BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1 Kreativitas 2.1.1.1 Pengertian Kreativitas - Pengaruh Kreativitas Dan Inovasi Terhadap Keberhasilan Usaha Industri Kreatif Di Kecamatan Medan Petisah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis

2.1.1 Kreativitas

  2.1.1.1 Pengertian Kreativitas

  Definisi kreativitas menurut Suryana (2003:2) adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan cara-cara baru dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang. Jadi, kreativitas adalah kemampuan untuk memikirkan sesuatu yang baru dan berbeda. Kreativitas menurut Alma (2008:69) adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru atau melihat hubungan- hubungan baru antara unsur, data variabel yang sudah ada sebelumnya.

  Adapun menurut Supriadi (dalam Alma, 2008:70), kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru,baik berupa gagasan, maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Setiap orang kreatif pada tingkat tertentu, tetapi orang punya kemampuan dan bakat dalam bidang tertentu dapat lebih kreatif daripada orang lain. Seorang wirausahawan adalah pemikir yang kreatif, mereka tidak mengikuti cara berfikir yang telah menjadi kebiasaan dan dilakukan oleh orang pada umumnya.

  2.1.1.2 Sumber Kreativitas

  Ada beberapa sifat-sifat kreativitas yang mendasar menurut Adair (2007:54), yaitu: 1.

  Dengan kreativitas, kita mulai dengan apa yang sudah ada.

  2. Kita menganggap sesuatu sebagai kreativitas ketika sang seniman atau pemikir jenius berhasil mengubah bahan yang tersedia menjadi kreasi baru yang bernilai tinggi.

  3.

  “Orang yang paling orisinal ialah orang yang mengadaptasi dari banyak sumber”, begitu pula kata pepatah. Anda akan menjadi seorang yang kreatif ketika anda mulai melihat atau membuat hubungan diantara berbagai ide yang dianggap orang lain tak dapat disatukan; kian luas jarak yang terlihat, kian semakin tinggi kreativitas.

  4. Kreativitas adalah bagian dari pikiran dan jiwa yang memungkinkan kira mewujudkan sesuatu yang berguna, tatanan, keindahan, atau makna penting yang seolah muncul dari kehampaan.

5. Mengkorelasikan ide-ide yang masih samar terhadap masalah untuk menghasilkan pemecahan inovatif.

  6. Memiliki keterampilan helikopter (helicopter skills), yaitu kemampuan untuk bangkit di atas kebiasaan rutin dan melihat permasalahan dari perspektif yang lebih luas kemudian memfokuskan pada kebutuhan untuk berubah.

  Dari berbagai karakteristik orang yang kreatif dapat disimpulkan bahwa pengusaha yang kreatif cirinya adalah: punya rasa ingin tahu yang dimanfaatkan semaksimal mungkin, mau bekerja keras, berani, kemampuan intelektual dimanfaatkan semaksimal mungkin, mandiri, dinamis, penuh inovasi/gagasan dan daya cipta, bersedia menerima informasi, menghubungkan ide dan pengalaman yang diperoleh dari berbagai sumber yang berbeda, cendrung menampilkan berbagai alternatif terhadap subyek tertentu.

2.1.2 Inovasi

2.1.2.1 Pengertian Inovasi

  Menurut Suryana (2008: 32), inovasi adalah kreativitas yang diterjemahkan menjadi sesuatu yang dapat diimplementasikan dan memberikan nilai tambah atas sumber daya yang dimiliki.

  Menurut Winardi (2008:234), inovasi merupakan timbulnya sesuatu hal yang baru, misalnya berupa sebuah ide baru, sebuah teori baru, sebuah hipotesis baru, sebuah gaya baru penulisan, atau cara melukis sebuah invensi (invention), atau sebuah metode baru untuk manajemen sebuah organisasi.

  Menurut Zimmerer dan Scarborough (2008:57), inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan solusi kreatif terhadap masalah dan peluang untuk meningkatkan atau memperkaya kehidupan orang orang.

  Menurut Carol Kinsey Goman yang dikutip dari Alma (2009:68), inovasi adalah penerapan secara praktis gagasan yang kreatif.

