SOFT SKILL DAN HARD SKILL
APA ITU SOFT SKILL : karakter yang melekat pada diri seseorang dan sudah dibangun sejak kecil (didikan lingkungan dan keluarga).
- kemampuan yang tidak terlihat
- kemampuan interpersonal diri pribadi seseorang diluar kemampuan
akademiknya (kecerdasan emosi, semangat, ambisi, empati, dll). Interpersonal
skill ini meliputi : manajemen waktu, punya goal setting dan tujuan hidup yang
jelas, kemampuan komunikasi, kemampuan sosialisasi (berhubungan dengan orang lain), kepeminpinan, kemampuan berbicara di depan publik/khalayak ramai, dlsb.Butuh usaha keras untuk mengubahnya. Tetapi, soft skills bukan sesuatu yang
stagnan. Soft skill hanya bisa ditularkan, bukan diajarkan. Cara meningkatkan soft skills adalah sebagai berikut : - learning by doing. Soft skill bisa diasah dan ditingkatkan seiring dengan pengalaman dalam dunia kerja/berorganisasi.
- Berinteraksi dan melakukan aktivitas dengan orang lain.
- Mengikuti pelatihan-pelatihan / seminar tentang manajemen.
APA PERBEDAAN SOFT SKILL DAN HARD SKILL : Soft skill adalah istilah sosiologis yang mengacu pada sekelompok karakter kepribadian, rahmat sosial, fasilitas dengan bahasa, kebiasaan pribadi, keramahan, dan optimisme bahwa orang tanda untuk berbagai tingkat. Soft skill melengkapi hard skill, yang merupakan persyaratan teknis pekerjaan. Sementara untuk pengertian hard skill atau sebagai orang menyebutnya hard competence sebagai berikut : Kompetensi keras merujuk pada pekerjaan spesifik kemampuan, dan relevansi akan tentang pengetahuan khusus yang berhubungan dengan "up to date" sistem. Dari pengertian antara soft skill dan hard skill dapat kita menyimpulkan : setiap profesi profesi dapat di tuntut untuk memiliki hard skill yang khusus, tetapi soft skill bisa merupakan kemampuan yang harus di miliki setiap profesi.
APA KETERKAITAN SOFT SKILL DAN HARD SKILL TERHADAP DIDUNIA KERJA DAN PERKULIAHAN : Bukan hanya di lingkungan akademisi kita di tuntut untuk mengembangkan sofkill kita, sebelum nantinya kita siap untuk memasuki dunia nyata (real word) tapi pengasahahan sofkill juga di dalam agama kita di suruh untuk mengasahnya keterampilan menjadi seorang yang profesional dan ahli di bidang yang digeluti.
Hadis di atas menegaskan kita untuk membangun sebuah kemapuan baik itu Hardskill maupun Sofkill. Sukses meraih cita-cita dan karir di masa depan tidak hanya ditentukan oleh hardskill, seperti tingginya nilai indeks prestasi (IP), penguasaan teori serta terampil dalam mengoperasikan peralatan laboratorium dan perangkat berteknologi tinggi. Ada banyak cerita dari orang-orang yang tidak memiliki IP yang tinggi meraih sukses dalam kehidupannya, karena mereka mengandalkan pertumbuhan softskill.
Istilah soft skill memang tergolong baru terdengar, tetapi soft skill merupakan kemampuan-kemampuan dasar yang perlu ditumbuhkan dalam diri anda, agar dapat memotivasi diri dari orang lain, bertanggung jawab, membangun relasi, berkomunikasi, negosiasi, beradaptasi dengan lingkungan, berekreasi, berinovasi dan berwirausaha, memimpin, membangun kerjasama, mengelola sumber daya dan lain sebagainya.
SOFT SKILL APA SAJA YANG DI BUTUHKAN DI DUNIA KERJA : Di dalam persaingan seperti sekarang, kebutuhan akan tenaga kerja yang memiliki profesionalisme dan manajerial skill yang berbasis kemampuan sudah merupakan tuntutan. Terlebih di dunia kerja sekarang banyak dipengaruhi perubahan pasar, ekonomi dan teknologi. Tenaga kerja yang memiliki kecerdasan emosional (Emotional Quatient) sangat mendukung pemenuhan kebutuhan tersebut disamping kecerdasan intelektual. Berdasar hasil survey Nasional Assosiation of Colleges and Employers USA (2002) terhadap 457 pimpinan perusahaan menyatakan bahwa Indeks Kumulatif Prestasi (IPK) bukanlah hal yang dianggap penting dalam dunia kerja. Yang jauh lebih penting adalah sotfskill antara lain kemampuan komunikasi, kejujuran, kerjasama, motivasi, kemampuan beradaptasi dan kemampuan interpersonal dengan orientasi nilai pada kinerja yang efektif.
