Uji Pertumbuhan Dan Produksi Sawi (Brassica Juncea L.) Varietas Morakot Terhadap Pemberian Pupuk Cair Dan Konsentrasi Urea Cair

  

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

  Sistematika tanaman sawi adalah termasuk kedalam kingdom plantae, berdivisi spermatophyta, termasuk kedalam kelas dicotyledoneae, ordo rhoeadales familinya

  

cruciferae , dikelompokan kedalam genus brassica dan merupakan spesies Brassica

juncea L. (Haryanto, dkk, 2003).

  Sawi berakar serabut yang tumbuh dan berkembang secara menyebar kesemua arah disekitar permukaan tanah, perakaranya sangat dangkal pada kedalaman sekitar 5 cm. Sawi tidak memiliki akar tunggang. Perakaran sawi dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah yang gembur, subur, tanah mudah menyerap air, dan kedalaman tanah cukup dalam (Cahyono, 2003).

  Batang (caulis) sawi pendek dan beruas-ruas, sehingga hampit tidak kelihatan. Batang ini berfungsi sebagai alat pembentuk dan penopang daun (Rukmana, 2007).

  Sawi berdaun lonjong, halus, tidak berbulu dan tidak berkrop. Pada umumnya pola pertumbuhan daunnya berserak (roset) hingga sukar membentuk krop (Sunarjono, 2004).

  Sawi umumnya mudah berbunga secara alami, baik didataran tinggi maupun dataran rendah. Struktur bunga sawi tersusun dalam tangkai bunga (inflorescentia) yang tumbuh memanjang (tinggi) dan bercabang banyak. Tiap bunga berwarna kuning cerah, empat helai benang sari, dan satu buah putik yang berongga dua (Rukmana, 2007).

  Buah sawi termasuk tipe buah polong, yakni bentuknya memanjang dan berongga. Tiap buah (polong) berisi 2 - 8 butir biji (Rukmana, 2007). Biji sawi hijau berbentuk bulat, berukuran kecil, permukaanya licin dan mengkilat, agak keras dan berwarna coklat kehitaman (Cahyono, 2003).

  Syarat Tumbuh Iklim

  Sawi dapat ditanam di dataran tinggi maupun dataran rendah. Akan tetapi, umumnya sawi diusahakan orang di dataran rendah, yaitu di pekarangan, di ladang atau disawah, dan juga diusahakan di daerah pegunungan (Tanindo, 2011).

  Sawi termasuk tanaman sayuran yang tahan terhadap hujan. Sehingga, ia dapat ditanam di sepanjang tahun, asalkan pada saat musim kemarau disediakan air yang cukup untuk penyiraman (Tim Penulis, 1993).

  Sawi bukan tanaman asli Indonesia, menurut asalnya di Asia. Karena Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya sehingga dikembangkan di Indonesia ini. Tanaman sawi dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi.

  Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi (Ajichrw, 2011).

  Tanah

  Keadaan tanah yang dikehendaki adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, dan drainase baik dengan derajat kemasaman tanahnya (pH) berkisar antara 6-7 (Tim Penulis, 1993).

  Adapun syarat-syarat penting bertanam sawi adalah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), drainasenya baik dan pH tanah nya sekitar 6-7. waktu tanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Sunarjono, 2008).

  Pupuk Urea Pupuk urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi.

  Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk Urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, dengan rumus kimia NH2 CONH2, merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan di tempat kering dan tertutup rapat. Pupuk urea mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan pengertian setiap 100 kg urea mengandung 46 kg Nitrogen (Pusri, 2011). Nitrogen adalah salah satu unsure hara makro yyang sangat penting dan dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang banyak

  dan diserap tanaman dalam bentuk ion NH

  4 (ammonium) dan ion NO 3 (nitrat). Ditinjau

  dari berbagai hara nitrogen merupakan yang paling banyak mendapat perhatian. Hal ini disebapkan karena jumlah nitrogen yang terdapat di dalam tanah sedikit sedangkan yang diangkut tanaman cukup banyak. Selanjutnya efek nitrogen sangat cepat dan nyata. Dengan demikian jelas bahwa unsur nitrogen ini adalah unsur yang berdaya besar, tidak saja harus diawetkan, juga harus dikendalikan pemakaiannya ( Damanik, dkk ,2011) Pupuk urea merupakan zat adiktif yang membantu pertumbuhan tanaman sawi.

  Pupuk urea dibuat secara kimiawi dengan kandungan kadar nitrogen yang cukup tinggi. Mayoritas pupuk urea yang beredar di pasaran mengandung unsur hara nitrogen (N) dengan kadar 46%. Artinya, setiap 100 kilogram pupuk urea, mengandung 46 kilogram nitrogen di dalamnya. Kandungan nitrogen sangat diperlukan oleh setiap tanaman, khususnya pada masa pertumbuhan. Zat nitrogen juga membantu metabolism kalsium tanaman. Umumnya, pupuk urea memiliki tekstur yang cukup kasar. Pupuk urea berbentuk butiran-butiran seperti kristal dengan warna putih, rumus kimia pupuk urea adalah NH

  2 CONH 2 . Pupuk urea mudah larut dalam air. Hal ini mempermudah para

  petani untuk menggunakan pupuk urea bersamaan dengan penyiraman tanaman karena apabila urea dicairkan maka akan lebih mudah diserap oleh tanaman (Ahira, 2010).