  Kata inovasi dapat diartikan sebagai “proses” atau “hasil” pengembangan atau pemanfaatan mobiliasi pengetahuan, keterampilan dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk (barang/jasa) yang memberikan nilai yang berarti atau secara signifikan. Suatu inovasi dapat bersifat baru bagi perusahaan, baru bagi pasar, negara atau daerah, bahkan bagi dunia. Sementara itu inovasi sebagai suatu aktivitas merupakan proses penciptaan.

  Definisi inovasi menurut Kiniciki dan Williams (dalam harilhazlan.com berinovasi adalah pemacu untuk kejayaan, 2010) :

1. Inovasi adalah kaedah mencari jalan untuk menghasilkan produk baru yang lebih baik.

  2. Organisasi tidak akan membenarkan perusahaan mereka berpuas hati dengan apa yang ada (complacent).

  3. Terutama sekali apabila pesaing akan menghasilkan ide yang kreatif.

  Dalam inovasi dapat diciptakan nilai tambah, baik pada organisasi, pemegang saham, maupun masyarakat luas. Oleh karenanya sebagian definisi dari inovasi meliputi pengembangan dan implementasi sesuatu yang baru.

  Ruang lingkup inovasi organisasi, bergerak mulai dari pengembangan dan implementasi ide baru yang mempunyai dampak pada teori, praktek, produk, atau skala yang lebih rendah yaitu perbaikan proses kerja sehari-hari dan desain saja. Oleh karenanya, penelitian inovasi dalam orgaisasi dapat dilakukan dalam 3 level, yaitu inovasi level individu, kelompok dan organisasi. (De jong & Den Hartog, dalam ilearning.com inovasi, kreativitas dan perilaku inovatif yang ditulis oleh Jessica Magdalena 2012).

  Lebih lanjut De jong & Den Hartog menguraikan bahwa inovasi terlihat pada sektor kerja berikut ini :

  1. Knowledge-intensive service (KIS) Yakni usahanya meliputi pengembangan ekonomi sebagai contoh konsultan akutansi, administrasi, R&D service, teknik, komputer dan manajemen. Sumber utama inovasi dari kemampuan mereka untuk memberikan hasil desain yang sesuai untuk pengguna layanan mereka. Inovasi mereka hadirkan setiap kali dan tidak terstruktur.

  2. Supplier-dominated services meliputi perdagangan retail, batik, pelayanan pribadi, hotel, dan restoran. Macam inovasi berdasarkan fungsi ada dua, yaitu inovasi teknologi dapat berupa produk, pelayanan, atau proses produksi dan inovasi administrasi dapat bersifat organisasional, struktural, dan inovasi sosial.

2.1.2.2 Proses Inovasi

  Inovasi merupakan hasil pencarian suatu kesempatan yang dilakukan dengan sepenuh hati. Proses ini dimulai dengan analisis sumber daya kesempatan yang menjadi objek. Inovasi bersifat konseptual dan perseptual, dapat dipahami dan dilihat dari inovatorharus melihat, bertanya dan mendengar orang lain dalam mencari inovasi. Mereka berfikir dengan segenap kemampuan otaknya, mereka melakukan perhitungan dengan cermat dan mendengarkan pendapat orang lain, serta memperhatikan potensi pengguna inovasi yang dicarinya untuk memenuhi harapan dan nilai kebutuhan.

2.1.2.3 Jenis Dan Sumber Inovasi

  Dimensi ini mengacu pada kombinasi tentang invovasi yang dilakukan suatu perusahaan dari waktu ke waktu. (Zahra dan Das, dalam Ciptono, 2006:135) mengatakan bahwa penilaiannya belum mempertimbangkan inovasi dalam aplikasi bisnis lain yang berhubungan, seperti teknologi informasi dan desain organisators inovatif. Penelitian memusat pada produk dan inovasi yang konsisten dengan hasil suatu survey memproduksi para manajer yang menyimpan kedua-duanya proses dan inovasi produk adalah sebagai suatu strategi bisnis perusahaan. Proses yang empat jenis inovasi :

  1. Inovasi produk, perubahan produk dan jasa karena suatu permintaan kepada perusahaan. Inovasi peroduk mengakibatkan penciptaan dan pengenalan tentang radikal produk inovasi atau modifikasi. Inovasi produk itu dapat penuh resiko. Mereka menyatakn bahwa deifinisi kebutuhan produk lemah, ketidakpastian teknologi, ketiadaan pendukungnya manajemen senior, ketiadaan sumber daya, dan proyek lemah. Manajemen implementasi dapat menghalangi usaha pengembangan produksi baru. Bagaimanapun Gupta dan Willemon menasihati bahwa dengan menanggulangi permasalahan kritis ini, perusahaan dapat mengurangi resiko operasional yang berhubungan dengan produksi baru.

