STUDI KELAYAKAN PUSAT DISTRIBUSI PROVINS

WORKSHOP

1

PENDAHULUAN

2

INDIKATOR PENENTUAN PDP

3

PENILAIAN KELAYAKAN PDP

4

KESIMPULAN & REKOMENDASI

FEASIBILITY STUDY PUSAT DISTRIBUSI PROVINSI BANTEN

2


PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
BELAKANG
LATAR
DASAR
DASARKEBIJAKAN
KEBIJAKAN
1. Terminologi Pusat Distribusi Provinsi terdapat dalam
1. Terminologi Pusat Distribusi Provinsi terdapat dalam
Peraturan Presiden No. 26 Tahun 2012 tentang
Peraturan Presiden No. 26 Tahun 2012 tentang
Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional.
Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional.
2. Undang Undang Nomor 23 tahun 2014 pada
2. Undang Undang Nomor 23 tahun 2014 pada
Lampiran DD yang berisi pembagian urusan
Lampiran DD yang berisi pembagian urusan
pemerintahan bidang perdagangan dijelaskan dalam

pemerintahan bidang perdagangan dijelaskan dalam
sub urusan Sarana Distribusi Perdagangan bahwa
sub urusan Sarana Distribusi Perdagangan bahwa
kewenangan Pemerintah Provinsi adalah pada
kewenangan Pemerintah Provinsi adalah pada
pembangunan dan pengelolaan Pusat Distribusi
pembangunan dan pengelolaan Pusat Distribusi
Regional (PDR) dan Pusat Distribusi Provinsi
Regional (PDR) dan Pusat Distribusi Provinsi
(PDP).
(PDP).

Saat ini terdapat beberapa lokasi di wilayah Provinsi Banten
baik yang disampaikan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota
maupun yang merupakan hasil kegiatan yang telah dilakukan
oleh OPD terkait di Pemerintah Provinsi Banten yang potensial
bisa dijadikan lokasi berdirinya Pusat Distribusi Provinsi

penyusunan FS ini akan didapatkan pilihan yang
tepat terkait dengan lokasi yang sesuai dengan

kriteria dan spesifkasi yang dibutuhkan
FEASIBILITY STUDY PUSAT DISTRIBUSI PROVINSI BANTEN

4

MAKSUD, TUJUAN
TUJUAN &
&
MAKSUD,
SASARAN
SASARAN

Maksud dan Tujuan
dilaksanakannya kegiatan ini
adalah merupakan kajian
tahap awal dari rencana
pendirian dan pengelolaan
Pusat Distribusi Provinsi (PDP)
Sasaran pelaksanaan kegiatan
seleksi umum Penyusunan

Feasibility Study Pusat Distribusi
Provinsi Banten ini adalah penyedia
jasa konsultansi dengan spesifkasi
adalah : 1.SI Jasa Studi Penelitian
dan Bantuan Teknik, 1.SI.02 Studi
Kelayakan
Studi
Mikro Lainnya
FEASIBILITY
STUDY dan
PUSAT
DISTRIBUSI
PROVINSI BANTEN

5

 Pusat distribusi sarana
perdagangan yang berfungsi
sebagai penyangga
persediaan (buffr stock )

barang kebutuhan pokok dan
barang penting (strategis) serta
menunjang kelancaran arus
barang baik antarprovinsi
maupun antarkabupaten/kota
dengan tujuan pasar dalam
negeri dan/atau pasar luar
negeri.


PENGERTIAN PUSAT
PUSAT
PENGERTIAN
DISTRIBUSI PROVINSI
PROVINSI
DISTRIBUSI

Pusat distribusi juga dapat berfungsi sebagai pusat
konsolidasi komoditas yang dibutuhkan oleh masyarakat/
konsumen yang berada di wilayah layanannya.


FEASIBILITY STUDY PUSAT DISTRIBUSI PROVINSI BANTEN

6

SEBARAN POTENSI
POTENSI
SEBARAN
LOKASI PUSAT
PUSAT
LOKASI
DISTRIBUSI PROVINSI
PROVINSI
DISTRIBUSI

2

 LOKASI 1 PASAR RAU KOTA
SERANG
 LOKASI 2 AREA CIKUASA

KELURAHAN GEREM KOTA
CILEGON
 LOKASI 3 KAWASAN INDUSTRI
JATIUWUNG KOTA TANGERANG
 LOKASI 4 KECAMATAN MAJA
KABUPATEN LEBAK
 LOKASI 5 KECAMATAN JAYANTI
KABUPATEN TANGERANG
 LOKASI 6 KECAMATAN PETIR
KABUPATEN SERANG
 LOKASI 7 AREA MILITER KSATRIAN
GATOT SUBROTO KOTA SERANG

FEASIBILITY STUDY PUSAT DISTRIBUSI PROVINSI BANTEN

1

7
5
6


3

4

7

DASAR
DASAR
HUKUM
HUKUM

1.1. Undang
UndangUndang
UndangRIRINomor
Nomor18
18Tahun
Tahun2012
2012tentang
tentangPangan;

Pangan;
2.2. Undang
UndangUndang
UndangRIRINomor
Nomor77Tahun
Tahun2014
2014tentang
tentangPerdagangan;
Perdagangan;
3.3. Undang
UndangUndang
UndangRIRINomor
Nomor23
23Tahun
Tahun2014
2014tentang
tentangPemerintahan
PemerintahanDaerah;
Daerah;
4.4. Peraturan

Peraturan Presiden
Presiden RIRI Nomor
Nomor 71
71 Tahun
Tahun 2015
2015 tentang
tentang Penetapan
Penetapan dan
dan Penyimpanan
Penyimpanan
Barang
BarangKebutuhan
KebutuhanPokok
Pokokdan
danBarang
BarangPenting;
Penting;
5.5. Peraturan
PeraturanPresiden
PresidenRIRINomor

