BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Dasar Demografi - Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2014 Berdasarkan Tahun 2005 - 2010

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian Dasar Demografi

  Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti

  “Demo” adalah rakyat atau

  penduduk dan

  “Grafein” menulis. Jadi, Demografi adalah tulisan – tulisan atau

  karangan

  • – karangan mengenai rakyat atau penduduk. Istilah ini pertama kalinya oleh Achille Guillard dalam karangannya yang berjudul

  “Elements The Statistique Humaine on Demographic Compares” pada tahun 1885.

  Berdasarkan Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP, 1982) definisi demographi adalah sebagai berikut : Demography is the scientific study of human

  

population in primaliry with the respect to their size, their structure (composition)

and their development (change). Terjemahannya sebagai berikut : Demografi

  mempelajari penduduk (suatu wilayah) terutama mengenai jumlah, struktur (komposisi penduduk) dan perkembangannya (perubahannya).

  Philip M. Hauser dan Duddley Duncan (1959) mengusulkan defenisi demografi sebagai berikut : Demography is the study of size, territorial distribution

  

and composition of population, changes there in and the components of a such

changes which maybe identified as natality, territorial movement (migration), and

social mobility (changes of state) . Terjemahannya sebagai berikut : Demografi

  mempelajari jumlah, persebaran, territorial dan komposisi penduduk serta perubahan- perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu, yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas), mortalitas, gerak territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status).

  Masih banyak lagi yang menjelasan tentang pengertian demografi. Maka dari kedu definisi di atas dapat kita simpulkan sebagai berikut :

  1. Demografi adalah suatu ilmu yang mempelajari struktur dan proses penduduk di suatu wilayah. Struktur penduduk meliputi : jumlah, persebaran, dan komposisi penduduk. Struktur ini selalu berubah-ubah, dan perubahan tersebut disebabkan karena proses demografi, yaitu: kelahiran ( fertilitas), kematian (mobilitas), dan migrasi penduduk.

  2. Demografi dalam pengertian yang sempit dinyatakan sebagai : “demografi formal” yang memperhatikan ukuran atau jumlah penduduk, distribusi atau persebaran penduduk, struktur penduduk atau komposisi, dan dinamika atau perubahan penduduk. Ukuran penduduk menaytakan jumlah orang dalam suatu wilayah tertentu. Distribusi penduduk menyatakan persebaran penduduk di dalam suatu wilayah pada suatu waktu tertentu, baik berdasarkan wilayah geografi maupun konsentrasi daerah pemukiman. Struktur penduduk menyatakan komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin atau golongan umur. Sedangkan perubahan penduduk secara implisit menyatakan pertambahan penduduk atau penurunan jumlah penduduk secara parsial ataupun keseluruhan sebagai akibat berubahnya tiga komponen utama perubahan jumlah penduduk yaitu kelahiran, kematian dan migrasi.

  3. Dalam pengertian yang lebih luas, demografi juga memperhatikan berbagai karakteristik individu maupun kelompok, yang meliputi tingkat sosial, budaya dan ekonomi. Karateristik social dapat mencakup status keluarga, tempat lahir, tingkat pendidikan, aktivitas ekonomi, jenis pekerjaan, dan pendapatan.

  Sedangkan aspek budaya berkaitan dengan persepsi, aspirasi dan harapan- harapan.

2.1.1 Ruang Lingkup Demografi Dan Ilmu Kependudukan

  Jhon Graunt, seorang pedagang kain yang hidup pada abad ke-17 di London, dianggap sebagai Bapak Demografi. Ia melakukan analisa data kelahiran dan kematian, dan dari hasilnya dikemukakan batasan-batasan umum tentang kematian (mortality), kelahiran (fertility), migrasi dan perkawinan dalam hubungannya dengan proses penduduk.

