Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Proses Pembelajaran & Hasil Belajar IPA Melalui Model Problem-Based Learning Siswa Kelas 5 SDN Kebowan 02 Semester II Tahun 2014/2015

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Tindakan

  Pada sub bab ini penulis akan membahas tetang pelaksanaan kegiatan penelitian dari prasiklus, siklus I dan siklus II meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaaan, observasi dan refleksi. Berikut ini akan diuraikan setiap pelaksanaan kegiatan tiap siklus yang dilakukan selam proses penelitian berlangsung.

  Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti di kelas 5, SD Negeri Kebowan 02 pada semester II Tahun Pelajaran 2014/2015. SD Negeri Kebowan 02 memiliki tenaga pendidik 11 orang dan 1 karyawan dengan jumlah 12 orang yaitu 1 Kepala Sekolah, 6 Guru Kelas, 1 Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, 1 Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris, 1 Guru Mata Pelajaran PJOK, 1 Guru SBK, dan 1 Penjaga Sekolah.

  Subjek dalam PTK ini adalah siswa kelas 5 SD Negeri Kebowan 02 Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa 20 untuk pembelajaran IPA dengan Sub Kompetensi (SK) 12. Peristiwa Alam. Untuk kompetensi Dasar (KD) 12.1. Memahami peristiwa alam yang terjadi di Indonesia, 12.2. Dampak peristiwa alam, 12.3. Cara Mencegah Bencana Alam, dan 12.4. Kegiatan Manusia Terhadap Perubahan Permukaan Bumi . Mata

  Pelajaran IPA di kelas 5 SD Negeri Kebowan 02 diampu oleh guru kelas 5 yaitu Bapak Slamet Sumarsono, S.Pd. SD. Bapak Slamet bertempat tinggal dekat dengan dia bekerja yaitu menjadi guru SD Negeri Kebowan 02. Beliau merupakan Sarjana pendidikan Guru Sekolah Dasar dan telah menjadi guru kurang lebih 32 tahun jadi untuk seorang guru beliau sangat berkompeten dan berpengalaman dalam bidangnya.

4.1.1. Deskripsi Prasiklus

  Pada deskripsi Prasiklus, penulis akan menguraikan tentang tahap sebelum peneliti memulai siklus I dan siklus II. Prasiklus merupakan kondisi awal yang guru pada saat itu hanya menggunakan pembelajaran yang konvensional yang berakibat siswa pada proses pembelajan menjadi pasif, sibuk sendiri dan kurang menguasai materi pembelajaran, dan juga hasil belajar kurang dari KKM <70.

a. Proses Pembelajaran Prasiklus

  Sebelum dilaksanakan PTK, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi untuk melihat cara mengajar guru yang bersangkutan. Observasi dilakukan oleh peneliti di SD Negeri Kebowan 02 di kelas 5.

  Setelah melakukan observasi peneliti menemukan beberapa permasalah yang muncul terkait dengan proses pembelajaran dan hasil belajar, khususnya dalam mata pelajaran IPA. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran dan hasil belajar yaitu siswa terlihat kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran, siswa masih ada yang berbicara dengan teman sebangku tanpa memperhatikan guru mengajar, siswa dalam penguasaan materi sangat kurang. Keadaan semacam ini membuat siswa dalam proses pembelajaran tidak aktif maupun hasil belajaran yang kurang maksimal, seharusnya siswa memperhatikan guru saat mengajar dan siswa selalu bertanya jika ada suatu yang kurang jelas dan mengerti. Faktor permasalahan dari guru adalah guru hanya menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran atau konvensional, kondisi kelas yang kurang kondusif menjadikan dalam penyerapan materi tidak sepunuhnya sampai ke siswa, penggunaan media pembelajaran yang kurang maksimal di kelas maupun sekolah. Seharusnya guru bisa menggunakan metode selain ceramah agar siswa menjadi aktif dan dalam pengkondisian kelas guru tidak mendominisasi kelas.

