MAKALAH TOT ASESOR VALIDASI TAHUN 2016
MAKALAH
PERCOBAAN GRATIFIKASI DAN PENCEGAHANNYA
DALAM IMPLEMENTASI KODE ETIK AKREDITASI
Makalah ini disusun sebagai syarat mengikuti kegiatan
Pelatihan Calon Pelatih (Training of Trainers – TOT)
Asesor BAN PAUD dan PNF
Disusun oleh :
RAKHYONO, SH.
ASESOR PROGRAM BAHASA INGGRIS
LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN
PROVINSI JAWA TENGAH
BADAN AKREDITASI NASIONAL
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NONFORMAL
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2016
JUDUL MAKALAH :
PERCOBAAN GRATIFIKASI DAN PENCEGAHANNYA
DALAM IMPLEMENTASI KODE ETIK AKREDITASI
Disusun oleh :
RAKHYONO, SH.
ASESOR PROGRAM BAHASA INGGRIS
LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN
BADAN AKREDITASI NASIONAL
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NONFORMAL
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2016
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulilah, Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga Penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah
ini dengan baik. Makalah ini saya susun dalam rangka memenuhi
persyaratan mengikuti Pelatihan Calon Pelatih (Training of Trainers –
TOT) Asesor BAN PAUD dan PNF tahun 2016.
Penyusun sangat tertarik untuk mengajukan Judul :
PERCOBAAN
GRATIFIKASI
DAN
PENCEGAHANNYA
DALAM
IMPLEMENTASI KODE ETIK AKREDITASI.
Dalam kesempatan ini, penyusun menghaturkan terima kasih yang dalam
kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat menghargai saran dan kritik pembaca untuk
mewujudkan kesempurnaan makalah ini.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Penyusun,
Rakhyono, SH.
DAFTAR ISI
Halaman sampul ............................................................................. i
Judul Makalah ................................................................................
ii
Kata Pengantar ............................................................................... iii
Daftar Isi .........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN .........................................................
iv
1
A. Latar Belakang .....................................................
1
BAB II
B. Rumusan Masalah ................................................ 2
PEMBAHASAN ............................................................ 3
A. Pengertian Gratifikasi ...........................................
3
B. Upaya pencegahan percobaan Gratifikasi terkait 3
implementasi kode etik akreditasi .........................
C. Kode etik asesor BAN PAUD dan PNF ................
D. Tindakan-tindakan
yang
dapat
sebagai
4
digolongkan 4
percobaan
gratifikasi ................................
5
E. Waktu yang efektif untuk melakukan upaya
BAB III
pencegahan gratifikasi ..........................................
PENUTUP ................................................................... 6
A. Kesimpulan ...........................................................
6
B. Usul dan Saran .....................................................
REFERENSI
7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asesor adalah profesi pilihan dan seseorang dapat dipilih menjadi
asesor karena kompetensi dan integritasnya serta memenuhi
syarat yang ditentukan sebagai asesor. Asesor adalah jabatan
kehormatan,
jabatan
penghargaan
atas
kepakaran
dan
amanahnya. Salah satu ciri utama ke-independenan BAN PNF
(BAN PAUD dan PNF) adalah adanya asesor sebagai peer
reviewer/consultant yang melakukan asesmen akreditasi secara
independen, dan adanya kode etik asesor yang dapat menjamin
pelaksanaan akreditasi BAN PNF (BAN PAUD dan PNF) yang
dilakukan oleh asesor secara profesional tanpa adanya konflik
kepentingan (conflict of interest).
Dalam
menjamin
pelaksanaan
akreditasi
yang
profesional,
dibutuhkan komitmen yang kuat dalam implementasi kode etik
asesor.
Sehingga
asesor
benar-benar
dapat
melaksanakan
tugasnya secara obyektif dengan menyetujui dan mematuhi kode
etik asesor sebagaimana mestinya. Asesor melaksanakan tugas
asesmen dengan menjaga dan memperhatikan apa yang harus dan
tidak boleh dilakukan.
Salah satu hal yang paling penting untuk dihindari dan dicegah
adalah adanya kecenderungan upaya “percobaan gratifikasi” yang
dilakukan oleh asesi. Bila hal ini tidak disikapi dengan baik, maka
akan secara langsung menurunkan kredibilitas asesor BAN PNF
(BAN PAUD dan PNF), membuat asesor tidak dihargai dan tidak
dipercaya oleh masyarakat. Oleh karena itu penulis tertarik untuk
menyusun makalah dengan judul “Percobaan Gratifikasi Dan
Pencegahannya Dalam Implementasi Kode Etik Akreditasi”.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan
latar
belakang
masalah
di
atas,
penyusun
merumuskan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan gratifikasi?
