PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN SIKAP REMAJA PUTRI TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI (HYGIENES) DI SMP NEGERI 3 KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013 NADI APRILYADI,S.Sos,M.Kes Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Poltekkes kemenkes Palembang ABSTRAK - Pengaruh Pola
PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN SIKAP REMAJA PUTRI
TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI (HYGIENES)
TAHUN 2013
NADI APRILYADI,S.Sos,M.Kes
Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Poltekkes kemenkes Palembang
ABSTRAK
Di Indonesia data kehamilan remaja tahun 2007 yaitu hamil diluar nikah karena diperkosa sebanyak 3,2 % karena sama – sama mau sebanyak 12,9% dan tidak terduga sebanyak 45%. Seks bebas mencapai 22,6%, hal ini terjadi karena minimnya pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi (Depkes RI, 2008).
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial secara utuh tidak semata – mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan system reproduksi, serta fungsi dan prosesnya. Ruang lingkup kesehatan reproduksi mencakup keseluruhan kehidupan masunia sejak lahir hingga mati (Kusmiran, 2012).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pola asuh orang tua dan sikap remaja putri terhadap kesehatan reproduksi (Hygienes) di SMP Negeri 3 Kota Lubuklinggau tahun 2013.
Jenis Penelitian ini yaitu survey analitik dengan pendekatan cross sectional dan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi SMP Negeri 3 Kota Lubuklinggau kelas VII,VIII,IX yang berjumlah 440 orang, sampel berjumlah 44 orang diambil secara random sampling.
Hasil yang didapatkan yaitu sebagian besar kesehatan reproduksi (Hygienes) adalah baik yaitu sebanyak 29 orang (65,9%), pola asuh orang tua baik yaitu sebanyak 23 orang (52,3%), sikap remaja putri adalah favorabel yaitu sebanyak 39 orang (88,6%). Ada pengaruh yang bermakna antara pola asuh orang tua dengan kesehatan reproduksi (Hygienes), dengan ρ value = 0,001 < α = 0,05. Tidak ada pengaruh yang bermakna antara sikap remaja putri dengan kesehatan reproduksi (Hygienes) dengan ρ value = 0,647 > α = 0,05.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat masukkan untuk SMP Negeri 3 Kota Lubuklinggau tentang Kesehatan Reproduksi (Hygienes), serta dapat memberikan materi kesehatan reproduksi pada siswi melalui mata pelajaran biologi Kata Kunci : Pola Asuh, Sikap, Kesehatan Reoroduksi Daftar Pustaka: 11 (2003-2012)
PENDAHULUAN
Kesehatan Reproduksi Menurut kesejahteraan fisik, mental dan sosialyang utuh dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang berhubungan dengan system reproduksi dan fungsi – fungsinya serta proses – prosesnya. Sejalan dengan itu pemeliharaan kesehatan reproduksi merupakan suatu kumpulan metode, teknik dan pelayanan yang mendukung kesehatan dan kesejahteraan reproduksi melalui pencegahan dan penyelesaian masalah kesehatan reproduksi. Ini juga mencakup kesehatan seksual, yang bertujuan meningkatkan status kehidupan dan hubungan – hubungan perorangan , dan bukan semata –mata konseling dan perawatan yang bertalian dengan reproduksi dan penyakit yang ditularkan melalui hubungan seks (KEMENKES RI, 2010).
Persoalan kesehatan reproduksi bukan hanya mencakup persoalan kesehatan reproduksi wanita secara sempit dengan mengikatkannya pada masalah seputar perempuan usia subur yang telah menikah., kehamilan dan persalinan., pendekatan baru dalam program kependudukan memperluas pemahaman persoalan kesehatan reproduksi. Dimana seluruh tingkatan hidup perempuan merupakan focus persoalan kesehatan reproduksi (Harahap, 2010)
Kesehatan reproduksi merupakan komponen penting kesehatan bagi pria dan wanita, tetapi lebih dititikberatkan pada wanita. Keadaan penyakit pada wanita lebih banyak dihubungkan dengan fungsi dan kemampuan bereproduksi serta tekanan sosial pada wanita karena masalah gender . kesehatan bagi wanita adalah lebih dari kesehatan reproduksi. Wanita memiliki berhubungan dengan fungsi seksual dan reproduksi. Wanita memiliki sistem kerusakan yang dapat terjadi karena disfungsi atau penyakit. Kesehatan reproduksi sangat menjadi perhatian pemerintah terbukti dengan adanya kebijakan nasioanl tentang kesehatan reproduksi (Kusmiran,2011).