  Pupuk Grower-2000

  Grower-2000 adalah pupuk pelengkap cair yang mengandung unsur hara utama N (nitrogen), P (phospat), K (kalium) dan dilengkapi dengan unsur mikro (Fe, Mn, Zn, Cu, Co, Mo, Mg) yang sangat berguna untuk pertumbuhan tanaman tumbuh lebih subur dan tumbuh hijau serta meningkatkan hasil panen. Grower-2000 adalah pupuk pelengkap cair dengan formula yang seimbang bekerja secara mudah dan cepat diserap melalui permukaan daun, batang maupun akar pada saat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Grower-2000 bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan tanaman, mempercepat keluarnya tunas baru, menambah jumlah anakan, merangsang keluarnya bunga dan pembuahan, mencegah kerontokan, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap penyakit, meningkatkan bobot buah, meningkatkan hasil panen dan meningkatkan kualitas. Dosis anjuran Grower-2000 untuk tanaman adalah 1,5 – 2 cc / liter air (Yuda, 2011).

  

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

  Penelitian telah ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Simpang Pemda, Kelurahan Simpang Selayang, Kecamatan Medan Tuntungan dengan ketinggian tempat

  • 25 meter di atas permukaan laut dengan topografi datar. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2011 sampai dengan bulan Desember 2011. (Bagan penelitian pada lampiran 2a dan 2b).

  Bahan dan Alat

  Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih sawi varietas morakot, pupuk cair Grower 2000(deskripsi lampiran 1), pupuk Urea, kompos, insetisida organik pestona, serta air.

  Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah tali, papan lat, cangkul, arit, meteran, spidol, timbangan, leaf area meter, klorofil meter, alat tulis.

  Metode Penelitian

  Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan dua faktorial yang terdiri atas :

  1. Faktor Pemberian Pupuk Cair, terdiri dari :

  P1 : 0.50 x dosis anjuran pupuk cair = 0,75 cc/ L air P2 : 1.00 x dosis anjuran pupuk cair =1,5 cc/ L air P3 : 1.50 x dosis anjuran pupuk cair =2,25 cc/ L air

  1 P

  3 Jumlah perlakuan : 16 perlakuan

  3 U

  2 P

  3 U

  1 P

  3 U

  3 U P

  3 P

  2 U

  2 P

  2 U

  2 U

  2. Faktor konsentrasi Urea cair cair, terdiri dari : U0 : kontrol (tanpa pupuk) U1 : 0.5 x dosis anjuran urea = 0,25 g/ L air U2 : 1.0 x dosis anjuran urea = 0,5 g/ L air U3 : 1.5 x dosis anjuran urea = 0,75 g/ L air

  2 U P

  3 P

  1 U

  1 U 2s P

  1 P

  1 U

  1 U P

  3 P

  2 P U

  1 P U

  Kombinasi perlakuan : P U P U

  Jumlah ulangan (Blok) : 4 ulangan Jumlah plot : 64 plot Jarak antar plot : 30 cm Jarak antar blok : 50 cm Ukuran plot : 125cm x 100cm Jarak tanam : 25cm x 20cm Jumlah sampel/plot : 5 tanaman Jumlah sampel : 320 tanaman Jumlah tanaman per plot : 25 tanaman

  Jumlah tanaman seluruhnya : 1600 tanaman Model linier yang yang digunakan untuk Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari dua faktor adalah sebagai berikut :

  Yijk = µ + ρi + αj + δij + βk + (αβ)jk + εijk i = 1,2,3,4 j = 1,2,3,4 k = 1,2,3,4

  Dimana :

  Yijk

  = Hasil pengamatan yang disebutkan perlakuan ke-j dan perlakuan ke-k

   pada blok ke-i

  = Rata-rata

  μ

  = Efek blok ke-i

  ρi

  = Efek perlakuan ke-j

  αj δij = Efek error yang disebabkan perlakuan ke-j pada blok ke-i

  = Efek perlakuan ke-k

  βk ( αβ)jk = Efek interaksi dari perlakuan ke-j dengan perlakuan ke-k

  = Efek galat pada blok ke-i yang disebabkan perlakuan ke-j dengan perlakuan

  εijk

  ke-k Dari hasil penelitian yang berpengaruh nyata dilanjutkan denga uji beda rataan berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5 % (Bangun, 1991).

