Slide metlit akuntansi yang ok

PERTEMUAN 1

RISET ILMIAH

PERTEMUAN 1

RISET ILMIAH

Riset

peng
etahu
an

1

1

1

1


1

RISET
Riset diartikan sebagai suatu pemerikasaan atau

pengujian yang teliti dan kritis dalam mencari
fakta, atau prinsip-prinsip penyelidikan yang
tekun guna memastikan suatu hal. Dari beberapa
pendapat para ahli riset dapat didefenisikan
sebagai suatu usaha untuk menemukan suatu hal
menurut metode ilmiah, sehingga riset memiliki
tiga unsur penting, yaitu sasaran, usaha untuk
mencapai sasaran dan metode ilmiah.

Pengetahuan disebut Ilmiah apabila memenuhi syarat-syarat :
1. Bersifat obyektif, yaitu sesuai dengan kenyataan
2. bersifat luas, yaitu mencakup semua
3. Bersifat dalam, yaitu mencari akar masalah dan alternative
pemecahannya.

4. bersifat relatif, yaitu bersandar pada asumsi-asumsi tertentu apabila
asumsi-asumsinya berubah, maka nilainyapun berubah.
5. Dapat diabstraksikan, yaitu tidak terpisah dengan ilmu-ilmu lainnya
namun dapat dipisahkan.
6. dapat dikongkritisasi, yaitu dapat dijawab secara kongkrit.
7. Berupa system, yaitu tidak terlepas dari ilmu lain serta memiliki input,
proses dan output.
8. Berkembang, yaitu dapat menjawab masalah yang kompleks,
9. Memiliki disiplin dan metodis instrumentalis, yaitu ilmu dapat dibuat
konsep dan modelnya.

Kriteria Riset Ilmiah
1. Dapat menyatakan tujuan dengan sejelas-jelasnya
2. Menggunakan landasan teoritis dan metode pengujian
data yang relevan
3. Mengembangkan hipotesis yang dapat diuji dari telaah
teoritis atau berdasarkan pengungkapan data, [
4. Telah mempunyai kemampuan untuk diuji ulang
5. Memilih data dengan tepat sehingga hasilnya dapat
dipercaya

6. Menarik kesimpulan secara obyektif
7. Melaporkan hasil secara parsimony
8. Hasil penelitian dapat digeneralisasi

Langkah-langkah Riset
Mendefinisikan dan merumuskan masalah
Menyusun landasan teori atau melakukan studi

kepustakaan
Memformulasikan hipotesis
Menentukan model
Mengumpulkan data
Mengolah dan menyajikan data
Menganalisis dan menginterpretasi
Membuat kesimpulan dan rekomendasi (saran)
Membuat laporan

1.Mendefinisikan dan Merumuskan
Masalah
 Hal-hal yang dapat dipermasalahkan dalam


penelitian adalah masalah atau peluang,
dimana pendefinisiannya harus jelas baik
keluasannya maupun kedalamannya.
 Masalah diartikan sebagai suatu situasi
dimana suatu fakta yang terjadi sudah
menyimpang dari batas-batas toleransi yang
diharapkan.
 Sedangkan peluang merupakan suatu kondisi
eksternal yang menguntungkan jika dapat
diraih dengan usaha-usaha tertentu, tetapi
juga dapat menjadi ancaman bila peluang itu
dapat dimanfaatkan oleh pesaing.

Contoh statement masalah

Adanya gejala penurunan kepuasan kerja

karyawan
Penjualan suatu produk tidak meningkat dan

menurun dari waktu ke waktu padahal biaya
promosi meningkat.

Contoh peluang

Adanya pasar lain yang potensial tetapi belum

dimanfaatkan
Adanya tawaran SDM yang menguasai
teknologi tertentu yang ternyata dibutuhkan
perusahaan.
Penggunaan sistem yang terkomputersasi akan
mempercepat proses transaksi

Setelah masalah diketahui, selanjutnya dibuat suatu

rumusan masalah yang tujuannya adalah agar peneliti
maupun pengguna hasil penelitian mempunyai
persepsi yang sama dengan penelitian yang
dihasilkan. Ditinjau dari pertanyaan-pertanyaan yang

berpola 5W+1H (what, why, where, who dan how)
Contoh :
Rumusan permasalahan :
 Menggunakan desain deskriptif yang sulit dihipotesiskan


Menganalisis aspek-aspek kepuasan kerja karyawan dan
karyawati bagian penjualan produk sepatu di PT. X

 Menggunakan desain kausal yang mudah dihipotesiskan


Menganalisis pengaruh biaya promosi terhadap penjualan produk
sepatu di PT. X

2. Menyusun landasan teori atau melakukan
studi kepustakaan
Untuk melakukan penelitian seperti
pembuatan suatu model atau ingin
membandingkan apa yang seharusnya terjadi

dengan kejadian sebenarnya maka
digunakanlah teori.
 Penggunaan teori dapat mengacu pada bukubuku teks ataupun penelitian orang lain. Hal
ini merupakan keharusan.


