Chapter I Asuhan Keperawatan Pada Tn. E Dengan Kebutuhan Dasar Rasa Aman dan Nyaman ; Nyeri Akut pada Post Operasi colostomy di RSUD.dr. Pirngadi Medan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap individu membutuhkan rasa nyaman. Kebutuhan rasa nyaman ini
dipersepsikan berbeda pada tiap orang. Nyeri adalah suatu fenomena yang sering
dijumpai oleh petugas kesehatan terutama perawat. International Association for the
Study of Pain, IASP (2011) mendefenisikan nyeri sebagai suatu pengalaman sensori dan
emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau
potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan (IASP,
1979 dikutip dari Potter & Perry, 2005).
Pada peninjauan selanjutnya nyeri harus dimengerti sebagai pengertian yang
mewakili rasa majemuk, yaitu kombinasi segala komponen rasa protopatik (kepekaan
terhadap rangsangan sakit dan suhu yang daya pembedanya rendah atau kurang).
Seorang perawat yang menduga nyeri pada klien yang menyangkal nyeri harus
menggali bersama klien terhadap dugaan nyeri, seperti pernyataan bahwa gangguan atau
prosedur biasanya menimbulkan nyeri, atau bahwa klien meringis saat bergerak atau
menghindari gerakan (Muttaqin, 2011).
Salah satu penyakit yang menimbulkan nyeri adalah Karsinoma kolorectal / kanker
colon/ usus besar. Karsinoma kolorectal yaitu tumbuhnya sel kanker yang ganas di
dalam permukaan usus besar atau rectum. Kanker colon suatu pertumbuhan sel yang
bersifat ganas yang tumbuh pada colon dan menginvasi jaringan sekitarnya.Faktor
genetik kadang berperan walaupun jarang. Kekurangan serat dan sayur hijau serta
kelebihan lemak hewani dalam diet merupakan faktor resiko Karsinoma kolorectal
(Haryono, 2012).
Menurut WHO (2009), terdapat lebih dari 940.000 kasus berupa pada kondisi
kanker kolorektal dan sekitar 50.000 kematian dihubungkan dengan kondisi kanker
kolorectal. Di RSUD dr. Pirngadi Medan dari 34 kasus pendarahan per anus yang
dilakukan melaui pemeriksaan colonoscopy, 32 persen terdeteksi mengidap kanker
kolorektal. Sementara di RSCM beberapa tahun lalu ditemukan 224 kasus kanker.
Bahkan pada tahun 2001, persentasenya meninggkat menjadi 50 persen (Muttaqin,
2001; Winarto, 2007).
Universitas Sumatera Utara
Colostomy adalah membuat ostomi atau stoma di kolon. Dibentuk bila usus
tersumbat oleh tumor, sebagai pengeluaran feses permanen bila kolon bagian distal dan
rektum diangkat/dibuang. Colostomy diberikan nama berdasarkan: assending
colostomy, transversecolostomy, desending coloctomy, dan sigmoid colostomy.
Colostomy sigmoid sering permanen, sebagian dilakukan untuk kanker rectum.
Biasanya dilakukan selama pemotongan abdomino perineal. Prosedur ini meliputi
pengangkatan kolon sigmoid, rectum dananusmelalui insisi perinealdan abdominal.
Saluran anal ditutup dan stoma dibentuk dari kolon sigmoid proximal, stoma berlokasi
dibagian bawah kiri abdomen (Harahap, 2006).
Nyeri dapat digambarkan sebagai sesuatu pengalaman sensorik dan emosional yang
tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan. Kapasitas jaringan
untuk menimbulkan nyeri apabila jaringan tersebut mendapat rangsangan yang
menganggu bergantung pada keberadaan nosiseptor. Nosiseptor adalah saraf aferen
primer untuk menerima dan menyalurkan rangsangan nyeri. Ujung-ujung saraf
nosiseptor berfungsi sebagai reseptor yang peka terhadap rangsangan mekanis, suhu,
listrik, atau kimiawi yang menimbulkan nyeri. Berdasarkan durasinya nyeri dapat
diklasifikasikan sebagai akut dan kronik (Wilson, 2005).
Nyeri akut adalah pengalaman sensori serta emosi yang tidak menyenangkan dan
meningkat akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual, potensial, digambarkan dalam
istilah seperti kerusakan, awitan yang tiba-tiba atau perlahan dari intensitas ringan
sampai berat dengan akhir yang dapat diantisipasi dan durasinya kurang dari 6 bulan
sedangkan nyeri kronis durasinya lebih dari 6 bulan (Potter & Perry, 2005).
