Pengaruh Kreativitas Dan Inovasi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Usaha Tauko Medan

(1)

SKRIPSI

PENGARUH KREATIVITAS DAN INOVASI TERHADAP KEBERHASILAN USAHA PADA USAHA PAKAIAN TAUKO MEDAN

OLEH Fandi abdullah

080502105

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

Pengaruh Kreativitas Dan Inovasi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Usaha Pakaian Tauko Medan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kreatifitas dan inovasi terhadap keberhasilan usaha pada usaha pakaian Tauko Medan. Jenis penelitian adalah eksplanasi assosiatif, yaitu penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih. Jenis data yang digunakan terdiri dari data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden penelitian melalui kuesioner di lapangan dan data sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain. Biasanya sudah dalam bentuk publikasi seperti data yang diperoleh dari situasi-situasi internet dan data lainnya yang berhubungan langsung dengan objek yang diteliti.

Metode pengumpulan data dilakukan dengan daftar pertanyaan (questionnaire). Populasi dalam penelitian ini adalah orang-orang yang telah membeli produk-produk pada Tauko Medan yang berjumlah 1762 orang pada periode Juli 2012 sampai dengan Desember 2012, jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus Slovin, Umar (2004:76) yakni sebanyak 95 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu sampel dipilih dengan kriteria tertentu.

Hasil penelitian menunjukkan, bahwa (1) secara serempak kreativitas dan inovasi berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan usaha pada Tauko Medan. (2) secara parsial kreativitas dan inovasi berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan usaha pada Tauko Medan. (3) kreativitas mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap keberhasilan usaha pada Tauko Medan.


(3)

ABSTRACT

Influence Creativity And Innovation To Business Success At Tauko Medan Clothing Enterprises

This study aims to identify and analyze the influence of creativity and innovation to business success in the clothing business Tauko Medan. Associative type of research is the explanation, the research that connects two or more variables. Type of data used consists of primary data is data obtained directly from survey respondents through questionnaires in the field and secondary data, the data obtained in the form of ready-made, are collected and processed by the other party. Usually in the form of publications such as the data obtained from internet situations and other data directly related to the object under study.

Method of data collection with a list of questions (questionnaire). The population in this study are the ones who have bought the products in the field totaled Tauko 1762 people in the period July 2012 to December 2012, the number of samples is calculated as Slovin, Umar (2004:76) that as many as 95 respondents. Sampling technique using purposive sampling method, the sample is selected with certain criteria.

The results showed that (1) creativity and innovation simultaneously significantly influence the success of the business in Medan Tauko. (2) partially creativity and innovation have a significant effect on the success of the business in Medan Tauko. (3) creativity has the most dominant influence on the success of the business in Tauko Medan.


(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada ALLAH SWT atas segala rahmat dan ridho serta nikmat-Nya khususnya pada peneliti sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini. Dalam penelitian skripsi ini peneliti mengangkat judul “Pengaruh Kreativitas Dan Inovasi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Usaha Tauko Medan”.

Peneliti mengucapkan terima kasih yang tulus, ikhlas dan tak terhingga kepada kedua orang tua peneliti, Ayahanda M.Irwan dan Ibunda Isnawati yang telah memberikan kasih sayang serta dukungan moril dan materil sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Pada kesempatan ini peneliti juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof.Dr.Azhar,MEC.AC selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si, selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dra. Frida Ramadani, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing serta memberikan arahan dalam menyusun skripsi.

6. Ibu Dra. Setri Haryanti Siregar, M.Si, selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah banyak membantu dan memberikan saran untuk kesempurnaan dalam skripsi ini. 7. Terima kasih banyak untuk semua keluarga besarku atas kasih sayang dan


(5)

8. Untuk Sandy Satria, Herlina, Gusniarti, Syaiful Anwar, Mutia Fatimah, Puteri dan seluruh teman Manajemen Stambuk 2008. Terima kasih atas bantuan dan doa yang telah diberikan selama ini.

Semoga Allah SWT memberikan Rahmat dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan moril, spritual maupun pengetahuan kepada peneliti. Peneliti menyadari skripsi ini masih banyak memiliki kekurangan dan jauh dari sempurna. Namun harapan peneliti semoga skripsi ini bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Medan, September 2013 Peneliti


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 8

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Kewirausahaan ... 10

2.1.1 Pengertian Kewirausahaan ... 10

2.1.2 Hakekat Kewirausahaan ... 11

2.1.3 Jenis-Jenis Entrepreneurship ... 12

2.1.4 Elemen-elemen Entrepreneurship ... 13

2.2 Kreativitas ... 14

2.2.1 Pengertian Kreativitas ... 14

2.2.2 Ciri-ciri Orang Kreatif ... 16

2.2.3 Ciri-ciri Kreativitas ... 17

2.2.4 Proses Kreativitas ... 17

2.3 Inovasi ... 18

2.3.1 Pengertian Inovasi ... 18

2.3.2 Prinsip Inovasi ... 19

2.3.3 Karakteristik Inovasi ... 19

2.3.4 Proses Inovasi ... 20

2.4 Keberhasilan Usaha ... 22

2.4.1 Pengertian Keberhasilan Usaha ... 22

2.4.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha ... 23

2.4.3 Indikator Keberhasilan Usaha ... 24

2.5 Kerangka Konseptual ... 25

2.6 Hipotesis ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

3.1 Jenis Penelitian ... 29

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 29

3.3 Batasan Operasional ... 29

3.4 Definisi Operasional ... 29

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 31


(7)

3.6.1 Populasi Penelitian ... 32

3.6.2 Sampel Penelitian ... 32

3.7 Jenis dan Sumber data ... 33

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 34

3.9 Uji Validitas dan Realibilitas ... 34

3.9.1 Uji Validitas ... 34

3.9.2 Uji Reliabilitas ... 36

3.10 Tekhnik Analisis Data ... 36

3.10.1 Analisis Deskriptif... 36

3.10.2 Uji Asumsi Klasik... 37

3.10.2.1 Uji Normalitas... 37

3.10.2.2 Uji Heteroskedastisitas... 38

3.10.2.3 Uji Multikolinieritas... 39

3.10.3 Pengujian Hipotesis... .. 39

3.10.3.1 Uji Signifikan Simultan/Uji Serentak (Uji–F)... 39

3.10.3.2 Uji Signifikan Parsial/Uji Individual (Uji thitung) ... 41

3.10.3.3 Pengujian Koefisien determinan (R2) ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

4.1 Gambaran Umum... 43

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan... .. 43

4.1.2 Struktur Organisasi... . 45

4.2 Analisis Deskriptif... 47

4.2.1 Karakteristik Responden... 47

4.2.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 47

4.2.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 48

4.2.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan... . 48

4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel... 49

4.2.2.1 Deskripsi Variabel Kreativitas (X1)... ... 50

4.2.2.2 Deskripsi Variabel Inovasi (X2)... 51

4.2.2.3 Deskripsi Variabel Keberhasilan Usaha(X3)……….... 53

4.3 Uji Asumsi Klasik... 54

4.3.1 Uji Normalitas Data... ... 54

4.3.2 Pengujian Heteroskedastisitas... ... 56

4.3.3 Pengujian Multikolinieritas ... 57

4.4 Analisis Regresi Linier Berganda ... 58


(8)

4.4.3 Koefisien determinan R2 ... 61

4.5 Pembahasan ... 62

4.5.1 Pengaruh Kreativitas Terhadap Keberhasilan Usaha ... 62

4.5.2 Pengaruh Inovasi Terhadap Keberhasilan Usaha ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 65

5.1 Kesimpulan... 65

5.2 Saran... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

1.1 Data Pelanggan Tauko Medan... 7

3.1 Operasionalisasi Variabel... 30

3.2 Skala Pengukuran dengan Skala Likert... 32

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 47

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 48

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan... 49

4.4 Distribusi Pendapat Responden terhadap Kreativitas (X1)... 50

4.5 Distribusi Pendapat Responden terhadap Inovasi (X2)... 51

4.6 Distribusi Pendapat Responden terhadap Keberhasilan Usaha (X3)... 53

4.7 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test... 56

4.8 Hasil Pengujian Multikolinieritas... 58

4.9 Hasil Uji-t... 59 4.10 Hasil Uji-F ... 60


(10)

DAFTAR GAMBAR

Tabel Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual... 27

4.1 Struktur Organisasi Tauko Medan...……….. 45

4.2 Histogram Uji Normalitas... 55

4.3 Plot Uji Normalitas... 55


(11)

ABSTRAK

Pengaruh Kreativitas Dan Inovasi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Usaha Pakaian Tauko Medan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kreatifitas dan inovasi terhadap keberhasilan usaha pada usaha pakaian Tauko Medan. Jenis penelitian adalah eksplanasi assosiatif, yaitu penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih. Jenis data yang digunakan terdiri dari data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden penelitian melalui kuesioner di lapangan dan data sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain. Biasanya sudah dalam bentuk publikasi seperti data yang diperoleh dari situasi-situasi internet dan data lainnya yang berhubungan langsung dengan objek yang diteliti.

Metode pengumpulan data dilakukan dengan daftar pertanyaan (questionnaire). Populasi dalam penelitian ini adalah orang-orang yang telah membeli produk-produk pada Tauko Medan yang berjumlah 1762 orang pada periode Juli 2012 sampai dengan Desember 2012, jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus Slovin, Umar (2004:76) yakni sebanyak 95 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu sampel dipilih dengan kriteria tertentu.

Hasil penelitian menunjukkan, bahwa (1) secara serempak kreativitas dan inovasi berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan usaha pada Tauko Medan. (2) secara parsial kreativitas dan inovasi berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan usaha pada Tauko Medan. (3) kreativitas mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap keberhasilan usaha pada Tauko Medan.


(12)

ABSTRACT

Influence Creativity And Innovation To Business Success At Tauko Medan Clothing Enterprises

This study aims to identify and analyze the influence of creativity and innovation to business success in the clothing business Tauko Medan. Associative type of research is the explanation, the research that connects two or more variables. Type of data used consists of primary data is data obtained directly from survey respondents through questionnaires in the field and secondary data, the data obtained in the form of ready-made, are collected and processed by the other party. Usually in the form of publications such as the data obtained from internet situations and other data directly related to the object under study.

