5.1 Potensi Pendanaan APBD - DOCRPIJM 1eb59dd501 BAB VBab 5

BAB 5 KERANGKA STRATEGI PENDANAAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

5.1 Potensi Pendanaan APBD

  Bagian ini menggambarkan struktur APBD Kabupaten/Kota selama 3-5 tahun terakhir dengan sumber data berasal dari dokumen Realiasasi APBD dalam 5 tahun terakhir. Komponen yang dianalisis berdasarkan format Permendagri No. 13 Tahun 2006 adalah sebagai berikut: a.

  Belanja Daerah yang meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tak Langsung.

  b.

  Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Pendapatan Lain yang Sah.

  c.

  Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan Pengeluaran

  Untuk lebih jelasnya mengenai pendanaan yang berasal dari APBD Kota Cirebon dapat dilihat pada Tabel 5.1 Perkembangan Pendapatan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir.

Tabel 5.1 Perkembangan Pendapatan Daerah Kota Cirebon Tahun 2011-2015

  Kenaikan 2011 2012 2013 2014 2015 URAIAN Rata- Rupiah % Rupiah % Rupiah % Rupiah % Rupiah rata

  PENDAPATAN 867.120.664.551,00 0,00 871.070.274.388,80 0,13 995.617.075.775,00 0,19 1.234.065.935.363,00 0,12 1.403.866.685.439,00 0,11

PENDAPATAN ASLI

  137.147.929.763,00 0,07 147.880.392.393,00 0,22 189.962.661.806,00 0,36 298.539.011.144,00 0,07 319.893.842.205,00 0,18 DAERAH Hasil Pajak Daerah

  37.333.427.237,00 0,23 48.313.130.237,00 0,42 82.820.936.000,00 0,20 103.861.450.433,00 0,12 118.309.937.709,00 0,24 Hasil Retribusi

  13.572.402.720,00 -0,05 12.882.067.350,00 0,12 14.576.773.000,00 0,11 16.425.413.981,00 - 0,23 13.319.525.717,00 -0,01 Daerah Hasil Pengelolaan

Kekayaan Daerah 3.276.795.598,00 0,03 3.376.795.598,00 - 3.376.795.598,00 0,20 4.230.358.159,00 - 0,05 4.042.548.348,00 0,05

yang Dipisahkan Lain-lain

Pendapatan Asli 82.965.304.208,00 0,00 83.308.399.208,00 0,07 89.188.157.208,00 0,49 174.021.788.571,00 0,06 184.221.830.431,00 0,15

Daerah yang Sah DANA

  538.131.249.166,00 0,17 648.019.430.704,00 - 0,03 628.894..012,00 0,09 689.248.441.689,00 0,11 773.113.885.766,00 0,08 PERIMBANGAN Bagi Hasil

Pajak/Bagi Hasil 76.873.743.806,00 0,01 77.832.900.759,00 - 0,23 63.163.568.012,00 0,14 73.175.370.689,00 - 0,36 53.649.789.766,00 -0,11

Bukan Pajak Dana Alokasi

  456.586.505.360,00 0,17 550.014.349.945,00 - 0,02 536.884.996.000,00 0,08 583.927.691.000,00 - 0,01 577.764.436.000,00 0,05 Umum Dana Alokasi

  4.671.000.000,00 0,77 20.172.180.000,00 0,30 28.845.610.000,00 0,10 32.145.380.000,00 0,77 141.699.660.000,00 0,49 Khusus LAIN-LAIN PENDAPATAN

  191.841.485.622,00 -1,55 75.170.451.291,80 0,57 176.760.239.957,00 0,28 246.278.482.530,00 0,21 310.858.957.468,00 - 0,12 DAERAH YANG SAH

  Halaman |5 - 2

  Kenaikan 2011 2012 2013 2014 2015 URAIAN Rata- Rupiah % Rupiah % Rupiah % Rupiah % Rupiah rata Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi

  52.177.285.122,00 -0,07 48.691.447.931,80 0,09 53.367.648.677,00 0,22 68.713.649.351,00 0,06 73.160.241.641,00 0,08 dan Pemerintah Daerah Lainnya Dana Penyesuaian

  • dan Otonomi

  1,00 88.285.217.000,00 0,24 115.461.722.000,00 0,05 121.518.226.000,00 0,32 35.608.183.000,00 Khusus Bantuan Keuangan dari

Provinsi atau 104.056.017.500,00 -2,93 26.479.003.360,00 0,25 35.107.374.280,00 0,42 60.125.111.179,00 0,48 116.180.489.827,00 - 0,45

Pemerintah Daerah Lainnya BELANJA

  877.615.088.619,00 0,03 907.004.674.733,80 0,16 1.075.340.864.679,00 0,10 1.194.448.622.457,00 0,12 1.354.751.922.315,00 0,10