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh bank dunia menunjukkan bahwa penyakit yang berhubungan dengan kesehatan reprpduksi wanita adalah yang tertinggi yaitu masalah kehamilan dan penyakit menular seksual (Kusmiran,2011).
Di Indonesia data kehamilan remaja tahun 2007 yaitu hamil diluar nikah karena diperkosa sebanyak 3,2 % karena sama – sama mau sebanyak 12,9% dan tidak terduga sebanyak 45%. Seks bebas mencapai 22,6%, hal ini terjadi karena minimnya pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi (Depkes RI, 2008).
Di Kota Lubuklinggau tepatnya di rumah sakit dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas jumlah penyakit yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi terus meningkat dari tahun ke tahun, tahun 2010 jumlah penderita kesehatan reproduksi mencapai 469 orang, tahun 2011 menjadi 518 orang, dan tahun 2012 kembali meningkat menjadi 719 orang (Data Rekam Medik Rumah Sakit Dr. Sobirin Kab. Musi Rawas, 2012).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti di dua SMP Negeri Kota Lubuklinggau yaitu SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 3 di dapatkan hasil yaitu di SMP Negeri 2 Kota Lubuklinggau dari 10 orang siswi yang diwawancarai oleh peneliti 5 orang (50%) kesehatan reproduksi dan 5 0rang (50%) Lubuklinggau Jekas VII, VIII, IX yang orang siswi yang lainnya sudah tau tentang berjumlah 440 orang.
Sampel adalah sebagian yang Negeri 3 Kota Lubuklinggau dari 10 orang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti siswi yang diwawancari oleh peneliti 8 dan dianggap mewakili seluruh populasi orang (80%)yang tidak mengetahui tentang (Notoatmodjo, 2007). kesehatan reproduksi hanya ada 2 orang
Pada penelitian ini peneliti (20%) orang siswi yang sudah mengetahui mengambil sampel melalui multistage tentang kesehatan reproduksi seperti
random sampling yaitu pengambilan sampel
pentingnya menjaga kebersihan alat dengan cara acak. genetalia bagi wanita agar tidak terjadi penyakit pada alat genetalia.
PENGUMPULAN DATA
Penelitian ini diprioritaskan di SMP
1. Sumber Data Negeri 3 Kota Lubuklinggau karena
a. Data Primer berdasarkan hasil studi pendahuluan yang Data yang diperoleh dengan dilakukan masih banyak siswa yang belum responden melalui pengisian lembar mengetahui tentang kesehatan reproduksi, kuisioner. untuk lebih jelasnya jumlah siswa – siswi di
b. Data Sekunder SMP Negeri 3 Kota Lubuklinggau yaitu
Data yang diperoleh dari SMP kelas VII terdiri dari 9 lokal dengan jumlah Negeri 3 Kota Lubuklinggau. siswi yaitu 172 orang, kelas VIII terdiri dari
2. Teknik Pengumpulan Data 7 lokal dengan jumlah siswi yaitu 140 orang, Pengumpulan data dilakukan sendiri dan kelas IX terdiri dari 7 lokal dengan oleh peneliti dengan cara menyebarkan jumlahsiswi yaitu 128 orang, jadi kuisioner dan wawancara lansung keseluruhan jumlah siswi di SMP Negeri 3 kepada Siswi SMP Negeri 3 Kota Kota Lubuklinggau berjumlah 440 orang. Lubuklinggau. (SMP Negeri 3 Kota Lubuklinggau, 2012).
3. Instrumen Instrumen pengumpulan data yang
METODELOGI PENELITIAN digunakan adalah kuisioner.