Prototipe untuk nyeri akut adalah nyeri untuk pasca operasi. Kualitas, intensitas, dan
durasi nyeri berkaitan dengan sifat prosedur bedah. Setiap trauma bedah, menyebabkan
kerusakan jaringan. Zat-zat yang menimbulkan nyeri yang dibebaskan kedalam
menyebabkan nyeri paska operasi yang lebih besar karena adanya gerakan nafas atau
spasme otot. Nyeri insisi umunya terasa tajam dan terlokalisasi dengan jelas karena kulit
dan jaringan subkutis memiliki banyak noisiseptor (Wilson, 2005).
Berdasarkan hasil pengkajian saat melakukan praktek keperawatan pada tanggal 3
Juni 2014 di rumah sakit RSUD dr. Pirngadi Medan, sebagian besar pasien dengan post
insisi operasi colostomy mengakibatkan munculnya masalah nyeri, peneliti menjumpain
Tn. E dengan post operasi colostomy hari ke-III dengan keluhan nyeri didukung oleh
data subyektif pasien mengatakan nyeri perut bagian kiri bawah setelah dioperasi, nyeri
Universitas Sumatera Utara
panas dan seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 8 (0-10), nyeri bertambah saat merubah
posisi dan pasien tampak lemah dan meringis kesakitan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik melakukan pengelolahan kasus
keperawatan dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah dengan judul ”Asuhan Keperawatan
pada Tn. E dengan prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Rasa Aman Nyaman;
Nyeri Akut pada Post Operasi Colostomy di RSUD. dr. Pirngadi Medan”.
1.2 Tujuan
Untuk menyelesaikan program DIII Keperawatan.
1.3 Manfaat
a. Bagi Praktik Keperawatan
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam membuat asuhan
keperawatan yang sistematis dan sesuai dengan konsep keperawatan.
b. Bagi Pendidikan Keperawatan
Hasil Karya Tulis Ilmiah yang diperoleh dapat dijadikan konstribusi bagi
peningkatan pendidikan keperawatan dan pengembangan ilmu keperawatan.
c. Bagi Kebutuhan Klien
Hasil asuhan keperawatan ini dapat digunakan untuk mengetahui cara memenuhi
kebutuhan dasar klien khususnya kebutuhan aman nyaman
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap individu membutuhkan rasa nyaman. Kebutuhan rasa nyaman ini
dipersepsikan berbeda pada tiap orang. Nyeri adalah suatu fenomena yang sering
dijumpai oleh petugas kesehatan terutama perawat. International Association for the
Study of Pain, IASP (2011) mendefenisikan nyeri sebagai suatu pengalaman sensori dan
emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau
potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan (IASP,
1979 dikutip dari Potter & Perry, 2005).
Pada peninjauan selanjutnya nyeri harus dimengerti sebagai pengertian yang
mewakili rasa majemuk, yaitu kombinasi segala komponen rasa protopatik (kepekaan
terhadap rangsangan sakit dan suhu yang daya pembedanya rendah atau kurang).
Seorang perawat yang menduga nyeri pada klien yang menyangkal nyeri harus
menggali bersama klien terhadap dugaan nyeri, seperti pernyataan bahwa gangguan atau
prosedur biasanya menimbulkan nyeri, atau bahwa klien meringis saat bergerak atau
menghindari gerakan (Muttaqin, 2011).
Salah satu penyakit yang menimbulkan nyeri adalah Karsinoma kolorectal / kanker
colon/ usus besar. Karsinoma kolorectal yaitu tumbuhnya sel kanker yang ganas di
dalam permukaan usus besar atau rectum. Kanker colon suatu pertumbuhan sel yang
bersifat ganas yang tumbuh pada colon dan menginvasi jaringan sekitarnya.Faktor
genetik kadang berperan walaupun jarang. Kekurangan serat dan sayur hijau serta
kelebihan lemak hewani dalam diet merupakan faktor resiko Karsinoma kolorectal
(Haryono, 2012).
Menurut WHO (2009), terdapat lebih dari 940.000 kasus berupa pada kondisi
kanker kolorektal dan sekitar 50.000 kematian dihubungkan dengan kondisi kanker
kolorectal. Di RSUD dr. Pirngadi Medan dari 34 kasus pendarahan per anus yang
dilakukan melaui pemeriksaan colonoscopy, 32 persen terdeteksi mengidap kanker
kolorektal. Sementara di RSCM beberapa tahun lalu ditemukan 224 kasus kanker.