3. Memformulasikan hipotesis





Hipotesis merupakan anggapan sementara
tentang suatu fenomena tertentu yang akan
diselidiki.
Kegunaannya untuk membantu peneliti
untuk mencapai hasil penelitiannya.
Tidak semua riset menggunakan hipotesis,
khususnya riset yang menggunakan desain
deskriptif dan desain eksploratori


Contoh :
Rumusan masalah :


Menganalisis pengaruh biaya promosi terhadap
penjualan produk sepatu di PT. X

Formula Hipotesis :
 Tidak ada pengaruh antara biaya promosi terhadap
penjualan.

4. Menentukan model
Model merupakan contoh mengandung
unsur yang bersifat menyederhanakan untuk
ditiru.
 Model dipergunakan untuk membayangkan
kemungkinan-kemungkinan setelah
mengetahui data serta asumsi-asumsinya,
sehingga keadaan menjadi lebih jelas dan

kemungkinan apa yang dapat terjadi juga
dapat dibayangkan.


Pentingnya pemakaian model dalam analis

adalah untuk :
Mengetahui hubungan antara masalah yang

dipecahkan dengan unsur-unsur yang terkait
Mengetahui hubungan antar unsur-unsur tadi
Merumuskan hipotesis mengenai hakikat
hubungan antar unsur.

Contoh:
Dalam ilmu komputer, model pengujian
(testing) dapat dipakai untuk menguji beban
suatu server
Dalam ilmu ekonomi manajemen, model
matematis dapat dipakai untuk menguji

hubungan antar fenomena

5. Mengumpulkan data
Data merupakan bahan baku informasi yang
sangat penting dalam melakukan penelitian.
 Dalam melakukan pengumpulan data harus
menggunakan teknik-teknik yang tepat.
 Jika pengumpulan data dilakukan dengan
cara yang salah, maka akan mengakibatkan
informasi menjadi salah, sehingga hasil
penelitianpun tidak dapat
dipertanggungjawabkan


6. Mengolah dan menyajikan data
Setelah data dikumpulkan, selanjutnya data
diolah sehingga dapat menyajikan informasi
yang lebih mudah untuk diinterpretasikan
dan dianalisis lebih lanjut.
 Seperti dalam bentuk tabel, grafik dan nilai

statistik.
 Untuk kemudahan, dapat dipergunakan
program komputer yang mendukung.


7. Menganalisis dan menginterpretasi
Setelah data diolah, kemudian informasi
hasil olahan di analisis lebih lanjut dengan
menggunakan alat-alat analisis yang sesuai
dengan tujuan riset agar menghasilkan
kajian yang cukup tajam, mendalam dan
luas.
 Alat-alat analisis kuantitatif maupun
kualitatif dapat dipilih sesuai dengan
bidangnya, tujuannya dan desain
penelitiannya.


8. Membuat kesimpulan dan rekomendasi
(saran)
Setelah melakukan analisis dan interpretasi,
selanjutnya peneliti membuat generalisasi
(kesimpulan umum) berdasarkan batasanbatasan penelitian yang ada dan sesuai
dengan hipotesis yang diajukan.
 Selain itu juga perlu menyajikan saran,
karena penelitian biasanya memiliki
keterbatasan-keterbatasan atau asumsiasumsi.


Jika riset merupakan riset terapan, maka agar

hasil riset dapat diterapkan dengan baik maka
bisa saja ada saran-saran yang perlu
dipertimbangkan oleh pelaksana hasil riset.
Jika riset merupakan riset dasar, artinya riset
yang bertujuan untuk kepentingan teori,
dengan adanya keterbatasan penelitian
biasanya disarankan agar peneliti yang
selanjutnya untuk menindaklanjuti hasil riset
ini dengan menggunakan asumsi-asumsi yang
lain. Sehingga dapat dihasilkan suatu scientific
law yang berlaku umum.

9. Membuat laporan
Akhirnya hasil kerja dari penelitian harus
dibuat dalam bentuk suatu laporan tertulis
sesuai dengan teknik atau aturan-aturan
penulisan tertentu.
 S1 skripsi, S2 tesis, S3 disertasi.
 Selanjutnya, laporan tersebut akan dikaji
secara bersama-sama untuk diputuskan
apakah hasil kajian ini perlu diubah,
diperbaiki, dilanjutkan atau ditolak menjadi
sebuah karya yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.


