TUGAS PENGANTAR PENDIDIKAN ANOTASI ARTIK

TUGAS PENGANTAR PENDIDIKAN
ANOTASI ARTIKEL DOSEN PENDIDIKAN SEJARAH
UNIVERSITAS SANATA DHARMA

DOSEN PEMBIMBING
DR.HIERONIMUS PURWANTA,MA.

OLEH
DANIEL FERNANDES
NIM: 171314037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN.
UNIVERSITAS SANATA DHARMA.
YOGYAKARTA.
2017

Anotasi artikel The Representation Of Colonial Discourse In Indonesia Secondary Education
History Textbooks During After The New Order
a. Judul
b.

c.
d.
e.

: The representation of colonial discourse in Indonesia secondary
education history textbooks during after the New Order1
Nama Pengarang : Hieronimus Purwanta.
Jurnal
: History of Education.
Penerbit
: Francis & Taylor
Tahun Terbit
:2017.
Penelitian ini tujuannya untuk menganalisis sejarah koonial yang diterapkan sebagai

penentu Orde Baru. Ada 2 pertanyaan yang akan di bahas dalam artikel ini yaitu,1 Mengapa
penjajahan di pertahankan setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia tahun 1945?,2
Bagaimana perkembangan sejarah pendidikan selama reformasi pendidikan kurikulum
nasional.Untuk menjawab pertanyaan ini kita perlu membaca artikel ini agar bisa menemukan
jawabannya.Menganalisis buku sejarah selama 5 periode


yaitu dari tahun 1975-2013

sangatlah berbeda-beda. Oleh Teun A.van Dircj,analisis ini menunjukkan sejarawan modern
sebagai produsen dalam menerapkan budaya Barat modal dalam membangun sejarah
Indonesia,khususnya Belanda sebagai penentu.
Indonesia dijajah oleh beberapa bangsa Barat seperti Belanda,Portugis,Spanyol,Inggris
serta Jepang.Akibat dari penjajahan ini menyebabkan permusuhan anatar negara-negara Blok
Barat dan negara-negara dari Blok Timur.Maka pada seminar di Jogjakarta pada tahun 1957
Muhammad Yamin mengatakan bahwa sejarah Indonesia harus ditulis agar kita sebagai anak
Bangsa mengetahui sejarah negara kita sendiri dan melestarikannya. Ini sebagai fakta sebagai
negara baru ,dan membuat rakyat bangga menjadi orang Indonesia.Pandangan ini berlawanan
dengan Soedjatmoko, tentang sejarah sebagai peningkat nasionalisme.Menurutnya sejarah
harus bebas dari politik.Dari pendapat yang bertentangan ini menyebabkan banyak peristiwa
serta mengakibatkan terhambatnya perkembangan bangsa Indonesia.Seperti terjadinya
penculikan massal 7 Jenderal TNI dan beberapa simpatisan yang dianggap komunis oleh
Untung Syamsuri dan kelompoknya pada tanggal 30 September yang 1965.Salah satunya

1


Hieronymus Purwantara, “The Representation of colonial discourse in Indonesia
secondary eduction history textbooks during and after the New Order (1975-2013)” pada
jurnal History of Education edisi bulan Oktober 2017. (London, Francis & Taylor, 2017)