  Pada tabel di bawah ini terdapat penilaian terhadap RPP kondisi awal. Untuk memperjelas apakah guru sudah menyusun RPP sesuai dengan aspek yang akan dinilai. Berikut penilaian RPP kondisi awal:

Tabel 4.1 Penilanan RPP Kondisi Awal

  No. Apsek yang dinilai Skor

  1. Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran (tidak menimbulkan penafsiran ganda dan mengandung hasil belajar)

  1 2 3 4 5

  2. Pemilihan materi ajar (sesuai dengan tujuan dan karakteristik siswa) 1 2 3 4 5

  3. Pengorganisasian materi ajar (keruntunan, sistematika materi, dan kesesuaian dengan alokasi waktu) 1 2 3 4 5

  4. Pemelihan sumber atau media pembelajaran (sesuai dengan tujuan, materi, karateristik siswa) 1 2 3 4 5

  5. Kejelasan skenario pembelajaran (langkah-langkah kegiatan pembelajaran, awal, inti, dan penutup) 1 2 3 4 5

  6. Kerincian skenario pembelajaran (setiap langkah tercermin strategi/metode dan alokasi waktu pada setiap tahap) 1 2 3 4 5

  7. Kesesuaian teknik dengan tujuan pembelajran 1 2 3 4 5

  8. Kelengkapan instrumen (soal, kunci, pedoman penskoran) 1 2 3 4 5 9. Total skor.

  19 Dari tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa untuk penilaian RPP kondisi awal dalam pembelajaran mendapatkan skor 19 dari skor maksimal yaitu 40 yang berarti kurang, untuk itu guru bersangkutan harus berani mengembangkan RPP agar pembelajaran dapat terlaksana dengan inovatif.

b. Hasil Belajar Prasiklus

  Dari faktor-faktor permasalahan proses pembelajaran kondisi awal menjadi hambatan pelaksanaan kegitan pembelajaran di kelas 5 SD Negeri Kebowan 02. Kondisi ini masih banyak siswa yang kurang memenuhi Ketuntasan Minimal atau KKM pada mata pelajaran IPA.

  Untuk KKM adalah ≥70 pada mata pelajaran IPA yang telah ditentukan oleh guru mata pelajaran IPA. Sebelum melakukan PTK peneliti mendapat data dari hasil ulangan terakhir mata pelajaran IPA dapat dilihat tabel di bawah ini:

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Kondisi Awal

  No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase 1.

  30 4 20%

  • – 40 2.

  41 4 20%

  • – 50 3.

  51 8 40%

  • – 60 4.

  61 2 10%

  • – 70 5.

  71 – 80 2 10%

  6. Jumlah Siswa 20 100%

  7. Nilai Rata-Rata 55,75

  8. Nilai tertinggi

  80

  9. Nilai terendah

  30 Dari hasil tabel 4.2 untuk frekuensi nilai IPA pada kondisi awal yaitu rentang 30-40 terdapat 4 siswa, 41-50 terdapat 4 siswa, 51-60 terdapat 8 siswa, 61-70 terdapat 2 siswa dan 71-80 terdapat 2 siswa. Dari tabel 4.1 dapat digambarkan menjadi gambar 4.1 sebagai berikut.

  Hasil Belajar IPA Prasiklus

  9

  8 40%

  7

  6

  5

4 Interval Nilai

  20% 20%

  3

  2 10% 10%

  1 71-80 61-70 51-60 41-50 30-40 Diagram 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Kondisi Awal

  Berdasarkan dari tabel 4.2 dan diagram 4.1 dapat disimpulkan dalam mata

  pelajaran IPA pada kondisi awal, peneliti perlu mengadakan perbaikan pembelajaran IPA dengan menerapkan model Problem-Based Learning, sebagai upaya untuk peningkatan proses pembelajaran dan hasil belajar. PTK yang akan

  Dari grafik 4.1 dapat dikemukakan bahwa siswa yang tuntas dan belum tuntas adalah:

Tabel 4.3 Persentase Ketuntasan Kondisi Awal

  No. Persentase Batas Ketuntasan Persentase

  1. Tuntas ≥ 70 20%

  2. Belum Tuntas < 70 80% Pada tabel 4.3 terdapat 80% siswa yang belum tuntas dari keseluruhan siswa dan 20% yang sudah tuntas dari jumlah siswa kelas SD Negeri Kebowan 2.

4.1.2. Deskripsi Siklus I

  Pada deskripsi siklus I, penulis akan menguraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pelaksanaan observasi, hasil tindakan dan refleksi pada siklus I. Kegiatan pembelajaran pada siklus I ini dibagi menjadi tiga kali pertemuan, dibagi menjadi dua kali pertemuan, dua kali pertemuan untuk pemebelajaran dan satu kali untuk tes evaluasi siklus I, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit.

4.1.2.1.Tahap Perencanaan

  Pada tahap perencanaan ini akan menjelaskan tentang perencanaan yang dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru kolaborator, sebelum pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran Problem-Based Learning dalam penyusunan RPP dan segala sesuatu yang menujang pelaksanaan tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan termasuk perencanaan tes evaluasi yang akan dilakukan pada pertemuan terakhir disetiap siklusnya. Tindakan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan, masing- masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit dalam mata pelajaran

  IPA tentang (SK) peristiwa alam, dengan (KD) Memahami peristiwa alam yang terjadi di Indonesia, Dampak peristiwa alam.

  a. Pertemuan Pertama

  Pada pertemuan pertama akan dilaksanakan pada Sabtu, 4 April 2015 pada jam pertama dan kedua di kelas 5 SD Negeri Kebowan 02. Sebelum melakukan tindakan pembelajaran siklus I pertemuan pertama peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat RPP menggunakan model pembelajaran Problem-Based Learning dengan Kompetensi Dasar 12.1 Memahami peristiwa alam yang terjadi di Indonesia. Penyusunan RPP didiskusikan dengan Bapak Slamet Sumarno, S.Pd. SD. Selaku guru kelas 5. Diskusi yang dilakukan adalah waktu pada saat memulai penelitian, penyusunan indikator, tujuan pembelajaran, dan media yang digunakan adalah gambar. Indikator yang akan dicapai adalah (1) mendefisinikan peristiwa alam berupa bencana alam apa saja yang terjadi di Indonesia, (2) Menyebutkan 3 terjadinya bencana alam berupa banjir, (3) Menyebutkan 3 terjadinya bencana alam berupa tanah longsor, dan (4) Mendiskripsikan laporan tentang terjadinya peristiwa alam di indonesia. Tujuan yang akan dicapai pada pertemuan ini adalah (1) Setelah siswa berdiskudi dengan kelompoknya dan mencari sumber materi, siswa mendiskripsikan salah satu contoh peristiwa alam berupa bencana alam di Indonesia dengan jelas, seperti banjir, tanah longsor, gunung meletus, tsunami, dan angin puting beliung, (2) Setelah siswa berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat mendiskripsikan peristiwa alam berupa laporan bencana alam yang terjadi di Indonesia dengan benar. Peneliti juga menyiapakan lembar observasi guru dan siswa untuk pertemuan pertama. Selanjutnya guru kolaborator mempelajari materi yang akan yang telah disepati oleh peneliti, dengan harapan dapat berhasil.

  b. Pertemuan Kedua

  Pada pertemuan kedua akan dilaksanakan pada Senin, 6 April 2015 pada jam kedua dan ketiga di kelas 5 SD Negeri Kebowan 02. Sebelum melakukan tindakan pembelajaran siklus I pertemuan kedua peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat RPP menggunakan Dampak peristiwa alam. Penyusunan RPP didiskusikan dengan Bapak Slamet Sumarno, S.Pd. SD. Selaku guru kelas 5. Diskusi yang dilakukan adalah waktu pada saat memulai penelitian, penyusunan indikator, tujuan pembelajaran, dan media yang digunakan adalah gambar. Indikator yang akan dicapai adalah (1) menyebutkan dampak apa saja akibat peristiwa alam berupa bencana alam, (2) Menyebutkan 3 dampak terjadinya bencana alam berupa banjir, (3) Menyebutkan 3 dampak terjadinya bencana alam berupa tanah longsor. Tujuan yang akan dicapai pada pertemuan ini adalah (1) Setelah siswa berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat menyebutkan 6 dampak apa saja akibat peristiwa alam berupa bencana alam banjir dan tanah longsor dengan tepat, (2) Setelah siswa berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat mendiskripsikan peristiwa alam berupa laporan bencana alam yang terjadi di Indonesia dengan benar. Peneliti juga menyiapakan lembar observasi guru dan siswa untuk pertemuan kedua.

  Selanjutnya guru kolaborator mempelajari materi yang akan yang telah disepati oleh peneliti, dengan harapan dapat berhasil.

c. Pertemuan Ketiga

  Pada pertemuan ketiga akan dilaksanakan pada Selasa, 7 April 2015 pada jam kedua dan ketiga di kelas 5 SD Negeri Kebowan 02. Pada pembelajaran siklus I pertemuan ketiga akan digunakan tanya jawab terhadap materi dari pertemuan pertama dan kedua tentang KD, 12.1 Memahami peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan 12.2 Dampak Peristiwa Alam. Dan selanjutnya akan digunakan untuk tes evaluasi dari siklus I pertemuan pertama dan kedua. Penyusunan soal didiskusikan oleh guru kolaborator yaitu Bapak Slamet Sumarno, S.Pd. SD. dan telah melalui uji validitas soal. Bentuk soal tes yang akan diujikan adalah pilihan ganda berjumlah 20 soal, yang akan dikerjakan oleh 20 siswa. Waktu yang diberikan untuk tes evalusi adalah 45 menit.

4.1.2.2. Pelaksanaan Tindakan

  Pada sub unit pelaksanaan tindakan mendeskripsikan tentang proses pertemuan ketiga. Masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit. Rincian pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut:

a. Proses Pelaksanaan Tindakan

  Proses pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, pertemuan pertama dan kedua akan dilaksanakannya model Problem-

  

Based Learning , untuk pertemuan ketiga mengulas materi pertemuan pertama dan

  pertemuan kedua, dan diadakanya tes evaluasi, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit. Rincian pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

  Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu, 04 April 2015 pada jam pelajaran pertama dan kedua dengan alokasi waktu dua kali 35 menit, siswa yang mengikuti pelajaran berjumlah 20 siswa. Pada pertemuan pertama ini materi yang dipelajari adalah tentang memahami peristiwa alam yang ada di Indonesia. Pada kegiatan awal guru mengawalinya dengan mengucap salam dan dijawab oleh siswa dengan antusias, kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Pada kegiatan awal ini guru tidak memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa, sehingga salah satu kegiatan pembelajaran belum disampaikan.

  Kegiatan selanjutnya guru menyampaikan bahwa siswa akan diajak belajar dengan melakukan diskusi dan membentuk kelompok secara homogen dan memecahkan masalah yang diberikan oleh guru untuk membahas tentang pembelajaran, yaitu: Memahami peristiwa alam yang terjadi di Indonesia. Setelah itu guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk melakukan diskusi sesama teman kelompoknya berupa materi-materi dari buku dan refensi dari materi di perpustakaan. Guru membimbing siswa untuk membentuk 4 kelompok tetap yang terdiri dari 5 orang siswa. Suasana kelas tiba-tiba menjadi gaduh, karena siswa berebut tempat duduk untuk kelompok mereka masing- menentukan tempat duduk masing-masing kelompok dan akhirnya suasana kelas kembali tenang. Setelah semua siswa masuk ke dalam kelompok masing-masing, guru membagikan materi yang diperlukan dan lembar diskusi yang berisikan pertanyaan yang perlu dituntaskan oleh kelompok. Setelah semua kelompok mendapatkan materi serta lembar diskusi, guru menjelaskan cara atau langkah- langkah dalam melakukan diskusi dengan baik, melalui alat bantu gambar yang ada di papan tulis, namun pada kegiatan ini guru masih kurang jelas dalam menjabarkan langkah-langkah yang ada dan ada sebagian siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, kemudian siswa tersebut ditegur oleh guru agar memperhatikan penjelasan guru. Selanjutnya guru menyuruh siswa untuk melakukan pemecahan masalah tetapi guru tidak menjelaskan secara keseluruhan aturan yang perlu diperhatikan.

  Kegiatan selanjutnya, siswa melakukan diskusi dengan kelompoknya tentang peristiwa alam yang telah disampaikan guru diawal pembelajaran, sebagian siswa penuh antusias dalam melakukan diskusi, namun ada beberapa siswa yang bercerita sendiri dengan temannya, ini terjadi karena guru kurang dalam mengawasi jalannya diskusi sehingga terjadi hal tersebut. Setelah setiap kelompok melakukan diskusi, siswa menjawab pertanyaan yang ada di lembar diskusi dan siswa membuat laporan hasil pemecahan masalah yang telah dipecahkan secara kelompok dan guru berkeliling untuk mengecek siswa dalam membuat laporan, namun guru tidak membimbing siswa dalam membuat laporan, guru meminta kepada semua kelompok mengumpulkan laporan tersebut kepada guru, setelah itu beberapa kelompok diminta untuk mempresentasikan laporan mereka di depan kelas dan kelompok lain menaggapi dari hasil presentasi kelompok, namun pada saat guru meminta salah satu kelompok untuk malakukan presentasi kelompok tersebut tidak mau dikarenakan malu dan takut untuk menyampaikan hasil pemecahan masalah mereka, namun siswa masih terlihat kurang percaya diri dan membuat presentasi mereka kurang jelas, kemudian guru memberikan motivasi kepada siswa agar berani menyampaikan laporan hasil pemecahan masalah di depan kelas dan memberikan motivasi kepada kelompok presentasi menjabarkan hasil diskusinya, pada saat presentasi siswa agak malu- malu, dari hasil presentasinya terdapat jawaban yang kurang benar, dalam tanya jawab tidak ada siswa yang menyanggah ataupun bertanya pada kelompok yang ada di depan kelas, sehingga guru yang memberikan pertanyaan kepada kelompok yang mempresentasikan laporan pemecahan masalahnya di depan kelas dan guru meluruskan jawaban siswa yang masih kurang tepat, agar tidak terjadi miskonsepsi tentang peristiwa alam, guru memberikan nilai 70. Dilanjutkan kelompok 2 presentasi menjabarkan hasil diskusinya, pada saat presentasi siswa agak malu-malu, dari hasil presentasinya terdapat jawaban yang kurang benar, dalam tanya jawab terdapat beberapa siswa yang menyanggah ataupun bertanya pada kelompok yang ada di depan kelas, sehingga guru yang memberikan pertanyaan kepada kelompok yang mempresentasikan laporan pemecahan masalahnya di depan kelas dan guru meluruskan jawaban siswa yang masih kurang tepat, agar tidak terjadi miskonsepsi tentang peristiwa alam, guru memberikan nilai 75. Dilanjutkan kelompok 3 presentasi menjabarkan hasil diskusinya, pada saat presentasi siswa cukup percaya diri, dari hasil presentasinya terdapat jawaban yang masih kurang benar, dalam tanya jawab terdapat beberapa siswa yang menyanggah ataupun bertanya pada kelompok yang ada di depan kelas, sehingga guru yang memberikan pertanyaan kepada kelompok yang mempresentasikan laporan pemecahan masalahnya di depan kelas dan guru meluruskan jawaban siswa yang masih kurang tepat, agar tidak terjadi miskonsepsi tentang peristiwa alam, guru memberikan nilai 70. kelompok 4 presentasi menjabarkan hasil diskusinya, pada saat presentasi siswa cukup percaya diri tetapi ada siswa yang masih malu-malu, dari hasil presentasinya terdapat jawaban yang masih kurang benar, dalam tanya jawab terdapat beberapa siswa yang menyanggah ataupun bertanya pada kelompok yang ada di depan kelas, sehingga guru yang memberikan pertanyaan kepada kelompok yang mempresentasikan laporan pemecahan masalahnya di depan kelas dan guru meluruskan jawaban siswa yang masih kurang tepat, agar tidak terjadi miskonsepsi tentang peristiwa alam, guru memberikan nilai 70.

kemudian guru tidak mendiskusikan masalah-masalah yang dihadapi siswa selama diskusi, sehingga jika suatu saat siswa mengalami masalah yang sama siswa akan mengalami kesulitan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Guru mengecek dan menyimpan kembali alat dan bahan agar dapat digunakan pada pertemuan selanjutnya.

  Dalam kegiatan akhir, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami oleh siswa, namun tidak ada siswa yang mengajukan pertanyaan kepada guru, kemudian guru mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk menguji pemahaman siswa dan menyuruh siswa untuk mengangkat tangan jika ingin menjawab, sebagian besar siswa mampu menjawab pertanyaan yang diajukan, setelah itu guru bersama dengan siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah mereka lakukan. Guru menutup pembelajaran dengan mengucap salam dan meneruskan pembelajaran selanjutnya yaitu bahasa inggris.

2) Pertemuan Kedua

  Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin, 6 April 2015 pada jam pelajaran kedua dan ketiga setelah upacara dengan alokasi waktu dua kali 35 menit, siswa yang mengikuti pelajaran berjumlah 20 siswa. Pada pertemuan kedua ini materi yang dipelajari adalah tentang dampak peristiwa alam. Pada kegiatan awal guru mengawalinya dengan mengucap salam dan dijawab siswa dengan antusias, kemudian guru mengajak siswa untuk bertanya jawab mengulas kembali materi yang sudah dipelajari sebelumnya kemudian dikaitkan dengan materi yang akan dipelajari, siswa merespon dengan penuh semangat dan sebagian besar siswa mampu menjawab pertanyaan dari guru, hal itu menunjukkan bahwa sebagian besar siswa telah menguasai materi yang diajarkan pada pertemuan yang lalu.

  Kegiatan selanjutnya guru menyampaikan bahwa siswa akan diajak belajar dengan melakukan diskusi tentang dampak peristiwa alam yang dibantu dengan media gambar, kemudian guru menyampaikan contoh-contoh tentang dampak apa saja yang disebabkan oleh bencana alam yang akan dijadikan bahan diskusi, yaitu: bahan yang akan digunakan untuk melakukan pemecahan masalah, kemudian guru menyampaikan bahwa diskusi akan dilakukan di kelas dan diskusi dilakukan secara berkelompok. Guru membimbing siswa untuk membentuk 4 kelompok tetap yang terdiri dari 5 orang siswa, kemudian siswa masuk ke dalam kelompok yang telah ditetapkan dengan tenang. Setelah semua siswa masuk ke dalam kelompok masing-masing, guru membagikan materi yang diperlukan dan lembar diskusi yang berisikan langkah-langkah dalam melakukan pemecahan masalah, hal-hal apa saja yang perlu dipecahakan dan jalan keluar agar tidak terjadi lagi, pertanyaan dari diskusi yang akan dilakukan dan dibantu dengan media gambar tentang langkah diskusi agar dapat mempermudah jalannya pemecahan masalah. Setelah semua kelompok mendapatkan alat dan bahan serta lembar diskusi, guru menjelaskan cara atau langkah-langkah dalam melakukan diskusi melalui gambar yang ada di papan tulis dengan baik dan siswa memperhatikan secara seksama meskipun ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan dan berbicara sendiri. Selanjutnya guru menjelaskan aturan dalam melakukan pemecahan masalah mengenai penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

