Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2014 Berdasarkan Tahun 2005 - 2010

(1)

PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK KABUPATEN TAPANULI UTARA TAHUN 2014 BERDASARKAN TAHUN 2005 - 2010

(Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir)

DINA SUSANTI SIHOMBING 092407043

PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2012


(2)

PERSETUJUAN

Judul : PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK KABUPATEN TAPANULI UTARA TAHUN 2014 BERDASARKAN DATA TAHUN 2005-2010

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : DINA SUSANTI SIHOMBING

NIM : 092407043

Program Studi : D3 STATISTIKA Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di Medan, Juni 2012

Diketahui

Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing

Prof. Dr. Tulus,vordipl.Math.,M.Si.,Ph.D Drs. Henry Rani Sitepu,M.S NIP. 19620901 198803 1 002 NIP. 19530303 198303 1 002


(3)

PERNYATAAN

PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK KABUPATEN TAPANULI UTARA TAHUN 2014 BERDASARKAN DATA TAHUN 2005-2010

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dari beberapa ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2012

DINA SUSANTI SIHOMBING 092407043


(4)

PENGHARGAAN

Bismillahirrahmanirrahim,

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada seluruh alam beserta seluruh isinya dan berkat kekuatan iman dari-Nya, maka Tugas Akhir dengan judul “PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK KABUPATEN TAPANULI UTARA TAHUN 2014 BERDASARKAN DATA TAHUN 2005-2010” dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Kemudian seiring shalawat dan salam penulis ucapkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang membawa umatnya ke jalan yang benar dan kesejahteraan hidup.

Penulis meyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan dan kelemahan dengan demikian penulis harapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi peningkatan mutu penulisan Tugas Akhir di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih atas petunjuk dan bimbingan yang telah diberikan oleh Bapak Drs. Henry Rani Sitepu,M.S kepada penulis sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugs Akhir ini.

Maka dengan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada : 1. Ayahanda P Sihombing dan Ibunda tersayang R Gultom, yang membesarkan

dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang dan cinta dari kecil hinggga saat ini telah memberikan motivasi dan restu serta materi yang tak ternilai dengan apapun.

2. Bapak DR. Sutarman, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Bapak Prof. Dr. Tulus, M.Sc selaku Ketua Pelaksana Program Studi Ilmu Komputer dan Statistika FMIPA USU.


(5)

4. Bapak Drs. Faigiziduhu Bu’ulolo selaku Koordinator Program Studi DIII Satistika FMIPA USU.

5. Untuk kakak saya Nanda Sihombing dan Mahyuni Sihombing, sert adik saya Rahmi sihombing dan Muhammad Rais Kurnia Sihombing yang telah memberikan semangat dan do’a kepada penulis.

6. Untuk sahabat-sahabatku dari kelas Statistika A 2009 terutama buat Febry Rustia Wardani Siregar, Nadra Khairunnisa, Wanda Novia, Ristya Novalina, Shamim Ahmad, Muhammad Dana Wiyasa, Respati Nugraha , Fauzi Pohan dan semua rekan-rekan dari DIII Statistika FMIPA USU yang telah membantu, memberi semangat, arahan dan motivasi selama perkuliahan.

7. Untuk saudara Fahmi Noor yang telah memberikan semangat, motivasi, kasih saying dan do”a yang tulus kepd penulis.

Atas segala bantuan dan budi baik semua pihak penulis ucapkan terima kasih, semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin ya rabbal’alamin.

Akhirnya penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak yang memerlukan.

Medan, Juni 2012 Penulis

Dina Susanti Sihombing 092407043


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ii

Pernyataan iii

Penghargaan iv

Daftar Isi v

Daftar Tabel vi

Daftar Gambar vii

Bab 1 Pendahuluan 1

1.1Latar Belakang 1

1.2Maksud dan Tujuan 3

1.3Rumusan Masalah 3

1.4Batasan Masalah 4

1.5Metodologi Penelitian 4

1.6Tinjauan Pustaka 6

1.7Sistematika Penulisan 6

Bab 2 Tinjauan Teoritis 9

2.1Pengertian dasar Demografi

2.1.1 Ruang Lingkup Demografi dan Ilmu Kependudukan 11 2.1.2 Tujuan-tujuan dan Pengguna Demografi 12

2.2Proyeksi Penduduk 13

2.3Metode yag digunakan 15

2.3.1 2.3.1 Angka petumbuhan Penduduk 15

2.3.2 2.3.2 Rasio Jenis Kelamin 16


(7)

Bab 3 Sejarah Singkat Tempat Riset 19

3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik 19

3.2Tugas dan Fungsi Badan Pusat Statistik 24

3.3Visi dan Misi 25

3.4 Struktur Organisasi BPS 26

Bab 4 Analisa dan Pembahasan 30

3.5Arti dan Kegunaan Data Statistika 30

3.6Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2014 31

3.7Keadaan Jumlah Penduduk 33

4.3.1 Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Laki-laki 34 4.3.2 Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Perempuan 34 4.3.3 Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Seluruhnya 35

3.8Proyeksi Jumlah Penduduk 36

4.4.1 Proyeksi Jumlah Penududuk Laki-laki 2011-2014 37 4.4.2 Proyeksi Jumlah Penududuk Perempuan 2011-2014 38 4.4.3 Proyeksi Jumlah Penududuk Seluruhnya 2011-2014 39

3.9Menghitung Rasio Jenis Kelamin 41

Bab 5 Impelementasi Sistem 43

5.1Tahap Implementasi 43

5.2Mengaktifan Microsoft Excel 43

5.3Membuka Lembar Kerja Baru 44

5.4Pengisian Data 45

5.5 Pembuatan Grafik 46

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 49

6.1Kesimpulan 49

6.2 Saran 50

Daftar Pustaka Lampiran


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Tapanuli Utara Menurut

Jenis Kelamin 32

Tabel 4.2 Jumlah Perubahan Penduduk Kabupaten Tapanuli Utara Menurut

Jenis Kelamin 33

Tabel 4.3 Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Laki-laki per Tahun 34 Tabel 4.4 Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Perempuan per Tahun 34 Tabel 4.5 Perubahan Jumlah Penduduk per Tahun 35 Tabel 4.6 Persentase Perubahan Jumlah Penduduk per Tahun 35 Tabel 4.7 Proyeksi Jumlah Penduduk Laki-laki Tahun 2011-2014 38 Tabel 4.8 Proyeksi Jumlah Penduduk Perempuan Tahun 2011-2014 39 Tabel 4.9 Proyeksi Jumlah Penduduk Seluruhnya Tahun 2011-2014 40 Tabel 4.10 Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk Tahun 2011-2014 41


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Struktur Organisasi BPS Provinsi 27

Gambar 4.1 Grafik Penduduk Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2005-2010 32

Gambar 5.1Mengaktifkan Microsoft Excel 44

Gambar 5.2Tampilan Lembar Kerja Microsoft Excel 45 Gambar 5.3Tampilan Lembar Kerja Pengisian Data 46

Gambar 5.4Tampilan Kotak Dialog Chart type 47


(10)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan-kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Secara terus menerus penduduk akan di pengaruhi oleh jumlah bayi yang lahir (fertilitas), tetapi secara bersamaan pula akan dikurangi oleh jumlah kematian (mortalitas) yang terjadi pada semua golongan umur, serta perpindahan penduduk (mobilitas) juga akan mempengaruhi bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk di suatu daerah atau Negara.