2. Bagaimana upaya pencegahan percobaan gratifikasi terkait
implementasi kode etik akreditasi?
3. Apa saja kode etik asesor BAN PAUD dan PNF?
4. Apa saja tindakan-tindakan yang dapat dikatagorikan sebagai
percobaan gratifikasi terkait Akreditasi?
5. Bilamana upaya pencegahan percobaan gratifikasi terkait
akreditasi secara efektif dapat dikukan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Gratifikasi
Apa itu Gratifikasi ?
Bagi sebagian orang mungkin sudah mengetahui apa yang
dimaksud dengan kata Gratifikasi. Tapi Saya lebih senang
menafsirkan kata tersebut dengan kata yang mendefinisikan
sesuatu yang berarti “gratis dikasih”.
Gratifikasi menurut kamus hukum berasal dari Bahasa Belanda,
“Gratificatie” , atau Bahasa Inggrisnya “Gratification“ yang diartikan
hadiah uang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI,1998)
Gratifikasi diartikan pemberian hadiah uang kepada pegawai di luar
gaji yang telah ditentukan.
Menurut UU No.31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001 Tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Penjelasan Pasal 12 b ayat
(1), Gratifikasi adalah Pemberian dalam arti luas, yakni meliputi
pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa
bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata,
pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya.
B. Upaya pencegahan percobaan Gratifikasi terkait implementasi kode
etik akreditasi.
Upaya prefentif atau pencegahan percobaan Gratifikasi terkait
implementasi kode etik akreditasi dimaksud dapat dilakukan antara
lain :
1. Materi tentang gratifikasi/korupsi/suap disampaikan/diedukasi
kepada masyarakat khususnya pengelola satuan PNF Karena
tidak sedikit masyarakat/pengelola satuan PNF yang belum
mengetahui atau memahami istilah gratifikasi bahkan tindakan
yang dapat dikategorikan sebagai gratifikasi tersebut.
2. Asesor memberikan penjelasan dan warning kepada asesi pada
kegiatan visitasi akreditasi.
Dengan upaya tersebut, saya memastikan asesor dapat terhindar
dari upaya percobaan grataifikasi. Sehingga kewibawaan, nama
baik, dan kredibilitas asesor tetap terjaga.
C. Kode etik asesor BAN PAUD dan PNF
Kode etik asesor BAN PAUD dan PNF adalah pedoman nilai-nilai
sikap dan moral yang dijunjung tinggi oleh asesor dalam
melaksanakan tugas akreditasi program dalam satuan PNF dan
bertanggungjawab ke BAN PAUD dan PNF. Adapun kode etik
tersebut bertujuan :
-
Memberikan pedoman etika dalam pengambilan keputusan
pada sikap perilaku untuk melakukan tugas kewajibannya.
-
Memberikan gambaran nilai-nilai etik tanggungjawab profesi
untuk external dan internal
Adapun sistematika Kode Etik Asesor BAN PNF (BAN PAUD dan
PNF) adalah sebagai berikut :
-
Mukadimah
-
Kewajiban Umum (7)
-
Kewajiban Terhadap Lembaga Yang Diakreditasi (4)
-
Kewajiban Terhadap Asesor Lain, Ban Pnf, Dan Pihak Terkait
Lainnya (3)
-
Kewajiban Terhadap Diri Sendiri (3)
D. Tindakan-tindakan yang dapat digolongkan sebagai percobaan
gratifikasi
Ada beberapa contoh penerimaan gratifikasi, yang dapat terjadi di
lapangan diantaranya yakni:
- Seorang asesor menerima “uang terima kasih” dari asesi;
- Pemberian bantuan fasilitas tertentu, seperti: bantuan perjalanan
+ penginapan,
- Memberikan bingkisan atau oleh-oleh, dll.
Dengan berdalih “sekedar bantuan”, “ikhlas”, “tanpa pamrih”, “rasa
simpatik”, dan lain-lain, gratifikasi ini memang sangat mudah untuk
disamarkan dan dibalut cantik dengan hal-hal demikian. Hingga
pada akhirnya terucap kata “terima kasih karena sudah dibantu”,
“lumayan gratis dikasih..”