Nomor26
26Tahun
Tahun2012
2012tentang
tentangCetak
CetakBiru
BiruPengembangan
PengembanganSistem
Sistem
Logistik
LogistikNasional;
Nasional;
6.6. Peraturan
Peraturan Menteri
Menteri Perdagangan
Perdagangan RIRI Nomor
Nomor 70/M-DAG/PER/12/2013
70/M-DAG/PER/12/2013 tentang
tentang Pedoman
Pedoman
Penataan
Penataandan
danPembinaan
PembinaanPasar
PasarTradisional
TradisionalPusat
PusatPerbelanjaan
Perbelanjaandan
danToko
TokoModern;
Modern;
7.7. Peraturan
PeraturanMenteri
MenteriPerdagangan
PerdaganganRIRINomor
Nomor90/M-DAG/PER/12/2014
90/M-DAG/PER/12/2014tentang
tentangPenataan
Penataandan
dan
Pembinaan
PembinaanGudang;
Gudang;
8.8. Peraturan
Peraturan Menteri
Menteri Perdagangan
Perdagangan Nomor
Nomor 61
61 /M-DAG/PER/8/2015
/M-DAG/PER/8/2015 tentang
tentang Pedoman
Pedoman
Pembangunan
Pembangunandan
danPengelolaan
PengelolaanSarana
SaranaPerdagangan;
Perdagangan;
9.9. Peraturan
Peraturan Menteri
Menteri Perdagangan
Perdagangan RIRI Nomor
Nomor 22/M-DAG/PER/3/2016
22/M-DAG/PER/3/2016 tentang
tentang Ketentuan
Ketentuan
Umum
UmumDistribusi
DistribusiBarang;
Barang;
10.Peraturan
10.Peraturan Gubernur
Gubernur Banten
Banten Nomor
Nomor 77 Tahun
Tahun 2017
2017 tentang
tentang Penjabaran
Penjabaran Anggaran
Anggaran
Pendapatan
Pendapatandan
danBelanja
BelanjaDaerah
DaerahTahun
TahunAnggaran
Anggaran2017
2017(Berita
(BeritaDaerah
DaerahProvinsi
ProvinsiBanten
Banten
Tahun
Tahun2017
2017Nomor
Nomor7).
7).
FEASIBILITY STUDY PUSAT DISTRIBUSI PROVINSI BANTEN

8

INDIKATOR PENENTUAN
LOKASI PDP

FEASIBILITY STUDY PUSAT DISTRIBUSI PROVINSI BANTEN

9

Tinjauan Kebij

1
2

Undang-Undang No.18 Tahun 2012 tentang Pangan
• Pada pasal 47 mengenai distribusi, disebutkan distribusi Pangan dilakukan untuk memenuhi
pemerataan ketersediaan pangan ke seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia secara berkelanjutan.

Undang-Undang No.7 Tahun 2014 tentang Perdagangan
• Pasal 13 dan 14 pemerintah bekerja sama dengan pemerintah daerah melakukan pembangunan,
pemberdayaan, dan peningkatan kualitas pengelolaan Pasar rakyat . Pengembangan,
penataan, dan pembinaan dilakukan melalui pengaturan perizinan, tata ruang, zonasi
dengan memperhatikan jarak dan lokasi pendirian, kemitraan, dan kerja sama usaha.

3

Undang-Undang No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

4

Peraturan Presiden No.71 Tahun 2015 tentang Penetapan dan Penyimpanan
Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting

5

Peraturan Presiden No. 26 Tahun 2012 tentang Cetak Biru Pengembangan
Sistem Logistik Nasional

• Daerah ketika membentuk kebijakan Daerah, baik dalam bentuk Perda maupun kebijakan lainnya
hendaknya juga memperhatikan kepentingan nasional. Ditujukan untuk mendorong lebih
terciptanya daya guna dan hasil guna penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dalam
mensejahterakan masyarakat, baik melalui peningkatan pelayanan publik maupun
melalui peningkatan daya saing Daerah.

• Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah mengendalikan Ketersediaan Barang Kebutuhan
Pokok dan/atau Barang Penting di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
dalam jumlah yang memadai, mutu yang baik, dan harga yang terjangkau.

• ayat (1) merupakan panduan dalam pengembangan logistik bagi para pemangku kepentingan
terkait serta koordinasi kebijakan dan pengembangan Sistem Logistik Nasional. Sistem logistik
memiliki peran strategis dalam sinkronsisasi dan penyelarasan kemajuan antar sektor
ekonomi dan antar wilayah demi terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang inklusif,
sekaligus menjadi benteng bagi kedaulatan dan ketahanan ekonomi nasional (national
economic authority and security).

FEASIBILITY STUDY PUSAT DISTRIBUSI PROVINSI BANTEN

10

NO.

1

2

3

4

Kriteria Kelayakan Pusat Distribusi
KRITERIA
BATASAN KELAYAKAN
NO.
FAKTOR
KRITERIA
Provinsi
Memiliki potensi sentra-sentra
produksi dari
a.  Potensi Sentra

FAKTOR
Potensi
Sentra
Produksi Komoditi
Produksi dan
Permintaan
b.  Potensi Permintaan
Komoditi
Komoditi

kab./kota di Provinsi Banten. (UndangUndang Nc.18 Tahun 2012 ofnoang Pangan)
Memiliki potensi permintaan bahan dari
kab./kota di Provinsi Banten.