Penelitian ini termasuk penelitian survey analitik yaitu penelitian yang bertujuan untuk mejlaskan, situasi, atau fenomena
ANALISA DATA
dalam menemukan ide baru, dengan pendekatan cross sectional yaitu variabel
1. Analisa Univariat Analisa univariat dilakukan terhadap dependen (kesehatan reproduksi (Hygienes)) dan variabel independen (pola asuh orang untuk memperoleh gambaran distribusi tua dan sikap remaja putri) diteliti dalam sampel menurut variabel independen
(Notoatmodjo, 2007). satu waktu atau secara bersamaan (Notoatmodjo, 2007).
2. Analisa Bivariat Analisis bivariat adalah analisis yang
Poluasi dalam penelitian ini adalah dilakukan untuk mengetahui apakah ada seluruh siswi SMP Negeri 3 Kota hubungan antara variabel independen dan dependen dengan menggunakan uji menggunakan batas kemaknaan α ≤ 0,05 artinya dapat diperoleh nilai ρ ≤ 0,05 berarti secara signifikan ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dan jika nilai ρ ≤ 0,05 verarti tidak ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen (Notoatmodjo, 2007).
1. Analisa Univariat
c. Kesehatan Reproduksi (Hygienes) TABEL 5.3
0,001 17,063 Baik 21 91,3 2 8,7 23 100 Tidak Baik 8 38,1 13 61,9 21 100
Orang Tua Dengan Kesehatan Reproduksi (Hygienes) di SMP Negeri 3 Kota Lubuklinggau tahun 2013. Pola Asuh Orang Tua Kejadian Reproduksi Jumlah P value OR Baik Tidak Baik n % n % n %
Tabel 5.4 Distribusi Responden Menurut Pola Asuh
a. Hubungan pola asuh orang tua dengan kesehatan reproduksi (Hygienes) di SMP Negeri 3 Kota Lubuklinggau tahun 2013.
2. Analisa Bivariat
(Hygienes) di SMP Negeri 3 Kota Lubuklinggau adalah baik sebanyak 29 orang (65,9%) dan yang tidak baik sebanyak 15 orang (34,1%).
Jumlah 44 100 Dari tabel 5.3 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar Kesehatan reproduksi
Baik 29 65,9% Tidak Baik 15 34,1%
Lubuklinggau tahun 2013 Kesehatan Reproduksi Jumlah Persen
Distribusi Responden Menurut Kesehatan Reproduksi di SMP Negeri 3 Kota
SMP Negeri 3 Kota Lubuklinggau adalah favorabel sebanyak 39 orang (88,6%) dan yang unfavorabel ada 5 orang (11,4%).
HASIL PENELITIAN
a. Pola asuh orang tua TABEL 5.1
Jumlah 44 100 Dari tabel 5.2 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar sikap remaja putri di
Favorabel 39 88,6% Unfavorabel 5 11,4%
Lubuklinggau tahun 2013 Sikap Jumlah Persen
Distribusi Responden Menurut Sikap Remaja Putri di SMP Negeri 3 Kota
b. Sikap Remaja Putri TABEL 5.2
SMP Negeri 3 Kota Lubuklinggau adalah baik sebanyak 23orang (52,3%) dan yang tidak baik ada 21 orang (47,7%).
Jumlah 44 100 Dari tabel 5.1 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar pola asuh orang tua di
Baik 23 52,3% Tidak Baik 21 47,7%
Lubuklinggau tahun 2013 Pola Asuh Orang Tua Jumlah Persen
Distribusi Responden Menurut Pola Asuh Orang Tua di SMP Negeri 3 Kota
Dari tabel 5.4 hasil analisis hubungan antara pola asuh orang tua dengan kesehatan reproduksi (Hygienes) diperoleh pada responden dengan pola asuh orang tua yang baik ada 21 orang (91,3%) yang kesehatan reproduksi (hygienes) baik, sedangkan pada responden dengan pola asuh orang tua yang tidak baik ada 8 orang (38,1%) yang kesehatan reproduksi (hygienes) baik.
4. Ada hubungan yang bermakna antara pola asuh orang tua dengan kesehatan reproduksi (Hygienes) di SMP Negeri 3 Kota Lubuklinggau tahun 2013, dengan ρ value = 0,001 < α = 0,05
2. Bagi Ka Prodi Keperawatan Lubuklinggau
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk SMP Negeri 3 Kota Lubuklinggau tentang Kesehatan Reproduksi (Hygienes), serta dapat memberikan materi kesehatan reproduksi pada siswi melalui mata pelajaran biologi.
