CARA MENGGUNAKAN MANUAL FOKUS FOTOGRAFI

LAPORAN PRAKTIKUM II
CARA MENGGUNAKAN MODE KAMERA
MANUAL FOKUS

OLEH :

NAMA

:

SUNTIN KHODHIJAH

NRP

:

AK 14098

AKADEMI KOMUNITAS NEGERI LAMONGAN
JURUSAN MULTIMEDIA BROATCASTING
2014


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT bahwa saya telah
menyelesaikan tugas mata pelajaran Cara Menggunakan Kamera dengan baik dengan
membahas Cara menggunakan Manual Fokus
Dalam mengerjakan tugas ini saya merasa masih banyak kekurangankekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang dimiliki. Untuk itu kritik dan saran, sangat kami harapkan demi penyempurnaan
tugas ini.
Dalam mengerjakan tugas ini saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada
Bapak Chafid yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada saya sehingga saya
termotivasi dan menyelesaikan tugas ini.
Semoga hasil dari tugas ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran
bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi kami semua sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai, Amin.

Lamongan , 27 September 2014
Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

A. Pokok Bahasan
 Pencahayaan
 Aspek Komposisi
 Sudut Pandang Kamera
 Kontras yang Tajam
B. Pencahayaan
a. Objek harus memiliki atau dilingkupi cahaya agar dapat diambil gambarnya.
b. Terdapat berbagai macam tipe cahaya yang menerpa objek. Tipe cahaya:
a) Front Lightning: cahaya berasal dari arah depan objek, sejajar dengan
kamera.
b) Side Lightning: cahaya berasal dari arah samping objek.

c) Back Lightning: sumber cahaya membelakangi objek, cahaya menghadap
arah kamera.

d) Hair Lightning: Sumber cahaya tepat diatas objek foto.

C. Komposisi
a. Bentuk: menonjolkan bentuk satu sisi dengan penerangan muka, sedangkan
untuk penampilan pola pencahayaan belakang lebih baik.

b. Peletakan posisi objek: objek yang ditempatkan tidak ditengah lebih menarik
daripada objek diletakkan ditengah.
c. Diagonal yang dinamis: menampilkan kesan gerakan dan menampilkan
kedalaman.
d. Kesedarhanaan: meniadakan objek yang tidak perlu, latar belakang yang bersih,
akan membuat gambar tampak menarik
D. Sudut Pandang
a. Perbedaan sudut pandang memberikan kesan yang berbeda-beda.
b. Bird Eye View: sudut pandang pada posisi atas. Menampilkan pola serta detail
dari objek jika objek sedang beraktivitas.
c. Frog Eye View: Sudut pandang dari posisi bawah menampilkan kesan objek
menjadi lebih tinggi dan lebih besar.
d. Straight Eye View: sudut pandang lurus dengan objek yang akan dipotret.
Objek direkam secara natural dan apa adanya, tanpa distrosi.
E. Kontras yang Tajam
a. Kontras akan membuat objek terpisah dari latar belakangnya.
b. Foto akan lebih kuat dengan objek utama yang lebih menonjol dari latar
belakang.
F. The Rule of Thirds


a. Umumnya saat mengambil gambar, subjek ditempatkan pada bagian tengah
gambar.
b. Namun untuk menghasilkan gambar yang lebih balance dan tampak menarik,
subjek dapat di tempatkan diluar pusat Gambar.
c. Salah satu metode yang sudah dianggap baik selama ratusan tahun adalah
menggunakan rule of third.
d. Pada rule of third, scene dibagai menjadi tiga bagian horizontal dan vertikal
sehingga diperoleh sembilan frame (ukurannya sama).
e. Garis perpotongan menghasilkan empat daerah penting untuk menempatkan
subjek.

