PELAKSANAAN PENERBITAN AKTA CATATAN SIPIL PADA KANTOR DI-NAS KEPENDUDUKKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN PESISIR BARAT PROVINSI LAMPUNG

  PELAKSANAAN PENERBITAN AKTA CATATAN SIPIL PADA KANTOR DINAS KEPENDUDUKKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN PESISIR BARAT PROVINSI LAMPUNG JURNAL ILMIAH Oleh

  WAYAN SUDITIKE Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

  SARJANA HUKUM Pada

  Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung

  FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

  ABSTRAK PELAKSANAAN PENERBITAN AKTA CATATAN SIPIL PADA KANTOR DI-

  NAS KEPENDUDUKKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN PESISIR BARAT PROVINSI LAMPUNG Oleh Wayan Suditike, S. Charles Jackson, S.H., M.H., Upik Hamidah, S.H., M.H. Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung

  Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung, 35145

  

Email: wayansuditike03@gmail.com

  Administrasi kependudukan sebagai suatu sistem diharapkan dapat diselenggarakan sebagai bagian dari penyelenggaraan administrasi Negara, sesuai dengan aturan hukum dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2005 Tentang Pe- doman Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk di Daerah pada Pasal 1 Ayat 7 dan Ayat 8 Pendaftaran Penduduk adalah pencatatan biodata penduduk, pencatatan atas pelaporan peristiwa kependudukan dan pendataan Penduduk Rentan Adminduk serta penerbitan dokumen penduduk berupa identitas, kartu atau surat keterangan kependudukan Peristiwa Kependudukan adalah kejadian yang dialami penduduk yang harus dilaporkan karena membawa implikasi terhadap penerbitan atau perubahan Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk dan/atau surat keterangan kependudukan lainnya meliputi pindah datang, perubahan alamat, tinggal sementara, serta perubahan status tinggal terbatas menjadi tinggal tetap. Mendaftarkan akta catatan sipil untuk mendapatkan data autentik mengenai dirinya selain disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat, juga dipengaruhi ketidak lengkapan dokumen persyaratan pengajuan penerbitan akta kependudukan dan catatan sipil tersebut. kendala yang dihadapi adalah dari masyarakat itu sendiri, seringkali masyarakat tidak membawa persyaratan, tidak megetahui dan tidak bertanya persyaratan membuat akta kependudukan dan catatan sipil, tiba-tiba datang dengan membawa KK saja. Perma- salahan lain data di KK berbeda dengan di ijasah. Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah: a) Bagaimanakah Pelaksanaan Penerbitan Akta Catatan Sipil Pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung? b) Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi Pelaksanaan Penerbitan Akta Catatan Sipil Pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung?

  Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif. Sumber data menggunakan data primer sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan dan studi lapangan. Pengolahan data dilakukan dengan tahapa seleksi, klarifikasi, dan penyusunan data. Analisis data menggunakan deskriptip kualitatip. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan adalah: kendala yang dihadapi adalah dari masyarakat itu sendiri, kadangkala masyarakat tidak membawa persyaratan, tidak megetahui dan tidak bertanya per- syaratan membuat akta kependudukan dan catatan sipil, tiba-tiba datang dengan membawa KK saja, Permasalahan lain data di KK berbeda dengan di ijasah. Pengis- ian formulir akta kependudukan dan catatan sipil diperlukan legislasi dari kelurahan dan kecamatan. Maka pemohon datang ke dinas kependudukan dan catatan sipil setelah mengisi formulir maka harus ke keklurahan dan kecamatan untuk mendapat- kan legalitas dan datang kembali ke dinas kependudukan dan catatan sipil.

  Kata kunci: Pelaksanaan, Penerbitan, Akta, Kabupaten Pesisir Barat.

  

ABSTRACT

  

IMPLEMENTATION OF CIVIL ASSOCIATION OF CIVIL ADMINISTS ON THE

DIRECTORATE OFFICE OF POPULATION AND CIVIL REGENCY

WEST PESISIR LAMPUNG PROVINCE

By

Wayan Suditike, S. Charles Jackson, S.H., M.H., Upik Hamidah, S.H., M.H.

Legal Section State Administration Faculty of Law University of Lampung

Street Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung, 35145

  

Email: wayansuditike03@gmail.com

Population administration as a system is expected to be organized as part of the ad-

ministration of the State, in accordance with the rule of law in the Decree of the Min-

ister of Home Affairs Number 28 of 2005 on Guidelines for the Implementation of

Registration of Population in the Regions in Article 1 Paragraph 7 and Article 8 Pop-

ulation Registration is the registration of population biodata, recording of the report-

ing of population events and data collection of Vulnerable Residents of Adminduk as

well as the issuance of resident documents in the form of identity, identity cards or

certificate of Population Events shall be events experienced by the population which

must be reported as having implications for the issuance or amendment of Family

Card, Identity Card and / or certificate Other residencies include moving arrivals, ad-

dress changes, temporary residence, and limited residence status changes into perma-

nent residence. Registering a civil registration deed to obtain authentic data about him

other than due to a lack of public awareness, also affected the incomplete document

requirement of the issuance of the demographic and civil registration documents. the

constraints faced are from the community itself, often the community does not carry

requirements, do not know and do not ask the requirements of making the deed of

population and civil records, suddenly come with a KK only. Another problem of da-

ta in KK differs from that in the diploma. Based on the description above, then the

main issues in this study are: a) How Implementation Issuance of Civil Registry Doc-

uments On Population and Civil Registry of West Coastal District of Lampung Prov-

ince? b) What are the factors affecting the Implementation of the Civil Registry Cer-

tificate at the Department of Population and Civil Registry of West Coast Regency of

Lampung Province?