Kemampuan softskill diatas, sebetulnya masuk dalam kecerdasan emosional orang lain, Kemampuan memotivasi diri, Kemampuan mengendalikan diri/ mengelola emosi pada diri sendiri dalam hubungan dengan orang lain (Daniel Goleman). Ada lima kecedasan emosial yang dibutuhkan didunia kerja sekarang ini, yaitu :
1. Kesadaran Emosional , yang meliputi kedewasaan emosi dalam pengambilan keputusan yang win-win solution.
2. Pengelolaan Emosional (pengedalian diri) yang meliputi kemampuan kepekaan, sabar dan tabah dalam menjalankan tugas.
3. Motiovasi Diri, yang meliputi kemampuan berpikir positif, ulet dan pantang menyerah
4. Empati pada Sesama ; yang meliputi kemampuan memahami, merasakan, peduli, hangat, akrab dan kekeluargaan
5. Ketrampilan Sosial , yang meliputi kemampuan bermusyawarah, bekerjasama, kepentingan umum/tim) Di sisi lain secara teori, di dalam dunia kerja, ada 3 (tiga) unsur utama yang harus dipenuhi agar seseorang dikatakan memiliki kompetensi yang meliputi kompetensi knowledge atau cognitive domain, skill atau psychomotor domain, serta attitude atau affective domain.(Jayagopan Ramasamy, Malaysia 2006). Dalam teori tersebut dikatakan bahwa kompetensi tersebut harus bisa diukur (measurable), dinilai, ditunjukkan (demonstrable) dan diamati (observable) melalui perilaku pada saat melaksanakan tugas. Sasaran akhir dari kompetensi adalah perilaku yang diharapkan (desired behaviour) dan perlu ditunjukkan dalam melaksanakan tugas. Sumber : http://disnakertransduk.jatimprov.go.id/edisi-122-februari-2011/366- kebutuhan-soft-skill-di-dunia-kerja Soft skill adalah Ketrampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (INTERPERSONAL SKILLS) dan ketrampilan dalam mengatur dirinya sendiri (INTRA-PERSONAL SKILLS) yang mampu mengembangkan unjuk kerja secara maksimal.
Beda Soft Skill dan Hard Skill
Hard skill adalah kemampuan yang dapat menghasilkan sesuatu sifatnya visible dan immediate . Soft skill sendiri diartikan sebagai kemampuan diluar kemampuan teknis dan akademis, yang lebih mengutamakan kemampuan intra dan interpersonal.
Contoh soft skill antara lain: kemampuan beradaptasi, komunikasi,
kepemimpinan, pengambilan keputusan, pemecahan masalah, conflict resolution , dan lain sebagainya. Hard skill dapat dinilai dari technical test atau practical test . soft skill dapat dinilai dengan menggunakan teknik wawancara yang mendalam dan menyeluruh dengan pendekatan behavioral interview . Dengan behavioral interview , diharapkan kandidat-kandidat tidak hanya memiliki hard skill namun juga didukung oleh soft skill yang baik. Modal sukses di lapangan pekerjaan:
- Kompetensi akademik (teknis , hard skills) 20%
- Kompetensi non akademik (soft skills) 80%
macam-macam softskill :
1. Inisiatif Inisiatif adalah satu tema pernyataan yang saat ini sedang saya alamatkan kepada diri sendiri. Inisiatif dekat hubungannya dengan kepeloporan. Para pelopor adalah pribadi-pribadi yang memiliki kekuatan inisiatif kerja yang menembus ruang-ruang waktu.Inisiator seringkali mengawali kerjanya dari kritik terhadap realitas. Terlebih ketika mereka melihat adanya jarak yang menjeda antara cita-cita dengan karakter zaman.
2. Kemauan Kemauan” adalah kata kunci dari segala sukses Punya bakat dan ilmu tidak akan membuat kita sukses. Keinginan harus disertai dengan tindakan untuk mewujudkannya. Bukan hanya sekedar ingin tetapi harus mau dan berusaha memperjuangkannya.
