Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA dengan Menggunakanmodel Make A Match pada Siswa Kelas III SD N Randuacir 02 Tahun 2014/2015

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  4.1 Kondisi Sekolah Penelitian ini dilakukan di SDN Randuacir 02 Kecamatan Argomulyo

  Kota Salatiga semester II pelajaran 2014/2015 dengan subjek penelitian kelas 3 dengan jumlah siswa sebanyak 27 siswa. SDN Randuacir 02 terletak di Jalan Pertapaan Gedono No 61 Randuacir, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga.

  Fasilitas pembelajaran di SDN Randuacir 02 sudah memadai, dengan adanya proyektor sebagai alat sarana dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Ruang kelas yang luas untuk menampung siswa yang banyak. Sarana dalam proses pembelajaran yang berlangsung dikelas seperti alat tulis buku, penggaris, gambar-gambar pahlawan sudah terpenuhi dengan baik. Namun, untuk alat peraga belum maksimal digunakan dalam proses pembelajaran yang berlangsung.

  4.2 Pelaksanaan Tindakan

4.2.1 Kondisi Sebelum Tindakan

  Berdasarkan nilai data hasil ulangan IPA kelas 3 semester II 2014/2015 yang menunjukkan hasil masih kurang memuaskan.Terlihat dari hasil nilai pra siklus siswa 70,37 % tidak tuntas dari KKM yang sudah ditentukan yaitu ≥68. Terdapat 19 siswa yang tidak tuntas dan 8 siswa sudah tuntas. Dari hasil observasi yang dilakukan dapat dilihat bahwa masih ada siswa yang belum tuntas dalam mata pelajaran IPA dipengaruhi oleh model pembelajaran yang digunakan guru masih menggunakan model ceramah sehingga siswa tidak bisa menyerah sepenuhnya materi yang dijelaskan oleh guru, maka dari itu peneliti melakukan tindakan peneilitian kelas guna meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 3 SDN Randuacir 02 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga tahun 2014/2015. Adapun nilai siswa kelas 3 SDN Randuacir 02 sebelum dilakukan tindakan disajikan dalam tabel berikut:

  Tabel 4.1 Destribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Prasiklus

  Siswa Kelas 3 SDN Randuacir 02 Tahun pelajaran 2014/2015 No Rentang Nilai Ketuntasan Jumlah Siswa 1 44-51 Tidak tuntas

  4 2 52-59 Tidak tuntas 7 3 60-67 Tidak tuntas 8 4 68-75 Tuntas 1 5 76-83 Tuntas 5 6 84-91 Tuntas 2 7 92-100 Tuntas

  Jumlah

  27 Rata-Rata 63,9 Berdasarkan tabel 4.1 distribusi frekuensi nilai ulangan mata pelajaran IPA dapat dikatakan hasil belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPA masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 68), sebagian besar siswa masih memperoleh nilai dibawah KKM ≥ 68 . Sebanyak 19 siswa dari total keseluruhan 27 siswa masih belum tuntas dalam mata pelajaran IPA, hanya ada 8 siswa yang berhasil tuntas dengan perolehan nilai melebihi KKM ≥68. Dari tabel tersebut diketahui perolehan nilai siswa pada rentang nilai antara 44-51 sejumlah 4 siswa dengan persentase 14,8% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 52-59 sejumlah 7 siswa dengan persentase 25,9% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 60-67 sejumlah 8 siswa dengan persentase 29,6% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai antara 68-75 sejumlah 1 siswa dengan persentase 3,7% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 76-83 sejumlah 5 orang siswa dengan persentase 18,5% dari jumlah keseluruhan siswa dan rentang nilai 84-91 sejumlah 2 orang siswa dengan persentase 7,4% dari jumlah keseluruhan siswa Dari daftar nilai pada kondisi awal (PraSiklus) nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 90 dan nilai terendah 45. Untuk mengetahui presentase ketuntasan nilai

  29,62% tidak tuntas 70,38% tuntas Pada sub unit ini akan menjelaskan mengenai perencanaan yang dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru kolaborator sebelum pelaksanaan tindakan pembelapembelajaran dengan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar meliputi penyusunan RPP dan segala sesuatu yang menujang pelaksanaan tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan termasuk perencanaan tes evaluasi yang akan dilakukan pada pertemuan terakhir disetiap siklusnya. Tindakan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dalam empat kali pertemuan yaitu pertemuan pertama, kedua, ketiga dan pertemuan keempat, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit, dengan rincian sebagai berikut: (1) Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada minggu ke 4 bulan Maret.

