lintasan terpendek antara semua
pasangan simpul (all pairs shortest path).

4.4 Google Map
Layanan atau service yang berhubungan
dengan pemetaan digital yang dapat diakses secara
online menggunakan konektivitas internet. Peta
digital ini disediakan oleh perusahaan Google dan
bersifat free (gratis). Aplikasi ini merupakan sebuah
tools yang digunakan pada berbagai paltform untuk
menampilakn peta. Google Map menggunakan
teknologi API (application programming interface )
yang dapat dimanfaatkan oleh para developer untuk
menampilkan peta pada mobile platform, desktop
atau berbasis web (M. Octaviano P, 2013). Peta
digital global (Google Map) dapat diakses melalui
situs(https://www.google.co.id/maps/@6.2297465,1
06.829518,11z), dan akan menampilkan secara
default peta ibu kota negara indonesia yaitu Jakarta.

Gambar 1: Peta Digital (Google Map) adopted from
http://maps.google.com
Service ini dapat malakukan pencarian suatu
tempat dan rute perjalanan serta informasi titik

koordinatnya. Produk dari Google ini ditujukan
untuk mengembangkan aplikasi online baik
berbasis web maupun mobile ketika memerlukan
pemetaan digital.

4.5 GPS
GPS merupakan kependekan dari Global
Positioning System. Komponen ini dapat
mendeteksi keberadaan / posisi suatu objek saat ini
secara global yang tertanam di dalam perangkatperangkat digital removable, seperti PDA (Personal
Digital Assistent), smartphone, handphone, tablet,
dll. Cara kerja GPS adalah dengan memancarkan
sinyal yang berasal dari sumber (source) ke
perangkat GPS (target). Untuk mendapatkan hasil
yang akurat sebaiknya penggunaan GPS dilakukan
di luar area tidak di area dalam seperti dalam ruang
yang disekelilingnya terdapat banyak gedunggedung tinggi, dalam hutan, dll. Terdeteksinya
suatu sinyal GPS dikarenakan perangkat receiver
mampu mengkalkulasi dan menampilkan posisi
seakurat mungkin (it-newbie.com, 2012).

4.6 Android
Android adalah sistem operasi untuk telepon
seluler yang berbasis Linux. Android menyediakan
platform terbuka bagi para pengembang buat
menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk
digunakan oleh bermacam piranti bergerak.
Awalnya, Google Inc. membeli Android Inc.,
pendatang baru yang membuat piranti lunak untuk
ponsel. Kemudian untuk mengembangkan Android,
dibentuklah Open Handset Alliance, konsorsium
dari 34 perusahaan peranti keras, peranti lunak, dan
telekomunikasi, termasuk Google, HTC, Intel,
Motorola, Qualcomm, T-Mobile, dan Nvidia (Siti
R, et al., 2012).

5. Kerangka Kerja
Kerangka kerja merupakan langkah-langkah
yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan
yang dibahas. Kerangka kerja dapat juga diartikan
sebagai gambaran dari cara kerja sistem. Terdapat
tahapan – tahapan bagaimana sistem akan berproses
untuk menghasilkan suatu keluaran yang
diharapkan. Setiap tahapan dalam kerangka kerja
memiliki arti dan makna terhadap proses yang akan
berlangsung dalam sistem tersesbut.
Analisa bertahap dalam suatu sistem dapat
dilakukan dengan membuat struktur kerangka kerja.
Hal ini diharapkan agar kegiatan – kegiatan yang
terjadi dalam sistem khususnya bagian utama (core)
tersebut dapat dijelaskan dengan benar dan mudah
dipahami oleh user , sehingga keluaran atau output

yang dihasilkan benar – benar sesuai yang
diharapkan.
Berikut adalah kerangka kerja yang digunakan
dalam penelitian ini:
Identifikasi Masalah

Analisa Permasalahan

Menentukan Tujuan

Mempelajari Literatur
yang berkaitan dengan Judul

Mengumpulkan data-data yang dibutuhkan

A
L
G
O
R
I
T
M
A
D
J
I
K
S
T
R
A

Tentukan titik / posisi rumah sakit
berdasarkan titik koordinat yang berada
di kota Medan

Gabungkan keseluruhan titik / node
(rumah sakit) dengan bobot nilai positif

Gambar 3: Form Utama
Pada bagian ini user akan melihat empat button
yaitu: cari rumah sakit terdekat, cari data rumah
sakit, bantuan dan keluar. Masing-masing tombol
memiliki fungsi yang berbeda. Jika user mengklik
buttuon cari rumah sakit terdekat maka tampil
seperti berikut:

Proses deteksi posisi titik koordinat
dengan titik letak rumah sakit

Informasikan suatu rumah sakit terdekat
dengan lokasi keberadaan

Implementasi

Pengujian

Analisa Hasil

Gambar 2 : Kerangka Kerja Penelitian

6. Pengujian Sistem
Pengujian sistem adalah tahap yang dapat
menghasilkan kesimpulan apakah sistem yang telah
dirancang berjalan sesuai harapan atau tidak.
Tujuan utama step ini adalah mengevaluasi cara
kerja sistem jikalau ditemukan suatu permasalahan
maka dapat langsung diperbaiki sebelum sistem
tersebut atau produk diperkenalkan kepada pasar
atau khalayak umum. Pengujian sistem penelitian
ini dilakukan secara bertahap agar menghasilkan
informasi yang jelas dan mudah dipahami oleh user .
Berikut langkah – langkah implementasinya. Sistem
penelitian ini disebut dengan istilah aplikasi Medic.
Aplikasi medic bermula dengan menampilkan form
utama seperti berikut:

Gambar 4: Form Cari Rumah Sakit Terdekat
Mengacu pada gambar 4 di atas, tampak di gambar
ada tiga simbol berwarna yaitu lingkaran biru, garis
putus-putus merah dan koordinat atau letak rumah
sakit. Informasi rumah sakit terdekat dihasilkan
oleh sistem secara otomatis dengan melacak
menggunakan teknologi GPS pada perangkat
mobile user dimana titik keberadaan user saat itu
dan sistem langsung mencari lokasi rumah sakit
terdekat dengan titik dimana user berada. Dengan
begitu user dapat mengikuti arahan dari aplikasi
Medic untuk menuju rumah sakit terdekat tanpa
harus mencari tahu lagi.
Jika user pada form utama mengklik button cari
data rumah sakit maka tampil seperti berikut:

Button terakhir yang terdapat pada form utama
adalah keluar. Button ini berfungsi jika user ingin
keluar dari sistem (aplikasi Medic).
Menu utama lainnya pada aplikasi Medic ada,
namun tersembunyi. Hal ini dilakukan agar
terhindar dari perbuatan user yang tidak benar.
Menu utama tersembunyi tersebut ditujukan untuk
administrator aplikasi Medic. Tampilan menu
tersebut tampak seperti berikut:

Gambar 5 : Form Cari Data Rumah Sakit
Mengacu pada gambar 5, bagian ini dapat
membantu user dalam menemukan informasi rumah
sakit yaitu nama, alamat dan nomor kontaknya. Jika
user kewalahan dikarenakan banyaknya data rumah
sakit yang disajikan, user dapat menggunakan
fasilitas cari yang terdapat pada form ini. User
cukup meng-input nama rumah sakit pada kotak
kosong di bagian atas dan kemudian menekan
tombol cari rumah sakit. Ada dua hasil yang akan
diberikan sistem, jika berhasil maka akan muncul
informasi rumah sakit yang diinginkan oleh user .
Jika tidak, maka tidak ada data yang muncul alias
kosong.
Jika pada form utama user mengklik button bantuan
maka muncul tampilan sebagai berikut:

Gambar 6 : Form Bantuan
Form bantuan menjelaskan kepada user , bagaimana
cara mengoperasikan aplikasi Medic dengan benar.
Hal ini penting, mengingat tidak semua user paham
langsung bagaimana cara mengoperasikan sistem
ini. Dengan adanya menu bantuan yang terdapat
pada menu utama diharapkan mengurangi
kekeliruan bagaimana menggunakan sistem ini.

Gambar 7 : Menu Utama Tersembunyi
Salah satu menu yang terdapat dalam menu utama
tersembunyi adalah login. Menu login hanya
diperuntukkan oleh admin. Sementara tiga menu
lain yaitu: beranda, about dan contact merupakan
menu yang biasa digunakan dalam suatu sistem.
Untuk lebih jelas mari kita lihat tampilan menu
login admin.

Gambar 8 : Form Login Admin
Pada form login admin, terdapat dua input-an yaitu
username dan password. Jika admin ingin masuk ke
dalam sistem utama untuk mengelola aplikasi
Medic wajib login. Akan ada dua hasil yang
dipresentasikan oleh sistem yaitu login sukses atau
tidak berhasil. Berikut adalah tampilan managing
aplikasi Medic jika admin berhasil login dengan
benar.