The problem approach used in this research is normative juridical. The data source

uses secondary data primary. Data collection methods used were literature study and

field study. Data processing is done by the selection, clarification, and compilation of

data. Data analysis using qualitative descriptions. Based on the results of research and

discussion conducted are: the obstacles faced is from the community itself, some-

times the community does not bring the requirements, do not megetahui and do not

ask the requirements of making the deed of population and civil records, suddenly

  

come with the KK only, KK differs from the diploma. Completion of civil registra-

tion and civil registration forms required legislation from kelurahan and kecamatan.

Then the applicant comes to the civil service and the civil registry after filling the

form then it should go to the sub-district and kecamatan to get the legality and come

back to the civil service and civil registration Keywords: Implementation, Publishing, Deed, West Coast District.

  I PENDAHULUAN 1.1 latar Belakang

  Pada era reformasi seperti sekarang ini, tuntutan pemerintah agar dapat menjalankan fungsi dasarnya secara maksimal, menjadi sebuah tuntutan yang tidak dapat dielakkan dan harus dipenuhi. Adapun fungsi dasar pemerintah yang utama adalah pem- bangunan (development), pem- berdayaan (empowerment), dan fungsi pelayanan (serving) 1 yang salah satunya adalah pelayanan hak dan identitas diri dan kewarganegaraan. Salah satu upaya pemenuhan hak ter- sebut adalah dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2006 tentang Admin- istrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan pen- ertiban dokumen dan Data Kependudukan melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengel- olaan informasi Administrasi Kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain. Administrasi Kependudukan sebagai suatu sistem diharapakan dapat diselenggarakan sebagai bagian dari Penyelenggaraan Administrasi Negara. Melihat dari sisi kepentingan penduduk, Administrasi Kependudukan memberikan pemenu- han hak-hak administratif, seperti pe- layanan publik serta perlindungan yang berkenaan dengan dokumen kependudukan tanpa adanya perlakuan 1 Dwiyanto, Agus. 2005. Mewujudkan Good

  Governance Melalui Pelayanan Publik . Yog-

  yang diskriminatif. Dalam rangka pemenuhan tanggung jawab pemerintah untuk melaksanakan Un- dang-undang tersebut maka diatur da- lam Peraturan Presiden Republik In- donesia Nomor 25 Tahun 2008 Ten- tang Persyaratan dan Tata Cara Pen- daftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 dalam Pasal 2 menetapkan pendaftaran dan pencata- tan sipil bertujuan untuk memberikan keabsahan identitas dan kepastian hukum atas dokumen penduduk, per- lindungan status hak sipil penduduk, dan mendapatkan data yang mutakhir, benar dan lengkap. 2 Instansi Pelaksana dalam pasal ini adalah Perangkat pemerintah, kabupaten/kota yang ber- tanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam urusan pemerintah dalam negeri.

  Hal tersebut juga sesuai dengan aturan hukum dalam Keputusan Menteri Da- lam Negeri Nomor 28 Tahun 2005 ten- tang Pedoman Penyelenggaraan Pen- daftaran Penduduk pada Pasal 1 ayat 7 dan ayat 8 Pendaftaran Penduduk ada- lah pencatatan biodata penduduk, pen- catatan atas pelaporan peristiwa kependudukan dan pendataan Penduduk Rentan Adminduk serta penerbitan dokumen penduduk berupa identitas, kartu atau surat keterangan kependudukan Peristiwa Kependudukan adalah kejadian yang dialami penduduk yang harus 2 Penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 25

  Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil dilaporkan karena membawa implikasi terhadap penerbitan atau perubahan Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk dan/atau surat keterangan kependudukan lainnya meliputi pindah datang, perubahan alamat, tinggal se- mentara, serta perubahan status tinggal terbatas menjadi tinggal tetap. 3 Lebih tegas lagi Undang-Undang Nomor 23 tahun 2013 tentang administrasi kependudukan pada pasal 2 setiap penduduk hak untuk memperoleh: dokumen kependudukan, pelayanan yang sama dalam pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil. 4 Pelayanan Administrasi

  Kependudukan adalah penerbitan akta seperti: penerbitan atau perubahan Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk dan/atau surat keterangan kependudukan lainnya meliputi pindah datang, perubahan alamat, tinggal se- mentara, serta perubahan status tinggal terbatas menjadi tinggal tetap dan perkawinan, perceraian, kelahiran, kematian, pengakuan anak dan pengesahan anak. Akta catatan sipil tersebut sangat penting fungsinya, yai- tu sebagai identitas warga Negara. Apabila banyak masyarakat tidak mempunyai identitas yang terdaftar atau diakui Negara, maka akan sangat rentan terjadi pemalsuan identitas, dan kasus sosial lainnya.

  5

  3 Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pedoman Penyeleng- garaan Pendaftaran Penduduk pasal 3 dan pasal5. 4 Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 ten- tang administrasi kependudukan Pasal 2 5 Rahardjo, Sutjipto, 2009. Hukum dan