BELANJA TIDAK

  475.903.345.491,00 0,10 528.056.542.185,40 0,05 555.200.806.566,25 0,06 591.328.067.156,00 0,05 619.776.073.852,00 0,06 LANGSUNG Belanja Pegawai

  401.803.015.642,00 0,15 470.165.570.785,40 0,07 504.662.214.386,25 0,07 539.865.445.101,00 0,06 575.119.643.959,00 0,09 Belanja Hibah

  • 0,10 34.175.589.000,00 -0,20 28.437.968.180,00 0,32 41.812.871.618,00 - 0,11 37.591.993.893,00 - 0,02 37.469.447.500,00

  Belanja Bantuan

  • 0,94 15.287.882.400,00 0,25 20.428.362.000,00 -1,21 9.259.782.429,00 - 0,45 6.373.800.000,00 -0,59

  Sosial 29.699.314.915,00 Belanja Bantuan Keuangan

Pemerintahan 6.798.067.434,00 0,07 7.287.500.000,00 -12,69 532.262.000,00 -0,47 360.914.508,00 0,48 690.636.000,00 -3,16

Desa dan Partai Politik Belanja Tidak

  133.500.000,00 0,88 1.140.000.000,00 1.140.000.000,00 - 38,24 - 29.053.500,00 - -9,34 - Terduga BELANJA

  401.711.743.128,00 -0,06 378.948.132.548,40 0,27 520.140.058.112,75 0,14 603.120.555.301,00 0,18 734.975.848.463,00 0,13 Halaman |5 - 3

  Kenaikan 2011 2012 2013 2014 2015 URAIAN Rata- Rupiah % Rupiah % Rupiah % Rupiah % Rupiah rata

  LANGSUNG Belanja Pegawai

  48.575.481.076,00 0,13 56.024.726.685,00 0,16 66.447.518.400,00 - 0,12 59.373.163.943,00 0,16 70.604.648.780,00 0,08 Belanja Barang

  199.124.783.368,00 0,04 208.099.444.790,00 0,20 258.859.519.164,00 0,16 308.513.793.722,00 0,23 399.809.528.535,00 0,16 dan Jasa Belanja Modal

  • 0,34 114.823.961.073,40 0,41 194.833.020.548,75 0,17 235.233.597.636,00 0,11 264.561.671.148,00 0,09 154.011.478.684,00 SURPLUS /
  • -10.494.424.068,00 0,71 -35.934.400.345,00 0,55 -79.723.788.904,00 - 1,01 -39617312906 0,19 -49114763124 0,11

  (DEFISIT) PEMBIAYAAN 1,00 - - 108.427.219.562,00 0,24 142.633.934.020,00

  DAERAH 0,31 PENERIMAAN

  PEMBIAYAAN 18.738.424.068,00 0,53 39.578.400.345,00 0,55 87.467.788.904,00 0,28 121.590.878.070,00 0,18 148.046.181.648,00 0,38

  DAERAH Sisa Lebih Perhitungan

Anggaran Tahun 18.738.424.068,00 0,42 32.578.400.345,00 0,63 87.467.788.904,00 0,24 114.574.121.595,00 0,23 148.046.181.648,00 0,38

Anggaran Sebelumnya Pencairan Dana

  • 1,00 7.000.000.000,00 - 1,00
  • 7.000.000.000,00 - 0,50 -

  Cadangan PENGELUARAN

PEMBIAYAAN -1,26 3.644.000.000,00 0,53 7.744.000.000,00 0,41 13.163.658.508,00 - 1,43 5.412.247.628,00 - 0,44

  8.244.000.000,00 DAERAH Pembentukan

  • 7.000.000.000,00 -

  Dana Cadangan Penyertaan Modal (Investasi) 1.000.000.000,00 0,71 3.400.000.000,00 0,55 7.500.000.000,00 0,42 13.000.000.000,00 - 1,48 5.249.000.000,00 0,05

  Pemerintah Halaman |5 - 4

  Kenaikan 2011 2012 2013 2014 2015 URAIAN Rata- Rupiah % Rupiah % Rupiah % Rupiah % Rupiah rata Daerah

  • Pembayaran 244.000.000,00 - 244.000.000,00 - 244.000.000,00 -0,49 163.658.508,00 - 0,00 163.247.628,00

  Pokok Utang 0,12 PEMBIAYAAN

  10.494.424.068,00 0,71 35.934.400.345,00 0,55 79.723.788.904,00 - 1,00 142.633.934.020,00 0,56 NETTO SISA LEBIH PEMBIAYAAN

