ILMU KESEHATAN MASYARAKAT id. doc

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
A.

Mengenal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Ilmu Public Health Menurut Winslow adalah ilmu atau seni yang bertujuan untuk

mencegah penyakit, memperpanjang umur, dan meningkatkan efisiensi hidup masyarakat
melalui upaya kelompok-kelompok masyarakat yang terkoordinasi, perbaikan kesehatan
lingkungan, mencegah dan memberantas penyakit menular, dan melakukan pendidikan
kesehatan untuk masyarakat/perorangan.
Pengertian Sehat :
1.

Sehat adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh
dengan berbagai faktor yang berusaha mempengaruhinya (Perkin 1938)

2.

Sehat adalah suatu keadaan dan kualitas dari organ tubuh yang berfungsi secara wajar
dengan segala faktor keturunan dan lingkungan yang dipunyainya (WHO 1957)


3.

Sehat adalah keadaan dimana seseorang pada waktu diperiksa oleh ahlinya tidak
mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda penyakit atau kelainan (White
1977)

4.

Sehat adalah suatu keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (UU Kesehatan No. 23 tahun
1992)
Menurut H.L Blum, ada 4 faktor yang bersama-sama mempengaruhi tingkat kesehatan

masyarakat, yaitu:
1.

Kesehatan Lingkungan

2.


Perilaku

3.

Pelayanan Kesehatan

4.

Genetik
Perbedaan Pelayanan Kedokteran Dengan Pelayanan Kesehatan Masyarakat :

1.

Pelayanan Kedokteran
1.

Tenaga pelaksananya terutama adalah para dokter

2.


Perhatian utamanya pada penyembuhan penyakit

3.

Sasaran utamanya adalah perseorangan atau keluarga

4.

Kurang memperhatikan efisiensi

5.

Tidak boleh menarik perhatian karena bertentangan dengan etika kedokteran

6.

Menjalankan fungsi perseorangan dan terikat dengan undang-undang

7.


Penghasilan diperoleh dari imbal jasa

8.

Bertanggung jawab hanya kepada penderita

9.

Tidak dapat memonopoli upaya kesehatan dan bahkan mendapat saingan

10. Masalah administrasi amat sederhana
2.

Pelayanan Kesehatan Masyarakat
1. Tenaga pelaksananya terutama ahli kesehatan masyarakat
2. Perhatian utamanya pada pencegahan penyakit
3. Sasaran utamanya adalah masyarakat secara keseluruhan
4. Selalu berupaya mencari cara yang efisien
5. Dapat manarik perhatian masyarakat misalnya dengan penyuluhan kesehatan
6. Tenaga pelaksananya terutama ahli kesehatan masyarakat

7. Penghasilan berupa gaji dari pemerintah
8. Bertanggung jawab kepada seluruh masyarakat
9. Dapat memonopoli upaya kesehatan
10. Menghadapi berbagai persoalan kepemimpinan

B.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan
“Health is not everything but without health everything is nothing” artinya “Kesehatan

bukanlah segalanya tetapi tanpa kesehatan segalanya bukan apa-apa”. Slogan di atas sangatlah
tepat untuk menjadi cerminan perilaku kita sehari-hari, karena betapa ruginya kita semua jika
dalam keadaan sakit. Waktu produktif kita menjadi berkurang, belum lagi biaya berobat yang
semakin mahal menjadi beban bagi keluarga dan sanak saudara kita.
Menurut Hendrik L. Blumm, terdapat 4 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat, yaitu: faktor perilaku, lingkungan, keturunan dan pelayanan kesehatan.
a.

Faktor Genetik
Faktor ini paling kecil pengaruhnya terhadap kesehatan perorangan atau masyarakat

dibandingkan dengan faktor yang lain. Pengaruhnya pada status kesehatan perorangan
terjadi secara evolutif dan paling sukar di deteksi. Untuk itu perlu dilakukan konseling
genetik. Untuk kepentingan kesehatan masyarakat atau keluarga, faktor genetik perlu
mendapat perhatian dibidang pencegahan penyakit. Misalnya seorang anak yang lahir
dari orangtua penderita diabetas melitus akan mempunyai resiko lebih tinggi
dibandingkan anak yang lahir dari orang tua bukan penderita DM. Untuk upaya
pencegahan, anak yang lahir dari penderita DM harus diberi tahu dan selalu mewaspadai
faktor genetik yang diwariskan orangtuanya .Olehkarenanya, ia harus mengatur dietnya,
teratur berolahraga dan upaya pencegahan lainnya sehingga tidak ada peluang faktor
genetiknya berkembang menjadi faktor resiko terjadinya DM pada dirinya. Jadi dapat di