adalah Jenderal Ahmad Yani yang dipersiapkan oleh presiden Soekarno untuk menjadi
presiden Republik Indonesia menggantikan Soekarno.
Pembunuhan itu menjadi krisis politik dan pemindahan kepemimpinan dari Soekarno
ke Soeharto,pada tahun 1967 dan memulai rezim baru (Orde Baru),yang bertentangan dengan
era sebelumnya. Soeharto memulai kebijakkan baru dengan anti Timur dan bersekutu dengan
blok Barat.Dia menentang komunisme,sosiolisme,dan marxisme yang berkembang di
Indonesia.Dengan tindakannya itu juga membentuk kemitraan dengan negara Barat.Darisitu
negara Barat memberikan pinjaman dan investor dalam membangun Indonesia.karena itu
Indonesia menjadi tujuan investasi negara-negara Barat,terutama dibidang pertambangan
seperti organisasi IGGI pada tahun 1965,sebagai asosiasi keuangan internasional yang
memberikan kredit untuk pembangunan negara khususnya bagi Indonesia.
Hubungan antara masyarakat Indonesia dengan bangsa Barat juga ditulis sebagai
sejarah Indonesia,termasuk pelajaran sejarah.Tercapai ide ini pada saat seminar kedua di
Jogjakarta pada tahun 1970. Hasil dari seminar tersebut adalah berdirinya komite penulisan
sejarah nasional Indonesia dan Kartono Kartodirdjo sebagai ketua.Sejarah nasional sebagai
buku pelajaran yang di luncurkan pertama pada tahun 1975 sebagai pendukung

kurikulum.Penelitian ini berlangsung selama Orde Baru tahun 1967-1998 dan era reformasi
1998-sekarang.Setelah kurikulum nasional di perbaharui pada tahun,1975,1984,1994,dan
runtuh pada pada tahun 1998.Di era reformasi department pendidikan telah memperbaharui
selama 2 kali yaitu tahun 2006,dan 2013 dan dianggap penting bagi siswa.UNESCO
mendukung studi ini untuk mengatasi masalah yang di sebutkan diatas.Penganalisisan ini di
kembangkan

oleh

Teun

A

van

Dijk

dengan

tiga


tingkatan

yaitu,strukturmakro,suprastruktur,dan strukturmikro. Sejarahwan yang berprofesional di
zaman modern,adalah orang yang telah lulus universitas.
Pembangunan MPH ditandai dengan adanya perkembangan sosiokultur dari
masyarakat tradisional ke masyarakat modern.Kolonialisme Belanda sebagai factor yang
menentukan perkembangan Indonesia dengan menerapkan politik etis dan juga sebagai
sejarah kebaikan Belanda serta menguntungkan mereka yang terdiri dari 3 kebijakan politik
yaitu,iragasi,education ,dan transmigrasi.Kolonialisme Belanda juga sangat menentukan
faktor perkembangan Indonesia.Sejarah juga sebagai pelajaran yang mempersatukan suku
dan etnis serta tidak membeda-bedakan walaupun Indonesia dikenal sebagai kepulauan.

ANOTASI ARTIKEL PETANI PENENTU PANGAN
:Petani Penentu Pangan2

a. Judul

b. Nama Pengarang : Hendra Kurniawan
c. Penerbit


: Suara Merdeka..

d. Tahun terbit

:18 Oktober 2016

Dunia setiap tahun memperinggati Hari Pangan Sedunia(HPS).Peringatan HPS ini di
mulai sejak PBB menetapkan World food day di Roma pada tanggal 16 Oktober yang
bertepatan dengan hari berdirinya FAO.Peringatan HPS di Indonesia merupakan moment
terpenting untuk mengingat Indonesia sebagai Negara agraris bahkan salah satu Negara
penyangga kebutuhan pangan di dunia .
Sebagai Negara agraris,karena jumlah petani Indonesia tidaklah sedikit.Sayangnya
keberadaaan petani sering terpinggirkan akibat penguasa politik,ekonomi,hingga perubahan
sosial

budaya.Dengan berbagai cara para petani telah diingkari hak-hak untuk hidup

layak.Walaupun ada diantara mereka yang sudah maju ,tetapi ada yang tidak terkena imbas
kemajuan industri dan ekonomi .