  • - - ANGGARAN - -
  • - 1,00 148.044.532.468,00 0,23 191.748.697.144,00 0,31

  TAHUN BERKENAAN Sumber : PDRB tahun 2011-2014 dan RKPD tahun 2015

  Halaman |5 - 5 Pemerintah Kabupaten/Kota memiliki tugas untuk membangun prasarana permukiman di daerahnya. Untuk melihat upaya pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya perlu dianalisis proporsi belanja pembangunan Cipta Karya terhadap total belanja daerah dalam 2011-2014. Proporsi belanja Cipta Karya meliputi pembangunan infrastruktur baru, operasional dan pemeliharaan infrastruktur yang sudah ada. Pada tahun 2011 tercata bahwa pembiayaan di bidang Cipta Karya untuk Kota Cirebon adalah Rp.838.618000,00 ditahun 2012 Rp.872.125.000,00 ditahun 2013 Rp.1.009.950.000 dan ditahun 2014 adalah Rp.1.347.771.000,00.

5.2 Potensi Pendanaan APBN

  Setelah APBD secara umum dibahas, maka perlu dikaji berapa besar investasi pembangunan khusus bidang Cipta Karya di daerah tersebut selama 3-5 tahun terakhir yang bersumber dari APBN. Meskipun pembangunan infratruktur permukiman merupakan tanggung jawab Pemda, Ditjen Cipta Karya juga turut melakukan pembangunan infrastruktur sebagai stimulan kepada daerah agar dapat memenuhi SPM. Setiap sektor yang ada di lingkungan Ditjen Cipta Karya menyalurkan dana ke daerah melalui Satuan Kerja Non Vertikal (SNVT) sesuai dengan peraturan yang berlaku (PermenPU No. 14 Tahun 2011). Data dana yang dialokasikan pada suatu kabupaten/kota perlu dianalisis untuk melihat trend alokasi anggaran Ditjen Cipta Karya dan realisasinya di daerah tersebut.

Tabel 5.2 APBN Cipta Karya di Kota Cirebon Tahun 2012-2016 Sektor Alokasi 2012 2013 2014 2015 2016 Pengembangan Air

  • 1.904.104 - - 946.593

  Minum Pengembangan PLP 3.050.000 3.825.000 - - 800.000

  Pengembangan 2.565.000 3.720.000 3.145.000 753.445 7.116.166

  Permukiman Penataan Bangunan

  dan Lingkungan Total 3.365.000 5.624.104 3.145.000 4.750.038 10.941.166 Sumber : Emonitoring.pu.go.id

Tabel 5.3 Proyeksi APBN Cipta Karya di Kota Cirebon

  

Tahun 2017-2021

Tahun 2017 2018 2019 2020 2021 Total 12.035.282,6 13.129.399,2 14.223.515,8 15.317.632,4 16.411.749 Sumber : Analisis Tahun 2016

  Di samping APBN yang disalurkan Ditjen Cipta Karya kepada SNVT di daerah, untuk mendukung pendanaan pembangunan infrastruktur permukiman juga dilakukan melalui penganggaran Dana Alokasi Khusus. DAK merupakan dana APBN yang dialokasikan ke daerah tertentu dengan tujuan mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah sesuai prioritas nasional. Prioritas nasional yang terkait dengan bidang Cipta Karya adalah pembangunan air minum dan sanitasi. DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Sedangkan DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggarakan melalui proses pemberdayaan masyarakat. Besar DAK ditentukan oleh Kementerian Keuangan berdasarkan Kriteria Umum, Kriteria Khusus dan Kriteria Teknis. Kota Cirebon setiap tahunnya mendapatkan DAK baik itu air minum maupun sanitasi, tetapi untuk beberapa tahun ini dana tersebut tidak diserap oleh Kota Cirebon, hal tersebut dikarena SKPD yang terkait dengan kegiatan DAK air minum dan sanitasi tidak siap dalam menjalankan program di Kota Cirebon.

5.3 Alternatif Sumber Pendanaan

  Perusahaan daerah yang dibentuk pemerintah daerah memiliki dua fungsi, yaitu untuk menyediakan pelayanan umum bagi kesejahteraan sosial (social oriented) sekaligus untuk menghasilkan laba bagi perusahaan maupun sebagai sumber pendapatan pemerintah daerah (profit oriented). Ada beberapa perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan bidang Cipta Karya, seperti di sektor air minum, persampahan dan air limbah. Kinerja keuangan dan investasi perusahaan daerah perlu dipahami untuk melihat kemampuan perusahaan daerah dalam meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan secara berkelanjutan. Pembiayaan dari perusahaan daerah dapat menjadi salah satu alternatif dalam mengembangkan infrastruktur Cipta Karya.

