BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Sekolah Dasar Negeri 2 Selo Kecamatan Selo - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperative Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Prestasi Belajar I

19

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1

Gambaran Umum Sekolah Dasar Negeri 2 Selo Kecamatan Selo
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 2

Selo yang beralamatkan di Dukuh Temusari, Desa Lencoh Kecamatan Selo ,
Kabupaten Boyolali. Kondisi Fisik dari SD Negeri 2 Selo tergolong baik. SD
Negeri 2 Selo mempunyai letak yang sangat strategis maka ada pula para peserta
didik yang berasal dari Dukuh Blumbangsari, Desa Samiran, Kecamatan Selo.
SD Negeri 2 Selo sangat mudah dijangkau dengan menggunakan sarana
transportasi umum.
Sekolah Dasar Negeri 2 Selo juga didukung oleh para pendidik dengan
kualifikasi pendidikan S-1 dan berlatar belakang pendidikan yang sesuai dengan
Mata Pelajaran Sekolah Dasar yaitu Pendidikan Guru Sekolah Dasar ( PGSD ).
Jumlah keseluruhan dari tenaga Pendidik dan tenaga Non Kependidikan adalah :
Tenaga pengajar 6 orang guru Pegawai Negeri Sipil ( PNS) 3 orang guru Non
Pegawai Negeri Sipil ( guru honorer ), dan 1 orang pegawai honorer Penjaga

sekolah.

Tabel 1
Ijazah dan status Kepegawaian Guru SD Negeri 2 Selo,Kecamatan Selo.
Status Kepegawaian
No

Ijazah
Guru PNS

1

S-2

1

2

S-1


4

4

SLTA

1

5

Jumlah

6

Guru/tenaga Honorer

3

3


Sumber : Dokumen SD Negeri 2 Selo ,tahun 2017
Selain didukung para tenaga pengajar yang berkualitas ,Sekolah Dasar
Negeri 2 Selo juga didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai seperti
dapat kita lihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2
Sarana dan Prasarana SD Negeri 2 Selo Kecamatan Selo
Kondisi

Luas
No

Sarana /Ruang

1

Ruang kelas

2

Ruang Perpustakaan


Jumlah

( 𝑚2 )

Baik

Rusak

6

294



-

1

42




-

20

3

Ruang Guru

4

Ruang Kepala Sekolah

5

Ruang UKS

6


Ruang Ibadah

7

Gudang

8

Kamar mandi/WC guru

9

Kamar Mandi /WC siswa

1

49




-

1

20



-

1

10



-

1


56



-

1

42

-

1

9



-


4

33



-



Berdasar tabel di atas dapat disimpulkan bahwa seluruh fasilitas primer
sudah ada untuk kelancaran proses pembelajaran, seperti ruang kela,ruang
perpustakaan,ruang UKS dan tempat ibadah. Keberadaan semua sarana dan
prasarana tersebut sangat berpengaruh terhadap guru dalam menjalankan tugas
utamanya yaitu mengajar dan mendidik para peserta didiknya.
4.2

Implementasi Penelitian Tindakan Kelas ( Kolaboratif-Bergantian )
a. Siklus I

1) Perencanaan
Pada tahap ini guru selaku peneliti telah merencanakan dan mempersiapkan

segala hal yang berkaitan dengan pembelajaran. Pertama hal yang harus dilakukan
oleh peneliti adalah mengamati proses pembelajaran di kelas untuk mengetahui
semua permasalahan yang terjadi perlunya perbaikan melalui Penelitian Tindakan

21

Kelas. Setelah melakukan pengamatan

peneliti menetapkan permasalahan-

permasalahan yang perlu segera diperbaiki. Permasalahan itu adalah aktivitas
siswa dan hasil belajar siswa dalam interaksi belajar Ilmu Pengetahuan Alam.
Setelah guru menetapkan permasalahan yang akan diteliti , guru sebagai
peneliti menyiapkan semua peralatan, bahan, dan sarana yang diperlukan di
antaranya adalah :
a) Menetapkan materi pelajaran yang akan dipelajari.
b) Menyusun rencana pembelajaran.