BAB II
ISI LAPORAN
Untuk menghasilkan sebuah foto yang bagus, syarat paling dasar adalah foto yang
dihasilkan harus tajam dan jelas. Istilah tajam berhubungan dengan fokus. Istilah jelas
berhubungan dengan terang-gelap foto atau exposure. Untuk menghasilkan exposure
yang baik diperlukan untuk mengenal apa yang dinamakan tiga pilar exposure.
1. FOKUS
Foto yang baik harus tajam, artinya fokus yang dihasilkan harus benar dan sesuai
dengan konsep apa yang akan disampaikan dalam sebuah foto. Mengenai fokus ini,

yang penting adalah POI (point of interest). POI adalah titik yang menjadi fokus dari
sebuah foto. POI inilah yang menjadi kunci cerita atau ruh dari sebuah foto.
Ada empat macam pilihan fokus yang bisa dipilih saat pengambilan foto:
1) Single Focus
Pilihan single focus atau fokus tunggal lebih mudah untuk mendapatkan POI,
karena fokusnya memang hanya satu obyek.
2) Wide Focus
Pilihan wide focus atau fokus lebar lebih banyak digunakan untuk memotret
landscape, arsitektur atau outdoor.
3) Dynamic Area Focus
Pilihan fokus area dinamis sebetulnya mirip dengan single focus untuk area yang
lebar. Pilihan ini baik untuk foto dengan obyek-obyek yang bergerak.
A. Cara Menggunakan Manual Fokus Dan Menggunakannya
Cara menggunakan manual fokus (M atau MF).
Fotografer makro banyak memanfaatkan manual fokus karena memang susah
mengunci fokus saat subyek foto hanya 20cm didepan lensa. Begitu pula saat kita
memotret dinn kondisi yang tricky, seperti saat memotret subyek yang ada dibalik
kaca, atau saat kita memotret subyek yang bergerak sangat cepat dan kita hanya
bisa memprediksi titik fokus diarah mau kemana subyek ini akan berada. (baca
cara mengoptimalkan autofokus di kondisi low light)


B. Cara Melakukan Manual Fokus
a. Langkah pertama. Switch ke M
Pertama-tama setel posisi focus di lensa, anda akan melihat marking bertanda M/A
atau AF/MF di lensa, ganti di posisi M.

b. Putar Focusing Ring
Untuk menentukan fokus, kita cukup memutar ring focusing. Di lensa biasanya ada
dua ring yang bisa diputar, kalau salah satu mengubah zoom maka yang lain adalah
focusing ring, putarlah yang terakhir sambil mata mengintip di viewfinder. Kadang
kita harus memutar kekanan dan kekiri sambil memastikan area yang ingin kita
fokuskan benar-benar tajam.

c. Gunakan Skala Jarak
Lensa memiliki distance scale alias skala jarak di tubuhnya untuk membantu kita
manual fokus, kadang saat memotret di kondisi yang gelap skala jarak ini akan
sangat membantu kita memperkirakan disebelah mana focusing ring harus diputar.

d. Manfaat Layar Lcd Untuk Memeriksa Ketajaman
Untuk memeriksa seberapa tajam hasil foto, cek hasil foto di layar LCD dan zoom

sampai besar dan arahkan di area yang kita ingin fokusnya tajam. Biasanya saat
memotret wajah, kita harus memeriksa ketajaman di area mata. Zoom daerah mata
dan ulangi memotret kalau hasilnya belum tajam.

Manual fokus sangat berbanding lurus dengan jam terbang, makin sering dilatih
makin cepat kita bisa melakukannya dan hasilnya juga makin akurat. Fotografer
veteran kadang bahkan bisa mengunci fokus dengan manual fokus dalam waktu
kurang dari satu detik.
2. EXPOSURE
Exposure adalah ukuran terang-gelapnya sebuah foto atau besar-kecilnya jumlah
intensitas cahaya yang ditangkap oleh sensor. Nilai exposure pada masing-masing

kamera berbeda, ada yang menggunakan -2 s/d 2 dan ada yang menggunakan -3 s/d
3. Satuan exposure disebut dengan ev (exposure value). Ukuran exposure akan
muncul pada view-finder atau LCD display saat kita mengarahkan kamera pada
sebuah obyek seperti terlihat pada gambar 3.4. Nilai 0 (nol) pada exposure
menyatakan intensitas cahaya dalam kondisi normal atau disebut dengan
normalexposure. Nilai positif pada exposure menyatakan intensitas berlebih atau
disebut dengan over-exposure. Nilai negatif pada exposure menyatakan intensitas
kurang atau disebut dengan under-exposure. Foto-foto dengan exposure yang