A. Sistem Pelayanan PDAM Kota Cirebon

  Secara umum, sistem distribusi air minum Kota Cirebon terbagi melayani 3 (tiga) sistem atau daerah pelayanan, yaitu:

1. Sistem Pelayanan Kota 2.

  Sistem Pelayanan Majasem 3. Sistem Pelayanan yang dipasok dari Pipa ND 250 mm & 300 mm

  Semua sistem pelayanan tersebut mendapat pasokan air dari IPA Plangon dan BPT Plangon yang kemudian didistribusikan ke daerah pelayanan sebagai berikut: 1.

  Daerah pelayanan Kota melalui PRV Kalitanjung, yang mendapat pasokan air Reservoir (Clear well) Plangon melalui pipa ND 700 mm. Melayani 5 (lima) kecamatan yaitu Harjamukti, Lemah Wungkuk, Pekalipan Kesambi dan Kejaksan.

  2. Daerah Pelayanan Majasem yang dilayani oleh Reservoir Kepongpongan, mendapat pasokan air dari BPT Plangon melalui pipa ND 350 mm dan dari IPA Plangon melalui pipa ND 700 mm dan inlet ke Reservoir Kepongpongan tapping menggunakan pipa ND 300 mm.

  3. Daerah Pelayanan yang dipasok langsung dari BPT Plangon melalui pipa ND 250 mm dan 350 mm meliputi daerah pelayanan Kabupaten Cirebon (Bumi Cempaka Arum, Arum Sari dan sekitarnya) dan daerah pelayanan Kota Cirebon (Penggung, Kebon Pelok dan sekitarnya). Jumlah pelanggan PDAM Kota Cirebon tahun 2014 (Juli) berdasarkan data yang tercatat di bagian pelanggan adalah 57.318 SL dengan konsumsi pemakaian/penjualan air sebesar 1.491.168 m3 atau 49.705 m3/hari, atau 575 liter/detik. Jumlah penduduk yang terlayani sebanyak 290.322 jiwa atau 58% dari total jumlah penduduk sebanyak 384.149 jiwa (kota 312.070 + Kabupaten 72.079 jiwa). Sedangkan jumlah penduduk di wilayah teknis yang terlayani sebanyak 93% dari jumlah penduduk daerah pelayanan/yang ada jaringan pipa PDAM sebanyak 312.070 jiwa. Cakupan pelayanan berada diatas target RPJMN tahun 2012, yaitu sebesar 68,87%. Hal ini antara lain disebabkan oleh air sumur dan air tanah/sumber air masyarakat tidak berkualitas baik sehingga masyarakat Kota Cirebon sangat membutuhkan air PDAM. Kepadatan penduduk yang terkonsentrasi serta topografi wilayah sangat menguntungkan bagi PDAM Kota Cirebon.

B. Rencana Investasi PDAM

  Rencana investasi PDAM Kota Cirebon pada interval tahun 2015 s.d. 2035 dimaksudkan dalam rangka mengantisipasi pemenuhan kebutuhan air minum perpipaan di wilayah pelayanan Kota dan Kabupaten Cirebon selama 20 tahun ke depan, melalui peningkatan input (sumber) dan penyesuaian unit transmisi air baku, unit produksi, unit distribusi hingga unit pelayanan. Kebutuhan investasi dihitung berdasarkan tiga skenario pembiayaan sebagai berikut: 1.

   Skenario Alternatif - 1 Total Investasi: Rp. 527.726.635.000,- a.

  Tahap I (Tahun 2015 – 2016) dimana sumber air baku dari Cipaniis penambahan kapasitas 40 l/detik (tahun 2015) dan Sungai Cipageur; kapasitas 250 l/detik (tahun 2016) dengan total SR : 80.200 yang terdiri dari total kebutuhan produksi 1.181 l/det,

  IPA 1.300, Nilai investasi Rp.76.236.670.400,- b. Tahap II (Tahun 2017 – 2019) sumber air baku dari Waduk Jatigede kapasitas 200 l/detik (tahun 2018). Dimana total SR 104.066, total kebutuhan produksi

  1.530 l/det, IPA 1.683, Nilai investasi Rp.152.826.838.200,- c. Tahap III (Tahun 2020 – 2024) sumber air baku dari MA Cibujangga, kapasitas 150 l/detik (tahun 2021). Dimana total SR 119.376, total kebutuhan produksi

  1.754 l/det, IPA 1.929 dan nilai investasi Rp.217.192.458.400,- d. Tahap IV (Tahun 2025 – 2035) sumber air baku dari MA Cicerem, kapasitas 100 l/detik (tahun 2025), MA Cibuluk kapasitas 100 l/detik (tahun 2025),

  Waduk Jatigede,penambahan kapasitas 300 l/detik (tahun 2031). Dimana total SR 133.447, total kebutuhan produksi 1.960 l/det, IPA 2.156 dan nilai investasi Rp.81.470.667.800,- 2.