Di dalam Garis-garis Besar Haluan Negara dinyatakan bahwa jumlah penduduk yang besar baru menjadi modal dasar yang efektif bagi pembangunan nasional hanya bila penduduk yang pesat sulit untuk meningkatkan mutu kehidupan dan kesejahteraan secara layak dan merata. Hal ini bahwa penduduk yang besar dengan kualitas yang tinggi tidak akan mudah tercapai.


(11)

Perkembangan penduduk tanpa disertai dengan control untuk mengukur jumlah penduduk yang di inginkan, hanya akan menumbuhkan masalah social ekonomis dengan segala pertumbuhan penduduk yang tinggi dari tahun ketahun memerlukan tambahan investasi dan sarana di bidang pendidikan, kesehatan, perumahan dan sebagainya. Hal ini tentu saja merupakan masalah yang rumit bagi pemerintah dalam usahanya untuk membangun dan meningkatkan taraf hidup negaranya.

Pengetahuan tentang pendidikan adalah penting untak diketahui oleh masyarakat luas yang mana dapat merangsang timbulnya kesadaran dan membina tingkah laku yang bertanggung jawab terhadap masalah kependudukan, sehingga masalah-masalah yang ada di atasi bersama dengan penuh perhatian dan memungkinkan setiap timbulnya masalah dapat dicegah atau dihindari.

Berkurangnya atau bertambahnya penduduk di suatu daerah mempunyai hubungan yang erat dengan perkembangan tekhnologi yang dimilikinya. Semakin tinggi teknologi yang dimiliki oleh suatu golongan penduduk, semakin luas kemungkinan memperbesar hasil-hasil produksi kebutuhan hidup dan semakin luas kemungkinan memperbesar hasil-hasil produksi kebutuhan hidup dan semakin besar pula mata pencaharian untuk pertambahan penduduk. Setiap pendapatan baru dari lapangan teknologi sangatlah besar pengaruhnya terhadap perkembangan penduduk.

Untuk mengetahui banyaknya penduduk suatu daerah atau Negara pada waktu tertentu maka dilaksanakan sensus penduduk atau perhitungan cacah, survey, serta catatan-catatan untuk di analisis di susunmenjadi angka. Data inilah yang akan di


(12)

pergunakan sebagai bahan untuk perencanaan ataupun sasaran-sasaran pembangunan dimasa yang akan datang.

Oleh karena itu penulis memilih judul “Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2013-2015 berdasarkan data tahun

2005-2010”. Dengan tujuan agar penulis tahu sebesar apa pertumbuhan penduduk pertahun dan memproyeksikannya pada tahun-tahun berikutnya.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dari penulis ini adalah untuk mengamati dan memberikan penyajian data, yang di harapkan dapat di pergunakan seefisien mungkin bagi pihak-pihak yang membutuhkannya untuk dapat mengambil suatu keputusan atau kebijakan yang dapat membangun kesejahteraan masyarakat.

Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pertumbuhan penduduk di Kabupaten Tapanuli Utara dan memproyeksikannya pada tahun-tahun berikutnya.

1.3 Rumusan Masalah

Pertumbuhan yang tinggi dalam keadaan jumlah penduduk yang besar dapat menjadi beban yang berat bagi proses pembangunan, dan perkembangan penduduk yang padat akan mengalami kesulitan untuk memacu pertumbuhan dan perbaikan ekonomi,


(13)

kependudukan yang perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah dan juga peranan dari masyarakat serta perguruan tinggi yang dianggap sebagai orang-orang intelektual dalam mensukseskan pembangunan, khususnya mengenai jumlah penduduk, kepadatan dan penyebaran penduduk, struktur penduduk menurut umur, rasio jenis kelamin dan tingkat pertumbuhan penduduk.

1.4 Batasan Masalah

Pembatasan masalah bertujuan untuk memperjelas arah dan tujuan dari suatu masalah yang akan diteliti sehingga tidak menimbulkan kekeliruan. Untuk lebih mengarahkan penguraian, sesuai dengan latar belakang dan tuntutan menetapkan masalahnya sehingga ada yang menjadi arah sebagai pedoman yang jelas dan tegas dalam mengambil keputusan. Sehubungan dengan itu penulis membatasi hanya menghitung keadaan jumlah penduduk, persentase perubahan jumlah penduduk menurut jenis kelamin, dan proyeksi jumlah penduduk.

1.5 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah : 1. Kepustakaan

Disini penulis mengadakan penulisan “Tugas akhir ’’ dengan membaca buku -buku di perpustakaan dan Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara, yang ada kaitannya dengan kependudukan di Kabupaten Tapanuli Utara.


(14)

2. Metode Pengumpulan Analisis Data

Pengumpulan data untuk keperluan riset ini penulis lakukan dengan menggunakan data sekunder yang di peroleh dari Badan Pusat Statistik Sumatera Utara. Data yang di kumpulkan tersebut kemudian di atur, di susun dan disajikan dalam bentuk angka-angka dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang sekumpulan data tersebut.

3. Teknik dan Analisi Data

Untuk menghitung jumlah penduduk di tahun mendatang digunakan rumus pendekatan pada model matematis.

Dan model yang sesuai adalah “Model Eksponensial” dengan rumus sebagai berikut :

P

= P

e

Dimana:

P = Jumlah penduduk pada n tahun

P = Jumlah penduduk pada awal tahun = Tingkat pertumbuhan penduduk = Periode waktu dalam tahun

Untuk menghitung rasio jenis kelamin digunakan rumus sebagai berikut :


(15)

Rasio jenis kelamin ( sex ratio ) menurut kelompok umur dapat dituliskan sebagai berikut :

Dimana :

Sri = Rasio jenis kelamin pada golongan umur i tahun

Mi = Jumalah penduduk laki-laki pada golongan umur i tahun Fi = Jumlah penduduk perempuan pada golongan umur i tahun K = Konstanta, biasanya 100

1.6 Tinjauan Pustaka

1. (Mantra Ida Bagus. 2000) “Pengantar Studi Demografi”, Yogyakarta, Nur Cahaya. Dari buku ini dikutip bahwa besarnya pertumbuhan penduduk di suatu wilayah di pengaruhi oleh besarnya angka fertilitas, mortalitas, migrasi. Juga di kutip rumus untuk menghitung jumlah penduduk berdasarkan pertumbuhan geometric yaitu P = P ( 1 =

2. ( Mantra Ida Bagus. 2009 ) “Demografi Umum”, Edisi kedua, Yogyakarta, Pustaka Pelajar Dalam perencanaan pembangunan, data kependudukan memegang peran yang penting. Makin lengkap dan akurat data kependudukan yang tersedia makin mudah dan tepat rencana pembangunan itu dibuat. Rasio jenis kelamin menurur umur, rasio beban ketergantungan, komposisi struktur penduduk.