berbeda bisa dilihat pada gambar 3.5 (a-e). Gambar 3.5a menunjukkan under
exposure dengan -2 ev, gambar 3.5b menunjukkan under exposure dengan -1 ev,
gambar 3.5c menunjukkan normal exposure dengan 0 ev, gambar 3.5d menunjukkan
over exposure dengan +1 ev, dan gambar 3.5e menunjukkan over exposure dengan
+2 ev. Secara arti ISO atau ASA (dalam fotografi film) adalah kemampuan atau
tingkat sensitifitas sensor pada kamera terhadap cahaya. Sebagai dasar fungsi ISO
pada fotografi, semakin besar nilai pada setingan ISO kamera, maka semakin sensitif
dan besar cahaya yang didapatkan. Fitur ISO pada kamera akan menjadi bagian
dari segitiga exposure selain Shutter Speed danAperture. Ok mari kita berandai lagi,
misal ISO=kerikil kemudian dimasukkan ke gelas yang akan diisi air. Dengan
bantuan kerikil tersebut, untuk mengisi air kedalam gelas hingga pas di bibir gelas,
maka tidak memerlukan air yang banyak. Begitu juga dengan ISO pada fotografi,
semakin tinggi ISO semakin sedikit cahay yang dibutuhkan untuk mencapai
exposure yang tepat. Selain AUTO, satuan nilai ISO pada kamera ditandai dengan
nilai yang dimulai dari angka 50/100, 200, 400, 800, 1600 dan seterusnya sesuai
spesifikasi kamera. Pada kamera DSLR profesional, ISO Nikon D600misalnya
mampu mencapai ISO hingga nilai 25000. Selain bisa menambah sensitifitas cahaya
yang didapatkan, ISO juga bisa menimbulkan noise pada hasil fotonya. Namun untuk
kamera digital di era perkembangan teknologi saat ini, ISO tinggi sudah bukan
menjadi kendala. D3 dengan ISO 25600 masih mendapatkan foto dengan noise yang

rendah
Ada yang belum tahu istilah fotografi NOISE ? Noise adalah bintik-bintik kecil yang
ada pada foto. Selain Noise, dengan menggunakan nilai ISO yang tinggi juga dapat
menyebabkan berkurangnya kualitas foto yang dihasilkan. Misalkan warna kurang

keluar, foto jadi kurang detail/tajem dll. Untuk mengatur exposure sebuah foto, ada
tiga parameter atau nilai yang harus diatur yang dikenal dengan tiga pilar
exposureatau segitiga exposure, yaitu: diafragma (aperture), shutter speed dan ISO
seperti terlihat pada gambar 3.6. Exposure dapat dinaikan dengan memperbesar
diafragma, memperlambat shutter

speed atau menaikkan ISO. Demikian juga

sebaliknya, exposure dapat diturunkan dengan mengecilkan diafragma, mempercepat
shutter speed atau menurunkan ISO.

Kapan Menggunakan ISO
Iso tinggi biasanya digunakan saat kondisi kurang cahaya, misalnya saat motret
malam hari atau indoor. Kapan saat yang tepat memperhatikan atau menggunakan
ISO pada kamera ? saat kombinasi 2 bagian segitiga exposure shutter speed dan

Aperture belum mendapatkan exposure atau cahaya yang tepat.
Pada saat kondisi seperti itulah Anda bisa menaikkan nilai ISO sampai mendapatkan
cahaya yang cukup dan memperoleh shutter speed yang ideal. Misalkan pada suatu
kesempatan Anda ingin memotret momen yang bergerak di dalam ruangan yang
minim cahaya. Idelanya untuk menangkap momen yang cepat adalah menggunakan
kecepatan rana yang tinggi.