  Tidak dapat dibayangkan apabila seorang individu tidak mempunyai ak- ta sebagai identitas diri, maka orang tersebut tidak dapat dengan lancar menjalankan proses kehidupannya ka- rena terkendala tidak adanya dokumen akta atau data diri. Selain untuk mendapat akta autentik tentang data diri, pelaporan kelahiran juga untuk mendapatkan kartu keluarga dimana dalam setiap kartu keluarga terdapat keterangan setiap anggota keluarga untuk memiliki Nomor Induk Ke- lahiran (NIK) yang tercatat di kantor pusat. Mencatat identitas setiap warga merupakan kewajiban dari suatu Nega- ra sehingga negara dapat memberikan hak-hak yang seharusnya didapat war- ganya. 6 Akta catatan sipil tersebut bersifat uni- versal karena hal ini terkait dengan pengakuan Negara atas status keperdataan seseorang. Pentingnya mencatat identitas warga Negara ada- lah untuk melindungi warga dari baha- ya atau ancaman baik itu melalui se- rangan dalam atau luar negeri. Pent- ingnya akta sebagai identitas diri ter- sebut tidak didukung dengan kesadaran masyarakat, hal ini dibuk- tikan dengan banyaknya akta-akta catatan sipil yang terlambat. Keterlambatan mendaftarkan akta catatan sipil untuk mendapatkan data autentik mengenai dirinya selain disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat, juga dipengaruhi ketidak lengkapan dokumen persyaratan pengajuan penerbitan akta-akta 6 Siswosoediro,Hendry S, 2008. Mengurus Surat-surat kependudukan, Visimedia,Jakarta. kependudukan dan catatan sipil terse- but. Pada umumnya, segala bentuk pen- golahan dan penyajian informasi data penduduk tersebut sangatlah penting keberadaannya, mengingat sebagai warga negara yang baik dan tertib hukum kita harus mengikuti prosedur yang telah ditetapkan. Manfaat yang paling dirasakan apabila kita mentaati apa yang sudah ditetapkan dalam hal tertib administrasi kependudukan yaitu kita sebagai warga Negara Indonesia selain dilegalkan kebenarannya juga dilindungi hukum dimanapun kita be- rada. Manfaat tersebut secara langsung dirasakan salah satunya dan yang uta- ma adalah bagi kepemilikan akta cata- tan sipil. Berdasarkan data sementara yang peneliti dapatkan pada wilayah kerja Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Pesisir Barat di dapatkan data mengenai jumlah masyarakat yang telah melakukan proses pembuatan Akta Catatan Sipil di peroleh data baru sekitar 81%

  7

  yang melakukan proses pembuatan Akta Catatan Sipil seperti Kartu Tanda Penduduk(KTP), Akta Kelahiran dan Kartu Keluarga(KK) pada Kantor Di- nas Kependudukan dan Catatan Sipil di wilayah kerja Kabupaten Pesisir Barat tersebut.

  Dari hal tersebut menunjukan masih minimnya masyarakat yang memiliki Akta Catatan Sipil yang resmi di 7

  http://disdukcapilkpb.blogspot.co.id/2014/11/t ugas-pokok-dan-fungsi-dinas.html, diakses pada tanggal 15 desember 2017. Pukul 09:10

  wilayah kerja Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung.

  Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

  “Pelaksanaan Penerbitan Akta Catatan Sipil Pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung”

  1.2 Rumusan Masalah

  1. Berdasarkan uraian tersebut di- atas, penulis secara khusus akan meneliti permasalahan:

  2. Bagaimanakah Pelaksanaan Penerbitan Akta Catatan Sipil Hukum Pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung?

  3. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi Pelaksanaan Penerbitan Akta Catatan Sipil Pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung?

II METODE PENELITIAN

  1.1 Pendekatan Masalah

  Untuk pendekatan masalah dilakukan dengan pendekatan secara normatif dan pendekatan secara empiris. Pen- dekatan secara normatif, yaitu pen- dekatan yang dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan pera- turan-peraturan yang berlaku yang erat kaitannya dengan permasalahan penelitian yang meliputi peraturan pe- rundang-undangan, dokumen- erat kaitannya dengan permasalahan yang diteliti. Pendekatan empiris, yaitu pendekatan yang dilakukan dengan melihat kenyataan langsung atau sesungguhnya, terhadap pihak yang berkompeten dilokasi penelitian dan mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.

  2.2 Sumber Data

  Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif. Data yang diolah dengan menggunakan cara deskriptif kulitatif, maksudnya adalah analisis data yang dilakukan dengan menyebarkan secara rinci keadaan/kenyataan atas suatu ob- jek dalam bentuk kalimat guna mem- berikan gambaran yang lebih jelas ter- hadap permasalahan yang diajukan, sehingga memudahkan untuk ditarik suatu kesimpulan berdasarkan perma- salahan yang diajukan.

  Untuk sumber data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari studi lapangan, yaitu hasil wawancara dengan in- forman. Data sekunder adalah data tambahan yang diperoleh melalui studi kepustakaan dengan cara membaca, menelaah, dan megutip terhadap berbagai teori, asas dan peraturan yang berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian.

III PEMBAHASAN

  1.2 Analisi Data

  3.1 Pelaksanaan Penerbitan Pen- catatan Kependudukan dan Pencatatan Sipil Pada Kantor Dinas Kependudukan dan Cata- tan Sipil Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung

  Macam-macam akta pencatatan sipil pada Kantor Dinas Kependudukan dan catatan Sipil Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung

  a. Penerbitan Kartu Keluarga

  b. Penerbitan Kartu Tanda Penduduk

  Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara studi kepustakaan yaitu melakukan serangkaian kegiatan seperti membaca, menelaah dan mengutip dari berbagai buku dan literatur serta melakukan pengkajian terhadap ketentuan pera- turan perundang-undangan yang ber- kitan dengan permasalahan dalam penelitian. Studi lapangan yang dil- akukan dengan wawancara adalah usaha untuk mengumpulkan data dan informasi. Teknik wawancara dil- akukan secara langsung dan wa- wancara terbuka kepada narasumber pihak Bagian Catatan Kependudukan dan Catatan Sipil.

  WNI e.Surat Keterangan Pindah/Datang

  WNA Dalam Wilayah NKRI

  f. Akta Kelahiran

  g. Akta Kematian

  h. Akta Perkawinan i. Akta Perceraian j. Akta Pengakuan dan

  Pengesahan Anak

  Penerbitan Kartu Keluarga

  Kartu Keluarga adalah Kartu Identitas Keluarga yang memuat data tentang nama, susunan, dan hubungan dalam

  c. Surat Keterangan Tempat Ting- gal d.Surat Keterangan Pindah/Datang keluarga serta identitas anggota keluarga. Persyaratan mengurus pem- buatan Kartu Keluarga di disdukcapil Pesisir Barat Provinsi Lampung adalah sebagai berikut:

  Persyaratan/prosedur:

  a. Meminta surat pengantar pem- buatan kartu keluarga baru ke RT setempat dan dilanjutkan distempel ke RW.