3. Komitmen sesuatu yang melampaui segala bentuk perbedaan, perselisihan dan pertengkaran. Ia tidak dapat dihancurkan oleh kekurangan, kelemahan maupun keterbatasan lahiriah… karena ketika kita berani mengikatkan diri dalam sebuah komitmen, kita telah ‘mati’ terhadap kepentingan diri sendiri. 4. Motivasi sebuah alasan atau dorongan seseorang untuk bertindak. Alasan atau dorongan itu bisa datang dari luar maupun dari dalam diri. Sebenarnya pada dasarnya semua motivasi itu datang dari dalam diri, faktor luar hanyalah pemicu munculnya motivasi tersebut. 5. Kreativitas hubungan baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada. Dari sudut pandang keilmuan, hasil dari pemikiran kreatif (kadang disebut pemikiran divergen) biasanya dianggap memiliki keaslian dan kepantasan,tindakan membuat sesuatu yang baru.
6. Komunikasi suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. 7. Berfikir kritis suatu aktifitas kognitif yang berkaitab dengan penggunaan nalar. Belajar untuk berpikir kritis berarti menggunakan proses-proses mental, seperti memperhatikan, mengkategorikan, seleksi, dan menilai/memutuskan. 8. Mandiri melakukan perencanaan hidup dengan baik, bertanggung jawab, dgn sadar akan resiko setiap melakukan sesuatu, dan tanpa campur tangan orang lain. Mandiri juga berarti mengetahui dan memahami mana yang benar dan yang salah, jadi bisa menentukan sikap dengan berlandaskan pemikiran dan pengetahuan sendiri, tanpa *dibumbui atau dipengaruhi* orang lain. Mandiri itu pada intinya tidak mudah minta belas kasihan pada orang lain. 9. Integritas diri Suatu pemahaman tentang terwujudnya perkembangan yang seimbang dan sinergis atas berbagai dimensi diri. Terwujudnya perkembangan diri pribadi secara utuh, tanpa satu pun aspek atau dimensi yang terabaikan. Adanya perhatian yang seimbang, tepat dan proporsional terhadap semua dimensi diri.
10. Disiplin kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang mengharuskan orang untuk tunduk kepada keputusan, perintah dan peraturan yang berlaku. Dengan kata lain, disiplin adalah sikap menaati peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan tanpa pamrih. Ada beberapa karakter yang dapat dibentuk berkat Disiplin: 1. Lebih bertanggung jawab, 2. Lebih tegar dalam menghadapi segala situasi kondisi 3. Lebih menghargai orang lain dan waktu. 4. Tidak mudah berputus asa (menyerah) 5. Melatih kejujuran
1. sebagai atribut kualitas jasa 2. dapat bersifat mandiri 3. softskill dapat membangun karakter 4. membangun kepribadian yang berkualitas 5. menumbuhkan rasa percaya diri 6. dapat bersosialisai dalam team 7. menumbuhkan kepekaan wawasan pemikiran dan kepribadian kita 8. juga dapat membentuk jiwa yang kritis di dalam diri kita
Latar belakang
Softskill adalah istilah dalam EQ seseorang yang dapat di kategorikan kedalam kekhidupan sosial komunikasi, dan kebiasaan, softskill merupakan keterampilan seseorang yang berhubungan dengan bidang ilmunya, yang melatari adanya softskill adalah karena setiap orang memiliki bakat yang dimana bakat tersebut nantinya akan mempengarusi segi psikologi dari orang tersebut dalam kehidupannya.
Softskills adalah sebuah istilah dalam sosiologi tentang EQ (Emotional Intelligence Quotient) seseorang, yang dapat dikatagorikan /klusterkan menjadi kehidupan sosial, komunikasi, bertutur bahasa, kebiasan, keramahan, optimasi.
Softskill menurut beberapa ahli
Menurut :
Soft skill adalah suatu kemampuan, bakat, atau keterampilan yang ada di dalam diri setiap manusia. Soft skill adalah kemampuan yang dilakukan dengan cara non teknis, artinya tidak berbentuk atau tidak kelihatan wujudnya. Namun , softskill ini dapat dikatakan sebagai keterampilan personal dan inter personal.