  Sebelum melakukan tindakan pembelajaran siklus I pertemuan pertama peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar dengan Kompetensi Dasar6.4 Mengidentifikasi cara manusia dalam memelihara dan melestarikan alam di lingkungan sekitar. (2) Menyusun RPP sesuai yang telah ditetapkan. (3) Menyusun skenario pembelajaran make a match. (4) Menyiapkan alat peraga dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian. (5) Menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan dalam penelitian. (6) Menyiapkan alat evaluasi serta lembar kerja siswa. Semua rencana sudah peneliti persiapkan dan dapat terlaksana dengan baik. Adapun data-data selengkapnya terlampir.

4.2.2.2 Pelaksanaan Siklus I

  Pelaksanaan pembelajaran siklus I dengan mata pelajaran IPA materi pokok Cara memelihara dan melestarikan alam dan lingkungan. Prosedur pelaksanaannya melalui tahap-tahap sesuai dengan rencana pembelajaran yang

1. Pertemuan I

  a. Kegiatan Awal Sebelum pembelajaran dimulai, guru mempersiapkan siswa untuk menyiapkan diri untuk mengikuti pembelajaran. Dalam kegiatan awal guru membuka dengan mengucapkan salam kemudian mengajak siswa untuk berdoa bersama dan mengabsen siswa. Setelah itu guru melakukan apresepsi dengan bertanya jawab kepada siswa hewan ternak apa saja yang siswa miliki. Guru menginformasikan topik dan kegiatan yang akan dilakukan kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

  b. Kegiatan inti Pada kegiatan inti, guru memeragakan menjelaskan materi tentang

  Sumber daya Alam dengan memberikan pertanyaan mengenai benda-benda yang berada di dalam kelas Guru menyampaikan materi tentang cara memelihara dan melestarikan alam dan lingkungan kita.Siswa dibagi menjadi 2 kelompok, misalnya kelompok A dan B. Kedua kelompok diminta untuk berhadap- hadapan.Guru membagikan kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu jawaban kepada kelompok B terkait materi sumber daya alam.Guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka harus mencari/mencocokan kartu yang dipegang dengan satu kelompok lain. Guru juga perlu menyampaikan batasan maksimum waktu yang ia berikan kepada mereka.Guru meminta semua anggota kelompok A untuk mecari pasangannya di kelompok B. Jika mereka sudah menemukan pasangannya masing-masing, guru meminta mereka melaporkan diri kepadanya. Guru mencatat mereka pada kertas yang sudah dipersiapkan.Siswa yang belum menemukan pasangan diminta untuk berkumpul tersendiri.Guru memanggil satu pasangan untuk presentasi. Pasangan lain dan siswa yang tidak mendapat pasangan memperhatikan dan memberikan tanggapan apakah pasangan itu cocok atau tidak.

  c. Kegiatan Penutup Sebagai kegiatan penutup, Guru dan siswa membahas hasil memberikanpesan moral. Kemudian, guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari dan diakhiri dengan pemberian tindak lanjut oleh guru.

2. Pertemuan 2

  a. Kegiatan Awal Pertemuan 2 dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari pertemuan 1 dengan kegiatan awal guru mengajak siswa untuk berdoa dan melakukan absensi.