(16)

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan diuraikan untuk memberikan kerangka atau gambaran dari tugas akhir ini, yaitu sebagai berikut :

BAB 1 : PENDAHULUAN

Pada bab ini akan diuraikan latar belakang, identifikasi masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, metode analisis yang digunakan , tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

BAB 2 : TINJAUAN TEORITIS

Bab ini menguraikan tentang sumber – sumber data kependudukan yang berhubungan dengan kependudukan. Dalam bab ini juga dijelaskan tentang model yang digunakan untuk proyeksi serta atribut yang mendukung perhitungan dalam kependudukan.

BAB 3 : SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET

Bab ini menguraikan sejarah ringkas BPS yang meliputi sejarah BPS pada masa pemerintahan Hindia Belanda, jepang, masa kemerdekaan Republik, masa orde baru sampai sekarang, tata kerja kegiatan dan program pengembangan.


(17)

BAB 4 : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang perhitungan yang dilakukan untuk memproyeksikan jumalh penduduk di tahun 2014, persentase pertumbuhan penduduk dan sex ratio.

BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang program atau software yang dipakai sebagai analisis terhadap data yang diperoleh yaitu dengan menggunakan Microsoft Excel, Langkah- langkah Pengolahan Data, Implementasi sistem dan hasil outputnya.

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan penutup yang mencakup kesimpulan yang diambil setelah pengolahan dan analisa perhitungan serta saran-saran yang berupa masukan.


(18)

BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian Dasar Demografi

Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti “Demo” adalah rakyat atau penduduk dan “Grafein” menulis. Jadi, Demografi adalah tulisan – tulisan atau karangan – karangan mengenai rakyat atau penduduk. Istilah ini pertama kalinya oleh Achille Guillard dalam karangannya yang berjudul “Elements The Statistique Humaine on Demographic Compares” pada tahun 1885.

Berdasarkan Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP, 1982) definisi demographi adalah sebagai berikut : Demography is the scientific study of human population in primaliry with the respect to their size, their structure (composition) and their development (change). Terjemahannya sebagai berikut : Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah) terutama mengenai jumlah, struktur (komposisi penduduk) dan perkembangannya (perubahannya).


(19)

Philip M. Hauser dan Duddley Duncan (1959) mengusulkan defenisi demografi sebagai berikut : Demography is the study of size, territorial distribution and composition of population, changes there in and the components of a such changes which maybe identified as natality, territorial movement (migration), and social mobility (changes of state). Terjemahannya sebagai berikut : Demografi mempelajari jumlah, persebaran, territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu, yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas), mortalitas, gerak territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status).

Masih banyak lagi yang menjelasan tentang pengertian demografi. Maka dari kedu definisi di atas dapat kita simpulkan sebagai berikut :

1. Demografi adalah suatu ilmu yang mempelajari struktur dan proses penduduk di suatu wilayah. Struktur penduduk meliputi : jumlah, persebaran, dan komposisi penduduk. Struktur ini selalu berubah-ubah, dan perubahan tersebut disebabkan karena proses demografi, yaitu: kelahiran ( fertilitas), kematian (mobilitas), dan migrasi penduduk.

2. Demografi dalam pengertian yang sempit dinyatakan sebagai : “demografi formal” yang memperhatikan ukuran atau jumlah penduduk, distribusi atau persebaran penduduk, struktur penduduk atau komposisi, dan dinamika atau perubahan penduduk. Ukuran penduduk menaytakan jumlah orang dalam suatu wilayah tertentu. Distribusi penduduk menyatakan persebaran penduduk di dalam suatu wilayah pada suatu waktu tertentu, baik berdasarkan wilayah


(20)

geografi maupun konsentrasi daerah pemukiman. Struktur penduduk menyatakan komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin atau golongan umur. Sedangkan perubahan penduduk secara implisit menyatakan pertambahan penduduk atau penurunan jumlah penduduk secara parsial ataupun keseluruhan sebagai akibat berubahnya tiga komponen utama perubahan jumlah penduduk yaitu kelahiran, kematian dan migrasi.

3. Dalam pengertian yang lebih luas, demografi juga memperhatikan berbagai karakteristik individu maupun kelompok, yang meliputi tingkat sosial, budaya dan ekonomi. Karateristik social dapat mencakup status keluarga, tempat lahir, tingkat pendidikan, aktivitas ekonomi, jenis pekerjaan, dan pendapatan. Sedangkan aspek budaya berkaitan dengan persepsi, aspirasi dan harapan-harapan.

2.1.1 Ruang Lingkup Demografi Dan Ilmu Kependudukan

Jhon Graunt, seorang pedagang kain yang hidup pada abad ke-17 di London, dianggap sebagai Bapak Demografi. Ia melakukan analisa data kelahiran dan kematian, dan dari hasilnya dikemukakan batasan-batasan umum tentang kematian (mortality), kelahiran (fertility), migrasi dan perkawinan dalam hubungannya dengan proses penduduk.

Dalam sejarah perkembangan demografi timbul masalah mengenai pembagian cabang ilmu ini. Methorst dan Sirks membedakan masalah kependudukan menjadi dua yaitu yang bersifat kuantitatif (demografi) dan kualitatif yang membahas masalah penduduk dari segi genetis dan biologis. Gagasan ini tidak mendapat dukungan. Oleh


(21)

karena demografi menggunakan banyak hitungan tapi dapat juga bersifat kualitatif. Dengan demikian memberikan kesan kepada orang bahwa demografi hanyalah penyusunan statistik penduduk.

Demografi murni atau disebut juga demografi formal menghasilkan tehnik-tehnik untuk menghitung data kependudukan. Dengan tehnik-tehnik-tehnik-tehnik tersebut dapat diperoleh perkiraan penduduk di masa depan atau di masa lampau. Data demografi, pengukuran, tehnik-tehnik dan model-model adalah alat penting, tetapi mereka hanya sebagian dari gambaran analitik. Jadi, determinan- detreminan dan kosekuensi-konsekuensi dari pertambahan penduduk harus dianalisa pula. Para ahli demografi dengan mengenal proses sosial dimana dalam terjadinya perubahan penduduk diharapkan lebih mengerti dinamikanya penduduk.

2.1.2 Tujuan – tujuan dan Penggunaan Demografi

Menurut para ahli demografi, tujuan demografi dibagi menjadi 4 tujuan pokok yaitu : 1. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu. 2. Menjelaskan pertumbuhan di masa lampau, penurunannya dan persebarannya

dengan sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia.

3. Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dengan berbagai macam – macam aspek organisasi social.

4. Mencoba meramalkan pertumbuhan penduduk di masa yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya.


(22)

Pengetahuan tentang kependudukan adalah penting untuk lembaga-lembaga swasta maupun pemerintah baik di tingkat tinggi daerah maupun nasional. Perencanaan- perencanaan yang berhubungan dengan pendidikan, perpajakan, kemiliteran, kesejahteraan sosial, perumahan, pertanian dan perusahaan-perusahaan yang memproduksi barang dan jasa, jalan, rumah-rumah sakit, pusat-pusat pertokoan dan pusat-pusat rekreasi akan menjadi lebih tepat apabila kesemuanya didasarkan pada data kependudukan.

2.2 Proyeksi

Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atu orang yang berdomisili kurang dari 6 bulan dengan menetap. Sedangkan proyeksi adalah perhitungan dengan meramalkan atau menduga kejadian-kejadian atau hal-hal yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.