umpamakan, genetik adalah peluru (bullet) tubuh manusia adalah pistol (senjata), dan
lingkungan/prilakun manusia adalah pelatuknya (trigger).
Semakin besar penduduk yang memiliki resiko penyakit bawaan akan semakin sulit
upaya meningkatkan derajat kesehatan. Oleh karena itu perlu adanya konseling
perkawinan yang baik untuk menghindari penyakit bawaan yang sebenarnya dapat
dicegah munculnya. Akhir-akhir ini teknologi kesehatan dan kedokteran semakin maju.
Teknologi dan kemampuan tenaga ahli harus diarahkan untuk meningkatkan upaya
b.


mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Faktor Pelayanan Kesehatan
Ketersediaan pelayanan kesehatan, dan pelayanan kesehatan yang berkualitas akan
berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat. Pengetahuan dan keterampilan
petugas kesehatan yang diimbangi dengan kelengkapan sarana/prasarana, dan dana akan
menjamin kualitas pelayanan kesehatan. Pelayanan seperti ini akan mampu mengurangi
atau mengatasi masalah kesehatan yang berkembang di suatu wilayah atau kelompok
masyarakat. Misalnya, jadwal imunisasi yang teratur dan penyediaan vaksin yang cukup
sesuai dengan kebutuhan, serta informasi tentang pelayanan imunisasi yang memadai
kepada masyarakat akan meningkatkan cakupan imunisasi. Cakupan imunisasi yang
tinggi akan menekan angka kesakitan akibat penyakit yang bisa dicegah dengan
imunisasi. Saat ini pemerintah telah berusaha memenuhi 3 aspek yang sangat terkait
dengan upaya pelayanan kesehatan, yaitu upaya memenuhi ketersediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dengan membangun Puskesmas, Pustu, Bidan Desa, Pos Obat Desa,
dan jejaring lainnya. Pelayanan rujukan juga ditingkatkan dengan munculnya rumah

c.

sakit-rumah sakit baru di setiap Kab/Kota
Faktor Prilaku Masyarakat

Faktor ini terutama di negara berkembang paling besar pengaruhnya terhadap munculnya
gangguan kesehatan atau masalah kesehatan i masyarakat .Tersedianya jasa pelayanan
kesehatan (health service) tanpa disertai perubahan tingkah laku (peran serta) masyarakat
akan mengakibatkan masalah kesehatan tetap potensial berkembang di masyarakat.
Misalnya, Penyediaan fasilitas dan imunisasi tidak akan banyak manfaatnya apabila
ibu-ibu tidak datang ke pos-pos imunisasi. Perilaku ibu-ibu yang tidak memanfaatkan
pelayanan kesehatan yang sudah tersedia adalah akibat kurangnya pengetahuan ibu-ibu
tentang manfaat imunisasi dan efek sampingnya. Pengetahuan ibu-ibu akan meningkat
karena adanya penyuluhan kesehatan tentang imunisasi yang di berikan oleh petugas
kesehatan. Perilaku individu atau kelompok masyarakat yang kurang sehat juga akan
berpengaruh pada faktor lingkungan yang memudahkan timbulnya suatu penyakit.
Perilaku yang sehat akan menunjang meningkatnya derajat kesehatan, hal ini dapat dilihat

dari banyaknya penyakit berbasis perilaku dan gaya hidup. Kebiasaan pola makan yang
sehat dapat menghindarkan diri kita dari banyak penyakit, diantaranya penyakit jantung,
darah tinggi, stroke, kegemukan, diabetes mellitus dan lain-lain. Perilaku/kebiasaan
memcuci tangan sebelum makan juga dapat menghindarkan kita dari penyakit saluran
d.

cerna seperti diare dan lainnya.