1. Bagi Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Kota Lubuklinggau
Berdasarkan dari kesimpulan yang telah dilaksanakan di SMP Negeri 3 Kota Lubuklinggau tahun 2013, maka peneliti menyarankan :
SARAN
5. Tidak ada hubungan yang bermakna antara sikap remaja putri dengan kesehatan reproduksi reproduksi (Hygienes) di SMP Negeri 3 Kota Lubuklinggau tahun 2013, dengan ρ value = 0,647 < α = 0,05
3. Sebagian besar sikap remaja putri di SMP Negeri 3 Kota Lubuklinggau adalah favorabel yaitu sebanyak 39 orang (88,6%)
b. Hubungan sikap remaja putri dengan kesehatan reproduksi (Hygienes) di SMP Negeri 3 Kota Lubuklinggau tahun 2013
Lubuklinggau adalah baik yaitu sekitar 29 orang (65,9%) di SMP Negeri 3 Kota Lubuklinggau adalah baik sebanyak 23 orang (52,3%).
1. Sebagian besar kesehatan reproduksi (Hygienens) di SMP Negeri 3 Kota
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
Dari tabel 5.5 hasil analisis hubungan antara sikap remaja putri dengan kesehatan reproduksi (Hygienes) diperoleh pada responden dengan dengan sikap remaja putri yang favorabel ada 25 orang (64,1%) yang kesehatan reproduksi (hygienes) baik, sedangkan pada responden dengan sikap remaja putri yang unfavorabel ada 4 orang (80,0%) yang kesehatan reproduksi (hygienes) baik.
0,647 Baik 25 64,1 14 35,9 39 100 Tidak Baik 4 80,0 1 20,0 5 100 Todal 29 65,9 15 34,1 44 100
Tabel 5.5 Sikap remaja putri Kejadian Reproduksi Jumlah P value Baik Tidak Baik n % n % n %KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi ilmiah yang pengetahuan khususnya perpustakaan, sehingga dapat mempermudah mahasiswa dalam mencari referensi.
3. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan kemampuan bagi peneliti dalam melakukaan suatu penelitian dengan metode ilmiah yang benar dan memenuhi syarat akademik.
Pada wanita. Diakses dari http://duniapintardancemerlang.bgl ogspot.com/2012/01/teori- kesehatan-reproduksi.html
Siswono, 2011 Teori Kesehatan Reproduksi.
com/2012/01/teori-kesehatan- reproduksi.html
Darihttp:// duniapintardancemerlang.bglogspot.
Surabaya. Rahayu, 2012 Diakses
DAFTAR PUSTAKA
Kesehatan reproduksi remaja dan Wanita. Diakses di http://wwwPoskotanews.com/2010/0 8/27/kesehatan_reproduksi_pada_w anita/.html Kusmiran Eny, 2012. Kesehatan reproduksi remaja dan Wanita. Salemba Medika. Jakarta
Notoatmodjo, 2008. Metodelogi penelitian
Kemenkes RI, 2010.
Nursalam, 2003. Konsep Metodelogi dan
Penerapan metodelogi penelitian Ilmu keperawatan. Salemba medika.
Pada wanita. Diakses dari http://duniapintardancemerlang.bgl ogspot.com/2012/01/teori- kesehatan-reproduksi.html
Diakses dari http://www.dunia- iibu.org/artikel/kesehatan/keputihan. wanita.html Evelyn, 2009. Teori Kesehatan Reproduksi.
Dwiana, 2008.
Program Pokok Pembangunan Kesehatan. Jakarta
Depkes RI,2007
Sofa, 2011 Pola asuh orang tua. Diakses http:// www.massofa.wordpress.com/2011/ 09/21/pola-asuh-orang-tua/. Syarif, 2007 Teori Kesehatan Reproduksi.
Pada wanita. Diakses dari http://duniapintardancemerlang.bgl ogspot.com/2012/01/teori- kesehatan-reproduksi.html
Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta