Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Discovery pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Patemon 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Semester II Tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Tindakan

  Pada pelaksanaan tindakan diuraikan menjadi tiga sub judul yaitu deskripsi pra siklus, deskripsi siklus I,dan deskripsi siklus II. Deskripsi pra siklus menguraikan kondisi awal siswa sebelum penelitian melakukan penelitian. Deskripsi siklus I menguraikan tentang kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi serta kegiatan yang dilakukan pada siklus I. Sama seperti deskripsi siklus I, deskripsi siklus

  II juga menguraikan tentang kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi serta kegiatan refleksi yang dilakukan pada siklus II.

4.1.1 Deskripsi Prasiklus

  Penelitian ini dilakukan di SDN Patemon 01 pada semester II Tahun Pelajaran 2014/2015. SDN Patemon 01 memiliki tenaga pendidik dan kependidikan dengan jumlah 12 orang diantaranya 1 Kepala Sekolah, 6 Guru Kelas, 1 Guru Mata Pelajaran PenjasOrkes, 1 Pustakawan, dan 1 Penjaga Sekolah. Seluruh tenaga pendidik yang mengampu di SDN Patemon 01 mempunyai latar belakang pendidikan S1.

  Subjek Penelitian pada PTK ini adalah siswa kelas 4 SDN Patemon 01 Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan jumlah 21 siswa pada pembelajaran

  IPA dengan Kompetensi Dasar (KD) 7.2 menyampaikan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah bentuk suatu benda Mata Pelajaran IPA di kelas 4 SDN Patemon 01 diampu oleh guru kelas 4 yaitu Bapak Suwono, S.Pd.SD.

  Beliau mengampu seluruh mata pelajaran yang diajarkan di kelas 4 kecuali untuk mata pelajaran yang telah diampu oleh guru mata pelajaran masing-masing yaitu PAI, Bahasa Inggris, dan PenjasOrkes.

  Sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian terlebih dahulu peneliti oleh guru kelas 4 SDN Patemon 01. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan beberapa permasalahan yang muncul di dalam pelaksanaan pembelajaran.

1) Proses Pembelajaran Pra Siklus

  Sebelum dilaksanakan PTK, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi untuk melihat cara mengajar guru yang bersangkutan. Observasi dilakukan oleh peneliti di SD Negeri Patemon 01 di kelas 4.

  Setelah melakukan observasi peneliti menemukan beberapa permasalah yang muncul terkait dengan proses pembelajaran dan hasil belajar, khususnya dalam mata pelajaran IPA. Terkait dengan hasil belajar yang rendah yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPA di karenakan pada proses pembelajaran IPA yang dilakukan oleh guru masih berpusat pada guru sehingga siswa kurang aktif dan kerja sama antar siswa, siswa hanya mendengarkan, mencatatat kemudian mengerjakan soal sehingga berdampak pada perolehan hasil belajar yang masih rendah.

  Pada tabel di bawah ini terdapat penilaian terhadap RPP kondisi awal. Untuk memperjelas apakah guru sudah menyusun RPP sesuai dengan aspek yang akan dinilai. Berikut penilaian RPP kondisi awal:

Tabel 4.1 Penilain RPP Kondisi Awal

  No. Apsek yang dinilai Skor

  1. Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran (tidak

  1 2 3 4 5

  menimbulkan penafsiran ganda dan mengandung hasil belajar)

  2. Pemilihan materi ajar (sesuai dengan tujuan dan

  1 2 3 4 5

  karakteristik siswa)

  3. Pengorganisasian materi ajar (keruntunan, sistematika

  1 2 3 4 5

  materi, dan kesesuaian dengan alokasi waktu) dengan tujuan, materi, karateristik siswa)

  5. Kejelasan skenario pembelajaran (langkah-langkah

  1 2 3 4 5

  kegiatan pembelajaran, awal, inti, dan penutup)

  6. Kerincian skenario pembelajaran (setiap langkah

  1 2 3 4 5

  tercermin strategi/metode dan alokasi waktu pada setiap tahap)

  7. Kesesuaian teknik dengan tujuan pembelajran

  1 2 3 4 5

  8. Kelengkapan instrumen (soal, kunci, pedoman

  1 2 3 4 5

  penskoran) 9. Total skor.

  20 Tabel 4.2 Kriteria Skor RPP kondisi awal No. Rentang Kriteria 1.

  8 Sangat Kurang

  • – 14 2.

  15 Kurang

  • – 21 3.

  22 Cukup Baik

  • – 28 4.

  29 – 34 Baik 5.

  35 Sangat Baik

  • – 40 Dari tabel 4.1 dan 4.2 dapat disimpulkan bahwa untuk penilaian RPP kondisi awal dalam pembelajaran IPA mendapatkan skor 20 dari skor maksimal yaitu 40 yang berarti kurang, sehingga untuk meningkatkan proses pembelajaran guru harus mengembangkan RPP.