  Menyampaikantujuanpembelajaran. Apersepsi :Guru mengulas kembali pelajaran yang disampaikan minggu lalu.

  b. Kegiatan Inti Guru menyampaikan materi tentang cara memlihara dan melestarikan alam di lingkungan sekitar. Siswa dibagi menjadi 2 kelompok, misalnya kelompok A dan B. Kedua kelompok diminta untuk berhadap-hadapan. Guru membagikan kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu jawaban kepada kelompok B. Guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka harus mencari/mencocokan kartu yang dipegang dengan satu kelompok lain. Guru juga perlu menyampaikan batasan maksimum waktu yang ia berikan kepada mereka. Guru meminta semua anggota kelompok A untuk mecari pasangannya di kelompok B. Jika mereka sudah menemukan pasangannya masing-masing, guru meminta mereka melaporkan diri kepadanya. Guru mencatat mereka pada kertas yang sudah dipersiapkan. Siswa yang belum menemukan pasangan diminta untuk berkumpul tersendiri. Guru memanggil satu pasangan untuk presentasi. Pasangan lain dan siswa yang tidak mendapat pasangan memperhatikan dan memberikan tanggapan apakah pasangan itu cocok atau tidak. Guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan kecocokan pertanyaan dan jawaban dari pasangan yang memberikan presentasi.

  c. Kegiatan penutup Siswadenganbantuan guru menyimpulkanhasilpelajaran.Guru memberikanpesan moral.Guru membimbing siswa dala menyimpulkan pembelajaran dan diakhiri dengan guru memberikan penguatan.

4.2.2.3 Hasil Tindakan Siklus 1

  1. Hasil Belajar Peserta Didik Setelah pertemuan 1 dan 2 pada siklus 1 selesai dilaksanakan, diakhiri pembelajaran pada pertemuan 2 dilakukan tes evaluasi untuk mengetahui hasil belajar IPA. Dari hasil tes evaluasi yang telah dilakukan terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa dari data nilai siswa. Hasil nilai yang diperoleh siswa sebelum dilaksanakan tindakan dari jumlah 27 siswa yang mencapai ketuntasa (KKM ≥ 68) terdapat 20 siswa, sedangkan 7 siswa masih dibawah ketuntasan. Hasil nilai yang diperoleh siswa setelah melaksanakan tindakan mengalami peningkatan pada siklus 1, dari jumlah 27 atau 100% siswa yang mencapai ketuntasan (KKM ≥ 68) terdapat 20 siswa atau 74,1% siswa, sedangkan 7 siswa atau 25,9% siswa masih dibawah ketuntasan. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dari sebelum dilakukan tindakan hingga siklus 1 dilakukan, dengan demikian dapat diketahui jumlah siswa yang tuntas lebih banyak daripada siswa yang tidak tuntas. Akan tetapi ketuntasan tersebut belum sesuai dengan indikator kinerja belajar IPA yang ditentukan. Belum tercapainya indikator kinerja hasil belajar IPA menyebabkan perlunya diadakan tindak lanjut pada siklus berikutnya yaitu siklus 2 dengan memperhatikan hasil dari siklus 1 dan evaluasi bersama atar guru.

  2. Hasil observasi Kegiatan Pembelajaran Hasil pengamatan terhadap kinerja guru pada kegiatan pembelajaran diukur dengan menggunakan lembar observasi. Hasil observasi kinerja guru dapat dilihat pada tabel 4.3

  Tabel 4.3 Rekapitulasi Pengamatan Kinerja Guru Siklus 1

  No Pertemuan Hasil penilaian Guru

  1

  1

  79

  2

  2

  85 Jumlah 164 Rata-rata

  82 Tabel 4.3 mendiskripsikan bahwa hasil analis observasi kinerja guru siklus 1 pertemuan 1 yang didinilai oleh guru sudah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang sudah dirancang, namun belum mengoptimalkan model Make a Match dalam pembelajaran. Hasil analisi observasi kinerja guru siklus 1 pertemuan 2 berjumlah 85 masuk dalam kategori baik. Hal ini dikarenakan guru sudah mempersiapakna pembelajaran sebelumnya.

  Hasil penelitian dari 2 kali pertemuan diperoleh rata-rata 82 masuk dalam kategori baik. Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa pada kegiatan pembelajaran diukur menggunakan lembar observasi. Hasil observasi aktivitas siswa dapat dilihat sebagai berikut:

  Tabel 4.4 Rekapitulasi Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus 1

  No Pertemuan Hasil Penilaian Guru

  1

  1

  23

  2

  2

  27 Jumlah

  50 Rata-rata 25,5

Tabel 4.4 mendiskripsikan bahwa hasil analisis observasi aktivitas siswa siklus 1 pertemuan 1 yang dinilai oleg guru berjumlah 23 masuk dalam kategori

  yang baik. Hal ini dikarenakan karena siswa merasa antusias dalam proses

  Dalam pembelajaran yang berlangsung siswa sudah cukup aktif, walaupun ada beberapa siswa yang masih bicara sendiri dan mengobrol dengan teman yang lain. Hasil analisi observasi aktivitas siswa siklus 1 pertemuan 2 oleh guru diperoleh rata-rata 25 masuk dalam kategori yang baik. Hal ini dikarenakan keikutaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar yang berlangsung.