c) Menyiapkan lembar kegiatan untuk para peserta didik.
d) Menyiapkan peralatan sepeti :
a) Buku paket Ilmu Pengetahuan Alam Kelas V
b) Media .
c) LCD Proyektor sebagai penayang materi pelajaran.
d) Buku Lembar Kegiatan Siswa
e) Membuat lembar pengamatan aktivitas siswa.
f) Membuat soal tes untuk ulangan siklus I
g) Menyusun langkah-langkah pembelajaran yang akan digunakan dalam
menyampaiakn materi Pelajaran IPA.
h) Menyusun jadwal kegiatan.
4.2.1

Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Jigsaw pada Mata Pelajaran IPA pada siklus I terdiri dari 2 kali pertemuan ,

22

Setiap pertemuan terdiri dari 2 X 35 menit. Pertemuan I dilaksanakan pada hari
Senin, 13 Maret 2017 pada jam pelajaran pertama yang dimulai pada pukul 07.15
sampai dengan pukul 08.25. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu , 15
Maret 2017 pada jam pelajaran keempat dan kelima pada pukul 09.15 sampai
dengan pukul 10.25 WIB . Masing-masing pertemuan terdiri dari tiga tahap yaitu
tahap pembukaan , kegiatan inti , dan penutup. Posisi tempat duduk berubah-ubah
sesuai dengan jenis kegiatan , misal pada saat penjelasan dari guru berjajar semua
kursi menghadap ke papan tulis , pada saat kerja kelompok atau berdiskusi posisi
kursi melingkar sesuai kelompok masing-masing.
a. Pertemuan I
1) Pembukaan
Guru mengajak berdoa kepada semua peserta didik. Selanjutnya guru
mengajak peserta didik untuk mengucapkan Pancasila, dan
menyanyikan lagu “ Berkibarlah Benderaku” kemudian mengisi
presensi peserta didik. Selanjutnya memberikan motivasi kepada
peserta didik mengenai pentingnya mempelajari Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam. Guru melanjutkan kegiatan awal pembelajaran
yaitu menjelaskan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta
indikator-indikator yang harus dicapai oleh semua peserta didik.
Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan pada pertemuan
tersebut. Guru memberikan beberapa pertanyaan secara lisan untuk
mengetahui pemahaman awal peserta didik terhadap materi yang
akan dipelajari.

23

2) Kegiatan Inti
Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang Gerak Benda dengan
menggunakan Model Kooperatif Learning Tipe Jigsaw dan LCD
proyektor sebagai penunjang kegiatan pembelajaran. Setiap siswa
belajar bersama sesuai dengan kelompoknya yang masing-masing
kelompok terdiri dari 6 dan 5 orang. Pada setiap kelompok
menjawab 3 pertanyaan sesuai dengan pertanyaan yang diberikan
oleh guru. Sesuai dengan sintaks Tipe Jigsaw Ketua kelompok inti
akan membagi anggotanya untuk menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru yang sering disebut “ Tim Ahli” Para Tim Ahli
akan berkumpul untuk mencari jawaban pertanyaan yang diberikan
oleh guru. Setelah selesai tim ahli mengerjakan tugasnya maka akan
kembali ke Kelompok inti untuk menjelaskan kepada temantemannya

sesuai

dengan

tugas

masing-masing

secara

bergantian.Setelah semua tim ahli menyampaikan hasil diskusinya
kepada

kelompok

maka

Secara

bergantian

kelompok

inti

membacakan hasil diskusinya ke depan kelas kelompok lain
menanggapi. kemudian guru memberikan nilai kepada hasil kerja
kelompok dilanjutkan pemajangan hasil diskusi oleh salah satu
anggota kelompok dimulai dari nilai yang tertinggi. Guru sebagai
fasilitator memberi pertanyaan kepada siswa secara acak pada setiap
kelompok atau individu.
3) Kegiatan Penutup