  2. Proses inovasi, terjadi dalam perjalanan dimana produk diciptakan dan dikirimkan. Proses inovasi memimpin kearah metode operasi baru dengan memproduksi baru, memproduksi teknologi baru atau mengembangkan kemampuan orang-orang dalam perusahaan. Mereka dapat juga membantu perusahaan mencapai ekonomi skala atau lingkup yang dapat digunakan untuk harga dan biaya-biaya lebih rendah. Suatu strategi inovasi perusahaan terintegrasi untuk secara serempak mempertimbangkan produk dan inovasi proses. Ini adalah penting sebab inovasi proses kadang-kadang diikat ke inovasi produk. Proses inovasi bertujuan untuk mengurangi biaya dan meningkatkan produktivitas di dalam aktivitas suppyl-chain dan demand-

  chain. Inovasi proses juga membantu menigkatkan mutu relatif dan

  mengurangi biaya-biaya, dengan demikian meningkatkan nilai relatif produk dan jasa tersebut. Bersama-sama produk inovasi dan inovasi proses mengarahkan pertumbuhan dalam penguasaan pasar melalui peningkatan produktivitas dan keandalan operasional.

  3. Inovasi paradigma atau sumber inovasi internal merupakan perubahan mendasar dari R&D internal usaha untuk menghasilkan produk dan inovasi proses.

  4. Memposisikan inovasi atau sumber eksternal inovasi merupakan perubahan konteks membeli, perajin, persetujuan, pengadaan dengan lain perusahaan,

  join ventures dengan para penyalur, pelanggan, dan lain perusahaan.

2.1.2.4 Strategi Inovasi

  Inovasi pada intinya adalah aktivitas konseptualisasi serta ide menyelesaikan masalah dengan membawa nilai ekonomis bagi perusahaan dan nilai sosial bagi masyarakat. Jadi inovasi berangkat dari suatu yang sudah ada sebelumnya, kemudian diberi nilai tambah. Inovasi bermula dari hal yang tampak sepele dengan membuka mata dan telinga mendengarkan aspirasi atau keluhan konsumen, karyawan, lingkungan dan masyarakat. Subyek penerapan inovasi sendiri bisa individu, kelompok atau perusahaan, artinya bisa terjadi dalam perusahaan ada individu atau kelompok yang sangat briliant dan inovatif. Tetapi yang ideal adalah perusahaan menjadi tempat terlembagakan bagi orang-orang yang terkumpul untuk mengeksploitasi ide-ide baru (Myers dan Marquis, dalam Soleh, Strategi Inovasi dan Dampaknya Terhadap Kinerja Perusahaan, Tesis UNDIP 2008:17).

  Ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk menghasilkan produk yang inovatif menurut Kotler (2008:156) yaitu dengan:

1. Mengembangkan atribut produk baru a.

  Adaptasi (gagasan lain atau pengembangan produk) b.

  Modifikasi (mengubah warna, gerakan, suara, bau, bentuk dan rupa). c.

  Memperbesar (lebih kuat, lebih panjang, lebih luas).

  d.

  Memperkecil (Lebih ramping, lebih ringan, lebih kecil).

  e.

  Subtitusi (bahan lain, sumber tenaga, proses).

  f.

  Penataan kembali (pola lain, tata letak, komponen).

  g.

  Membalik (luar menjadi dalam).

  h.

  Kombinasi (mencampur, meramu, asortasi, rakitan, unit gabungan, kegunaan, daya pikat, dan gagasan).