Proposal Riset yang dibiayai
Suatu riset yang dibiayai oleh pihak lain

(eksternal) biasanya dilakukan untuk :
Mengembangkan ilmu pengetahuan dan

teknologi
Keperluan pengembangan dalam suatu
organisasi/perusahaan
Memecahkan suatu permasalahan tertentu
Menciptakan inovasi baru
Dan lain lain

Proposal Penelitian yang dibiayai
 Judul
 Latar belakang masalah
 Identifikasi masalah
 Batasan masalah
 Batasan penelitian
 Rumusan masalah
 Hipotesis penelitian
 Metode penelitian
 Jadwal Pelaksanaan
 Personalia Penelitian
 Perkiraan Biaya Penelitian
 Tinjauan pustaka
 Kerangka pemikiran

Contoh Susunan Proposal Penelitian yang

dibiayai di DIKTI
Pendahuluan

Rumusan masalah
Tinjauan pustaka
Tujuan Penelitian
Metode penelitian
Jadwal Pelaksanaan
Personalia Penelitian
Perkiraan Biaya Penelitian

Proposal Riset Skripsi
Skripsi : laporan pekerjaan lapangan dan

membaca buku-buku dalam rangka
membentuk konsep baru yang meliputi fakta
serta mengembangkan hipotesis antara
variabel-variabel yang dijabarkan konsep
tersebut.

Sebelum melaksanakan suatu penelitian

untuk menyusun tugas akhir (skripsi),
mahasiswa diwajibkan menyusun suatu
proposal penelitian (usulan penelitian) yang
menggambarkan secara menyeluruh rencana
karya ilmiah/penelitian yang akan
dilaksanakan.
Usulan tersebut menguraikan masalah utama
yang akan diteliti, pendekatan untuk
pemecahan masalahnya melalui kerangka
pemikiran.

Proposal Skripsi pada umumnya
Judul
Latar belakang masalah
Identifikasi masalah
Batasan masalah
Batasan penelitian
Rumusan masalah
Hipotesis penelitian
Metode penelitian
Tinjauan pustaka
Kerangka pemikiran

Menilai Proposal Riset
Proposal riset skripsi
Dinilai oleh para dosen
Proposal riset yang dibiayai
Dinilai oleh suatu tim yang ditunjuk

Tugas kelompok :
Buat kelompok (maks 5 orang per kelompok)
Cari satu topik di sekitar lingkungan anda yang
dapat dijadikan penelitian ilmiah.

PERTEMUAN 2

METODE
RISET

Metode Reset merupakan prosedur atau caracara tertentu yang digunakan untuk
memperoleh pengetahuan yang disebut
dengan ilmu/pengetahuan ilmiah
(Senn,1971:4-6).
 Jadi metode reset merupakan epistemologi
ilmu yang mengkaji sumber-sumber untuk
memperoleh kajian yang benar.

Jenis-Jenis Metode Riset
Metode
Metode
Metode
Metode
Metode

Sejarah
Deskriptif
Eksperimen
Kausal – Komparatif (Ex-Post Facto)
Partisipatoris

1.Metode Sejarah
Metode penelitian sejarah adalah metode

atau cara yang digunakan sebagai pedoman
dalam melakukan penelitian peristiwa dan
permasalahannya. Dengan kata lain, metode
penelitian sejarah adalah instrumen untuk
merekonstruksi peristiwa sejarah (history as
past actuality) menjadi sejarah sebagai kisah
(history as written).

Metode sejarah digunakan sebagai metode

penelitian, pada prinsipnya bertujuan untuk
menjawab enam pertanyaan (5 W dan 1 H)
yang merupakan elemen dasar penulisan
sejarah, yaitu what (apa), when (kapan),
where(dimana), who (siapa), why (mengapa),
dan how (bagaimana).

Secara garis besar metode penelitian sejarah

meliputi proses pencarian dan pengumpulan
sumber serta pengolahan data sehingga
diperoleh fakta. Proses ini teraplikasikan
dalam tahap-tahap, yaitu : 1.Heuristik,
2. kritik,
3. Interpretasi,
4. Historiografi atau penulisansejarah

2.Metode Deskriptif
Pengertian metode deskriptif menurut

Sugiyono (2009:21) adalah sebagai berikut:
“Metode deskriptif adalah metode yang
digunakan untuk menggambarkan atau
menganalisis suatu hasil penelitian tetapi
tidak digunakan untuk membuat kesimpulan
yang lebih luas.”

Metode Eksperimen


Sudjana, 1980 mengemukakan bahwa prinsip dasar
dalam desain ini adalah replikasi, randomisasi dan
kontrol lokal.