   Skenario Alternatif - 2 Total Investasi: Rp. 686.368.805.000,- a.

  Tahap I (Tahun 2015 – 2016) sumber air baku dari Cipaniis dengan penambahan kapasitas 40 l/detik (tahun 2015) dan Sungai Cipageur dengan kapasitas 250 l/detik (tahun 2016). Dimana total SR 80.200 ,total kebutuhan produksi1.181 l/det, IPA 1.300 dan nilai investasi Rp.76.236.670.400, b.

  Tahap II (Tahun 2017 – 2019) sumber air baku dari Waduk Jatigede dengan kapasitas 200 l/detik (tahun 2018). Dimana total SR 104.066, Total Kebutuhan Produksi 1.530 l/det, IPA 1.683 dan nilai investasi Rp.152.790.811.300,- c. Tahap III (Tahun 2020 – 2024) sumber air baku dari MA Cibujangga dengan kapasitas 100 l/detik (tahun 2021). Dimana total SR 119.376, total kebutuhan produksi 1.754 l/det, IPA : 1.929 dan nilai investasi Rp.193.421.809.200, d. Tahap IV (Tahun 2025 – 2035) sumber air baku dari w aduk Jatigede dengan penambahan kapasitas 300 l/detik (tahun 2031). Dimana total SR 133.447 total kebutuhan produksi 1.960 l/det, IPA 2.156 dan nilai investasi Rp.263.919.514.000, 3.

   Skenario Alternatif - 3 Total Investasi: Rp.794.932.728.000,- a.

  Tahap I (Tahun 2015 – 2016) sumber air baku dari Cipaniis dengan penambahan kapasitas 40 l/detik (tahun 2015). Dimana total SR 80.200, total kebutuhan produksi 1.181 l/det, IPA 1.300, dan nilai investasi Rp.31.104.070.400,- b. Tahap II (Tahun 2017 – 2019) sumber air baku dari Waduk Jatigede dengan kapasitas 200 l/detik (tahun 2018). Dimana total SR 104.066 dan total kebutuhan produksi 1.530 l/det, IPA 1.683 dan nilai investasi Rp.195.988.819.200,-.

  c.

  Tahap III (Tahun 2020 – 2024) sumber air baku dari desalinasi air laut dengan kapasitas 300 l/detik (tahun 2020). Dimana total SR : 119.376,total kebutuhan produksi 1.754 l/det, IPA 1.929 dan nilai investasi Rp.278.281.754.850,-.

  d.

  Tahap IV (Tahun 2025 – 2035) sumber air baku dari Waduk Jatigede dengan penambahan kapasitas 300 l/detik (tahun 2031). Dimana total SR 133.447 total kebutuhan produksi 1.960 l/det,IPA 2.156 dan nilai investasi Rp.289.558.083.600,- .

C. Kelayakan Investasi

  Suatu proyek dinilai layak untuk dijalankan apabila memenuhi kriteria sebagai berikut : 1.

  NPV : Net Present Value lebih besar daripada nol 2.

  IRR : Internal Rate of Return lebih besar daripada discount rate 3. BCR : Benefit Cost Ratio lebih besar daripada 1 Berdasarkan analisis kelayakan investasi yang telah dilakukan diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut:

1. Skenario - 1

  NPV : 776.257.332 (lebih besar dari 0) IRR : 96,87% (lebih tinggi dari discount

  rate 12,79%) BCR : 2,22 (lebih besar dari 1) 2.

  Skenario - 2 NPV : 722.593.643 (lebih besar dari 0) IRR : 71,11% (lebih tinggi dari discount

  rate 12,79%) BCR : 2,13 (lebih besar dari 1) 3.

  Skenario - 3 NPV : 670.617.912 (lebih besar dari 0) IRR : 65,23% (lebih tinggi dari discount

  rate 12,79%) BCR : 2,08 (lebih besar dari 1)

  Berdasarkan hasil analisa investasi tersebut, Proyek investasi RISPAM PDAM Kota Cirebon dinilai layak untuk akan dilaksanakan.

