Peran Organisasi Mahasiswa Dalam Kampus

Peran Organisasi Mahasiswa Dalam Kampus
A. Pengertian Organisasi
Organisasi merupakan sekumpulan orang-orang yang bekerja sama untuk
mencapai

suatu

sekumpulan

tujuan

mahasiswa

bersama.
yang

Organisasi

membentuk

mahasiswa

sebuah

merupakan

kelompok untuk

mencapai tujuan bersama. Keefektifan sebuah organisasi tergantung pada
visi dan misi yang dimiliki oleh organisasi tersebut. Karena idealnya suatu
organisasi pasti memiliki visi dam misi untuk mencapai tujuannya. Begitu
juga halnya dengan organisasi mahasiswa. Intinya mahasiswa harus bisa
mengembangkan

fungsi

dan

perannya

sebagai


mahasiswa.

Seperti

pengembangan intelektual akademis yang berguna nantinya untuk terjun ke
masyarakat. Oleh sebab itu untuk mengembangkan peran tersebut dapat
dilakukan dengan bergabung dengan organisasi mahasiswa.
B. Organisasi Mahasiswa dikampus
Ada beberapa bentuk organisasi mahasiswa dikampus, diantaranya dapat
dapat di golongkan menjadi dua yaitu: organisasi intra kampus seperti Senat
Mahasiswa/ Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Unit-unit Kegiatan Mahasiswa
(UKM), Himpunan Mahasiswa Jurusan/Program Studi, dan organisasi ekstra
kampus seperti HMI, GMNI, GMKI, PMKRI, PMII, KAMMI, dan sejenisnya.
Kesemua organisasi tersebut mempunyai kegiatan yang berbeda-beda dan
dasar organisasi yang berlainan pula. Ada yang berlatar belakang minat
bakat seperti olahraga, seni, korespondensi, dan sebagainya dan ada juga
yang berlatarkan agama seperti HMI, GMKI dan lain-lainnya.
Dengan bervariasinya bentuk organisasi tersebut mahasiswa dapat memilih
organisasi mana yang sesuai dengan minat dan bakat mereka masingmasing. Karena jika bergabung dalam suatu organisasi maka kita melihat
bakat dan minat kita yang sebenarnya. Walaupun tidak semua mahasiswa

tertarik untuk menjadi aktivis dan bergabung di organisasi kampusnya. Tapi
setidaknya dengan bergabung disebuah organisasi banyak pengalaman yang

bisa didapat selain menambah teman dan mungkin saja bertemu jodoh di
organisasi.
C. Pentingkah Berorganisasi Dikampus

Sebelum lulus SMA kita sudah merencakan nanti akan melanjutkan studi
kemana? Universitas apa? Jurusan apa? Setelah kuliah cara belajar yang kita
jalani sangat kontras dengan cara belajar sewaktu SMA. Mahasiswa dituntut
untuk lebih aktif belajar sendiri. Waktu luang saat menjadi mahasiswa sangat
lah banyak. Karena jam kuliah yang tidak sistematis seperti saat-saat
sekolah dulu. Nah, banyak mahasiswa mengisi waktu luang tersebut dengan
berbagai macam cara, ada yang belajar dan terus belajar, dan ada yang
bergabung di organisasi-organisasi kampus.
Organisasi mahasiswa merupakan wadah para mahasiswa untuk berproses
baik dalam pembelajaran dan pendidikan yang diperoleh melalui kegiatan
yang dilaksanakan secara formal maupun non formal. Dalam sebuah
organisasi


banyak

kegiatan

yang

dilakukan

dimana

semua

anggota

organisasi harus berpartisipasi didalamnya. Organisasi yang aktif dan bagus
akan sering melatih para anggotanya baik dalam hal akademis maupun
kepemimpinan. Dalam hal akademis contohnya memberikan tentoran
kepada adik kelas, pelatihan membuat karya tulis, membuat penelitian yang
bekerja sama dengan dosen atau pihak kampus dan lain sebagainya. Dalam
hal kepemimpinan misalnya melakukan training kepemimpinan bagi anggota