24

Guru mengajak para peserta didik untuk menyimpulkan materi yang
telah dipelajari. Guru juga memberikan kesempatan kepada peserta
didik bertanya terhadap materi yang belum diketahui dan belum
dipahami.
b. Pertemuan II
1) Pembukaan
Guru

memberikan motivasi kepada peserta didik mengenai

pentingnya mempelajari Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam.Guru melanjutkan kegiatan awal pembelajaran yaitu
menjelaskan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta
indikator-indikator yang harus dicapai oleh semua peserta
didik.Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan pada
pertemuan tersebut. Guru bertanya jawab tentang materi yang
telah dipelajarai pada pertemuan pertama,kemudian guru
menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan pada pertamuan
ini.
2) Kegiatan Inti
Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang Gerak Benda
dengan menggunakan Model Kooperatif Learning Tipe Jigsaw
dan LCD proyektor sebagai penunjang kegiatan pembelajaran.
Setiap siswa belajar bersama sesuai dengan kelompoknya
masing-masing setiap kelompok terdiri dari 5-6 orang. Pada
setiap kelompok menjawab 3 pertanyaan sesuai dengan

25

pertanyaan yang diberikan oleh guru. Sesuai dengan sintaks
Tipe Jigsaw Ketua kelompok inti akan membagi anggotanya
untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru yang
sering disebut “ Tim Ahli” Para Tim Ahli akan berkumpul untuk
mencari jawaban pertanyaan yang diberikan oleh guru. Setelah
selesai tim ahli mengerjakan tugasnya maka akan kembali ke
Kelompok inti untuk menjelaskan kepada teman-temannya
sesuai dengan tugas masing-masing secara bergantian. Setelah
semua tim ahli menyampaikan hasil diskusinya kepada
kelompok maka Secara bergantian kelompok inti membacakan
hasil diskusinya ke depan kelas kelompok lain menanggapi.
kemudian guru memberikan nilai kepada hasil kerja kelompok
dilanjutkan pemajangan hasil diskusi oleh salah satu anggota
kelompok dimulai dari nilai yang tertinggi. Guru sebagai
fasilitator memberi pertanyaan kepada siswa secara acak pada
setiap kelompok atau individu.
3)

Kegiatan Penutup
Guru memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompok. Guru memberikan
penghargaan kepada kelompok terbaik. Guru mengajak peserta
didik untuk menyimpulkan materi pelajaran.

26

Guru

memberikan kesempatan kepada peserta didik

bertanya terhadap materi yang belum diketahui dan belum
dipahami.Guru membagikan soal post tes tentang Gerak Benda.
4.2.2

Observasi

Peneliti

mengamati

segala

yang

terjadi

pada

pembelajaran

yang

menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe Jigsaw. Hasil
pengamatan pada siklus I adalah sebagai berikut :
a. Peserta didik sangat antusias mengikuti pelajaran dengan Model
Kooperatif Learning Tipe Jigsaw.
b. Sebagian peserta didik sudah mencatat penjelasan guru yang
disampaikan dengan Model Kooperatif Learning Tipe Jigsaw.
c. Terdapat beberapa peserta didik ( 5- 8 orang ) yang masih sering
mengganggu temannya di kelompok yang lain.
d. Pada saat bekerja kelompok masih gaduh,ada yang berbicara keras ada
yang masih mengganggu temannya.
e. Masih ada beberapa siswa yang belum memahami langkah-langkah
yang harus dilakukan dalam kegiatan kelompok.
f. Hasil post test hasil belajar ( 18 siswa memperoleh nilai di atas 80
sekitar 67 % ) peserta didik sudah menunjukkan peningkatan bila
dibanding pre test ( 15 siswa yang mendapat nilai 80 sekitar 56 %)
sehingga meningkat dari 15 siswa menjadi 18 siswa atau dari 56 %
siswa yang tuntas menjadi 67 %.

27

g. Hasil ulangan harian pada akhir siklus I masih terdapat 9 siswa yang
mendapatkan nilai dibawah standar ketuntasan belajar minimal atau
Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) yaitu 80.
4.2.3 Analisis dan Refleksi
Hasil pengamatan selama proses pembelajaran kemudian dianalisis dan
dilakukan refleksi.Hasil analisis dan refleksi sebagai berikut :
a. Untuk mengatasi peserta didik yang sering mengganggu temannya
guru perlu memberikan motivasi dan tindakan tertentu agar semua
peserta didik bisa menjalankan semua kewajibannya.
b. Untuk mengatasi siswa yang nilainya di bawah Kriteria Ketuntasan
Minimal ( KKM ) guru perlu memberi penjelasan dalam memahami
langkah-langkah diskusi.
c. Guru perlu mengulang penjelasan beberapa materi sebagai penekanan
kepada peserta didik agar hasil yang dicapai secara klasikal dan
individu meningkat.
2. Siklus II
a.