4.2.2.4 Refleksi

  Berdasarkan analisi hasil tes pada akhir siklus 1 terdapat 20 siswa yang tuntas dan 7 siswa yang belum tuntas belaajar. Hal ini dikarenakan pada pertemuan 1 siklus 1, siswa merasa antusias dalam proses belajar mengajar.Hanya pada saat pembagian kelompok siswa masih ramai dalam mencari pasangan jawaban dari kartu pertanyaan dan jawaban yang mereka pegang.

  Dalam pertemuan 2 siklus 1 pembentukan kelompok dibuat secara berbeda, dimana kelompok dibuat satu deret meja atau satu team, dan meja sebelahnya juga team yang berbeda. Mereka semua memgang kartu pertanyaan dan jawaban yang sudah dulu diacak oleh guru dan akan diberikan kepada semua siswa.

  Hal-hal yang perlu dilakukan untu memperbaiki pembelajaran pada siklus 2 antara lain dengan cara:

  1. Dalam pembagian kelompok harus disesuaikan oleh guru agar siswa tidak berebut.

  2. Dalam kegiatan belajar menggunakan model Make a Match lebih menekankan kompetensi individu.

  3. Membuat variasi soal agar siswa lebih tertarik.

  4. Memberikan pengarahan kepada siswa dalam permainan perlu adanya kekompakan dan harus bisa menerima kekalahan.

4.2.3 Siklus 2

4.2.3.1 Perencanaan Tindakan

  Pada siklus 2, sebelum melakukan pembelajaran maka perlu dipersiapkan hal-hal yang akan digunakan dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Siklus dilakukan persiapan meguji ulang RPP yang telah dirancang sebelumnya. Dengan memperhatikan hasil refleksi pada siklus 1, maka perencanaan perbaikan yang telah dibuat dikaji ulang dan didiskusikan sehingga pembelajaran pada siklus 2 dapat terlaksana dengan baik. Persiapan pada siklus 2 ini meliputi kegiatan mempersiapkan RPP, lembar observasi, materi dan alat peraga yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar yang akan berlangsung.

4.2.3.2 Pelaksanaan Siklus 2

  Setelah rencana sudah tersusun dengan baik, maka tindakan selanjutnya adalah melaksanakan prosedur sebagai berikut:

1. Pertemuan 1

  a. Kegiatan Awal Pada pertemuan 1 siklus 2, dilakukan setelah perencanaan selesai disusun. Setelah semua persiapan sudah selesai dilakukan maka pada sebelum pertemuan 1 dilaksanakan guru mengkondisikan seluruh siswa agar dapat mengikuti proses belajar mengajar yang berlangsung. Guru mengucapkansalam, Guru mengajak siswa untuk berdoa dan melakukan absensi. Menyampaikantujuanpembelajaran. Guru menanyakan kepada siswa apa penyebab banjir itu bisa terjadi?. Guru menginformasikan topik dan kegiatan yang akan dilakukan dan dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari.

  b. Kegiatan Inti Guru menyampaikan materi tentang cara memelihara dan melestarikan alam dan lingkungan kita. Siswa dibagi menjadi 2 kelompok, misalnya kelompok

  A dan B. Kedua kelompok diminta untuk berhadap-hadapan. Guru membagikan kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu jawaban kepada kelompok B terkait materi permukaan bumi. Guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka harus mencari/mencocokan kartu yang dipegang dengan satu kelompok lain. Guru juga perlu menyampaikan batasan maksimum waktu yang ia berikan kepada mereka. Guru meminta semua anggota kelompok A untuk mecari pasangannya di kelompok B. Jika mereka sudah menemukan pasangannya masing-masing, guru yang sudah dipersiapkan. Siswa yang belum menemukan pasangan diminta untuk berkumpul tersendiri. Guru memanggil satu pasangan untuk presentasi. Pasangan lain dan siswa yang tidak mendapat pasangan memperhatikan dan memberikan tanggapan apakah pasangan itu cocok atau tidak. Guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan kecocokan pertanyaan dan jawaban dari pasangan yang memberikan presentasi.

c. Kegiatan penutup

  Siswadenganbantuan guru menyimpulkanhasilpelajaran.Siswa dan guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.Guru memberikanpesan moral.