dan para calon anggota, membuat even atau sebuah acara yang otomasis
membutuhkan sebuah kepanitiaan, dengan adanya kepanitiaan tersebut
maka disana dilatih jiwa kepemimpinan anggota organisasi, dan masih
banyak lagi yang lain.
Menurut Tonny Trimasanto,(1993) mahasiswa itu digolongkan kedalam dua
kelompok, yaitu mahasiswa yang apatis dan mahasiswa aktif terhadap
organisasi kampus. Mahasiswa yang apatis terhadap organisasi kampus
merupakan mahasiswa yang aktif terhadap perkuliahan saja, segala sesuatu
diukur dari pencapaian kredit semester dan indeks prestasi kumulatif yang
tinggi dan dapat meraih gelar sarjana secepatnya . Sedangkan mahasiswa

aktif

adalah

mahasiswa

yang

aktif


dalam

berbagai

organisasi

kemahasiswaan dikampus, yang sering disebut dengan “aktivis kampus”.
Kedua jenis mahasiswa ini memiliki perbedaan yang kontras saat memasuki
dunia kerja, mahasiswa aktifis cenderung lebih mudah bersosialisasi
dibanding

mahasiswa

apatis

terhadap

organisasi


mahasiswa.

Dalam

berorganisasi kita dilatih untuk bisa bersosialisasi dengan orang lain, selain
itu dengan bergabung di organisasi kemahasiswaan kita dilatih juga untuk
menyusun strategi dan bisa memanage waktu, diri sendiri dan orang lain.
Jadi organisasi mahasiswa penting sekali karena dapat karakter diri
seseorang untuk menjadi mahasiswa yang produktif.
Dibalik sisi positif tersebut sering juga kita mendengar sentiment tidak bagus
terhadap mahasiswa yang aktif di organisasi, seperti aktifis itu identik
dengan gelar ‘M.A’ alias Mahasiswa Abadi, dan tidak jarang aktifis tersebut
rawan drop-out karena lebih sibuk di organisasi dibandingkan dengan
perkuliahan. Inilah sebagian kecil pandangan banyak orang pada sebuah
organisasi mahasiswa. Untuk lebih mengetahui bagaimana organisasi
mahasiswa yang sebenarnya ada baiknya mencoba sendiri bergabung
didalamnya dan berpartisipasi sebagai anggota organisasi tersebut, baru
setelah itu kita bisa menilai baik buruknya sebuah organisasi dan seorang
aktifis kampus itu.
D. Peran Organisasi Mahasiswa Di Kampus


Organisasi

mahasiswa

memiliki

banyak

peranan

penting

dikampus.

Sebagaimana pengalaman mengajarkan banyak perubahan yang terjadi
dalam kehidupan dikampus, di masyarakat, dan berbangsa dan bernegara
yang mengalami perubahan karena peran serta dari mahasiswa yang
tergabung dalam organisasi mahasiwa tersebut. Kita sering mendengar
istilah bahwa mahasiswa adalah “The agent of change”, hal itu benar adanya

karena sama-sama kita saksikan banyak perubahan yang terjadi karena
peran mahasiswa.
Di kampus sendiri organisasi mahasiswa ini berperan sangat penting.
Organisasi merupakan sarana untuk menyalurkan aspirasi mahasiswa pada

petinggi-petinggi kampus seperti rektor, dekan, dosen dan sebagainya. Tidak
selamanya keputusan yang di buat oleh petinggi kampus dapat diterima
begitu saja oleh mahasiswa. Jadi sebagai sarana untuk menyalurkan aspirasi
tersebut melalui organisasi inilah disampaikan. Coba saja bayangkan tanpa
ada