2) Hasil Belajar Pra Siklus

  Permasalahan yang muncul adalah terkait dengan hasil belajar yang rendah yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPA. Siswa yang mendapat nilai di bawah

  Hasil belajar IPA prasiklus diambil dari nilai ulangan harian pada awal semester II tahun 2014/2015 pokok bahasan menyampaikan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah bentuk suatu benda. Data ulangan harian IPA dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.3 Destribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Prasiklus

  

No. Nilai Frekuensi %

  1. 35-47

  3

  14 2. 48-58

  6

  29 3. 59-69

  4

  19 4. 70-80

  7

  33 5. 81-91

  1

  5 Jumlah 21 100 Nilai Rata-rata 62,43 Nilai Tertinggi

  90 Nilai Terendah

  35 Berdasarkan tabel 4.3 dapat dikatakan hasil belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPA masih rendah diketahui bahwa siswa yang mendapatkan nilai antara 35-47 terdapat 3 siswa dengan presentase 14% dari jumlah seluruh siswa, nilai antara 48-58 terdapat 6 siswa dengan presentase 29% dari jumlah seluruh siswa, nilai antara 59-69 terdapat 4 siswa dengan presentase 19% dari jumlah siswa keluruh siswa,.nilai antara 70-80 terdapat 7 siswa dengan presentase 33% dari jumlah seluruh siswa, nilai antara 81-91 terdapat 1 siswa dengan presentase 5%. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa prasiklus yaitu 90 dan nilai terendah 35 dengan rata-rata kelas 62,43 Berdasarkan tabel 4.3 dapat digambarkan dalam diagaram 4.3 yaitu sebagai berikut:

  35 33% a

  29%

  30 sw si

  25 k a y

  19% n

  20 a B

  14%

  15

  10 5%

  5 35-47

  

48-58 59-69

70-80 81-91 Nilai Diagram 4.3 Destribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Prasiklus

  Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 75) dari hasil perolehan nilai kondisi awal/sebelum tindakan dapat disajikan dalam bentuk 4.4

Tabel 4.4 Ketuntasan Belajar Kondisi Awal

  Ketuntasan Jumlah Siswa No. Nilai Belajar Frekuensi Persentase (%)

  1. Tuntas

  5

  24 ≥ 75

  2. Belum Tuntas < 75

  16

  76 Jumlah 21 100 Berdasarkan tabel 4.4 ketuntasan belajar siswa prasiklus dapat diketahui bahwa siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM (

  ≥ 75) sebanyak 5 siswa dengan persentase 24% dari jumlah seluruh siswa, sedangkan siswa yang belum mencapai dengan presentase jumlah siswa yang belum berhasil mencapai ketuntasan minimal. Ketuntasan belajar prasiklus pada tabel 4.4 dapat diperjelas melalui diagram sebagai berikut:

  Tuntas 24% Belum Tuntas 76%

  

Diagram 4.4 Ketuntasan Belajar Prasiklus

  Berdasarkan hasil belajar IPA yang masih rendah, dibuktikan dengan nilai ulangan mata pelajaran IPA semester I siswa kelas 4 SDN Patemon 01 maka peneliti merasa perlu mengadakan perbaikan pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran Discovery, sebagai upaya untuk meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar mata pelajaran IPA melalui penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.

4.1.2 Deskripsi Siklus I

  Pada deskripsi siklus I akan dijabarkan menjadi tiga sub judul yaitu perencanaa, pelaksanaan tindakan dan observasi, dan refleksi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam siklus 1 adalah sebagai berikut:

4.1.2.1 Perencanaan

  Perencanaan pada siklus I akan diuraikan menjadi tiga kali pertemuan yaitu

  1) Pertemuan Pertama Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada minggu ke 1 bulan April.

  Sebelum melakukan tindakan pembelajaran siklus I peneliti terlebih dahulu menyususn RPP sesuai menggunakan model pembelajaran Discovery dengan Kompetensi Dasar 8.1. Mendiskripsikan energi panas yang terdapat dilingkungan sekitar serta sifat-sifatnya. Penyusunan RPP didiskusikan dengan Bapak Suwono, S.Pd.SD selaku guru kelas 4 dan sebagai guru kolaborator. Hasil diskusi yang telah dilakukan meliputi waktu penelitian, penyusunan indikator, tujuan pembelajaran dan media yang digunakan dalam proses pembelajaran. Pada pertemuan pertama dijabarkan menjadi dua indikator antara lain (1) mengidentifikasi sumber-sumber energi panas (2) menyebutkan contoh energi panas. Setelah indikator dirumuskan kemudian peneliti bersama guru kolaborator menyusun tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan pertama. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model Discovery antara lain (1) Melalui pengamatan gambar dan eksplorasi sumber bacaan, siswa dapat menyebutkan contoh sumber energi panas (2) Melalui percobaan menggosokan-gosokan batu siswa dapat menngidentifikasi energi panas. Materi yang akan dipelajari pada pertemuan pertama yaitu tentang berbagai bentuk energi dan penggunaanya.

  Kemudian peneliti mempersiapkan alat peraga dan media yang akan digunakan. Pada pertemuan pertama media yang digunakan untuk materi macam- macam energi panas yaitu berupa media gambar tentang contoh-contoh energi panas yang ada dilingkungan alat peraga yang digunakan untuk materi sumber energi panas yaitu 2 buah batu yang digosok-gosokkan. Peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran lainnya seperti daftar presensi siswa,lembar kerja siswa, lembar observasi aktivitas guru, aktivitas siswa dan menyusun alat evaluasi. Evaluasi dilakukan dengan teknik tes yaitu berbentuk tes pilihan ganda.