  b. Mendatangi kantor kelurahan setempat untuk mengisi dan menandatanga- ga- ni formulir permohonan pembu atan Kartu Keluaraga dengan membawa persyaratan – per- syaratan berikut :

  1) Surat pengantar dari RT/RW 2) Foto kopi buku nikah /akta perkawinan bagi yang sudah menikah

  3) Surat Keterangan Pindah Datang ( bagi penduduk da- tang )

  Selesai mengisi dan menandatangani formulir permohonan pembuatan Kartu Keluarga di kantor kelurahan setempat dengan membawa persyara- tan persyaratan di atas, maka selanjut- nya anda pergi ke kantor kecamatan untuk proses penerbitan Kartu Keluar- ga. Sedangkan jika pembuatan Kartu Keluarga baru dikarenakan proses kedatangan antar kabupaten/kota, pro- pinvi, maka setelah menyelesaikan proses di kantor kelurahan, anda harus melanjutkan ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil setempat, baru pergi ke kantor kecamatan untuk pros- es penerbitan Kartu Keluarga baru. Jangka waktu penyelesaian 3 hari, biaya atau tarif Rp. 0 rupiah atau gra- tis. Atas Nama Pejabat Anwarsyah B.

  Penerbitan Kartu Tanda Penduduk

  Kartu Tanda Penduduk (KTP) adalah identitas resmi Penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana yang berlaku di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kartu Tanda Penduduk wajib dimiliki Warga Negara Indone- sia (WNI) dan Warga Negara Asing (WNA) yang memiliki Izin Tinggal Tetap (ITAP) yang sudah berumur 17 tahun atau sudah pernah kawin atau telah kawin. bahwa sesuai dengan Per- aturan Presiden Nomor 25 tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil, dijelaskan dalam Pasal 15 adalah sebagai berikut: Persyaratan:

  a. Telah berusia 17 (tujuh belas) tahun.

  b. Surat pengantar RT/RW dan Kepala desa/lurah

  c. Poto copy Kartu Keluarga

  d. Kutipan Akta Kelahiran

  e. Surat Keterangan Pindah yang diterbitkan oleh pemerintah Kabupaten/Kota dari daerah asal.

  f. Surat Keterangan Datang dari Luar Negeri yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana bagi WNI yang datang dari Luar Negeri karena pindah.

  g. Datang langsung ke disduk- capil untuk di foto (E-KTP) atau melampirkan pas foto terbaru ukuran 3×4 sebanyak 2 lembar (KTP La- ma)

  Petugas Registrasi melakukan verifi- kasi dan validasi data kependudukan, Petugas registrasi melakukan perekaman data kedalam database mencetak dan menerbitkan KTP. Jangka waktu penyelesaian 3 hari, biaya atau tarif Rp. 0 rupiah atau gra- tis. Atas Nama Pejabat pencatatan kependudukan Anwarsyah B

  Penerbitan Surat Keterangan Tem- pat Tinggal

  Diri (STLD) dari Kepolisian yang masih berlaku dengan menunjuk-kan aslinya. Prosedur:

  7. Camat mengetahui dan menan- datangani Surat Keterangan Domisili dari Desa/Kelurahan.

  6. Petugas Registrasi Kecamatan menerima dan memeriksa (ver- ifikasi dan validasi) atas berkas permohonan SKTT

  5. Surat keterangan Domisili beserta berkas persyaratan lainnya dibawa ke Kantor Kecamatan Setempat

  4. Kepala Desa/Lurah menerbit- kan Surat Keterangan Domisili

  3. Petugas Registrasi Desa/Kel. mencatatat dalam BHPKPP

  1. Pemohon datang ke Kantor Kepala Desa/Kelurahan 2. Petugas registrasi Desa/Kel. menerima dan memeriksa (ver- ifikasi dan validasi) ber- kas/dokumen persyaratan pen- erbitan SKTT

  f. Pas foto berwarna terbaru uku- ran 2×3 cm sebanyak 2 lembar g. Fotocopy Surat Tanda Lapor

  Surat Keterangan Tempat Tinggal Orang Asing yang memiliki Izin Ting- gal Terbatas, melaporkan kedatan- gannya di Daerah kepada Dinas untuk mendapatkan Surat Keterangan Tem- pat Tinggal (SKTT). SKTT diberikan kepada Orang Asing Tinggal Terbatas tanpa melihat persyaratan usia dan sta- tus perkawinan. Untuk penerbitan SKTT dalam satu keluarga, diterbitkan Surat Keterangan Tempat Tinggal Per Keluarga. Masa berlaku SKTT dan SKTT Per Keluarga disesuaikan dengan masa berlakunya Izin Tinggal Terbatas.

  e. Surat Keterangan Pindah Da- tang Orang Asing (bagi orang asing yang pindah domisili)

  1.08 (bagi yang belum mem- iliki NIK) di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Pesisir Barat

  c. NIK (bagi yang pernah mem- iliki NIK) d. Mengisi biodata penduduk/ F-

  Terbatas (KITAS) dari instansi yang berwenang (Kantor Im- igrasi)

  a. Fotocopy Paspor (dengan menunjukkan aslinya) b. Fotocopy Kartu Izin Tinggal

  SKTT mencantumkan gambar Lam- bang Garuda Pancasila dan peta wila- yah Negara Kesatuan Republik Indo- nesia, memuat keterangan tentang NIK, nama, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, kewarga- negaraan, Nomor KITAS, pas foto, masa berlaku, tempat dan tanggal dikeluarkan SKTT, tandatangan dan/atau sidik jari pemegang SKTT, serta memuat nama dan nomor induk pegawai pejabat yang menandatangan- inya. Persyaratan dan prosedur pen- erbitan SKTT di disdukcapil Kabupat- en Pesisir Barat. Sebagai berikut: Persyaratan:

  8. Petugas Registrasi Kecamatan melakukan pencatatan pada BHPKPP ( Buku Harian Peri- stiwa Kependudukan dan Peri- paten untuk proses penye- stiwa Penting ) rahan kepada pemohon.