Method of data collection with a list of questions (questionnaire). The population in this study are the ones who have bought the products in the field totaled Tauko 1762 people in the period July 2012 to December 2012, the number of samples is calculated as Slovin, Umar (2004:76) that as many as 95 respondents. Sampling technique using purposive sampling method, the sample is selected with certain criteria.

The results showed that (1) creativity and innovation simultaneously significantly influence the success of the business in Medan Tauko. (2) partially creativity and innovation have a significant effect on the success of the business in Medan Tauko. (3) creativity has the most dominant influence on the success of the business in Tauko Medan.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Krisis moneter yang terjadi secara mendadak dan di luar perkiraan pada akhir 1990-an merupakan pukulan yang sangat berat bagi pembangunan Indonesia. Dampak terparah dan langsung dirasakan adalah meningkatnya tingkat inflasi dan melemahnya nilai rupiah yang menyebabkan tidak sedikit perusahaan yang menutup usahanya (http://www.bps.go.id/). Sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terbukti tangguh dalam menghadapi krisis, ketika terjadi krisis moneter pada tahun 1998, hanya sektor UKM yang mampu bertahan dari kolapsnya ekonomi, sementara sektor ekonomi yang lebih besar justru tumbang oleh krisis.

Krisis tersebut ternyata mampu memberi dorongan positif bagi pertumbuhan Usaha Kecil. Efek positif ini didapat melalui pertumbuhan jumlah unit usaha, jumlah pekerja, dan pengusaha baru khususnya di sektor Usaha Kecil, akibat banyaknya jumlah pekerja di sektor ekonomi formal yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Akibat desakan untuk mempertahankan hidup, maka banyak mantan karyawan yang kemudian melakukan kegiatan ekonomi apa saja yang dapat dikerjakan dengan modal dan sumber daya lainnya yang dimiliki saat itu, termasuk membuka Usaha Kecil ataupun bekerja di Usaha Kecil milik orang lain yang masih beroperasi (Tambunan, 2002: 13).


(14)

UKM memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia. Dengan adanya keberadaan UKM, pengangguran akibat angkatan kerja yang di-PHK dan tidak terserap dalam dunia kerja menjadi berkurang. Sektor UKM telah dipromosikan dan dijadikan sebagai agenda utama pembangunan ekonomi Indonesia.

Suatu perusahaan kecil yang ingin berkembang harus memiliki semangat kewirausahaan agar dapat membuat keputusan dalam mengatasi masalah dan melihat peluang yang ada. Dengan kata lain, pengusaha kecil harus terus membangun semangat wirausahanya. Dalam situasi menghadapi tantangan dan permasalahan di atas, seorang wirausaha pada suatu perusahaan atau organisasi tentunya harus memiliki sikap kewirausahaan dan fleksibilitas yang tepat dalam menjalankan atau mengelola perusahaannya.

Kewirausahaan pada hakikatnya adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovasi ke dalam dunia nyata secara kreatif. Sikap kewirausahaan akan muncul apabila seseorang berani mengembangkan usaha dan ide-ide baru yang dimilikinya. Oleh karena itu inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melalui berfikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang (Suryana, 2003:13).

Persaingan yang terjadi diantara Usaha Kecil biasanya akan mendorong mereka untuk lebih berpacu dalam meningkatkan produk mereka. Persaingan yang terjadi bukanlah antara apa yang diproduksi, tetapi antara apa yang mereka tambahkan pada produk mereka, sehingga produk tersebut memiliki daya tambah


(15)

yang mampu membuat konsumen tertarik. Oleh karena itu, sebuah usaha haruslah memiliki kemampuan dalam menciptakan nilai tambah terhadap produknya. Hal ini dapat dilakukan melalui peningkatan kreatifitas dan keinovasian dalam produk dan jasa yang ditawarkan.

Kreativitas adalah daya cipta yang bernilai ‘lebih’ tinggi dan positif dalam membuat atau menghasilkan suatu produk baru yang lebih pragmatis. Nilai lebih dapat diartikan sebagai lebih baru, lebih baik, lebih bagus, lebih benar, lebih modifikatif, lebih efektif dan lebih efisien. Sementara, lebih ‘pragmatis’ mengandung arti lebih berguna, lebih bermanfaat bagi masyarakat luas dan lebih mudah diperoleh (Suherman, 2008:58).

Kreativitas tidak hanya sekedar keberuntungan tetapi merupakan kerja keras yang disadari. Kegagalan bagi orang yang kreatif hanyalah merupakan variabel pengganggu untuk keberhasilan. Dia akan mencoba lagi dan mencoba lagi hingga berhasil. Orang yang kreatif menggunakan pengetahuan yang kita semua memilikinya dan membuat lompatan yang memungkinkan, mereka memandang segala sesuatu dengan cara-cara yang baru.

Menurut Suherman (2008:59) inovasi adalah pendayagunaan hasil kreativitas tertentu (yang orisinil) sehingga menjadi cara, proses, produk atau sumber nilai baru yang berbeda dari sebelumnya. Sesuatu yang baru dan berbeda tersebut dapat dalam bentuk hasil seperti barang dan jasa, dan bisa dalam bentuk proses seperti ide, metode dan cara sesuatu yang baru dan berbeda yang diciptakan melalui proses berfikir


(16)

kreatif dan bertindak inovatif merupakan nilai tambahan (value added) dan merupakan keunggulan yang berharga.

Kemampuan melakukan inovasi yang lemah dan merasa cukup puas dengan apa yang sudah didapat menjadi faktor yang membuat kemampuan untuk bersaing daya produk yang dihasilkan tidak cukup kuat. Inovasi merupakan kunci utama yang seringkali menjadikan suatu pihak memiliki keunggulan kompetitif. Sesungguhnya inovasi merupakan inti kemampuan perusahaan kecil untuk dapat bersaing dengan perusahaan besar lainnya yang menjadi pesaing mereka.

Proses kreativitas dan inovasi hanya di lakukan oleh orang-orang yang memiliki jiwa dan sikap kewirausahaan yaitu orang yang percaya diri (yakin, optimis, dan penuh komitmen) berinisiatif (energik dan percaya diri ) memiliki motif berprestasi (berorientasi hasil dan berwawasan kedepan) memiliki jiwa kepemimpinan (berani tampil beda) dan berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan Suryana (2003:15).

Salah satu bisnis yang sedang berkembang sekarang ini adalah bisnis garment. Pertimbangan pemilihan bisnis garment ini dikarenakan kebutuhan-kebutuhan akan penampilan sudah dianggap sangat penting sehingga kebutuhan-kebutuhan yang tidak terlalu mendesak ini sudah menjadi keharusan dan wajib dipenuhi. Kenyataan ini dapat dilihat pada setiap kalangan termasuk kaum tua dan muda. Terutama kaum muda yang senantiasa menjaga penampilannya untuk tetap berpenampilan menarik dengan menggunakan pakaian, sepatu dan aksesoris yang dikenakannya.


(17)

Dewasa ini industri garment atau konveksi di Indonesia tumbuh dengan pesat, hal ini ditunjukkan pada semakin tingginya minat beli konsumen terhadap produk garment. Hal tersebut dijadikan peluang bagi para pelaku bisnis garment dalam meningkatkan laba perusahaan melalui berbagai strategi untuk dapat meraih penjualan yang maksimal.

Dalam iklim pasar yang semakin kompetitif saat ini, tumbuh suatu kesadaran bahwa keberhasilan di masa depan hanya akan datang dari perencanaan yang sangat cermat dan adanya persiapan pasar. Perusahaan yang bertujuan memberikan kepuasan tertinggi bagi konsumen akan berusaha meningkatkan inovasi dan kreativitas dengan meluncurkan produk-produk berkualitas yang mempunyai nilai tambah (value added) untuk meningkatkan penguasaan pasar. Demikian yang terjadi pada perusahaan garment di Indonesia.

Hal ini tentu menimbulkan persaingan antar pengusaha industri garment itu sendiri. Satu sama lain berlomba-lomba untuk merebut hati konsumen dengan berbagai tawaran produk yang menarik. Kondisi ini merupakan ancaman bagi perusahaan yang belum siap bermain dalam percaturan bisnis. Persaingan sekarang bukanlah antara apa yang diproduksi oleh perusahaan, tetapi antara apa yang mereka tambahkan pada produk tersebut sehingga produk tersebut memiliki daya tambah yang mampu membuat konsumen tertarik.


(18)

trend dan selera pasar sangat cepat berubah, selain itu tingkat persaingan juga relatif tinggi. Perusahaan akan dihadapkan pada permasalahan yang banyak dan rumit sifatnya, seperti berapa besar sebaiknya kapasitas produksi dari perusahaan tersebut, metode atau teknik produksi apa yang kemungkinan dapat diterapkan. Pada dasarnya dengan semakin banyaknya pesaing maka semakin banyak pula pilihan bagi pelanggan untuk dapat memilih produk yang sesuai dengan apa yang menjadi harapannya.

Tauko Medan merupakan salah satu dari sekian banyak toko pakaian, (clothing) yang ada di kota Medan. Tauko Medan menyediakan berbagai jenis kebutuhan pakaian dan aksesoris untuk anak-anak, remaja, serta dewasa, seperti kaos, jaket, sandal, tas, topi, pin, stiker, dan sebagainya. Peneliti merasa sangat tertarik untuk meneliti usaha ini karena selain pengunjung yang datang cukup ramai, Tauko Medan juga menawarkan produk yang memiliki ciri khas dalam setiap desainnya.

Selain itu, ada satu hal yang menjadi daya tarik utama serta menjadi pembeda bagi Tauko Medan, hal tersebut adalah misi mereka untuk mengabadikan kota Medan dalam produk-produk yang mereka jual. Hal ini terlihat dari penggunaan bahasa atau kata-kata yang sering diucapkan sehari-hari oleh masyarakat Medan, seperti: “Aku Dari Medan Terus Kau Mau Apa!”, “Gak Usah Kreak”, “Sor-Sor Kau Aja Bah”, serta menggunakan landmark kota Medan dalam bentuk desain, misalnya menara Tirtanadi, mesjid raya, dan lain-lain. Dari segi promosi, Tauko Medan menggunakan pendekatan yang cukup menarik, saat ini mereka rutin mengadakan event bulanan bernama “Jumpa Jum’at” yang menjadi ajang kumpul berbagai komunitas di Medan.