  2. Mengembangkan beragam tingkat mutu.

  3. Mengembangkan model dan ukuran produk.

2.1.3 Keberhasilan Usaha

2.1.3.1 Pengertian Keberhasilan Usaha

  Ada banyak pengertian tentang keberhasilan usaha, diantaranya adalah menurut Noor (2007:397), Keberhasilan usaha pada hakikatnya adalah keberhasilan dari bisnis dalam mencapai tujuannya. Keberhasilan usaha adalah tujuan utama dari sebuah perusahaan atau bisnis yang segala aktivitas di dalamnya ditujukan untuk mencapai suatu keberhasilan atau kesuksesan. Dalam pengertian umum, keberhasilan menunjukkan suatu keadaan yang lebih baik atau unggu daripada masa sebelumnya.

  Suatu perusahaan atau bisnis dikatakan berhasil apabila mendapat keuntungan atau laba. Walaupun laba bukan merupakan satu-satunya aspek yang dinilai dari keberhasilan sebuah usaha atau bisnis, keuntungan atau laba menjadi faktor yang penting karena kabar merupakan tujuan dari orang yang memulai usaha. Apabila di dalam sebuah perusahaan atau bisnis terdapat penurunan laba atau laba yang tidak stabil, maka perusahaan atau bisnis akan kesulitan untuk mengoperasikan kegiatan usahanya dan mempertahankan usahanya. Dapat dilihat dari gambaran berikut yang dikemukakan oleh Noor :

  

Bisnis = Fungsi (Laba)

Gambar 2.1 Laba menurut Henry Faizal Noor

  Sumber : Noor (2007:397)

2.1.3.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha

  Menurut Sujuti Jahja (1997) yang dikutip dari Suryana (2008:52), keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik eksternal maupun internal. Faktor internal yang memiliki pengaruh adalah kemauan, kemampuan, dan kelemahan, sedangkan faktor yang berasal dari eksternal diri pelaku adalah kesempatan atau peluang. Menurut Nasution (2001:12), sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan anggota dari perusahaan tersebut bertambah.

  Suatu perusahaan atau bisnis dikatakan berhasil apabila mendapat keuntungan atau laba. Walaupun laba bukan merupakan satu-satunya aspek yang dinilai dari keberhasilan sebuah usaha atau bisnis, keuntungan atau laba menjadi faktor yang penting karena kabar merupakan tujuan dari orang yang memulai usaha. Apabila di dalam sebuah perusahaan atau bisnis terdapat penurunan laba atau laba yang tidak stabil, maka perusahaan atau bisnis akan kesulitan untuk mengoperasikan kegiatan usahanya dan mempertahankan usahanya. Dapat dilihat dari gambaran berikut yang dikemukakan oleh Noor (2007:397).

  Menurut Ranto (2007:20) keberhasilan berwiraswasta tidaklah identik dengan seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi kaya, karena kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara sehingga menghasilkan nilai tambah. Berusaha lebih dilihat dari bagaimana seseorang bisa membentuk, mendirikan, serta menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya tidak berbentuk, tidak berjalan atau mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa pun kecilnya ukuran suatu usaha jika dimulai dari nol dan bisa berjalan dengan baik maka nilai berusahanya jelas lebih berharga daripada sebuah organisasi besar yang dimulai dengan bergelimang fasilitas.

  Menurut Hutagalung (2008:50), sukses tidak terjadi secara kebetulan, secara instan dan tidak pula turun tiba-tiba dari langit. Sukses adalah buah dari proses sistematis, perjalanan panjang dan kerja keras. Sukses selalu diukur dengan uang, harta, jabatan, keluarga, ketenaran nama. Sukses besar berarti akumulasi dari ke semuanya.

2.1.3.3 Indikator Keberhasilan Usaha

  Keberhasilan usaha dapat diukur dari banyak sudut pandang, diantaranya adalah dari laba yang dicapai oleh para pengusaha atau pelaku bisnis kurun waktu tertentu. Keberhasilan usaha sangat identik dengan kemajuan suatu perusahaan atau bisnis.

  Beberapa indikator dalam menentukan keberhasilan usaha menurut Noor (2007:397) adalah :

  1. Laba (profitability) Laba merupakan tujuan utama dari bisnis. Laba usaha adalah selisih antara pendapatan dengan biaya. Pendapatan suatu perusahaan berasal dari penjualan barang dan jasa yang dihasilkan atau diproduksi. Konsep ini dapat disederhanakan menjadi : Laba = Penjualan - Biaya laba maksimum = Penjualan maksimum – Biaya minimum.