  2) Pertemuan kedua Pertemuan kedua siklus I ini pokok bahasan yang dipelajari ialah mengenai perpindahan energi panas. Sebelum melakukan tindakan pembelajaran pada pertemuan kedua, peneliti menyusun RPP dengan materi perpindahan energi panas, penyusunan RPP didiskusikan dengan Bapak Suwono S.Pd.SD selaku guru kelas 4 dan sebagai guru kolaborator dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Hasil diskusi yang telah dilakukan meliputi waktu penelitian, penyusunan indikator, tujuan pembelajaran dan media yang digunakan dalam proses pembelajaran. Pada pertemuan pertama dijabarkan menjadi dua indikator antara lain (1) Mendiskripsikan proses perambatan panas (induksi, konveksi, radiasi) (2) Menggolongkan benda konduktor dan isolator.

  Setelah indikator dirumuskan kemudian peneliti bersama guru kolaborator menyusun tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan kedua. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model Discovery antara lain (1) Melalui percobaan dengan alat dan bahan yang ditentukan siswa dapat menyebutkan 3 macam perpindahan panas (2) Melalui percobaan dengan alat dan bahan yang ditentukan siswa dapat mengidentifikasi perbedaan benda konduktor dengan benda isolator secara benar. Setelah menentukan tujuan peneliti menyiapkan materi yang akan dipelajari pada pertemuan kedua yaitu tentang perpindahan energi panas.

  Kemudian peneliti mempersiapkan alat peraga dan media yang akan digunakan. Pada pertemuan kedua alat peraga yang digunakan untuk materi perpindahan energi panas yaitu lilin, korek api, penggaris besi, kain, gelas, garpu, pensil, sendok, sedotan, air panas. Peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran lainnya seperti daftar presensi siswa,lembar kerja siswa, lembar observasi aktivitas guru, aktivitas siswa dan menyusun alat evaluasi. Evaluasi

  3) Pertemuan Ketiga Perencanaan pembelajaran pada siklus 1 pertemuan ketiga merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya. Pada pembelajran siklus 1 pertemuan keempat ini digunakan untuk tes evaluasi tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan kesatu dan kedua. Sebelum kegiatan pembelajaran pada pertemuan keempat dilakukan, peneliti menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk proses pembelajaran diantaranya yaitu lembar soal tes evaluasi yang terdiri dari 20 soal dalam bentuk pilihan ganda untuk 21 siswa, lembar jawab untuk 21 siswa, serta ruang atau alokasi yang akan digunakan untuk pelaksanaan tes evaluasi siklus 1 yaitu di ruang kelas 4 SDN Patemon 01. Tes evaluasi dikerjakan dengan alokasi waktu selama 2 x 35 menit.

4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan

  Sub unit ini mendeskripsikan tentang proses pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I dari awal hingga akhir pembelajaran pada setiap pertemuan dan hasil tindakan pada pelaksanaantindakan siklus I.

a. Proses Pelaksanaan Tindakan

  Proses pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit. Rincian pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut: 1) Pertemuan Pertama

  Pelaksanaan tindakan pada siklus 1 pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu 1 April 2015 pukul 07.00-08.10 WIB oleh guru kolaborator yaitu Bapak Suwono, S.Pd.SD selaku guru kelas 4 SDN Patemon 01. Proses pembelajaran meliputi aktivitas guru, siswa dan kerja sama siswa diamati oleh observer yaitu Ibu Suwarni, S.Pd. Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan mengucapkan salam, kemudian guru meminta perwakilan siswa untuk memimpin doa, dilanjutkan dengan guru melakukan presensi. Sebelum pembelajaran berlangsung guru meminta siswa untuk mempersiapkan alat tulis. Guru memberikan melihat ibumu memasak nasi? Energi apa yang ada dikompor sehingga nasi bisa masak?’’. Diketahui dari jawaban siswa adalah menggunakan energi panas. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu Mengidentifikasi sumber-sumber energi panas dan menyebutkan contoh sumber energi panas.

  Kegiatan eksplorasi diawali dengan guru bertanya jawab dengan siswa, apakah saat menyetlika membutuhkan energi panas?. Siswa menjawab saat menyetlika membutuhkan energi panas. Guru menyampaikan topik yang akan dipelajari hari ini adalah sumber energi panas.

  Selanjutnya pada kegiatan elaborasi ini guru membentuk siswa menjadi 5 kelompok, pembagian kelompok dilakukan secara heterogen. Siswa bergabung dengan kelompoknya, kemudian guru memberikan rumusan masalah pada masing- masing kelompok yang berisi ‘’Apa yang terjadi jika kalian menggosok-gosokan kedua telapak tangan kalian?’’ ’’Apa yang terjadi ketika kalian menggosok-gosokan kedua buah batu?