organisasi

mungkin

kebijakan

apapun

yang


dikeluarkan

pihak

atasan mahasiswa akan ‘nrimo’ saja. Karena mereka tidak ada sarana untuk
menyampaikan pendapat mereka. Sangat banyak kita saksikan perubahan
yang dilakukan oleh mahasiswa yang bergabung di organisasi mahasiswa.
Misalnya dari BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) sebagai media bagi
mahasiswa untuk menyampaikan keluhan tentang mahalnya biaya kuliah,
minimnya fasilitas kampus yang tidak seimbang dengan kenaikan biaya
kuliah dan lain sebagainya. Dalam forum yang formal nanti perwakilan dari
BEM ini akan menyampaikan keluhan mahasiswa ini kepada pihak rektorat
contohnya. Nah, dari situ pihak rektorat dapat mengevaluasi kebijakankebijakan yang membebani mahasiswa. Maka dari itu pihak rektorat akan
melakukan

fungsicontrolling-nya.

Tidak


hanya

BEM,

organisasi

kehamahasiswaan lainnya baik organisasi internal maupun organisasi
eksternal kampus, juga bisa langsung menyampaikan aspirasinya, seperti
yang sama-sama kita saksikan contohnya melakukan aksi damai menuntut
kenaikan biaya kuliah. Memang realita yang kita saksikan tidak jarang aksi
yang awalnya damai berujung dengan kericuhan karena pihak kampus
mungkin tidak merespon kasi mereka. Namun itu hanyalah sebagian kecil
dari contoh peran penting organisasi mahasiswa dikampus. Tidak dapat kita
pungkiri keberadaan organisasi kemahasiswaan sangat lah penting di
kampus sebagai fasilitator dan mediator antara mahasiswa dengan petinggipetinggi kampus.
Organisasi kampus sangat berperan dalam pembekalan untuk melanjutkan
study ke luar negeri. Karena salah satu syarat yang biasa diminta untuk
mendapatkan beasiswa pendidikan keluar negeri adalah dari karya ilmiah
dan penelitianyang pernah kita lakukan. Hal ini bisa kita asah dari
berorganisasi.Namun sayangnya, aktivis kampus kebanyakan hanya berkutat

di

dunia

sosial

politik

kampus,

kemampuan menulis

ilmiah dan scientific sangat rendah. Sebaiknya, kalau kita menjadi aktifis
kampus jangan hanya berkutat pada rapat dan penyelenggaraan event saja
jika ingin menjadi aktivis kampus yang komplit dan prestatif. Sertai
juga dengan kegiatan-kegiatan kompetitif lainnya, seperti lomba menulis,
debat,

maupun

aktivitas

sosial

kemasyarakatan

lainnya

yang

juga

diperimbangkan nantinya untuk pembekalan study ke luar negeri. Karena,
sejatinya jika direnungkan, terlalu banyak waktu yang terbuang sia-sia hanya
karena

kita

terlalu

disibukkan

dengan

event

dan

rapat

organisasi

dibandingkan dengan pengembangan kemampuan prestatif diri.
Akan jauh lebih baik jika kita tidak hanya pandai dalam memimpin rapat dan
beretorika semata, melainkan kita bisa menjadi aktivis kampus yang rajin
membaca, menulis, mengikuti perlombaan dan terjun di kegiatan sosial
kemasyarakatan. Dalam hal ini untuk menumbuhkan budaya scientific dan
prestatif dalam budaya organisasi kampus, dibutuhkan peran seorang senior
atau pimpinan organisasi. Penumbuhan nilai, budaya, dan norma didalam
internal organisasi sejatinya dipegang oleh para senior atau pimpinan
organisasi. Oleh sebab itu seorang pemimpin dan senior dalam organisasi
hendak lah memiliki bekal yang bisa dicontoh oleh kader-kader dibawah kita.
Organisasi kampus juga berperan dalam dalam peningkatan mutu suatu
kampus.