Dalam contoh kasus di atas, saya harus menggunakan kecepatan 1/250 agar kamera
mampu merekam momen yang bergerak di ruangan indoor tersebut. Namun lensa
hanya memiliki aperture terlebar F3.5. Tanpa menambah nilai ISO, saya hanya
mendapatkan hasil foto yang underexposured (UE) gelaaap. Nah, dengan mengunci
shutter speed 1/250 dan aperture F3.5 saya harus menambah nilai ISO sampai
mendapatkan exposure yang tepat. Pada umumnya, dalam fotografi banyak yang
menganjurkan untuk menggunakan ISO sekecil mungkin. Untuk menghindari Noise
dan mendapatkan foto yang tajam. Apalagi jika hasil foto akan Anda print dengan
ukuran besar, Iso kecil sudah menjadi keharusan. Akan tetapi dalam beberapa kasus,
Noise kadang diperlukan untuk menambah kesan foto yang lebih dramastis, misalnya
foto BW.

3. APERTURE

Di dalam ilmu

optik, aperture adalah sebuah lubang yang digunakan untuk

perjalanan cahaya. Atau bisa dikatakan bahwa aperture dari sistem optik adalah
bukaan yang menentukan sudut kerucut dari berkas sinar yang datang ke fokus pada
bidang gambar. Jika lubang sempit, maka fokus akantajam pada hampir seluruh
bidang gambar. Jika lubang lebar, maka fokus yang tajam hanya untuk sinar dengan
panjang fokus tertentu atau pada titik tertentu sedangkan pada titiktitik lain akan blur.

4. SHUTTER SPEED
Shutter-speed atau istilah lainnya exposure time adalah lamanya aperture terbuka
atau lamanya cahaya jatuh pada sensor. Semakin cepat shutter speednya semakin

cepat kamera mengambil gambar dan semakin sedikit cahaya yang jatuh ke sensor.
Sebaliknya semakin lama shutter speed maka semakin lama kamera membuka
aperturenya dan semakin banyak cahaya yang jatuh ke sensor.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. FOKUS
Foto yang baik harus tajam, artinya fokus yang dihasilkan harus benar dan sesuai
dengan konsep apa yang akan disampaikan dalam sebuah foto. Mengenai fokus ini,
yang penting adalah POI (point of interest). POI adalah titik yang menjadi fokus
dari sebuah foto.
Ada empat macam pilihan fokus yang bisa dipilih saat pengambilan foto:
1) Single Focus
Pilihan single focus atau fokus tunggal lebih mudah untuk mendapatkan POI,
karena fokusnya memang hanya satu obyek.
2) Wide Focus
Pilihan wide focus atau fokus lebar lebih banyak digunakan untuk memotret
landscape, arsitektur atau outdoor.
3) Dynamic Area Focus
Pilihan fokus area dinamis sebetulnya mirip dengan single focus untuk area yang
lebar. Pilihan ini baik untuk foto dengan obyek-obyek yang bergerak.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN AC-BC MENGGUNAKAN BUTON GRANULAR ASPHALT (BGA) 15/20 SEBAGAI BAHAN KOMPOSISI CAMPURAN AGREGAT HALUS

14 283 23

PERANCANGAN DAN ANALISIS ALAT UJI GETARAN PAKSA MENGGUNAKAN FFT (FAST FOURIER TRANSFORM)

23 212 19

PENGARUH SUBSTITUSI AGREGAT HALUS DENGAN PASIR LAUT TERHADAP KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN SEMEN PCC

5 68 1

ERBANDINGAN PREDIKSI LEEWAY SPACE DENGAN MENGGUNAKAN TABEL MOYERS DAN TABEL SITEPU PADA PASIEN USIA 8-10 TAHUN YANG DIRAWAT DI KLINIK ORTODONSIA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS JEMBER

2 124 18

KADAR TOTAL NITROGEN TERLARUT HASIL HIDROLISIS DAGING UDANG MENGGUNAKAN CRUDE EKSTRAK ENZIM PROTEASE DARI LAMBUNG IKAN TUNA YELLOWFIN (Thunnus albacares)

5 114 11

KAJIAN MUTU FISIK TEPUNG WORTEL (Daucus carota L.) HASIL PENGERINGAN MENGGUNAKAN OVEN

17 218 83

MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA REALIA DI KELAS III SD NEGERI I MATARAM KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

21 126 83

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KAB. PRINGSEWU

43 182 68

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62

INTERPRETASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN DATA SEISMIK 2D UNTUK PERHITUNGAN MANUAL GROSS ROCK VOLUME RESERVOAR PADA LAPANGA YTS

14 189 75