  9. Berkas permohonan SKTT Jangka waktu penyelesaian 4 (empat) dibawa ke Dinas hari, biaya atau tarif Rp.150.000 rupi- Kependudukan dan Catatan ah. Atas Nama Pejabat pencatatan Sipil Kabupaten Pesisir Barat. kependudukan Anwarsyah B.

  10. Petugas Registrasi Kabupaten melakukan verifikasi dan vali- Keterangan Pindah/Datang Warga dasi atas berkas permohonan Negara Indonesia SKTT. Surat Keterangan Pindah Datang ada-

  a) Jika Berkas permohonan te- lah surat keterangan yang dikeluarkan lah benar dan lengkap maka oleh instansi pelaksana disdukcapil petugas Regisrasi Kabupat- untuk warga Negara Indonesia yang en memberikan Tanda melaporkan kedatangannya guna ma- Terima berkas kepada suk menjadi penduduk di kabupaten pemohon Pesisir Barat. Persyaratan dan prosedur b) Berkas permohonan SKTT penerbitan Surat Keterangan Pin- selanjutnya diserahkan dah/Datang di disdukcapil Kabupaten kepada Kepala Seksi Pen- Pesisir Barat. Sebagai berikut: daftaran Penduduk untuk Persyaratan: verifikasi dan paraf untuk

  a. Formulir F1.01 (dari De- selanjutnya diteruskan sa/Kelurahan) kepada Kepala Bidang

  b. Kartu Keluarga asli Kependudukan untuk verifi-

  c. Surat Keterangan Datang WNI kasi dan paraf ( Dari daerah asal) c) Berkas permohonan SKTT

  d. Berkas Pendukung (foto copy selanjutnya diserahkan akta kelahiran,ijazah, surat ni- kepada Operator SIAK un- kah) tuk dilakukan proses input e. Pas poto 3 x 4 sebanyak 4 lem- data dan pencetakan bar d) SKTT yang telah dicetak se- Prosedur: lanjutnya diserahkan kepada

  1. Pemohon datang di tempat pe- Kepala Bidang layanan dengan membawa per- Kependudukan yang selan- syaratan yang sudah di tetap- jutnya diteruskan kepada kan Kepala Dinas

  2. Petugas memeriksa berkas Kependudukan dan Catatan permohonan Sipil untuk penandatan-

  3. Merequest Surat Keterangan ganan Pindah WNI dari daerah asal e) SKTT yang telah ditanda- dengan aplikasi SIAK (Sistem tangani Kepala Dinas dis- Informasi Administrasi erahkan kembali kepada Bi- Kependudukan ) dang Kependudu-kan yang

  4. Menarik data pindah pemohon selanjutnya diberikan kepa- dengan SIAK

  5. Mencetak Surat Keterangan Datang WNI (SKDWNI) dan Biodata WNI

  2. Foto copy Paspor

  6. SKPD digunakan sebagai dasar: a) Penerbitan KK bagi yang tidak pindah b) Penerbitan SKTT dengan alamat baru bagi Orang

  5. Petugas merekam data da- lam database kependudukan dan menyampaikan lembar ke 2 SKPD kepada kepala desa/lurah tempat tinggal asal

  4. Kepala Instansi Pelaksana menandatangani Surat Ket- erangan Pindah Datang (SKPD)

  3. Petugas melakukan verifi- kasi dan validasi data

  2. Orang Asing mengisi dan menandatangani Formulir Surat Keterangan Pindah Datang (F-1.57)

  1. Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas/Izin Tinggal Tetap melapor kepada Instansi Pelaksana membawa persyaratan

  A. Pindah dalam satu kabupat- en/kota

  Prosedur:

  4. Surat Keterangan Catatan dari Kepolisian.

  3. Foto copy Kartu Izin Ting- gal Terbatas; dan

  1. Surat Keterangan Tempat Tinggal

  6. Menyerahkan cetakan SKDWNI dan Biodata WNI. Dinas Pendudukan dan pencatatan Sipil Kabupaten Pesisir Barat mener- bitkan SKPDWNI paling lambat 4 (empat belas) hari kerja sejak Tanggal persyaratan lengkap. Biaya atau tarif pembuatan Surat Keterangan Datang Rp. 150.000-. SKPDWNI yang telah diterbitkan berlaku 30 (tiga puluh) hari sejak Tanggal diterbitkan ( segera laporkan ke Daerah tujuan sebelum masa berlaku habis ). Atas nama pe- jabat pencatatan kependudukan Anwarsyah B.

  B. Persyaratan pelaporan Orang Asingyang memiliki Izin Ting- gal Terbatas

  6. Surat Keterangan Catatan dari Kepolisian.

  5. Menunjukkan Buku

  4. Foto copy Kartu Izin Ting- gal Tetap

  3. Foto copy Paspor dengan menunjukkan aslinya

  2. KTP untuk Orang Asing

  1. Kartu Keluarga

  A. Persyaratan pelaporan Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap

  Surat Keterangan Pindah Datang War- ga Negara Asing adalah surat ket- erangan yang dikeluarkan oleh instansi pelaksana disdukcapil untuk warga Negara Negara Asing yang melaporkan pindah atau datangnya orang asing tersebut guna pelaporan izin tinggal tetap atau izin tinggal se- mentara di kabupaten Pesisir Barat. Persyaratan dan prosedur penerbitan Surat Keterangan Pindah/Datang War- ga Negara Asing di disdukcapil Kabu- paten Pesisir Barat. Sebagai berikut: Persyaratan:

  Keterangan Pindah/Datang WNA Dalam Wilayah NKRI

  Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas atau c) Penerbitan KK dan KTP

  4. Petugas merekam data da- dengan alamat baru bagi lam database kependudukan Orang Asing yang mem-

  5. Instansi Pelaksana menyam- iliki Izin Tinggal Tetap paikan data pindah datang B. Pindah antar kabupaten/kota Orang Asing kepada Camat dan antar provinsi dan Kades/Lurah a. Daerah Asal

