LAPORAN OBSERVASI SDN 037 DENGAN MODEL P (1)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian Modul Pembelajaran
Modul pembelajaran merupakan satuan program belajar mengjar yang
terkecil, yang dipelajari oleh siswa sendiri secara perorangan, atau bisa juga
diartikan sebagai bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik yang
mencakup isi materi, metode, dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri
untuk mencapai kompetensi yang diharapkan( anwar, 2010 ) .
anwar ( 2010 ), menyatakan bahwa karakteristik modul pembelajaran sebagai
berikut:
1. self instructional, siswa mampu membelajarkan diri sendiri, tidak
tergatung pada pihak lain.
2. self contained , seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi
yang dipelajari terdapat didalam satu modul utuh.
3. stand alone, modul yang dikembangkan tidak tergantuk pada media lain
atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media lain.
4. adaptif, modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap
perkembangan ilmu dan teknologi.
5. user friendly, modul hendaknya juga memenuhi kaidah akrab bersahabat/
akrab dengan pemakai an nya
6. konsistensi, konsisten dalam penggunaan font ,spasi, dan tata letak.

1.2 Modul EST
Modul EST adalah sebuah buku atau panduan sebagai konsep pengajaran dan
pembelajaran sains untuk melahirkan pemikiran kewirausahaan yang mana
berdasarkan penelitian memahirkan ilmu EST atau biasa disebut PeSaK dapat
menghasilkan produk yang bermanfaat serta menjadi seorang pengusaha sukses
dalam inovasi-inovasi berdasarkan ilmu sains. Adapun langkah-langkah untuk
kemahiran proses sains ( science process skill ) antara lain:
1. Membuat pengamatan berdasarkan

masalah atau fenomena dalam

kemahiran proses sains dengan mengamati lingkungan sekitar. Disini

1

pelajar diminta untuk melakukan pengamatan dari berbagai fenomena
yang terdapat dalam lingkungan kehidupan sehari-hari yang mempunyai
kaitan dengan konsep sains yang sedang dipelajari. Pada tahap ini pelajar
mencari informasi sebanyak mungkin dari berbagai sumber seperti dari
guru, keluarga , teman atau internet. Kemudian dilanjutkan dengan

merumuskan dan menguraikan semua informasi yang telah diperoleh serta
disesuaikan dengan konsep yang sedang dipelajari.
2. Membuat ide baru dalam pemikiran kewirausahaan. Pada langkah ini
pelajar diminta untuk mencari sesuatu yang baru atau unik dari berbagai
fenomena yang diamati.
3. Inovasi Langkah ketiga ini tidak lepas dari langkah pertama dan kedua
yang mana disini kita membuat hipotesis dan merumuskan ide.pada
langkah ini pelajar diminta untuk menguraikan hal-hal apa saja yang harus
dilakukan pada langkah ide baru sebelumnya dapat diaplikasikan dan
melakukan inovasi dan produk yang dirancang nantinya dapat menjadi
lebih baik.
4. Kreasi. Disini merupakan pelaksanaan dan pandangan hasil diskusi
mengenai ide suatu produk yang ingin diaplikasikan.

Memilih satu

hipotesis dan membuat nya dalam bentuk produk untuk memilih satu
hipotyesis

kita


perlu

mmepertimbangkan

berbagai

faktor

dan

kemungkinan. Begitu juga pengusaha, juga akan melakukan hal yang
sama untuk memilih satu ide dan dibuat dalam suatu produk.
5. Melakukan experiment untuk membuktikan hipotesis tersebut.
6. Menilai hasil experiment terhadap hipotesis. Disini nilai yang dimiliki ole
hide produk yang dihasilkan tersebut bagi kehidupan sosial ( society ).
1.3 Manfaat EST
Manfaat EST adalah sebagai panduan untuk memberikan suatu alternative
pendekatan suatu model pembelajaran yang dapat diaplikasikan oleh guru dalam
proses pelaksanaan pengajaran dan pembelajaran sains yang bercirikan

perintegrasian STEM ( Science, Technology, Engineering, dan Mathematic ).

2

Selain itu juga memaparkan bentuk integrasi yang membawa perubahan
dalam setiap aspek kehidupan kita.

3

BAB II
TOPIK PEMELAJARAN
2.1 Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan
penggunaan sumber daya alam
1. Proses pembentukan tanah

Gambar 2.1 Proses Pembentukan tanah
Tanah adalah salah satu elemen yang penting bagi semua makhluk
hidup terutama yang ada di bumi ini, karena hal ini disebabkan tanah sebagai
pendukung hidupnya berbagai macam – macam tumbuhan dan mempunyai
unsur hara dan air, selain itu mampu menopang akar tumbuh tumbuhan,

strukrur tanah yang berongga juga bisa membuat tempat untuk akar
tumbuhan mudah bernafas.
Proses pembentukan tanah itu dapat di pengaruhi oleh beberapa
faktor akan tetapi yang paling umum proses pembentukan tanah itu di
pengaruhi oleh empat faktor yaitu sebagai berikut.
Pelapukan batuan adalah suatu peristiwa hancurnya massa
bebatuan baik secara fisik, biologi, maupun kimiawi. Pada proses pelapukan
batuan ini membutuhkan waktu yang cuckup lama, yang dimana setiap
proses pelapukannya ini di pengaruhi oleh iklim dan cuaca di sekitar
bebatuan tersebut hingga batu menjadi tanah berikut pelapukan batuan
tersebut. Pewlapukan ini terbagi menjadi 3 yaitu:

4

a. Pelapukan biologi
Pelapukan biologi adalah pelapukan yang terjadi karena kegiatan
makhluik hidup. Pelapukan biologi pada batuan bisa terjadi jika batuan
di tumbuhi oleh tumbuhan atau lumut. Setelah berlangsung beberapa
lama lumut tersebut hidup diatas batuan , maka akan menyebabkan
akar-akar nya mencengkram semakin kuat , sehingga mampu

memecahkan batu.

Gambar 2.2 : pelapukan biologi pada batuan
Selain itu pelapukan biologi dapat di lihat pada kayu yang
awalnya utuh, namun kayu dapat mengalami pelapukan karena di
makan oleh rayap.

Gambar 2.3 : pelapukan biologi pada kayu

5

b. Pelapukan Fisika
Pelapukan fisika adalah pelapukan yang terjadi karena fakto-faktor
alam .misalnya air, angin dan cahaya matahari. Misalnya air hujan
yang menetes pada batuan juga dapat menyebabkan pelapukan.
walaupun air tersebut tidak kelihatan deras, akan tetapi lama kelamaan
ia mampu membentuk lubang kecil . seiring berjalan nya waktu karna
slalu ditetesi air lubang itu akan membesar. Lubang pada batu tersebut
akan berisi air . pada siang hari air dan batu akan mendapat panas dari
matahari , sakibatnya, batu menjadi mengembang . namun appabila

malam hari , air dan batu berubah menjadi dingin , sehingga ukurannya
menyusut atau sedikit mengecil. Perubahan silih berganti antara
mengembangdan

menyusut

dalam

jangka

waktu

yang

lama

menyebabkan batuan menjadi lapuk .