Organisasi

kampus

yang

aktif

dan

partisipatif

akan

selalu

memberikan koreksi terhadap kebijakan kampus yang mungkin menghambat
krestifitas mahasiswa. Misalnya dalam hal keikutsertaan dalam berbagai
lomba antar universitas. Pihak kampus tidak mengetahui sepenuhnya mana
mahasiswa yang kira-kira berpeluang untuk diikutsertakan dalan even
tersebut. Dengan adanya koordinasi kepada organisasi kampus maka dapat
diketahui

mana

mahasiswa

yang

berpotensi

untuk

dikirim

sebagai

perwakilan suatu kampus. Karena dengan berorganisasi maka dapat
diketahui seberapa besar potensi seseorang. Walaupun tidak langsung
menang dalam sebuah kompetisi setidaknya mahasiswa yang diutus tadi
dapat mengukur kemampuannya dan belajar dari mahasiswa lain dari

universitas yang berbeda. Dengan demikian dia akan bisa sharing dengan
teman-teman dikampusnya dan organisasinya dan bisa memperbaiki diri
dimana kelemahan kita. Setidaknya ada pelajaran penting yang didapat
untuk persiapan di kompetisi yang lain. Bayangkan saja apabila pihak
kampus tidak pernah mengirim mahasiswanya untuk berkompetisi dengan
mahasiswa mahasiswa dari universitas lain. Maka mahasiswa di kampus
tersebut tidak lebih hanyalah “seperti katak dalam tempurung”. Merasa
pintar didalam kampus sendiri, sedangkan dia tidak tahu bagaimana
perkembangan diluar sana. Oleh sebab itu organisasi mahasiswa harus bisa
mengkoreksi kebijakan kampus yang tidak mau mengirim mahasiswanya
untuk ikut berkompetisi.
Peran serta organisasi dikampus yang lainnya adalah sebagai sarana bagi
pihak kampus untuk mendapatkan sumberdaya manusia yang suatu saat
dibutuhkan oleh kampus. Koordinasi yang baik dengan organisasi kampus
akan

lebih

mudah

merekrut

sumberdaya

manusia

yang

bermanfaat

dibanding menyeleksi satu per-satu mahasiswa.
E. Manfaat Berorganisasi

Banyak hal yang didapat dengan adanya organisasi mahasiswa yang tidak
ada diterima dalam perkuliahan. Dengan berorganisasi mahasiswa terlatih
jiwa leadership untuk memanajemen diri sendiri, orang lain, dan organisasi
tersebut. Dalam sebuah organisasi tentunya tidak aka lepas dari fungsifungsi manajemen yang sudah sama-sama kita ketahui yaitu, “planning,
organizing, actuating, controlling”. Nah, apabila kita bergabung dalam
sebuah

lembaga,

baik

itu

organisasi

mahasiswa,

di

perusahaan,

di

pemerintahan semunya tidak akan lepas dari fungsi manajemen tersebut,
meskipun masih banyak lagi fungsi manajemen yang lainnya. Begitu juga
halnya dalam organisasi mahasiswa dikampus, dengan bergabung di
organisasi mahasiswa dapat berlatih melakukan fungsi-fungsi manajemen
itu.
Dalam berorganisasi banyak sekali soft skill yang kita dapat yang juga tidak
kita dapatkan disaat perkuliahan. Setiap individu yang ada dalam organisasi

memiliki karakter dan sifat yang berbeda. Disini kita dapat belajar
bagaimana menghadapi orang yang memiliki karakter yang berbeda
tersebut. Dalam berorganisasi kita juga belajar bagaimana berkomunikasi
dengan orang lain, baik itu dengan yang lebih muda, sebaya dan yang lebih
tua. Tidak hanya itu,dalam berorganisasi kita bisa juga mendapatkan
pengalaman bagaimana berbicara dan menghadapi orang-orang penting,
kalau dikampus misalnya berkomunikasi dengan dekanat, dan rektorat. Jika
kita bergabung diorganisasi yang sudah cukup bagus yang aktif mengadakan
kegiatan-kegiatan yang bermanfaat tentunya akan langsung terjun ke
masyarakat, disini pun kita dilatih bagaimana berkomunikasi dengan pemuka
masyarakat dan masyarakat itu sendiri. Contohnya, di UKM yang pernah
penulis ikuti, dimana kami disitu mengadakan berbagai program kerja yang
membutuhkan komunikasi dengan masyarakat, seperti mengadakan seminar
nasional yang menghadirkan pembicara seorang anggota DPR RI, untuk
menghadirkan beliau sebagai pembicara sungguh bukan hal yang gampang,
nah disinilah kami dilatih cara berkomunikasinya. Contoh lain misalnya waktu
mengadakan acara bakti social ke daerah pinggiran. Disana kami juga
belajar