Konsep eksperimentasi menurut Ary (1972) dapat
disederhanakan menjadi 3:
 Variabel bebas adalah variabel yang dimanipulasi
 Semua variabel, kecuali variabel terikat adalah
konstan
 Pengaruh pemanipulasian variabel bebas atas
variabel terikat dapat diamamti atau diukur.

 

Metode Kausal-Komparative (Ex Post Facto)

 Gay,

1976 menyampaikan bahwa penelitian ini berjalan dengan
cara menentukan akibat lalu menemukan sebab.

 
 Kerlinger,

1976 berpendapat bahwa penelitian ini merupakan
pencarian empirik yang sistematik dimana peneliti tidak dapat
mengontrol variabel bebasnya karena peristiwa telah terjadi atau
karena sifatnya tidak dapat dimanipulasi.

 
Pendekatan Ex post facto “setelah kejadian” pada

awalnya mengamati akibat dan kemudian mencoba
menentukan sebab, sedangkan dalam penelitian
eksperimen pada mulanya menciptakan sebab, secara
sengaja membuat kelompok berbeda dan kemudian
mengamati akibat perbedaan itu pada variabel terikat

Metode Partisipatoris

Prinsip metode ini diantaranya: memiliki

implikasi ideologi, memberikan manfaat
langsung kepada masyarakat, melibatkan
semua partisipan yang terlibat dalam riset

PERTEMUAN 3

DESAIN
RISET

DESAIN RISET
Desin riset merupakan semua proses yang

diperlukan dalam perencanaan dan
pelaksanaan penelititan yang ciri-cirinya
adalah (umar, 2001) :

1. Desain dalam merencanakan penelitian

Pemilihan desain biasanya dimulai ketika

peneliti sudah merumuskan hipotesisnya.
Desain untuk perencanaan penelitian ini
bertujuan untuk melaksanakan penelitian
sehingga dapat diperoleh suatu logika, baik
dalam pengujian hipotesis maupun dalam
membuat kesimpulan.
 

2.Desain dalam melaksanakan penelitian
Suchman, yang dikutib Natsir (1988), desain
dalam pelaksanaan penelitian dibagi atas 4
macam yaitu:
 Desain

sampel
 Desain instrumen
 Desain analisis
 Desain administrasi

 

Jenis Desain Riset, menurut Selltiz, et al

(1964), dikutip dalam Umar (2001),
Desain Eksploratori
Desain Deskriptif
Desain Kausal

Desain penelitian mencakup 4 kegiatan :
Desain data : menentukan jenis data, termasuk

penentuan desain sampel yang representatifyang
sesuai dengan tujuan riset maupun kesimpulan
yang akan diambil.
Desain instrumen : pengumpulan data, misalnya
kuesioner, perlu dievaluasi terlebih dahulu agar
data yang nantinya terkumpul tetap sesuai
dengan apa yang dibutuhkan.
Desain analisis : langkah ini memerlukan alatalat analisis seperti metode statistika.
Desain administrasi

Penelitian kuantitatif adalah penelitian
ilmiah yang sistematis terhadap bagianbagian dan fenomena serta
hubungan-hubungannya
Tujuan penelitian kuantitatif adalah
mengembangkan dan menggunakan
model-model matematis, teori-teori dan/atau
hipotesis yang berkaitan dengan fenomena
alam.

Penelitian kuantitatif adalah definisi, pengukuran
data kuantitatif dan statistik objektif melalui
perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang
atau penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah
pertanyaan tentang survei untuk menentukan
frekuensi dan persentase tanggapan mereka.
Sebagai contoh: 240 orang, 79% dari populasi
sampel, mengatakan bahwa mereka lebih percaya
pada diri mereka pribadi masa depan mereka dari
setahun yang lalu hingga hari ini. Menurut ketentuan
ukuran sampel statistik yang berlaku, maka 79% dari
penemuan dapat diproyeksikan ke seluruh populasi
dari sampel yang telah dipilih. pengambilan data ini
adalah disebut sebagai survei kuantitatif atau
penelitian kuantitatif.

Penelitian Kualitatif
penelitian kualitatif adalahsalah satu

prosedur penelitian yng menghasilkan data
deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan
perilaku orang-orang yang diamati.
Penelitian kualitatif bertujuan untuk
mendapatkan pemahaman yang sifatnya
umum terhadap kenyataan sosial dari
perpektif partisipan.

Perbedaan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif yaitu:
1. Konsep yang berhubungan dengan
2.
3.
4.
5.
6.

pendekatan
Dasar Teori
Tujuan
Desain
Data
Sampel

7. Teknik
8. Hubungan dengan yang diteliti
9. Analisa Data

PERTEMUAN 4

Topologi

Data

Data Primier dan Sekunder

Data sekunder merupakan data yang sudah

tersedia sehingga kita tinggal mencari dan
mengumpulkan.
data primer adalah data yang hanya dapat

kita peroleh dari sumber asli atau pertama.