Gambar 2.4 : batu yang terlobangi akibat tetesan air dam
jangka waktu yang lama.

c. Pelapukan Kimia
Pelapukan kimia adalah pelapukan yang terjadi ketika bendabenda bereaksi dengan zat-zat kimia. Contoh pelapukan kimia adalah
hujan asam yang mengakibatkan perubahan pada benda-benda yang di

6

terpanya.

Hujan asam terjadi karena zat-zat pencemar dari bumi

bereaksi dengan air di atmosafir, lalu turun sebagai hujan .
2. Jenis-jenis tanah

Gambar 2.5 : Jenis-Jenis Tanah
a. Tanah humus
Tanah humus adalah tanah yang terbentuk dari proses pelapukan
tumbuhan. kandungan dari unsur hara pada tanah jenis ini sangat
banyak. Tanah yang banyak terdapat di daerah hutan ini memiliki ciri
berwarna kehitaman. Warna hitam ini disebabkan karena terjadinya
proses pelapukan tumbuhan. karena kandungan unsur hara pada jenis

tanah ini tinggi, maka tanah humus sangat baik untuk medium cocok
tanam.
b. Tanah kapur
Terbentuk dari pelapukan batuan kapur, adalah asal usul mengapa jenis
tanah ini dinamakan tanah kapur. Karakteristik dari tanah ini adalah
berwarna terang seperti batuan kapur. Jenis tanah ini termasuk kedalam
golongan jenis-jenis tanah yang tidak subur dan sulit menahan air,
sehingga sulit ditanami oleh tanaman. Akan tetapi, jenis tanah yang
cenderung kering ini masih dapat ditanami pohon yang bersifat keras
dan tidak terlalu membutuhkan air seperti pohon jati.
c. Tanah liat

7

Kerajinan gerabah adalah produk yang dihasilkan dari jenis tanah yang
satu ini. Tanah liat memiliki kandungan alumunium dan silikat dengan
diameter kurang dari 4 mikrometer. Jenis tanah ini umumnya memiliki
warna kehitaman atau abu-abu gelap. Terbentuknya jenis tanah ini
adalah akibat terjadinya pelapukan batuan silika oleh asam karbonat.
Pelapukan ini juga dapat dihasilkan akibat aktivitas panas bumi.

d. Tanah pasir
Tanah pasir adalah contoh dari sekian banyak jenis-jenis tanah yang
terdapat banyak di pesisir pantai ataupun kepulauan. Jenis tanah ini
memiliki tekstur yang sangat rapuh, serta tidak mengandung mineral
dan air yang banyak.
e. Tanah aluvial
Salah satu dari banyak jenis-jenis tanah yang baik untuk pertanian
adalah tanah aluvial. Tanah ini terbentuk dari endapan lumpur yang
seringkali terbawa aliran sungai. Daerah hilir sungai adalah tempat
yang biasanya ditemukan jenis tanah ini, mengingat aliran air yang
membawa endapan lumpur adalah dari hulu ke hilir. Ciri-ciri visual
dari tanah aluvial adalah warnanya yang cenderung coklat hingga
keabu-abuan. Memiliki tekstur yang lembut dan mudah dicangkul,
membuat jenis tanah ini cocok untuk aktivitas pertanian padi ataupun
palawija. Tanah jenis ini pun dapat ditemukan di hampir semua pulaupulau besar di Indonesia terutama di sekitar hilir atau daerah yang
dilalui oleh sungai.
f. Tanah andosol
Contoh dari jenis-jenis tanah yang satu ini tidak dapat ditemukan di
sembarang tempat, melainkan hanya khusus di sekitar daerah gunung
api ataupun daerah yang terdapat gunung api purba. Hal tersebut

karena tanah andosol adalah tanah yang terbentuk dari aktivitas
vulkanik pada gunung berapi. Ciri-ciri dari tanah andosol adalah
warnanya yang coklat dan keabuan. Tanah ini memiliki kandungan air,
unsur hara, dan mineral yang baik, membuat tanah ini bersifat subur

8

dan baik untuk bercocok tanam. Karena hanya terdapat di daerah
sekitar gunung berapi, maka lokasi dimana dapat ditemukan tanah
andosol pun di sekitar ring of fire, seperti Sumatera, Jawa, Bali, dan
Nusa Tenggara.
g. Tanah laterit
Tanah laterit dapat dengan mudah ditemukan di daerah perkampungan
ataupun pedesaan. Tidak seperti tanah humus dan tanah andosol, tanah
laterit cenderung tidak subur. Hal ini karena kandungan unsur hara dan
mineral di dalam tanah sudah tidak bagus, mengingat tanah ini
tergolong kepada jenis-jenis dari tanah yang sudah tua. Akibatnya,
kandungan di dalam tanah laterit menjadi tidak bagus untuk
pertumbuhan tanaman. Warna merah bata dari tanah laterit diakibatkan
kandungan oksida besi di dalamnya.
3. struktur bumi

Gambar 2.6 Struktur Bumi
Secara struktur, Berikut adalah penjelasan mengenai struktur bumi :
a. Kerak bumi (crush)
Kerak bumi atau Crush merupakan kulit bumi bagian luar
(permukaan bumi). Tebal lapisan kerak bumi mencapai 70 km dan
merupakan lapisan batuan yang terdiri dari batu-batuan dan masam.
Lapisan menjadi tempat tinggal bagi seluruh makhluk hidup. Suhu di
bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100 derajat Celcius. Lapisan
kerak bumi dan bagian di bawahnya hingga kedalamn 100 km
dinamakan litosfer. Kerak dean mantel dibatasi oleh Mohorovivic
9

Discontinuity. Susunan kerak bumi yaitu terdiri dari feldsfar dan
mineral silikat. Lapisan bagian atas kerak bumi yang berada di daerah
daratan, biasanya dilapisi oleh tanah. Tanah, yang terdiri atas
kandingan partikel batuan yang telah ditimpa cuaca, dan juga
mengandung banyak zat organik yang berasal dari pembusukan
makhluk hidup pada zaman purba.Tanah bisa mendukung kehidupan
tanaman di bumi dan juga binatang karena makanan hewan, baik
langsung maupun tidak berasal dari tanaman.
b. Selimut atau selubung bumi (mantle)
Lapisan ini juga disebut juga astenosfer. Selimut atau selubung
merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan kerak bumi. Tebal
selimut bumi mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan padat.
Selimut bumi terdiri dari campuran berbagai bahan yang memiliki
baik cair,padat dan gas dengan suhu yang tinggi. Suhu di bagian
bawah selimut bumi mencapai 3.000 derajat celcius. Mantel atau
selimut bumi ini yang membungkus inti bumi. adapun komposisinya
kaya dengan magnesium. Mantel bumi terdiri atas dua yaitu mantel
atas yang memiliki sifat plastis hingga semiplastis dengan kedalaman
sampai 400 km sedangkan mantel bagian bawah memiliki sifat padat
dengan kedalaman hingga 2.900 km.
c. Inti bumi (core)
Inti bumi yang terdiri dari material cair, dengan penyusun utama
logam besi (90 %),nikel (8 %), dan lain-lain yang terdapat pada
kedalaman 2900-5200 km. Lapisan ini dibedakan menjadi dua yaitu
lapisan inti luar (outer core) dan lapisan inti dalam (innner core).
Lapisan inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair
yang suhunya mencapai 2.200 derajat Celcius. Adapun inti bagian
dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar
2.700 km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi yang suhunya
mencapai 4.500 derajat Celcius. Pada penelitian geofisikia,inti bumi
memiliki material dengan berat jenis yang sama dengan berat jenis