PELAKSANAAN PENELITIAN

  Persiapan lahan

  Disiapkan lahan penelitian seluas 25,5m x 7m. dibuat plot dengan ukuran 125cm x 100cm dengan jarak antar ulangan 50cm dan jarak antar plot 30cm. kemudian tanah dibersihkan dari gulma dan digemburkan dengan menggunakan cangkul dengan kedalaman 30cm.

  Penyemaian benih

  Benih direndam dengan air, dibiarkan satu malam kemudian langsung ditanam di tempat penyemaian dengan ukuran 1m x 3m yang telah diberi pupuk organik kompos terlebih dahulu. Setelah bibit berumur ±14 hari berdaun 3-4 sudah siap untuk di transplanting ke lapang.

  Aplikasi pupuk dasar

  Pemupukan dilakukan pada saat penanaman di lapang. Pupuk yang diaplikasikan pupuk kompos. Dosis yang diberikan sesuai dengan dosis anjuran di lokasi penelitian yaitu 10 ton/ha (1,25 kg / plot). Pupuk kompos diberikan pada awal penanaman.

  Penanaman

  Penanaman bibit bisa dilakukan dengan membuat lubang tanam dengan kedalaman ±3cm. bibit ditanam satu bibit perlubang tanam. Sebelum bibit dimasukkan kedalam lubang tanam terlebih dahulu dimasukkan kompos sebanyak 20 g/ lubang tanam.

  Aplikasi pupuk Grower-2000 dan Urea Cair.

  Pengaplikasian Pupuk Grower-2000 dengan disemprotkan melalui daun. Pupuk grower 2000 dan urea cair diberikan pada umur 5 hari setelah penyiangan dengan interval satu minggu sebanyak 4 kali pada pagi atau sore hari. Pupuk urea cair diberikan sesuai dengan dosis anjuran 1 gram / 2 liter air dan pupuk Grower-2000 dengan dosis 1,5 – 2 cc / liter air. Aplikasi dilakukan dengan mencampur pupuk Grower-2000 dengan Urea cair, kemudian diaplikasikan sesuai dengan perlakuan.

  Penyisipan tanaman

  Penyisipan tanaman dilakukan pada tanaman yang tidak tumbuh atau rusak sebanyak 25% dari seluruh tanaman, yang dilakukan pada 5 hari setelah pindah tanam.

  Pemeliharaan tanaman Penyiraman

  Penyiraman dilakukan pada sore hari, selama selama masa pertumbuhan tanaman.

  Penyiangan

  Penyiangan dilakukan secara manual (mencabut gulma dengan tangan). Penyiangan dilakukan pada saat tanaman berumur 14 HST dan 28 HST.

  Pengendalian hama penyakit Pengendalian hama penyakit dilakukan apabila tanaman terserang dan terinfeksi.

  Tanaman terserang hama dan penyakit maka dilakukan penyemprotan dengan menggunakan insectisida Decis dengan dosis 2 cc/ L air. Sedangkan untuk pengendalian penyakit menggunakan fungisida Pestona dengan dosis 2 cc/L air ,yang dilakukan pada minggu ke 3 setelah pindah tanam yang disemprotkan ke seluruh tanaman.

  Panen

  Panen dilakukan dengan mencabut seluruh bagian tanaman, kemudian tanah yang menempel diakar dibersihkan dengan cara menghentakkan sehingga tanah yang menempel itu terlepas.

  Pengamatan parameter Tinggi Tanaman (cm)

  Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang bawah hingga ujung. Dari seluruh tinggi tanaman.Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali mulai dilakukan 2 minggu setelah tanam dan setelah itu dilakukan dengan interval 2 minggu sampai panen.

2 Luas daun (cm )

  Pengukuran luas daun dilakukan dengan menggunakan Leaf Area Meter (LAM). Daun yang diukur diletakkan pada bidang ukur LAM setelah itu dilakukan proses scaning dan dicatat data yang muncul.

3 Jumlah klorofil daun (unit/6mm )

  Jumlah klorofil daun dihitung dengan menggunakan klorofil meter. Jumlah klorofil daun yang diukur ada 3 yaitu daun paling pangkal, tengah dan atas agar mewakili luas daun dan mengambil daun tersebut dengan cara bagian daun dipotong dari pangkal daun. Perhitungan dilakukan dengan cara menjumlah 3 bagian daun yg diambil datanya lalu dirata-ratakan.

  Bobot biomassa per sampel (g)

  Bobot seluruh tanaman sampel termasuk daun yang tidak layak dikonsumsi, ditimbang bobotnya. Tanaman ditimbang setelah dibersihkan dari tanah yang melekat pada akar dilakukan pada saat panen.

  Bobot segar jual per sampel (g)

  Ditimbang bobot bagian tanaman yang layak untuk dijual, dengan kriteria membuang daun bagian bawah yang rusak dan tidak layak konsumsi.

  Indeks panen

  Indeks panen merupakan cara untuk mengetahui nilai ekonomis dari sebuah tanaman. Pada tanaman sawi indeks panen dihitung dengan rumus sebagai berikut:Indeks panen =