bagaimana

berkomunikasi

dengan

pemuka

masyarakat

dan

masyarakat itu sendiri. Sungguh ini pengalaman yang benar-benar berharga.
Ini tak akan kita dapatkan tanpa bergabung dengan suatu organisasi.
Organisasi

merupakan

salah

satu

media

yang

dapat

membentuk

kematangan mahasiswa dalam hidup bermasyarakat. Dengan senatiasa
berorganisasi maka mahasiswa akan senatiasa terus berinteraksi dan
beraktualisasi, sehingga menjadi pribadi yang kreatif serta dinamis dan lebih
bijaksana dalam persoalan yang mereka hadapi. Banyak lagi hal yang
didapat dengan bergabung dalam suatu organisasi kampus. Oleh sebab itu
peran organisasi kampus sangatlah penting. Biasanya orang yang bergabung
di suatu orgnisasi akan mudah berinteraksi dengan orang lain. Setiap orang
memiliki watak yang berbeda-beda. Tidak jarang muncul konflik karena
perbedaan tersebut, contohnya

perbedaat pandangan dan pendapat.

Dengan adanya konflik tersebut kita dapat belajar bagaimana memanage

konflik tersebut dan mencari jalan keluarnya. Nah, artinya organisasi juga
merupakan sarana melatih kemapuan social kita.
Manfaat lain bergabung disebuah organisasi adalah menambah jaringan
ataunetworking. Dalam orgnisasi kita akan berinteraksi dengan banyak
orang. Baik itu dari dalam kampus maupun di luar kampus. Ini sangat
bermanfaat nanti kalau kita sudah tamat dan mencari pekerjaan. Orangorang yang kita kenal saat berorganisasi jangan dianggap remeh, karena
mungkin saja suatu saat dia yang akan menawarkan lowongan kerja kepada
kita. Jadi dapat kita simpulkan bahwasanya berorganisasi merupakan
simulasi dari dunia kerja yang sesungguhnya.
F. Realitas Organisasi Di lapangan.

Saat ini banyak kita saksikan organisasi kemahasiswaan yang cenderung
mementingkan

kepentingan

kelompok

semata.

Sehingga

banyak

dari

organisasi itu yang tidak tumbuh dan berkembang menjadi suatu kekuatan
social dalam menyikapi birokrasi- birokrasi kampus serta mengakomodir
aspirasi-aspirasi dari mahasiswa. Tidak jarang juga kita saksikan segelintir
mahasiswa yang mengatas namakan dirinya “aktifis kampus” tetapi tidak
mencerminkan sikap aktifis yang benar, tidak memberikan contoh yang
benar sehingga menimbulkan penilaian negatif dari mahasiswa lain yang
mengakibatkan timbulnya sikap apatis terhadap organisasi mahasiswa.
Realitas yang terjadi sekarang kebanyakan aktifis kampus berbicara soal
demokrasi, tapi disaat itu ia juga cenderung otoriter dengan memaksakan
kehendaknya dan tidak bisa menerima perbedaan dan pendapat orang lain.
Hal