Prosedur pengumpulan data antara lain
adalah dengan cara :
Wawancara atau interiviu adalah sebuah dialog yang dilakukan

oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi
dari terwawancara.
Kuesioner atau angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam
arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui.
Dipandang dari cara menjawab kuesioner dapat dibedakan atas :
Observasi adalah cara pengambilan data dengan pengamatan
langsung yang dapat dilakukan dengan menggunakan seluruh
alat indera.
Kuesioner terbuka : kuesioner yang memberi kesempatan
kepada responden untuk menjawab dengan kalimat sendiri.
Kuesioner tertutup : kuesioner tertutup yang sudah disediakan
jawbannya sehingga responden tiggal memilih.

Data Internal dan Eksternal

Data internal adalah data yang diambil dari

dalam tempat di lakukannya penelitian.
Contoh : Data penjualan perusahaan sendiri
Data eksternal adalah data yang diambil dari
luar tempat di lakukannya penelitian.
Contoh : Data penjualan perusahaan lain
untuk jenis produk yang sama dengan produk

Data Time Series dan Gross Section

• Time Series (Runtun waktu) data yakni jenis

data yang dikumpulkan menurut urutan waktu
dalam suatu rentang waktu tertentu. Jika
waktu dipandang bersifat diskrit (waktu dapat
dimodelkan bersifat kontinu), frekuensi
pengumpulan selalu sama (equidistant).
Dalam kasus diskrit, frekuensi dapat berupa
misalnya detik, menit, jam, hari, minggu,
bulan atau tahun. Model yang digunakan
adalah model-model time series, yang menjadi
fokus dari perkuliahan ini.

Cross-section data, yakni jenis data yang

dikumpulkan untuk/pada sejumlah
individu/kategori untuk sejumlah variabel
pada suatu titik waktu tertentu. Model yang
digunakan untuk memodelkan data tipe ini
seperti model regresi (cross-section)

Data dengan Variable Bebas dan variable
Tidak Bebas
variabel bebas atau independent sering

disebut juga variabel predictor, stimulus,
input, antencendent atau variabel yang
mempengaruhi. Variabel bebas merupakan
variabel yang menjadi sebab timbulnya atau
berubahnya variabel dependen (terikat).
Sehingga variabel independent dapat
dikatakan sebagai variabel yang
mempengaruhi.

variabel dependen atau terikat sering juga

disebut variabel criteria, respond an output
(hasil). Variabel dependen merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel independent
(bebas)

Data Berskala
Skala merupakan suatu prosedur

pemberian angka atau symbol lain
kepada sejumlah ciri suatu obyek agar
dapat menyatakan karakteristik angka
pada ciri tersebut.

Berdasarkan skala data dapat dipisahkan

menjadi:
1. Skala
2. Skala
3. Skala
4. Skala

Nominal
Ordinal
Interval
Ratio



PERTEMUAN 5

TEKNIK

SAMPLING

Dasar Pemikiran
Dasar pemikiran digunakannya sampel di

dalam suatu penelitian adalah agar
dalam penelitian tersebut dapat diperoleh
kecermatan yang tinggi, penghematan
biaya,waktu dan tenaga.
Penelitian eksperimen menggunakan sample
yang relative kecil, maka teknik  pengambilan
sample harus dilakukan dengan baik dalam arti
tepat dan benar. Halini dimaksudkan untuk
menjamin ketepatan generalisasi hasil
eksperimen.

Teknik pengambilan sampel dibedakan

menjadi dua macam, yaitua. Teknik acak  b.
Teknik non ± acak 

UKURAN SAMPEL
• Banyak cara menentukan ukuran sampel dari suatu
populasi.
• Beberapa ahli mengemukakan berbagai cara yang
berbeda.

UKURAN SAMPEL
Ukuran sampel harus mewakili populasi.
Ukuran sampel mempengaruhi tingkat

kesalahan yang terjadi.
Semakin banyak ukuran sampel maka
semakin kecil tingkat kesalahan generalisasi
yang terjadi dan sebaliknya

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
UKURAN SAMPEL
tingkat presisi yang diinginkan (level of

precisions)
derajat keseragaman (degree of
homogenity).
Banyaknya variabel yang diteliti dan
rancangan analisis
biaya, waktu, dan tenaga yang tersedia .
(Singarimbun dan Effendy, 1989).