• Aksesibilitas berdasarkan kondisi jalan
• Berada pada lokasi dekat pelabuhan
a.  Aksesibilitas
• Berada pada lokasi dekat terminal
angkutan
Infrastruktur.
• Berada pada lokasi dekat Jalur Kereta Api
(Undangb. Tersedianya Tenaga Terdapat jaringan listrik yang memadai yang
Undang Nc.7
Listrik
sesuai dengan kapasitas pusat distribusi.
Tahun 2014
c.  Ketersediaan
Terdapat saran TIK yang memadai, seperti
ofnoang
Sarana Teknologi
jaringan telepon, jaringan nirkabel, kantor
Pfrdagangan
Informasi dan
pos, ketersediaan tower provider/BTS dan
, Pastal 13 &
Komunikasi (TIK)
lain-lain.
14)
d.  Ketersediaan
• Terdapat ketersediaan air yang memadai
Sistem Pengelolaan
dan sistem pengolahan air yang baik guna
Air dan pengolahan
menunjang keberlangsungan aktivitas
limbah pasar
pusat distribusi.
(persampahan)
• Dekat dengan lokasi TPA.
Kondisi
a.  Kondisi Sosial
Indeks Pembangunan Masyarakat
Sosial
Kemasyarakatan
Ekonomi.
• Terdapat aktivitas perdagangan rutin
(Pfrprfst
antar wilayah untuk komoditi.
b.  Kegiatan
Nc.71/ 2015
Perdagangan
• Tidak Terdapat aktivitas perdagangan
Pfnfoapan
rutin antar wilayah untuk komoditi
dan
c. Potensi Konfik
Sejarah terjadinya konfik sosial di sekitar
Pfnyimpana
Sosial
lokasi sangat minim.
n Barang
Kfbuouhan
Pc c dan
d. Kondisi Ekonomi
Pendapatan Perkapita
Barang
Pfnoing)
a.  Bukan kawasan
Tidak berada dalam kawasan rawan bencana
Kondisi
rawan bencana
Lingkungan
b.  Bukan Kawasan
Hidup.
Tidak berada dalam kawasan lindung
Lindung
(Pfrprfst
c.  Bukan Kawasan

5

Rencana Tata a. Perda RTRW
Ruang
Wilayah.
b. Potensi Status
Khusus

6

7

8

Regulasi.
a. RPJMD
(UU Ncmcr
23 Tahun
b. Ketersediaan
2014 Tfnoang
Peraturan Pusat
Pfmfrinoahan
Distribusi
Dafrah)

BATASAN KELAYAKAN
Berdasarkan Peraturan Presiden No. 26 Tahun
2012 tentang Cetak Biru Pengembangan
Sistem Logistik Nasional yakni terdapat
Perda RTRW Provinsi yang mengatur pusat
distribusi dalam konsep kawasan.
Berada dalam kawasan khusus yang memiliki
keistimewaan tertentu dari segi kebijakan
insentif.
Pembangunan Pusat Distribusi telah
ditetapkan dalam RPJMD
Telah terdapat Peraturan Pusat Distribusi
yang telah ditetapkan oleh otoritas
setempat.

Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan
Republik Indonesia Nomor 48/M-Dag/PER 82013 tentang pedoman dan pengelolaan
a. Luasan Minimum
sarana distribusi perdagangan pasal 10 dan
11 butir a dikatakan bahwa luasan minimum
bagi PDP adalah 10.000 m²
Sesuai dengan Peraturan Menteri
Perdagangan Republik Indonesia Nomor
Lahan
48/M-Dag/PER 8-2013 tentang pedoman dan
pengelolaan sarana distribusi perdagangan
b. Legalitas
pasal 10 dan 11 butir b dikatakan bahwa
kepemilikan lahan pendirian PDP haruslah
dibuktikan dengan dokumen yang sah, yaitu
sertifkat kepemilikan tanah yang dikeluarkan
oleh Badan Pertanahan Nasional.
c. Peluang Perluasan Terdapat lahan untuk perluasan sampai
Lahan
dengan atau lebih dari 10 ha.
Pelaku Jasa a. Ketersediaan
Terdapat distributor yang telah beraktiftas di
Distribusi/
Distributor
sekitar lokasi.
Logistik,
b. Pelaku Jasa
Terdapat pelaku jasa transportasi/freight
Transportasi
Transportasi/Freight forwading yang telah beraktiftas di sekitar
dan
Forwarding
lokasi.
Pendanaan.
c. Ketersediaan Jasa Terdapat jasa pendanaan yang telah
(Pfrmfndag
Pendanaan
beraktiftas di sekitar lokasi.
22/2016)

PENILAIAN KELAYAKAN
PDP

FEASIBILITY STUDY PUSAT DISTRIBUSI PROVINSI BANTEN

12

PERTUMBUHAN
EKONOMI PROVINSI
BANTEN
PDRB per kapita Banten
ADH Berlaku pada
tahun 2015 mencapai 39,98 juta rupiah atau
meningkat 8,43 persen bila dibandingkan
dengan tahun 2014 yang sebesar 36,61 juta rupiah.
Di tingkat kabupaten/kota, Kota Tangerang
memiliki PDRB ADH Berlaku yang paling
tinggi di Provinsi Banten, diikuti oleh Kabupaten
Tangerang dan Kota Cilegon.

PDRB Kabupaten/Kota dan Provinsi Banten, ADH
Berlaku
(triliun rupiah), 2014-2015
 

 

Kabupaten/Kota/Provinsi

 

2014*)

2015**)

Kabupaten Pandeglang

18,20

20,28

Kabupaten Lebak

18,61

20,73

Kabupaten Tangerang

91,69

102,04

Kabupaten Serang

51,43

56,31

110,77

126,12

Kota Cilegon

70,03

77,96

Kota Serang

19,69

21,87

Kota Tangerang Selatan

50,21

56,04

428,47

477,94

Kota Tangerang

Provinsi Banten
Distribusi PDRB Provinsi Banten
Menurut Kabupaten/Kota ADH
Berlaku (persen), 2015

FEASIBILITY STUDY PUSAT DISTRIBUSI PROVINSI BANTEN

13

KESENJANGAN INTRA
WILAYAH

Kesenjangan ekonomi antarkota
dan kabupaten di Provinsi
Banten cukup tinggi, terlihat dari
besarnya gap antara kabupaten dan
kota dengan PDRB perkapita
tertinggi dan PDRB perkapita
terendah. Tingginya pendapatan per
kapita di Kota Cilegon didukung oleh
keberadaan industri pengolahan di
daerah ini. Perbedaan faktor
produksi pada perekonomian
masing-masing daerah turut
menentukan perkembangan nilai
PDRB per kapita.

Perkembangan Nilai PDRB Perkapita ADHB dengan Migas
Kabupaten/Kota di Provinsi Banten Tahun 2008-2013 (000/jiwa)

Perkembangan Kesenjangan Ekonomi (Indeks
Williamson)
2009-2013

Perbedaan kegiatan ekonomi antarkabupaten
dan kota berakibat pada kecilnya nilai tambah
yang dihasilkan di masing-masing daerah
sehingga terjadilah ketimpangan
FEASIBILITY STUDY PUSAT DISTRIBUSI PROVINSI BANTEN

14

Nilai LQ Sektor Ekonomi Provinsi Banten

PEMBANGUNAN
SEKTOR UNGGULAN
Sektor Unggulan menggunakan
Analisis LQ dengan basis data
PDRB
 Nilai location qucoifno lebih besar dari
satu

(LQ>1).

Hal

ini

menunjukkan

Provinsi Banten memiliki proportional
share lebih besar dari rata-rata daerah
lain untuk sektor-sektor tersebut .
 Sebaliknya,

kelompok

memiliki

nilai

(LQ1) meliputi
1) Industri
Pengolahan, 2) Pengadaan Listrik & Gas, 3) Pengadaan Air
Pengelolaan Sampah Limbah 4) Transportasi & Pergudangan
5) Informasi dan Komunikasi
6) Real
Struktur perekonomian Banten didominasi sektor industri
Estate 7) Jasa Pendidikan dan 8) Jasa Kesehatan & Kegiatan
pengolahan merupakan satu-satunya sektor yang mendominasi
Sosial.
perekonomian Banten, namun belum didukung sektor lainnya

dan jasa-jasa tersebut.
FEASIBILITY STUDY PUSAT DISTRIBUSI PROVINSI BANTEN

15

KONDISI DISTRIBUSI
LOGISTIK
DI PROVINSI BANTEN

Sisi
Barat
wilayah
Banten belum terdapat
suatu hub atau terimal
agrobisnis atau Pasar
Induk
yang
menampung
produk
sayur dan buah-buahan
yang
berasal
dari
wilayah
Pulau
Sumatera

Sisi
timur
wilayah
provinsi
banten
telah
ada pitt yang berfungsi
sebagai
hub
/
distribustion center bagi
produk sayuran dan buah
buahan
dari
seluruh
wilayah
produsen
di
pulau jawa dan sumatera
• Adanya dua kondisi di atas
menyebabkan
terjadinya
ketidak
seimbangan
distribusi di Provinsi Banten
• Komoditi yang masuk dari
Sumatera masuk ke PITT
dan
kembali
keluar
di
wilayah
barat
sehingga
terjadi
ketidakefsienan
distribusi

Sumbfr : Distpfrindag Prcv Banofn

FEASIBILITY STUDY PUSAT DISTRIBUSI PROVINSI BANTEN

16

KOMODITAS
UNGGULAN DI
PROVINSI BANTEN
Mengacu data BPS Provinsi
Banten, Komoditas unggulan di
Provinsi Banten dapat
dikelompokan menjadi 4 sektor
meliputi :
1. Pertanian
2. Perkebunan
3. Peternakan
4. Perikanan

Tabel Review Komoditas Unggulan
SEKTOR

KOMODITAS
UNGGULAN

Padi
Ubi Kayu
PERTANIAN
Buah-buahan
(Ton) Pisang
Durian
Rambutan
Kelapa
PERKEBUNAN
Sawit
(Ton)
Karet
Sapi
PETERNAKAN Kerbau
(Ekor)
Domba
Kambing
PERIKANAN
Perikanan Tangkap Laut
(Ton) Perikanan Budidaya

PRODUKTIVITAS
2.188.996,55
74.162,60
 
137.811
48.545
35.636
46.304,39
29.274,46
13.569,24
54.934
101.632
657.674
776.304
59.538
105.635

Sumber : BPS Provinsi Banten, 2016

FEASIBILITY STUDY PUSAT DISTRIBUSI PROVINSI BANTEN

17

ALUR DISTRIBUSI
LOGISTIK PANGAN (PADI /
BERAS)
DI PROVINSI BANTEN

PRODUKSI
GABAH BERAS
SURPLUS
DIBELI /
DIIJON SAAT
PANEN

MASUK
KE PASAR

MASUK
KEMBALI KE
PROVINSI
BANTEN
DALAM
BENTUK
FEASIBILITY STUDY PUSAT DISTRIBUSI PROVINSI BERAS
BANTEN

Sumbfr : Distpfrindag Prcv Banofn

18

IDENTIFIKASI
MASALAH
KOMODITAS PADI
(BERAS)

Sumbfr : Distpfrindag Prcv Banofn

Komodita
s
Beras

Permasalahan

Alternatif Solusi

Wilayah pemasok
1. Peningkatan
adalah Kab
teknologi
Tangerang, Kab/Kota
produksi untuk
Serang, Kab Lebak
menghasilkan
dan Kab Pandeglang.
beras berkualitas
Permasalahan:
dengan tingkat
a. Tangerang : Tidak
produksi minimal
ada penghasil,
sama dengan
didatangkan dari
wilayah lain (6-8
daerah lain, harga
ton/hektar).
lebih tinggi.
2. Pemberian
b. Pandeglang, Lebak:
bantuan berupa
Tingkat produksi
saprodi seperti
belum seluruhnya
RMU, dryer, dll.
kualitas baik krn
3. Fasilitasi
saprodi kurang
penjualan dari
(dryer, RMU, dll).
gapoktan ke Toko
Belum ada
Tani Indonesia,
penyimpanan,
Bulog, Pasar
sebagian besar
induk, Pasar
dibeli oleh
tradisional, Pasar