Dengan beberapa contoh di atas, maka perlu dilakukan upaya
prefentif atau pencegahan. Sehingga kejadian-kejadian serupa
dapat diantisipasi dan tidak terjadi. Bila tidak dilakukan langkah
prefentif, yang terjadi di lapangan adalah membuat asesor cukup
rumit untuk menyampaikan penolakan. Karena bila cara dan sikap
penolakan tidak tepat, akan dapat menimbulkan rasa tidak nyaman/
tidak enak, atau berkesan tidak menghargai pemberian asesi, dan
lain-lain.
E. Waktu yang efektif untuk melakukan upaya pencegahan gratifikasi
1. Pada kegiatan sosialisasi, loka karya (Soslok) dan bimbingan
teknis (Bimtek) /pendampingan akreditasi.
2. Saat
kegiatan
visitasi,
khususnya
pada
saat
opening/pembukaan dan diulangi/ditekankan lagi pada saat
closing/penutupan kegiatan akreditasi/visitasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Percobaan gratifikasi adalah upaya pemberian dalam arti luas,
yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi,
pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan,
perjalanan
wisata, pengobatan
cuma-cuma, dan
fasilitas
lainnya.
Dalam
hal
akreditasi
BAN
PAUD
dan
PNF
beberapa
upaya/percobaan gratifikasi yang cenderung dilakukan/terjadi
adalah diantaranya pemberian uang, barang, tiket perjalanan,
fasilitas penginapan, dan fasilitas lainnya.
2. Upaya prefentif atau pencegahan percobaan Gratifikasi terkait
implementasi kode etik akreditasi dimaksud dapat dilakukan
antara lain :
-
Edukasi/penyampaian materi tentang gratifikasi/korupsi/suap
kepada masyarakat khususnya pengelola satuan PNF.
-
Asesor memberikan penjelasan dan warning kepada asesi
pada kegiatan visitasi akreditasi.
3. Kode etik asesor BAN PAUD dan PNF adalah pedoman nilainilai sikap dan moral yang dijunjung tinggi oleh asesor dalam
melaksanakan tugas akreditasi program dalam satuan PNF dan
bertanggungjawab ke BAN PAUD dan PNF, yang bertujuan :
-
Memberikan pedoman etika dalam pengambilan keputusan
pada sikap perilaku untuk melakukan tugas kewajibannya.
-
Memberikan gambaran nilai-nilai etik tanggungjawab profesi
untuk external dan internal
4. Tindakan-tindakan yang dapat digolongkan sebagai percobaan
gratifikasi pada akreditasi BAN PNF (BAN PAUD dan PNF)
adalah antara lain adanya pemberian “uang terima kasih” dari
asesi; pemberian bantuan fasilitas tertentu, seperti: bantuan
perjalanan + penginapan, memberikan bingkisan atau oleholeh, dll. dengan berdalih “sekedar bantuan”, “ikhlas”, “tanpa
pamrih”, “rasa simpatik”, dan lain-lain.
5. Waktu yang efektif untuk melakukan upaya pencegahan
gratifikasi adalah pada kegiatan sosialisasi, loka karya (Soslok)
dan bimbingan teknis (Bimtek) /pendampingan akreditas dan
pada
kegiatan
visitasi,
khususnya
pada
saat
opening/pembukaan dan closing/penutupan kegiatan akreditasi/
visitasi.
B. Usul dan Saran
1. Asesor mendapatkan materi tentang gratifikasi/korupsi/suap
dari pejabat yang berwenang (KPK) agar asesor memiliki
pengetahuan yang memadai tentang upaya pemberantasan
korupsi/sap
sehingga
asesor
dapat
menyampaikan/mensosialisasikan secara komprehensif kepada
asesi/pengelola
satuan
PNF.
Karena
tidak
sedikit
masyarakat/pengelola satuan PNF yang belum mengetahui
atau memahami istilah gratifikasi bahkan tindakan yang dapat
dikategorikan sebagai gratifikasi/suap/korupsi tersebut.
2. Untuk menghindari percobaan gratifikasi pada akreditasi, maka
perlu dilakukan upaya prefentif atau pencegahan. Sehingga
kejadian-kejadian serupa dapat diantisipasi dan tidak terjadi.
Karena bila cara dan sikap penolakan terhadap upaya tersebut
tidak tepat, akan dapat menimbulkan rasa tidak nyaman/tidak
enak hati, atau berkesan tidak menghargai pemberian asesi,
dan lain-lain.