D. Sumber Investasi

  Alokasi investasi yang direncanakan terbagi atas dua bagian besar, yakni hard cost dan

  

soft cost. Kelompok hard cost yang memiliki alokasi terbesar merupakan alokasi

  pembiayaan pembangunan konstruksi bangunan dan jaringan perpipaan dari unit air baku hingga pelayanan. Sedangkan kelompok soft cost merupakan alokasi untuk pembiayaan kegiatan pra operasi, disain engineering, studi kelayakan dan AMDAL, serta operasional penunjang (lain-lain) dari proyek. Adapun alternatif pembiayaan investasi direncanakan bersumber pada pinjaman komersial dan non komersial dengan komposisi 75% : 25% yang dilakukan secara bertahap selama periode 20 tahun. Alokasi pinjaman komersial (commercial loan) diasumsikan berasal dari lembaga keuangan perbankan, sedangkan alokasi non komersial (equity) diasumsikan berasal dari internal cash PDAM (hasil operasi selama rentang proyeksi) serta dari sumber pemerintah (APBN, APBD I/Provinsi dan APBD II/Kota). Pendanaan dari APBN bertanggungjawab membangun unit air baku dan unit produksi, sedangkan unit distribusi dan unit pemanfaatan menjadi bagian tanggungjawab APBD.

Tabel 5.5 Skenario Distribusi Sumber Pembiayaan Equity Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

  PDAM Kota Cirebon Tahun 2015 – 2035 E. Analisis Sensifitas

  Berdasarkan hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa dalam ketiga skenario investasi yang paling sensitif adalah apabila terjadi penurunan pendapatan. Meski demikian, penurunan pendapatan sebesar 20% atau kenaikan biaya-biaya sebesar 20% ataupun seandainya terjadi penurunan pendapatan 20% dan kenaikan biaya 20% secara bersamaan, ketiga skenario investasi tersebut masih layak untuk dilaksanakan. Namun yang patut untuk menjadi bahan pertimbangan di mana pada skenario-2 dan skenario-3 apabila penurunan pendapatan sebesar 20% terjadi bersamaan dengan kenaikan biaya-biaya sebesar 20%, jangka waktu pengembalian investasi di atas 15 tahun.

F. Pendapatan dan Kelayakan Proyek

  Berdasarkan hasil kajian dan analisis yang telah dilakukan terhadap seluruh aspek yang

  • – terkait dalam rangka menentukan kelayakan proyek, investasi RISPAM Tahun 2015 2035 yang akan dilaksanakan oleh PDAM Kota Cirebon adalah layak. Kesimpulan akhir di atas berlaku bilamana tidak terdapat perubahan atas asumsi-asumsi yang dipergunakan. Perubahan tersebut termasuk, namun tidak terbatas pada, perubahan kondisi baik secara internal pada PDAM Kota Cirebon maupun secara
eksternal yaitu kondisi pasar dan perekonomian, kondisi umum bisnis, perdagangan dan keuangan serta peraturan-peraturan pemerintah Indonesia dan peraturan terkait lainnya setelah tanggal Laporan Studi Kelayakan ini dikeluarkan. Bilamana setelah tanggal Laporan Studi Kelayakan ini dikeluarkan terjadi perubahan-perubahan tersebut diatas, maka kesimpulan mengenai kelayakan proyek ini mungkin berbeda.

G. Kelembagaan PDAM

  Kelembagaan pengelola SPAM harus dilengkapi dengan sumber daya manusia yang kompeten di bidang pengelolaan SPAM, sebagaimana diamanatkan dalam peraturan menteri pekerjaan umum nomor 18 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, sumber daya manusia yang diperlukan dalam mendukung kelembagaan SPAM adalah seperti dibawah ini, namun tidak dibatasi pada keahlian tersebut. Untuk melakukan kegiatan penyelenggaraan kelembagaan SPAM, maka sumber daya manusia yang dibutuhkan paling tidak terdiri dari orang-orang yang memiliki keahlian dibidang :