(19)

Berikut ini ditampilkan jumlah pelanggan Tauko Medan, yang jumlah pelanggannya terus meningkat setiap bulannya yakni:

Tabel 1.1

Data Pelanggan Tauko Medan

Keterangan 2010 2011 2012

Januari 221 236 254

Februari 185 233 232

Maret 189 191 212

April 214 203 223

Mei 195 198 217

Juni 193 215 225

Juli 186 210 226

Agustus 201 212 275

September 222 235 265

Oktober 195 220 249

November 220 241 255

Desember 239 256 267

Total 2460

Orang

2650 Orang

2900 Orang Sumber: Tauko Medan (Tahun 2013)

Tabel 1.1 menunjukkan peningkatan jumlah pelanggan di Tauko Medan pada tiga tahun terakhir. Dapat dilihat peningkatan dari Juli 2012 sampai dengan Desember 2012 mengalami peningkatan jumlah penjualan yang cukup signifikan, sehingga penulis mengambil populasi pada periode tersebut.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dalam bentuk skripsi dengan judul “Pengaruh Kreativitas Dan Inovasi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Usaha Pakaian Tauko


(20)

1.2 Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah dan penjelasan di atas yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalahnya sebagai berikut:

Apakah kreativitas dan inovasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha pada usaha pakaian Tauko Medan?

1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis kebenaran suatu pengetahuan. Dengan demikian, adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kreatifitas dan inovasi terhadap keberhasilan usaha pada usaha pakaian Tauko Medan.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan perusahaan untuk meningkatkan daya beli konsumen melalui perwujudan variabel-variabel yang mempengaruhinya.

2. Bagi Peneliti

Menambah dan memperluas pengetahuan peneliti dalam bidang Manajemen Usaha Kecil khususnya yang berhubungan dengan pengaruh kreativitas dan inovasi terhadap keberhasilan usaha.


(21)

3. Bagi Pihak Lain

Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi dan informasi yang nantinya dapat memberikan perbandingan dalam mengadakan penelitian pada bidang lain di masa yang akan datang.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kewirausahaan

2.1.1 Pengertian Kewirausahaan

Thomas W. Zimmerer dalam Suryana (2003:10) mengemukakan bahwa: “Kewirausahaan adalah penerapan kreatifitas dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya untuk memanfaatkan peluang yang dihadapi setiap hari”. Kewirausahaan adalah bentuk usaha menciptakan nilai lewat pengakuan terhadap peluang bisnis, manajemen pengambilan resiko yang sesuai dengan peluang yang ada dan lewat keterampilan komunikasi dan manajemen untuk memobilisasi manusia, dan sumber daya yang diperlukan untuk sebuah proyek sampai berhasil. (Frinces, 2004:10).

Menurut Suherman (2008:13) kewirausahaan pada dasarnya merupakan jiwa dari seseorang yang diekspresikan melalui sikap dan perilaku yang kreatif dan inovatif untuk melakukan suatu kegiatan. Adapun orang yang memiliki jiwa tersebut tentu saja dapat melakukan kegiatan kewirausahaan atau menjadi pelaku kewirausahaan.

Kewirausahaan menurut Drucker dalam Winardi (2003:59) adalah “kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda." Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahawan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.


(23)

Berdasarkan pandangan para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah suatu kemampuan (ability) dalam berfikir kreatif dan berperilaku inovatif, dimana kemampuan tersebut dijadikan dasar, sumber daya, kiat serta penggerak untuk mencapai tujuan dan menghadapi tantangan kehidupan.

2.1.2 Hakekat Kewirausahaan

Berdasarkan pemahaman tersebut, Suryana (2003:13) mengidentifikasi enam hakekat penting dari kewirausahaan sebagai berikut.

1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis.

2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different).

3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan. 4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha

(start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth).

5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative) dan sesuatu yang berbeda (innovative) yang bermanfaat memberi nilai lebih.


(24)

6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.

2.1.3 Jenis-Jenis Entrepreneurship

Jenis-jenis entrepreneurship menurut Clarence Danhof, yang diterjemahkan oleh Winardi (2003:20-21) adalah:

a. Innovating Entrepreneurship

Entrepreneurship demikian dicirikan oleh pengumpulan informasi secara agresif serta analisis tentang hasil-hasil yang dicapai dan kombinasi-kombinasi baru faktor-faktor produksi.

b. Imitative Entreprenership

Entrepreneurship demikian dicirikan oleh kesediaan untuk menetapkan inovasi-inovasi yang berhasil diterapkan oleh kelompok innovating entrepreneur.

c. Fabian Entrepreneurship

Entrepreneurship demikian dicirikan oleh sikap yang teramat hati-hai yang segera melaksanakan peniruan-peniruan menjadi jelas sekali, bahwa apa bila


(25)

mereka tidak melakukan hal tersebut, mereka akan kehilangan posisi relative mereka di dalam industri yang bersangkutan.

d. Drone Entrepreneurship

Entrepreneurship demikian dicirikan oleh penolakan untuk memanfaatkan peluang-peluang untuk melaksanakan perubahan-perubahan dalam rumus produksi, sekalipun tersebut akan mengakibatkan mereka merugi dibandingkan dengan para produsen lainnya.

2.1.4 Elemen-elemen Entrepreneurship

Menurut Zimmerer yang diterjemahkan oleh Winardi (2003:17) sejumlah elemen dari entrepreneurship tersebut adalah:

1. Tangung jawab

Para entrepreneur memiliki tanggung jawab mendalam terhadap hasil yang dibantu mereka. Mereka sangat berkeinginan untuk mampu mengendalikan sumber-sumber daya mereka sendiri, dan memanfaatkanya untuk mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan mereka.

2. Keyakinan dalam kemampuan mereka untuk meraih keberhasilsan

Para entrepreneur secara tipikal mempunyai keyakinan besar terhadap kemampuan mereka untuk mencapai keberhasilan. Mereka cenderung bersikap optimis, sehubungan dengan kemungkinan-kemungkinan mereka mencapai sukses dan biasanya optimisme mereka berdasarkan realita.


(26)

3. Keinginan untuk mencapai umpan balik

Para entrepreneur menikmati tantangan-tantangan sehubungan dengan upaya mengelola sebuah bisnis dan mereka ingin mengetahui bagaimana hasil-hasil yang dicapai mereka dan secara konstan mereka mencari (informasi) umpan balik.

4. Orientasi kedepan

Para entrepreneur memiliki naluri kuat untuk mencari serta untuk menentukan peluang-peluang. Mereka melihat kedepan dan mereka kurang memperhatikan apa saja yang telah dilakukan kemarin, dibandingkan dengan apa yang dilihat besok.

5. Energi tingkat tinggi

Para entrepreneur lebil enerjik, dibandingkan dengan orang rata-rata. Energi itu merupakan faktor kritikal. Jam kerja yang lama dan upaya kerja keras merupakan peraturan bagi para entrepreneur.

6. Lebih dipentingkan peraihan prestasi dibandingkan dengan upaya mendapatkan uang

Pencapaian prestasi merupakan faktor primer yang memotivasi di lingkungan para entrepreneur. Uang hanya sekedar untuk prestasi yang diraih.


(27)

2.2 Kreativitas

2.2.1 Pengertian Kreativitas

Pengertian kreativitas menurut Suryana (2003:10) adalah: “Berpikir sesuatu yang baru. Kreativitas sebagai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dalam menghadapi peluang”. Suherman (2008:58) mendefinisikan kreativitas sebagai daya cipta yang bernilai ‘lebih’ tinggi dan positif dalam membuat atau menghasilkan suatu produk baru yang lebih pragmatis. Nilai lebih dapat diartikan sebagai lebih baru, lebih baik, lebih bagus, lebih benar, lebih modifikatif, lebih efektif dan lebih efisien. Sementara, lebih ‘pragmatis’ mengandung arti lebih berguna, lebih bermanfaat bagi masyarakat luas, dan lebih mudah diperoleh.

Kreativitas menurut Alma (2008:69) adalah “Kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru atau melihat hubungan-hubungan baru antara unsur, data variabel yang sudah ada sebelumnya.” Menurut Frinces (2004:37) kreativitas sebagai daya cipta, dalam konteks entrepreneurship mengungkapkan bahwa, memahami kreativitas (daya cipta) akan memberikan dasar yang kuat untuk membuat modul atau perangkat tentang kewirausahaan. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan suatu produk yang baru ataupun kombinasi dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya, yang berguna, serta dapat dimengerti.


(28)

Kreativitas dibutuhkan untuk menciptakan keunggulan kompetitif dan menjaga kelangsungan perusahaan dalam mencapai keberhasilannya. Kreativitas memiliki pengaruh yang positif terhadap keberhasilan usaha. Hal ini dikarenakan semakin tinggi daya kreativitas yang dimiliki oleh pengusaha maka akan mendorong pengusaha tersebut untuk terus berimajinasi dan menciptakan ide-ide baru yang akan menarik konsumen dan juga membuat usahanya lenih efesien dibandingkan sebelumnya dengan begitu hasil yang akan didapat oleh wirausaha juga akan bertambah.

2.2.2 Ciri-ciri Orang Kreatif

Menurut Winardi (2003: 204) ciri-ciri dan watak seseorang yang kreatif adalah sebagai berikut:

1. Mengobservasi situasi dan masalah masalah yang sebelumnya tidak diperhatikan orang lain

2. Membangkitkan ide-ide dan masalah-masalah yang dicapainya dari banyak sumber

3. Cenderung memiliki banyak alternative terhadap masalah atau subjek tertentu 4. Seringkali menentang hal-hal yang bersifat klise dan ia tidak terhalang oleh

kebiasaan-kebiasaan (yang kadang-kadang menghamabat berfikir kreatif)

5. Mendayagunakan serta menimba dari kekuatan-kekuatan emosional di bawah sadar yang dimilikinya

6. Memiliki fleksibitas tinggi dalam pemikirannya, tindakan-tindakannya serta perumusan saran-saran


(29)

Dengan demikian agar seseorang menjadi kreatif, ia memerlukan aktivitas berpikir kreatif, karena tidak mungkin dapat menciptakan hal baru tanpa berfikir terlebih dahulu. Hamalik dalam suherman (2008:57) mengemukakan berfikir kreatif meminta urutan pendapat, pengalaman informasi dan gagasan sehingga tercipta ide-ide baru yang lebih baik.