Proyeksi penduduk adalah perhitungan yang menunjukkan angka fertilitas, mortalitas dan migrasi di masa yang akan datang. Perkiraan penduduk tidak hanya beberapa tahun, tetapi bisa saja perkiraan beberapa puluh tahun yang akan datang. Semua perencanaan pembangunan sangat membutuhkan data penduduk tidak saja pada saat merencanakan pembangunan tetapi juga pada masa-masa mendatang yang disebut dengan proyeksi penduduk. Proyeksi penduduk bukan merupakan ramalan jumlah penduduk untuk masa mendatang, tetapi juga perhitungan ilmiah yang didasarkan asumsi dari komponen laju pertumbuhan penduduk yaitu kelahiran,


(23)

kematian, dan migrasi penduduk. Ketiga kelompok inilah yang menentukan besarnya jumlah penduduk dan struktur penduduk yang akan datang.

Untuk menentukan asumsi tingkat kelahiran, kematian, dan perpindahan di masa yang akan datang, diperlukan data yang menggambarkan keadaan di masa lampau hinga kini, faktor- faktor yang mempengaruhi masa komponen, dan hubungan antara satu komponen dnegan komponen yang lain sera target yang akan dicapai di masa yang akan datang. Proyeksi penduduk ini secara periodic perlu direvisi, karena sering terjadi bahwa asumsi tentang kecenderungan tingkat kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk (migrasi) yang melandasi proyeksi lama tidak sesuai lagi dengan kenyataannya.

Pertumbuhan jumlah penduduk dapat mempengaruhi kesejahteraan daerah atau Negara yang bersangkutan. Perhitungan proyeksi penduduk penulis lakukan dengan memproyeksikan penduduk berdasarkan tingkat pertumbuhan penduduk pada 2005-2010. Hal tersebut ditempuh karena informasi mengenai salah satu komponen kependudukan yaitu migrasi tidak tersedia untuk tingkat Kabupaten/ Kotamadya.

Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam perhitungan proyeksi ini adalah sebagai berikut :

1. Menghitung tingkat pertumbuhan Kabupaten Tapanuli Utara menurut jenis kelamin untuk periode 2005-2010, dengan metode Eksponansial.


(24)

2. Memproyeksikan penduduk Kabupaten Tapanuli Utara menurut jenis kelamin berdasarkan tingkat pertumbuhan 2005-2010 dengan Metode Eksponansial

Adapun rumus Eksponansial tersebut adalah :

P

= P

e

Dimana:

P = Jumlah penduduk pada n tahun

P = Jumlah penduduk pada awal tahun = Tingkat pertumbuhan penduduk = Periode waktu dalam tahun

2.3Metode Yang Digunakan

2.3.1 angka Pertumbuhan Penduduk

Angka pertumbuhan penduduk menunjukkan angka rata-rata pertambahan penduduk pertahun pada periode atau waktu tertentu, dan biasanya dinyatakan dengan persen (%).

Dalam menghitung proyeksi pertumbuhan digunakan beberapa asumsi-asumsi yaitu :


(25)

1. Pertumbuhan Eksponensial

Pertumbuhan penduduk adalah pertumbuhan penduduk yang berlangsung secara terus menerus (continous). Ukuran penduduk secara eksponensial ini lebih tepat, mengingat dalam kenyataannya pertumbuhan penduduk juga berlangsung terus menerus. Dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

P

= P

e

Dimana:

P = Jumlah penduduk pada n tahun

P = Jumlah penduduk pada awal tahun = Tingkat pertumbuhan penduduk = Periode waktu dalam tahun

= Jumlah konstanta yang besarnya 2,71828183

2.3.2 Rasio Jenis Kelamin

Rasio adalah perbandingan dua perangkat, yang dinyatakan dalam satu satuan tertentu. Dalam pengerjaannya, rasio (ratio) adalah perbandingan dikalikan 100. Ukuran rasio ini sangat sering dilakukan.

Rasi jenis kelamin (sex ratio) adalah perbandingan jumlah antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Hal ini biasanya dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki-laki per 100 perempuan. Secara umum dapat ditulis :


(26)

Rasio jenis kelamin ( sex ratio ) menurut kelompok umur dapat dituliskan sebagai berikut :

Dimana :

Sri = Rasio jenis kelamin pada golongan umur i tahun

Mi = Jumalah penduduk laki-laki pada golongan umur i tahun Fi = Jumlah penduduk perempuan pada golongan umur i tahun K = Konstanta, biasanya 100

2.4 Perkembangan Penduduk

Perkembangan jumlah penduduk sangat erat kaitannya dengan perkembangan peradaban manusia dalam berinteraksi dengan alam sekitarnya. Ada tiga tahapan perkembangan peradaban manusia hingga kini : Pertama, zaman ketika manusia mulai mempergunakan alat-alat untuk menanggulangi kehidupannya. Kedua, zaman ketika manusia mulai mengembangkan usaha pertanian atau kehidupan yang sifatnya nomadis menjadi kehidupan menetap di sekitar daerah pertanian. Ketiga, zaman mulai era industrialisasi, yaitu sekitar pertengahan abad ke-17 sesudah masehi. Zaman ini ditandainya dengan tumbuhnya pusat-pusat industry, dan semakin berkembangnya kota-kota sebagai tempat permukiman manusia.


(27)

Sejalan dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan perkembangan tekhnologi dalam mengolah sumber daya alam yang ada, tingkat kehidupan manusia menjadi semakin baik. Hal ini sangat mempengaruhi penurunan tingkat mortalitas penduduk. Seperti banyak diketahui bahwa ledakan penduduk yang terjadi pada abad-abad terakhir ini terutama karena menurunnya tingkat kematian dengan cepat, sementara tingkat kelahiran belum dapat dikontrol dengan baik.


(28)

BAB 3

SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET

3.1. Sejarah Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Lembaga Negara Non Departemen. BPS melakukan kegiatan yang ditugaskan oleh pemerintah antara bidang pertanian, agrarian, pertambangan, kependudukan, sosial, ketenagakerjaan, keuangan, pendapatan dan keagamaan. Selain hal-hal diatas BPS juga bertugas untuk melaksanakan koordinasi di lapangan, kegiatan statistik dari segenap instansi baik dipusat maupun didaerah dengan tujuan mencegah dilakukannya pekerjaan yang serupa oleh dua atau lebih instansi, memajukan keseragaman dalam penggunaan defenisi, klasifikasi dan ukuran-ukuran lainnya.

Berikut ini adalah beberapa masa peralihan pada BPS, yaitu :

1. Masa pemerintahan Hindia Belanda


(29)

Hendle) dan berkedudukan di bogor. Kantor ini diserahi tugas untuk mengolah dan memublikasikan data statistik.

Pada tanggal 24 September 1924 maka lembaga tersebut diganti dengan nama

Centraal kantoor Voor de Statistik (CKS) atau Kantor Pusat Statistik dan dipindahkan ke Jakarta. Bersamaan dengan itu beralih pula pekerjaan mekanisme statistic perdagangan yang semula dilakukan oleh Kantor Invoer en accijinsen (IUA) yang sekarang disebut Kantor Bea Cukai.