  6. SKPD digunakan sebagai

  1. Orang Asing yang memiliki dasar : Izin Tinggal Terbatas/Izin

  a) Penerbitan Kartu Keluar- Tinggal Tetap melapor ga dan KTP dengan ala- kepada Instansi Pelaksana mat baru bagi Orang As- membawa persyaratan ing yang memiliki KTP

  2. Orang Asing mengisi dan

  b) Penerbitan SKTT (Surat menandatangani Formulir Keterangan Tempat Surat Keterangan Pindah Tinggal ) dengan alamat Datang (F-1.58) baru bagi Orang Asing 3. Petugas melakukan verifi- yang memiliki SKTT. kasi dan validasi data Pembuatan Surat Keterangan Pindah

  4. Kepala Instansi Pelaksana atau Datang Bagi Warga Negara Asing menandatangani Surat Ket- dalam Jangka waktu penyelesaian 4 erangan Pindah Datang dan (empat) hari, sejak didaftarkan dengan menyerahkan kepada Orang biaya atau tarif Rp. 100.000,-. Atas Asing untuk dilaporkan ke nama pejabat pencatatan daerah tujuan kependudukan Anwarsyah B.

  5. Petugas merekam data da- lam database kependudukan Penerbitan Akta Kelahiran

  6. SKPD digunakan sebagai Setiap peristiwa kelahiran dicatatkan dasar penerbitan KK bagi pada Instansi Pelaksana di tempat kepala/anggota keluarga da- domisili penduduk Pencatatan ke- lam KK Orang Asing yang lahiran penduduk WNI dilakukan memiliki Izin Tinggal Tetap setelah memenuhi persyaratan: yang tidak pindah a. Asli Surat Kelahiran dari ru-

  b. Daerah Tujuan mah sakit/rumah sakit bersalin

  1. Orang Asing yg memiliki atau puskesmas, poliklinik, Izin Tinggal Terbatas atau dokter, bidan, penolong ke- Izin Tinggal Tetap melapor lahiran kepada Instansi Pelaksana b. Asli surat keterangan dari de- membawa Surat Keterangan sa/kelurahan

  Pindah Datang

  c. Fotocopi surat nikah/kutipan

  2. Petugas melakukan verifi- akte perkawinan ortu (dilegal- kasi dan validasi data isir)

  3. Kepala Instansi Pelaksana

  d. Fotocopi KTP dan KK Orang- menandatangani Surat Ket- tua erangan Pindah Datang (F- e. Dua orang saksi yang memen- uhi syarat (minimal umur 21 tahun atau sudah kawin)

  f. Surat Kuasa bermaterai cukup bagi yang dikuasakan. Prosedur:

  1. Pencatatan Kelahiran WNI Pemohon datang ke De- sa/Kelurahan, melakukan pen- daftaran dengan mengisi For- mulir Pelaporan Kelahiran dan melampirkan persyaratan

  2. Bagi Pemohon yang pelaporan kelahirannya melebihi jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tanggal kelahiran, langsung da- tang ke Instansi Pelaksana dengan menyerahkan berkas pelaporan dan persyaratan Desa/Kelurahan :

  a) Meneliti Formulir Pelaporan Kelahiran dan Berkas Pelaporan Kelahiran

  b) Mengisi dan menandatan- gani Surat Keterangan Ke- lahiran

  c) Menyerahkan Surat Ket- erangan Kelahiran lembar ke-3 beserta berkas pelaporan dan persyaratan kepada pemohon

  d) Mencatat data kelahiran da- lam BHPKPP (Buku Hari- an Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting ) e) Menyimpan Surat Ket- erangan Kelahiran lembar ke-1 sebagai arsip

  f) Mengirim Surat Keterangan Kelahiran lembar ke-2 beserta berkas persyaratan ke Kecamatan

  Kecamatan :

  a) Melakukan verifikasi dan erangan Kelahiran beserta berkas persyaratan

  b) Melakukan perekaman data ke dalam database kependudukan berdasarkan Formulir Pelaporan Ke- lahiran, kecuali data saksi

  Instansi Pelaksana :

  a) Pemohon menyerahkan Su- rat Keterangan Kelahiran lembar ke-3 beserta berkas pelaporan dan persyaratan, dengan ketentuan :

  1. Bagi Pemohon yang melaporkankelahirannya melebihi jangka waktu lebih dari 60 (enam puluh) hari kerja sampai dengan 1 (satu) tahun se- jak tanggal kelahiran, ter- lebih dahulu mengajukan permohonan persetujuan pencatatan kelahiran yang terlambat kepada Kepala Instansi Pelaksa- na

  2. Pemohon yang telah mendapatkan persetujuan dari Kepala Instansi Pelaksana menyerahkan Surat Keterangan Ke- lahiran lembar ke-3 beserta berkas pelaporan dan persyaratan termasuk persetujuan pencatatan kelahiran yang terlambat dari Kepala Instansi Pelaksana

  b) Petugas Registrasi Pencata- tan Sipil menerima dan meneliti berkas pelaporan dan persyaratan c) Memproses pencatatan dan penandatangan Register Ak- ta, termasuk 2 (dua) orang saksi d) Perekaman data saksi dan penerbitan Kutipan Akta e) Penandatanganan Register

  Akta dan Kutipan Akta Ke- lahiran oleh Kepala Instansi Pelaksana

  f) Menyerahkan Kutipan Akta Kelahiran kepada pemohon

  g) Menyimpan Register Akta Kelahiran dan berkas per- syaratan pelaporan kelahiran

  Penerbitan akta kelahiran dalam jangka waktu penyelesaian 4 hari, se- jak didaftarkan biaya atau tarif Rp. 0 rupiah. atau gratis. Atas nama pejabat pencatatan sipil Ahmad Zainal.