Yang dimaksud softskill personal adalah kemampuan yang di manfaatkan untuk kepentingan diri sendiri. Misalnya, dapat mengendalikan emosi dalam diri, dapat menerima nasehat orang lain, mampu memanajemen waktu, dan selalu berpikir positif. Itu semua dapat di kategorikan sebagai softskill personal.
Kemudian yang dimaksud softskill inter personal adalah kemampuan yg dimanfaatkan untuk diri sendiri dan orang lain. Contohnya, kita mampu ber hubungan atau ber interaksi dengan orang lain, bekerja sama dengan kelompok lain, dan lain lain.
Nah, softskill juga harus di iringi dengan hardskill, karena kita hidup tidak boleh hanya mempunyai softskill yang berkualitas saja, tapi hardskill kita perlu diperhatikan. Dengan memiliki hardskill yang baik, kita bisa menjadi manusia yang berkualitas. Misalnya, kita di sekolahkan oleh orang tua kita, kita akan memiliki ilmu pengetahuan, nah ilmu tersebut akan kita gunakan dalam kehidupan kita nanti, oleh karena itu, hardskill dan softskill yang seimbang dapat menumbuhkan jiwa/pribadi yang berkualitas Soft Skill atau keterampilan lunak menurut Berthhall (Diknas, 2008) mendefinisikan soft skill sebagai “personal and interpersonal behaviour that
develop and maximize human performance (e.g. coaching, team building, decision making, initiative).” merupakan tingkah laku personal dan
interpersonal yang dapat mengembangkan dan memaksimalkan kinerja manusia (melalui pelatihan, pengembangan kerja sama tim, inisiatif, pengambilan keputusan lainnya. Keterampilan lunak ini merupakan modal dasar peserta didik untuk berkembang secara maksimal sesuai pribadi masing-masing.
Menurut Kamus wikipedia (2009) mendifinisikan soft skill sebagai :
“sociological term relating to person’s emotional quotient, the cluster of personality traits, social graces, communication, language, personal habits, friendliness, and optimism that characterized reletionships with other people.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa soft skill adalah perilaku individu yang tidak terlihat wujudnya dan bersifat personal maupun interpersonal yang dapat berkembang dan meningkatkan kualitas diri seseorang. Menurut :
Soft skill merupakan keterampilan diluar keterampilan teknis dan akademis, dan
lebih mengutamakan keterampilan intra dan inter personal. Keterampilan intra
personal mencakup kesadaran diri (kepercayaan diri, penilaian diri, sifat dan pengendalian diri, manajemen sumber daya, pro aktif). Sedangkan keterampilan
inter personal mencakup kesadaran sosial (kesadaran politik, memanfaatkan
keragaman, berorientasi pelayanan) dan keterampilan sosial (kepemimpinan, pengaruh, komunikasi, kooperatif, kerja sama tim, dan sinergi). Soft skill mumpuni mutlak harus dimiliki oleh manusia sebagai modal untuk mengarungi berbagai bidang kehidupan seperti pekerjaan, rumah tangga, organisasi masyarakat, dan lain-lain. Sebagai contoh, di dunia kerja dalam proses perekrutan karyawan baru, keterampilan teknis (hard skill) lebih mudah diseleksi berdasarkan daftar riwayat hidup, indeks prestasi, pengalaman kerja dan berbagai keterampilan yang dikuasai. Sedangkan soft skill dievaluasi berdasarkan psikotest dan wawancara mendalam. Hasil dari psikotest tersebut akan digunakan perusahaan untuk menempatkan karyawan di posisi yang tepat. Dewasa ini, semua perusahaan mensyaratkan adanya kombinasi yang seimbang antara hard skill dan soft skill untuk semua posisi karyawan. Pendekatan hard
skill dianggap sudah tidak efektif, percuma saja jika hard skill baik tapi soft
skill nya buruk. Perusahaan akan lebih memilih calon karyawan yang memiliki
kepribadian dan karakter lebih baik walaupun tidak ditunjang hard skill yang mumpuni. Alasannya jelas, karena melatih keterampilan teknis jauh lebih mudah daripada pembentukan karakter seseorang. Dengan kata lain, hard skill merupakan faktor penting bagi manusia dalam bekerja, tetapi keberhasilan seseorang dalam bekerja biasanya lebih ditentukan oleh soft skill yang lebih baik.