10

meteorit logam yang terdiri atas material besi dan nikel. Sehingga para
ahli percaya inti bumi tersusun dari beberapa senyawa besi dan nikel.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik
lapisan bumi paling dalam (inti) memiliki sifat pejal atau keras yang
diselubungi lapisan cair relatif kental, sedangkan pada bagian luar atau
atasnya berupa litosfer yang pejal dan keras pula.
4. perlunya penghematan air

Gambar 2.7. Penghematan Air
a. Mengurangi Siraman
Cara pertama untuk bisa melakukan penghematan air adalah
dengan mengurangi siraman pada beberapa aktivitas yang memang
menggunakan

teknik

siraman

air.

untuk

bisa

membuat

penghematan.
b. Mematikan Keran

Gambar 2.8 Matikan Keran
Salah satu hal yang seringkali membuat sumber daya air ini
banyak terbuang sia-sia adalah lupa mematikan keran air. Saat
keran air terbuka dan mengelaurkan air, maka memang akan
terjadi pemborosan air yang sia-sia. Air yang mengisi tempat
penampungan yang sudah penuh, akan membuat air bersih

11

terbuang sia-sia. Dari sini maka target penghematan air yang Anda
target pun tak terwujud dan malah membuat Anda harus terkena
tagihan perusahaan air atau listrik yang besar.
5. peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi
makhluk hidup dan lingkungan

Gambar 2.9 Pristiwa Alam di Indonesia
Banjir merupakan suatu kondisi di mana terjadi luapan air yang
berlebih yang mengakibatkan terendamnya suatu wilayah. Banjir adalah air
dalam volume besar yang menggenangi sebuah daerah, Banjir pun bisa
diartikan sebagai aliran air yang tidak dapat lagi tertampung oleh sungai,
laut, danau, dan saluran lainnya. Biasanya air banjir berasal dari sungai atau
hujan lebat yang terus menerus. Saat bencana ini terjadi, banyak orang
kehilangan harta benda mereka. Bahkan sampai menimbulkan korban jiwa.
Karena itu, kita harus tahu tentang penyebab banjir agar bisa mengambil
langkah tepat untuk mencegahnya.
a. Penebangan hutan liar yang menyebabkan hutan gundul
Kita sama-sama tahu bahwa gundulnya hutan berarti pohon
berkurang. Akar pohon yang berfungsi sebagai penyerap air juga
hilang sehingga akan lebih mudah terjadi nya banjir karena tidak
ada perlindungan pohon untuk menahan serapan air.
b. Sampah yang sembarangan dibuang di sungai membuat alirannya
mampet
Sampah yang sembarangan dibuang di sungai membuat
alirannya mampet dan akibatnya air sungai akan meluap yang
berakibat terjadinya bencana banjir yang dapat merugikan

12

masyarakat karena memberikan dampak negatif bagi kehidupan
masyarakat.
c. Pemukiman di bantaran kali
Pemukiman di bantaran sungai membuat kali rentan terjadi
pendangkalan. Pendangkalan sungai atau kali terjadi karena
kebiasaan buang sampah para warganya yang langsung ke sungai
dan keadaan tanah yang ada di kiri kanan bangunan bisa saja
ambles lalu menutup sisi-sisi sungai. Sehingga kali atau sungai jadi
sempit dan rawan bencana banjir.
d. Daerah yang datarannya rendah
Tentu

saja

wilayah

yang

datarannya

rendah

akan

mengakibatkan rawan banjir, karena luapan air akan mengalir dari
tempat yang datarannya tinggi ke tempat yang datarannya rendah
sehingga banjir sering terjadi.
e. Curah hujan yang tinggi
Suatu daerah yang curah hujannya tinggi, jika terjadi berlarutlarut atau hujan lebat dalam kurun waktu lama, sangat berpotensi
terjadi nya banjir terutama daerah yang datarannya rendah serta
memiliki curah hujan yang tinggi akan semakin lebih mudah
terjadinya banjr
f. Drainase yang diubah tanpa mengindahkan Amdal
Drainase yang diubah tanpa mengindahkan amdal yang
terutama di lingkungan perkotaan. Daerah hutan atau rawa yang
seharusnya bisa membantu mengurangi banjir, dipakai untuk
mambangun mall atau lainnya yang menyebabkan merusak lapisan
atmosfer sehingga akan mudah terjadinya banjir.
g. Bendungan yang jebol
Bendungan yang jebol merupakan penyebab yang sering
terjadi di sekitar lingkungan yang kurang terawat dan mudah
dirusak

kelestariannya,

memanfaatkan

sesuatu

tempatnya dan hasilnya akan berakibat banjir bandang.

13

tidak

pada

h. Salah sistem kelola tata ruang
Dengan melakukan kesalahan sistem kelola tata ruang yang
mengakibatkan air sulit untuk menyerap dan alirannya lambat.
Sementara air yang datang ke daerah tersebut jumlahnya lebih
banyak dari yang biasa dialirkan sehingga mudah cepat terjadinya
banjir.
i. Terjadinya tsunami
Merupakan salah satu jenis banjir air laut yang besar.
Tsunami

biasanya

terjadi

akibat

dari

pergeseran lapisan

atmosfer lempeng-lempeng bumi. Tingginya gelombang tsunami
ini

dapat

menyapu

daerah-daerah

di

sekitarnya

hingga

menimbulkan banyak korban jiwa
j. Tanah tidak mampu menyerap air
Ketidakmampuan

tanah dalam

menyerap air tersebut

dikarenakan sudah jarang ditemukan lahan hijau atau lahan kosong.
Sehingga air langsung masuk ke salurannya, sungai, danau,
selokan. Air dalam jumlah yang banyak dan deras yang tidak bisa
tertampung lagi oleh saluran-saluran tersebut pun menggenang dan
mengakibatkan banjir.
6. kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi
(pertanian, perkotaan, dsb)
Sumber daya alam dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi
kebutuhannya dengan melakukan berbagai kegiatan. Namun, sangat disayangkan,
terkadang manusia dalam mengambil sumber daya alam tidak memperhitungkan
untung ruginya. Bahkan sampai merusak alam untuk memenuhi kebutuhannya.
Perbuatan manusia inilah yang dapat mengubah permukaan bumi. Beberapa
kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi adalah sebagai berikut :
a. Pembakaran Hutan