2.2.3 Ciri-ciri Kreativitas

Menurut Rhodes dalam Sugihartono, dkk (2007: 15) menyebutkan ada 4 ciri kreativitas sebagai “Four P’s Creativity” atau empat P, yaitu:

1. Person, merupakan keunikan individu dalam pikiran dan ungkapannya 2. Process, yaitu kelancaran, fleksibilitas dan orisinalitas dalam berpikir

3. Press, merupakan situasi kehidupan dan lingkungan sosial yang memberi kemudahan dan dorongan untuk menampilkan tindakan kreatif

4. Product, diartikan sebagai kemampuan dalam menghasilkan karya yang baru dan orisinil dan bermakna bagi individu dan lingkungan

2.2.4 Proses Kreativitas

Menurut Suryana (2008:44-46) untuk membangkitkan kreativitas memerlukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Persiapan (preparation), memberi kondisi kepada seseorang agar memudahkan munculnya kreativitas.

2. Penyelidikan (investigation), harus dilakukan pelajaran dan masalahnya dan identifikasi komponen utama permasalahannya.


(30)

3. Transformasi (transformation), identifikasi persamaan dan perbedaan yang ada dengan informasi dan data yang sudah di kumpulkan.

4. Inkubasi (incubation), ini memerlukan waktu untuk melihat kembali berbagai informasi.

5. Penerangan (illumination), langkah ini terjadi pada saat inkubasi secara spontan muncul ide baru.

6. Pengujian (verification), untuk memvaliditas ide yang tepat atau akurat, apakah berguna atau tidak, maka dilakukan percobaan.

7. Implementasi (implementasion), mulai mentransformasi ide menjadi kenyataan dan digunakan.

2.3 Inovasi

2.3.1 Pengertian Inovasi

Inovasi adalah kemampuan mengaplikasikan solusi kreatif terhadap permasalahan dan peluang yang ada untuk menciptakan kemakmuran. Seorang wirausaha harus menerjemahkan mimpi-mimpinya menjadi inovasi untuk mengembangkan bisnisnya. Menurut Suryana (2003:10) inovasi yaitu: “Kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan”.


(31)

Menurut Chandar, yang dikutip Suherman (2008:59) inovasi adalah “Pendayagunaan hasil kreativitas tertentu (yang orisinil) sehingga menjadi cara, proses, produk atau sumber nilai baru yang berbeda dari sebelumnya”. Menurut Robbins (2002:11) inovasi adalah “Suatu gagasan baru yang diterapkan untuk memprakarsai atau memperbaiki suatu produk, proses atau jasa”.

Jadi semua inovasi menyangkut perubahan, tetapi tidak semua perubahan harus mencakup gagasan baru atau mendorong kesuatu perbaikan yang menyolok. Inovasi bersifat sangat vital bagi keberhasilan serta ketahanan suatu usaha. Sesungguhnya inovasi merupakan inti kemampuan perusahaan kecil untuk dapat bersaing dengan perusahaan besar lainnya yang menjadi pesaing mereka.

2.3.2 Prinsip Inovasi

Drucker memberikan prinsip-prinsip yang diberi label “hal-hal yang harus dikerjakan” dan “hal-hal yang tidak boleh dikerjakan” yang dikutip dari Heller (2003:78). Hal-hal yang harus dikerjakan:

1. Menganalisa peluang

2. Melangkah keluar untuk melihat, bertanya dan mendengarkan 3. Sederhanakan dan fokuskan

4. Mulai cari hal yang kecil, coba melakukan suatu hal yang spesifik 5. Bertujuan meraih kepemimpinan pasar


(32)

Hal-hal yang tidak boleh dikerjakan, sebagai berikut: 1. Jangan coba-coba sok pintar

2. Jangan membuat diversifikasi, jangan menyimpang, jangan mencoba melakukan terlalu banyak hal sekaligus

3. Jangan mencoba membuat inovasi untuk masa depan

2.3.3 Karakteristik Inovasi

Everett E. Hageen dalam Suryana (2003:19) mengemukakan ciri-ciri inovasi yang kreatif sebagai berikut:

1. Opennes to experience, yaitu terbuka terhadap pengalaman. Ia selalu berminat dan tanggap terhadap gejala di sekitar kehidupannya dan sadar bahwa yang didalamnya terhadap individu yang berprilaku sistematik.

2. Creative imagination, yaitu kreatif dalam berimajinasi. Wirausaha memiliki kemampuan untuk bekerja dengan penuh imajinasi.

3. Confidence and content in one’s own evaluation, yaitu cakap dan memiliki keyakinan atas penilaian dirinya dan teguh pendirian.

4. Satisfaction in facing and attacking problems and in resolving confusion or inconsistency, yaitu selalu memiliki kepuasan dalam menghadapi dan memecahkan persoalan.

5. Has a duty to responsibility to achieve, yaitu memiliki tugas dan rasa tanggung jawab untuk berprestasi.


(33)

2.3.4 Proses Inovasi

Menurut De Jong & Den Hartog (2003:25) Perilaku inovatif dapat didefinisikan sebagai semua tindakan individu yang diarahkan pada generasi, pengenalan dan penerapan baru yang bermanfaat pada setiap tingkat organisasi. De Jong & Den Hartog (2003:26-27) merinci lebih mendalam perilaku inovatif

dalam melakukan proses inovasi menjadi 4 tahap sebagai berikut: 1. Melihat Peluang

Melihat peluang bagi karyawan untuk mengidentifikasi berbagai peluang/kesempatan yang ada. Peluang dapat berawal dari ketidak kongruenan dan diskontinuitas yang terjadi karena adanya ketidaksesuaian dengan pola yang diharapkan misalnya timbulnya masalah pada pola kerja yang sudah berlangsung, adanya kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi, atau adanya indikasi trends yang sedang berubah.

2. Mengeluarkan Ide

Dalam fase ini, karyawan mengeluarkan konsep baru dengan tujuan untuk perbaikan. Kunci dalam mengeluarkan ide adalah mengombinasikan dan mereorganisasikan informasi dan konsep yang telah ada sebelumnya untuk memecahkan masalah dan atau meningkatkan kinerja.


(34)

3. Memperjuangkan

Maksudnya disini untuk mengembangkan dan mengimplementasikan ide, karyawan harus memiliki perilaku yang mengacu pada hasil. Untuk mengimplementasikan inovasi sering dibutuhkan koalisi, mendapatkan kekuatan dengan menjual ide kepada rekan yang berpotensi.

4. Aplikasi

Dalam fase ini meliputi perilaku karyawan yang ditujukan untuk membangun, menguji dan memasarkan pelayanan baru. Hal ini berkaitan dengan membuat inovasi dalam bentuk proses kerja yang baru ataupun dalam proses rutin yang biasa dilakukan.

Menurut Buchari Alma (2018:10), proses inovasi merupakan faktor personal yang mendorong inovasi itu sendiri, adalah: keinginan berprestasi, adanya sifat penasaran, keinginan menanggung risiko, faktor pendidikan dan faktor pengalaman. Sedangkan faktor-faktor environtment mendorong inovasi adalah adanya peluang, pengalaman dan kreativitas. Tidak diragukan lagi pengalaman adalah sebagai guru yang berharga yang memicu perintisan usaha, apalagi ditunjang oleh adanya peluang dan kreativitas.

2.4 Keberhasilan Usaha

2.4.1 Pengertian Keberhasilan Usaha

Menurut Suryana (2003:85), keberhasilan usaha merupakan hasil pencapaian tujuan dari bisnis yang dijalankannya. Salah satu indikator dalam mengukur keberhasilan usahanya, antara lain modal, pendapatan, volume penjualan, output


(35)

produksi dan tenaga kerja. Menurut Dalimunthe (2002: 94), kita dapat menganalisis keberhasilan usaha dengan mengetahui kinerja suatu perusahaan yang dapat dirumuskan melalui suatu perbandingan nilai yang dihasilkan perusahaan dengan nilai yang diharapkan dengan memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki.

Menurut Noor (2007:397), mengungkapkan bahwa “keberhasilan usaha pada hakikatnya adalah keberhasilan dari bisnis dalam mencapai tujuannya.” Keberhasilan usaha merupakan tujuan utama dari sebuah perusahaan dimana segala aktivitas yang ada didalamnya ditujukkan untuk mencapai suatu keberhasilan. Dalam pengertian umum, keberhasilan menunjukkan suatu keadaan yang lebih baik atau unggul dari masa sebelumnya.

Keberhasilan suatu usaha tidak mungkin diraih begitu saja, tetapi keberhasilan usaha dapat dilihat dari diri wirausahawanya itu sendiri, karena keberhasilan disebabkan oleh wirausahawan memiliki otak yang cerdas, kreatif memiliki rasa ingin tahu, mengikuti perkembangan teknologi dan dapat menerapkannya secara produktif atau secara tepat.

2.4.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha

Menurut Tambunan (2002:14) ada banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha baik dari faktor internal maupun eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan usaha adalah:

1. Kekuatan modal


(36)

4. Sistem manajemen

5. Jaringan bisnis dengan pihak luar 6. Tingkat entrepreneurship

Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan usaha adalah sebagai berikut:

1. Kebijakan ekonomi 2. Sistem perekonomian

3. Sistem perburuhan dan kondisi perburuhan 4. Tingkat pendidikan masyarakat

5. Lingkungan global

Dari faktor-faktor diatas yang dinilai dominan dalam mempengaruhi keberhasilan usaha mikro adalah faktor internal yaitu tingkat kewirausahaan yang akan membentuk perilaku kewirausahaan dari pengusaha untuk mengelola usahanya menggunakan cara-cara yang berbeda dan lebih efisiensi guna menunjang keberhasilan usaha yang ingin dicapai.