2. Masa Pemerintahan Jepang

Pada bulan Juni 1942 pemerintahan Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang/militer. Pada masa ini CKS diganti namanya menjadi Shomubu Chasasitsu geunseikanbu.

3. Masa Kemerdekaan Republik Indonesia

Setelah proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 kegiatan statistik diganti oelh lembaga baru sesuai dengan susunan kemerdekaan yaitu KAPPURI (Kantor Penyelidikan Perangkat Umum Republik Indonesia). Tahun 1946 Kantor KAPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai konsekuensi dari Perjanjian Linggarjati. Sementara itu pemerintahan Belanda (NICA) di Jakarta mengaktifkan kembali CKS.


(30)

Berdasarkan surat edaran Kementerian Kemakmuran tanggal 12 Juni 1950 No.219/S.C;KAPPURI dan CKS dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik (KPS) dan berada di bawah Kementrian Kemakmuran.

Dengan surat mentri perekonomian tanggal 1 Maret 1952 No.P/44, lembaga KPS berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Mentri Perekonomian, dan pada tanggal 24 Desember 1953 dengan surat Mentri Perekonomian No. 18.099/M, KPS dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian research yang disebut Afdeling A, dan bagian penyelenggaraan dan tata usaha yang disebut Afdeling B.

Dengan keputusan Presiden Republik Indonesia No. 131 tahun 1957, Kementrian Perekonomian dipecah menjadi Kementrian perdagangan dan Kementrian Perindustrian. Untuk selanjutnya dengan keputusan Presiden Republik Indonesia No. 172 tahun 1957 KPS diubah menjadi BPS dan urusan statistik yang semula dibawah tanggung jawab dan wewenang Mentri Perekonomian dialihkan menjadi dibawah dan bertanggung jawab kepada Perdana Mentri. Berdasarkan KEPPRES ini pula secara formal nama BPS dipergunakan.

Memenuhi anjuran PBB agar setiap Negara anggota menyelengarakan sensus penduduk secara serentak, maka pada tanggal 24 September 1960 telah diundangkan UU No.6 tahun 1960 tentang Sensus, sebagai pengganti Volk Stelling Ordonnantie


(31)

Dalam rangka memperhatikan kebutuhan dana bagi perencanaan pembangunan semesta berencana dan mengingat materi statistiek ordonnantie 1934 dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan kemajuan-kemajuan yang cepat dicapai oleh Negara kita, maka tanggal 26 September 1960 telah diundangkan UU No. 7 tahun 1960 tentang Statistik.

Berdasarkan keputusan Presidium Kabinet RI No. Aa/C/9 tahun 1965, maka tiap-tiap daerah Tingakt I dan Tingkat II dibentuk kantor-kantor cabang BPS dengan nama Kantor Sensus Statistik Daerah (KKS) yang menpunyai tugas menjalankan kegiatan-kegiatan statistik di daerah-daerah. Disetiap daerah administrasi kecamatan, dapat diangkat seorang atau lebih pegawai yang merupakan pegawai KKS ditingkat II dan dibawah pengawasan Kepala Kecamatan.

4. Masa Orde Baru sampai sekarang

Pada masa pemerintahan orde baru, khusus untuk memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan, maka untuk mendaoatkan statistik yang handal, lengkap, tepat, akurat dan terpercaya mulai diadakan pembenahan organisasi BPS.

Dalam masa orde baru ini BPS telah mengalami empat kali perubahan struktur organisasi, yaitu :

a. Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1969 tentang Organisasi Biro Pusat Statistik


(32)

b. Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1980 tentang Organisasi Biro Pusat Statistik.

c. Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1992 tentang Organisasi Biro Pusat Statistik dan keputusan Presiden No. 6 tahun 1992 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan, Reorganisasi dan tata kerja Biro Pusat Statistik.

d. Undang-Undang No. 16 tahun 1997 tentang Statistik.

e. Keputusan Presiden RI No. 86 tahun 1998 tentang Badan Pusat Statistik. f. Keputusan Kepala BPS No. 100 tahun 1998 tentang Organisasi dan Tata Kerja

BPS.

g. PP No. tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik.

Tahun 1968, ditetapkan Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1968, yaitu yang mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan di daerah. Tahun 1980, Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1968. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1988 di tiap provinsi terdapat perwakilan BPS dengan nama Kantor Statistik Provinsi dan di Kabupaten/Kota terdapat cabang perwakilan BPS dengan nama Kantor Statistik Kabupaten/Kota. Pada tanggal 1 Mei 1997 menetapkan tentang statistik sebagai pengganti UU No. 6 dan 7 tentang sensus dan statistik. Pada tanggal 17 Juni 1998 dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 86 tahun 1998 ditetapkan BPS sekaligus mengatur tata kerja dan struktur BPS yang baru.


(33)

3.2 Tugas dan Fungsi Badan Pusat Statistik

Menurut Keputusan Kepala BPS No. 121 tahun 2001 tentang organisasi dan tata kerja perwakilan BPS di daerah.

a. Tugas

BPS mempunyai tugas pemerintahan di bidang kegiatan statistic sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, BPS menyelenggarakanfungsi : 1. Pengkajian, penyusunan, dan perumusan kebijakan di bidang statistik.

2. Pengkoordinasikan kegiatan statistic nasional dan regional. 3. Penetapan dan penyelenggaraan statistic dasar.

4. Pembinaan dan fasilitas terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang kegiatan statisti; dan

5. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum. Ketatausahaan, organisasi, tata laksana, kepegaaian, keuangan, kearsipan, kehumasan, hokum, perlengkapan, dan rumah tangga.


(34)

c. Kewenangan

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud, BPS mempunyai kewenangan :

1. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

2. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro.

3. Penetapan system informasi di bidangkannya; 4. Penetapan dan penyelenggaraan statistik nasional.

5. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu :

1. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang kegiatan statistik. 2. Penyusunan pedoman penyelenggaraan survey statistik sektoral.

3.3 Visi dan Misi

a. Visi

Pelopor data statistic terpercaya untuk semua.

b. Misi

1. Memperkuat landasan konstitusional dan operasional lembaga statistic untuk penyelenggaraan statistic yang efektif dan efisien


(35)

2. Menciptakan insane statistic yang komponen dan professional, didukung pemanfaatan teknologi informasi mutakhir untuk kemajuan perstatistikan Indonesia.

3. Meningkatkan penerapan standar klasifikasi, konsep dan definisi, pengukuran, dan kode etik statistik yang bersifat universal dalam setiap penyelenggaraan statistik.

4. Meningkatkan kualitas pelayanan informasi statistik bagi semua pihak.

5. Meningkatkan koordinasi, integrasi, dan sinkoronisasi kegiatan statistic yang diselenggarakan pemerintah dan swasta, dalam kerangka Sistem Statistik Nasional (SSN) yang efektif dan efisien.

3.4 Struktur Organisasi BPS

Sehubungan dengan semakin meningkatnya beban tugas dan pentingnya peranan BPS dlam menunjang kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan maka diperlukan struktur organisasi yang dapat menunjang kelancaran tugas dari masing-masing bagian.