14

Gambar 2.10. Pembakaran Hutan
Pembakaran hutan pada awalnya bertujuan untuk dijadikan lahan
pertanian, permukiman penduduk, dan untuk industri. Kawasan
hutan yang dijadikan lahan pertanian biasanya berubah menjadi
tanah tandus dan gersang. Hal ini karena setelah panen biasanya
ladang ini akan ditinggalkan. Sistem perladangan seperti ini disebut
perladangan berpindah. Akhirnya hutan yang dahulu menghijau
menjadi tanah tandus dan gersang, karena setelah panen dan sudah
tidak subur lagi biasanya ditinggalkan begitu saja. Karena tanahnya
tandus dan gersang maka struktur tanah menjadi rusak dan mudah
mengalami erosi.
b. Penebangan Hutan secara Liar

Gambar 2.11 : Penebangan hutan secara Liar
Perubahan permukaan bumi juga dapat diakibatkan adanya
penebangan hutan secara liar. Penebangan hutan secara liar
bertujuan untuk mengambil kayu sebagai bahan bangunan.
Penebangan hutan secara liar mengakibatkan terajdinya hutan
gundul yang berakibat terjadinya longsor, banjir, dan kesulitan air
bersih. Selain itu, penggundulan hutan juga berdampak pada
15

kehidupan makhluk hidup. Penggundulan hutan telah membunuh
ratusan ribu spesies tumbuhan dan hewan. Banyaknya pohon yang
ditebangi menyebabkan hewan-hewan hutan kehilangan makanan
dan tempat berlindung.
Penebangan pohon harus dilakukan secara hati-hati dan disertai
dengan usaha pelestariannya. Penebangan pohon dengan memilih
pohon yang yang sudah cukup usianya disebut tebang pilih.
Penebangan pohon yang diikuti dengn penanaman kembali benihbenih pohon yang telah ditebang yang disebut dengan istilah tebang
tanam. Benih benih ini akan tumbuh dan dapat menggantikan
pohon-pohon yang telah ditebang. Melalui cara ini kelestarian hutan
tetap terjaga.
c.

Penambangan

Gambar 2.12. Penambangan
Kegiatan penambangan juga dapat mengubah permukaan bumi.
Sebagian besar bahan tambang berada di dalam tanah. Pengambilan
bahan tambang dengan cara digali atau ditambang. Ada dua macam
jenis penambangan yaitu penambangan terbuka dan penambangan
bawah tanah. Penambangan terbuka adalah penambangan yang
dilakukan di permukaan bumi. Beberapa bahan tambang seperti
tembaga, besi, batu bara, kapur, dan aluminium sering ditemukan di
permukaan bumi. Oleh karena itu, untuk mengambilnya tidak perlu
menggali. Kegiatan ini mengubah bentuk permukaan bumi menjadi
lubang-lubang bekas penambangan.
16

Bahan tambang lainnya digali dari terowongan yang berada
ratusan meter di bawah permukaan tanah. Cara ini disebut
penambangan bawah tanah. Penambangan ini lebih sulit daripada
penambangan di permukaan. Para penambang menggali sebuah
lubang menuju ke dalam tanah dan mengambil bijih. Pengambilan
bijih ini menggunakan bor atau bahan peledak sebelum diangkut ke
permukaan. Kegiatan ini menimbulkan tanah berongga. Tanah yang
berongga menyebabkan tanah kurang kuat sehingga bisa runtuh.
Selain penambangan terbuka dan penambangan bawah tanah,
ada juga cara lainnya yaitu pengerukan. Pengerukan merupakan cara
lain yang digunakan untuk mengumpulkan logam-logam yang
terendap di dalam batuan di dasar sungai atau sumber air lainnya.
2.2 Penelitan 4 D dalam Pembelajaran
1. Pengembangan Model Pembelajaran Pendidikan Multikultural Berbasis Proyek
Di SMA oleh Lia Prastyawati, Farida Hanum
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan: Model pembelajaran pendidikan multikultural dalam penelitian ini
dikembang- kan menggunakan metode 4D Thiagarajan yang telah dimodifikasi
menjadi 3D. Tahapan penelitian pengembangan terdiri dari tahap define, design,
dan develop. Define dalam tahap ini adalah untuk mendefinisikan ke- butuhankebutuhan di dalam proses pembel- ajaran, dalam tahap ini terdapat lima langkah
yaitu, pra-penelitian, analisis siswa, analisis konsep, analisis tugas dan perumusan
pem- belajaran. Design dalam tahap ini adalah pe- milihan format dan desain awal
pembelajaran yang akan dibuat. Develop dalam tahap ini sosiologi dan teman
sejawat diberikan pada aspek

perumusan tujuan, pemilihan materi, skenario

pembelajaran, sumber/ media pem- belajaran, penilaian, aspek kelayakan isi,
kebahasaan, penyajian dan kegrafikan. Nilai yang diberikan oleh guru sosiologi dan
tema sejawat asalah “sangat baik”. Selain dari pe- nilaian ahli, produk
pengembangan model pembelajaran pendidikan multikultural ber- basis proyek
telah diuji coba pada kelompok kecil dan uji coba lapangan. Hasil uji coba
menunjukkan produk layak digunakan, di- buktikan dengan peningkatan nilai yang

17

signifikan pada kelas yang menggunakan model pembelajaran pendidikan
multikultural berbasis proyek dibandingkan dengan kelas yang menggunakan model
pembelajaran pen- didikan multikultural dengan metode ceramah dengan media
power point.

2.

Pengembangan Bahan Ajar Matematika Melalui Pendekatan Matematika
Realistik Berbasis Kurikulum 2013 Untuk Meningkatkan Kemampuan
Komunikasi Matematis Siswa Di Kelas Vii SMP Tri Jaya Medan Oleh
Ria Irawati Sibuea
Berdasarkan hasil penelitian yang

diperoleh beberapa kesimpulan

sebagai berikut:
a. Bahan ajar yang dikembangkan dengan model 4-D yang telah
dimodifikasi melalui pendekatan matematika realistik (PMR) dan
berbasis

Kurikulum

2013

efektif

terhadap

kemampuan

komunikasi matematis siswa pada uji coba kedua di SMP Tri
Jaya Medan. Kemampuan komunikasi matematis siswa antara uji
coba I dan II meningkat untuk setiap aspek dengan rata-rata total
1,85 untuk uji coba I dan 2,87 untuk uji coba II sehingga besar
persentase peningkatan rata-ratanya adalah 25,5%.
b. Respon siswa terhadap bahan ajar positif untuk hampir seluruh
aspek dengan persentase terendah pada uji coba I adalah 32%
untuk kategori tugas mandiri dan proyek yang diberikan
sedangkan persentase tertinggi adalah 88% untuk kategori
tulisan, ilustrasi, gambar, dan pemilihan warna bahan ajar.
Selanjutnya persentase terendah pada uji coba II adalah 52%
masih untuk kategori tugas mandiri dan proyek yang diberikan
serta persentase tertinggi adalah 100% masih untuk kategori
tulisan, ilustrasi, gambar, dan pemilihan warna bahan ajar.