  ‘’. (Problem statement atau menidentifikasi masalah) selanjutnya guru meminta siswa mengamati lingkungan sekitar sekolah, masing-masing kelompok mengamati keadaan lingkungan sekolah dan mencatat hasil dari pengamatan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang dibuat kemudian guru membagikan materi, alat, dan bahan untuk mendemonstrasikan sumber energi panas. (Data collection atau pengumpulan data) kemudian guru memberikan petunjuk kepada masing-masing kelompok untuk berdiskusi, masing-masing kelompok mendiskusikan hasil dari data yang telah dicatat dan masing-masing kelompok menafsirkan hasil dari data yang telah dicatat.(Data processing atau pengolahan data), masing-masing kelompok mempraktikan langkah-langkah percobaan dengan menggunakan telapak tangan yang digosok-gosokan dan dua buah batu yang digosok- gosokan (Vertifikasi),setelah percobaan selesai dilakukan siswa menyusun laporan percobaan berdasarkan hasil percobaan. Masing-masing kelompok mempresentasikan melakukan presentasi, kelompok 2,3 dan 4 memberikan masukan bahwa presentasi kelompok 1 sudah baik sudah baik dan mendapat nilai 95. Kelompok 2 selesai melakukan presentasi kelompok 1,3 dan 4 memberikan masukan bahwa kesimpulan kelompok 2 masih kurang baik dan kelompok 2 mendapat nilai 80. Kelompok 3 selesai melakukan presentasi kelompok 1,2 dan 4 memberikan masukan bahwa jawaban soal no 2 masih belum tepat dan mendapat nilai 85. Kelompok 4 selesai melakukan presentasi kelompok 1,2 dan 3 memberikan masukan bahwa jawaban soal no 1 masih belum tepat dan mendapatkan nilai 85. Dalam presentasi pertemuan pertama belum ada siswa yang berani yang berani untuk bertanya. Guru melakukan evaluasi terhadap seluruh percobaan dan hasil percobaan yang dipresentasikan. Hasil evaluasi dari guru yaitu bahwa percobaan yang telah dilakukan masing-masing kelompok sudah baik, namun masih ada beberapa siswa yang belum ikut berpartisipasi dalam percobaan. Guru memberikan pujian terhadap kegiatan yang dilakukan oleh seluruh siswa, telah melakukan percobaan dengan baik (Generalisasi)

  Pada kegiatan konfirmasi, guru memberikan penguatan terhadap materi sumber energi panas yang telah dipelajari, guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal yang belum diketahui pada materi sumber energi panas , namun belum ada siswa yang berani bertanya.

  Pada kegiatan akhir pembelajaran guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan bahwa telah membuktikan adanya sumber energi panas. Guru mengajak siswa mencari contoh sumber energi panas dalam kehidupan sehari-hari yaitu energi panas yang ditimbulkan saat menyetlika, energi panas yang ditimbulkan saat memasak, energi panas yang ditimbulkan saat mejemur pakaian.Selanjutnya dilanjutkan dengan kegiatan refleksi yang dilakukan oleh guru bersama dengan siswa. Setelah itu guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu tentang perpindahan panas. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan salam penutup.

  2) Pertemuan Kedua Pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis 2 april 2015 tindakan dimulai pukul 07.00 dan selesai pukul 08.10 WIB oleh guru kolaborator yaitu Bapak Suwono, S.Pd.SD selaku guru kelas 4 SDN Patemon 01. Proses pembelajaran meliputi aktivitas guru, siswa dan kerja sama siswa diamati oleh observer yaitu Ibu Suwarni, S.Pd. Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan kedua diawali dengan mengucapkan salam, kemudian guru meminta perwakilan siswa untuk memimpin doa, dilanjutkan dengan guru melakukan presensi. Sebelum pembelajaran berlangsung guru meminta siswa untuk mempersiapkan alat tulis. Guru memberikan apresepsi dengan bercerita tentang kegiatan saat membuat minuman panas di rumah.

  Kemudian guru memberikan pertanyaan ‘’Mengapa sendok yang dipakai untuk mengaduk kopi yang panas ikut panas?’’. Diketahui dari jawaban siswa kerena adanya perpindahan panas. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu melalui percobaan dengan alat dan bahan yang ditentukan siswa dapat menyebutkan perpindahan panas dan mengidentifikasi perbedaan benda konduktor dan isolator.

  Kegiatan eksplorasi diawali dengan guru bertanya jawab dengan siswa, kenapa saat ujung besi yang dibakar ujung besi yang lainnya ikut panas? Siswa menjawab karena adanya perpindahan panas melaui besi yang dipanaskan. Guru menyampaikan topik yang akan dipelajari hari ini adalah perpindahan panas.

  Selanjutnya pada kegiatan elaborasi ini guru membentuk siswa menjadi 4 kelompok, pembagian kelompok dilakukan secara heterogen. Siswa bergabung dengan kelompoknya, kemudian guru memberikan rumusan masalah pada masing- masing kelompok yang berisi : (1) Apa yang terjadi jika kalian mendekatkan telapak tangan kalian pada saat lilin menyala? (2) Mengapa ujung penggaris yang tidak dipanasi dengan lilin juga terasa hangat? golongkan mana yang merupan benda isolator dan benda konduktor.(Problem

  statement atau menidentifikasi masalah )

  selanjutnya guru meminta siswa mengamati lingkungan sekitar sekolah, masing- masing kelompok mengamati keadaan lingkungan sekolah dan mencatat hasil dari pengamatan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang dibuat kemudian guru membagikan materi, alat, dan bahan untuk mendemonstrasikan perpindahan panas (Data collection atau pengumpulan data). Kemudian guru memberikan petunjuk kepada masing-masing kelompok untuk berdiskusi, masing-masing kelompok mendiskusikan hasil dari data yang telah dicatat dan masing-masing kelompok menafsirkan hasil dari data yang telah dicatat (Data processing atau