Surat keputusan kepala BPS No. 104 tahun 1999 yang mengatur tentang uraian tugas, bagian bidang, sub bagian dan seksi perwakilan BPS di daerah dipandang perlu untuk menetapkan perincian tugas setiap bidang, sub bagian, dan seksi di lingkungan perwakilan dan cabang perwakilan BPS.


(36)

a. Struktur Organisasi BPS Kabupaten/Kota

Gambar 3.2 Struktur Organisasi BPS Provinsi

Organisasi merupakan suatu fungsi manajemen yang mempunyai peranan dan kegiatan langsung dengan instansi sosial yang terjadi diantara individu-individu dalam rangka kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu factor penting yang mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Dengan adanya struktur organisasi maka akan jelaslah pemisahan tugas dari para pegawai/ staff tersebut.


(37)

Struktur organisasi yang ditetapkan di Kantor Badan Pusat Statistik adalah Struktur Organisasi lini dan staff. Struktur ini mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standarisasi kegiatan, sentralisasi dan desentralisasi dalam pembuatan keputusan yang menunjukkan suatu kelompok kerja.

Adapun tujuan dari struktur organisasi lini dan staff di Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara adalah :

a. Pengkoordinasian yaitu yang memunkinkan komunikasi integrasi berbagai departemen dan kegiatan-kegiatan yang saling n=berhubungan satu sama lain.

b. Pemberian saran yaitu memberikan saran atau membuat rekomendasi bagi manajemen.

c. Pembuatan keputusan yaitu membuat keputusan-keputusan dan mengamati bagaimana pelaksanaan dari keputusan tersebut.

Sebagaimana dalam lampiran dalam organisasi Kantor Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara dipimpin seorang Kepala kantor. Kepala Kantor dibantu bagian tata usaha yang terdiri dari :

a. Sub Bagian Urusan Dalam b. Sub Bagian Perlengakapan c. Sub Bagian Keuangan d. Sub Bagian Kepegawaian e. Sub Bagian Bina Program


(38)

Sedangkan Bidang Penunjang Statistik terdiri dari lima (5) bidang yaitu :

1. Bidang Statistik Produksi

Bidang Statistik Produksi mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan statistic Pertanian, Industri, Konstruksi pertambangan dan energy.

2. Bidang Statistik Distribusi

Bidang Statistik Distribusi mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan statistic konsumen dan perdagangan besar, statistk keuangan dan harga produsen serta niaga dan jasa.

3. Bidang Statistik Sosial

Bidang Statistik kependudukan mempunyai tugas yaitu melaksanakan kegiatan demografi dan rumah tangga, ketenagakerjaan, serta statistic kesejahteraan.

4. Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik (IPDS)

Penyiapan data, penyusunan system, dan program serta operasional pengolahan data dengan komputer.

5. Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

Mempunyai tugas untuk penyusunan Neraca produksi, Neraca Konsumsi, dan Akumulasi penyajian analisis serta kegiatan penerapan statistik.


(39)

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Arti dan Kegunaan Analisis Data

Analisis data pada dasarnya dapat diartikan sebagai berikut :

1. Membandingkan dua hal atau lebih variabel untuk mengetahui selisih atau rasionya kemudian diambil kesimpulannya.

2. Mengurangi atau memecahkan suatu keseluruhan menjadi bagian-bagian atau komponen-komponen yang lebih kecil agar dapat :

a. Mengetahui komponen yang menonjol

b. Membandingkan antara komponen yang satu dengan yang lainnya

c. Membandingkan salah satu atau beberapa komponen dengan keseluruhannya

3. Memperkirakan atau memperbandingkan besarnya pengaruh secara kuantitatif dari suatu kejadian lainnya serta memperkirakan/meramalkan kejadian lainnya yang dapat dinyatakan dengan perubahan nilai suatu variabelnya.


(40)

4.2. Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2013

Laju pertumbuhan penduduk adalah perubahan penduduk yang terjadi jika sibandingkan dengan tahun sebelumnya dan biasanya dinyatakan dalam persentase. Hampir semua Negara maju telah menyusun perkiraan jumlah seluruh penduduk setiap tahun. Dalam hal ini prosedur untuk menghitung angka pertumbuhan penduduk boleh dikatakan cukup sederhana, karena perhitungannya dilakukan dengan membagi pertambahan jumlah penduduk selama tahun yang bersangkutan dengan jumlah penduduk pada awal tahun.

Pada kenyatannya banyak Negara tidak mempunyai angka yang tepat mengenai kelahiran, kematian, dfan perpindahan penduduk dan akhirnya jumlah penduduk yang paling tepat banyak diketahui dari hasil sensus. Dalam pengolahan data dapat dilakukan dengan menggunakan model Matematis yang sesuai. Model yang digunakan adalah “Model Eksponansial” dengan rumus sebagai berikut :

P

= P

e


(41)

Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Kabupaten Tapanuli Utara Menurut Jenis Kelamin Tahun 2005-2010

Tahun

Jenis Kelamin

Jumlah Laki-laki Wanita

2005 129.881 131.658 261.539

2006 130.429 132.213 262.642

2007 131.525 133.323 264.848

2008 133.433 135.258 268.691

2009 135.367 137.220 272.587

2010 138.859 141.818 280.677

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara

Jumlah Penduduk Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2005-2010

Gambar 4.1 Penduduk Kabupaten Tapanuli Utara Menurut jenis Kelamin Tahun 2005-2006

0 50.000 100.000 150.000 200.000 250.000 300.000

1 2 3 4 5 6 7

LAKI-LAKI

PEREMPUAN


(42)

Tabel 4.2. Jumlah Perubahan Penduduk Kabupaten Tapanuli Utara Menurut Jenis Kelamin Tahun 2005-2010

Tahun

Jenis Kelamin Jumlah Perubahan/Tahun Laki-laki Wanita Laki-laki Wanita

2005 129.881 131.658 - -

2006 130.429 132.213 - 548 - 555

2007 131.525 133.323 - 1096 - 1110

2008 133.433 135.258 - 1908 - 1935

2009 135.367 137.220 - 1934 - 1962

2010 138.859 141.818 - 3492 - 4598

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara

4.3. Keadaan Jumlah Penduduk

Adapun perhitungan jumlah penduduk didahului dengan menghitung tingkat pertumbuhan penduduk, yang nantinya dengan tingkat pertumbuhan tersebut digunakan sebagai peramalan jumlah penduduk dimasa yang akan datang.