RANTAI
INDUSTRI
KOMODITAS
PADI

Dalam rangka mendorong tumbuhnya
industri kecil dan menengah di Provinsi
Banten, maka produk turunan padi yang
dapat dikembangkan adalah membuat
usaha makanan kecil seperti opak,
rengginang, ulen, tape ketan, sake atau
usaha tepung beras sebagai bahan baku
dalam membuat
aneka
kue,DISTRIBUSI
bihun, roti, PROVINSI BANTEN
FEASIBILITY
STUDY
PUSAT

20

PENETAPAN PRIORITAS
ANALISIS SKORING
Rangking Kriteria Kelayakan Sebuah Lokasi Pusat Distribusi
LOKASI
PDP
(II)
Ifrastruktur
& Aksesibilitas (20%)
(I) Potensi
Penawaran
dan
Permintaan
(10%)
Lokasi

Lokasi 1 Pasar
Rau Kota
Serang
Lokasi 2 Area
Cikuasa
Kelurahah
Gerem Kota
Cilegon
Lokasi 3
Wilayah
Jatiuwung
Lokasi 4
Kecamatan
Maja
Kabupaten
Lebak
Lokasi 5
Kecamatan

Simpul Transportasi
Angkutan Barang (8%)

Infrastruktur dalam
Kawasan (8%)

(III) Sosial dan Ekonomi
(10%)

(IV) Lingkungan
Hidup (10%)

Penda
Tersed
Aksesi
Bukan Bukan
Kegiat
Poten
patan
Bukan
ianya
bilitas
Jaring
Kawas Kawas
Permin
Termi
an
si
Kawas
Siste Jarak
(4%) Pelab Banda
Sentra
an Tersed
an
an
taan
nal
IPM
Perda
Konfi
an
Produk
uhan
ra
Kereta ianya Tersed m ke TPA
Rawan Cagar
Komod
Baran
(2,5%) ganga
k
Lindu
si (5%)
(2%) (2%)
Api Tenag ianya Penge (2%)
Benca Buday
iti (5%)
g (2%)
n
Sosial
Per
ng
a
Saran lolaan
(2%)
na
a
(2,5%) (2,5%) Kapita (3,4%)
Listrik a TIK
Air
(3,3%) (3,3%)
(2,5%)
(2%) (2%) (2%)
5,00

5,00

0,04

-

-

2,00

2,00

2,00

2,00

2,00

1,00

1,76

2,50

1,25

0,85

3,40

-

3,30

-

-

0,04

2,00

-

2,00

2,00

1,00

1,00

1,00

1,00

1,80

-

3,75

4,73

3,40

-

3,30

-

-

0,12

2,00

2,00

2,00

2,00

1,00

1,00

1,00

1,00

1,90

-

3,75

1,53

3,40

-

3,30

-

-

0,04

-

-

2,00

2,00

1,00

1,00

1,00

1,00

1,55

-

3,75

0,13

-

-

3,30

PENETAPAN PRIORITAS
LOKASI PDP
Lokasi

Lokasi 1 Pasar Rau
Kota Serang
Lokasi 2 Area Cikuasa
Kelurahah Gerem
Kota Cilegon
Lokasi 3 Wilayah
Jatiuwung
Lokasi 4 Kecamatan
Maja Kabupaten
Lebak

Lokasi 5 Kecamatan
Jayanti Kabupaten
Tangerang

ANALISIS SKORING

Lanjutan


Rangking Kriteria Kelayakan Sebuah Lokasi Pusat Distribusi
(VII) Ketersediaan Lahan
(VIII) Pelaku Jasa Distribusi
(V) RTRW (20%) (VI) Regulasi (10%)
(10%)
(10%)
Pelaku
Total
Tercantu
Tercantu Ketersedi Ketersedi
Potensi
Peluang
Ketersedi Transport Ketersedi Skoring
m Dalam
m dalam
aan
aan
Status
Perluasan Legalitas
aan
asi/
aan Jasa
Perda
RPJMD Peratura
Lahan
Khusus
(Ha)
(3,3%) Distributo Freight Pendanaa
RTRW
Provinsi
n PDP
(Ha)
(5%)
(3,3%)
r (3,4%) Forwardin n (3,3%)
(15%)
(5%)
(5%)
(3,4%)
g (3,3%)

-

-

6,80

-

-

-

-

-

6,80

-

-

-

-

-

33,81

4

-

-

-

-

6,80

-

-

-

-

-

32,80

5

-

-

-

-

6,80

-

-

-

-

30,17

6

-

75,0
6

1

5,00

-

5,00

6,80

6,60

-

-

3,30

-

3,30

3

-

15,00

3,40

54,2
0

-

6,60

3,30

Lokasi
Priorita
s

58,5

PENETAPAN PRIORITAS
LOKASIAnalisis
PDPSkoring dengan
Berdasarkan
menggunakan kriteria pendirian
PDP, didapat lokasi prioritas PDP di
Prov Banten sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.

Kec.Jayanti Kab. Tangerang
Kec. Petir Kab. Serang
Pasar Rau Kota Serang
Area Cikuasa Kota Cilegon

5. Wilayah Jatiuwung Kota
Tangerang
6. Kec. Maja Kabupaten Lebak
7. Kawasan Militer Kota Serang

Lokasi 1 Pasar Rau Kota
Serang

Lokasi 7 Lahan Kosong di Kawasan Militer Ksatriaan Gatsu.; 7.86%
Lokasi 6 Kecamatan Petir Kab. Serang ; 19.17%
Lokasi 1 Pasar Rau Kota Serang; 17.72%

Lokasi 2 Area Cikuasa
Kelurahah Gerem Kota Cilegon
Lokasi 3 Wilayah Jatiuwung
Lokasi 4 Kecamatan Maja
Kabupaten Lebak

Lokasi 5 Kecamatan Jayanti Kabupaten
24.67%
Lokasi 5 Kecamatan Jayanti
LokasiTangerang;
2 Area Cikuasa
Kelurahah Gerem Kota Cilegon; 10.93%
Lokasi 3 Wilayah Jatiuwung; 9.93%
Lokasi 4 Kecamatan Maja Kabupaten Lebak; 9.72%

Kabupaten Tangerang

Lokasi 6 Kecamatan Petir
Kab. Serang
Lokasi 7 Lahan Kosong di
Kawasan Militer Ksatriaan
Gatsu.