2.4.3 Indikator Keberhasilan Usaha

Keberhasilan usaha dapat diukur dari berbagai segi diantaranya laba usaha yang berhasil dicapai oleh para pengusaha dalam kurun waktu tertentu. Keberhasilan usaha diidentikkan dengan perkembangan perusahaan. Perkembangan perusahaan adalah proses dalam pertambahan akumulasi modal, jumlah karyawan, volume penjualan, dan lain-lain. Beberapa indikator dalam menentukan keberhasilan usaha menurut Noor (2007:397) adalah sebagai berikut:


(37)

1. Laba (profitability)

Laba merupakan tujuan utama dari bisnis. Laba usaha adalah selisih antara pendapatan dengan biaya.

2. Produktivitas dan evisiensi

Besar kecilnya produktivitas suatu usaha akan sangat menentukan besar kecilnya produksi. Hal ini akan mempengaruhi besar kecilnya penjualan dan pada akhirnya menentukan besar kecilnya pendapatan, sehingga mempengaruhi besar kecilnya laba yang diperoleh.

3. Daya saing

Daya saing adalah kemampuan atau ketangguhan dalam bersaing untuk merebut perhatian dan loyalitas konsumen. Suatu bisnis dikatakan berhasil, bila dapat mengalahkan pesaing atau paling tidak masih bisa bertahan menghadapi pesaing. 4. Kompetensi dan etika usaha

Kompetensi merupakan akumulasi dari pengetahuan, hasil penelitian, dan pengalaman secara kuantitatif maupun kualitatif dalam bidangnya sehingga dapat menghasilkan inovasi sesuai dengan tuntutan zaman.

5. Terbangunnya citra baik

Citra baik perusahaan terbagi dua yaitu trust internal dan trust eksternal. Trust internal adalah amanah dari segenap orang yang ada dalam perusahaan sedangkan trust eksternal adalah timbulnya rasa amanah atau percaya dari segenap stakeholder perusahaan, baik itu konsumen, pemasok, pemerintah,


(38)

2.5 Kerangka Konseptual

Rahasia para wirausaha untuk menciptakan nilai di pasar adalah berupa penerapan kreativitas serta inovasi dalam upaya memecahkan masalah-masalah dan mengeksploitasi peluang-peluang yang dihadapi kita setiap hari. Dengan sendirinya kreativitas dan inovasi merupakan suatu hal yang esensial bagi setiap pelaku dalam kewirausahaan.

Di mana setiap proses perkembangan usaha mulai dari tahap awal sampai pada tahap penurunan dibutuhkan pemikiran kreatif dan inovatif terhadap produk yang dihasilkan agar suatu usaha dapat terus menghasilkan keuntungan sehingga dapat bersaing dengan mengikuti selera pasar (konsumen) untuk perkembangan suatu usaha terutama di bidang usaha kecil dan menengah yang mempunyai modal kecil sehingga butuh ide-ide kreatif dan inovatif untuk dapat efisien dan efektif dalam setiap tahapan guna menekan penggunaan modal yang bermuara kepada penekanan biaya produksi sehingga produk dapat dilepas di pasar dengan harga terjangkau oleh konsumen.

Kreativitas dan inovasi merupakan pasangan yang saling mengisi dalam pengembangan wirausaha di mana kreativitas sebagai penemu maupun pencipta ide baru. Memandang masalah dan peluang haruslah dituangkan dalam bentuk aksi ataupun realisasi ide menjadi sesuatu bentuk barang atau jasa yang mempunyai nilai. Kemampuan merealisasikan kreativitas ini sering disebut dengan inovasi.


(39)

Keterkaitan antara kreativitas dan inovasi sangat penting terhadap keberhasilan dalam suatu perusahaan. Hal tersebut berlaku untuk bisnis dalam semua industri. Akan tetapi kreativitas dan inovasi menjadi semacam “penentu” bagi bisnis kewirausahaan berskala kecil. Pada kenyataannya, kreativitas dan inovasi sering menjadi jantung bagi kemampuan perusahaan kecil untuk dapat bersaing dengan pesaing mereka yang lebih besar.

Kreativitas memiliki pengaruh yang positif terhadap keberhasilan usaha. Hal ini dikarenakan semakin tinggi daya kreativitas yang dimiliki oleh pengusaha maka akan mendorong pengusaha tersebut untuk terus berimajinasi dan menciptakan ide-ide baru untuk menunjang keberhasilan usahanya. Inovasi juga merupakan kunci keberhasilan suatu usaha. Perubahan pasar yang sangat cepat dan persaingan yang komplek menuntut inovasi yang terus menerus. Inovasi yang terus menerus merupakan suatu kekuatan bagi wirausaha dalam meraih keberhasilan usahanya.

Menurut Noor (2007:397), mengungkapkan bahwa “keberhasilan usaha pada hakikatnya adalah keberhasilan dari bisnis dalam mencapai tujuannya.” Keberhasilan usaha merupakan tujuan utama dari sebuah perusahaan dimana segala aktivitas yang ada didalamnya ditujukkan untuk mencapai suatu keberhasilan. Dalam pengertian umum, keberhasilan menunjukkan suatu keadaan yang lebih baik atau unggul dari masa sebelumnya.


(40)

Keberhasilan inovasi produk atau proses memberikan sesuatu yang unik atau khas pada suatu produk, yang mungkin sebelumnya tidak pernah dilakukan oleh perusahaan, tentu dapat mempengaruhi keberhasilan suatu usaha. Seperti diketahui keadaan dunia bisnis bersifat dinamis, yang diwarnai dengan adanya perubahan dari waktu ke waktu dan adanya keterkaitan antara satu dengan lainnya. Oleh karena itu, kemampuan atau kompetensi wirausaha tentang kreativitas dan inovasi terhadap perusahaan mempunyai peranan yang sangat penting untuk keberhasilan usahanya. (Suryana, 2003:23)

Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1: Kerangka Konseptual

Sumber: Noor (2007) dan Suryana (2003), data diolah

Kreativitas (X1)

Inovasi (X2)


(41)

2.6. Penelitian Terdahulu

Lestari (2011) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Jiwa Kewirausahaan Dan Kreativitas Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Sentra Industri Rajutan Binong Jati Bandung”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jiwa kewirausahaan dan kreativitas secara bersama-sama memberikan kontribusi atau pengaruh terhadap keberhasilan usaha sentra industri rajutan di Binong Jati Bandung. Diantara variabel independen, kreativitas memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap keberhasilan usaha sentra industry rajutan di Binong Jati bandung dibanding jiwa kewirausahaan.

2.7 Hipotesis

Hipotesis menurut Sugiyono (2005 : 70) adalah “jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”.

Berdasarkan perumusan masalah sebelumnya, maka hipotesis dari penelitian ini adalah:

“Faktor kreativitas dan inovasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha pada usaha pakaian Tauko Medan.”


(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada skripsi ini adalah eksplanasi assosiatif, yaitu penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih (Ginting dan Situmorang, 2008:57). Adapun variabel yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah variabel kreativitas (X1), variabel inovasi (X2), terhadap keberhasilan usaha (Y).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada Tauko Medan dengan alamat di Jl. Sei batang Serangan 39/54 Medan. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni sampai dengan Juli 2013.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan penelitian yang dilakukan. Maka batasan operasional Penelitian ini dibatasi pada variabel bebas (independent), kualitas kreativitas (X1), inovasi (X2), variabel terikat (dependent) keberhasilan usaha (Y).

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional bertujuan untuk melihat sejauh mana variabel-variabel suatu faktor berkaitan dengan faktor lainnya. Definisi variabel memberikan dan menuntun arah peneliti bagaimana cara mengukur suatu variabel.


(43)

Berikut ini menjelaskan defenisi operasional variabel yang berisikan indikator, yang digunakan untuk membantu membuat daftar pernyataan pada penelitian ini.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala

Pengukuran

Kreativitas (X1)

Kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru atau melihat hubungan-hubungan baru antara unsur, data variabel yang sudah ada sebelumnya. 1. Mampu menciptakan ide-ide baru 2. Mampu mengembangkan ide-ide baru

3. Mampu mencari

berbagai alternaif solusi dari masalah yang dihadapi

4. Fleksibel dalam berfikir dan bertindak

Likert

Inovasi (X2) Inovasi adalah pendayagunaan hasil kreativitas tertentu (yang orisinil) sehingga menjadi cara, proses, produk atau sumber nilai baru yang berbeda dari sebelumnya.

1. Desain pakaian yang beragam

2. Desain pakaian yang unik

3. Metode produksi yang baru

4. Perubahan sistem distribusi

Likert

Keberhasilan Usaha (Y)

Keberhasilan usaha merupakan hasil pencapaian

tujuan dari bisnis yang dijalankannya.

1. Peningkatan jumlah pelanggan

2. Peningkatan penjualan 3. Pengembangan

usaha serta cabang baru

4. Kedudukan di pasar meningkat

Likert


(44)

Seperti penjelasan sebelumnya dan terlihat pada Tabel 3.1, adapun variabel pada penelitian ini adalah:

a. Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lainnya.

a. Variabel kreativitas (X1)

Kreativitas adalah Kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru atau melihat hubungan-hubungan baru antara unsur, data variabel yang sudah ada sebelumnya.

b. Variabel inovasi (X2)

inovasi adalah pendayagunaan hasil kreativitas tertentu (yang orisinil) sehingga menjadi cara, proses, produk atau sumber nilai baru yang berbeda dari sebelumnya.

b. Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang nilainya dipengaruhi variabel bebas

a. Keberhasilan usaha (Y)

keberhasilan usaha merupakan hasil pencapaian tujuan dari bisnis yang dijalankannya.

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Adapun yang menjadi skala pengukuran dalam penelitian ini adalah Skala Likert. Menurut Sugiyono (2005:107) skala likert adalah “alat ukur yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.”