Rumus yang digunakan untuk menghitung jumlah penduduk sebagai berikut :

Dengan t log e = 0,43429

Dan rumus menghitung jumlah penduduk yaitu :


(43)

4.3.1. Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Laki-laki Per Tahun

=

0,0040897007 = 0,41%

=

0,004210371 = 0,42%

=

0,00836793 = 0,84%

=

0,014402531 = 1,44%

=

0,014390128 = 1,44%


(44)

Tabel 4.3. Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Laki-laki Per Tahun

Tahun Penduduk

laki-laki Bilangan Pokok logaritma Perubahan Jumlah Penduduk Persentase Jumlah Perubahan Penduduk (%)

2005 129.881 2,718282 0,004089007 0,41 %

2006 130.429 2,718282 0,004210371 0,42 %

2007 131.525 2,718282 0,00836793 0,84 %

2008 133.433 2,718282 0,014402531 1,44 %

2009 135.367 2,718282 0,014390128 1,44 %

2010 138.859 2,718282 0,02546942 2,55 %

4.3.2. Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Wanita Per Tahun

=

0,004094717 = 0,41%

=

0,004206607 = 0,42%

=

0,008360496 = 0,84%

=

0,014409309 = 1,44%


(45)

=

0,032959066 = 3,30

Tabel 4.4. Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Wanita Per Tahun

Tahun Penduduk

laki-laki Bilangan Pokok logaritma Perubahan Jumlah Penduduk Persentase Jumlah Perubahan Penduduk (%)

2005 131.658 2,718282 0,004094717 0,41 %

2006 132.213 2,718282 0,004206607 0,42 %

2007 133.323 2,718282 0,008360496 0,84 %

2008 135.258 2,718282 0,014409309 1,44 %

2009 137.220 2,718282 0,014401411 1,44 %

2010 141.818 2,718282 0,032959066 3,30 %

4.3.3. Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Laki-laki dan Wanita Per Tahun

=

0,004091881 = 0,41%

=

0,004208476 = 0,42%


(46)

=

0,014405943 = 1,44%

=

0,014395808 = 1,44%

=

0,029246711 = 2,30%

Tabel 4.5. Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Laki-laki dan Wanita Per Tahun

Tahun Penduduk

laki-laki Bilangan Pokok logaritma Perubahan Jumlah Penduduk Persentase Jumlah Perubahan Penduduk (%)

2005 261.539 2,718282 0,004091881 0,41 %

2006 262.642 2,718282 0,004208476 0,42 %

2007 264.848 2,718282 0,008364188 0,84 %

2008 268.691 2,718282 0,014405943 1,44 %

2009 272.587 2,718282 0,014395808 1,44 %

2010 280.677 2,718282 0,029246711 2,30 %

Tabel 4.6. Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Kabupaten Tapanuli Utara Menurut jenis Kelamin Tahun 2005-2010

Tahun Jumlah Laki-laki

(%) Jumlah Wanita (%)

Jumlah Laki-laki dan Wanita (%)

2005 0,41 % 0,41 % 0,41 %

2006 0,42 % 0,42 % 0,42 %

2007 0,84 % 0,84 % 0,84 %

2008 1,44 % 1,44 % 1,44 %

2009 1, 44 % 1, 44 % 1,44 %

2010 2,55 % 3,30 % 2,30%


(47)

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa persentase perubahan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan secara keseluruhan menurun dan dari hasil survey, penurunan ini terjadi karena kesadaran masyarakat untuk melaksanakan program KB (Keluarga Berencana) yang digalakkan pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan keluarga dan ada kemungkinan dikarenakan oleh inigrasi, mortalitas yang terjadi dikarenakan fasilitas kesehatan yang kurang memadai.

Dari perubahan angka-angka tersebut diatas dapat dilihat bahwa setiap tahunnya jumlah perubahan di Kabupaten Tapanuli Utara selalu berubah, terkadang jumlahnya meningkat dan juga menurun. Hal ini mungkin ada kaitannya dengan program Keluarga Berencana (KB) yang telah disarankan pemerintah, yaitu dengan kebijakan menekan angka kelahiran.

4.4. Proyeksi Jumlah Penduduk

a. Untuk Laki-laki

=

1,33682146 = 1,34 %

b. Untuk Perempuan

=


(48)

c. Untuk Laki-laki dan Perempuan

=

0,014124372 = 1,41%

Dengan diperolehnya persentase jumlah penduduk Kbaupaten Tapanuli Utara maka ramalan atau taksiran jumlah penduduk dapat ditentukan dengan menggunakan harga perubahan jumlah penduduk Kabupaten Tapanuli Utara dengan menggunakan rumus :

P

= P

e

4.4.1. Proyeksi Jumlah Penduduk Laki-laki Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2011-2014

a. Untuk Tahun 2011

P

e

= 138.858 x

0,2718282

= 140.728

b. Untuk Tahun 2012

P

e


(49)

c. Untuk Tahun 2013

P

e

= 142.622 x

0,2718282

= 144.541

d. Untuk Tahun 2014

P

e

= 144.541x0,2718282 = 146.486

Tabel 4.7. Proyeksi Jumlah Penduduk Laki-laki Tahun 2011-2014

Tahun Penduduk Laki-laki E

2011 140.728 2,718282

2012 142.262 2,718282

2013 144.541 2,718282

2014 146.486 2,718282

4.4.2. Proyeksi Jumlah Penduduk Laki-laki Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2011-2014

a. Untuk Tahun 2011

P

e

= 141.818 x 2,718282


(50)

b. Untuk Tahun 2012

P

e

= 143.942 x 2,718282

= 146.098

c. Untuk Tahun 2013

P

e

= 146.098 x 2,718282

= 148.287

d. Untuk Tahun 2014

P

e

= 148.287 x 2,718282

= 150.508

Tabel 4.8. Proyeksi Jumlah Penduduk Perempuan Tahun 2011-2014

Tahun Penduduk

Perempuan E

2011 143.942 2,718282

2012 146.098 2,718282

2013 148.287 2,718282


(51)

4.4.3. Proyeksi Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2011-2014

a. Untuk Tahun 2011

P

e

= 280.677 x 2,718282

= 284.670

b. Untuk Tahun 2012

P

e

= 284.670 x 2,718282

= 288.719

c. Untuk Tahun 2013

P

e

= 288.719 x 2,718282

= 292.826

d. Untuk Tahun 2014

P

e

= 292.826 x 2,718282


(52)

Tabel 4.9. Proyeksi Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan Tahun 2011-2014

Tahun Penduduk

Keseluruhan E

2011 284.670 2,718282

2012 288.719 2,718282

2013 292.826 2,718282

2014 296.991 2,718282

Tabel 4.10. Hasil Proyeksi (Perkiraan) Jumlah Penduduk Kabupaten Tapanuli Utara dari Tahun 2011=2014

Tahun Jumlah Penduduk Jumlah

Laki-laki Perempuan

2011 140.728 143.942 284.670

2012 142.622 146.098 288.719

2013 144.541 148.287 292.826

2014 146.486 150.508 296.991

4.5. Menghitung Rasio Jenis Kelamin

1. Untuk Rasio Jenis Kelamin 2011


(53)

2. Untuk Rasio Jenis Kelamin 2012

97,6203558

3. Untuk Rasio Jenis Kelamin 2013

97,4741015

4. Untuk Rasio Jenis Kelamin 2012


(54)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1Tahap Implementasi

Tahap implementasi merupakan tahapan hasil desain tertulis ke dalam Programming (coding). Pada tahap inilah seluruh hasil desain dituangkan kedalam bahasa pemograman tertentu untuk menghasilkan sebuah system informasi yang sesuai dengan hasil desain tertulis. Tahapan implementasi harus dapat menentukan basis apa yang akan diterapkan dalam menuangkan hasil desain tertulis sehingga system yang dibentuk memiliki kelebihan-kelebihan tersendiri.

5.2Mengaktifkan Microsoft Excel

Tahap pertama yang harus dilakukan adalah mengaktifkan Windows dan pastikan Microsoft Excel berada dalam jaringan Microsoft Windows, kemudian klik tombl start pada taskbar, kemudian klik all programs, lalu pilih Microsoft Office, kemudian ada menu program Excel, maka pilih aplikasi Excel tersebut.