REFERENSI
BAN PNF, 2009, Kode Etik Asesor
https://www.facebook.com/KomunitasAntiKorupsiMutasi/?fref=nf
PERCOBAAN GRATIFIKASI DAN PENCEGAHANNYA
DALAM IMPLEMENTASI KODE ETIK AKREDITASI
Makalah ini disusun sebagai syarat mengikuti kegiatan
Pelatihan Calon Pelatih (Training of Trainers – TOT)
Asesor BAN PAUD dan PNF
Disusun oleh :
RAKHYONO, SH.
ASESOR PROGRAM BAHASA INGGRIS
LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN
PROVINSI JAWA TENGAH
BADAN AKREDITASI NASIONAL
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NONFORMAL
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2016
JUDUL MAKALAH :
PERCOBAAN GRATIFIKASI DAN PENCEGAHANNYA
DALAM IMPLEMENTASI KODE ETIK AKREDITASI
Disusun oleh :
RAKHYONO, SH.
ASESOR PROGRAM BAHASA INGGRIS
LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN
BADAN AKREDITASI NASIONAL
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NONFORMAL
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2016
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulilah, Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga Penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah
ini dengan baik. Makalah ini saya susun dalam rangka memenuhi
persyaratan mengikuti Pelatihan Calon Pelatih (Training of Trainers –
TOT) Asesor BAN PAUD dan PNF tahun 2016.
Penyusun sangat tertarik untuk mengajukan Judul :
PERCOBAAN
GRATIFIKASI
DAN
PENCEGAHANNYA
DALAM
IMPLEMENTASI KODE ETIK AKREDITASI.
Dalam kesempatan ini, penyusun menghaturkan terima kasih yang dalam
kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat menghargai saran dan kritik pembaca untuk
mewujudkan kesempurnaan makalah ini.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Penyusun,
Rakhyono, SH.
DAFTAR ISI
Halaman sampul ............................................................................. i
Judul Makalah ................................................................................
ii
Kata Pengantar ............................................................................... iii
Daftar Isi .........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN .........................................................
iv
1
A. Latar Belakang .....................................................
1
BAB II
B. Rumusan Masalah ................................................ 2
PEMBAHASAN ............................................................ 3
A. Pengertian Gratifikasi ...........................................
3
B. Upaya pencegahan percobaan Gratifikasi terkait 3
implementasi kode etik akreditasi .........................
C. Kode etik asesor BAN PAUD dan PNF ................
D. Tindakan-tindakan
yang
dapat
sebagai
4
digolongkan 4
percobaan
gratifikasi ................................
5
E. Waktu yang efektif untuk melakukan upaya
BAB III
pencegahan gratifikasi ..........................................
PENUTUP ................................................................... 6
A. Kesimpulan ...........................................................
6
B. Usul dan Saran .....................................................
REFERENSI
7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asesor adalah profesi pilihan dan seseorang dapat dipilih menjadi
asesor karena kompetensi dan integritasnya serta memenuhi
syarat yang ditentukan sebagai asesor. Asesor adalah jabatan
kehormatan,
jabatan
penghargaan
atas
kepakaran
dan
amanahnya. Salah satu ciri utama ke-independenan BAN PNF
(BAN PAUD dan PNF) adalah adanya asesor sebagai peer
reviewer/consultant yang melakukan asesmen akreditasi secara
independen, dan adanya kode etik asesor yang dapat menjamin
pelaksanaan akreditasi BAN PNF (BAN PAUD dan PNF) yang
dilakukan oleh asesor secara profesional tanpa adanya konflik
kepentingan (conflict of interest).
Dalam
menjamin
pelaksanaan
akreditasi
yang
profesional,
dibutuhkan komitmen yang kuat dalam implementasi kode etik
asesor.
Sehingga
asesor
benar-benar
dapat
melaksanakan
tugasnya secara obyektif dengan menyetujui dan mematuhi kode
etik asesor sebagaimana mestinya. Asesor melaksanakan tugas
asesmen dengan menjaga dan memperhatikan apa yang harus dan
tidak boleh dilakukan.
Salah satu hal yang paling penting untuk dihindari dan dicegah
adalah adanya kecenderungan upaya “percobaan gratifikasi” yang
dilakukan oleh asesi. Bila hal ini tidak disikapi dengan baik, maka
akan secara langsung menurunkan kredibilitas asesor BAN PNF
(BAN PAUD dan PNF), membuat asesor tidak dihargai dan tidak
dipercaya oleh masyarakat. Oleh karena itu penulis tertarik untuk
menyusun makalah dengan judul “Percobaan Gratifikasi Dan
Pencegahannya Dalam Implementasi Kode Etik Akreditasi”.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan
latar
belakang
masalah
di
atas,
penyusun
merumuskan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan gratifikasi?