(45)

Jawaban setiap instrument yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang berupa kata-kata dan untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban tersebut dapat diberi skor, yaitu:

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No. Jawaban skala

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Kurang Setuju 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1

Sumber: Sugiyono (2005 : 86). 3.6 Populasi dan Sampel

3.6.1 Populasi Penelitian

Populasi menurut Sugiyono (2005:90) adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”. Dalam penelitian ini populasinya adalah orang-orang yang telah membeli produk-produk pada Tauko Medan yang berjumlah 1762 orang pada periode Juli 2012 sampai dengan Desember 2012. Karena pada semester terakir 2012 pengunjung mengalami


(46)

3.6.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan populasinya. Karena masalah waktu dan biaya, ukuran sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin dalam Umar (2008:78), yaitu:

2 1 Ne N n + =

Dimana: n = Jumlah sampel N = Jumlah Populasi

E = Taraf Kesalahan = 10% Maka jumlah sampel diperoleh adalah:

( )

63 , 94 1 , 0 1762 1 1762 2 = + = n

Melalui perhitungan rumus Slovin maka didapatkan jumlah sebesar 94,63 orang maka angka tersebut dibulatkan sehingga diperoleh jumlah sempel sebanyak 95 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu sampel dipilih dengan kriteria tertentu (Sugiyono, 2007:122). Kriteria sampel yang diambil adalah konsumen yang minimal berusia 16 tahun dan telah melakukan transaksi pembelian pada Tauko Medan minimal sebanyak 1 kali.

3.7 Jenis dan Sumber Data

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden penelitian melalui wawancara dan kuesioner di lapangan.


(47)

2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh untuk melengkapi data primer dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain. Biasanya sudah dalam bentuk publikasi seperti data yang diperoleh dari situasi-situasi internet dan data lainnya yang berhubungan langsung dengan objek yang diteliti.

3.8 Metode Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Yaitu pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar pernyataan tertulis untuk diisi responden. Kuesioner ini menggunakan sistem tertutup, yaitu bentuk pernyataan yang disertai alternatif jawaban dan responden tinggal memilih salah satu dari alternatif jawaban tersebut.

Data yang dikumpulkan meliputi: a. Identitas responden

b. Data mengenai tanggapan responden terhadap variabel-variabel yang mempengaruhi keputusan pembelian

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.9.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah diperoleh setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan. Valid berarti alat ukur tersebut dapat digunakan mengukur apa yang seharusnya diukur. Pada tahap prasurvei, kuesioner yang berisi 13 item pernyataan mengenai faktor


(48)

kreativitas (X1) dan inovasi (X2) yang mempengaruhi keberhasilan usaha pada produk Tauko Medan, disebarkan kepada 30 responden di luar sampel penelitian.

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 16,0 dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan dikatakan valid 2. Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan dikatakan tidak valid

3. r tabel pada sampel(n)sebanyak 30 dengan tingkat signifikansi 5% adalah 0,361

4. r hitung dapat dilihat pada kolom corrected item-total correlation

Tabel 3.3 Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

VAR00001 44.8000 98.234 .599 .886

VAR00002 44.8000 99.338 .635 .885

VAR00003 44.6333 104.171 .390 .896

VAR00004 44.7333 100.754 .702 .883

VAR00005 44.5000 99.155 .615 .886

VAR00006 44.9000 100.714 .531 .889

VAR00007 44.3667 100.516 .572 .887

VAR00008 44.8000 99.338 .635 .885

VAR00009 45.0667 101.306 .543 .889

VAR00010 44.8667 101.844 .494 .891

VAR00011 44.8667 96.740 .651 .884

VAR00012 44.5000 99.155 .615 .886

VAR00013 44.8333 102.833 .622 .886

VAR00014 44.9333 100.340 .566 .888


(49)

Tabel 3.5 menunjukkan bahwa seluruh butir pernyataan valid, hal ini dapat dilihat dari rhitung pada corrected item-total correlation yang pada keseluruhan butir lebih besar dari rtabel (0,361).

4.9.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan menunjukkan akurasi dan konsistensi pengukuran. Dikatakan konsisten jika beberapa pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang tidak berbeda. Adapun cara yang digunakan untuk menguji reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus koefisien Cronbach Alpha yaitu suatu kontruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60 (Ghozali, 2005:41-42)

Tabel 3.4 Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.894 14

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16,0 (Juni 2013)

Pada Tabel 3.6 diketahui bahwa koefisien alpha pada tingkat signifikansi 5% adalah 0,894. Ini berarti 0,894 > 0,60 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden agar dapat dijadikan sebagai instrumen penelitian.


(50)

3.10 Teknis Analisis Data

3.10.1 Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan cara menguraikan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai permasalahan. Analisis deskriptif dilakukan peneliti yaitu dengan mendistribusikan jawaban responden dalam bentuk tabel sehingga memperoleh gambaran yang jelas tentang distribusi jawaban responden.

3.10.2 Metode Regresi Berganda

Analisis regresi berganda berfungsi untuk mengetahui pengaruh variabel independen yaitu kreativitas (X1) dan inovasi (X2), terhadap variabel dependen yaitu keberhasilan usaha (Y). Adapun model persamaan yang digunakan adalah :

Y=a+b1X1+b2X2+e...(Sugiono, 2007) Dimana :

Y = keberhasilan usaha

a = Konstanta

b1-b2 = Koefisien Regresi X1 = kreativitas

X2 = inovasi


(51)

3.10.3 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui kondisi data yang dipergunakan dalam penelitian. Model analisis regresi penelitian ini mensyaratkan uji asumsi terhadap data yang meliputi :

3.10.3.1 Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid (Ghozali, 2005 : 110).

Cara untuk mengetahui normalitas adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk suatu garis lurus diagonal, dan plotting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual adalah normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2005 : 110).

3.10.3.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan lainnya. Jika variance dari satu residual satu pengamatan kepengamatan lainnya tetap maka terjadi homoskedastisitas jika berbeda maka disebut heteroskedastisitas.


(52)

Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas (Situmorang, 2008:65). Cara untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dan residualnya (SRESID). Deteksi terhadap heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik scatterplot yang disajikan, jika terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Maka hal ini tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi keputusan konsumen, berdasarkan masukan variabel independennya.

3.10.3.3 Uji Multikolinieritas

Pada mulanya multikolinieritas ini berarti adanya hubungan linear yang “sempurna” atau pasti, diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi (Situmorang, 2008:96).

Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance adalah mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai cutoff yang umumnya dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah tolerance < 0.1 sedangkan Variance Inflation Factor (VIF) > 5 (Situmorang, 2008:104).


(53)

3.10.4 Pengujian Hipotesis

3.10.4.1 Uji Signifikan Parsial / Uji Individual (Uji thitung)

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat (Ghozali, 2005:84). Signifikansi pengaruh tersebut dapat diestimasi dengan membandingkan antara nilai ttabel dengan nilai thitung.

Kriteria Pengambilan Keputusan, yaitu: H0 diterima, apabila thitung < ttabelpada α = 5% Ha diterima, apabila thitung > ttabelpada α = 5%

Uji thitung bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen yaitu kreativitas (X1) dan inovasi (X2) terhadap variabel dependen yaitu keberhasilan usaha (Y), bentuk pengujiannya adalah:

H0 : bi = 0

Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen yaitu kreativitas (X1) dan inovasi (X2) terhadap variabel dependen yaitu keberhasilan usaha (Y).

Ha : bi≠ 0

Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen yaitu kreativitas (X1) dan inovasi (X2) terhadap variabel dependen yaitu keberhasilan usaha (Y)


(54)

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Ghozali, 2005 : 84). Dalam penelitian ini pengujian hipotesis secara simultan dimaksudkan untuk mengukur besarnya pengaruh kreativitas (X1) dan inovasi (X2) secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya yaitu keberhasilan usaha (Y).

H0 : b1,b2,b3 = 0, Artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen yaitu kreativitas (X1) dan inovasi (X2) terhadap variabel dependen yaitu keberhasilan usaha (Y).

Ha : b1≠ b2≠ b3, Artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen yaitu kreativitas (X1) dan inovasi (X3) terhadap variabel dependen yaitu keberhasilan usaha (Y).

Kriteria Pengambilan Keputusan yaitu: H0 diterima jika Fhitung < Ftabelpada α = 5% Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%

3.10.4.2 Uji Signifikan Simultan / Uji Serentak (Uji – F)

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Ghozali, 2005 : 84). Dalam penelitian ini pengujian hipotesis secara simultan dimaksudkan untuk mengukur besarnya pengaruh kreativitas (X1) dan inovasi (X2) secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya yaitu keberhasilan usaha (Y).


(55)

H0 : b1,b2,b3 = 0, Artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen yaitu kreativitas (X1) dan inovasi (X2) terhadap variabel dependen yaitu keberhasilan usaha (Y).

Ha : b1≠ b2≠ b3, Artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen yaitu kreativitas (X1) dan inovasi (X3) terhadap variabel dependen yaitu keberhasilan usaha (Y).

Kriteria Pengambilan Keputusan yaitu: H0 diterima jika Fhitung < Ftabelpada α = 5% Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%

3.10.4.3 Pengujian Koefisien Determinan (R²)

Koefisien Determinasi (R2) pada intinya digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi dan kemampuan varian dari varibel bebas menjelaskan variabel terikat. Jika (R2) semakin besar nilainya (mendekati 1), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (kreativitas dan inovasi) kuat terhadap variabel terikat (Y). Berarti model yang digunakan semakin kuat menerangkan pangaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.


(56)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan

A. Sejarah singkat Usaha

Usaha distro (distributor outlet) dan clothing merupakan salah satu unit bisnis yang cukup kencang pertumbuhannya dalam lima tahun terakhir ini. Di berbagai kota di tanah air, banyak ditemui distro dan clothing. Tidak hanya di pulau Jawa, namun distro dan clothing juga banyak muncul di sejumlah kota di luar pulau Jawa seperti di kota Medan. Salah satunya adalah Tauko Medan, Tauko Medan adalah salah satu gerai distro dan clothing yang memelopori desain berciri khas budaya dan pergaulan orang Medan. Sekilas mungkin mirip dengan Dagadu di Jogjakarta atau Jogger di Bali, yang memperkenalkan budaya masing-masing kota melalui desain kaos. Namun, Tauko Medan tetap punya ciri khas tersendiri. Karena desainnya yang benar-benar mencerminkan ciri khas orang Medan, yaitu keras dan tegas.