ini

dapat

menurunkan

kualitas

dan

kuantitas

kaderisasi

karena

mahasiswa akan cenderung berikap apatis terhadap organisasi dan lebih
memilih menjadi mahasiwa kupu-kupu (baca:kuliah-pulang, kuliah-pulang).
Anggapan bahwa mahasiswa yang sibuk berorganisasi adalah mahasiswa
yang indeks prestasinya sedang-sedang saja atau bahkan dibawah rata-rata.
Sehingga saking sibuknya kuliahnya jadi terbengkalai itu juga tak jarang kita
temui. Dibalik realita tersebut bukan berarti bergabung diorganisasi itu
kuliah terbengkalai dan sebangainya. Semua itu tergantung kepada masing-

masing individunya bagaimana dia bisa memanage dan membagi waktunya.
Kita sama-sama diberikan waktu dua puluh empat jam dalam sehari. Ada
orang yang bisa memanfaatkan waktu tersebut dengan berkontribusi di
banyak hal, dan mereka tidak merasa keteteran. Ini menjadikan motivasi
bagi kita bahwa ‘orang lain saja bisa, kenapa saya tidak?’
G. Merubah Paradigma Berfikir

Anggapan di masyarakat bahwasanya organisasi mahasiswa tidak lepas dari
melakukan demonstrasi, unjuk rasa, melakukan kericuhan dengan aparat
dan masyarakat. Hal ini harus kita luruskan bahwa tidak semua organisasi
mahasiswa

melakukan

dan

memilih

jalan

tersebut

agar

aspirasinya

tersampaikan. Selain itu sentiment negative yang sering muncul seperti
yang

telah

disebutkan

sebelumnya

bahwasanya

aktifis

kampus

itu

cenderung mahasiswa abadi dan rawan drop-out. Sebagian ada juga yang
beranggapan kampus adalah semata-mata tempat menimba ilmu yang
terbatas hanya pada pelajaran saja.
Banyak sebenarnya ilmu yang kita dapat dengan berorganisasi. Seperti yang
sudah dijelaskan juga sebelumnya kita belajar bersosialisasi dengan
berorganisasi. Kita menambah wawasan dan persaudaraan juga bisa dengan
berorganisasi. Kita belajar tentang kepemimpinan dan ilmu manajemen dari
organisasi. Banyak hal yang kita dapatkan dalam berorganisasi yang tidak
kita dapatkan di perkuliahan formal.
Dengan bergabung dengan organisasi kemahasiswaan banyak perubahan
yang akan kita alami pada diri kita sendiri. Kita bisa mengembangkan bakat
dan minat dalam berorganisasi. Misalnya, mahasiswa yang bakat dalam hal
tulis menulis, seni, olahraga dan lain sebagainya bisa mengeksplor bakatnya
tersebut dan berbagi dengan angguta yang lain dalam organisasi itu.
Dengan bergabung di suatu organisasi kita bisa mengetahui bagaimana diri
kita yang sebenrnya. Nah, jika kita bergabung disuatu organisasi jangan
malu-malu menampilkan minat dan bakat, karena dari minat dan bakat yang
kita miliki itulah kita dapat memberikan kontribusi terhadap organisasi.

Berorganisasi juga dapat merubah pola pikir seorang mahasiswa yang nanti
akan membedakan ia dengan mahasiswa yang apatis terhadap organisasi
kemahasiswaan.