  

pengolahan data). Masing-masing kelompok mempraktikan langkah-langkah

  percobaan pertama menyalakan lilin menggunakan korek api kemudian dekatkanlah telapak tanganmu ke lilin yang menyala kemudian percobaan kedua nyalakan lilin dengan menggunakan korek api kemudian pegang ujung penggaris besi yang akan dibakar bagian ujung yang lainnya dengan menggunakan kain dan panaskan ujung penggaris besi diatas lilin yang telah menyala dan percobaan yang ketiga masukan garpu, pensil, bolpoin, sedotan kedalam gelas yang berisi air panas (Vertifikasi). Setelah percobaan selesai dilakukan siswa menyusun laporan percobaan berdasarkan hasil percobaan. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil percobaan di depan kelas secara bergantian dimulai dari kelompok 1, kemudian kelompok 2 dan kelompok 3, dilanjutkan kelompok 4. Ketika kelompok 1 selesai melakukan presentasi, kelompok 2,3 dan 4 memberikan masukan bahwa kesimpulan kelompok 1 masih kurang baik dan mendapat nilai 87. Kelompok 2 selesai melakukan presentasi kelompok 1,3 dan 4 memberikan masukan bahwa jawaban pada soal no 2 kurang baik dan kelompok 2 mendapat nilai 85 . Kelompok 3 selesai melakukan presentasi kelompok 1,2 dan 4 memberikan masukan bahwa jawaban soal no 1 masih belum tepat dan mendapat nilai 85. Kelompok 4 selesai melakukan presentasi kelompok 1,2 bertanya dan menanggapi pertanyaan. Guru melakukan evaluasi terhadap seluruh percobaan dan hasil percobaan yang dipresentasikan. Hasil evaluasi dari guru yaitu bahwa percobaan yang telah dilakukan masing-masing kelompok sudah baik, namun masih ada beberapa siswa yang belum ikut berpartisipasi dalam percobaan. Guru memberikan pujian terhadap kegiatan yang dilakukan oleh seluruh siswa, telah melakukan percobaan dengan baik (Generalisasi)

  Pada kegiatan konfirmasi, guru memberikan penguatan terhadap materi perpindahan panas yang telah dipelajari, guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal yang belum diketahui pada materi perpindahan panas.

  Pada kegiatan akhir pembelajaran guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan bahwa telah membuktikan bahwa ada 3 macam perpindahan panas yang pertama konduksi (rambatan panas) adalah proses perpindahan panas melalui zat tanpa disertai perpidahan bagian-bagian zat itu konduksi biasanya terjadi pada benda padat seperti besi dan logam. Kedua perpindahan panas konveksi (perpindahan panas dengan aliran) adalah peristiwa perpindahan panas melalui benda yang disertai

  

dengan perpindahan bagian-bagian dari benda tersebut, contoh perpindahan panas

konveksi ialah melalui angin, air yang direbus dan lain-lain. Ketiga perpindahan

panas radiasi (pancaran) yaitu perpindahan energi panas tanpa melalui zat perantara.

Contohnya adalah sampainya panas matahari ke bumi dan kita merasakan panas

ketika berkumpul di sekitar api unggun, kemudian guru mengajak siswa mencari

contoh benda konduktor dan isolator dalam kehidupan sehari-hari yaitu konduktor

(garpu, sendok, besi ) dan isolator ( sedotan, sumpit, pensil, bolpoin) Selanjutnya

  dilanjutkan dengan kegiatan refleksi yang dilakukan oleh guru bersama dengan siswa. Setelah itu guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu tes evaluasi siklus 1 kemudian guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan salam penutup. 3) Pertemuan Ketiga berdoa, presensi, dan dilanjutkan dengan tanya jawab oleh guru dan siswa untuk mengulas kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya tentang energi panas . Selanjutnya guru memberikan motivasi kepada siswa agar dalam mengerjakan tes evaluasi dengan sungguh-sungguh dan percaya diri. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar dalam mengerjakan tes evaluasi dengan sungguh-sungguh dan percaya diri. Guru memberikan penjelasan tentang aturan dan alokasi yang waktu yang digunakan untuk mengerjakan soal evaluasi yaitu alokasi waktu 2 x 35 menit atau 70 menit. Guru membagikan lembar soal yang terdiri dari 20 soal pilihan ganda 21 lembar jawab, kemudian siswa mengerjakan dengan sungguh-sungguh dan tenang. Siswa yang telah selesai mengerjakan soal tes evaluasi mengumpulkan lembar soal dan lembar jawab kepada guru, kemudian guru membahas soal-soal yang telah dikerjakan oleh siswa. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang soal-soal yang belum dipahami dan menutup pembelajaran dengan salam penutup.

b. Hasil Tindakan

  Hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 4 SD Negeri Patemon 01 diperoleh melalui pelaksanaan tes evaluasi diakhir siklus yaitu pada pertemuan ketiga siklus I. Berikut disajikan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Patemon 01 dengan Kompetensi Dasar (KD)

8.1 Mendeskripsikan energi panas yang terdapat di

  lingkungan sekitar serta sifat-si fatnya disajikan pada tabel daftar nilai IPA (terlampir), dan berikut disajikan pada tabel 4.5 yaitu tabel destribusi frekuensi nilai

  IPA siklus I siswa kelas 4 SD Negeri Patemon 01 Tahun Pelajaran 2014/2015 sebagai berikut:

Tabel 4.5 Destribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I

  No. RentangNilai Frekuensi Persentase (%) 1. 60-66

  5

  23 2. 67-73

  1

  5 3. 74-80

  12

  57 4. 81-87

  2

  10 5. 88-94

  1

  5 Jumlah Siswa 21 100% Nilai Rata-rata 74,28 Nilai Tertinggi

  90 Nilai Terendah

  60 Berdasarkan tabel 4.5 destribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA, dapat dikatakan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 4 mengalami peningkatan dari Prasiklus, ditandai dengan meningkatnya perolehan nilai rata-rata siswa menjadi 74,28. Hasil belajar IPA pada siklus I siswa kelas 4 SD Negeri Patemon 01, pada rentang nilai 60-66 sejumlah 5 siswa dengan persentase 23% dari keseluruhan siswa, Pada rentang nilai 67-73 sejumlah 1 siswa dengan persentase 5%, pada rentang 74-80 sejumlah 12 siswa dengan persentase 57%, pada rentang 81-87 sejumlah 2 siswa dengan persentase 10% dari keseluruhan siswa, pada rentang nilai 88-94 sejumlah 1 siswa dengan persentase 5%. Dari data tersebut diketahui nilai tertinggi yang diperoleh siswa setelah pelaksanaan tindakan siklus I dengan menggunakan model pembelajaran discovery yaitu 95 sementara nilai terendah yang diperoleh siswa 60 yang semula pada Prasiklus hanya 35 (daftar nilai siswa terlampir). Berdasarkan tabel 4.5 dapat dinyatakan dalam diagram 4.5 yaitu sebagai berikut:

  

Hasil Evaluasi siklus 1

  14 57%

  12

  10

  8

  6 23%

  4 10%

  2 5% 5%

  60-66 67-73 74-80 81-87 88-94

Diagram 4.5 Destribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I

  Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 75) data hasil perolehan nilai siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6 Ketuntasan Belajar Siklus I

  Ketuntasan Jumlah Siswa No. Nilai Belajar Frekuensi Persentase(%)

  1. Tuntas ≥ 75

  15

  71

  2. BelumTuntas <75

  6

  29 Jumlah 21 100 Dari tabel 4.6 ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat dijelaskan bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari KKM ≥ 75 sebanyak 6 siswa atau 29% dari jumlah keseluruhan siswa, sedangkan yang sudah mencapai

  KKM ≥ 75 sebanyak 15 siswa dengan persentase 71% dari jumlah keseluruhan siswa. Hasil yang diperoleh tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan peneliti sebesar 85%.

4.1.2.3.Pelaksanaan Observasi

  Pada sub bab ini, akan membahas analisis data hasil observasi aktivitas guru dan siswa selama pelaksanaan siklus I dengan menerapkan model pembelajaran

  

Discovery yang terdiri dari analisis hasil observasi pada setiap pertemuan yaitu

  pertemuan pertama, pertemuan kedua dan pertemuan ketiga sebagai berikut : 1) Pertemuan Pertama

  Kegiatan observasi, baik itu aktivitas guru maupun aktivitas siswa dilakukan oleh guru observer untuk mengamati aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 35 indikator aktivitas guru dan 25 indikator aktivitas siswa. masing- masing indikator dalam lembar observasi tersebut diberi skor 1-4. Skor 1 berarti kurang, skor 2 berarti cukup, skor 3 berarti baik, dan skor 4 berarti sangat baik. Kriteria penilaian pada lembar observasi yaitu untuk total skor pada persentase 1%- 20% berada pada kriteria sangat kurang, persentase 21%-40% berada pada kriteria kurang, persentase 41%-60% termasuk ke dalam kriteria cukup baik, persentase skor 61%-80% termasuk ke dalam kriteria baik, dan persentase skor 81%-100% pada kriteria sangat baik.

  Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus 1 Pertemuan 1

  Skor Penilaian Jumlah Aspek yang Diamati

  1

  2

  3

  4 Skor

  Memeriksa kesiapan 1 2,3,4 15 pembelajaran

  Melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan 9,10,11 5,6,8

  7

  19 tujuan Pemberian rangsangan 12,13

  6 Mengidentifikasi masalah 16,17 14,15

  10 Pengumpulan data 18,19,20

  6 Pengolahan data 23 21,22

  11 Melakukan percobaan 24,25

  6 Mempresentasikan hasil 26 27,28,29 15 percobaan

  Membuat kesimpulan dan 31,32 34,35 30,33

  18 melakukan kegiatan refleksi TOTAL

  11

  14 10 106 Berdasarkan tabel 4.7 hasil observasi aktivitas guru dalam menerapakan model Discovery dapat diketahui bahwa penilaian dari observer indikator aktivitas guru yang mendapat skor 2 sebanyak 11 item, indikator jumlah skor 3 sebanyak 14 item, dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 10 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 106. Pada aspek memeriksa kesiapan pembelajaran terdiri dari 4 indikator,yaitu indikator nomor 1 memperoleh skor 3 dan indikator 2,3,4 mendapat skor 4 sehungga jumlah skor aspek satu 15 skor. Pada aspek melakukan apresrpsi, motivasi dan menyampaikan tujuan terdiri dari 7 indikator yaitu indikator indikator nomor 9,10,11 memperoleh skor 2, indikator nomor 5,6,8 memperoleh indikator nomor 12 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 13 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek tiga 6 skor. Pada aspek keempat yaitu mengidentifikasi masalah terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 14,15 memperoleh skor 3 dan indikator 16,17 mendapat skor 2 sehingga jumlah skor aspek empat 10 skor.