  2. Produktivitas dan Efisiensi Besar kecilnya produktivitas suatu usaha akan sangat menentukan besar kecilnya produksi. Hal ini akan mempengaruhi besar kecilnya penjualan dan pada akhirnya menentukan besar kecilnya pendapatan. Sementara itu, biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi barang dan jasa yang menjadi bisnisnya tergantung dari tingkat efisiensi produksi yang dihasilkan. Semakin tinggi efisiensinya maka semakin rendah biaya produksi yang dikeluarkan, begitu juga sebaliknya.

  3. Kompetensi dan Etika Usaha Kompetensi merupakan akumulasi dari pengetahuan, hasil penelitian, dan pengalaman secara kuantitatif maupun kualitatif dalam bidangnya sehingga dapat menghasilkan inovasi sesuai dengan tuntutan zaman. Kompetensi perlu diperbaiki dan disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi agar perusahaan tetap dapat mempertahankan daya saingnya.

  Sedangkan etika bisnis adalah perilaku dalam melaksanakan bisnis, yang secara garis besar dapat dirumuskan sebagai perilaku berbisnis tidak merugikan kepentingan orang lain baik secara individu, kelompok, maupun masyarakat luas. Untuk dapat mempertahankannya daya saing atau keunggulan yang sudah dimilikinya, maka perusahaan perlu merawatnya melalui dua hal penting, yaitu terus-menerus menigkatkan kompetensi dan secara bersamaan menegakkan etika dalam berusaha.

  4. Daya Saing Daya saing adalah kemampuan atau ketangguhan dalam bersaing untuk merebut perhatian dan loyalitas konsumen. Suatu bisnis dapat dikatakan berhasil apabila dapat mengalahkan pesaing atau paling tidak masih bisa bertahan menghadapi pesaing. Perhatian dan loyalitas konsumen dapat direbut bila suatu perusahaan dapat memuaskan kebutuhan serta keinginan konsumennya. Tanpa memiliki daya saing yang memadai, sulit bagi perusahaan untuk dapat bertahan hidup di tengah persaingan yang semakin ketat. Oleh karena itu, maka inti dari daya saing yang harus dimiliki perusahaan adalah kemampuan dalam berinovasi untuk menciptakan dan merebut pasar baru yang bermunculan di masyarakat.

  5. Terbangunnya Citra Baik Citra baik perusahaan terbagi menjadi dua yaitu, trust internal dan trust

  external . Trust internal adalah amanah atau trust dari segenap orang yang

  ada di perusahaan. Indikator tumbuhnya trust internal adalah rendahnya tingkat absensi karyawan, rendahnya turnover karyawan, meningkatnya produktivitas dan efisiensi perusahaan, dan sebagainya. Sedangkan trust adalah timbulnya rasa amanah atau percaya dari segenap stake

  external holder perusahaan, baik itu konsumen, pemasok, pemerintah, maupun

  masyarakat luas, bahkan juga pesaing. Indikatornya adalah membangun

  image yang baik, meningkatnya penjualan, rendahnya complain, meningkatnya pesanan, dan sebagainya.

  Indikator keberhasilan usaha menurut Hawkins & Turla (1986), yang dikutip dari Suryana (2008:51), sebagai berikut:

  1. Kepribadian, aspek ini bisa diamati dari segi kreativitas, disiplin diri, kepercayaan diri, keberanian menghadapi resiko, memiliki dorongan, dan kemauan kuat.

  2. Hubungan, dapat dilihat dari indikator komunikasi dan hubungan antar personal, kepemimpinan dan manajemen.

  3. Pemasaran, meliputi kemampuan dalam menentukan produk dan harga, periklanan, dan promosi.

  4. Keahlian dalam mengatur, diwujudkan dalam bentuk penentuan tujuan, perencanaan, penjadwalan, serta pengaturan pribadi.