18

3. Pengembangan Multimedia Interaktif Model 4d Pada Pembelajaran Ipa
Di SMP Negeri 3 Singaraja Oleh Dadek Arywiantari A. A. Gede Agung I
Dewa Kade Tastra
Rancang

bangun

media

pembelajaran

multimedia

interaktif

dikembangkan melalui beberapa tahap yaitu dari tahap pendefinisian,
tahap perancangan, tahap pengembangan, hingga tahap penyebaran.
Multimedia interaktif ini dirancang dengan sederhana yang bertujuan
untuk menciptakan kemudahan dalam penggunaannya. Flowchart
disusun

dengan

jelas, sederhana dan tidak menyisipkan objek atau

gambar yang tidak perlu.. Storyboard juga disusun dengan sederhana dan
jelas. Pada setiap halaman, menu-menu yang tersedia

konsisten

ditempatkan pada suatu titik dengan tujuan agar siswa tidak bingung
mencari menu yang ada. Pemilihan tema yang digunakan disesuaikan
dengan karakteristik materi pelajaran dan karakteristik pengguna/user
dalam hal ini siswa kelas VII SMP Negeri 3 Singaraja.
kualitas

pengembangan

multimedia.

Penelitian

ini

telah

menghasilkan produk pengembangan berupa multimedia interaktif pada
mata pelajaran IPA di SMP Negeri 3 Singaraja pada kelas VII yang layak
pakai, sesuai dengan kebutuhan dan mengikuti aturan yang ada serta
mampu memberikan daya tarik agar siswa mampu menyerap isi
materi pembelajaran lebih maksimal. Multimedia Interaktif yang telah
melalui tahap analisis kebutuhan, desain pembelajaran,

produksi

multimedia, validasi ahli, revisi, dan uji coba produk. Berdasarkan
validasi ahli dan uji coba produk multimedia interaktif ini berada pada
kualifikasi sangat baik dari ahli isi mata pelajaran, kualifikasi

sangat

baik dari ahli media pembelajaran, kualifikasi sangat baik dari ahli desain
pembelajaran, kualifikasi sangat baik dari uji coba perorangan,
kualifikasi sangat baik dari uji Dilihat dari konversi hasil belajar di kelas
VII E SMP Negeri 3 Singaraja, nilai rata-rata

posttest peserta didik

23,77 setara dengan nilai 79,23 (SMI = 100) berada pada kualifikasi
“Baik”, dan berada di atas nilai KKM mata pelajaran IPA sebesar 67.

19

Melihat nilai rerata atau mean posttest yang lebih besar dari nilai rerata
atau mean pretest, dapat dikatakan bahwa multimedia interaktif pada
mata pelajaran IPA secara efektif dapat meningkatkan hasil belajar
IPA.

4. Pengembangan Instructional Video Berbasis Multimedia Untuk Materi
Sistem Koordinat Oleh Pery Zakaria, Sumarno Ismail,

Irmawaty

Pebrianni I. Kiu
Berdasarkan hasil penelitian pengembangan media Instructional Video
berbasis multimedia untuk sub materi Sistem Koordinat Kartesius pada titik di
kelas VIII, maka dapat disimpulkan bahwa respon peserta didik terhadap media
dalam pembelajaran matematika adalah positif, sehingga dapat digunakan dalam
proses pembelajaran sebagai media pembelajaran yang baik dan berkualitas.
Sedangkan hasil belajar peserta didik terhadap memberikan informasi bahwa,
media memiliki peran dalam meningkatkan pemahaman peseta didik terhadap
materi.

5. Implementasi Model Four-D (4D) Untuk Pembelajaran Aplikasi
Multiplatform Penggolongan Hewan Berdasarkan Makanannya (Studi
Kasus: Smp Negeri 1 Bluto) Oleh Khairil Anam, Mochammad Choifin
Berdasarkan dari hasil evaluasi penelitian terhadap

Aplikasi

pembelajaran multiplatform yang dikembangkan, dapat disimpulkan
bahwa re- spon siswa SMP Negeri 1 Bluto sangat baik dan an- tusias
terhadap penggunaan aplikasi pembelajaran dengan nilai persentase
sebesar 93,33% dengan kriteria hasil kelayakan sistem sangat baik.
Untuk saran

pada

aplikasi

ini

disarankan

dilakukan secara rutin

dengan diberikan kesiapan guru dan digunakan sebagai bahan ajar aktif
terhadap ap- likasi pembelajaran yang disampaikan.

6. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Dengan Strategi
Ideal Problem Solving Bermuatan Pendidikan Karakter oleh Muchayat

20

Pengembangan perangkat pembelajaran dengan menggunakan model 4D yang telah dimodifikasi, dihasilkan perangkat pembelajaran dengan
strategi IDEAL Problem Solving bermuatan pendidikan karakter yang valid
dan efektif dalam pembelajaran materi turunan fungsi. Perangkat
pembelajaran yang dihasilkan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar
Kegiatan Siswa (LKS), dan Tes Kemampuan Pemecahan Masalah (TKPM).
Siswa yang mengikuti pembelajaran strategi IDEAL Problem Solving
bermuatan pendidikan karakter mencapai ketuntasan belajar. Kemampuan
pemecahan masalah siswa di kelas yang menggunakan strategi IDEAL
Problem Solving bermuatan pendidikan karakter lebih baik daripada kelas
yang menggunakan pembelajaran ekspositori dengan kelompok belajar
konvensional. Aktivitas dan motivasi belajar siswa secara bersama-sama
berpengaruh positif terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa di kelas
yang menggunakan strategi IDEAL Problem Solving bermuatan pendidikan
karakter.
7. Pembelajaran Biologi Menggunakan Metode E-Learning Berbasis
Multiple Intelligences Pada Materi Sistem Gerak Manusia Oleh Isni
Murdiyani
a. perangkat pembelajaran yang me- liputi silabus, RPP, bahan ajar dan
sistem penilaian yang didesain berbasis Multiple Intelligences telah
dikembangkan

seperti

yang

sudah

tercantum

pada

website

pembelajaran dengan alamat www.e-lear- ning.sma1ungaran.com.
b. desain pengembangan e-learning berbasis Multiple Intelligences yang
meliputi sila- bus, RPP, bahan ajar, dan media dinyatakan va- lid.
Rata-rata skor diatas empat hal ini menunjuk- kan bahwa perangkat
yang dikembangkan masuk dalam kategori baik dan bisa digunakan
dengan efektif
berbasis

dibandingkan pembelajaran e-learning yang tidak

Mutiple

Intelligences.Berdasarkan

menunjuk sedikit revisi.

21

hasil

pengamatan

c. penerapan e-learning berbasis Mul- tiple Intelligences

dapat

meningkatkan efektivitas hasil belajar biologi. Hal ini dapat dilihat
dari beberapa indikator meliputi ketuntasan belajar 100% memenuhi
KKM dan hasil belajar siswa menunjukkan adanya perbedaan yang
signifikan antara kelas eksperimen dan kontrol, yang berar ti bahwa
kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol.
8. Pengembangan Buku Siswa Untuk Meningkatkan Proses Dan Hasil
Belajar Kompetensi Dasar Cornflake Cookies Pada Siswa Tunagrahita
SMA-LB Negeri Gedangan, Sidoarjo Oleh Agus Dwi Kurniawan dan
uthfiyah Nurlalela.
Berdasarkan hasil dan

pembahasan tentang penelitian berjudul

“pengembangan buku siswa untuk meningkatkan proses dan hasil belajar
kompetensi dasar cornflake cookies pada siswa tunagrahita SMA-LB Negeri
Gedangan, Sidoarjo” dapat disimpulkan sebagai berikut:
a.

