Karya Ilmiah Bahasa indonesia (4)

ABSTRAK
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui (1) Tingkat adopsi teknologi sistem
tanam jajar legowo pada petani padi sawah, (2) Manfaat dan kerugian sistem jajar
legowo, dan (3) Tingkat penerapan teknologi jajar legowo pada petani padi
sawah sebagian besar masih tergolong rendah. Inovasi teknologi untuk
meningkatkan produksi padi terus dilakukan untuk mendapatkan paket teknologi
spesifik diantaranya dengan sistem tanam jajar legowo. Penggunaan pupuk
sangat tergantung dengan dana yang ada. Teknologi ini merupakan perubahan dari
teknologi jarak tanam tegel menjadi tanam jajar legowo. Dengan pola tanam padi
dengan sistem jajar legowo petani akan lebih banyak merasakan manfaatnya.
Petani responden umumnya telah berkeinginan mengadopsi teknologi jajar
legowo. Tidak semua komponen penerapan teknologi jajar legowo dilakukan
sesuai dengan anjuran seperti cara tanam, pemupukan, tetapi juga kurangnya
permodalan dan keterbatasan tenaga kerja tanam yang terampil.
Kata kunci : Petani Padi Sawah, Inovasi Teknologi, Jajar Legowo.

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ungkapkan kepada Allah swt. karena atas berkah
limpahan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul
“Inovasi pola tanam jajar legowo oleh petani”. Selanjutnya, shalawat dan salam
penulis sanjungkan kepada Rasulullah saw. beserta keluarga dan sahabat beliau

yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang berilmu
pengetahuan.
Pada umumnya teknologi budidaya padi sawah yang digunakan petani
selama ini masih relatif sederhana. Dengan semakin berkembangnya teknologiteknologi yang canggih, dibidang pertanian juga ditemukan inovasi baru yaitu
cara menanam padi dengan menerapkan pola tanam padi dengan sistem jajar
legowo. Inovasi ini belum sepenuhnya diterapkan oleh petani karena pola pikir
petani yang masih awam dan sulit menerima inovasi baru. Maka dari itu tujuan
karya ilmiah ini dibuat yaitu untuk memberitahu akan pentingnya pola tanam
dengan sistem jajar legowo ini diterapkan oleh petani.
Pada kesempatan ini pula, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada: bapak Syahriandi S.Pd, M.Pd. Selaku dosen mata
kuliah. Namum penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik serta saran dari dosen
mata kuliah dan semua pihak yang sempat membaca karya ilmiah ini guna
kesempurnaan pada karya ilmiah selanjutnya. Atas perhatiannya penulis
mengucapkan terima kasih. Wassalam.

Reuleut,

Desember 2016


Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknologi budidaya padi sawah yang digunakan petani selama ini masih
relatif sederhana, masih banyak menggunakan varietas lokal dan varietas unggul
tidak berlabel. Cara tanam tidak beraturan, baik dengan caplak satu arah atau
caplak dua arah, sehingga populasi rendah. Penggunaan pupuk sangat tergantung
dengan dana yang ada (Miswarti dalam Hajrah Lala, 2012).
Semakin berkembangnya zaman, banyak sekali inovasi dan juga temuantemuan dibidang pertanian seperti penggunaan bibit unggul, cara pemupukan, dan
juga pola tanam. Inovasi teknologi untuk meningkatkan produksi padi terus
dilakukan untuk mendapatkan paket teknologi spesifik diantaranya dengan sistem
tanam jajar legowo. Paket teknologi yang sudah dihasilkan tidak sepenuhnya
diterapkan oleh petani, seperti pemupukan berimbang, karena sangat tergantung
kepada kemampuan ekonomi, tetapi kalau komponen teknologi tersebut tidak
memerlukan tambahan dana serta memberikan nilai tambah, cepat diadopsi dan
berkembang.
Sistem jajar legowo merupakan rekayasa teknologi yang ditujukan untuk

memperbaiki produktivitas usaha tani padi. Teknologi ini merupakan perubahan
dari teknologi jarak tanam tegel menjadi tanam jajar legowo. Di antara kelompok
barisan tanaman padi terdapat lorong yang luas dan memanjang sepanjang
barisan. Jarak antar kelompok barisan (lorong) bisa mencapai 50 cm, 60 cm atau
70 cm bergantung pada kesuburan tanah (Suriapermana dalam Hajrah Lala, 2012).
Kecamatan Muara Batu merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Aceh
Utara yang memiliki luas lahan sawah 3000 Ha yang tersebar di seluruh desa yang
ada di kecamatan Muara Batu. Saat ini petani di kecamatan Muara Batu masih ada
petani yang belum menerapkan pola tanam padi dengan sistem jajar legowo
dikarenakan pola pikir petani yang masih awam dan sulit menerima inovasi baru.