  5. Keuangan, Indikatornya adalah sikap dan cara mengatur uang.

2.1.4. Industri Kreatif

2.1.4.1 Pengertian Industri Kreatif

  Menurut visi pemerintah, industri kreatif adalah industri-industri yang mengandalkan kreatifitas individu, keterampilan serta talenta yang memiliki kemampuan meningkatkan taraf hidup dan penciptaaan tenaga kerja melalui penciptaan (gagasan) dan eksploitasi HKI. Definisi industri kreatif sendiri menurut Departemen Perdaganagan pada studi pemetaan industri kreatif tahun 2007 dalam buku Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025 (2008) adalah Industri yang berasal dari pemanfataan kreativitas, keterampilan, serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.

2.1.4.2 Jenis Industri Kreatif

  Industri kreatif dapat dikelompokkan menjadi 14 subsektor. Menurut Departemen Perdagangan Republik Indonesia dalam buku Pengembangan Industri Kreatif Menuju Visi Ekonomi Kreatif 2025, ke 14 subsektor industri kreatif Indonesia adalah : 1.

  Periklanan (advertising) Definisi periklanan menurut beberapa sumber adalah sebagai berikut: 1.

  Kegiatan kreatif yang berkaitan jasa periklanan (komunikasi satu arah dengan menggunakan medium tertentu), yang meliputi proses kreasi, produksi dan distribusi dari iklan yang dihasilkan, misalnya: perencanaan komunikasi iklan, iklan luar ruang, produksi material iklan, promosi, kampanye relasi publik, tampilan iklan di media cetak (surat kabar, majalah) dan elektronik (televisi dan radio), pemasangan berbagai poster dan gambar, penyebaran selebaran, pamflet, edaran, brosur dan reklame sejenis, distribusi dan delivery advertising materials atau

  samples , serta penyewaan kolom untuk iklan.

  2. Segala bentuk pesan tentang suatu produk disampaikan melalui suatu media, dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal, serta ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat.

3. Deskripsi atau presentasi dari produk, ide ataupun organisasi untuk membujuk individu untuk membeli, mendukung sepakat atas suatu hal.

  2. Arsitektur Definisi jasa arsitektur menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha

  Indonesia (KBLI) 2005 adalah jasa konsultasi arsitek, yaitu mencakup usaha seperti: desain bangunan, pengawasan konstruksi, perencanaan kota, dan sebagainya. Selain itu sub-sektor Arsitektur Yaitu kegiatan kreatif yang berkaitan dengan desain bangunan secara menyeluruh baik dari level makro (town planning, urban design, landscape architecture) sampai level mikro (detail konstruksi). Misalnya arsitektur taman, perencanaan kota, perencanaan biaya konstruksi, konservasi bangunan warisan, pengawasan konstruksi, perencanaan kota, konsultasi kegiatan teknik dan rekayasa seperti bangunan sipil dan rekayasa mekanika dan elektrikal.

  3. Pasar Barang Seni Merupakan kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan barang-barang asli, unik dan langka serta memiliki nilai estetika seni yang tinggi melalui lelang, galeri, toko, pasar swalayan, dan internet, meliputi barang-barang musik, percetakan, kerajinan, dan film.

  4. Kerajinan (craft) Industri Kreatif subsektor kerajinan adalah kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi produk yang dibuat dan dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang berawal dari desain awal sampai dengan proses penyelesaian produknya, antara lain meliputi barang kerajinan yang terbuat dari: batu berharga, serat alam maupun buatan, kulit, rotan, bambu, kayu, logam (emas, perak, tembaga, perunggu, besi) kayu, kaca, porselin, kain, marmer, tanah liat, dan kapur.

  Berdasarkan bahan baku (raw material), produk kerajinan dikategorikan menjadi:

  1. Ceramic (seperti tanah liat, erathen ware, pottery, stoneware, porcelain)

  2. Logam (seperti emas, perak, perunggu, besi, tembaga)

  3. Natural fiber, serat alam (bambu, akar-akaran, rotan)

  4. Batu-batuan (seperti batu mulia, semi precious stone, jade)

  5. Tekstil (seperti cotton, sutra, linen)

  6. Kayu (termasuk kertas dan lacquer ware) 5. Desain

  Merupakan kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, desain interior, desain produk, desain industri, konsultasi identitas perusahaan dan jasa riset pemasaran serta produksi kemasan dan jasa pengepakan.