2. Bagaimana upaya pencegahan percobaan gratifikasi terkait
implementasi kode etik akreditasi?
3. Apa saja kode etik asesor BAN PAUD dan PNF?
4. Apa saja tindakan-tindakan yang dapat dikatagorikan sebagai
percobaan gratifikasi terkait Akreditasi?
5. Bilamana upaya pencegahan percobaan gratifikasi terkait
akreditasi secara efektif dapat dikukan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Gratifikasi
Apa itu Gratifikasi ?
Bagi sebagian orang mungkin sudah mengetahui apa yang
dimaksud dengan kata Gratifikasi. Tapi Saya lebih senang
menafsirkan kata tersebut dengan kata yang mendefinisikan
sesuatu yang berarti “gratis dikasih”.
Gratifikasi menurut kamus hukum berasal dari Bahasa Belanda,
“Gratificatie” , atau Bahasa Inggrisnya “Gratification“ yang diartikan
hadiah uang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI,1998)
Gratifikasi diartikan pemberian hadiah uang kepada pegawai di luar
gaji yang telah ditentukan.
Menurut UU No.31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001 Tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Penjelasan Pasal 12 b ayat
(1), Gratifikasi adalah Pemberian dalam arti luas, yakni meliputi
pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa
bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata,
pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya.
B. Upaya pencegahan percobaan Gratifikasi terkait implementasi kode
etik akreditasi.
Upaya prefentif atau pencegahan percobaan Gratifikasi terkait
implementasi kode etik akreditasi dimaksud dapat dilakukan antara
lain :
1. Materi tentang gratifikasi/korupsi/suap disampaikan/diedukasi
kepada masyarakat khususnya pengelola satuan PNF Karena
tidak sedikit masyarakat/pengelola satuan PNF yang belum
mengetahui atau memahami istilah gratifikasi bahkan tindakan
yang dapat dikategorikan sebagai gratifikasi tersebut.
2. Asesor memberikan penjelasan dan warning kepada asesi pada
kegiatan visitasi akreditasi.
Dengan upaya tersebut, saya memastikan asesor dapat terhindar
dari upaya percobaan grataifikasi. Sehingga kewibawaan, nama
baik, dan kredibilitas asesor tetap terjaga.
C. Kode etik asesor BAN PAUD dan PNF
Kode etik asesor BAN PAUD dan PNF adalah pedoman nilai-nilai
sikap dan moral yang dijunjung tinggi oleh asesor dalam
melaksanakan tugas akreditasi program dalam satuan PNF dan
bertanggungjawab ke BAN PAUD dan PNF. Adapun kode etik
tersebut bertujuan :
-
Memberikan pedoman etika dalam pengambilan keputusan
pada sikap perilaku untuk melakukan tugas kewajibannya.
-
Memberikan gambaran nilai-nilai etik tanggungjawab profesi
untuk external dan internal
Adapun sistematika Kode Etik Asesor BAN PNF (BAN PAUD dan
PNF) adalah sebagai berikut :
-
Mukadimah
-
Kewajiban Umum (7)
-
Kewajiban Terhadap Lembaga Yang Diakreditasi (4)
-
Kewajiban Terhadap Asesor Lain, Ban Pnf, Dan Pihak Terkait
Lainnya (3)
-
Kewajiban Terhadap Diri Sendiri (3)
D. Tindakan-tindakan yang dapat digolongkan sebagai percobaan
gratifikasi
Ada beberapa contoh penerimaan gratifikasi, yang dapat terjadi di
lapangan diantaranya yakni:
- Seorang asesor menerima “uang terima kasih” dari asesi;
- Pemberian bantuan fasilitas tertentu, seperti: bantuan perjalanan
+ penginapan,
- Memberikan bingkisan atau oleh-oleh, dll.
Dengan berdalih “sekedar bantuan”, “ikhlas”, “tanpa pamrih”, “rasa
simpatik”, dan lain-lain, gratifikasi ini memang sangat mudah untuk
disamarkan dan dibalut cantik dengan hal-hal demikian. Hingga
pada akhirnya terucap kata “terima kasih karena sudah dibantu”,
“lumayan gratis dikasih..”