(55)

Gambar 5.1 Mengaktifkan Microsoft Excel

5.3Membuka Lembar Kerja Baru

Setelah pengaktifan, akan tampil lembar kerja Excel yang sudah siap untuk dipergunakan. Lembar kerja adalah kumpulan kolom dan baris, dimana kolom berurutan dari atas ke bawah sedangkan baris berurutan dari kiri ke kanan yang terdiri dari 256 kolom dan 65.536 baris pada setiap lembar kerja.

Pada setiap kolom dan baris terdapat sel dan ini diidentifikasi dengan alamat yang merupakan kombinasi antara abjad untuk kolom dan angka untuk baris, di samping itu lembar kerja Excel terdapat banyak elemen yang memiliki fungsi tersendiri.


(56)

5.2 Tampilan Lembar Kerja Microsoft Excel

5.4Pengisian Data

Pengisian data ke dalam lembar kerja Excel adalah sama dengan memasukkan atau mengetikkan data ke dalamnya. Ada dua pilihan cara pengisian data, yaitu menggunakan keyboard komputer atau melalui submenu yang terdapat pada menu excel.

Dalam pengisian data ke dalam lembar kerja dengan keyboard, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Letakkan pointer pada sel yang ingin diisi data 2. Ketik data yang diinginkan

3. Tekan enter atau klik tombol kiri mouse pada sel lain untuk konfirmasi atau mengakhirinya.


(57)

Gambar 5.3 Tampilan Lembar Kerja Pengisian Data

Sedangkan pilihan kedua dalam mengisi data adalah menggunak submenu pada menu editing excel. Dengan pilihan ini, maka memiliki lebih banyak pilihan, yaitu: Down, Up, dan Series (Autofil).

5.5pembuatan Grafik

grafik pada excel dapat dibuat menjadi satu dengan data atau terpisah pada lembar kerja sendiri, namun masih berada pada file yang sama. Untuk membuat grafik pada excel, biasa menggunakan icon chart Wizard yang terdapat pada toolbar.


(58)

Adapun langkah-langkah yang diperlukan adalah : 1. Sorot Sel atau Range yang ingin dibuat Grafik.

2. Klik Icon Insert, maka akan tampil kotak dialog Chart Type.

3. Klik Type grafik yang diinginkan dan klik next, tampil kotak dialog Sourcedata.

4. Pada tampilan akan terlihat range data yang telah disorot dan klik radio. Botton rows atau coloums yang diiginkan, klik next. Maka akan tampil kotak dialog Chart Option.

5. Pada Chart Option, klik judul grafik. Setelah itu klik next. Tampil kotak dialog chart options.

6. Anda dapat memilih tempat untuk meletakkan grafik ini, kemudian klik finish.


(59)

(60)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan evluasi dari perhitungan Jumlah Penduduk Kabupaten Tapanuli Utara berdasarkan data tahun 2005-2010, maka dpat disimpulkan sebagai berikut :

1. Diperkirakan Jumlah Penduduk Kabupaten Tapanuli Utara menurut jenis kelamin laklaki pada tahun 2014 adalah 146.487 jiwa, jenis kelamin perempuan sebasar 150.508 jiwa, dan secara keseluruhan (jenis kelamin laki-laki dan perempuan ) sebesar 296.991 jiwa.

2. Diperkirakan Rasio jenis kelamin di Kabupaten Tapanuli Utara pada tahun 2011 sebanyak 97,77% jiwa, tahun 2012 sebanyak 97,62% jiwa, tahun 2013 sebanyak 97,48% jiwa, dan pada tahun 2014 sebanyak 97,32% jiwa.


(61)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Johar. 2008. Statistik Bisinis Terpan dengan Microsoft Excel 2007. Cetakan Pertama. Jakarta : Alex Media Komputindo

BPS Sumatera Utara. 2004-2010. Tapanuli Utara Dalam Angka. Badan Pusat Statistika.

Mantra, Ida Bagus Dr, 2009 Demografi Umum, Edisi Kedua, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.


(1)

5.2 Tampilan Lembar Kerja Microsoft Excel

5.4Pengisian Data

Pengisian data ke dalam lembar kerja Excel adalah sama dengan memasukkan atau mengetikkan data ke dalamnya. Ada dua pilihan cara pengisian data, yaitu menggunakan keyboard komputer atau melalui submenu yang terdapat pada menu excel.

Dalam pengisian data ke dalam lembar kerja dengan keyboard, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Letakkan pointer pada sel yang ingin diisi data 2. Ketik data yang diinginkan


(2)

Gambar 5.3 Tampilan Lembar Kerja Pengisian Data

Sedangkan pilihan kedua dalam mengisi data adalah menggunak submenu pada menu editing excel. Dengan pilihan ini, maka memiliki lebih banyak pilihan, yaitu: Down, Up, dan Series (Autofil).

5.5pembuatan Grafik

grafik pada excel dapat dibuat menjadi satu dengan data atau terpisah pada lembar kerja sendiri, namun masih berada pada file yang sama. Untuk membuat grafik pada excel, biasa menggunakan icon chart Wizard yang terdapat pada toolbar.


(3)

Adapun langkah-langkah yang diperlukan adalah : 1. Sorot Sel atau Range yang ingin dibuat Grafik.

2. Klik Icon Insert, maka akan tampil kotak dialog Chart Type.

3. Klik Type grafik yang diinginkan dan klik next, tampil kotak dialog Sourcedata.

4. Pada tampilan akan terlihat range data yang telah disorot dan klik radio. Botton rows atau coloums yang diiginkan, klik next. Maka akan tampil kotak dialog Chart Option.

5. Pada Chart Option, klik judul grafik. Setelah itu klik next. Tampil kotak dialog chart options.

6. Anda dapat memilih tempat untuk meletakkan grafik ini, kemudian klik finish.


(4)

(5)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan evluasi dari perhitungan Jumlah Penduduk Kabupaten Tapanuli Utara berdasarkan data tahun 2005-2010, maka dpat disimpulkan sebagai berikut :

1. Diperkirakan Jumlah Penduduk Kabupaten Tapanuli Utara menurut jenis kelamin laklaki pada tahun 2014 adalah 146.487 jiwa, jenis kelamin perempuan sebasar 150.508 jiwa, dan secara keseluruhan (jenis kelamin laki-laki dan perempuan ) sebesar 296.991 jiwa.

2. Diperkirakan Rasio jenis kelamin di Kabupaten Tapanuli Utara pada tahun 2011 sebanyak 97,77% jiwa, tahun 2012 sebanyak 97,62% jiwa, tahun 2013 sebanyak 97,48% jiwa, dan pada tahun 2014 sebanyak 97,32% jiwa.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Johar. 2008. Statistik Bisinis Terpan dengan Microsoft Excel 2007. Cetakan Pertama. Jakarta : Alex Media Komputindo

BPS Sumatera Utara. 2004-2010. Tapanuli Utara Dalam Angka. Badan Pusat Statistika.

Mantra, Ida Bagus Dr, 2009 Demografi Umum, Edisi Kedua, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.