Awal berdirinya usaha Tauko Medan karena keinginan pemilik yaitu Muhammad Anggia Muchtar, Rinaldy Rizal, Fathraria damanik dan Ramadoni Dwipayana untuk berusaha bersama dengan bermodalkan kreatifitas mereka dalam bidang industri kreatif dengan memberikan barang yang berkualitas dan menonjolkan kota Medan sebagai moto usahanya. Tujuannya untuk membanggakan atau menunjukkan bahwa anak Medan bangga dengan kotanya sendiri, sehingga apabila masyarakat luar Medan datang ke kota ini, membeli produk ini, maka masyarakat luar


(57)

tersebut akan segera mengetahui dan mengerti bahwa kreatifitas anak Medan dan kebanggaan anak Medan akan kotanya sendiri. Pada awalnya, usaha Tauko Medan ini tidak saja menjual barang jadi akan tetapi menjual jasa dengan menerima pesanan (tempahan) kaos dengan cetakan sablon sesuai permintaan para konsumennya, dengan cetakan yang rapi dan menarik, usaha ini berusaha untuk memuaskan konsumennya. Namun, karena penjualan produk Tauko Medan sendiri semakin meningkat, saat ini mereka tidak lagi menerima pesanan, dan lebih memilih untuk fokus dalam meningkatkan produk-produk Tauko Medan.

Tauko Medan ini beralamatkan di jalan Sei Batang Serangan nomor 39/54 A, Medan. Dahulunya Tauko Medan ini berada di Merdeka Walk, setelah 1 tahun kemudian baru pindah ke jalan Sei Batang Serangan nomor 39/54 A. Pemilik mencoba membangun citra tempat usahanya dengan membenahi penampilan toko yang juga menjadi salah satu faktor pendukung konsumen datang guna berbelanja ke toko tersebut. Desain toko dibuat semenarik mungkin untuk menarik konsumen dan memberikan kenyamanan bagi pengunjung serta penambahan fasilitas pendukung seperti AC, alunan musik, penerangan yang baik, kamar pas yang memadai dan tempat parkir yang aman. Pemilik menyadari didalam menjalankan usahanya harus dapat memenuhi yang menjadi keinginan atau selera konsumen khususnya anak muda.


(58)

Pemilik memperhatikan perkembangan trend mode yang sedang berlangsung saat ini, sehingga pemilik mencoba menampilkan produk yang dapat memenuhi keinginan atau selera konsumennya yang dapat dilakukan dengan penjualan produk yang berkualitas, bermerek dan desainnya menarik. Karyawan yang mengurus bagian operasional usaha dan yang langsung melayani pelanggan haruslah memberikan pelayanan yang terbaik sehingga memberikan citra yang baik dan positif bagi pengunjung yang datang.

B. Struktur Organisasi

Pada gambar 4.1 ditunjukkan struktur organisasi Tauko Medan. Uraian tugas

dari beberapa jabatan di Tauko Medan dijelaskan sebagai berikut:

Sumber : Tauko Medan (2013)

Gambar 4.1. Struktur Organisasi Tauko Medan

Pemilik

Direktur

R & D

Promosi Keuangan

Karyawan


(59)

Pembagian tugas dan wewenang dari setiap struktur organisasi diatas adalah : 1. Pemilik

Bertanggung jawab atas perusahaan dan segala sesuatu yang terjadi di perusahaan, menentukan dan menjalankan segala kebijakan yang penting bagi kemajuan usaha.

2. Direktur

Dipilih dari salah seorang pemilik yang tugasnya untuk memantau dan memperhatikan jalannya sebuah usaha dan juga dapat memberikan perintah kepada bawahan demi kelangsungan kinerja sebuah usaha (perusahaan). 3. Promosi

Tugas bagian promosi di Tauko Medan adalah mempromosikan produk-produk melalui media cetak maupun elektronik atau dengan mengikuti pameran-pameran di setiap acara-acara tertentu. Bagian ini juga yang menentukan kapan akan diberikan diskon atau potongan harga untuk menarik para konsumen.

4. R & D (Research and Development)

Metode penelitian yang digunakan produk tertentu dan menguji keefektifannya. Bahwa penelitian pengembangan sebagai usaha untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk dalam proses pembelajaran. Memikirkan atau gagasan sebelum memproses barang jadi. Sebelum tercetak dan terbuatnya suatu produk, barang-barang apa sajakah


(60)

5. Keuangan (Finance)

Bagian keuangan yang bertugas mencatat setiap transaksi atau penjualan yang dilakukan oleh usaha tersebut. Bagian keuangan juga memantau kecenderungan konsumen didalam memilih jenis produk, warna, desain serta melihat kecenderungan pembeli berdasarkan harga dari produk tersebut. 6. Karyawan

Dalam hal ini karyawan merupakan bagian yang bertanggung jawab atas operasional perusahaan atau dapat dikatakan karyawanlah yang menjadi ujung tombak perusahaan dalam memasarkan produknya.

4.2 Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan cara menguraikan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai permasalahan. Analisis deskriptif dilakukan peneliti yaitu dengan mendistribusikan jawaban responden dalam bentuk tabel sehingga memperoleh gambaran yang jelas tentang distribusi jawaban responden. Gambaran umum objek penelitian tersebut satu per satu dapat diuraikan sebagai berikut:


(61)

4.2.1 Karakteristik Responden

4.2.1.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

1 Pria 58 61.1%

2 Wanita 37 38,9%

Jumlah 95 100%

Sumber: Hasil pengolahan data kuesioner (Juni 2013)

Pada Tabel 4.1 diketahui bahwa jenis kelamin yang paling banyak diteliti adalah pria yaitu sebanyak 58 orang (61,1%), sedangkan sisanya yakni sebanyak 37 orang (38,9%) adalah wanita. Hal ini dikarenakan pria lebih suka menggunakan t-shirt dibandingkan wanita yang cenderung lebih suka mengenakan kemeja ataupun dress.

4.2.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia (tahun) Frekuensi Persentase

1 16-18 32 33,7%

2 19-21 37 38,9%

3 22-24 20 21,1%

4 >25 6 6,3%

Jumlah 95 100%


(62)

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden yang berumur antara 16-18tahun sebanyak 32 orang (33,7%), diikuti dengan usia responden 19-21 tahun sebanyak 37 orang (38,9%), Lalu usia responden 22-24 tahun sebanyak 20 orang (21,1%), serta umur responden diatas 25 tahun sebanyak 6 orang (6,3%).

Berdasarkan karakteristik usia responden tersebut mengindikasikan bahwa konsumen yang paling banyak melakukan keputusan pembelian pada Tauko Medan adalah usia antara 16-18 tahun. Hal ini dikarenakan pada umumnya pelajar yang suka akan sesuatu yang berbeda dan mengikuti perkembangan trend, dan usia remaja adalah antara 16-18 tahun.

4.2.1.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Frekuensi Persentase

1 Pelajar/Mahasiswa 63 66,3%

2 Pegawai Swasta 18 19%

3 Wiraswasta 10 10,5%

4 Dan lain-lain 4 4,2%

Jumlah 91 100%

Sumber: Hasil pengolahan data kuesioner (Juni 2013).

Pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa tingkat responden berdasarkan pekerjaan yang paling banyak didominasi oleh responden yang pelajar atau mahasiswa berjumlah 63 orang (66,3%). Kemudian disusul oleh profesi pegawai swasta dengan jumlah 18 orang (19%). Selanjutnya diikuti oleh wiraswasta yang berjumlah 10 orang


(63)

(10,5%). serta karyawan toko dan ibu rumah tangga yang masuk dalam klasifikasi dan lain-lain berjumlah 4 orang (4,2%).

Berdasarkan karakteristik pekerjaan responden tersebut mengindikasikan bahwa konsumen yang paling banyak melakukan keputusan pembelian pada Tauko Medan adalah pelajar/mahasiswa. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pelajar atau mahasiswa menyukai sesuatu yang berbeda dan baru dari trend di pasar.

4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel

4.2.2.1 Deskripsi Variabel Kreativitas (X1)

Kreativitas merupakan Kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru atau melihat hubungan-hubungan baru antara unsur, data variabel yang sudah ada sebelumnya.

Hasil tanggapan terhadap kreativitas dapat dijelaskan pada Tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4

Distribusi Pendapat Responden terhadap Kreativitas (X1)

Item Pernyataan

SS S KS TS STS Total F

Pengguna Total %

F % F % F % F % F % F %

1 21 22.1 31 32.6 23 24.2 14 14.7 6 6.3 95 100

2 24 25.3 26 27.4 25 26.3 17 17.9 3 3.2 95 100

3 19 20 32 33.7 29 30.5 10 10.5 5 5.3 95 100

4 32 33.7 28 29.5 20 21.1 5 5.3 10 10.5 95 100

5 27 28.4 33 34.7 21 22.1 12 12.6 2 2.1 95 100


(64)

Pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa:

1. Melalui pernyataan Saya melihat Tauko Medan mampu mengembangkan ide untuk menciptakan suatu produk yang baru, yaitu 6,3 % menyatakan sangat tidak setuju, 14,7% menyatakan tidak setuju, 24,2% menyatakan kurang setuju, 32,6% menyatakan setuju dan 22,1% menyatakan sangat setuju.

2. Melalui pernyataan Saya melihat Tauko Medan tanggap mencari solusi dalam menumbuhkembangkan sebuah kreativitas, yaitu 3,2% menyatakan sangat tidak setuju, 17,9% menyatakan tidak setuju, 26,3% menyatakan kurang setuju, 27,4% menyatakan setuju dan 25,3% menyatakan sangat setuju.

3. Melalui pernyataan Saya merasa Tauko Medan setia mencari solusi dari keluhan setiap konsumennya, yaitu 5,3% menyatakan sangat tidak setuju, 10,5% menyatakan tidak setuju, 30,5% menyatakan kurang setuju, 33,7% menyatakan setuju dan 20% menyatakan sangat setuju.