Penentuan ukuran sampel:








Derajat Keseragaman Populasi (degree of homogenity). Semakin
tinggi tingkat homogenitas populasi semakin kecil ukuran sampel
yang boleh diambil; semakin rendah tingkat homogenitas
populasi semakin besar ukuran sampel yang harus diambil.
Tingkat Presisi yang diinginkan (level of precisions). Semakin
tinggi tingkat pesisi yang diinginkan peneliti, semakin besar
sampel yang harus diambil.
Banyaknya variabel yang diteliti dan rancangan analisis yang
akan digunakan. Semakin banyak variabel yang akan dianalisis,
misalnya dengan menggunakan rancangan analisis tabulasi
silang atau uji
chi-square of independen (uji chi kuadrat),
mengingat
adanya
persyaratan
pengujian
hubungan
antarvariabel yang tidak membolehkan adanya nilai frekuensi
hasil penelitian < 1, maka ukuran sampelnya harus besar.
Alasan-alasan Peneliti (waktu, biaya, tenaga, dan lain-lain).

Tingkat kesalahan

HUBUNGAN ANTARA UKURAN SAMPEL DAN
TINGKAT KESALAHAN

Ukuran
Sampel

Prosedur Penentuan Sampel
Identifikasi
Identifikasi populasi
populasi target
target
Memilih
Memilih Kerangka
Kerangka sampel
sampel

Menentukan
Menentukan Metode
Metode
Pemilihan
Pemilihan Sampel
Sampel
Merencanakan
Merencanakan Prosedur
Prosedur
Pemilihan
Unit
Pemilihan Unit Sampel
Sampel
Menentukan
Menentukan ukuran
ukuran Sampel
Sampel

Menentukan
Menentukan unit
unit sampel
sampel

Pelaksanaan
Pelaksanaan Kerja
Kerja Lapangan
Lapangan

Populasi
Populasi
Mahasiswa
Mahasiswa Program
Program Studi
Studi
Manajemen
Manajemen Pendidikan
Pendidikan Unpak
Unpak

Prosedur
Prosedur
Setelah
Setelah populasi
populasi ditetapkan,
ditetapkan,
kerangka
kerangka sampling
sampling dibuat,
dibuat, teknik
teknik
sampling
simple
random
sampling simple random sampling
sampling

Kerangka
Kerangka sampel
sampel
No
Nama
No
Nama
01
Suli
01
Suli
002
Rofiq
2
Rofiq
003
Prio
….
3
Prio
….
95
Malik
95
Malik

Teknik
Teknik sampling
sampling
Probablitas:
Probablitas: Simple
Simple random
random
Sampling
Sampling

maka
maka dilakukan
dilakukan pengundian
pengundian

Menentukan
Menentukan ukuran
ukuran sampel
sampel
Misal
Misal sampel
sampel yang
yang ditetapkan
ditetapkan 20
20
orang
orang

Unit
Unit sampel
sampel
Berdasarkan
Berdasarkan undian
undian diperoleh
diperoleh
sampe:
sampe: 02,05,01,08,65,85,92,
02,05,01,08,65,85,92,
18,17,15,13,25,27,29,45,44,42,
18,17,15,13,25,27,29,45,44,42,

Hair et al (1998)
Rasio antara jumlah subjek dan jumlah
variabel independen dalam analisis
multivariat dianjurkan sekitar 15 sampai
20 subjek per variabel independen

Menentukan ukuran sampel menurut Gay
Ukuran minimum sampel yang dapat

diterima bedasarkan pada desain
penelitian yang digunakan, yaitu :

Metode deskriptif, minimal 10% populasi

untuk populasi yang relatif kecil min 20%
Metode deskriptif-korelasional, minimal 30
subyek
Metode ex post facto, minimal 15 subyek
per kelompok
Metode eksperimental, minimal 15 subyek
per kelompok

TEKNIK SAMPLING
• Proses pemilihan jenis sampel dengan

memperhitungkan besarnya sampel yang
akan dijadikan sebagai subjek/objek
penelitian.
• Pemilihan sampel harus bersifat

representatif, artinya sampel yang dipilih
mewakili populasi baik dari karakteristik
maupun jumlahnya.

Tipe-Tipe Teknik Sampling
Teknik Sampling Random (Probability
Sampling)
 Simple Random Sampling
 Stratified Sampling
 Cluster Sampling
 Systematical Sampling
 Teknik Sampling Non-Random (Non Probability
Sampling)
 Convenience Sampling
 Purposive Sampling
 Quota Sampling


PERTEMUAN 6

Metode dan

Instrumen
Pengumpulan Data
 

Metode pengumpulan data adalah teknik

atau cara-cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data.
Instrument diartikan sebagai alat Bantu dan
merupakan sarana yang dapat diwujudkan
dalam benda.agar data yang dikumplkan baik
dn benar, instrument pengumpulan datanya
pun harus baik.

Kriteria instrumen yang baik
1.
2.
3.
4.
5.