Perencanaan
Pada siklus II guru juga melakukan perencanaan pembelajaran

seperti pada siklus I yaitu merencanakan pembelajaran dengan
menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw yang
berorentasi pada hasil analisis dan refleksi pelaksanaan pembelajaran
pada siklus I. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir dan untuk
memeperbaiki kesalahan yang terjadi pada siklus I. Pelaksanaan

28

pembelajaran siklus II merupakan penyempurnaan pembelajarn Siklus
I. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada pembelajaran siklus II
sebagai perbaikan siklus I adalah :
1) Memberikan motivasi untuk meningkatkan kesadaran terhadap
peserta didik yang sering mengganggu temannya agar tercapai
tingkat kebisingan nol.
2) Memberikan motivasi kepada peserta didik agar mudah memahami
materi sehingga hasil belajar akan baik.
3) Mengulang penjelasan materi pelajaran agar peserta didik untuk
meningkatkan hasil belajarnya .
4)

Melakukan persiapan untuk kegiatan pembelajaran pada siklus II,
beberapa persiapan itu adalah :
1) Menyiapkan materi yang akan dipelajari.
2) Menyiapkan

peralatan

yang

dibutuhkan

seperti

LCD

Proyektor.
3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )
4) Menyiapkan Lembar Kegiatan Siswa ( LKS )
5) Menyiapkan soal ulangan untuk kegiatan ulangan harian pada
siklus II.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada siklus II kegiatan pembelajaran hanya dilaksanakan satu
kali pertemuan sebanyak 3 x 35 menit ( 3 jam pelajaran ) yaitu

29

pada hari Senin , 27 Maret 2017 dimulai pukul 07.15 sampai
dengan 09.00 WIB.
1. Pelaksanaan Siklus II
a. Pembukaan
Guru

mengajak

berdoa

kepada

semua

peserta

didik.Selanjutnya mengajak peserta didik untuk mengucapakan
Pancasila, dan menyanyikan lagu “ Syukur ” kemudian
mengisi presensi peserta didik. Selanjutnya memberikan
motivasi

kepada

peserta

didik

mengenai

pentingnya

mempelajari Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Guru
melanjutkan kegiatan awal pembelajaran yaitu menjelaskan
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta indikatorindikator yang harus dicapai oleh semua peserta didik. Guru
menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan pada pertemuan
tersebut. Guru memberikan beberapa pertanyaan secara lisan
tentang gerak benda untuk mengetahui pemahaman terhadap
materi yang telah dipelajari pada siklus I.

b. Kegiatan Inti
Guru

menjelaskan

materi

pembelajaran

tentang

“Energi” dengan menggunakan Model Kooperatif Learning
Tipe Jigsaw dan LCD proyektor sebagai penunjang kegiatan
pembelajaran.

30

Setiap

siswa

belajar

bersama

sesuai

dengan

kelompoknya masing-masing, setiap kelompok terdiri dari 5-6
orang.Pada setiap kelompok menjawab 5 pertanyaan sesuai
dengan pertanyaan yang diberikan oleh guru. Sesuai dengan
sintaks Tipe Jigsaw Ketua kelompok inti akan membagi
anggotanya untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
guru yang kemudian disebut “ Tim Ahli” Para Tim Ahli akan
berkumpul untuk mencari jawaban pertanyaan yang diberikan
oleh guru. Setelah selesai tim ahli mengerjakan tugasnya maka
akan kembali ke Kelompok inti untuk menjelaskan kepada
teman-temannya sesuai dengan tugas masing-masing secara
bergantian.Setelah semua tim ahli menyampaikan hasil
diskusinya

kepada

kelompok

maka

Secara

bergantian

kelompok inti membacakan hasil diskusinya ke depan kelas
kelompok lain menanggapi. Guru memberikan nilai kepada
hasil kerja kelompok dilanjutkan pemajangan hasil diskusi
oleh salah satu anggota kelompok dimulai dari nilai yang
tertinggi. Guru sebagai fasilitator memberi pertanyaan tentang
energi kepada siswa secara acak pada setiap kelompok atau
individu.
c. Kegiatan Penutup
Guru memberikan hadiah atau penghargaan kepada
kelompok yang nilai kerja kelompoknya tertinggi. Guru