Kaum tani identik dengan kesederhanaan hidup dan mereka begitu dekat dengan
alam dan tanah.Mereka saling memberi perhatian satu sama lain dengan pengalaman hidup
bersama yang harmonis maupun kosmis.
Kini

kondisi

itu

bergeser,namun

kaum

tani

tidak

bebas

untuk


mengolah,memelihara,dan mengembangkan pertanian .Entah itu kebijakan manusia maupun
perubahan alam..Mulai terjadilah disharmoni maupun kosmis.
Situasi ini menyebabkan minat

dunia pertanian

turun karena dianggap tidak

menjanjikan ,baik,secara ekonomi maupun cultural.Bertani seolah bukan jalan terbaik,bagi
orang didesa sekalipun masih menghidupi nilai-nilai pertanian di kalangan petani. Orang
menjadi petani karena berada dalam situasi terdesak atau kepepet karena tidak ada pekerjaan
lain lagi. Menjadi petani bukanlah cita-cita. Petani dianggap pekerjaan jadul, tidak
gaul,memberikan keuntungan besar dan kasar .Petani bukan kebanggaan buktinya banyak
2

Hendra Kurniawan, “Petani Penentu Pangan” pada Suara Merdeka, Edisi Tahun 67 No.
241, 18 Oktober 2016

petani yang tidak mengakui pekerjaannya.Karena

pencaharian

bertani tidak lagi menjadi mata

pokok namun sekedar sambilan saja.Semua orang butuh makan dan penyedia

utama dari petani.Sejarahwan Sartono Kartdirdjo dalam disertasi yang berjudul
pemberontakan petani Banten 1888 memilih istilah Peasant yang berarti petani.Istilah ini
cocok untuk menyebut petani di Indonesia (khususnya),di Jawa.Bertani merupakan upaya
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.Hasil pertanian tidak dijual melainkan disimpan
untuk kebutuhan keluarga.
PERTANIAN MURNI
Ini berbeda dengan farmer yang menempatkan pertanian murni sebagai mata
pencaharian.Hasil ini diupayakan sebanyak-banyaknya dengan kualitas terbaik untuk
dijual.Darisitu mereka mendapat keuntungan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam
keluaraga.Sebagian bisnis mereka peroleh dari laba yang optimal.Di zaman sekarang petani
tetap mempertahankan kultur peasant untuk mengatur keuangan demi mencukupi kebutuhan
keluarga.Mereka akan bekerja di kala senggang.Darisitu ada yang bekerja menjadi tukang
batu,tukang kayu,kuli bangunan tukang kebun,dan penjaga malam.Disisi lain kondisi ini akan
menjadi tambahan keterampilan bagi petani,namun menjadi lemah dalam mengembangkan

usaha pertanian.
Pertanian harus menjadi perhatian utama perintah.Indonesia merupakan Negara
agraris sekaligus maritim,maka petani dan nelayan menjadi garda terdepan demi terwujudnya
kemakmuran Bangsa.Untuk itu kesejahteraan petani harus ditingkatkan.Tak semata-mata
meningkatkan hasil pertanian,terlebih dengan memberi pembinaan dan perlindungan pada
petani.Petani juga harus cerdas dalam bertani agar pekerjaan yang dikerjakan mengalami
peningkatan.Waktu yang sanagat senggang dimanfaatkan oleh petani dalam mengembangkan
diri di bidang pertanian.Misalnya mengelola hasil tani agar lebih memiliki nilai jual yang
tinggi,serta kreatif dalam menciptakan peluang ekonomi dengan budidaya ikan,jamur,dan
meningkatkan produktivitas pertanian.Singkatnya pola pikir yang harus diterapakn dalam
bertani walaupun secara social kultur tidak terlepas dari tradisi peasant yang telah mendarah
daging.Kemajuan produksi pertanian harus didukung oleh sistem pemasaran produk local
dengan produk luar.Jika produk lokal kalah dalam bersaing dengan produk luar,nasib petani
tidaklah suram karena petani menjadi penentu pangan di masa depan.