Perlu untuk diketahui bahwa soft skill bukanlah sesuatu yang stagnan. Keterampilan ini dapat diasah dan ditingkatkan seiring dengan bertambahnya pengalaman seseorang. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan soft skill, yang paling terkenal adalah learning by doing. Mengikuti berbagai pelatihan dan seminar juga dapat meningkatkan soft skill. Namun, diluar itu semua, ada satu cara yang paling ampuh untuk meningkatkan
soft skill yaitu dengan lebih sering berinteraksi dan beraktifitas dengan orang
lain. Mengingat pentingnya soft skill dalam kehidupan kita, maka marilah kita tingkatkan soft skill demi kehidupan yang lebih baik.
SOFTSKILL MENURUT SAYA…..
Jadi menurut saya soft skill itu adalah suatu kelebihan/bakat yang terpendam dalam diri kita masing – masing dan dapat diperolehnya melalui pembelajaran yang berkaitan dengan pengembangan diri seseorang atau berlatih keras untuk mengembangkan bakat yang dimiliki .Dan kesimpulannya setiap manusia itu memiliki apa yang namanya soft skill namun tidak banyak manusia yang mengetahui cara memperolehnya.
:
:
Posted on
Soft skill sebenarnya merupakan pengembangan dari konsep yang selama ini
dikenal dengan istilah kecerdasan emosional (emotional intelligence). Soft skill sendiri diartikan sebagai kemampuan diluar kemampuan teknis dan akademis (Hard Skill), yang lebih mengutamakan kemampuan intra dan interpersonal. Secara garis besar soft skill bisa digolongkan ke dalam dua kategori: intrapersonal dan interpersonal skill. Intrapersonal skill mencakup : self
awareness (self confident, self assessment, trait & preference, emotional awareness) dan self skill (improvement, self control, trust, worthiness, time/source management, proactivity, conscience). Sedangkan interpersonal skill mencakup social awareness (political awareness, developing others, leveraging diversity, service orientation, empathy dan social skill
(leadership,influence, communication, conflict management, cooperation, team
work, synergy)UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa guru adalah pendidik profesional. Seorang guru atau pendidik profesional harus memiliki kualifikasi akademik minimum sarjana (S1) atau diploma empat (D4), menguasai kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Lahirnya UU dan PP tersebut, pada dasarnya merupakan kebijakan pemerintah yang didalamnya memuat usaha pemerintah untuk menata dan memperbaiki mutu guru di Indonesia. Merujuk dari salah satu kompetensi yang termaktum dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, point kedua tentang kompetensi kepribadian seorang guru yang mantap, stabil, dewasa, arif dan bijaksana, berwibawa, berakhlak mulia, menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat, mengevaluasi kinerja sendiri, dan mengembangkan diri secara berkelanjutan. Pendidikan soft skill, yakni pendidikan yang bertumpuan pada pembinaan mentalitas (stabil mentalnya, dewasa, bijaksana, berwibawa, berakhlak mulia, menjadi teladan bagi peserta didik, dan peka terhadap realitas lingkungannya). Pendidikan soft skill tentu menjadi kebutuhan penting dalam dunia pendidikan, dalam hal ini guru. Karena guru akan menjadi teladan bagi para siswa, yang meliputi bagaimana guru terampil dalam menerapkan manajemen diri (berkomunikasi, memimpin, membina hubungan dengan orang lain, dan mengembangkan diri).
Omong Kosong, Pendidikan Karakter Tanpa Soft Skills Guru | 19 March 2013 | 11:19 Dibaca: 781 Komentar: 1
Tertulisnya kata-kata berakhlak mulia dalam tujuan pendidikan nasional mengisyaratkan bangsa Indonesia mencita-citakan akhlak mulia sebagai karakter dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Faktanya ada distorsi antara yang dicita-citakan dengan realitas praktek pendidikan. Pendidikan di Indonesia cenderung berorientasi pada pendidikan berbasis hard skill (keterampilan teknis) yang lebih banyak bertumpu pada
intelligence quotient (IQ), namun kurang mengembangkan kemampuan soft
skill yang mengembangkan kemampuan emotional intelligence (EQ) dan spiritual intelligence (SQ). Sebagai bagian penting dari komponen pelaksanaan pembelajaran, guru memiliki andil yang cukup signifikan dalam menentukan gagal atau suksesnya penanaman karakter siswa. Disamping upaya mengoptimalkan kecerdasan intelektual siswa, guru juga dituntut untuk menanamkan nilai-nilai budi pekerti, moral, dan akhlak karimah. Peranan guru dalam membantu proses internalisasi nilai-nilai positif ke dan di dalam diri siswa tidak bisa digantikan oleh media pendidikan secanggih apapun. Hal ini karena pendidikan karakter membutuhkan teladan hidup (living model) yang hanya bisa ditemukan dalam pribadi para guru. Tanpa peranan guru, pendidikan karakter tidak akan pernah berhasil dengan baik. Demi tercapainya internalisasi karakter ke dalam diri siswa, kesadaran bahwa guru sebagai pribadi yang menjadi teladan hidup tidak bisa diabaikan. Inilah kompetensi kepribadian yang harus dimiliki guru, selain tiga kompetensi lainnya, yakni kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, dan kompetensi sosial. Keempat kompetensi tersebut saling terkait dan harus dimiliki guru. Dalam modul Materi Peningkatan Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dijelaskan bahwa keempat kompetensi tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu hard competence dan soft competence. Yang termasuk hard
competence adalah kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik.