FEASIBILITY STUDY PUSAT DISTRIBUSI PROVINSI BANTEN

23

Kec. Jayanti Kabupaten Tangerang

Potensi


Skor tertinggi yang di dapat oleh Kec.
Jayanti

adalah

legalitas

lokasi

tercantum dalam RTRW Provinsi yakni
sebesar 15 point,


Pendapatan Per Kapita sebesar 9,12
point,



Selain itu lahan untuk pembangunan
dan

pengembangan

PDP

masih

tersedia cukup luas dan di dukung
dengan infrastruktur yang memadai.

Permasalahan


Harga lahan bisa lebih
tinggi



Konfik

akan

terjadi

pada saat pembebasan
lahan

FEASIBILITY STUDY PUSAT DISTRIBUSI PROVINSI BANTEN

24

Kec. Petir Kabupaten Serang
Potensi


Skor tertinggi yang di dapat oleh Kec.
Petir

adalah

tercantum

dalam

legalitas

lokasi

RTRW

Provinsi

yakni sebesar 15 point,


Selain itu lahan untuk pembangunan
dan

pengembangan

PDP

masih

tersedia cukup luas dengan point 6,8
dan di dukung dengan infrastruktur
yang memadai.

Permasalahan


Harga lahan bisa lebih tinggi



Konfik

akan

terjadi

pada

saat

pembebasan lahan

FEASIBILITY STUDY PUSAT DISTRIBUSI PROVINSI BANTEN

25

Pasar Rau Kota Serang
Potensi


Pasar Rau sebagai salah satu pasar
induk

di

Kota

Serang

mampu

memenuhi kebutuhan pokok di Kota
Serang dan sekitarnya.


Pelaku

pasar

mengingat
berdiri

sudah

pasar

terbentuk

tersebut

telah

cukup lama dan mampu

bertahan hingga sekarang.


Didukung

dengan

jaringan

transportasi yang memadai.

Permasalahan


Perluasan

pasar

sebagai

pusat

distribusi tidak memadai mengingat
keterbatasn lahan yang dimiliki oleh
pasar Rau.


FEASIBILITY STUDY PUSAT DISTRIBUSI PROVINSI BANTEN

Letak pasar yang berada di tengah-

26

Area Cikuasa Kelurahan Gerem Kota Cilegon
Potensi


Area Cikuasa di Kelurahan Gerem Kecamatan Grogol
memiliki akses bypass tol Merak-Jakarta.



Lahan yang ada sekarang masih berupa lahan
kosong, dimana lahan tersebut merupakan lahan
milik pemerintah Kota Cilegon

Permasalahan


Untuk

peluang

perluasan

lahan,

area

cikuasa

terhambat dengan eksisting
kontur tanah yang berbukit.


Untuk pembangunan PDP dan
lahan

perluasannya

menghabiskan
sangat

biaya

tinggi,

memerlukan

akan
yang
karena

rekayasa

teknologi yang lebih canggih.

FEASIBILITY STUDY PUSAT DISTRIBUSI PROVINSI BANTEN

27

Wilayah Jatiuwung Kota Tangerang
Potensi


Sebagai wilayah pusat perdagangan dan industri,
kawasan
industri

Jatiuwung
dan

sudah

pergudangan

terbangun
sebagai

kawasan
pendukung

terbangunnya PDP ini.


Di dukung dengan infrastruktur yang lebih lengkap
dan memadai.

Permasalahan


Lahan kosong terbatas hanya
berada di komplek-komplek
kawasan industri.



Lahan yang tersedia di luar
kawasan

industri

telah

dimiliki oleh perorangan dan
developer

sebagai

lahan

peruntukkan perumahan.


FEASIBILITY STUDY PUSAT DISTRIBUSI PROVINSI BANTEN

Nilai lahan yang berada di
kawasan

industri

memiliki

28

Kecamatan Maja Kabupaten Lebak
Potensi


Lahan

yang

berupa

ada

lahan

dikembangkan
distribusi

dan

sekarang

masih

kosong,

dapat

menjadi

pusat

perluasannya

pun

tersbut masih luas.


Memiliki

rencana

jalur

tol

yang

melalui kawasan Maja, sebagai nilai
tambah aksesibilitas.

Permasalahan


Harga lahan dapat meroket tinggi.



Potensi

konfik saat pembebasan

tanah sangat tinggi.

FEASIBILITY STUDY PUSAT DISTRIBUSI PROVINSI BANTEN

29

Kawasan Militer Kota Serang

Potensi


Permasalahan

Lahan kosong tersedia lebih dari 1
hektar



Memiliki



Diperlukan

ketentuan

mempergunakan
jalur

tol

Serang

Barat,

lahan

khusus
yang

dalam

berada

di

kawasan militer.

sebagai nilai tambah aksesibilitas.