4.2.3.3 Hasil Tindakan Siklus 2

  1. Hasil Belajar Peserta didik Hasil belajar IPA pada siswa kelas 3 SDN Randuacir 02 diperoleh melalui tes evaluasi yang diadakan setelah siklus 2 telah selesai dilaksanakan. Pada siklus

  2 proses belajar mengajar telah berjalan dengan baik yang telah digambarkan pada lembar observasi. Dilihat dari hasil tes evaluasi dari siklus 2 yang menunjukan adanya kenaikan hasil belajar siswa pada KD memlihara sumber daya alam. Dari tes evaluasi yang diperoleh dalam silus 2 terdapat 27 siswa yang tuntas yang berarti semua siswa lulus dalam proses pembelajaran IPA yang berlangsung. Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus 2 menunjukan bahwa model pembelajaran dengan menggunakan Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 3 SDN Randuacir 02 sesuai dengan indikator kinerja yang sudah ditentukan oleh peneliti.

  2. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Hasil pengamatan terhadap kinerja guru pada kegiatan belajar mengajar

  IPA diukur dengan menggunakan lembar observasi yang sudah ditentukan oleh peneliti. Hasil observasi kinerja guru dapat dilihhat dalam tabel sebagai berikut:

  Tabel 4.5 Rekapitulasi Pengamatan Kinerja Guru siklus 2

  No Pertemuan Hasil Penilaian Guru

  1 1 104

  2 2 120 Jumlah 224

  Rata-rata 112 Berdasarkan tabel 4.5 mendiskripsikan bahwa hasil analis observasi kinerja guru siklus 2 pertemuan 1 jumlah nilai 104 sudah termasuk kategori yang baik, hal ini dikarenakan guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan model make a match dengan semaksimal mungkin. Dalam pertemuan 2 ini hasil yang diperoleh 120 masuk dalam kategori yang baik. Model pembelajaran berbantuan model make a matchini sangat membantu siswa kreatif dan antusias dalam mengikuti proses belajar mengajar yang berlangsung. Dari hasil jumlah pertemuan 1 dan 2 diperoleh hasil 224 dengan rata-rata 112 masuk dalam kategori yang baik. Secara umum aspek observasi kinerja guru yang telah dilakukan sudah baik dalam setiap pertemuan.

  Sedangkan hasil pengamatan yang dilakukan terhadap aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung diukur dengan menggunakan lembar observasi. Hasil observasi aktivitas siswa dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

  Tabel 4.6 Rekapitulasi Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus 2

  No Pertemuan Hasil Penilaian Guru

  1

  1

  36

  2

  2

  40 Jumlah

  76 Rata-rata

  38 Tabel 4.6menunjukkan bahwa hasil dari analisis observasi aktivitas siswa dalam siklus 2 pertemuan 1 yang dinilai oleh guru berjumlah 36masuk dalam kategori yang baik, hal ini dikarenakan model Make a Match yang sangat membantu meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar. Semua siswa berperan aktif dalam mengikuti pelajaran yang berlangsung.Dari hasil analisi yang diperoleh dalam siklus 2 pertemuan 2 diperoleh hasil 40 yang sudah termasuk katagori baik. Tercapainya nilai yang memuasskan tersebut karena keaktifan dan keikutsertaan siswa dalam berlangsungnya pelajaran IPA. Model Make a Match membuat siswa aktif dan menimbulkan gairah semangat kerja siswa dalam melaksanakan pembelajaran. Selain itu Make a Match juga jarang dipakai dalam proses belajar jadi siswa merasa pelajaran yang berlangsung menyenagkan sehingga menggugah rasa keaktifan semua siswa. Dari 2 pertemuan yang dilakukan guru diperoleh nilai keaktivan siswa rata-rata 38 masuk dalam kategori yang sangat baik.