Sementara yang termasuk soft competence adalah kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial Kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial seorang guru sebagai soft
competence akan sangat berpengaruh pada soft competence siswa yang dalam
hal ini salah satunya akan ditunjukkan oleh bagaimana siswa bersikap dan berbudi pekerti. Guru bukan hanya harus terampil mengajar (hard competence), tetapi juga musti piawai mendidik (soft competence). Dalam mengajar guru bertugas mentransfer pengetahuan (transfer of knowledge), sedangkan dalam mendidik guru bertanggung jawab mentransfer nilai (transfer of value). Oleh karena itu, soft skills guru memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam membentuk kepribadian siswa yang menjadikan karakter dan budi pekerti sebagai rujukan nilai dalam berperilaku. Degradasi moral siswa dapat diatasi salah satunya dengan meningkatkan kualitas soft skill guru.
Sebagai profesi yang diakui guru juga dituntut memiliki keterampilan hard skill dan soft skill. Dua keterampilan ini harus dikembangkan secara seimbang. Guru dituntut bukan hanya terampil membuat lesson plan, menyusun materi ajar, memilih media pembelajaran, mengevaluasi hasil kerja siswa, yang semua itu termasuk kategori keterampilan teknis (hard skills), tetapi lebih dari itu: guru juga harus memiliki keunggulan kualitas diri yang bersifat ke dalam dan keluar.
Kesuksesan seorang guru yang ditopang oleh keterampilan soft skills yang tinggi bukan hanya berpengaruh pada karir pribadi semata, bahkan akan sangat berpengaruh pada kesuksesan siswanya. Kejujuran, tanggung jawab, adil, empati, dan beberapa sifat positif lainnya yang dimiliki oleh seorang guru
Apabila menghendaki siswa memiliki karakter positif harus dimulai dari guru yang juga memiliki karakter positif. Soft skills guru bukan mitos.[]
Dr. Abdul Abdul Munip, M.Ag, Reinveting Nilai-Nilai Islam Mengenai Peranan Guru Dalam Pendidikan Karakter, Available at: . Diakses 4 November 2011.
Ali Mudlofir (2011), Modul Pengembangan Soft Skills Guru PAI, Materi Peningkatan Guru Pendidikan Agama Islam, Direktorat Pendidikan Agama Islam, Kementerian Agama Republik Indonesia, hlm. 8.
TINGKAT KOMPENTENSI SOFT SKILLS GURU
(Studi pada SMK TI YPPN KEDIRI ) Endang Solichin
ABSTRAK Keberhasilan seseorang lebih banyak ditentukan oleh soft skills selain hard skills yang dimilikinya. Transformasi soft skills bersifat penularan bukan diajarkan, karenanya guru yang akan mentransformasikan harus memiliki terdelebih dahulu sebelum menularkannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tingkat kompetensi soft skills guru- guru dan untuk mengetahui faktor soft skills yang kuat serta yang lemah yang dimiliki para guru . Kuesioner dibagikan kepada guru-guru, kuesioner dirancang dalam bentuk skala Likert dengan lima pilihan, kemudian dianalisis dengan metode diskriptif, menggunakan piranti lunak SPSS 13. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor soft skill guru-guru adalah sebesar
80,21. Unsur soft skills tertinggi adalah pada keberanian mengakui kek eliruan dan menerima nasihat dari orang lain , berikutnya adalah kemauan selalu mencari cara yang lebih baik yang paling rendah adalah anggapan bahwa struktur organisasi sebagai satu halangan untuk mencapai sasaran yang diinginkan, kemudian kesiapan untuk kehilangan semua kekayaan bila usaha gagal.