Dengan menerapkan pola tanam padi dengan sistem jajar legowo ini petani
lebih mudah ketika

membersihkan gulma, melakukan penyemprotan ataupun

ketika memberi pupuk bahkan sangat mudah ketika panen. Petani juga bisa
mendapatkan berbagai manfaat dan petani juga dapat meningkatkan produksi
padi. Diantara banyaknya manfaat yang bisa dirasakan oleh petani adapula
kerugiannya, tetapi hanya sedikit kerugian dari pola tanam padi dengan sistem

jajar legowo dan lebih banyak manfaat yang dapat dirasakan oleh petani.
B. Rumusan Masalah
1. Mengapa para petani belum menerapkan pola tanam padi dengan sistem jajar
legowo ?
2. Apakah manfaat dan kerugian dari pola tanam padi dengan sistem jajar
legowo ?
C. Tujuan
1. Mengetahui cara menerapkan pola tanam padi dengan sistem jajar legowo.
2. Mengetahui manfaat dan kerugian dari pola tanam padi dengan sistem jajar
legowo.

BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Pengertian Sistem Jajar Legowo
“Legowo” diambil dari bahasa jawa yang berasal dari kata “Lego” yang
berarti luas dan “Dowo” yang berarti panjang. Istilah tersebut kemudian diadopsi
dan diterapkan pada sistem tanam padi sawah sejak tahun 1996.
Tanam padi dengan sistem jajar legowo yaitu meningkatkan populasi
tanaman dengan cara mengatur jarak tanam dan memanipulasi lokasi dari tanaman
yang seolah-olah tanaman padi berada di pinggir (tanaman pinggir) atau seolaholah tanaman lebih banyak berada di pinggir.

Tanaman padi yang berada di pinggir akan menghasilkan produksi padi lebih
tinggi dan kualitas dari gabah yang lebih baik, ini dikarenakan tanaman padi
dipinggir akan mendapatkan sinar matahari yang lebih banyak. Itulah sebabnya
sistem jajar legowo menjadi salah satu pilihan dalam proses meningkatkan
produksi gabah. Dalam pola tanam padi dengan sistem jajar legowo, ada beberapa
tipe sistem jajar legowo.
B. Tipe Sistem Jajar Legowo
1. Jajar Legowo 2:1
Jajar legowo 2:1 yaitu setiap dua baris diselingi satu baris yang kosong dengan
lebar dua kali jarak tanam, dan pada jarak tanam dalam baris yang memanjang di
perpendek menjadi setengah jarak tanam dalam barisannya.

Jajar Legowo tipe 2:1
2. Jajar Legowo 3:1

Jajar legowo 3:1 yaitu setiap tiga baris tanaman padi diselingi dengan satu baris
kosong dengan lebar dua kali jarak tanam, dan untuk Jarak tanam tanaman padi
yang dipinggir menjadi setengah jarak tanam dalam barisannya.
3. Jajar Legowo 4:1
Jajar legowo 4:1 yaitu setiap empat baris tanaman padi diselingi dengan satu

baris kosong dengan lebar dua kali jarak tanam, dan untuk Jarak tanam tanaman
padi yang dipinggir menjadi setengah jarak tanam dalam barisannya.

Jajar Legowo tipe 4:1
Berdasarkan hasil survei jenis legowo yang direkomendasikan adalah yang
menggunakan legowo 2 : 1. Jarak tanam disesuaikan dengan kondisi lahan dan
kesuburan tanah di masing-masing lokasi berdasarkan uji tanah. Pada lahan yang
sangat subur memakai jarak tanam antar barisan 25 cm, dalam barisan 12,5 cm,
dan antar legowo 50 cm. Pada lahan yang kurang subur jarak tanam lebih lebar,
yaitu antar barisan 30 cm, dalam barisan 15 cm, dan antar legowo 40 cm, atau bisa
juga dengan antar barisan 20 cm dalam barisan 20 cm dan antar legowo 40 cm.
Kelebihan sistem tanam jajar legowo yang tipe 2 : 1 adalah :
1. Populasi/rumpun tanaman akan bertambah sekitar 30%.
2. Seluruh barisan padi berada di pinggir, maka penyinaran matahari optimal.
3. Sirkulasi udara akan lebih lancar dan optimal, sehingga mengrangi resiko
penyakit akibat jamur dan bakteri yang menghedaki kelembaban tinggi.
4. Mudah dalam pemeliharaan khususnya pemupukan, penyiangan, dan
perawatan.

5. Mudah megendalikan hama tikus.

6. Meningkatkan produktivitas 7 - 15%.
Syarat agar lahan dapat ditanam dengan sistem jajar legowo 2 : 1 adalah :
1. Lahan tidak terasering, jika bertera kemiringan lahan kurang dari 25 % dengan
petakan minimal 3 meter.
2. Dosis pemupukan sebaiknya ditambah 10 - 20 % dari tanam padi biasa.
3. Usahakan barisan searah sinar matahari.
4. Gunakan bibit mudah untuk memperbanyak anakan.
C. Manfaat dan Kerugian Sistem Jajar Legowo
Adapun manfaat dari pola tanam padi dengan sistem jajar legowo yaitu :
1. Menambahnya jumlah tanaman padi.
2. Akan meningkatkan produksi tanaman padi secara signifikan.
3. Memperbaiki kualitas gabah karena akan semakin banyaknya tanaman pinggir.
4. Dapat mengurangi serangan penyakit pada tanaman padi.
5. Dapat mengurangi tingkat serangan hama tanaman padi.
6. Akan mempermudah dalam perawatan tanaman padi baik dalam proses
pemupukan maupun penyemprotan pestisida.
7. Dapat menghemat pupuk, karena yang dipupuk hanya di bagian dalam baris
tanaman saja.
Tanam jajar legowo mengakibatkan habitat kurang disukai tikus karena lebih
menyukai memakan tanaman yang berada di tengah petakan. Seperti halnya untuk

penyakit hawar daun bakteri yang serangannya menjadi berkurang (Widiarta
dalam Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2013).