31

mengajak para peserta didik untuk menyimpulkan materi yang
telah dipelajari , kemudian memberikan kesempatan kepada
peserta didik bertanya terhadap materi yang belum diketahui
dan belum dipahami.Guru memberikan tugas untuk dikerjakan
( pelaksanaan post tes )
d. Observasi
Peneliti bersama guru kolaboran

mengamati

jalannya kegiatan pembelajaran pada siklus II kemudian
mencatat beberapa hal yang penting kaitannya dengan
Penelitian

Tindakan

Kelas

yang

dilakukan.Hasil

pengamatan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Peserta didik yang mengganggu temannya sudah semakin
berkurang dengan demikian semakin banyak peserta didik
yang sadar akan tugas dan kewajibannya.
2) Sebagian siswa sudah mengerti akan tahapan-tahapan kerja
kelompok pada tipe Jigsaw.
3) Hasil pos tes pada siklus II sudah mengalami peningkatan
secara segnifikan bila dibanding dengan hasil pos tes pada
siklus I. Hasil Pos tes pada siklus I siswa yang memperoleh
nilai di atas KKM ada 18 siswa atau sekitar 67 % sedangkan
pada perolehan nilai Pos tes siklus II sudah ada 24 siswa
yang memperoleh nilai di atas 80 atau sekitar 89 %.

32

4) Siswa yang memperoleh nilai di bawah 80 pada siklus I
masih ada 9 siswa atau sekitar 33 % sedangkan pada siklus
II siswa yang memperoleh nilai di bawah 80 tinggal 3 siswa
atau 11 %.
5) Hasil belajar siswa dapat meningkat tajam setelah
menggunakan Model Kooperatif Tipe Jigsaw.
c. Analisis dan Refleksi
Hasil pengamatan selama proses pembelajaran pada siklus
II selanjutnya dianalisis dan dilakukan refleksi. Hasil
analisis dan refleksi tersebut adalah :
1) Pembelajaran dengan menggunakan Model Kooperatif
Tipe Jigsaw dapat meningkatkan pengetahuan tentang
tahapan Tipe Jigsaw.
2) Pembelajaran

dengan

Pembelajaran

Kooperatif

menggunakan
Tipe

Model

Jigsaw

telah

menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa.
Maka dari itu guru perlu menggunakan Model
Pembelajaran Inovatif yang lain agar hasil belajar siswa
dapat meningkat.
4.2.4

Hasil Belajar Siswa
Hasil

belajar

siswa

terbukti

meningkat

setelah

dilakukan

pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif
Learning Tipe Jigsaw. Siswa terlibat dalam, diskusi kelompok, tanya jawab

33

bersama teman menyebabkan pengetahuan yang diperoleh menjadi semakin
bermakna dan lebih tahan lama tertanam dalam pikiran para siswa, hal ini
menyebabkan pemahaman peserta didik terhadap materi semakin kuat dan
mendalam.
Peningkatan hasil belajar para siswa dapat kita lihat dari pada saat
mereka pertanyaan dan soal dari guru baik secara kelompok maupun secara
individu.Pembelajaran dengan menggunakan Model Kooperatif Tipe Jigsaw
telah berhasil dan terbukti dapat mengurangi jumlah soal dan pertanyaan
yang tidak terjawab oleh para peserta didik baik secara kelompok maupun
secara individu. Secara umum penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif
Learning Tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar para siswa walaupun
dengan kadar yang berbeda-beda.
Tabel kategori Data Hasil Belajar Siswa

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Tuntas ≥ 80 %

15 orang
( 55,56% )

18 orang
( 66,67%)

24 orang
( 88,89% )

Tidak tuntas ≥ 80 %

12 orang
( 44,4%)

9 orang
(33,3%)

3 orang
(11,1%)