4.2.3.4 Refleksi

  Berdasarkan analisi hasil tes pada akhir siklus 2 terdapat peningkatan hasil belajar IPA hal ini dilihat dari peningkatan nilai. Dari 27 siswa tuntas semua atau 100% siswa tuntas dalam pelajaran IPA. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dikarenakan peneliti mempersiapkan materi bahan ajar dan alat peraga dengan baik. Selain itu peneliti juga mengamati pada siklus 1 untuk membuat persiapan dalam siklus 2.

  Dalam pembelajaran siklus 2 pertemuan 1 siswa sudah terbiasa belajar menggunakan model Make a Match jadi selama proses pelajaran berlangsung siswa sudah tau apa yang harus mereka lakukan dan tidak ramai dala melakukan tahap-tahan penerapan make a match. Kegiatan pembelajran yang berlangsung itu berjalan dengan baik, siswapun ikut serta karena pembelajaran menggunakan model Make a Match ini sangat menarik siswa karena terdapat gambar-gambar kecil dan permainan dimana guru masih jarang menggunakan model pembelajaran make a match ini.

  Pada pertemuan 2 siklus 2 persiapan sudah sangat matang. Kegiatan Dari refleksi siklus 1 dan pertemuan 1 siklus 2, kegitaan pembelajaran pada pertemuan siklus 2 menjadi lebih baik.

4.3 Analisis Data

4.3.1 Siklus 1

  Berdasarkan proses belajar mengajar menggunakan model pembelajaran Make a Match diadapatkan hasil belajar pada siklus 1 yang dapat dilihat pada tabel 4.7

  Tabel 4.7 Destribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA

  Siswa Kelas 3 SDN Randuacir 02 Tahun pelajaran 2014/2015 Siklus 1

  No Rentang Nilai Ketuntasan Jumlah Siswa 1 44-51 Tidak tuntas 1 2 52-59 Tidak tuntas 3 3 60-67 Tidak tuntas 3 4 68-75 Tuntas 5 5 76-83 Tuntas 5 6 84-91 Tuntas 6 7 92-100 Tuntas

  4 Jumlah

  27 Rata-Rata 76,7 Berdasarkan tabel 4.7 distribusi frekuensi nilai ulangan mata pelajaran IPA dapat dikatakan hasil belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPA sudah mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari hasil ketuntasan belajar lebih banyak jumlah siswa yang tuntas dari pada siswa yang tidak tuntas. Akan tetapi ketuntasan tersebut belum sesuai dengan indikator kinerja hasil belajar IPA yang ditentukan oleh peneliti. Pada tabel 4.6 dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa pada siklus 1 dari 27 siswa yang medapat nilai di bawah KKM sebanyak 7 siswa., diantaranya siswa yang mendapat 44-51 sebanyak 1 siswa, yang mendapat nilai 52-59 sebanyak 3 siswa dan siswa yang mendapat nilai 60-67 sebanyak 3 siswa,

  25,9% tidak tuntas 74,1% tuntas

  Tabel 4.9 Destribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA

  Siswa Kelas 3 SDN Randuacir 02 Tahun pelajaran 2014/2015 Siklus 2

  No Rentang Nilai Ketuntasan Jumlah Siswa 1 44-51 Belum Tuntas 2 52-59 Belum Tuntas 3 60-67 BelumTuntas 4 68-75 Tuntas