Reliabilitas
Validitas
Sensitivitas
Obyektivitas
Fisibilitas

Langkah penyusunan instrumen
Tentukan variabel yang terpakai dalam penelitian (terlihat dari

judul).
Variabel tersebut dicarikan jabarannya dalam bentuk sub variabel
yang diketahui dari teori atau penelitian terdahulu.
Sub variabel dicarikan jabarannya dalam bentuk indikator-indikator
jika ada.
Indikator dicarikan jabarannya dalam bentuk sub indikator jika ada.
Apabila jika sub indikator masih dapat dibagi lagi menjadi
komponen terkecil, maka komponen ini dijadikan sebagai butir-butir
pertanyaan dan sebaiknya tersusun menurut hierarki agar mudah
dipakai dalam analisis berikutnya
Seluruh butir pertanyaan yang telah selesai ditentukan, pada
gilirannya akan ditempatkan pada lembaran instrumen seperti
angket (kuesioner).

Metode/Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan

jembatan yang menghubungkan peneliti
dengan dunia sosial yang ditelitinya. Melalui
metode yang dipilih, peneliti dapat
mengumpulkan berbagai data yang
diperlukan guna menjawab research
questions yang ada.

Metode pengumpulan data yang dapat

dilakukan peneliti:( Efferin, 2004)
Wawancara (interview)
Kuesioner (questionnaire)
Dokumentasi (documentations)
Observasi (observation)

Teknik membuat skala
1. Skala likert
2. Skala Guttman

Cara membuat kuesioner
Komponen inti kuesioner, Emory (1995):
a.Subyek
b.Adanya ajakan
c.Adanya petunjuk pengisian kuesioner

d.Adanya pertanyaan maupun
pernyataan beserta tempat mengisi
jawaban, baik secara tertutup, semi
tertutup ataupun terbuka

Kuesioner sebagai kertas kerja (lihat buku

riset akuntansi Husein Umar, 2001, hal 99)

Simbol-Simbol Desain

Formulir
Formulir merupakan secarik kertas yang memiliki

ruang untuk diisi, berupa blangko-blangko untuk
mencatat suatu transaksi. Formulir yang telah diisi dan
dijadikan arsip dinamakan dokumen.
 
Formulir dapat digolongkan berdasarkan tujuan

penggunaannya, misalnya minta dilakukannya
tindakan, bukti permintaan, penawaran dll.
 
 
Beberapa dasar merancang formulir (lihat buku riset
akuntansi Husein Umar, 2001, hal 104)

Kapan formulir diperlukan
 Jika

kejadian harus dicatat
 Jika informasi tertentu harus dicatat
berulang kali
 Jika berbagai informasi yang saling
berhubungan perlu disatukan dalam tempat
yang sama
 Jika dibutuhkan untuk menetapkan tanggung
jawab terjadinya transaksi.

Faktor dalam merancang formulir
siapa yang membutuhkan atau yang

mendapatkan informasi dlm formulir
adakah formulir lain yang sekarang digunakan
memiliki informasi yang sama
elemen apa yang hrs dicantumkan dlm formulir
apakah formulir tsb memerlukan tulisan tangan
atau pemrosean mesin
apakah formulir tersebut diisi dengan pinsil,
tinta, mesin ketik dll
apakah formulir akan diarsip

PERTEMUAN 9

ALAT-ALAT

ANALISIS
AKUNTANSI

Rasio finansial atau Rasio Keuangan

merupakan alat analisis keuangan
perusahaan untuk menilai kinerja suatu
perusahaan berdasarkan perbandingan data
keuangan yang terdapat pada pos laporan
keuangan (neraca, laporan laba/rugi, laporan
aliran kas). Rasio menggambarkan suatu
hubungan atau perimbangan (mathematical
relationship) antara suatu jumlah tertentu
dengan jumlah yang lain.

Jenis-jenis Rasio Keuangan
Rasio
Rasio
Rasio
Rasio

Likuiditas.
Pengungkit/leverage
Profitabilitas.
Nilai Pasar.