Aktivitas siswa selama pembelajaran menggunakan buku siswa
materi cornflake cookies mendapatkan nilai sangat baik yaitu
dengan skor keterlaksanaan yaitu 85 %.

b. Hasil belajar siswa setelah menggunakan buku siswa materi
cornflake cookies dapat dikatakan melampaui batas KKM yang
telah ditentukan oleh pihak sekolah yaitu dengan nilai rata- rata
kelas yaitu 72.
c.

Respon

siswa

terhadap

buku

siswa

yang dikembangkan

mencapai kriteria sangat baik yaitu dengan persentase 91,6%.
9. Pengembangan

Perangkat

Pembelajaran

Matematia

yang

Berorientasi pada Model Problem Based Learning Oleh Rahmi
Ramadhan
Simpulan dalam penelitian ini adalah: (1) Ke- mampuan guru
mengelola pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelaja- ran
berorientasi pada problem based learning sudah efektif dan mencapai
katagori baik; (2) Aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan

22

menggunakan perangkat pembelajan ran berorientasi pada problem based
learning sudah berada pada kriteria batasan keefek- tifan pembelajaran;
dan

(3) Respon siswa terhadap komponen perangkat pembelaja ran

berorientasi pada problem based learning serta proses pembelajaran sudah
menunjukkan respon yang positif, terlihat dari respon siswa mencapai
81,78%; serta (4) Perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan dan
dinyatakan

telah

kemampuan

efektif,

maka

pemecahan

dianalisislah bagaimana peningkatan

masalah

matematika

siswa

yang

telah

dilaksanakan pada uji coba lapangan pertama dan kedua. secara klasikal
sebesar 86,84%.
Sedangkan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa pada uji coba lapangan pertama yaitu 2,67 meningkat menjadi 2,94
pada

uji

coba

lapangan

kedua. Kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa mengalami peningkatan yang signifikan yakni sebesar
0,27 (6,75%).

10.

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Biologi Umum Bermuatan

Karakter Dengan Model Pbm Berbantuan Asesmen Autentik Oleh Vica
Dian Aprelia Resti dan Mudmainah Vitasari
Mahasiswa memiliki beberapa potensi dalam ranah kognitif, afektif,
maupun psikomotor yang perlu dikembangkan dalam serangkaian proses
pembelajaran. Pengembangan potensi tersebut dapat dilakukan dengan
melakukan serangkaian pengembangan kurikulum, yang salah satunya
melibatkan penerapan model PBM dalam perangkat pembelajaran IPA.
Perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, rencana pembelajaran,
panduan

praktikum,

dan

alat penilaian dikembangkan sesuai dengan

karakteristik maupun tahapan model PBM dengan bantuan asesmen autentik
dalam mengembangkan karakter maupun
Kemampuan mahasiswa

dalam

kemampuan berpikir kritis.

memformulasikan pertanyaan tentang

pengalaman maupun permasalahan dalam dirinya serta

23

lingkungan,

merupakan

salah satu

peran

autentik. Ruang lingkup

dari

adanya

penyajian permasalahan

pembelajaran IPA yang menggunakan metode

berpikir ilmiah menunjukkan

adanya nilai-nilai karakter

yang

dapat

dikembangkan, meliputi disiplin, kerja keras, kerjasama,

dan

Kegiatan penyebarluasan perangkat pembelajaran

pengembangan

hasil

lain-lain.

dimanfaatkan untuk mengetahui kedudukannya dalam proses pembelajaran
secara menyeluruh.
11.

Pengembangan

Perangkat

Pembelajaran

Bernuansa PBI (Problem Based Instruction)

Matematika

Pada Pokok Bahasan

Teorema Pythagoras Untuk Siswa Kelas VIII SMP Oleh Maharani
Gita K., Dinawati Trapsilasiwi, Arika Indah K.
Berdasarkan

hasil

dan

pembahasan

mengenai

tahap-tahap

pengembangan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapahal yaitu
proses pengembangan
Problem

perangkat pembelajaran bernuansa matematika

Based Instruction (PBI) beracuan pada model Thiagarajan

Sammel and Sammel yang dimodifikasi
pendefinisian,

tahap

perancangan,

pengmbangan, penelitian
produk

perangkat

dan

diawali dengan
diakhiri

tahap

dngan

tahap

pengembangan yang dilakukan menghasilkan

pembelajaran

matematika

bernuansa

Problem

BasedInstruction (PBI) untuk pokok bahasan teoremapythagoras yang
terdiri atas RPPI dan RPPII, KSI dan LKSII, buku

siswa

dan

alat

evaluasi berupates hasil belajar dengan kriteria validitas sangat tinggi,
praktis, dan efektifitas yang baik.

12.

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kooperatif Tipe Nht

Dengan Strategi Pakem Materi Fungsi Kelas VIII SMP/MTS Nganjuk
Oleh Siti Mar Atus Sholikhah.
Berdasarkan penilaian validasi ahli,
memiliki

presentasi

total

skor

hasil

pengembangan

RPP

87,7% dengan kriteria sangat baik.

Sedangkan hasil pengembangan LKS memiliki total skor 88,9% dengan

24

kriteria sangat baik. Sehingga RPP dan LKS dinyatakan valid oleh ahli dan
dapat digunakan dalam tahap uji coba Setelah melakukan tahap uji coba
terbatas dan uji coba sesungguhnya diketahui

respon

guru

kelas

VIII

setelah menggunakan perangkat pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan
strategi PAKEM pada materi fungsi memberikan skor 85% bahwa RPP dan
LKS memiliki kriteria sangat baik untuk digunakan dalam pembelajaran.
Karena saat menerapkan perangkat yang dikembangkan guru menjadi aktif
dalam

membimbing siswa, dan kreatif dalam mengembangkan

contoh

permasalahan
materi serta efektif dalam melakukan pembelajaran. Sedangkan, untuk
respon siswa setelah mengikuti pembelajaran dan menggunakan LKS yang
didesain dengan pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan strategi PAKEM
sebesar 79,7% memiliki respon sangat baik.
Sehingga perangkat pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan strategi
PAKEM dimyatakan memiliki kategori prototipe baik digunakan dalam
pembelajaran materi fungsi. Hal ini ditunjukkan dengan hasil ketuntasan
belajar sebanyak 97,47 % siswa mendapatkan nilai di atas KKM.
13. Pembelajaran Integratif Dalam Matakuliah Materi Dan Pembelajaran IPA
SD Dengan Konsep Dasar IPA Pada Mahasiswa S1 PGSD UT Surabaya
Oleh Supardiyono
a. Implementasi

pembelajaran

integratif

dalam

kegiatan

tutorial

matakuliah Materi dan Pembelajaran IPA SD dengan Konsep Dasar
IPA terdapat pada lembar kerja mahasiswa (LKM) dan telah
dihasilkan draf panduan pembelajaran integratif yang cukup layak
digunakan.
b. Implementasi

pembelajaran integratif dalam kegiatan tutorial

matakuliah Materi dan Pembelajaran IPA SD dengan Konsep Dasar
IPA dapat meningkatkan penguasaan konsep dasar IPA dan
kemampuan membuat perencanaan pembelajaran pada mahasiswa S-1
PGSD pokjar Kabupaten Tuban.
25

c. Implementasi

pembelajaran

integratif

dalam

kegiatan

tutorial

matakuliah Materi dan Pembelajaran IPA SD dengan Konsep Dasar
IPA cukup memberikan dapak positif terhadap prestasi belajar
matakuliah Materi dan Pembelajaran IPA SD pada mahasiswa S-1
PGSD Pokjar Kabupaten Tuban.
14.