  Penerbitan Akta Kematian

  Akta kematian adalah suatu akta yang dibuat dan diterbitkan oleh Dinas Kependudukan yang membuktikan secara pasti tentang kematian seseorang. Kematian merupakan salah satu peristiwa penting yang dialami oleh setiap orang, yang harus dicatat dan dikukuhkan oleh negara dalam bentuk Akta Kematian. Dengan akta kematian, dapat dijadikan bukti outen- tik mengenai peristiwa kematian seseorang. Yang dimaksud kematian dalam kontek pencatatan ini adalah berhentinya fungsi seluruh organ tubuh seseorang yang dinyatakan dengan su- rat keterangan dokter/para medis/ pe- jabat lain yang berwenang. Pencatatan kematian WNI dilakukan pada Instansi Pelaksana di tempat terjadinya ke- matian setelah memenuhi persyaratan: a. Surat Keterangan Kematian dari Kepala Desa/Lurah b. Surat Kematian (visum) dari

  Dokter/Petugas Kesehatan

  c. Fotocopy KK dan KTP yang bersangkutan (dilegalisir) d. Fotocopy Akta Kelahiran yang meninggal (dilegalisir)

  Prosedur:

  1. Tata cara Pencatatan Kematian bagi Warga Negara Indonesia : Pemohon: Datang ke Desa/Kelurahan, melakukan pendaftaran dengan mengisi Formulir Pelaporan Kematian dan melampirkan persyaratan yang diperlukan Desa/Kelurahan:

  a. Menerima/meneliti formulir Pelaporan Kematian dan berkas persyaratan b. Mengisi dan menandatan- gani Surat Keterangan Ke- matian

  c. Menyerahkan Surat Ket- erangan Kematian lembar ke-3 (tiga) beserta berkas pelaporan dan persyaratan kepada pemohon untuk dibawa ke Instansi Pelaksa- na

  d. Mencatat data kematian da- lam BHPPK (Buku Harian Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting ) e. Menyimpan Surat Ket- erangan Kematian lembar ke-1 (satu) sebagai arsip

  f. Mengirim Surat Keterangan Kematian lembar ke-2 (dua) beserta berkas persyaratan ke Kecamatan. Kecamatan :

  a) Petugas Registrasi Pencata- tan Sipil menerima dan meneliti Surat Keterangan beserta berkas pelaporan dan persyaratan b) Melakukan proses pencata- tan dan penandatanganan

  Register Akta Kematian, termasuk 2 orang saksi c) Melakukan perekaman data kematian ke dalam database kependudukan dan penerbi- tan Kutipan Akta Kematian d) Penandatanganan Register

  3. Surat Keterangan/Pengantar dari Desa/Kelurahan mengenai status

  c) Melakukan proses pencata- tan dalam Register Akta Perkawinan termasuk

  a) Petugas Registrasi Pencata- tan Sipil menerima dan meneliti Formulir Pelaporan Perkawinan serta berkas persyaratan yang ditentukan dalam pencatatan perkawi- nan b) Petugas Registrasi meneri- ma biaya retribusi pembu- atan Akta Perkawinan

  1. Instansi Pelaksana:

  A. Di Daerah : Pemohon: Pemohon datang ke Instansi Pelaksa- na, mengisi Formulir Pelaporan Perkawinan dengan membawa per- syaratan yang telah ditetapkan

  7. Surat Kuasa bermaterai cukup bagi yang dikuasakan Prosedur:

  6. Saksi: 2 orang saksi yang me- menuhi syarat (minimal beru- mur 21 tahun atau sudah kawin)

  5. Pas photo berdampingan uku- ran 4 x 6 cm, sebanyak 5 (lima) lembar

  4. Fotocopy KTP dan KK yang telah dilegalisir

  2. Fotocopy Kutipan Akta Ke- lahiran yang telah dilegalisir

  Akta dan Kutipan Akta Ke- matian oleh Kepala Instansi Pelaksana

  1. Surat Keterangan/Bukti Pem- berkatan/Pengesahan Perkawi- nan dari Pemuka Aga- ma/Kepercayaan masing- masing

  b. Non Islam dicatatkan di Di- nas Kependudukan dan Pen- catatan Sipil. Pencatatan perkawinan WNI dilakukan pada Instansi Pelaksana di tempat ter- jadinya pernikahan setelah memenuhi persyaratan:

  a. Islam dicatatkan di KUA

  Perkawinan adalah Ikatan Lahir Batin Antara Seorang Pria dengan Seorang Wanita Sebagai Suami Isteri dengan tujuan membentuk Keluarga (Rumah Tangga) yang bahagia dan kekal ber- dasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (Pasal I Undang Undang Nomor: 1 Tahun 1974). Perkawinan adalah syah apabila diberkati menurut Agama dan Kepercayaan masing – masing dan di- catatkan menurut Undang -Undang yang berlaku:

  Keterangan Perkawinan

  Penerbitan akta kematian dalam waktu penyelesaian 3 hari, sejak didaftarkan biaya atau tarif Rp. 0 rupiah.- atau gra- tis. Atas nama pejabat pencatatan kependudukan Ahmad Zainal.

  f) Menyimpan Register Akta Kematian dan berkas per- syaratan pelaporan kematian

  e) Menyerahkan Kutipan Akta Kematian kepada pemohon

  2 d) Melakukan perekaman data ke dalam database kependudukan dan mence- tak perubahan data e) Penandatanganan Register

  Akta Perkawinan dan Kutipan Akta Perkawinan oleh Kepala Instansi Pelaksana

  3. Foto copy KTP dan KK ybs.

  f. Bagi penduduk Orang Asing membawa Dokumen Imigrasi dan STLD

  Ganti Nama

  b. Foto copy Akta Perkawinan yang bersangkutan (dilegalisir) c. Foto copy KTP dan KK yang telah dilegalisir d. Foto copy Kutipan Akta Ke- lahiran e. Bagi WNI yang sudah ganti nama membawa Surat Bukti

  a. Keputusan Pengadilan yang te- lah mempunyai kekuatan hukum tetap tentang Putusnya Perkawinan