Metode Penilaian Investasi
Metode
Metode
Metode
Metode
Metode

periode pengembalian
nilai sekarang bersih
indeks profitabilitas
internal rate of return – IRR
modified internal of return - MIRR

Model Linier Programming
Pemrograman Linier disingkat PL merupakan

metode matematik dalam mengalokasikan
sumber daya yang terbatas untuk mencapai
suatu tujuan seperti memaksimumkan
keuntungan dan meminimumkan biaya. PL
banyak diterapkan dalam masalah ekonomi,
industri, militer, social dan lain-lain

PERTEMUAN 10
ALAT ANALISIS STATISTIK

UNTUK METODE RISET
AKUNTANSI

PERTEMUAN 11
Cara Mengolah Data

Reset dan Menyajikan
Hasil Reset

Langkah-Langkah Menganalisis Masalah

1. Identify, mengidentifikasi masalah
2. Understand, memahami kerja sistem

yang ada
3. Analyze, menganalisis sistem
4. Report, membuat laporan hasil
analisis

Struktur Penulisan Ilmiah
Susunan struktur Penulisan Ilmiah adalah

sebagai berikut :
1.Bagian Awal
2.Bagian Pokok :
Bab Pendahuluan
Bab Landasan Teori
Bab Pembahasan
Bab Penutup
3. Bagian akhir

Ketentuan Daftar Pustaka
1. Daftar pustaka disusun berdasarkan

urutan alfabet nama pengarang
2. Nama pengarang susunannya dibalik,
dimulai nama belakang atau nama keluarga
(jika ada), nama kecil (jika perlu), diikuti
nama depan, dan gelar (jika perlu).
3. Jarak antarbaris dalam satu pokok pustaka
1 spasi, sedangkan jarak antarpokok pustaka
2 spasi
4. Setiap pokok pustaka diketik dari margin
sebelah kiri, sedangkan baris kedua dan

5. Jika ada dua karya tulis atau lebih oleh pengarang

yang sama, maka nama pengarang pada pokok
pustaka kedua, ketiga, dan seterusnya diganti
dengan garis lurus 5-7 ketukan;
6. Jika ada dua atau lebih buku/karya tulis oleh
pengarang yang sama pada tahun yang sama, maka
penulisan tahun penerbitan ditam-bahkan huruf kecil
di belakangnya (1990 a, 1990 b, dst.).
7. Tahun penerbitan yang dicantumkan dalam daftar
pustaka adalah tahun penerbitan pada urutan
terakhir (jika buku tersebut bukan merupakan
terbitan pertama).

8. Judul buku diketik dengan huruf tebal, atau huruf biasa yang

diberi garis bawah, atau huruf miring.
9.  Jika ditulis oleh seorang pengarang, nama pengarang
susunannya dibalik, dimulai dari nama belakang.
10. Jika buku yang dipakai terdiri dari dua jilid atau lebih, maka
setelah penulisan judul dicantumkan (jilid ….) atau (edisi ….).
  11. Jika ditulis oleh lembaga/komisi/organisasi/institusi, nama
lemba-ga/komisi/organisasi/institusi sebagai pengganti nama
penga-rang.
       Contoh: Departemen Pertambangan RI. 2001 (judul) …….
dst.

12. Jika ditulis oleh dua atau tiga orang pengarang:

          * Nama pengarang pertama susunannya dibalik;
          * Nama pengarang kedua (dan ketiga) susunannya tidak dibalik;
          * Urutan penulisan nama pengarang sesuai dengan urutan dalam
buku/sumber referensi, nama penulis utama diletakkan paling depan. Contoh:
          Rahman, Andi; Rahmad Hidayat; dan Saiful Bahri. 1989. Termodinamika.
Jakarta: Erlangga.243 halaman.
13. Jika satu buku/sumber referensi ditulis oleh lebih dari tiga orang: yang ditulis
hanya nama pengarang pertama dengan susunan penulisan nama pengarang
dibalik, diikuti (et.al.) atau (dkk.) di belakangnya.
       Contoh: Hidayat, Rahmad (dkk.). 1990. Perpindahan Panas. .……dst.
14.. Jika tanpa nama pengarang (anonim), maka langsung ditulis judul
buku/referensi, diikuti data-data publikasi lain. Akan tetapi jika buku/sumber
referensi tersebut tidak ada data publikasi sebagai data pendukung, sebaiknya
tidak dipakai sebagai referensi dalam karya ilmiah kita.

15. Jika pada buku/sumber referensi tersebut sudah ada perubah-

an/ralat/revisi, maka setelah judul buku dituliskan (edisi revisi) atau
(ed.rev.), atau (rev.ed.).
16. Judul artikel atau karya ilmiah lain yang disejajarkan dengan
artikel (misalnya makalah, skripsi, tesis, disertasi yang tidak
dipublikasikan) penulisannya diapit tanda petik ganda (“
17. Buku yang ada nama pengarang dan nama editor, maka:
    * Yang ditulis dalam daftar pustaka adalah nama editor, diikuti (ed.)
atau (eds.) di belakangnya;
    * Jika editornya lebih dari seorang, cara penulisan nama editor
sama dengan penulisan nama pengarang.
      Contoh: Syamsuri, dkk. (eds.). 2004. Motor Bakar. Surabaya: Bina
Ilmu.

PERTEMUAN 12

BAHASAN KASUS