Cara

berfikir

mahasiswa

yang

pernah

berorganisasi

biasanya lebih luwes dan logic karena apa yang ia sudah pernah ia
aplikasikan dalam berorganisasi misalnya, dibanding mahasiswa yang
menghabiskan waktu untuk belajar cenderung cara berfikirnya lebih ke
teoritis. Teori tanpa praktek hasinya juga alan nihil.
Organisasi mahasiswa bukan hanya sekedar ajang hura-hura, melampiaskan
kejenuhan terhadap tugas-tugas kuliah yang menumpuk, atau untuk mencari
jodoh. Kita bisa ‘mahasiswa plus’ dengan berorganisasi. Dengan ilmu yang
kita dapat selama berorganisasi akan membuat kita mudah memasuki dunia
kerja nantinya. Tidak jarang saat tes wawancara untuk memasuki dunia kerja
kita ditanya “pernah kah mengikuti organisasi? Organisasi apa yang pernah
anda ikuti? Apa jabatan anda di organisasi tersebut?”. Karena dengan
berorganisasi kita sudah terbiasa memanage waktu, diri sendiri, orang lain
dan sebuah organisasi. Keluasan wawasan dan pola pikir akan menjadi nilai
plus tersendiri dalam mengarungi dunia kerja nantinya.
Jadi tak selamanya aktifis kampus itu adalah mahasiswa abadi yang rawan
drop-out, dan suka berunjuk rasa. Bukan berarti tidak ada, mahasiswa
seperti ini karena belum bisa memanage waktunya. Dan kejenuhannya akan
tugas-tugas diperkuliahan juga bisa menjadi faktor pendorong hal ini. Untuk
bisa menjadi aktifis kampus yang bisa dicontoh maka kita harus benar-benar
pandai untuk memanage waktunya agar tidak berbenturan antara kuliah
dengan organisasi. Sesibuk apapun kita disebuah organisasi kita tidak bisa
lepas dari tanggung jawab utama kita sebagai mahasiswa yaitu mengikuti
perkuliahan dengan baik, belajar, dan membanggakan orang-orang yang
menyayangi kita. Bagaimanapun sebagai mahasiswa kewajiban utama kita
adalah menuntut ilmu. Dengan berorganisasi kita bisa berbagi ilmu, kita
mengasah kemampuan yang mungkin tidak pernah diajarkan dalam
perkuliahan formal dikampus.

Oleh sebab itu organisasi mahasiswa dituntut untuk bisa terus meningkatkan
kualitas diri dan meningkatkan pelayanan bagi mahasiswa dikampus
tersebut agar paradigma mahasiswa lainnya bisa berubah seiring dengan
perbaikan-perbaikan

yang

dilakukan

organisasi

mahasiswa

sehingga

mahasiswa lain simpatik dan tertarik menjadi kader-kader baru untuk turut
bergabung dalam organisasi mahasiswa.

Peran Strategis Mahasiswa
Oleh: Muhammad Ikhlas Samad*
Sebagai seorang mahasiswa, kita harus berperan banyak dalam perubahan negara kita saat ini.
Namun masih banyak teman-teman mahasiswa yang belum mengerti peranan mereka
sebenarnya. Kalaupun tahu dan paham peran mereka sebagai mahasiswa, namun caranya yang
perlu dipertanyakan.
Lalu bagaimana cara kita agar dapat berperan aktif dan efektif sebagai director of change?
terlebih dahulu kita pakai ilmu jurnalis yaitu 5W+1H. What? Who? Where? When? Why? dan
How?.
What?
Apa peran mahasiswa yang berada di kampus? setiap Universitas di hampir setiap kampus di
Indonesia memiliki 3 organisasi mahasiswa yang berperan.

Sumber Ilustrasi Gambar dari sini
Pertama, adalah UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa), di organisasi ini berkumpul para mahasiswa
yang memiliki kesenangan atau hobi yang sama. Mereka senang berkumpul bersama
menjalankan hobi mereka, seperti kesenian, olahraga, maupun sastra. pada organisasi ini
anggotanya belum memiliki tujuan yang jelas, hanya mengedepankan hobi mereka, dan tidak ada
landasan ideologis yang kuat.
Kedua, yaitu LDK (Lembaga Dakwah Kampus). Isinya adalah mahasiswa yang sudah memiliki
tujuan yang jelas dengan landasan ideologis yang kuat berdasarkan agama masing-masing.
seperti KMM (Keluarga Mahasiswa Muslim), KMK (Keluarga Mahasiswa Kristen), dan lain
lain. Organisasi ini berisi mahasiswa yang cenderung homogen, memiliki tujuan yang sama, dan
kedekatannya bersifat personal. Jadi, mereka bergabung ke dalam LDK karena dekat secara
personal dan pergaulannya hanya sebatas anak LDK saja. Kalaupun ada kenalan dari kampus
lain, kebanyakan juga adalah anak LDK. Jadi, karakter mahasiswa di dalam organisasi ini kurang