Jumlah

100

100

100

Nilai

34

Nilai
No

Nama

NIS
Pretes

Siklus I

Siklus II

1

Wahyu

2544

65

85

90

2

Aris Bambang N

2553

85

80

85

3

Ahmad Farid A

2549

90

90

100

4

Muhamad Muzaqi

2562

90

100

95

5

Siti Ita Lestari

2568

70

75

70

6

Zainuri Muzaqi

2580

95

95

95

7

Adinda Pratiwi

2582

95

90

90

8

Ahmad Syaifudin

2584

65

80

85

9

Bayu Setiawan

2585

100

100

100

10

Bintang Putra A

2586

100

90

100

11

Damar Dwiyanto

2587

90

85

90

12

Desty Dwi Aryani

2588

75

70

70

13

Ehsanudin

2589

85

90

90

14

Ifan Nur Arifin

2593

80

95

100

15

Indri Hastati

2594

70

80

100

16

Lois Emanuel E.N

2597

95

90

90

17

Lovean
Ratgadhany

2598

70

75

85

18

Marchela Dwu N

2599

80

85

90

19

Parwoto

2600

85

85

100

20

Pata Dian A

2601

70

70

70

21

Pramaditya E.Sy

2602

90

100

95

22

Riva Yanti

2603

75

70

85

23

Rifka Sari

2604

90

85

90

24

Sri Miyati

2605

75

75

90

25

Taufik Imam Rifai

2607

65

75

80

26

Tri Joko Wahyu

2608

65

70

80

27

Ilham Adimas D

2646

60

70

80

35

Hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )
juga diperkuat dengan hasil tes ulangan yang dilakukan pada setiap akhir siklus.
Dua kali post tes yang dilakukan akhir siklus I dan akhir siklus II menunjukkan
terjadinya peningkatan hasil belajar peserta didik bila dibandingkan dengan
sebelum dilakukannya pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Learning Tipe Jigsaw. Berikut ini adalah data hasil belajar siswa
setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw pada siklus I dan siklus II.

Data Hasil Belajar Siswa
100%
11.1

90%
80%

33.3
44.4

70%
60%
50%
88.89

40%
30%

66.67
55.56

20%
10%
0%
Prasiklus

Siklus I
Tuntas

Siklus II
Tidak Tuntas

Keterangan :
a. Pada siklus I peserta didik yang memperoleh nilai di bawah Kriteria
Ketuntasan Minimal ( KKM ) yaitu di bawah 80 adalah 9 orang.
b. Peserta didik yang memperoleh nilai sama dengan atau lebih dari Kriteria
Ketuntasan Minimal ( KKM ) ≥ 80 adalah 18 orang.
c. Tarap serap terhadap materi pelajaran adalah 84 %

36

d. Pada siklus II peserta didik yang memperoleh nilai di bawah Kriteria
Ketuntasan Minimal ( KKM ) yaitu di bawah 80 adalah 3 orang.
e. Peserta didik yang memperoleh nilai sama dengan atau lebih dari Kriteria
Ketuntasan Minimal ( KKM ) ≥ 80 adalah 24 orang.
f. Tarap serap terhadap materi pelajaran adalah 89 %
Tabel di atas semakin memperkuat hasil pengamatan mengenai hasil belajar
para siswa dengan menggunakan Model Kooperatif Tipe Jigsaw. Hasil belajar
yang dicapai para peserta didik mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan
sebelum pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif
Learning Tipe Jigsaw.
Hasil belajar para siswa di atas dapat kita kategorikan dalam 3 kategori,
yaitu : sangat baik, cukup baik, dan kurang baik. Kategori nilai hasil belajar
peserta didik dapat kita lihat pada tabel di bawah ini :