Pengembangan

Perangkat

Pembelajaran

mengacu

Model

Creative Problem Solving berbasis Somatic, Auditory, Visualization,
Intellectually Oleh Septiana Wijayanti, Joko Sungkono
Berdasarkan analisis data
memperoleh kesimpulan bahwa

dari

penelitian yang

dilaksanakan,

pengembangan perangkat pembelajaran

yang mengacu pada model CPS berbasis SAVI adalah valid, praktis, dan
efektif. Perangkat pembelajaran dikatakan valid karena tingkat kevalidan
perangkat pembelajaran menunjukkan rerata 3,8. Perangkat pembelajaran
dikatakan praktis karena respon guru dan respon siswa menunjukkan
respon positif. Perangkat pembelajaran dikatakan efektif, karena model
pembelajaran CPS berbasis SAVI memberikan pengaruh yang lebih baik
dibandingkan model konvensional.
15.

Pengembangan Model Pembelajaran Pendidikan Multikultural

Berbasis Proyek DI SMA Oleh Lia Prastyawati, Farida Hanum
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan
dapat di- simpulkan: Model pembelajaran pendidikan multikultural dalam
penelitian ini dikembang- kan menggunakan metode 4D Thiagarajan yang
telah dimodifikasi menjadi 3D. Tahapan penelitian pengembangan terdiri
dari tahap define, design, dan develop. Define dalam tahap ini adalah
untuk mendefinisikan ke- butuhan-kebutuhan di dalam proses pembelajaran, dalam tahap ini terdapat lima langkah yaitu, pra-penelitian, analisis
siswa, analisis konsep, analisis tugas dan perumusan pem- belajaran. Design
dalam tahap ini adalah pe- milihan format dan desain awal pembelajaran
yang akan dibuat. Develop dalam tahap ini aspek

26

perumusan tujuan,

pemilihan materi, skenario pembelajaran, sumber/ media pem- belajaran,
penilaian, aspek kelayakan isi, kebahasaan, penyajian dan kegrafikan. Nilai
yang diberikan oleh guru sosiologi dan tema sejawat asalah “sangat baik”.
Selain dari pe- nilaian ahli, produk pengembangan model pembelajaran
pendidikan multikultural ber- basis proyek telah diuji coba pada kelompok
kecil dan uji coba lapangan. Hasil uji coba menunjukkan produk layak
digunakan, di- buktikan dengan peningkatan nilai yang signifikan pada kelas
yang menggunakan model pembelajaran pendidikan multikultural berbasis
proyek dibandingkan dengan kelas yang menggunakan model pembelajaran
pen- didikan multikultural dengan metode ceramah dengan media power
point.

27

BAB III
HASIL MEDIA PEMBELAJARAN DALAM
PROSES BELAJAR MENGAJAR
3.1. RencanaPelaksanaanPembelajaran (RPP )
SK : Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan
penggunaan sumber daya alam
KD:
7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan
7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah
7.3 Mendeskripsikan struktur bumi
7.4 Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang
dapat mempengaruhinya
7.5 Mendeskripsikan perlunya penghematan air
7.6 Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan
dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan
7.7 Mengidentifikasi beberapa kegiatan manusia yang dapat
mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dsb)
Sekolah

: SD Negeri 037 PEKANBARU

Kelas

:V

Mata Pelajaran

: Ilmu Pengetahuan Alam

Semester

: I (satu)

Alokasi Waktu

: 4 jam pelajaran

A. Standar kompetensi
7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya
dengan penggunaan sumber daya alam

28

B. kompetensi dasar
7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan
7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah
7.3 Mendeskripsikan struktur bumi
7.4 Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat
mempengaruhinya
7.5 Mendeskripsikan perlunya penghematan air
7.6 Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan
dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan
7.7 Mengidentifikasi

beberapa

kegiatan

manusia

yang

dapat

mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dsb)
C. Indikator
7.1.1

Menjelaskan proses pembentukan tanah karena pelapukan

7.1.2

Mengidentifikasi komposisi dan jenis-jenis tanah, misalnya :
berpasir, tanah liat, humus

7.1.3

Menggambarkan secara sederhana lapisan-lapisan bumi
(lapisan inti, lapisan luar dan kerak).

7.1.4

Menjelaskan pentingnya air.

7.1.5

Menggambarkan proses daur air dengan menggunakan
diagram atau gambar.

7.1.6

Melakukan pembiasaan cara menghemat air.

7.1.7

Menjelaskan dampak dari peristiwa alam terhadap kehidupan
manusia, hewan dan lingkungan.

D. Tujuan pembelajaran
peserta didik mampu :
1. supaya peserta didik tentang sumber daya alam dan perubahan
alam
2. membuat peserta didik lebih disiplin dalam lingkungan
3. peserta didik paham tentang pelapukan tanah
4. mempelajari mendaur ulang sampah
5. membedakan mana yang baik untuk lingkungan dan yang tidak

29

6. supaya peserta didik bisa menghemat air
7. membuat peserta didik mengerti dengan bahaya dampak pristiwa
alam
E. Materi Pembelajaran
tentang perubahan alam dan hubungan dengan sumber daya alam
F. Metode Pembelajaran
d. Model
a. Direct Instruction (DI)
b. Cooperative Learning (CL)
e. Metode
a. Analisis
b. Eksperimen
c. Diskusi Tanya jawab
G. Langkah-LangkahKegiatan
1. Pertemuan Pertama
a. Kegiatan Pendahuluan
1) pendekatan
tanyakan kepada peserta didik tentang perubahan alam
dan sumber daya alam
2) motivasi
suruh peserta didik menyebutkan apa yang dia ketahui
tentang daur ulang
3) pengetahuan prasyarat
berikan pertanyaan kenapa perlunya penghijauan
b. Kegiatan Inti
1) guru membagi peserta didik perkelompok
2) guru menjelaskan tentang materi dan mengajukan
pertanyaan, setelah itu menyuruh peserta didik membaca
buku panduan

30

3) guru mendeskripsikan tentang sumber daya alam kepada
peserta didik
4) guru meminta peserta didik untuk mengamati lingkungan
yang bersih dan kotor dan menyuruh peserta didik
membedakannya
5) guru bertanya kepada peserta didik apa saja yang dapat di
daur ulang
6) guru memberi kegiatan peserta didik,dan memeriksa
kegiatan peserta didik sudah sesuai yang diajarkan apa
belum, apakah peserta didik mengerti atau belum,jika
belum,guru bisa menjadi penyokong untuk peserta didik.
c. KegiatanPenutup
1) memberi hadiah bagi peserta didik yang baik dalam
kegiatannya
2) mengajak peserta didik untuk membuat resume pelajaran
3) Uji kompetensi tertulis.
4) uji kompetensi wawancara
membuat daur ulang sampah dan cara menjaga lingkungan
bersih,dan cara menghemat air
H. SumberBelajar
1. Buku IPA SalingtemasKelas V SD dan MI,
WigatiHadiOmegawatidkk.
2. Gambar-gambar tumbuhan
3. Anekatumbuhan dan buah-buahandisekitarsiswa
F. Penilaian Hasil Belajar
1. Tehnik Penilaian dan Bentuk Instrumen
a. Tehnik Bentuk instrumen
b. Tes unjuk kerja Tes identifikasi dan uji cara prosedur kerja
c. Testertulis PG
d. Essay
2. ContohInstrumen

31

a. Soal TesI dentifikasi danUji cara prosedur kerja
Lakukan pengujian untuk mengetahui bagaimana mendaur
ulang sumber daya alam

Contoh Tes PG dan Essay
1) bagaiamana cara melestarikan sumber daya alam
a) melakukan pengawetan
b) pengolahan air limbah dan penertiban pembuangan
sampah
c) pengelolaan daerah aliran sungai
d) melakukan penghijauan
e) mengembangkan teknologi yang memberi perhatiann
penuh pada kelestarian lingkungan
2) sebutkan contoh perubahan alam
a. faktor alam
1. gunung meletus
2. gempa bumi
3. tsunami
4. badai
5. tanah longsor
b. faktor manusia
1. banjir
2. penebangan hutan
3. pemborosan air
3 . apa saja dampak dari perubahan alam
a. perubahan bentuk geografis alam
b. masyrakat yang terkena dampak tersebut
kehilangan harta bendanya
c. cuaca panas karna penebangan hutan
d. merusak sarana dan pencemaran lingkungan

32

Berahan Wetan,
Mengetahui,
Kepala Sekolah

2018

Guru Kelas 5

H. Hasbi Husaini, S.Pd.I.M.H
NIP. ___________
3.2 Refleksi

Supardi, S,Pd
NIP. 19661225 1991031 011

Setelah kami melakukan community service kami bisa mengetahui
bagaimana cara mengajarkan kepada peserta didik tentang bagaimana sumber
daya alam dan perubahannya, peserta didik sangat mneikmati pelajaran ketika
kami menjelaskan tentang modul kami, ada anak yang aktif,dan ada anak
pendiam kami menggunakan strategi yang berbeda-beda melihat bagaimana
situasi dan kondisi anak tersebut.
Kami tidak memaksakan anak tersebut untuk tau semua jawaban, tetapi kami
arahkan supaya anak tersebut mengerti dengan modul pembelajaran yang telah
kami siapkan, ternyata mengajar itu tidak sesulit kami bayangkan, walaupun agak
terasa lelah,akan tetapi ketika melihat anak itu tersenyum dan mengerti apa yang
kami jelaskan , rasanya itu sudah menghilangkan rasa lelah yang ada.
Kami menunjukkan gambar-gambar tentang contoh perusakan lingkungan,
dan expresi mereka sangat anstusias ketika kami memulai menunjukkan
gambarnya, disitu bisa kita ketahui bahwa anak-anak itu tidak suka hanya metode
ceramah atau penjelasan yang kita beri ,melainkan ia butuh media yang bisa
membuat ia lebih paham tentang modul.
Setelah kami penjelasan panjang lebar tentang modul kami mulai melakukan
yaitu seperti games,games itu dari produk akhir yang kami buat, dan kami ajarkan
kepada peserta didik, yaitu membuat bunga dari aqua bekas, dari tisu , dan yang
lainnya. Mereka sangat antusias membuat nya dan anak yang kretaif yang bisa
membuat gambaran atau mediadari buku bekas.
Melalui community service ini anak bisa diarahkan karna disini ia bisa
mengungkapkan ide tentang apa-apa saja yang dapat digunakan serta
dimanfaatkan untuk didau ulang. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir sampah
dan menjadikannya lebih bermanfaat.

33

BAB IV
PENUTUP
4.1 Hasil Angket
Tabel 4.1 Angket 1
CIRI PENILAIAN

Sangat setuju

setuju

Tidak setuju

1. Bahan mudah dicari
2. Harga murah
3. Warna menarik
4. Sering digunakan
5. Sangat bermanfaat
6. Bentuk menarik

13
14
13
14
15
15

2
1
2
1
0
0

0
0
0
0
0
0

Keterangan :
Dari hasil penilitian yang dilakukan melalui angket tersebut , hampir
sebagian besar siswa yang sangat setuju bahwa daur ulang sampah tersebut
sebenarnya sangat mudah di lakukan , bahannya mudah di cari, bentuknya
menarik, harga barang yang dapat mendukung pembuatannya juga murah,
biasa di gunakan , serta bermamfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Tabel 4.2 Angket ke 2
No
1`
2
3
4
5

Keterangan angket
Apakah media ini membosankan
Apakah produk ini terlihat menarik
Apakah pembuatan nya mudah dipahami
Apakah mendaur ulang sampah membantu

Yes
0
15
15
15

No
15
0
0
0

pelestarian lingkungan
Apakah cara penyampaiannya mudah

15

0

dipahami

34

Keterangan :
Dari hasil angket di atas membuktikan bahwa dalam pembuatan produk dan
daur ulangsampah itu adalah hal yang menyenangkan , dan bukan hal yang
membosankan , namun bisa membantu pelestarian alam.
4.2 Kesimpulan
Modul EST merupakan mol yang dapat di jadikan panduan untuk pengajaran
dan pembelajaran sains untuk melahirkan pemikiran kewirausahaan yang mana
berdasarkan penelitian memahirkan ilmu EST atau biasa disebut PeSaK dapat
menghasilkan produk yang bermanfaat serta menjadi seorang pengusaha sukses
dalam inovasi-inovasi berdasarkan ilmu sains. Melalui pembelajaran ini proses
belajar bisa berjalan secara menyenangkan, karna di sini siswa di ajak untuk
belajar sambil bermain. Sehingga proses belajar tidak membosakan bagi anak.
Selain itu melalui pembelajaran seperti ini dapat seolah-olah bisa mejadi
wadah untuk anak untuk mengungkap kan ide-idenya , serta bisa member nya
kesempatan untuk mengembangkan kreativitasnya, karna pada dasarnya anak
mempunyai kreativitas dan potensi masing-masing yang bisa ia kembangkan.
4.3 Saran
Dari keterangan diatas , maka hendaknya kita membuat pembelajaran yang
menyenangkan dan tidak membosankan agar mudah dan senang di ikuti siswa.
Dan kita tidak boleh terlalu meremehkan siswa yang lemah di bidang kognitif,
karna belum tentu siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi belum
tentu mempunyai kreativitas yang tinggi . setiap manusia mempunyai kelebihan
di bidang nya masing-masing dan kelebihan masing-masing, hal ini sesuai dengan
teori multiple intelegensi, bahawa manusia mempunyai kecerdasan ganda.

35