. Kata Kunci : kompetensi, soft skills
THE COMPETENCE LEVEL OF TEACHER SOFT SKILL
(Study at SMK TI YPPN KEDIRI) Endang Solichin abstract
Somebody success more many determined by soft skills besides hard skills . Transformation soft skills has infection is not taught, hence teacher that transformator must has formerly before infection student . The reserach aims to study competence level soft skills teachers and to detect factor soft skills strong and weak that has teachers . Quesioner distributed to teachers , quesioner designed in the form of scale Likert with five choices, then analyzed with descriptive method use soft ware SPSS 13. The research result shows that score soft skill s teachers is 80,21. element soft skills highest are courage admits mistake and get advice from another person, next will always look for manner better to do a job. while element soft skills lowest are the opinion that organization chart as one hindrance to achieve desirable target, then immediacy to lose all when does effort fail.
. keyword: competence, soft sk ills
I. PENDHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MAS ALAH
Pada waktu yang lalu penguasaan faktor produksi seperti tanah, tenaga kerja, alam dan modal yang sering disebut keunggulan komparatif (Comparative advantage ) merupakan tameng dan sekaligus senjata untuk memenangkan persaingan. Namun sekarang ini Comparative advantage bukan lagi basis yang cukup kuat untuk memenangkan persaingan. Globalisasi telah mengubah segala sesuatu yang membatasi sehingga akan dengan mudah memperoleh sumberdaya yang diinginkan kapan dan dimanapun sumberdaya itu tersedia. Dalam perkembangan kini dan selanjutnya untuk memenangkan persaingan pada kompetisi global harus memiliki keungguan bersaing ( Competetive advantage ) dibanding pesaingnya. Keunggulan bersaing adalah suatu posis i unik yang dikembangkan suatu organisasi sebagai upaya untuk mengalahkan pesaing. Suatu organisasi perusahaan dikatakan memiliki keunggulan bersaing bila memiliki ciri kompetensi khusus. Sejalan dengan perkembangan tersebut maka ada perubahan paradigma peran sumberdaya manusia yang memiliki peran strategis, artinya sumberdaya manusia memiliki kontribusi dalam menentukan masa depan organisasi melalui orientasi fungsional pada pengembangan kreativitas, fleksibilitas, manajemen proaktif dan daya inovasi. Sementara itu dibidang pendidikanpun telah terjadi perubahan paradigma dari old industrial education menjadi new entrepreneurial education yang lebih menekankan pada kemampuan untuk berkreativitas dan berinovasi, kreativitas berkenaan dengan kemampua n untuk berpikir sesuatu yang baru (thinking something new ) sedangkan inovasi berkenaan dengan kemampuan untuk berbuat sesuatu yang baru ( doing something new ). menekankan kepada kemampuan hard skills yang diajarkan kepada anak didik secara terstruktur sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan, sementara kemampuan yang bersifat soft skills tidak begitu nampak dalam kurikulum dan lebih bersifat hidden curriculum, seperti dikatakan Illah Sailah (2007), ba hwa pendidikan di Indonesia muatan soft skillsnya hanya 10 % sedangkan Hard skillsnya 90 % . Padahal menurut peneliatian di Harvard University Amerika Serikat ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata -mata oleh pengetahuan dan kemampuan tekn is (hard skills) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain( soft skills), Penelitian ini mengungkapka n, kesusksesan hanya ditentukan sekitar 20 % oleh hard skills dan sisanya
80 % oleh soft skills Hampir semua perusahaan dewasa ini me nsyaratkan adanya kombinasi yang sesuai antara hard skills dan soft skills, apapun posisi karyawannya, bahkan dikalangan para praktisi sumberdaya manusia pendekatan hard skills saja kini sudah ditinggalkan, hal tersebut bisa dilihat pada iklan -iklan lowongan kerja berbagai perusahaan yang juga mensyaratkan kemampuan so ft skills, seperti team work, kemampuan komunikasi dan interpersonal relationship , hal tersebut menunjukkan bahwa hard skills merupakan faktor penting dalam bekerja, namun keberhasilan seseor ang dalam bekerja biasanya ditentukan oleh soft skillsnya yang baik, bahkan psikolog kawakan David McClelland berani mengatakan bahwa faktor utama keberhasilan para eksekutif muda dunia adalah kepercayaan diri, daya adaptasi, kepemimpinan dan kemampuan mem pengaruhi orang lain Proses tranformasi hard skills dilakukan dengan proses belajar mengajar atau dalam istilah lain diajarkan, sedangkan proses tranformasi soft skills lebih kepada proses penularan, oleh guru sebagai subyek harus memiliki dulu, artinya dirinya terlebih dahulu harus memiliki kompetensi dibidang soft skills secara melekat dengan perilakunya.