ANOTASI ARTIKEL MEMBACA KASUS 1965
: Membaca Kasus 1965.3

a. Judul


b. Nama Pengarang : Hendra Kurniawan.
c. Penerbit

: Gagasan

d. Tahun

: 2016

Pelajaran sejarah tidak hanya mengajarkan peristiwa-peristiwa sejarah saja namun juga
harus mengajarkan makna dibalik peristiwa tersebut.Disini dibutuhkan paradigma baru dalam
melihat peristiwa-peristiwa sejarah yang kontroversial.Selama ini pelajaran sejarah yang
diajarkan merupakan versi resmi pemerintah melalui kurikulum.Pelajaran sejarah bertolak
dari buku sejarah nasional Indonesia,dan buku-buku yang telah lulus sensor.Pelajaran sejarah
yang tidak sesuai dengan aturan pemerintah dianggap berbahaya bagi keutuhan
bangsa.Sejarah memegang peran vital terhadap kesadaran generasi muda,ini bukan
keliru.Tidak semua sejarah bangsa bebas dari politik.Sejarah dianggap paling kontroversianal
adalah peristiwa 1965.Asvi Warman Adam (2007) mengatakan tidak ada interpretasi yang
sifatnya terakhir dan tunggal.Tidak heran jika muncul berbagai pendapat.
Selama ini peristiwa 1965 telah menyekang kebebasan untuk berpikir dan berpendapat,ini
berbahaya,karena

dapat

menyebabkan

pemahaman

yang

berbeda-beda.Komunisme

merupakan bahaya yang harus diwaspadai.Disisi lain bangsa perlu membuka diri terhadap
perkembangan baru,yang memerlukan ruang ilmiah.Bukan menutupi pikiran kritis pada
common sense,yang dianggap benar.Sensivitas sejarah dalam rentang tahun 1965 juga
berimbas pada pelajar di sekolah.Sejarah sebagai alat doktrinasi penguasa yang menjadikan
pelajaran

disekolah

lebih

pada

peran

militer,dan

kepentingan

politik

bukan

kebenaran.Sekarang pelajaran sejarah di sekolah masih pada Orde Baru (OrBa)meskipun
kurikulum telah berganti.Pelajaran sejarah di sekolah bukan hal sepele.Informasi tentang
peristiwa 1965 dapat diakses dengan mudah.Untuk membuka katup penyumbat dengan
berpikir secara kreatif terhadap peristiwa 1965 yang tidak mudah bergeser.Guru harus
menyiapkan materi agar tidak memasukan peserta didik di jalan yang sesat.Kurikulum 2013
diharapkan dapat menumbuhkan sikap kritis murid dalam memaknai peristiwa sejarah.
3

Hendra Kurniawan,”Membaca Kasus 1965” Koran Jakarta Edisi 2881 Tahun IX 28
September 2016

Ada dua pendekatan dalam belajar sejarah yaitu,berdasarkan ilmu dan politis.Keduanya
tidak

ditempatkan

pada

hubungan

dikotomis.Pendekatan

politis

dilakukan

tanpa

menghilangkan daya kritis siswa.Namun absolutisme sejarah harus di hindari.Pendekatan
politis di tekankan untuk membangun watak bangsa.Sedangkan saintik berperan dalam
membangun nalar,keduanya harus sejalan.Perlu disadari bahwa peristiwa 1965 menjadi
rentetan sejarah bangsa yang terjadi pembantain massal masayrakakt sipil yang dianggap PKI
dan simpatisan..Ini menjadi tragedi kemanusian yang besar.
Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa sistem pendidikan harus diarahkan kepada
pesertadidik untuk membangun identitas bangsa yang berbudaya dan beradab.Pada sisi ini
bertujuan agar pesertadidik memiliki perhatian terhadap nilai-nilai kemanusian sehingga
tragedi serupa tidak terulang lagi.Belajar sejarah bukan menebar kebencian dan menanam
dendam di masa lalu.Rekonsiliasi nasional sebagai poin penting.Konteksnya forgiven but,not
forgotten Maka butuh tindakan korektif untuk mengubah paradigma pembelajaran
sejarah,yang selama ini sarat dengan kepentingan politik.Guru mencari dan menjelaskan akar
masalah dan solusi bagi peserta didik dalam hidup berbangsa.Selain itu guru juga
menanamkan kesadaran bagi peserta didik dalam menghadapi persoalan yang dihadapi.
Francois Carron mengungkapkan,bahwa sejarah menyadarkan bangsa tentang perbedaanperbedaan ,dan juga mengajarkan toleransi dan kebebasan.Masyarakat menerima perbedaan
dan