  7 5 76-83 Tuntas 7 6 84-91 Tuntas 8 7 92-100 Tuntas

  5 Jumlah

  27 Rata-Rata 82,51 Berdasarkan tabel 4.9 distribusi frekuensi nilai ulangan mata pelajaran IPA dapat dikatakan hasil belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPA sudah mencapai ketuntasan yang sesuai dengan indikator kinerja hasil belajar IPA yang sudah ditentuka oleh peneliti. Hal ini terlihat dari hasil ketuntasan belajar semua siswa sudah mencapai KKM yang ditentukan. Pada tabel 4.9 dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa pada siklus 2 dari 27 siswa mencapai KKM diantaranya siswa yang mendapat nilai 68-75 sebanyak 7 siswa., siswa yang mendapat nilai atara 76-83 sebanyak 7 siswa. Siswa yang mendapat nilai 84-91 sebanyak 8 siswa, dan siswa yang mendapat nilai 92-100 sebanyak 5 siswa. Dari data yang diperoleh menunjukkan sudah tercapainya indikator kinerja hasil belajar IPA sesuai KKM yang sudah ditentukan. Untuk mengetahui hasil presentase ketuntasan nilai belajar siswa dalam mata pelajaran IPA kels 3 SDN Randuacir 02 pada siklus 2 dapat dilihat pada gambar 4.10 diagaram lingkaran di bawah ini.

  

tidak tuntas

tuntas

  30

  25

  20 swa Si

  15 Tidak Tuntas

  10 Tuntas Jumlah

  5 Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 kondisi

  (74, 1%) pda siklus I, kemdian pada siklus II meningkat menjadi 27 siswa (100%). Selain itu terjadi peningkatan rata-rata kelas dari rata- rata 63,9 sebelum tindakan meningkat menjadi 76, 7 pada siklus I dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 82,51 hal ini sesuai dengan teori (Miftahul Huda 2013:253) meodel make a match antara lain: 1) meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik; 2) Metode ini menyenangkan karena ada unsur permainan; 3) Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari; 4) Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa; 5)Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi.

  Selain kelebihan yang telah disampaikan oleh Miftahul Huda, keunggulan Make a Macthmenurut Anita Lie (2004:55) antara lain : 1) Siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan; 2) Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran; 3)Teknik ini bisa digunakan untuk semua tingkatan usia anak didik.

  Guru memberikan reward kepada siswa yang pertama kali bisa menyelesaikan tugasnya. Dengan cara itu siswa semakin mempunyai semangat untuk cepat-cepat menyelesaikan tugasnya. Penyusunan gambar dalam model Make a Match memberikan variasi tersendiri dalam mereka belajar. Untuk anak SD bermain dengan belajar itu membuat mereka tidak cepat bosan dalam belajar. Penggunaan model Make a Match terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 3 SDN Randuacir 02 dalam mata pelajaran IPA.

  Dari uraian yang telah diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaranMake a Matchdapat meningkatkan hasil belajar dalam mata pelajaran IPA pada kelas 3 semester II SDN Randuacir 02 Tahun pelajaran 2014/2015 hal ini sejalan dengan penelitian Suratman (2012) dalam skripsi yang berjudul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA melalui Pendekatan Make a Match pada Siswa Kelas V SDN Timbang 01 Semester II Tahun Ajaran 2011/2012” dan Astuti, Ria Yuni (2012) dalam skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Siswa Kelas V SD Negeri 1 Colo Kecamatan Dawe Kabupaten siswa atau sebesar 0 %.Dari analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Discovery Learning Berbantuan Media Gambar Siswa Kelas III SD Negeri 4 Jambangan Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Discovery Learning Berbantuan Media Gambar Siswa Kelas III SD Negeri 4 Jambangan Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 88

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Disiplin dan Pengawasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan di Primkopkar “Manunggal” Damatex- Timatex Salatiga

0 0 7

BAB II LANDASAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Disiplin dan Pengawasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan di Primkopkar “Manunggal” Damatex- Timatex Salatiga

0 1 18

3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Disiplin dan Pengawasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan di Primkopkar “Manunggal” Damatex- Timatex Salatiga

0 0 16

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Disiplin dan Pengawasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan di Primkopkar “Manunggal” Damatex- Timatex Salatiga

0 1 28

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Disiplin dan Pengawasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan di Primkopkar “Manunggal” Damatex- Timatex Salatiga

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Snow Ball Throwing dalam Mata Pelajaran IPS Kelas VII C SMP Kristen Satya Wacana Semester II Tahun Pelajaran 2016-2017

0 1 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA dengan Menggunakanmodel Make A Match pada Siswa Kelas III SD N Randuacir 02 Tahun 2014/2015

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA dengan Menggunakanmodel Make A Match pada Siswa Kelas III SD N Randuacir 02 Tahun 2014/2015

0 0 19