Faktor Lingkungan
Lingkungan yang mendukung gaya hidup bersih juga berperan dalam meningkatkan
derajat kesehatan. Dalam kehidupan di sekitar kita dapat kita rasakan, daerah yang
kumuh dan tidak dirawat biasanya banyak penduduknya yang mengidap penyakit seperti:
gatal-gatal, infeksi saluran pernafasan, dan infeksi saluran pencernaan. Penyakit demam
berdarah juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Lingkungan yang tidak bersih,
banyaknya tempat penampungan air yang tidak pernah dibersihkan memyebabkan
perkembangan nyamuk aedes aegypti penyebab demam berdarah meningkat. Hal ini
menyebabkan penduduk si sekitar memiliki resiko tergigit nyamuk dan tertular demam
berdarah.
Untuk menganalisis program kesehatan dilapangan, paradigma H.L.Blum dapat

dimanfaatkan untuk mengidentifikasi dan mengelompokkan masalah sesuai dengan faktorfaktor yang berpengaruh pada status kesehatan masyarakat.
Analisis ke 4 faktor tersebut perlu dilakukan secara cermat sehingga masalah kesmas
dan masalah program dapat di rumuskan dengan jelas. Analisis ke 4 faktor ini adalah bagian
dari analisis situasi (bagian dari fungsi perencnaan)untuk pengembangan program kesehatan
di suatu wilayah tertentu.

C.


Pencegahan Penyakit (Usaha Preventif)
Dalam garis besarnya usaha-usaha kesehatan, dapat dibagi dalam tiga golongan yaitu :

-

Usaha pencegahan (usaha preventif)
Usaha pengobatan (usaha kuratif)
Usaha rehabilitasi
Dari ke tiga jenis usaha ini,usaha pencegahan penyakit medapat tempat yang utama,

karena dengan usaha pencegahan akan diperoleh hasil yang lebih baik, serta memerlukan
biaya yang lebih murah dibandingkan dengan usaha pengobatan maupun rehabilitasi. Dapat
kita mengerti mencegah agar kaki tidak patah akan memberikan hasil yang lebih baik serta
memerlukan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan mengobati kaki yang sudah patah
ataupun merehabilitasi kaki patah dengan kaki buatan.

Leavell dan clark dalam bukunya “Preventive Medicine for the doctor in his
community” membagi usaha pencegahan penyakit dalam 5 tingkatan yang dapat dilakukan
pada masa sebelum sakit dan pada masa sakit. Usaha-usaha pencegahan itu adalah :
-


Masa sebelum sakit
a. Mempertinggi nilai kesehatan (Health promotion)
Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya.
Beberapa usaha di antaranya :
Penyediaan makanan sehat cukup kwalitas maupun kwantitasnya.
Perbaikan hygien dan sanitasi lingkungan,seperti : penyediaan air rumah tangga
yang baik,perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran dan air limbah dan
sebagainya.
Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
Usaha kesehatan jiwa agar tercapai perkembangan kepribadian yang baik.
b. Memberikan perlindungan khusus terhadap sesuatu penyakit (Specific protection).
Usaha ini merupakan tindakan pencegahan terhadap penyakit-penyakit tertentu.
Beberapa usaha di antaranya :
Vaksinasi untuk mencegah penyakit-penyakit tertentu.
Isolasi penderitaan penyakit menular .
Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat-tempat umum maupun di
tempat kerja.

-

Pada masa sakit
a.

Mengenal dan mengetahui jenis pada tingkat awal, serta mengadakan pengobatan
yang tepat dan segera. (Early diagnosis and treatment).
Beberapa usaha di antaranya :
-

Mencari penderita di dalam masyarakat dengan jalam pemeriksaan : misalnya
pemeriksaan darah,roentgent paru-paru dan sebagainya serta segera memberikan
pengobatan.

-

Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit yang
telah berhubungan dengan penderita penyakit menular (contact person) untuk
diawasi agar derita penyakitnya timbul dapat segera diberikan pengobatan dan
tindakan-tindakan lain yang perlu misalnya isolasi,desinfeksi dan sebagainya.

-

Pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar mereka dapat mengenal gejala
penyakit pada tingkat awal dan segera mencari pengobatan.

b.

Pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan gangguan kemampuan
bekerja yang diakibatkan sesuatu penyakit (Disability limitation). Usaha ini
merupakan lanjutan dari usaha pengobatan dan perawatan yang sempurna agar
penderita sembuh kembali dan tidak cacat. Bila sudah terjadi kecacatan maka

dicegah agar kecacatan tersebut tidak bertambah berat (dibatasi), dan fungsi dari alat
tubuh yang menjadi cacat ini dipertahankan semaksimal mungkin.
c.

Rehabilitasi (Rehabilitation)
Rehabilitasi adalah usaha untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam
masyarakat, sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna
untuk

dirinya

dan

masyarakat,

semaksimal-maksimalnya

sesuai

dengan

kemampuannya.
Rehabilitasi ini terdiri atas :
1) Rehabilitasi fisik yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik
semaksimal-maksimalnya.
2) Rehabilitasi mental yaitu agar bekas penderita dapat menyesuaikan diri dalam
hubungan perorangan dan sosial secara memuaskan.
3) Rehabilitasi sosial vokasional yaitu agar bekas penderita menempati suatu
pekerjaan/jabatn dalam masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimalmaksimalnya sesuai dengan kemampuan dan ketidak mampuannya.
4) Rehabilitasi aesthesis usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk
mengembalikan rasa keindahan, walaupun kadang-kadang fungsi dari alat
tubuhnya itu sendiri tidak dapat dikembalikan.
D.

Upaya-Upaya Kesehatan Masyarakat
Masalah Kesehatan Masyarakat adalah multikausal, maka pemecahanya harus secara

multidisiplin. Oleh karena itu, kesehatan masyarakat sebagai seni atau prakteknya mempunyai
bentangan yang luas. Semua kegiatan baik langsung maupun tidak untuk mencegah penyakit
(preventif), meningkatkan kesehatan (promotif), terapi (terapi fisik, mental, dan sosial) atau
kuratif, maupun pemulihan (rehabilitatif) kesehatan (fisik, mental, sosial) adalah upaya
kesehatan masyarakat.
Secara garis besar, upaya-upaya yang dapat dikategorikan sebagai seni atau penerapan
ilmu kesehatan masyarakat antara lain sebagai berikut :
a.

Pemberantasan penyakit, baik menular maupun tidak menular.

b.

Perbaikan sanitasi lingkungan

c.

Perbaikan lingkungan pemukiman

d.

Pemberantasan Vektor

e.

Pendidikan (penyuluhan) kesehatan masyarakat

f.

Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

g.

Pembinaan gizi masyarakat

h.

Pengawasan Sanitasi Tempat-Tempat Umum

i.

Pengawasan Obat dan Minuman

j.

Pembinaan Peran Serta Masyarakat

DAFTAR PUSTAKA

http://materiprakerin.blogspot.com/2009/04/ilmu-kesehatan-masyarakat.html.
http://Mengenal Ilmu Kesehatan Masyarakat.Wandy’s Weblog.htm.

TUGAS :

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

AMBO ASSE
F 441 10 013

S1 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2010

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Di Wilayah RT 05 RW 04 Kelurahan Sukun Kota Malang)

45 393 31

PENGARUH TERPAAN LIRIK LAGU IWAN FALS TERHADAP PENILAIAN MAHASISWA TENTANG KEPEDULIAN PEMERINTAH TERHADAP MASYARAKAT MISKIN(Study Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Pada Lagu Siang Seberang Istana)

2 56 3

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN PEMBENTUKAN CITRA POSITIF RUMAH SAKIT Studi pada Keluarga Pasien Rawat Jalan RSUD Dr. Saiful Anwar Malang tentang Pelayanan Poliklinik

2 56 65

PELATIHAN KESEHATAN REPRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI EFEKTIF ORANG TUA KEPADA ANAK

8 135 22

IMPLEMENTASI PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT (Studi Deskriptif di Desa Tiris Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo)

21 177 22

PENGARUH KONFLIK PEREBUTAN LAHAN TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA NIPAH KUNING KECAMATAN MESUJI KABUPATEN MESUJI LAMPUNG TAHUN 2012

9 59 54

SIKAP MASYARAKAT KOTA PALEMBANG TERHADAP PEMINDAHAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) PASAR 16 ILIR PALEMBANG KE PASAR RETAIL JAKABARING

4 84 128

MAKALAH PENGANTAR ILMU EKONOMI

4 72 23