FEASIBILITY STUDY PUSAT DISTRIBUSI PROVINSI BANTEN

30

DAYA DUKUNG
JARINGAN JALAN &
KERETA API

DAYA DUKUNG
INFRASTRUKTUR
PDP DI PROVINSI
BANTEN









Sumber : Draf Revisi Perda RTRW Prov Banten 2010

2

LOKASI 1 PASAR RAU KOTA SERANG
LOKASI 2 AREA CIKUASA KELURAHAN GEREM KOTA CILEGON
LOKASI 3 KAWASAN INDUSTRI JATIUWUNG KOTA TANGERANG
LOKASI 4 KECAMATAN MAJA KABUPATEN LEBAK
LOKASI 5 KECAMATAN JAYANTI KABUPATEN TANGERANG
LOKASI 6 KECAMATAN PETIR KABUPATEN SERANG
LOKASI 7 AREA MILITER KSATRIAN GATOT SUBROTO KOTA SERANG

Radius 15 KM dari
lokasi PDP
Radius 30 KM dari
lokasi PDP

7

Reaktivasi
Jalur
Kerata Api
6
Rencana
Jalan Tol
Serang Panimban
Pengembangan jaringan kereta api meliputi:
g
a. Pengembangan jaringan prasarana kereta api yang menghubungkan

kawasan-kawasan industri, simpul-simpul transportasi utama yaitu
pembangunan jaringan prasarana baru pada lintas:
1. Tonjong Baru – Pelabuhan Bojonegara;
2. Serpong – Tangerang – Bandara Soekarno Hatta;
3. Serang – Cikande – Cikupa – Serpong;
4. Manggarai – Bandara Soekarno Hatta;
5. Bandara Soekarno Hatta – Pluit – Kota; dan
6. Rencana pembangunan jalur kereta api Bojonegara – Pantura –
Tanjung Priuk
b. Pembangunan jaringan prasarana kereta api baru pada Lintas Parung
Panjang – Serpong –Citayam – Nambo – Cikarang; Lintas Serang –
sepadan tol – Balaraja, Lintas Balaraja – Jakarta – Cikarang;

FEASIBILITY STUDY PUSAT DISTRIBUSI PROVINSI BANTEN

3

1
5
4

Dilihat dari radius 15 KM, lokasi yang
memiliki kelengkapan sarana &
prasarana penunjang terhadap PDP
berada di lokasi Jatiuwung, Area Cikuasa
dan Jayanti

Pengembangan jaringan jalan bebas
hambatan meliputi:
1. Tangerang – Merak;
2. Cilegon – Bojonegara;
3. Serang – Panimbang;
4. Semanan – Rajeg – Balaraja; dan
5. Kamal – Teluk Naga – Rajeg.

31

Sumber : Draf Revisi Perda RTRW Prov Banten 2010

DAYA DUKUNG
INFRASTRUKTUR
(Pelabuhan &
Bandara)

Rencana pengembangan sistem jaringan
transportasi udara meliputi :
a. Pengembangan pelayanan sarana, prasarana,
dan sistem pengoperasian Bandara Udara
Soekarno Hatta sesuai dengan hierarkinya
sebagai bandara pengumpul primer;
b. Pengembangan Bandara Udara Budiarto di
Kabupaten Tangerang sebagai bandar udara
yang diperuntukan khusus sebagai pusat
pendidikan dan latihan penerbangan di
Indonesia;
c. Pengembangan kawasan Lapangan Terbang
Pondok Cabe di Kota Tangerang Selatan;
d. Pengembangan Bandara Udara Gorda di
Kabupaten Serang sebagai bandar udara
khusus untuk kepentingan pertahanan dan
sipil;
e. Pembangunan Bandara Udara Banten
Selatan/Panimbang di Kabupaten Pandeglang
sebagai bandar pengumpul tersier;
f. Pengembangan bandara udara khusus untuk
mendukung pertumbuhan kebutuhan
pelayanan angkutan barang ekspor impor;

2

7

3

1
Radius 15
KM dari
lokasi
RadiusPDP
30
KM dari
lokasi PDP

5

6

4

Rencana pengembangan sistem jaringan transportasi laut meliputi:
a. Peningkatan pelayanan Pelabuhan Utama Bojonegara dan
Banten/Ciwandan;
b. Peningkatan pelayanan Pelabuhan Pengumpul Merak;
c. Peningkatan pelayanan Pelabuhan Merak Mas dan Pelabuhan
Cigading untuk dikembangkan menjadi pelabuhan utama;
d. Pembangunan Pelabuhan Warnasari sebagai pelabuhan pengumpul;
e. Pengembangan dan pengelolaan pelabuhan:
1. pengumpan regional antara lain Pelabuhan Anyer Lor, Labuan, dan
Muara Dadap dan Kronjo; dan
2. pelabuhan pengumpan lokal antara lain Pelabuhan
Muarabinuangeun.
f. Pengembangan terminal khusus di Kabupaten Lebak, Kabupaten
Pandeglang, Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang untuk
mendukung potensi industri, pariwisata, pertanian, dan
pertambangan;

FEASIBILITY STUDY PUSAT DISTRIBUSI PROVINSI BANTEN

 LOKASI 1 PASAR RAU KOTA SERANG
 LOKASI 2 AREA CIKUASA KELURAHAN
GEREM KOTA CILEGON
 LOKASI 3 KAWASAN INDUSTRI
JATIUWUNG KOTA TANGERANG
 LOKASI 4 KECAMATAN MAJA
KABUPATEN LEBAK
 LOKASI 5 KECAMATAN JAYANTI
KABUPATEN TANGERANG
 LOKASI 6 KECAMATAN PETIR
KABUPATEN SERANG
 LOKASI 7 AREA MILITER KSATRIAN
GATOT SUBROTO KOTA SERANG

32

DAYA DUKUNG
INFRASTRUKTUR
(Sumber Daya Air
& Persampahan)
Rencana pengembangan sistem jaringan sumber daya air meliputi:
a. Bendungan Karian di Kabupaten Lebak;
b. Bendungan Sindangheula di Kabupaten Serang dan Kota Serang;
c. Bendungan Cidanau di Kabupaten Serang;
d. Bendungan Pasir Kopo di Kabupaten Lebak;
e. Bendung Ciliman di Kabupaten Lebak;
f. Bendung Cibaliung di Kabupaten Pandeglang;
g. Bendung Pamarayan di Kabupaten Serang;
h. Pengembangan Bendung Ranca Sumur di Kabupaten Tangerang;
i. Pengembangan Bendung Pasar Baru di Kota Tangerang;
j. Pengembangan Bendung Cisadane Pintu Sepuluh di Kota Tangerang;
k. Pemeliharaan CAT Rawa Danau di Serang-Pandeglang;
l. Pemeliharaan CAT Serang-Tangerang;
m. Pemeliharaan CAT Labuhan;
n. Pemeliharaan CAT Malimping;
o. Pemeliharaan CAT Jakarta;
p. Pemeliharaan situ, waduk, danau, dan rawa yang terdapat di
Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang,
Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kota
Cilegon dan Kota Serang sebagai kolam penyimpanan;
q. Bendungan eks Teluk Lada di Kabupaten Pandeglang