menolak

intoleransi.Jika

sulit

menerima

peristiwa

yang

kontroversial,perlu

merenungkan,dengan baik dan teliti.Sejarah merupakan ilmu tentang msyarakat bukan
sebagai alat penguasa.Sejarah jangan terpengaruh oleh arus politik dan menjadi alat
penguasa.Ignas

Kleden

menyatakan

pendidikan

mereproduksi

suasana

dalam

berpolitik,walaupun menjadi koreksi dan harapan yang tidak dikehendaki.Untuk itu pelajaran
sejarah di sekolah perlu menyajikan berbagai wacana dan membuka ruang berpikir yang
kritis dari berbagai kasus kontroversi.Peserta didik juga diperkenalkan dengan berbagai
pemikiran yang alternative dan menanamkan kesadaran tentang pentingnya belajar sejarah.
Jika pemerintah dan masyarakat tidak mengenal sejarah bangsanya sendiri,maka masa
depan bangsa akan mudah di terdegradiasi.Berbagai pikiran menjadi bahan refleksi dalam
membangun paradigma pelajaran sejarah yang komprehensif dan ilmiah sebagai fondasi
pendidikan karakter dalam rangka revolusi mental bagi kehidupan berbangsa dan bernegara
yang baik.

ANOTASI ARTIKEL MENGGENGGAM ANAK SEBAGAI ASET BANGASA
: Menggenggam anak sebagai aset bangsa4.

a. Judul

b. Nama pengarang : Brigida Intan printina
c. Penerbit

: Harian Bernas

d. Tahun terbit

: 2016.

Dalam rangka menyongsong Hari Anak Nasional tahun 2016,seluruh masyarakat
digerakan untuk melindungi anak atau gerakan “Anti kekerasan terhadap Anak”.Kekerasan
pada anak massif terjadi di Indonesia.Menurut UNICEF 40 0/0 anak yang mengalami serangan
fisik satu kali dalam setahun.Konsekuensi atas perlakuan kekerasan terhadap anak menjadi
korban kekerasan fisik ,seksual,dan emosional adalah kekerasan lintas generasi.Hal ini akan
mematahkan nilai moral dan kebangsaan yang ditanamkan.Analisis yang dilakukan UNICEF
berdasarkan data dua tahun terakhir ini,perlakuan secara fisik,seksual dan emosional terhadap
anak di Asia mencapai US$200 juta atau hamper 2 persen dari pendapatan perkapita.
Menanggapi bahaya kekerasan,itu ,selaku orang tua melindungi anak dan
menyayanginya tanpa kekerasan.Perlakuan yang menimpa anak akan menjadi luka yang tak
tersenbuhkan.Kekerasan bukan hak anak,dan setiap anak terlahir cerdas ,dan juga lemah
disisi lain.Tugas orang tua adalah mengoptimalkan kehebatan dan meminimalkan kelemahan
anak.Orang tua sebagai pelukis yang menorehkan gambar pada kertas dengan kejelian dan
kreativitas dalam membuat sebuah lukisan yang indah yang dibanggakan.Lukisan dari orang
tua adalah gambaran masa depan anak.Orang tua membangun sebuah keluarga sebagai
fondasi utama dalam membentuk karakter anak,namun pemerintah tetap dibutuhkan dalam
menciptakan

anak Indonesia yang bermoral,unggul dan bemartabat.Orang tua wajib

menyekolahkan anak-anaknya,karena nilai-nilai luhur

di bangun saat anak menempuh

pendidikan.Selain itu ada nilai kerja keras,optimisme pada anak,karakter tahan banting,dan
berani bersaing.
Sejalan dengan itu juga menanamkan kebajikan dan anti kekerasan terhadap
anak,presiden Jokowi mengemukakan bahwa kemerdekaan yang telah di nikmati dalam tujuh
dekade,merupakan kesempatan untuk membangun bangsa yang lebih baik,terutama di sektor
pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia.Dukungan Presiden disambut hangat
4