bisa berkembang dan beradaptasi dengan pengaruh lingkungan. Mereka enggan berbaur dengan
para mahasiswa yang hobi nongkrong, menyanyi, maupun bersenang-senang.
Ketiga, adalah BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa). Hampir setiap mahasiswa mendambakan
bergabung dengan BEM. Organisasi ini berisi mahasiswa yang bersifat heterogen, mereka
berasal dari berbagai macam suku, agama, dan ras. pergaulan di BEM lebih terbuka dan tidak
kaku namun menuntut profesionalitas mahasiswa.
Who?
Ketiga organisasi di atas adalah organisasi internal kampus. Peran mahasiswa hanya mampu
eksis di kandang. Mereka terkenal di dalam kampus, namun belum tentu di luar kampus mereka
dapat berperan aktif karena diikat oleh aturan kampus. Segala gerak-gerik mereka dipantau oleh
kampus. Tidak ada kebebasan untuk bergerak di luar kampus, bahkan hanya untuk sekedar
memberikan kritik.
Bersyukurlah kalian para mahasiswa yang senang dengan ketiga organisasi ini. Namun kita sulit
untuk bergabung ke dalam tiga organisasi ini sekaligus. Sangat jarang ada mahasiswa yang eksis
di ketiga organisasi ini.
Tidak perlu khawatir, karena masih ada kok organisasi ekstra kampus yang lebih ideologis dan
dapat membuat kita bebas berekspresi tanpa tekanan dari pihak rektorat. Di Indonesia kita
banyak mengenal organisasi semacam ini, seperti HMI (Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia),
GP (Gema Pembebasan), KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia), GMKI
(Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia), dan masih banyak lagi.
Mahasiswa yang bergabung di organisasi ini sangat ideologis, berkarakter, bebas berekspresi,
profesional, dan bersifat heterogen tentunya. Setiap organisasai eksternal kampus pasti memiliki
landasan ideologi yang kuat. Mereka berjuang berdasarkan Ideologi yang di anut oleh organisasi
tersebut sehingga menimbulkan karakter yang menonjol dibandingkan mahasiswa yang lain.
Mahasiswa bebas berekspresi dan mengkritisi kebijakan pemerintah yang kurang sesuai dengan
pendapat masyarakat, tanpa perlu dikekang oleh aturan kampus. Rektorat pun tidak mampu
membubarkan organisasi ini. Mahasiswa dituntut profesional dalam bertindak dan tidak gegabah
mengambil keputusan karena semua kebijakan diputuskan melalui musyawarah bersama. Isinya
adalah para mahasiswa yang berlatarbelakang karakter, suku, dan ras yang berbeda sehingga
mahasiswa mampu dengan baik bertoleran antar sesama.
Where?
Dimana saja mahasiswa dapat berperan? Dalam hal ini mahasiswa harusnya berperan di mana
saja, baik di kampus, masyarakat, di jalan, bahkan ke sistem pemerintahan. Jadi rugilah
mahasiswa ketika hanya berkutat di dalam kampus saja sebagai jagoan kandang.
How?

Bagaimana caranya menjadi mahasiswa yang berperan strategis di mana saja? Satu-satunya
caranya adalah dengan mengikuti organisasi eksternal kampus. Organisasi eksternal kampus
mempunyai kelebihan lebih banyak daripada organisasi internal kampus. Mereka
menggabungkan ketiga karakter organisasi internal kampus, mulai dari kedekatan personal,
keragaman (heterogen), profesionalisme, dan penyaluran hobi.
Kalau begitu tunggu apalagi? Segeralah bergabung bersama KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa
Muslim Indonesia). Organisasi ini adalah salah satu organisasi eksternal mahasiswa dan
memiliki banyak kelebihan. Lebih ideologis, lebih profesional, lebih dekat, lebih beragam, dan
masih banyak lagi kelebihan lainnya.