  Prosedur:

  5. Bagi WNI yang sudah Ganti nama membawa surat bukti ganti nama

  Dilegalisir 4. Foto copy akta kelahiran ybs. Dilegalisir

  2. Foto copy Akta perkawinan ybs. Dilegalisir

  f) Menerbitkan dan menye- rahkan Kutipan Akta Perkawinan kepada pemo- hon g) Menyimpan Register Akta

  1. Keputusan Pengadilan yang te- lah mempunyai kekuatan hukum tetap tentang putusnya perkawinan

  Perceraian dianggap telah terjadi beserta segala akibat hukumnya sejak saat pendaftarannya pada kantor pen- catat perceraian, kecuali bagi mereka yang beragama Islam terhitung sejak jatuhnya putusan Pengadilan Agama yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Pencatatan perceraian dilakukan pada Instansi Pelaksana setelah memenuhi persyaratan:

  Penerbitan Akta Perceraian

  2. Pendataan hasil pencatatan perkawinan bagi WNI di Luar Negeri yang telah mendapat Rekomendasi Akta Perkawinan dari Perwakilan RI, dilakukan paling lambat 1 (satu) tahun se- jak yang bersangkutan kembali ke Indonesia dengan melaporkan ke Instansi Pelaksana. Penerbitan akta perkawinan dalam waktu penyelesaian 3 hari, sejak didaftarkan biaya atau tarif Pelayanan di dalam kantor Rp. 50.000,- dan pela- yanan di luar kantor Rp. 150.000,- rupiah.- Atas nama pejabat pencatatan sipil Ahmad Zainal.

  1. Penduduk yang melakukan pencatatan perkawinan di Luar Negeri, sesuai dengan pera- turan perundang-undangan yang berlaku di tempat wilayah kerja Perwakilan RI, sepanjang hukum dan ketentuan asing ter- sebut tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan pe- rundang-undangan Indonesia

  B. Di Luar Negeri :

  Perkawinan dan berkas Pelaporan Perkawinan.

  g. Surat Kuasa bermetarai cukup bagi yang dikuasakan. Penerbitan akta perceraian dalam wak- didaftarkan biaya atau tarif Pelayanan

  c. pemohon tentang masa berlaku, Rp. 100.000 rupiah.- Atas nama pejab- lama penyelesaian, Petugas at pencatatan sipil Ahmad Zainal. memberikan paraf pada berkas sebagai tanda sudah lengkap

  

Keterangan Akta Pengakuan dan dan menyerahkan berkas kepa-

Pengesahan Anak da kasi Pengakuan Anak

  Pengakuan Pengesahan anak luar /Pengesahan Anak nama untuk kawin adalah tahapan lebih lanjut diverifikasi setelah pengakuan. Pengesahan adalah

  d. Kasi (Kepala Seksi) Pengakuan suatu cara agar anak luar kawin yang Anak/Pengesahan Anak me- diakui berubah statusnya menjadi anak nyerahkan berkas permohonan sah dan mempunyai hak-hak yang sa- kepada petugas register di bi- ma dengan anak-anak sah. Pencatatan dang pencatatan sipil untuk di- pengakuan dan pengesahan anak dil- catat dalam register akukan setelah memenuhi persyaratan:

  e. Operator komputer menginput

  A. Pengakuan Anak dan data register akta Pengakuan Pengesahan Anak: Anak /Pengesahan Anak ke da-

  1. Surat pengantar RT/RW dan lam system komputer dengan diketahui Kepala De- teliti Setelah memastikan sudah sa/Lurah diiput dengan benar, operator

  2. Surat Pengakuan Anak dari komputer melakukan catatan ayah biologis yang disetujui pinggir pada register akta dan ibu kandung kutipan akta catatan sipil selan-

  3. Kutipan akta kelahiran jutnya Operator Komputer

  4. Fotocopy KK dan KTP ayah mencetak akta dan Kutipan ak- bioogis dan ibu kandung. ta Pengakuan Anak/Pengesahan B. Pengesahan Anak Anak kemudian meneruskan

  1. Surat pengantar dari RT/RW register dan kutipan akta dan diketahui Kepala De- Pengakuan Anak/Pengesahan sa/Lurah Anak kepada kepala bidang

  2. Kutipan Akta Kelahiran pencatatan sipil

  3. Fotocopy Kutipan Akta

  f. Kepala bidang pencatatan sipil Perkawinan memverifikasi dan meneliti

  4. Fotocopy KK dan kesesuain kutipan akta

  5. Fotocopy KTP pemohon. Pengakuan Anak/Pengesahan Prosedur:

  Anak dengan berkas pemohon,

  a. Pemohon ke Dinas dan memberikan paraf pada Kependudukan dan Pencatatan berkas yang telah sesuai Sipil mengambil formulir

  g. Petugas operator komputer pelaporan Pengakuan Anak mencetak pada blangko asli dan /Pengesahan Anak meneruskan kutipan akta

  b. Pemohon membawa berkas Pengakuan Anak/Pengesahan lengkap beserta dokumen Anak, register, dan berkas lain aslinya kepada petugas di bidang pen- kepala bidang pencatatan sipil dan diteruskan kepada Sekreta- ris Dinas untuk diparaf

  h. Kepala Dinas meneruskan reg- ister, berkas, dan dokumen lainnya kepada Petugas arsip dan meneruskan kutipan Akta Pengakuan Anak /Pengesahan Anak kepada Petugas Pela- yanan i. Petugas arsip menyimpan berkas pada ruang arsip dan melakukan pencatatan pada BHPKPP (Buku Harian Peri- stiwa Kependudukan dan Peri- stiwa Penting) j. Petugas menyerahkan akta

  Pengakuan Anak/Pengesahan Anak serta dokumen asli lainnya kepada pemohon.