Brigida Intan Printina,”Menggenggam Anak Sebagai Aset Bangsa” pada Harian
Bernas,edisi IX bulan Juli 2016.

oleh KPAI.Karena kepekaan pemerintah terhadap situasi moral yang melanda generasi
penerus bangsa.Dalam artikel ini juga untuk mengatasi kekerasan terhadap anak-anak sebagai
generasi penerus bangsa.Ini juga melibatkan beberapa institusi yang bertanggung jawab
dalam memberikan solusi atas fenomena kekerasan pada anak sebagai generasi penerus
bangsa.
Anak-anak sebagai asset bangsa perlu dilindungi oleh orang tua dan pemerintah
karena masa depan bangsa ada di tangan anak-anak muda sebagai generasi penerus.Sehingga
ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu yang pertama,memperbaharui kegiatan belajar
mengajar anak-anak di sekolah dan mengembangkan nilai-nilai moral yang membangun
karakter anak.Yang kedua dorongan dari orang tua dan masyarakat dalam memperkenalkan
tokoh-tokoh masyarakat dan negarawan sebagai teladan yang berkarakter mulia.Apa yang
diajarkan disekolah menjadi tugas bagi anak dalam mempraktekkan di masyarakat.Setiap
anak

diajarkan

untuk

cinta

Tuhan,dan

sesame,bertanggung

jawab,disiplin,percaya

diri,adil,rendah hati,kerja keras dan mengembangkan jati dirinya.
Faktor penyebab kegagalan anak bukan terletak pada kecerdasan otak tetapi pada
nilai-nilai moral yang ada dalam diri anak.Nilai-nilai moral tersebut harus di perjuangkan
anak-anak muda sebagai asset bangsa.Dengan demikian harapan bagi anak-anak bangsa
untuk memajukan negara Indonesia dapat terwujud.

: Hakekat Pendidikan Sejarah5

Judul

Nama Pengarang : Hieronymus Purwanta.
Penerbit

: Prodi Pendidikan Sejarah, FKIP, Universitas Sanata Dharma.

Tahun Terbit

: 2010.

Permasalahan
Masalah ini mendasar pada satu pertanyaan mengenai perbedaan antara prodi
pendidikan sejarah dengan prodi Ilmu Sejarah.
Ada dua kemungkinan memiliki kodrat yang berbeda dan keduanya juga memiliki
persamaan yang terletak pada akibat terjadinya ‘’salah jalan’’ pada salah satu prodi.
Pemerintah memandang bahwa keduanya memiliki banyak kesamaan yang berlaku untuk
semua prodi FKIP. Hal ini dapat dilihat pada penyelenggaraan pendidikan Provesi
Pendidikan Guru(PPG), yang dimana lulusan prodi pendidikan dan lulusan non pendidikan
memiliki kesederajatan yang sama. Pada tanggal 24 Oktober 2008 Direktorat Pendidikan
Tinggi merilis sebagai berikut: Penyediaan 40.000 kursi oleh pemerintah untuk sarjana
lulusan yang dipilih untuk mengikuti pendidikan profesi guru sehingga kedepannya menjadi
guru hanyalah mereka yang memiliki Sertifikat Pendidikan Profesi Guru, terang Direktur
Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Falis Jalal di Jakarta, Rabu
92/10.
Hal ini menimbulkan banyak kritikan dari pendidik yang tidak dapat ditanamkan
dalam waktu singkat, prosesnya harus dari semester awal hingga akhir. Alasan dasarnya
adalah Prodi pendidikan guru berlangsung integratif dengan perkuliahan sebagai model
concurrent dan bukan consecutive.Kalau dilihat secara teliti kedua program studi ini memiliki
hubungan dimana pendidikan sejarah merupakan hasil pengembangan atau penyederhanaan
atau adaptasi sedangkan ilmu sejarah untuk tujuan pendidikan. Hal ini dapat diatasi, sebab
saat ini terlihat pendidikan sejarah dalam posisi tergantung dan akan menghanyutkan
dinamika perkembangan ilmu sejarah dan mendatangkan krisis keilmuan. Nah cara untuk
mengatasi adalah semuanya harus mulai dari nol dengan merefleksikan dan menghayati
kembali pengertian pendidikan sejarah.