6. Fesyen (fashion)

  Industri Kreatif Subsektor fesyen/mode adalah kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya, konsultansi lini produk fesyen, serta distribusi produk fesyen.

  7. Video, Film dan Fotografi Industri Kreatif Subsektor film, video, dan fotografi adalah kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi, produksi video, film, dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video, film dan hasil fotografi. Termasuk di dalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinematografi, dan sinetron.

8. Permainan Interaktif (game)

  Industri Kreatif sub sektor permainan interaktif adalah kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi. Sub sektor permainan interaktif bukan didominasi sebagai hiburan semata-mata tetapi juga sebagai alat bantu pembelajaran atau edukasi. Menurut beberapa sumber, industri permainan interaktif didefinisikan sebagai permainan yang memiliki kriteria sebagai berikut:

  a.

   Berbasis elektronik baik berupa aplikasi software pada komputer

  (online maupun stand alone), console(Playstation, XBOX, Nitendo dll), mobile handset.

  b.

   Bersifat menyenangkan (fun) dan memiliki unsur kompetisi

  (competition) Memberikan feedback/interaksi kepada pemain, baik antar pemain c. atau pemain dengan alat (device) d.

   Memiliki tujuan atau dapat membawa satu atau lebih konten atau muatan.

  Pesan yang disampaikan bervariasi misalnya unsur edukasi, entertainment, promosi produk (advertisement) sampai kepada pesan yang destruktif.

9. Musik

  Industri Kreatif sub sektor musik adalah kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi/komposisi, pertunjukan musik, reproduksi, dan distribusi dari rekaman suara. Seiring dengan perkembangan industri musik ini yang tumbuh sedemikian pesatnya, maka Klasifikasi Baku Lapangan Indonesia 2005 (KBLI) perlu dikaji ulang, yaitu terkait dengan pemisahan lapangan usaha distribusi reproduksi media rekaman, manajemen-representasi-promosi (agensi) musik, jasa komposer, jasa pencipta lagu dan jasa penyanyi menjadi suatu kelompok lapangan usaha sendiri.

  10. Seni Pertunjukan (showbiz) Industri Kreatif kelompok seni pertunjukan meliputi kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha yang berkaitan dengan pengembangan konten, produksi pertunjukan, pertunjukan balet, tarian tradisional, tarian kontemporer, drama, musik-tradisional, musik-teater, opera, termasuk tur musik etnik, desain dan pembuatan busana pertunjukan, tata panggung, dan tata pencahayaan.

  11. Penerbitan dan Percetakan Industri Kreatif subsektor penerbitan dan percetakan meliputi kegiatan kreatif yang terkait dengan penulisan konten dan penerbitan buku, jurnal, koran, majalah, tabloid, dan konten digital serta kegiatan kantor berita.

  12. Layanan Komputer dan Piranti Lunak (software) Industri Kreatif sub sektor layanan komputer dan piranti lunak meliputi kegiatan kreatif yang terkait dengan pengembangan teknologi informasi termasuk jasa layanan komputer, pengembangan piranti lunak, integrasi sistem, desain dan analisis sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain prasarana piranti lunak dan piranti keras, serta desain portal.

13. Televisi & Radio (broadcasting)

  Industri Kreatif kelompok televisi dan radio meliputi kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi, produksi dan pengemasan, penyiaran, dan transmisi televisi dan radio.

14. Riset dan Pengembangan (R&D)

  Industri Kreatif subsektor riset dan pengembangan meliputi kegiatan kreatif yang terkait dengan usaha inovatif yang menawarkan penemuan ilmu dan teknologi dan penerapan ilmu dan pengetahuan tersebut untuk perbaikan produk dan kreasi produk baru, proses baru, material baru, alat baru, metode baru, dan teknologi baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar.

2.2 Penelitian Terdahulu

  Penelitian ini mendapat ide dan pengetahuan dari penelitian terdahulu yang beragam. Review atas penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Judul Variabel Penelitian Hasil Penelitian

  1 Lestari (2008) Pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan Kreativitas terhadap Keberhasilan Usaha sentra Industri rajutan Binong Jati Bandung.

  Variabel Independen: Jiwa Kewirausahaan, Kreativitas.

  Variabel Dependen: Keberhasilan Usaha.