Dan adapun kerugian dari pola tanam padi dengan sistem jajar legowo yaitu :
1. Akan membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak dan waktu yang lebih
lama pada saat melakukan proses penanaman padi.
2. Membutuhkan benih yang lebih banyak, ini dikarenakan semakin banyaknya
populasi tanaman padi.
3. Pada umumnya pada lahan yang menggunakan jajar legowo, maka akan lebih
banyak ditumbuhi rumput.
Dengan sistem tanam jajar legowo, populasi tanaman dapat ditingkatkan, yang
pada gilirannya diperoleh peningkatan hasil gabah. Hasil yang lebih

tinggi

dicapai dengan sistem tanam legowo dibandingkan dengan sistem tegel (25x25)
cm. Semakin lebar jarak tanam menghasilkan anakan yang lebih banyak,
pertumbuhan akar yang lebih baik disertai dengan berat kering akar dan tekanan
turgor yang tinggi, serta kandungan prolin yang rendah dibandingkan dengan
jarak tanam yang lebih sempit. Legowo 4:1 menghasilkan produksi gabah

tertinggi, tetapi untuk mendapat bulir gabah berkualitas benih lebih baik jika
digunakan legowo 2:1. Legowo 2:1 mampu mengurangi kehampaan akibat efek
tanaman pinggir (Badan Litbang Pertanian, 2007).
Tingkat penerapan

teknologi jajar legowo 2:1 pada

petani padi sawah

sebagian besar masih tergolong rendah, hal ini karena tidak semua komponen
penerapan teknologi jajar legowo 2:1 dilakukan sesuai dengan anjuran seperti cara
tanam, pemupukan. Juga kesadaran petani untuk menerapkan teknologi ini masih
kurang disebabkan kurangnya permodalan dan keterbatasan tenaga kerja tanam
yang terampil. Pada dasarnya petani masih berada pada tahap berminat dan
mencoba, belum mengadopsinya, karena belum semua lahan yang dimiliki petani
ditanami dengan sistem tanam jajar legowo 2:1. Petani responden umumnya telah
berkeinginan mengadopsi teknologi jajar legowo 2:1, tapi belum dalam waktu
dekat. Petani masih butuh waktu untuk mengadopsi teknologi jajar legowo.

BAB III

PENUTUP
A. Simpulan
Dari pembahasan di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa :
1. Dengan diadopsi atau diterapkannya pola tanam padi dengan sistem jajar
legowo oleh petani, maka para petani akan semakin mudah dalam
membudidayakan padi, karena pola tanam ini bertujuan untuk meningkatkan
populasi tanaman dengan cara mengatur jarak tanam dan memanipulasi lokasi
dari tanaman yang seolah-olah tanaman padi berada di pinggir (tanaman
pinggir). Maka dari itu Pola tanam dengan sistem jajar legowo ini juga dapat
meningkatkan hasil produksi lebih.
2. Manfaat dari pola tanam padi dengan sistem jajar legowo oleh para petani
yaitu para petani akan sangat mudah ketika ingin membersihkan tanaman padi
dari gulma , ketika ingin melakukan penyemprotan, pemupukan dan lain
sebagainya.
3. Kerugian dari pola tanam padi dengan sistem jajar legowo hanya sedikit yaitu
akan membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak dan waktu yang lebih lama
pada saat melakukan proses penanaman padi.
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas maka disarankan :
1. Seharusnya para petani menyadari pentingnya menerapkan pola tanam padi

dengan sistem jajar legowo agar dapat meningkatkan hasil produksi.

2. Para petani diharapkan dapat menerapkan pola tanam dengan sistem jajar
legowo ini agar dapat merasakan manfaat dari pola tanam tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Miswarti dan Suriapermana. 2012. “Adopsi Petani Padi Sawah Terhadap Sistem
Tanam Jajar Legowo 2:1 Di Kecamatan Polong Bangkeng Utara, Kabupaten
Takalar”. Jurnal Sains dan Teknologi, Volume 12 No. 3: 255-264.
Widiarta. 2012. “Sistem Tanam Legowo”. Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian 2013.
Badan Litbang Pertanian. 2007. “Petunjuk Teknis Lapang Pengelolaan Tanaman
Terpadu (PTT) Padi Sawah Irigasi”. Departemen Pertanian. Jakarta.