  Aspek membimbing pengumpulan data terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 18,19,20 memperoleh skor 2 sehingga jumlah skor aspek empat 6 skor. Pada aspek keenam yaitu membimbing pengolahan data terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 21,22 mendapat skor 4, dan indikator nomor 23 mendapat skor 3 sehingga jumlah skor aspek enam 11 skor. Pada aspek ketujuh yaitu membimbing melakukan percobaan terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 24,25 mendapat skor 3 sehingga skor aspek tujuh 6 skor. Pada aspek kedelapan mempresentasikan hasil percobaan terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 26 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 27,28,29 memperoleh skor 4 sehingga skor aspek delapan 15 skor. Selanjutnya pada aspek kesembilan membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 6 indikator yaitu indikator nomor 30,33 memperoleh skor 4, indikator nomor 31,32 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 34,35 memperoleh skor 3 sehingga skor aspek delapan 15 skor.

  Berdasarkan tabel 4.8 dapat diperjelas dengan menggunakan diagram sebagai berikut:

  Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus 1 Pertemuan 1

  19

  18

  20

  15

  15

  15 r

  11

  10 sko

  10

  6

  6

  6 lah m

  5 ju

  `Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.9 berikut :

  9 Melakukan percobaan

  1

  12

  12

  10 Total

  5 Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi 24,25 22,23

  21

  20

  5 Mempresentasikan hasil percobaan

  18

  19

  7 Pengolahan data 15,16,17

  

Hasil observasi Aktivitas Siswa Siklus I pertemuan 1

Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah Skor

  12

  8 Pengumpulan data 13,14

  4 Mengidentifikasi masalah 10 9,11

  14 Pemberian rangsangan 7,8

  5

  2 Kegiatan awal 2,6 3,4

  1

  4 Kesiapan belajar siswa

  3

  2

  

1

  64 Berdasarkan tabel 4.9 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui indikator aktivitas siswa yang memperoleh skor 2 sebanyak 12 item, indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 12 item, dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 1 item sehingga jumlah keseluruhan skor 64. Pada aspek kesiapan belajar siswa terdiri dari 1 indikator yaitu indikator nomor 1 memperoleh skor sehingga jumlah skor aspek satu 2 skor. Selanjutnya aspek kegiatan awal terdiri dari 5 indikator yaitu indikator nomor 2,6 memperoleh skor 2 indikator nomor 3,4 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 5 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek dua 14 skor . Pada aspek pemberian rangsangan terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 7,8 memperoleh skor 2 sehingga jumlah skor aspek tiga 4 skor. Pada aspek mengidentifikasi masalah terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 9,11 Aspek pengumpulan data terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 12 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 13,14 memperoleh skor 2 sehingga jumlah skor aspek kelima 7. Pada aspek pengolahan data terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 15,16,17 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek enam 6 skor. Pada aspek melakukan percobaan terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 18 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 19 memperoleh skor 2 sehingga jumlah skor aspek tujuh 5 skor. Selanjutnya pada aspek mempresentasikan hasil percobaan terdiri dari 2 aspek yaitu indikator nomor 20 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 21 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek delapan 5 skor. Kemudian pada aspek membuat kesimpulan dan melakukan refleksi terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 22,23 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 24,25 memperoleh skor 2 sehingga jumlah skor aspek Sembilan 10 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa siklus 1 adalah 64 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi siswa siklus I pertemuan I dapat dilihat pada diagram 4.9 berikut ini :

  Hasil observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 pertemuan 1

  14

  14

  12

  10 r

  9

  10

  8

  

7

sko

  8

  5

  5 lah

  6

  4 m

  4 ju

  2

  2

  1

  2

  3

  4

  

5

  6

  7

  8

  9 Aspek yang diamati

Diagram 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan

  2) Pertemuan Kedua Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan kedua dijabarkan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut:

  Tabel 4.10

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II

Skor Penilaian Jumlah

  Aspek yang Diamati

  1

  2

  3

  4 Skor

  Memeriksa kesiapan 1 2,3,4 15 pembelajaran

  Melakukan apersepsi, motivasi, dan 9,10 5,8,11 6,7 21 menyampaikan tujuan

  Pemberian rangsangan 12,13

  6 Mengidentifikasi masalah 17 14,15,16

  11 Pengumpulan data 18,19

  20

  8 Pengolahan data 23 21,22

  11 Melakukan percobaan 24,25

  6 Mempresentasikan hasil 26 27,28,29 15 percobaan

  Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan 31,32,34,35 30,33 20 refleksi