2

7

3

1
5

6

Radius 15
KM dari
lokasi
RadiusPDP
30
KM dari
lokasi PDP

4

 LOKASI 1 PASAR RAU KOTA
SERANG
 LOKASI 2 AREA CIKUASA
KELURAHAN GEREM KOTA CILEGON
 LOKASI 3 KAWASAN INDUSTRI
JATIUWUNG KOTA TANGERANG
 LOKASI 4 KECAMATAN MAJA
KABUPATEN LEBAK
 LOKASI 5 KECAMATAN JAYANTI
KABUPATEN TANGERANG
 LOKASI 6 KECAMATAN PETIR
KABUPATEN SERANG
 LOKASI 7 AREA MILITER KSATRIAN
GATOT SUBROTO KOTA SERANG

Sumber
: Draf Revisi Perda RTRW Prov Banten 2010-2030
FEASIBILITY STUDY PUSAT DISTRIBUSI PROVINSI
BANTEN

33

SUMBER PEMBIAYAAN








PINJAMAN DAERAH
PENYERTAAN MODAL PEMDA (BUMD)
LEMBAGA DANA BERGULIR
OBLIGASI DAERAH
BADAN LAYANAN UMUM (BLU)
KERJASAMA PEMDA-SWASTA (KPS)

FEASIBILITY STUDY PUSAT DISTRIBUSI PROVINSI BANTEN

34

KESIMPULAN &
REKOMENDASI

FEASIBILITY STUDY PUSAT DISTRIBUSI PROVINSI BANTEN

35

KESIMPULAN
KESIMPULAN

4

URUTAN PRIORITAS LOKASI
PDP DI PROVINSI BANTEN
1. KECAMATAN JAYANTI KABUPATEN
TANGERANG
2. KECAMATAN PETIR KABUPATEN
SERANG
3. PASAR RAU KOTA SERANG
4. AREA CIKUASA KELURAHAN
GEREM KOTA CILEGON
5. WILAYAH JATIUWUNG KOTA
TANGERANG
6. KECAMATAN MAJA KABUPATEN
LEBAK
7. AREA MILITER KSATRIAN GATOT
SUBROTO KOTA SERANG

FEASIBILITY STUDY PUSAT DISTRIBUSI PROVINSI BANTEN

3

7
1
2

5

6

36

• Dibutuhkannya PERAN PEMERINTAH dalam rantai pasok bahan
pokok menyebabkan panjangnya distribusi;
• Petani sebagai produsen tidak menikmati kuntungan apabila harga
naik dan masyarakat pun tidak menikmati keuntungan pada saat
harga turun karena berlimpahnya pasokan bahan pokok.
FEASIBILITY STUDY PUSAT DISTRIBUSI PROVINSI BANTEN

37

REKOMENDASI
Merujuk Kepada Kriteria
Pendirian PDP yang telah
dilakukan, maka lokasi yang
paling tepat
direkomendasikan sebagai
Pusat Distribusi Provinsi
Banten berada di area
Kecamatan Jayanti, hal ini
disebabkan oleh lokasi Jayanti
yang memiliki nilai strategis
serta di dukung oleh kebijakan
RTRW Provinsi Banten.

Hal yang perlu diperhatikan
dalam pendirian PDP
 Penentuan
lokasi
PDP
perlu
dilakukan
dengan
mempertimbangkan volume pasokan dan permintaan komoditas
pokok dan strategis, serta komoditas unggulan daerah di wilayah
sekitar PDP.
 Penentuan
lokasi
PDP
perlu
dilakukan
mempertimbangakan pula keberadaan dan daya
pelabuhan laut di dekat lokasi PDP.

dengan
dukung

 Aksesibilitas dari/ke lokasi PDP perlu didukung dengan
infrastruktur tranportasi darat (jalan raya) yang memadai dari
aspek kelas jalan dan kondisinya.
 Peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) perlu
segera dilakukan dalam masa pembangunan PDP Banten
sehingga dapat diharapkan PDP dapat segera beroperasi secara
baik segera setelah pembangunan PDP tersebut selesai.
 Sosialisasi keberadaan PDP perlu segera dilakukan kepada pihakpihak terkait, terutama kepada para calon mitranya, yaitu para
petani, peternak, dan nelayan maupun kepada instansi-instansi di
pemerintah Daerah terkait.

 Proses bisnis dan operasional PDP perlu dipersiapkan dan
dirancang secara baik, termasuk dengan mengembangkan
manajemen rantai
pasok (stupply khain managfmfno/SCM) secara38
FEASIBILITY STUDY PUSAT DISTRIBUSI PROVINSI
BANTEN

REKOMENDAS
I
Setelah
ditentukan

lokasi PDP di Provinsi,
Milestone selanjutnya
dalam pendirian PDP ini
masih dibutuhkan
tahapan-tahapan yang
cukup panjang

Penyusu
nan FS

Pembangu
nan Fisik
Penyusuna
n DED
Studi
Lingkung
an Hidup
(AMDAL
dan
AMDAL
Lalin)

FEASIBILITY STUDY PUSAT DISTRIBUSI PROVINSI BANTEN

Pengadaan
Lahan

Tahapan Sampai Saat ini

39

Sekian & Terimakasih

FEASIBILITY STUDY PUSAT DISTRIBUSI PROVINSI BANTEN

40