Bahkan pada tahun 2001, persentasenya meninggkat menjadi 50 persen (Muttaqin,
2001; Winarto, 2007).
Universitas Sumatera Utara
Colostomy adalah membuat ostomi atau stoma di kolon. Dibentuk bila usus
tersumbat oleh tumor, sebagai pengeluaran feses permanen bila kolon bagian distal dan
rektum diangkat/dibuang. Colostomy diberikan nama berdasarkan: assending
colostomy, transversecolostomy, desending coloctomy, dan sigmoid colostomy.
Colostomy sigmoid sering permanen, sebagian dilakukan untuk kanker rectum.
Biasanya dilakukan selama pemotongan abdomino perineal. Prosedur ini meliputi
pengangkatan kolon sigmoid, rectum dananusmelalui insisi perinealdan abdominal.
Saluran anal ditutup dan stoma dibentuk dari kolon sigmoid proximal, stoma berlokasi
dibagian bawah kiri abdomen (Harahap, 2006).
Nyeri dapat digambarkan sebagai sesuatu pengalaman sensorik dan emosional yang
tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan. Kapasitas jaringan
untuk menimbulkan nyeri apabila jaringan tersebut mendapat rangsangan yang
menganggu bergantung pada keberadaan nosiseptor. Nosiseptor adalah saraf aferen
primer untuk menerima dan menyalurkan rangsangan nyeri. Ujung-ujung saraf
nosiseptor berfungsi sebagai reseptor yang peka terhadap rangsangan mekanis, suhu,
listrik, atau kimiawi yang menimbulkan nyeri. Berdasarkan durasinya nyeri dapat
diklasifikasikan sebagai akut dan kronik (Wilson, 2005).
Nyeri akut adalah pengalaman sensori serta emosi yang tidak menyenangkan dan
meningkat akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual, potensial, digambarkan dalam
istilah seperti kerusakan, awitan yang tiba-tiba atau perlahan dari intensitas ringan
sampai berat dengan akhir yang dapat diantisipasi dan durasinya kurang dari 6 bulan
sedangkan nyeri kronis durasinya lebih dari 6 bulan (Potter & Perry, 2005).
Prototipe untuk nyeri akut adalah nyeri untuk pasca operasi. Kualitas, intensitas, dan
durasi nyeri berkaitan dengan sifat prosedur bedah. Setiap trauma bedah, menyebabkan
kerusakan jaringan. Zat-zat yang menimbulkan nyeri yang dibebaskan kedalam
menyebabkan nyeri paska operasi yang lebih besar karena adanya gerakan nafas atau
spasme otot. Nyeri insisi umunya terasa tajam dan terlokalisasi dengan jelas karena kulit
dan jaringan subkutis memiliki banyak noisiseptor (Wilson, 2005).
Berdasarkan hasil pengkajian saat melakukan praktek keperawatan pada tanggal 3
Juni 2014 di rumah sakit RSUD dr. Pirngadi Medan, sebagian besar pasien dengan post
insisi operasi colostomy mengakibatkan munculnya masalah nyeri, peneliti menjumpain
Tn. E dengan post operasi colostomy hari ke-III dengan keluhan nyeri didukung oleh
data subyektif pasien mengatakan nyeri perut bagian kiri bawah setelah dioperasi, nyeri
Universitas Sumatera Utara
panas dan seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 8 (0-10), nyeri bertambah saat merubah
posisi dan pasien tampak lemah dan meringis kesakitan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik melakukan pengelolahan kasus
keperawatan dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah dengan judul ”Asuhan Keperawatan
pada Tn. E dengan prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Rasa Aman Nyaman;
Nyeri Akut pada Post Operasi Colostomy di RSUD. dr. Pirngadi Medan”.
1.2 Tujuan
Untuk menyelesaikan program DIII Keperawatan.
1.3 Manfaat
a. Bagi Praktik Keperawatan
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam membuat asuhan
keperawatan yang sistematis dan sesuai dengan konsep keperawatan.
b. Bagi Pendidikan Keperawatan
Hasil Karya Tulis Ilmiah yang diperoleh dapat dijadikan konstribusi bagi
peningkatan pendidikan keperawatan dan pengembangan ilmu keperawatan.
c. Bagi Kebutuhan Klien
Hasil asuhan keperawatan ini dapat digunakan untuk mengetahui cara memenuhi
kebutuhan dasar klien khususnya kebutuhan aman nyaman
Universitas Sumatera Utara