Gambar 9 : Form Managing Data Aplikasi Medic
Pada gambar 9 dapat kita simpulkan bahwasanya
ini merupakan wilayah atau area kerja
administrator . Pada bagian ini admin dapat
melakukan penambahan, pengubahan, penghapusan
dan pencarian data rumah sakit. Hal ini penting
mengingat jika terdapat rumah sakit yang belum diinput-kan maka admin dapat melakukannya dengan
mengakses halaman ini.
Menu beranda yang terdapat dalam menu
tersembunyi jika diklik akan membawa user ke
tampilan awal aplikasi Medic. Kemudian, menu
about akan menampilkan informasi dari para
peneliti (ketua, anggota 1 dan 2) yang sekaligus
developer aplikasi Medic. Terakhir adalah menu
contact, yang berperan sebagai informasi kepada
user kemana harus berkomunikasi jika terdapat
kritik dan saran baik yang negatif maupun positif.

7. Kesimpulan
Informasi yang cepat dan akurat sangat
dibutuhkan bagi siapapun dikala sesuatu yang buruk
terjadi. Oleh karena itu aplikasi Medic ini dibangun
untuk memberikan informasi yang cepat dan akurat
keberadaan rumah sakit yang cepat diakses
(terdekat) kepada korban kecelakaan di jalanan.
Desain yang peneliti hadirkan pada bagian
pegujian di atas bisa saja akan mengalami
perubahan dikarenakan aplikasi Medic ini belum
sepenuhnya selesai pengerjaannya. Namun, fungsi
utama atau inti dari aplikasi Medic ini telah berjalan
sesuai yang developer inginkan.

References
Dahlan A, Richki H. (2013). Sistem Tracer Packet
Pada Unit Processing Center Pos Indonesia
(Persero) Menggunakan Metode Travelling

Sales Person Problem. Jurnal Informatika
Mulawarman Vol.8.
Ifatul F. (2010). Rancang Bangun Perangkat Lunak
Penentuan Rute Perjalanan Wisata Malang Di
Malang Menggunakan Algoritma Dijkstra.
Skripsi Universitas Islam Maulana Malik
Ibrahim. Malang.
Leon A. (2006). Perancangan Basisdata Sistem
Informasi Penggajian (Studi Kasus Pada
Universitas ‘XYZ’). Universitas Bina Darma,
Palembang.
M. Octaviano P. (2013). Google Maps API.
Komunitas eLearning Ilmu Komputer.com.
Retrieved
16
Juni
2015
From
http://ilmukomputer.org/wpcontent/uploads/2013/01/octavGoogleMapsAPI.pdf
Richardus E. (2010). Manajemen Sistem Informasi
Dan Teknologi Informasi. STMIK Perbanas
Renaissance Center.
Rudy A, Andreas H & Happy S. (2007). Aplikasi
Pencarian Rute Optimum Pada Peta Guna
Meningkatkan Efisiensi Waktu Tempuh
Pengguna Jalan Dengan Metode A* Dan Best
First Search. Jurnal Informatika Vol .8 No.2.
Universitas Kristen Petra.
Salaki T D. (2011). Penentuan Lintasan Terpendek
Dari FMIPA Ke Rektorat Dan Fakultas Lain
Di
UNSRAT
Manado
Menggunakan
Algoritma Dijkstra. Jurnal Ilmiah Sains Vol.11
No.1. 74-76.
Sofyan A. (2012). Sistem Aplikasi Penentuan Rute
Terpendek Pada Jaringan Multi Moda
Transportasi Umum Menggunakan Algoritma
Dijkstra. Tesis Universitas Diponegoro.
Semarang.
Siti R, Yudha P & Budhi I. (2012). Evaluasi
Algoritma Pencarian Jalur Pada Aplikasi eiTRIP Guna Menentukan Rute Pariwisata
Kota Bandung Berbasis Perangkat Mobile
Android.
Seminar
Nasional
Aplikasi
Teknologi
Informasi
(SNATI
2012).
Yogyakarta.
Wajirah. (2010). Sistem Informasi Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Kabupaten Cilacap. Skripsi Fakultas
Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Mizuta, H., & Steiglitz, K. (2000). Agent-Based
Simulation of Dynamic Online Auctions.
Simulation Conference Proceedings, IEEE.
1772-1777.