  Jiwa Kewirausahaan dan Kreativitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keberhasilan usaha di Binong Jati Bandung

  2 Suratmi (2010)

  Pengaruh Kreativitas dan Inovasi Terhadap Kinerja karyawan Usaha Pengraji Rotan di lingkungan Gatot Subroto Medan

  Variabel Independen: Kreativitas, Inovasi Variabel Dependen: Kinerja karyawan

  Kreativitas dan Inovasi berpengaruh positif terhadap Kinerja karyawan di jalan Gatot Subroto Medan.

  3 AL-Farisi (2013)

  Pengaruh Inovasi dan Kreatifitas terhadap Keberhasilan Usaha (Survey terhadap para pengusaha di Industri Rajut Binong Jati Bandung)

  Variabel Independen: Inovasi, Kreativitas.

  Variabel Independen: Keberhasilan Usaha

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa inovasi dan kreativitas memiliki hubungan yang kuat terhadap keberhasilan usaha.

  Creativity and Innovation in Entrepreneurs hip

  The Value Of Creativity and Innovation in Entrepreneurship.

  The results show that there is a positive relationship Creativity and Innovation.

4 Okpara (2011) The Value Of

  5 Hadiyanti (2011)

  Kreativitas dan Inovasi berpengaruh Terhadap Kewirausahaan usaha kecil

  Variabel Independen: Kreativitas, Inovasi Variabel Dependen: Kewirausahawan

  Kreativitas dan Inovasi berpengaruh positif terhadap Kewirausahaan usaha kecil.

2.3 Kerangka Konseptual

  Menurut Sugiyono (2012:60) kerangka berfikir adalah menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti, Menurut Suryana (2003:2), Kreativitas adalah kemampuan untuk pengembangan ide-ide baru dan cara-cara baru dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang, Sedangkan inovasi erat kaitannya dengan ide dan hal baru serta pengembangan, yang bertujuan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif suatu usaha yang berkaitan dengan keberhasilan usaha.

  Berdasarkan uraian diatas, maka dapat digambarkan dalam kerangka dan paradigma penelitian sebagai berikut : Kreativitas (X1)

  Keberhasilan Usaha (Y) Inovasi (X2)

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Sumber: Suryana (2008: 32), Adair (2007:54) , Hawkins & Turla (1986)

2.4 Hipotesis

  Hipotesis adalah jawaban sementara yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009:39) “Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Karena jawaban tersebut hanya didasarkan pada teori yang relevan dengan penelitian yang dibuat dan belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh dari pengumpulan data”.

  Berdasarkan kerangka konseptual yang telah dibuat, peneliti mengemukakan hipotesis penelitian sebagai berikut : Hipotesis : Kreativitas dan Inovasi berpengaruh terhadap keberhasilan usaha.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kreativitas dan Keterampilan Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Kerajinan Rotan di Medan

9 71 96

Pengaruh Kreativitas Dan Inovasi Terhadap Keberhasilan Usaha Industri Kreatif Di Kecamatan Medan Petisah

19 132 90

Pengaruh Kreativitas Dan Inovasi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Usaha Tauko Medan

74 545 98

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kewirausahaan 2.1.1 Pengertian Kewirausahaan - Pengaruh Kreativitas Dan Inovasi Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Klinik Herbal Amarullah

0 1 18

Pengaruh Kreativitas dan Keterampilan Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Kerajinan Rotan di Medan

0 1 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Kreativitas - Pengaruh Kreativitas dan Keterampilan Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Kerajinan Rotan di Medan

0 2 18

BAB II TI NJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Kepemimpinan 2.1.1.1 Defenisi Kepemimpinan - Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Kecerdasan Emotional Terhadap Keberhasilan Usaha pada Studi Foto

0 0 35

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Kreativitas - Pengaruh Kreativitas dan Inovasi Terhadap Minat Beli Konsumen Lopian Kopi Kafe di Kota Medan

0 0 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Wirausaha - Pengaruh Kemampuan Wirausaha Terhadap Pengembangan Karir Individu Distributor MLM PT.Amindoway Jaya Indonesia Cabang Medan

0 0 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 PengertianKewirausahaan - Pengaruh Managerial Skill Terhadap Keberhasilan Usaha Industri Kreatif Di Kota Medan

0 0 23