  TOTAL

  5

  17 13 113 Berdasarkan tabel 4.10 hasil observasi aktivitas guru dalam menerapakan model Discovery dapat diketahui bahwa penilaian dari observer indikator aktivitas guru yang mendapat skor 2 sebanyak 5 item, indikator jumlah skor 3 sebanyak 17 item, dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 13 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 113. Pada aspek memeriksa kesiapan pembelajaran terdiri dari 4 indikator,yaitu indikator nomor 1 memperoleh skor 3 dan indikator 2,3,4 mendapat skor 4 sehungga jumlah skor aspek satu 15 skor. Pada aspek melakukan indikator nomor 6,7 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek dua 21 skor.Pada aspek ketiga yaitu pemberian rangsangan terdiri dari 2 aspek yaitu indikator nomor 12,13 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek tiga 6 skor. Pada aspek keempat yaitu membimbing mengidentifikasi masalah terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 14,15,16 memperoleh skor 3 dan indikator 17 mendapat skor 2 sehingga jumlah skor aspek empat 11 skor. Pada aspek kelima yaitu membimbing pengumpulan data terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 18,19 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 20 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek lima 8 skor. Pada aspek keenam yaitu membimbing pengolahan data terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 23 mendapat skor 3, indikator nomor 21,22 mendapat skor 4 sehingga jumlah skor aspek enam 11 skor. Pada aspek ketujuh yaitu membimbing melakukan percobaan terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 24,25 mendapat skor 3 sehingga skor aspek tujuh 6 skor. Pada aspek kedelapan mempresentasikan hasil percobaan terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 26 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 27,28,29 memperoleh skor 4 sehingga skor aspek delapan 15 skor. Selanjutnya pada aspek sembilan membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 6 indikator yaitu indikator nomor 31,32,34,35 memperoleh skor 3 dan indikator 30,33 memperoleh skor 4 sehingga skor aspek delapan 20 skor.

  Berdasarkan tabel 4.10 dapat diperjelas dengan menggunakan diagram sebagai berikut:

  

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I

Pertemuan II

  25

  21

  20

  20 r

  15

  15

  15 sko

  11

  11 lah

  8

  10

  6

  6 m ju

  5

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  8

  9 Aspek yang diamati Diagram 4.10 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II

  Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.11 berikut:

Tabel 4.11 Hasil observasi Aktivitas Siswa Siklus I pertemuan II

  Skor Penilaian Jumlah Aspek yang diamati

  

1

  2

  3

  4 Skor

  Kesiapan belajar siswa

  1

  3 Kegiatan awal 2,3,4,6

  5

  16 Pemberian rangsangan

  8

  7

  5 Mengidentifikasi masalah 10 9,11

  8 Pengumpulan data 13 12,14

  8 Pengolahan data 15,16,17

  9 Melakukan percobaan

  19

  18

  5 Mempresentasikan hasil

  5

  20

  21 percobaan Berdasarkan tabel 4.11 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui indikator aktivitas siswa yang memperoleh skor 2 sebanyak 6 item, indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 18 item, dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 1 item sehingga jumlah keseluruhan skor 70. Pada aspek kesiapan belajar siswa terdiri dari 1 indikator yaitu indikator nomor 1 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek satu 3 skor. Selanjutnya aspek kegiatan awal terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 2,3,4,6 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 5 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek dua 16 skor. Pada aspek pemberian rangsangan terdiri dari 2 aspek yaitu indikator nomor 8 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 7 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek tiga 5 skor. Pada aspek mengidentifikasi masalah terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 10 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 9,11 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek empat 8 skor. Pada aspek pengumpulan data terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 13 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 12,14 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek kelima 8 skor. Pada aspek pengolahan data terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 15,16,17 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek enam 9 skor. Pada aspek melakukan percobaan terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 19 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 18 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek tujuh 5 skor. Selanjutnya pada aspek mempresentasikan hasil percobaan terdiri dari 2 aspek yaitu indikator nomor 20 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 21 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek delapan 5 skor. Kemudian pada aspek membuat kesimpulan dan melakukan refleksi terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 24 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 22,23,24 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek Sembilan 11. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa siklus 1 adalah 70 skor.

Untuk lebih jelasnya hasil observasi siswa siklus I pertemuan II dapat dilihat pada diagram 4.11 berikut ini:

  Hasil observasi Aktivitas Siswa Siklus I

pertemuan II

  20

  16 r

  15

  11 ko S

  9

  10

  8

  8 lah m

  5

  5

  5 Ju

  3

  5

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  8

  9 Aspek yang diamati Diagram 4.11 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II

4.1.2.4.Refleksi Siklus I

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Pemasaran Tour di Rodex Salatiga Tours and Travel Melalui Media Promosi Tourism’s Magazine Book dan Brosur

0 1 17

PENERAPAN MODEL MAKE A MATCH DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DALAM PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD 5 KANDANGMAS

0 1 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Interpretasi sebagai Strategi Perencanaan Pengelolaan Pengunjung di Sebuah Destinasi Wisata: Studi Kasus Desa Wisata Bejalen

0 0 16

INFORMATION SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Kasus pada Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Jepara)

0 0 14

PENGARUH MORALITAS INDIVIDU, SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH, KETAATAN ATURAN AKUNTANSI, DAN ASIMETRI INFORMASI TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI (Studi Empiris pada Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Kudus)

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Soteriologi terhadap Ritual Cheng Beng (清明节) yang Dilakukan oleh Anggota Jemaat GMIT Pola Tribuana Kalabahi

1 2 37

PENGARUH FINANCIAL DISTRESS, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI (Studi Empiris pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011- 2015)

0 1 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Discovery pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Patemon 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Semester II Tahun

0 0 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KAJIAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Discovery pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Patemon 01 Kecamatan Teng

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Discovery pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Patemon 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Semester II Tahun

0 0 33