5

Hieronymus Purwantara, “Hakekat Pendidikan Sejarah” pada jurnal Historia Vitae Vol.
24, No. 1,
Edisi bulan April 2010 (Yogyakarta, Pendidikan Sejarah USD)

Redefenisi Pendidikan Sejarah. Setiap Ilmu memiliki karakteristik yang unik. Contoh
seperti ilmu-ilmu alam yang terfokus pada benda dan fenomena alam, ilmu-ilmu sosial
menitik beratkan pada Manusia. Sedangkan humaniora memang pada manusia namun
terfokus pada penemuan pola dan hukum perilaku manusia. Pendidikan adalah bagian dari
humaniora,dalam arti mengkaji dari segi fisik, cipta, rasa dan karsa. Seperti terlihat jelas pada
pandangan N. Driyarkara dimana pendidikan sebagai usaha pemanusiaan manusia muda,
sebagai fokus utama.
Ada 2 aspek utama dari Heidegger(1996) yaitu dasein atau beings dan Magnis Suseno
merumuskan sebagai pengadaan dan F.Budi Hartono memaknainya“disana”. Hal ini
menunjukan bahwa manusia berbeda dengan makluk lainnya. Zaman sekarang dasein itu
seperti kekuatan kapitalisme yang menghanyutkan dan mengakibatkan kehampaan serta
keterasingan diri. Puncak dari dasein adalah munculnya sein/being/kesadaran diri dalam arti
peserta didik dalam perkembangan harus mengabaikan pahitnya penderitaan, ketersingkiran,
keterbuangan yang menghambat kehidupan. Pendidikan sejarah adalah bagiandari ilmu
pendidikan yang memiliki subyek dalam bentuk generasi muda yang berkesadaran.
Kesadaran sejarah disebut juga kemampuan mental untuk memanfaatkan pengalaman
historis agar lebih kritis dalam menyikapi berbagai fenomena yang terjadi. Historis adalah
masa lalu diposisikan sebagai refrensi masa kini dan merencanakan masa depan.Hal ini
memiliki pengaruh negatif dan positif. Positif dapat dipandang dari kesadaran sejarah karena
membantu manusia dalam menjalani kehidupan dimasa kini melalui kepekaan hati nuraninya.
Dari segi negatif mengutip kesadaran sejarah sebagai penghambat berbagai inovasi kreatif.
Menanamkan dan mengembangkan kesadaran sejarah. Kajian diatas dapat terlihat
jelas bahwa hakekat pendidikan sejarah berbeda dengan Ilmu sejarah. Pendidikan sejarah
memiliki subyek kajian memanusiakan manusia muda dan tujuannya menanamkan dan
mengembangkan kesadaran sejarah dalam diri generasi muda. Sedangkan ilmu sejarah
menempatkan peristiwa yang terjadi sebagai suatu kesadaran yang bertujuan menyusun
eksplanasi(penjelasan) tentang peristiwa sejarah dimasa lampau. Pendidikan sejarah menekan
pada pembelajaran sedangkan ilmu sejarah fokus pada penelitian. Dalam menanamkan
kesadaran sejarah pendidikan sejarah membutuhkan hasil kajian ilmu sejarah berupa
historiografi yang baku. Dimana bahan bakutersebut harus diolah dalam arti historiografi
yang dihasilkan ilmu sejarah tidak secara langsung dijadikan sebagai bahan ajar dalam
pendidikan sejarah.