Pra Siklus
Interval

Siklus II

Siklus I

Frek

%

Frek

%

Frek

%

91-100

10

37

10

37

17

63

80-90

5

18,6

8

29,7

7

25,9

60-79

12

44,4

9

33,3

3

11,1

Jumlah

27

100

27

100

27

100

Tabel kategori Data Hasil Belajar Siswa

37

Terdapat peningkatan hasil belajar dari siklus I sampai pada siklus II. Pada
siklus I peserta didik dengan hasil belajar sangat baik berjumlah 10 siswa atau 37
% siklus II meningkat menjadi 17 siswa atau 53 %.
Pada siklus I peserta didik dengan hasil cukup baik berjumlah 8 siswa atau
29,7 %,siklus II menjadi 7 atau 25,9 %, Walaupun pada siklus II siswa dengan
hasil belajar cukup baik menurun tetapi bukan terjadi pada siswa yang sama, pada
siklus I siswa dengan hasil belajar cukup baik banyak menjadi sangat baik.
Pada siklus I siswa dengan hasil kurang baik sebanyak 9 siswa atau 33,3
%,siklus II menurun menjadi 3 siswa atau 11,1 %. Dengan demikian secara
klasikal hasil belajar peserta didik sudah mengalami peningkatan. Secara klasikal
pada siklus I peserta didik dengan hasil belajar lebih dari atau sama dengan 80
sebanyak 18 siswa atau 67 %,siklus II siswa dengan hasil belajar lebih besar atau
sama dengan 80 sebanyak 24 siswa atau 89 %. Hanya ada 3 peserta didik yang
tidak mengalami peningkatan hasil belajar dari siklus I sampai dengan siklus II.
Walaupun demikian data pada tabel di atas sudah menunjukkan peningkatan hasil
belajar bila dibandingkan dengan sebelum pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe Jigsaw.
4.2.5

Pembahasan
Pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif

Learning Tipe Jigsaw telah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar.
Pelaksanaan Tindakan Kelas ( PTK ) telah dapat menghasilkan perubahan hasil
yang nyata. Terdapat peningkatan hasil belajar dari siklus I sampai siklus II. Pada

38

siklus I yang mencapai ketuntasan belajar sebesar 67 % (18 orang) yang belum
tuntas 33,3 % (9 orang). Pada siklus II yang mecapai ketuntasan belajar sebesar
89 % (24 orang) yang tidak tuntas 11,1 % ( 3 orang ).
Siklus I sudah mengalami peningkatan dari pretes yang hanya 15 siswa atau
55,56% sudah menjadi 18 siswa yang sudah tuntas atau mendapat nilai sama
dengan dan lebih dari 80 atau 66,67 %. Sedangkan siswa yang belum tuntas dari
12 orang sudah menurun atau berkurang menjadi 9 orang yang mendapat nilai
kurang atau dibawah KKM yaitu 33,33%.
Dengan demikian siswa yang tuntas dari 15 siswa sudah bertambah menjadi
18 siswa atau dari 55,56% menjadi 66,67 % sehingga penelitian belum mencapai
idikator keberhasilan yaitu 80% atau 22 siswa mendapat nilai 80 sehingga masih
dilanjutkan siklus II. Seperti ditunjukan pada tabel perbandingan pencapaian hasil
belajar siswa nilai pretes terhadap siklus I ( terlampir ).
Siklus II mengalami peningkatan dari siklus I yang hanya 18 siswa atau
66,67% sudah menjadi 24 siswa yang sudah tuntas atau mendapat nilai sama
dengan dan lebih dari 80 atau 88,89%. Sedangkan siswa yang belum tuntas dari 9
orang sudah menurun atau berkurang menjadi 3orang yang mendapat nilai kurang
atau dibawah KKM yaitu 11,11%.
Dengan demikian siswa yang tuntas dari 18 siswa sudah bertambah menjadi
24 siswa atau dari 66,67% menjadi 88,89% , sehingga telah mencapai idikator
keberhasilan yaitu 80% atau 22 siswa mendapatkan nilai diatas 80. Sehingga
penelitian berhenti sampai siklus II ( terlampir ).

39

Pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw

merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar yang sangat

bermanfaat bagi para peserta didik. Kecuali itu penggunaan Model Pembelajaran
Kooperatif

Tipe Jigssaw juga memberikan dampak bagi para siswa

berupa

motivasi belajar yang semakin berpengaruh terhadap perolehan hasil belajar yang
maksimal.
Pada rujukan penelitian dilaksanakan III siklus sedangkan dalam penelitian
ini hanya II siklus. Pada rujukan penelitian siklus I yang mencapai ketuntasan
20,51% sedangakan di dalam penelitian ini yang mencapai ketuntasan 66,67%.
Pada siklus II yang telah mencapai ketuntasan 58,97% sedangkan dalam
penelitian ini yang mencapai ketuntasan 88,89%.
Pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw siswa yang semula hasil belajarnya rendah berubah menjadi lebih baik ,
memiliki inisiatif untuk belajar baik secara kelompok maupun secara individu.

40