4. Melalui pernyataan Saya melihat Tauko Medan memiliki kesempatan dan peluang untuk menguasai pangsa pasar khususnya di bidang Garment, yaitu 10,5% menyatakan sangat tidak setuju, 5,3% menyatakan tidak setuju, 21,1% menyatakan kurang setuju, 29,5% menyatakan setuju dan 33,7% menyatakan sangat setuju. 5. Melalui pernyataan Saya merasa Tauko Medan bersifat fleksibel dalam mengikuti

trend dari waktu ke waktu, yaitu 2,1% menyatakan sangat tidak setuju, 12,6% menyatakan tidak setuju, 22,1% menyatakan kurang setuju, 34,7% menyatakan setuju dan 28,4% menyatakan sangat setuju.


(65)

Berdasarkan hasil tanggapan responden terhadap kreativitas melalui seluruh pernyataan yang diberikan peneliti, responden setuju dengan seluruh pernyataan, artinya Tauko Medan memiliki kreativitas dalam menciptakan suatu produk baru dan mampu mencari solusi dari setiap keluhan konsumennya sehingga responden beranggapan Tauko medan memiliki kesempatan dan peluang untuk menguasai pangsa pasar.

4.2.2.2 Deskripsi Variabel Inovasi (X2)

Inovasi adalah pendayagunaan hasil kreativitas tertentu (yang orisinil) sehingga menjadi cara, proses, produk atau sumber nilai baru yang berbeda dari sebelumnya. Hasil tanggapan terhadap inovasi dapat dijelaskan pada Tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5

Distribusi Pendapat Responden terhadap Inovasi (X2)

Item Pernyataan

SS S KS TS STS Total F

Pengguna Total %

F % F % F % F % F % F %

1 25 26.3 34 35.8 20 21.1 14 14.7 2 2.1 95 100

2 32 33.7 28 29.5 20 21.1 5 5.3 10 10.5 95 100

3 21 22.1 31 32.6 21 22.1 15 15.8 7 7.4 95 100

4 28 29.5 29 30.5 22 23.2 7 7.4 9 9.5 95 100

Sumber: Hasil pegolahan SPSS 16,0 (Juni 2013)

Pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa:

1. Melalui pernyataan Saya melihat produk yang dihasilkan Tauko Medan beragam dan unik, yaitu 2,1 % menyatakan sangat tidak setuju, 14,7% menyatakan tidak setuju, 21,1% menyatakan kurang setuju, 35,8% menyatakan setuju dan 26,3%


(66)

2. Melalui pernyataan Saya mengetahui Tauko medan memiliki sistem produksi yang baru dibandingkan usaha sejenis lainnya, yaitu 10,5% menyatakan sangat tidak setuju, 5,3menyatakan tidak setuju, 21,1% menyatakan kurang setuju, 29,5% menyatakan setuju dan 33,7% menyatakan sangat setuju.

3. Melalui pernyataan Saya melihat produk Tauko Medan beda dari produk sejenis lainnya, yaitu 7,4% menyatakan sangat tidak setuju, 15,8% menyatakan tidak setuju, 22,1% menyatakan kurang setuju, 32,6% menyatakan setuju dan 22,1% menyatakan sangat setuju.

4. Melalui pernyataan Saya mengetahui Tauko Medan memiliki saluran distribusi via online dengan mudah, yaitu 9,5% menyatakan sangat tidak setuju, 7,4% menyatakan tidak setuju, 23,2% menyatakan kurang setuju, 30,5% menyatakan setuju dan 29,5% menyatakan sangat setuju.

Berdasarkan hasil tanggapan responden terhadap inovasi melalui seluruh pernyataan yang diberikan peneliti, responden setuju dengan seluruh pernyataan, artinya Tauko Medan memiliki inovasi dalam sistem produksinya yang menghasilkan produk beragam dan unik sehingga membuatnya berbeda dari produk sejenis lainnya.

4.2.2.1 Deskripsi Variabel Keberhasilan Usaha (X3)

Keberhasilan usaha merupakan hasil pencapaian tujuan dari bisnis yang dijalankannya. Hasil tanggapan terhadap keberhasilan usaha dapat dijelaskan pada Tabel 4.6 berikut ini:


(67)

Tabel 4.6

Distribusi Pendapat Responden terhadap Keberhasilan Usaha (X3)

Item Pernyataan

SS S KS TS STS Total F

Pengguna Total %

F % F % F % F % F % F %

1 25 26.3 29 30.5 29 30.5 9 9.5 3 3.2 95 100

2 25 26.3 27 28.4 24 25.3 17 17.9 2 2.1 95 100

3 32 33.7 28 29.5 20 21.1 5 5.3 10 10.5 95 100

4 24 25.3 26 27.4 25 26.3 17 17.9 3 3.2 95 100

5 32 33.7 28 29.5 20 21.1 5 5.3 10 10.5 95 100

Sumber: Hasil pegolahan SPSS 16,0 (Juni 2013)

Pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa:

1. Melalui pernyataan Saya rasa Tauko Medan mengalami peningkatan penjualan pada setiap tahunnya, yaitu 3,2 % menyatakan sangat tidak setuju, 9,5% menyatakan tidak setuju, 30,5% menyatakan kurang setuju, 30,5% menyatakan setuju dan 26,3% menyatakan sangat setuju.

2. Melalui pernyataan Saya mengetahui Tauko Medan banyak diminati konsumen, yaitu 2,1% menyatakan sangat tidak setuju, 17,9% menyatakan tidak setuju, 25,3% menyatakan kurang setuju, 28,4% menyatakan setuju dan 26,3% menyatakan sangat setuju.

3. Melalui pernyataan Saya mengetahui Tauko Medan memiliki beberapa cabang yang tersebar di kota Medan, yaitu 10,5% menyatakan sangat tidak setuju, 5,3% menyatakan tidak setuju, 21,1% menyatakan kurang setuju, 29,5% menyatakan setuju dan 33,7% menyatakan sangat setuju.


(68)

4. Melalui pernyataan Saya merasa kualitas sarana kerja pada Tauko Medan baik, yaitu 3,2% menyatakan sangat tidak setuju, 17,9% menyatakan tidak setuju, 26,3% menyatakan kurang setuju, 27,4% menyatakan setuju dan 25,3% menyatakan sangat setuju.

5. Melalui pernyataan Saya lihat Tauko Medan telah dikenal di masyarakat luas, yaitu 10,5% menyatakan sangat tidak setuju, 5,3% menyatakan tidak setuju, 21,1% menyatakan kurang setuju, 29,5% menyatakan setuju dan 33,7% menyatakan sangat setuju.

Berdasarkan hasil tanggapan responden terhadap keberhasilan usaha melalui seluruh pernyataan yang diberikan peneliti, responden setuju dengan seluruh pernyataan, artinya Tauko Medan memiliki kualitas sarana kerja baik yang telah dikenal masyarakat luas sehingga banyak diminati konsumen.

4.3 Uji Asumsi Klasik

4.3.1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola distribusi normal, yakni data tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Ada tiga pendekatan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan pendekatan Histogram, pendekatan Grafik dan pendekatan Kolmogorov-Smirnov.


(1)

VAR00007

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1.00 10 10.5 10.5 10.5

2.00 5 5.3 5.3 15.8

3.00 20 21.1 21.1 36.8

4.00 28 29.5 29.5 66.3

5.00 32 33.7 33.7 100.0

Total 95 100.0 100.0

VAR00008

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1.00 7 7.4 7.4 7.4

2.00 15 15.8 15.8 23.2

3.00 21 22.1 22.1 45.3

4.00 31 32.6 32.6 77.9

5.00 21 22.1 22.1 100.0

Total 95 100.0 100.0

VAR00009

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1.00 9 9.5 9.5 9.5

2.00 7 7.4 7.4 16.8

3.00 22 23.2 23.2 40.0

4.00 29 30.5 30.5 70.5

5.00 28 29.5 29.5 100.0


(2)

VAR00010

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1.00 3 3.2 3.2 3.2

2.00 9 9.5 9.5 12.6

3.00 29 30.5 30.5 43.2

4.00 29 30.5 30.5 73.7

5.00 25 26.3 26.3 100.0

Total 95 100.0 100.0

VAR00011

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1.00 2 2.1 2.1 2.1

2.00 17 17.9 17.9 20.0

3.00 24 25.3 25.3 45.3

4.00 27 28.4 28.4 73.7

5.00 25 26.3 26.3 100.0

Total 95 100.0 100.0

VAR00012

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1.00 10 10.5 10.5 10.5

2.00 5 5.3 5.3 15.8

3.00 20 21.1 21.1 36.8

4.00 28 29.5 29.5 66.3

5.00 32 33.7 33.7 100.0


(3)

VAR00013

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1.00 3 3.2 3.2 3.2

2.00 17 17.9 17.9 21.1

3.00 25 26.3 26.3 47.4

4.00 26 27.4 27.4 74.7

5.00 24 25.3 25.3 100.0

Total 95 100.0 100.0

VAR00014

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1.00 10 10.5 10.5 10.5

2.00 5 5.3 5.3 15.8

3.00 20 21.1 21.1 36.8

4.00 28 29.5 29.5 66.3

5.00 32 33.7 33.7 100.0

Total 95 100.0 100.0


(4)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N

95

Normal Parameters

a,,b

Mean

.0000000

Std. Deviation

2.25036698

Most Extreme Differences

Absolute

.078

Positive

.055

Negative

-.078

Kolmogorov-Smirnov Z

.756

Asymp. Sig. (2-tailed)

.618

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.


(5)

Heteroskedastisitas

Multikolinieritas

Coefficients

a

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t

Sig.

Collinearity

Statistics

B

Std. Error

Beta

Tolerance VIF

1

(Constant) 3.614

1.412

2.559 .012

Kreativitas 1.631

.200

1.445

8.161 .000

.147

6.797

Inovasi

-1.032

.224

-.816

-4.609 .000

.147

6.797

a. Dependent Variable: KeberhasilanUsaha

Variables Entered/Removed

Model

Variables Entered

Variables


(6)

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .786a .618 .610 2.27470

a. Predictors: (Constant), Inovasi, Kreativitas

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 769.759 2 384.880 74.384 .000a

Residual 476.030 92 5.174

Total 1245.789 94

a. Predictors: (Constant), Inovasi, Kreativitas b. Dependent Variable: KeberhasilanUsaha

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.909 1.365 1.398 .165

Kreativitas .640 .095 .562 6.765 .000

Inovasi .329 .092 .299 3.599 .001