   Kelembagaan/Manajemen  Teknik Penyehatan/Teknik Lingkungan/Ahli Air Minum  Ekonomi  Hukum  Sosial/komunikasi/Pemberdayaan Masyarakat PDAM Kota Cirebon saat ini mempunyai sumber daya manusia (SDM) sebanyak 255 orang dengan klasifikasi menurut kelulusan pendidikan formal sebagai berikut: Pascasarjana : 10 orang Sarjana : 22 orang Sarjana Muda : 7 orang SMA : 99 orang SMP : 55 orang SD : 62 orang Secara garis besar berdasarkan tinggat pendidikan, PDAM Kota Cirebon telah memiliki SDM yang mempunyai keahlian yang cukup dalam mengelola kelembagaan penyelenggara SPAM, dari segi jumlah dengan menggunakan kriteria penilaian kinerja PDAM menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 Tentang Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum yaitu rasio pengawai 6 : 1000 pelanggan, maka jumlah pegawai PDAM Kota Cirebon jauh lebih efisien yaitu 4, 5 pegawai per 1000 pelanggan (hasil dari 255 (jumlah pegawai) dibagi 56.118 (jumlah pelanggan) dikali 1000)), jika menggunakan kriteria penilaian kinerja PDAM dari BPSPAM, maka rasio ini mendapatkan nilai tertinggi karena sangat efisien. Jumlah Pegawai PDAM pada dasarnya ditentukan berdasarkan kebutuhan organisasi setelah dilakukannya analisis jabatan dan analisis beban kerja pada masing-masing fungsi organisasi, efisiensi jumlah pegawai harus tetap berbanding lurus dengan efektifitas kinerja, dengan perencanaan PDAM untuk terus menambah jumlah pelanggan pada tahun-tahun perencanaan ke depan harus diikuti dengan evaluasi beban kerja, dan bila dibutuhkan maka harus dilakukan penambahan personil. Berdasarkan audit kinerja PDAM Kota Cirebon yang telah dilaksanakan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Jawa Barat, teridentifikasi kurangnya jumlah SDM yang bertugas dalam menangani kegiatan pemutusan sambungan, penanganan Illegal connection, pasang dan buka kembali meter sambungan rumah yang hanya 6 (enam) orang, sementara banyak sekali sambungan rumah/SL yang harus ditertibkan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan terkait dengan tunggakan pembayaran tarif air yang sudah lebih dari 3 (tiga) bulan. Sebagai gambaran pada tahun 2012 ada 2.473 meter air yang dilakukan pencabutan, sementara tahun 2013 telah dilakukan pencabutan terhadap 1.714 meter air, pada tahun 2014 masih banyak SL yang masih harus ditertibkan atau dicabut namun belum dilaksanakan.

5.4 Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya

  Untuk melihat kemampuan keuangan daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan (sesuai jangka waktu RPI2-JM) maka dibutuhkan analisis proyeksi perkembangan APBD, rencana investasi perusahaan daerah, dan rencana kerjasama pemerintah dan swasta.

  A.

   PROYEKSI APBD 5 TAHUN KEDEPAN

  Proyeksi APBD dalam lima tahun ke depan dilakukan dengan melakukan perhitungan regresi terhadap kecenderungan APBD dalam lima tahun terakhir menggunakan asumsi atas dasar trend historis. Setelah diketahui pendapatan dan belanja maka diperkirakan alokasi APBD terhadap bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan dengan asumsi proporsinya sama dengan rata-rata proporsi tahun-tahun sebelumnya.

Tabel 5.6 Proyeksi Pendapatan APBD dalam 5 Tahun ke Depan

  Realisasi Proyeksi Komponen

  Pertumbuhan APBD (%) 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Pendapatan

  189.962.661.806,00 298.539.011.144,00 319.893.842.205,00 0,18 377.474.733.801,90 435.055.625.398,80 492.636.516.995,70 550.217.408.592,60 607.798.300.189,50 Asli Daerah Dana

  628.894.174.012,00 689.248.441.689,00 773.113.885.766,00 0,08 837.902.244.246,09 902.690.602.726,17 967.478.961.206,26 1.032.267.319.686,34 1.097.055.678.166,43 Perimbangan DAU

  536.884.996.000,00 583.927.691.000,00 577.764.436.000,00 0,05 608.863.301.098,10 639.962.166.196,20 671.061.031.294,30 702.159.896.392,40 733.258.761.490,50 DBH

  63.163.568.012,00 73.175.370.689,00 53.649.789.766,00 53.649.789.766,00 53.649.789.766,00 53.649.789.766,00 53.649.789.766,00 53.649.789.766,00 DAK

  28.845.610.000,00 32.145.380.000,00 141.699.660.000,00 0,49 210.598.419.180,97 279.497.178.361,93 348.395.937.542,90 417.294.696.723,87 486.193.455.904,84 Lain-Lain

Pendapatan 176.760.239.957,00 246.278.482.530,00 310.858.957.468,00 -0,12 272.986.167.409,26 235.113.377.350,53 197.240.587.291,79 159.367.797.233,06 21.495.007.174,32

Yang Sah Total APBD

  1.624.511.249.787,00 1.923.314.377.052,00 2.176.980.571.205,00 0,14 296.951.583.954,60 593.903.167.909,21 890.854.751.863,81 1.187.806.335.818,41 Halaman |5 - 15

  B. KETERPADUAN STRATEGI PENINGKATAN

  INVESTASI

   ANALISIS

  PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA Sebagaimana telah dijelaskan secara detil pada bembahasan sebelumnya dari masing- masing komponen keuangan daerah Pemerintah Kota Cirebon adalah masih rendahkan kontribusi pendapatan dari komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) bila dibandingkan dengan kontribusi dari komponen keuangan lainnya. Hal ini dapat digambarkan bahwa penggalian sumber daya pendukung (SDA & SDM) Kota Cirebon belum dimanfaatkan secara optimal dengan sistem pengelolaan dan manajemen yang baik. Paling tidak ada beberapa faktor diantaranya adalah: 1.