Dengan beberapa contoh di atas, maka perlu dilakukan upaya
prefentif atau pencegahan. Sehingga kejadian-kejadian serupa
dapat diantisipasi dan tidak terjadi. Bila tidak dilakukan langkah
prefentif, yang terjadi di lapangan adalah membuat asesor cukup
rumit untuk menyampaikan penolakan. Karena bila cara dan sikap
penolakan tidak tepat, akan dapat menimbulkan rasa tidak nyaman/
tidak enak, atau berkesan tidak menghargai pemberian asesi, dan
lain-lain.
E. Waktu yang efektif untuk melakukan upaya pencegahan gratifikasi
1. Pada kegiatan sosialisasi, loka karya (Soslok) dan bimbingan
teknis (Bimtek) /pendampingan akreditasi.
2. Saat
kegiatan
visitasi,
khususnya
pada
saat
opening/pembukaan dan diulangi/ditekankan lagi pada saat
closing/penutupan kegiatan akreditasi/visitasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Percobaan gratifikasi adalah upaya pemberian dalam arti luas,
yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi,
pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan,
perjalanan
wisata, pengobatan
cuma-cuma, dan
fasilitas
lainnya.
Dalam
hal
akreditasi
BAN
PAUD
dan
PNF
beberapa
upaya/percobaan gratifikasi yang cenderung dilakukan/terjadi
adalah diantaranya pemberian uang, barang, tiket perjalanan,
fasilitas penginapan, dan fasilitas lainnya.
2. Upaya prefentif atau pencegahan percobaan Gratifikasi terkait
implementasi kode etik akreditasi dimaksud dapat dilakukan
antara lain :
-
Edukasi/penyampaian materi tentang gratifikasi/korupsi/suap
kepada masyarakat khususnya pengelola satuan PNF.
-
Asesor memberikan penjelasan dan warning kepada asesi
pada kegiatan visitasi akreditasi.
3. Kode etik asesor BAN PAUD dan PNF adalah pedoman nilainilai sikap dan moral yang dijunjung tinggi oleh asesor dalam
melaksanakan tugas akreditasi program dalam satuan PNF dan
bertanggungjawab ke BAN PAUD dan PNF, yang bertujuan :
-
Memberikan pedoman etika dalam pengambilan keputusan
pada sikap perilaku untuk melakukan tugas kewajibannya.
-
Memberikan gambaran nilai-nilai etik tanggungjawab profesi
untuk external dan internal
4. Tindakan-tindakan yang dapat digolongkan sebagai percobaan
gratifikasi pada akreditasi BAN PNF (BAN PAUD dan PNF)
adalah antara lain adanya pemberian “uang terima kasih” dari
asesi; pemberian bantuan fasilitas tertentu, seperti: bantuan
perjalanan + penginapan, memberikan bingkisan atau oleholeh, dll. dengan berdalih “sekedar bantuan”, “ikhlas”, “tanpa
pamrih”, “rasa simpatik”, dan lain-lain.
5. Waktu yang efektif untuk melakukan upaya pencegahan
gratifikasi adalah pada kegiatan sosialisasi, loka karya (Soslok)
dan bimbingan teknis (Bimtek) /pendampingan akreditas dan
pada
kegiatan
visitasi,
khususnya
pada
saat
opening/pembukaan dan closing/penutupan kegiatan akreditasi/
visitasi.
B. Usul dan Saran
1. Asesor mendapatkan materi tentang gratifikasi/korupsi/suap
dari pejabat yang berwenang (KPK) agar asesor memiliki
pengetahuan yang memadai tentang upaya pemberantasan
korupsi/sap
sehingga
asesor
dapat
menyampaikan/mensosialisasikan secara komprehensif kepada
asesi/pengelola
satuan
PNF.
Karena
tidak
sedikit
masyarakat/pengelola satuan PNF yang belum mengetahui
atau memahami istilah gratifikasi bahkan tindakan yang dapat
dikategorikan sebagai gratifikasi/suap/korupsi tersebut.
2. Untuk menghindari percobaan gratifikasi pada akreditasi, maka
perlu dilakukan upaya prefentif atau pencegahan. Sehingga
kejadian-kejadian serupa dapat diantisipasi dan tidak terjadi.
Karena bila cara dan sikap penolakan terhadap upaya tersebut
tidak tepat, akan dapat menimbulkan rasa tidak nyaman/tidak
enak hati, atau berkesan tidak menghargai pemberian asesi,
dan lain-lain.
REFERENSI
BAN PNF, 2009, Kode Etik Asesor
https://www.facebook.com/KomunitasAntiKorupsiMutasi/?fref=nf