Guru sebagai pembina adalah orang yang harus memiliki terlebih dahulu kemampuan soft skills tersebut, yang kemudian ditularkan kepada anak didiknya melalui interaksi perilaku dengan anak didik.
Sekolah kejuruan lebih diarahkan kedunia kerja, baik menjadi pekerja maupun bekerja disektor informal atau wirausaha sehingga bagi mereka ketrampilan soft skils merupakan hal mutlak untuk dimiliki dan karena itulah maka dipandang sangat perlu dan mendesak untuk memahami tingkat kompetensi soft skills dari para guru di Sekolah Menengh Kejuruan Teknologi Informasi (SMK TI) Yayasan Penidikan Pelita Nus antara Kediri
1.2. PERUMUSAN MASALAH Permasalahan utama yang hendak diteliti adalah bagaimana tingkat kompetensi soft skills guru-guru SMK TI Yayasan Penidikan Pelita Nusantara Kediri serta faktor kompetensi soft skills yang kuat dan yang lemah yang dimilki oleh para guru yang mengajar di SMK TI Yayasan Penidikan Pelita Nusantara Kediri
1.3. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui tingkat kompetensi soft skills guru-guru
SMK TI Yayasan Pendidikan Pelita Nusantara Kediri
2. Untuk mengetahui unsur soft skills yang kuat serta yang lemah yang dimiliki para guru SMK TI Yayasan Pen didikan Pelita Nusantara
II. LANDASAN TEORI
Paradigma pendidikan yang berubah dari old industrial Education menjadi New Entrepreneurial Education terutama pada Sekolah Kejuruan yang lebih mengarahkan anak didiknya untuk disiapkan menjadi lulusan yang siap memasuki dunia usaha atau melakukan usaha mandiri disektor informal dan sektor formal, maka lulusan tersebut untuk bisa bersaing harus memiliki kompetensi. Kompetensi menurut Spencer (1993) dalam Taliziduhu Ndraha(1999) sebagai karakteristik yang mendasari seseorang dan berkaitan dengan efektivitas kinerja individu dalam pekerjaannya, ada lima karakeristik kompetensi, yaitu :
1. Motives adalah sesuatu dimana seseorang secara konsisten berfikir sehingga ia melakukan tindakan
2. Traits adalah watak yang membuat orang untuk berperilaku atau bagaimana seseorang merespon sesuatu dengan cara tertentu misalnya rasa percaya diri, kontrol diri, stress resistance atau ketabahan
3. Self concept adalah sikap dan nil ai-nilai yang dimiliki seseorang
4. Knowlwdge adalah informasi yang dimilki seseorang untuk bidang tertentu tertentu baik secara fisik maupun mental Kompetensi Knowlwdge dan skill cenderung lebih nyata ( visible) yang relatif berada dipermukaan sebagai salah satu karakteristik yang dimiliki manusia, sedangkan self concept (konsep diri), traits (watak/sifat) dan motif lebih tersembunyi (hidden), dalam (deeper) dan berada pada titik sentral kepribadian seseor ang (Spencer, 1993 dalam Taliziduhu Ndraha1999) Model pendidikan kejuruan harus bisa memadukan kompetensi hard skills dan kompetensi soft skills untuk bisa mencetak lulusan yang memiliki entrepreneurial skills, Untuk mencetak lulusan yang memiliki kompete nsi entrepreneurial skills yang memiliki daya imajinasi, kreativitas dan perilaku yang inovatif, ada dua komponen penting yaitu kompetensi hard skills yang merupakan kompetensi technical skills dan English skills yang dibentuk melalui proses belajar mengajar berdasarkan kurikulum yang telah ditentukan.