  Kebijakan Keuangan yang ada saat ini belum sepenuhnya mendukung dan menfasilitasi terhadap potensi dan peluang peningkatan PAD termasuk merespon setiap peluang dan potensi yang berkembang. Artinya bahwa kebijakan yang ada tidak sesuai lagi dengan kondisi yang setiap saat terus berkembang.

  2. Kapasitas dan kualitas sumber daya manusia (SDM) masih rendah, hal ini perlu program/kegiatan capacity building khususnya dalam pengelolaan keuangan Daerah.

  3. Potensi unggulan daerah belum dapat dikelola secara optimal.Sumber daya alam (SDA) belum dikelola dengan baik dan optimal hal ini terkait dengan keterbatasan saran dan prasarana, modal, SDM, dan teknologi.

  4. Potensi pendapatan dari pajak dan retribusi daerah belum mencapai target yang diharapkan, termasuk belum siapnya merespon setiap peluang dan potensi usaha/bisnis baik sektor pertanian, industri, pertambangan, pariwisata, dan lain-lain belum berkembang dengan baik.

  5. Rendahnya kesadaran para pengusaha rumah makan/restoran dalam kedudukannya sebagai wajib pungut pajak restoran/rumah makan. Dan masih kecilnya potensi pajak hotel dan pajak restoran di wilayah Kabupaten Bandung, terutama pajak hotel.

  6. Penerimaan pendapatan dana perimbangan yang berasal dari pajak bumi dan bangunan (PBB) dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) berada di Dinas Pendapatan Daerah belum dikelola dengan baik. Belanja daerah di Kota Cirebon ditekankan untuk mendapatkan proporsi lebih besar kepada pelayanan publik yang merupakan indikator penting dalam upaya mencapai kesejahteraan masyarakat. Sedangkan belanja aparatur daerah relatif lebih kecil dibandingkan dengan belanja pelayanan publik yang merupakan pendukung dalam suatu mekanisme pelayanan dan katalisator terhadap masyarakat.

   ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH Berdasarkan data Tahun 2011-2015, secara keseluruhan pendapatan daerah mengalami peningkatan dengan persentase kenaikan fluktuatif. Secara persentase dan nominal hanya kelompok komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang secara konsisten mengalami kenaikan, sedangkan kelompok dana perimbangan meskipun secara nominal tiap tahunnya mengalami kenaikan, namun kontribusinya terhadap pendapatan daerah tiap tahunnya mengalami penurunan. Memasuki Tahun 2015 pertumbuhan perekonomian 26 kabupaten/kota di Jawa Barat mengalami perlambatan dibanding pertumbuhan pada tahun sebelumnya. Pada Tahun 2015, laju pertumbuhan ekonomi 26 kabupaten/kota di Jawa Barat sebesar 5,40 % sedangkan pada Tahun 2014 pertumbuhannya sebesar 6,02 %. Dari hasil proyeksi yang dilakukan sampai dengan tahun 2020 total APBD adalah Rp.1.187.806.335.818,41. Dimana dana tersebut masih dikatakan minim untuk pembangunan bidang Cipta Karya. Dari data yang diketahui bahwa Kota Cirebon belum mampu dalam keuangan daerah untuk bidang Cipta Karya sehingga membutuhkan dana investasi yang berasal dari dana APBN baik itu murni APBN, PHLN, DAK bahakan CSR. Jika dilihat dari kenaikan sumber pendanaan yang berasal dari APBN sangat baik.

  Dimana sampai dengan tahun 2016 Kota Cirebon mendapatkan bantuan dari APBN sebesar Rp.10.941.166.000,00 dimana dana tersebut untuk sektor pengembangan PLP dan pengembangan permukman (kumuh).

   Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya Dalam rangka percapatan pembangunan bidang Cipta Karya di daerah dan untuk memenuhi kebutuhan pendaanan dalam melaksanakan usulan program yang ada dalam RPI2-JM, maka Pemerintah Daerah perlu menyusun suatu set strategi untuk meningkatkan pendanaan bagi pembangunan infrastruktur permukiman. Strategi peningkatan DDUB, memberikan arahan dan sosialisasi kembali mengenai pentingnya DDUB untuk Kota Cirebon. Pelaksanaan pembangunan pada bidang Ke- Ciptakaryaan bersumber dari APBN, APBD Provinsi dan APBD Kabupaten. Untuk kegiatan konsultasi (penyusunan DED dan kajian studi) pembiayaanya dibebankan kepada APBD Kota Cirebon. Sedangkan untuk kegiatan fisik pembiayaannya berdasarkan kewenangan sesuai dengan peratur.