  Dalam sejarah perkembangan demografi timbul masalah mengenai pembagian cabang ilmu ini. Methorst dan Sirks membedakan masalah kependudukan menjadi dua yaitu yang bersifat kuantitatif (demografi) dan kualitatif yang membahas masalah penduduk dari segi genetis dan biologis. Gagasan ini tidak mendapat dukungan. Oleh karena demografi menggunakan banyak hitungan tapi dapat juga bersifat kualitatif. Dengan demikian memberikan kesan kepada orang bahwa demografi hanyalah penyusunan statistik penduduk.

  Demografi murni atau disebut juga demografi formal menghasilkan tehnik- tehnik untuk menghitung data kependudukan. Dengan tehnik-tehnik tersebut dapat diperoleh perkiraan penduduk di masa depan atau di masa lampau. Data demografi, pengukuran, tehnik-tehnik dan model-model adalah alat penting, tetapi mereka hanya sebagian dari gambaran analitik. Jadi, determinan- detreminan dan kosekuensi- konsekuensi dari pertambahan penduduk harus dianalisa pula. Para ahli demografi dengan mengenal proses sosial dimana dalam terjadinya perubahan penduduk diharapkan lebih mengerti dinamikanya penduduk.

2.1.2 Tujuan – tujuan dan Penggunaan Demografi

  Menurut para ahli demografi, tujuan demografi dibagi menjadi 4 tujuan pokok yaitu : 1.

  Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu.

  2. Menjelaskan pertumbuhan di masa lampau, penurunannya dan persebarannya dengan sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia.

  3. Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dengan berbagai macam

  • – macam aspek organisasi social.

  4. Mencoba meramalkan pertumbuhan penduduk di masa yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya.

  Pengetahuan tentang kependudukan adalah penting untuk lembaga-lembaga swasta maupun pemerintah baik di tingkat tinggi daerah maupun nasional.

  Perencanaan- perencanaan yang berhubungan dengan pendidikan, perpajakan, kemiliteran, kesejahteraan sosial, perumahan, pertanian dan perusahaan-perusahaan yang memproduksi barang dan jasa, jalan, rumah-rumah sakit, pusat-pusat pertokoan dan pusat-pusat rekreasi akan menjadi lebih tepat apabila kesemuanya didasarkan pada data kependudukan.

2.2 Proyeksi

  Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atu orang yang berdomisili kurang dari 6 bulan dengan menetap. Sedangkan proyeksi adalah perhitungan dengan meramalkan atau menduga kejadian-kejadian atau hal-hal yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.

  Proyeksi penduduk adalah perhitungan yang menunjukkan angka fertilitas, mortalitas dan migrasi di masa yang akan datang. Perkiraan penduduk tidak hanya beberapa tahun, tetapi bisa saja perkiraan beberapa puluh tahun yang akan datang. Semua perencanaan pembangunan sangat membutuhkan data penduduk tidak saja pada saat merencanakan pembangunan tetapi juga pada masa-masa mendatang yang disebut dengan proyeksi penduduk. Proyeksi penduduk bukan merupakan ramalan jumlah penduduk untuk masa mendatang, tetapi juga perhitungan ilmiah yang didasarkan asumsi dari komponen laju pertumbuhan penduduk yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk. Ketiga kelompok inilah yang menentukan besarnya jumlah penduduk dan struktur penduduk yang akan datang.

  Untuk menentukan asumsi tingkat kelahiran, kematian, dan perpindahan di masa yang akan datang, diperlukan data yang menggambarkan keadaan di masa lampau hinga kini, faktor- faktor yang mempengaruhi masa komponen, dan hubungan antara satu komponen dnegan komponen yang lain sera target yang akan dicapai di masa yang akan datang. Proyeksi penduduk ini secara periodic perlu direvisi, karena sering terjadi bahwa asumsi tentang kecenderungan tingkat kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk (migrasi) yang melandasi proyeksi lama tidak sesuai lagi dengan kenyataannya.

  Pertumbuhan jumlah penduduk dapat mempengaruhi kesejahteraan daerah atau Negara yang bersangkutan. Perhitungan proyeksi penduduk penulis lakukan dengan memproyeksikan penduduk berdasarkan tingkat pertumbuhan penduduk pada 2005-2010. Hal tersebut ditempuh karena informasi mengenai salah satu komponen kependudukan yaitu migrasi tidak tersedia untuk tingkat Kabupaten/ Kotamadya.

  Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam perhitungan proyeksi ini adalah sebagai berikut :

1. Menghitung tingkat pertumbuhan Kabupaten Tapanuli Utara menurut jenis kelamin untuk periode 2005-2010, dengan metode Eksponansial.

  2. Memproyeksikan penduduk Kabupaten Tapanuli Utara menurut jenis kelamin berdasarkan tingkat pertumbuhan 2005-2010 dengan Metode Eksponansial Adapun rumus Eksponansial tersebut adalah :

  P

= P

e

  Dimana:

  P = Jumlah penduduk pada n tahun

  P = Jumlah penduduk pada awal tahun

  = Tingkat pertumbuhan penduduk = Periode waktu dalam tahun

2.3 Metode Yang Digunakan 2.3.1 angka Pertumbuhan Penduduk

  Angka pertumbuhan penduduk menunjukkan angka rata-rata pertambahan penduduk pertahun pada periode atau waktu tertentu, dan biasanya dinyatakan dengan persen (%).

  Dalam menghitung proyeksi pertumbuhan digunakan beberapa asumsi-asumsi yaitu :

1. Pertumbuhan Eksponensial

  Pertumbuhan penduduk adalah pertumbuhan penduduk yang berlangsung secara terus menerus (continous). Ukuran penduduk secara eksponensial ini lebih tepat, mengingat dalam kenyataannya pertumbuhan penduduk juga berlangsung terus menerus. Dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

  P

= P

e

  Dimana:

  P = Jumlah penduduk pada n tahun

  P = Jumlah penduduk pada awal tahun

  = Tingkat pertumbuhan penduduk = Periode waktu dalam tahun = Jumlah konstanta yang besarnya 2,71828183

2.3.2 Rasio Jenis Kelamin

  Rasio adalah perbandingan dua perangkat, yang dinyatakan dalam satu satuan tertentu. Dalam pengerjaannya, rasio (ratio) adalah perbandingan dikalikan 100.

  Ukuran rasio ini sangat sering dilakukan.

  Rasi jenis kelamin (sex ratio) adalah perbandingan jumlah antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Hal ini biasanya dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki-laki per 100 perempuan. Secara umum dapat ditulis : Rasio jenis kelamin ( sex ratio ) menurut kelompok umur dapat dituliskan sebagai berikut : Dimana : Sri = Rasio jenis kelamin pada golongan umur i tahun Mi = Jumalah penduduk laki-laki pada golongan umur i tahun Fi = Jumlah penduduk perempuan pada golongan umur i tahun K = Konstanta, biasanya 100

2.4 Perkembangan Penduduk

  Perkembangan jumlah penduduk sangat erat kaitannya dengan perkembangan peradaban manusia dalam berinteraksi dengan alam sekitarnya. Ada tiga tahapan perkembangan peradaban manusia hingga kini : Pertama, zaman ketika manusia mulai mempergunakan alat-alat untuk menanggulangi kehidupannya. Kedua, zaman ketika manusia mulai mengembangkan usaha pertanian atau kehidupan yang sifatnya nomadis menjadi kehidupan menetap di sekitar daerah pertanian. Ketiga, zaman mulai era industrialisasi, yaitu sekitar pertengahan abad ke-17 sesudah masehi. Zaman ini ditandainya dengan tumbuhnya pusat-pusat industry, dan semakin berkembangnya kota-kota sebagai tempat permukiman manusia.

  Sejalan dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan perkembangan tekhnologi dalam mengolah sumber daya alam yang ada, tingkat kehidupan manusia menjadi semakin baik. Hal ini sangat mempengaruhi penurunan tingkat mortalitas penduduk. Seperti banyak diketahui bahwa ledakan penduduk yang terjadi pada abad- abad terakhir ini terutama karena menurunnya tingkat kematian dengan cepat, sementara tingkat kelahiran belum dapat dikontrol dengan baik.