RESUME MATERI PSIKOLOGI SOSIAL I MINGGU
FAIRIZKA DHINDA IZDIHAR
111111065
KELAS B
RESUME MATERI PSIKOLOGI SOSIAL I MINGGU KEENAM
Pada pertemuan kesepuluh pada mata kuliah psikologi sosial I dalam kelas B
diberikan materi mengenai Paradigma Konstruksi Sosial dalam Psikologi Sosial.
Konstruksi sosial bertujuan untuk menjelaskan bagaimana fenomena secara
sosial dibangun. Dalam kajian psikologis konstruksi sosial berupaya memahami
secara holistik apa yang individu lakukan dan apa individu itu sendiri. Realitas dibuat
oleh manusia (dikonstruksi) melalui interaksi, biasanya berhubungan erat dengan
budaya setempat.
Terdapat 2 tokoh komstruksi sosial yaitu Thomas Luckman dan Peter Berger.
Thomas Luckman berpendapat bahwa makna dari pemahaman kita berasal dari
proses interaksi dan komunikasi dengan pihak lain.Peter Berger mengatakan bahwa
dua unsur penting konstruksi sosial yaitu ilustrasi dan label,ilustrasi menggambarkan
sederetan objek yang memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda, label berhubungan
dengan bahasa yang memberi makna pada objek.
Beberapa pemahaman yang salah mengenai positivisme diantaranya yaitu
sifat ketidakberpihakan positivistik dalam penelitian, tidak pernah ada ilmu
pengetahuan yang tidak berpihak.Penelitian empiris positivistik selalu didasari model
sebab akibat. konstruksionis beranggapan ide yang memberi akibat tidak bisa diamati
sekedar sebab yang menyebabkan akibat tetapi sebab yang melibatkan proses
sebelum menjadi akibat. Merubah hasil observasi ke dalam angka memungkinkan
mereduksi suatu hal yang multi interpretative,seperti pemahaman bahasa. Pencarian
jawaban paling benar,dalam kajian sosial hal ini sulit didapat jawabannya.
Selanjutnya terdapat beberapa asumsi yang melekat pada pendekatan
konstruksionis diantaranya yaitu Dunia tidak tampak nyata secara obyektif pada
pengamat, tetapi diketahui melalui pengalaman yang umumnya dipengaruhi oleh
bahasa.Kategori linguistik yang dipergunakan untuk memahami realitas bersifat
situasional,karena kategori itu muncul dari interaksi sosial dalam kelompok individu
pada waktu dan tempat tertentu. Bagaimana realitas dipahami pada suatu waktu yang
ditentukan oleh konvensi komunikasi yang berlaku pada waktu tersebut. Pemahaman
realitas yang terbentuk secara sosial membentuk banyak aspek kehidupan lain yang
penting, bagaimana kita berpikir dan berperilaku dalam kehidupan sehari
hari,umumnya ditentukan oleh bagaimana kita memahami realitas.
Terdapat empat karakterdasar konstruksi sosial dalam penelitian sosial yaitu,
sikap kritis terhadap pengetahua yang didapatkan dari kehidupan sehari
hari,kekhususan sejarah dan budaya,pengetahuan ditopang oleh proses sosial,
pengetahuan dan tindakan sosial berjalan bersama.
Pada pertemuan kesebelas materi yang dijelaskan adalah Psikologi Wacana
dan Kritiknya.
Psikologi wacana adalah psikologi yang memfokuskan analisisnya untuk
menjelaskan cara-cara terbentuknya dan berubahnya emosi, pikiran, dan sikap
seseorang melalui peristiwa, percakapan, ataupun interaksi agar dapat menjelaskan
proses tersebut dalam perubahan atau reproduksi sosial.
Wacana itu mencakup percakapan,penulisan,komunikasi nonverbal, gambar
ataupun perumpamaan dalam puisi dan seni. Contohnya lintah darat (perumpamaan),
suara
dan
intonasi
(komunikasi
nonverbal),
cerpen
(penulisan),
karikatur
(gambar).Analisis wacana dalam kajian psikologi menjadi penting karena selalu ada
makna dan arti di dalam tindakan seseorang. Terkait dengan tindakan, tindakan pun
selalu terkait dengan konteks dan situasi.
Terdapat tiga perbedaan positivisme dengan psikologi wacana , diantaranya
yaitu, jika dilihat dari segi variabilitas positivisme lebih mencari konsistensi
sedangkan psikologi wacana cenderung inkonsistensi. Selanjutnya dilihat dari segi
konstruksi, konstruksi positivisme culture free sedangkan konstruksi psikologi
wacana adalah culture bounded. Terakhir dilihat dari fungsi bahasa nya positivisme
mengatakan dalam hal ini manusia pasif, hanya menerima makna bahasa sedangkan
psikologi wacana interaksional,tergantung konteks antar individu.
Beberapa kritik terhadap psikologi wacana yaitu, karena wacana yang variatif
maka sulit untuk menemukan obyektivitas baik dalam filosofinya maupun
metodologinya lalu konteks bahasa yang variatif dalam wacana menyebabkan tafsir
yang berakibat fatal.
111111065
KELAS B
RESUME MATERI PSIKOLOGI SOSIAL I MINGGU KEENAM
Pada pertemuan kesepuluh pada mata kuliah psikologi sosial I dalam kelas B
diberikan materi mengenai Paradigma Konstruksi Sosial dalam Psikologi Sosial.
Konstruksi sosial bertujuan untuk menjelaskan bagaimana fenomena secara
sosial dibangun. Dalam kajian psikologis konstruksi sosial berupaya memahami
secara holistik apa yang individu lakukan dan apa individu itu sendiri. Realitas dibuat
oleh manusia (dikonstruksi) melalui interaksi, biasanya berhubungan erat dengan
budaya setempat.
Terdapat 2 tokoh komstruksi sosial yaitu Thomas Luckman dan Peter Berger.
Thomas Luckman berpendapat bahwa makna dari pemahaman kita berasal dari
proses interaksi dan komunikasi dengan pihak lain.Peter Berger mengatakan bahwa
dua unsur penting konstruksi sosial yaitu ilustrasi dan label,ilustrasi menggambarkan
sederetan objek yang memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda, label berhubungan
dengan bahasa yang memberi makna pada objek.
Beberapa pemahaman yang salah mengenai positivisme diantaranya yaitu
sifat ketidakberpihakan positivistik dalam penelitian, tidak pernah ada ilmu
pengetahuan yang tidak berpihak.Penelitian empiris positivistik selalu didasari model
sebab akibat. konstruksionis beranggapan ide yang memberi akibat tidak bisa diamati
sekedar sebab yang menyebabkan akibat tetapi sebab yang melibatkan proses
sebelum menjadi akibat. Merubah hasil observasi ke dalam angka memungkinkan
mereduksi suatu hal yang multi interpretative,seperti pemahaman bahasa. Pencarian
jawaban paling benar,dalam kajian sosial hal ini sulit didapat jawabannya.
Selanjutnya terdapat beberapa asumsi yang melekat pada pendekatan
konstruksionis diantaranya yaitu Dunia tidak tampak nyata secara obyektif pada
pengamat, tetapi diketahui melalui pengalaman yang umumnya dipengaruhi oleh
bahasa.Kategori linguistik yang dipergunakan untuk memahami realitas bersifat
situasional,karena kategori itu muncul dari interaksi sosial dalam kelompok individu
pada waktu dan tempat tertentu. Bagaimana realitas dipahami pada suatu waktu yang
ditentukan oleh konvensi komunikasi yang berlaku pada waktu tersebut. Pemahaman
realitas yang terbentuk secara sosial membentuk banyak aspek kehidupan lain yang
penting, bagaimana kita berpikir dan berperilaku dalam kehidupan sehari
hari,umumnya ditentukan oleh bagaimana kita memahami realitas.
Terdapat empat karakterdasar konstruksi sosial dalam penelitian sosial yaitu,
sikap kritis terhadap pengetahua yang didapatkan dari kehidupan sehari
hari,kekhususan sejarah dan budaya,pengetahuan ditopang oleh proses sosial,
pengetahuan dan tindakan sosial berjalan bersama.
Pada pertemuan kesebelas materi yang dijelaskan adalah Psikologi Wacana
dan Kritiknya.
Psikologi wacana adalah psikologi yang memfokuskan analisisnya untuk
menjelaskan cara-cara terbentuknya dan berubahnya emosi, pikiran, dan sikap
seseorang melalui peristiwa, percakapan, ataupun interaksi agar dapat menjelaskan
proses tersebut dalam perubahan atau reproduksi sosial.
Wacana itu mencakup percakapan,penulisan,komunikasi nonverbal, gambar
ataupun perumpamaan dalam puisi dan seni. Contohnya lintah darat (perumpamaan),
suara
dan
intonasi
(komunikasi
nonverbal),
cerpen
(penulisan),
karikatur
(gambar).Analisis wacana dalam kajian psikologi menjadi penting karena selalu ada
makna dan arti di dalam tindakan seseorang. Terkait dengan tindakan, tindakan pun
selalu terkait dengan konteks dan situasi.
Terdapat tiga perbedaan positivisme dengan psikologi wacana , diantaranya
yaitu, jika dilihat dari segi variabilitas positivisme lebih mencari konsistensi
sedangkan psikologi wacana cenderung inkonsistensi. Selanjutnya dilihat dari segi
konstruksi, konstruksi positivisme culture free sedangkan konstruksi psikologi
wacana adalah culture bounded. Terakhir dilihat dari fungsi bahasa nya positivisme
mengatakan dalam hal ini manusia pasif, hanya menerima makna bahasa sedangkan
psikologi wacana interaksional,tergantung konteks antar individu.
Beberapa kritik terhadap psikologi wacana yaitu, karena wacana yang variatif
maka sulit untuk menemukan obyektivitas baik dalam filosofinya maupun
metodologinya lalu konteks bahasa yang variatif dalam wacana menyebabkan tafsir
yang berakibat fatal.