  Kegiatan selanjutnya, siswa melakukan diskusi tentang dampak dari bencana alam yang telah disampaikan guru diawal pembelajaran, pemecahan masalah yang dilakukan adalah dengan menggunakan materi dari buku siswa, materi yang sudah disediakan oleh guru dan buku dari perpustakaan untuk memecahkan dampak bencana alam agar tidak. Pemecahan masalah dilakukan setiap kelompok secara denagn tenang tetapi ada kelompok yang gaduh dan tidak mematuhi aturan berdiskusi yang baik, tetapi guru memeringatkan agar tidak gaduh. Dalam pemecahan masalah tersebut siswa mengalami kesulitan untuk mencari cara-cara agar tidak terjadi bencana alam. Terdapat kelompok yang masih lama dalam mencari pemecahan masalah tetapi guru membimbing kelompok tersebut dengan perlahan. Setelah setiap kelompok melakukan diskusi, siswa menjawab pertanyaan yang ada di lembar diskusi dan hasil pemecahan masalah yang sudah dilakukan dan guru membimbing kelompok yang mengalami untuk mempresentasikan laporan mereka di depan kelas dan kelompok lain menaggapi dari hasil presentasi kelompok. Dimulai dari kelompok 1 presentasi menjabarkan hasil diskusinya, pada saat presentasi siswa agak malu-malu dan ada juga yang percaya diri, dari hasil presentasinya terdapat jawaban yang kurang benar, dalam tanya jawab ada beberapa siswa yang menyanggah ataupun bertanya pada kelompok yang ada di depan kelas, sehingga guru yang memberikan pertanyaan kepada kelompok yang mempresentasikan laporan pemecahan masalahnya di depan kelas dan guru meluruskan jawaban siswa yang masih kurang tepat, agar tidak terjadi miskonsepsi tentang peristiwa alam, guru memberikan nilai 85. Dilanjutkan kelompok 2 presentasi menjabarkan hasil diskusinya, pada saat presentasi terdapat siswa agak malu-malu dan percaya diri, dari hasil presentasinya terdapat jawaban yang kurang benar, dalam tanya jawab terdapat beberapa siswa yang menyanggah ataupun bertanya pada kelompok yang ada di depan kelas, sehingga guru yang memberikan pertanyaan kepada kelompok yang mempresentasikan laporan pemecahan masalahnya di depan kelas dan guru meluruskan jawaban siswa yang masih kurang tepat, agar tidak terjadi miskonsepsi tentang peristiwa alam, guru memberikan nilai 85. Dilanjutkan kelompok 3 presentasi menjabarkan hasil diskusinya, pada saat presentasi siswa cukup percaya diri dan juga ada yang malu-malu, dari hasil presentasinya terdapat jawaban yang masih kurang benar, dalam tanya jawab terdapat beberapa siswa yang menyanggah ataupun bertanya pada kelompok yang ada di depan kelas, sehingga guru yang memberikan pertanyaan kepada kelompok yang mempresentasikan laporan pemecahan masalahnya di depan kelas dan guru meluruskan jawaban siswa yang masih kurang tepat, agar tidak terjadi miskonsepsi tentang peristiwa alam, guru memberikan nilai 85. kelompok 4 presentasi menjabarkan hasil diskusinya, pada saat presentasi siswa cukup percaya diri tetapi ada siswa yang masih malu-malu, dari hasil presentasinya terdapat jawaban yang masih kurang benar, dalam tanya jawab terdapat beberapa siswa yang menyanggah ataupun bertanya pada kelompok yang ada di depan kelas, sehingga guru yang memberikan pertanyaan kepada kelompok yang

meluruskan jawaban siswa yang masih kurang tepat, agar tidak terjadi miskonsepsi tentang peristiwa alam, guru memberikan nilai 80.

  Jalannya presentasi masih kurang optimal dikarenakan siswa masih kurang percaya diri serta kurang jelas dalam melakukan presentasi dan hanya bebrapa siswa saja yang mengajukan pertanyaan. Guru meluruskan jawaban siswa yang masih kurang tepat, agar tidak terjadi miskonsepsi tentang peristiwa alam, kemudian guru mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama diskusi bersama dengan siswa, kemudian memberikan solusi pemecahannya agar pada pemecahan masalah selanjutnya dapat menyelesaikan masalah yang sama. Guru mengecek dan menyimpan kembali alat dan bahan agar dapat digunakan pada pertemuan selanjutnya.

  Dalam kegiatan akhir, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami oleh siswa dan ada siswa yang bertanya tentang materi yang belum dipahaminya, yaitu tentang dampak peristiwa alam dan guru menjelaskan tentang dampak peristiwa alam dan cara mencegahnya agar tidak terjadi di depan kelas. Guru bersama dengan siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, kemudain guru menutup pembelajaran dengan mengucap salam dan membolehkan peserta didik untuk istirahat.

3) Pertemuan Ketiga

  Pertemuan ketiga dilakukan pada hari Selasa, 7 April 2015 pada jam pelajaran pertama dan kedua dengan alokasi waktu dua kali 35 menit, siswa yang mengikuti pelajaran berjumlah 20 siswa. Pada pertemuan ketiga ini kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah mengulas materi yang sudah dipelajari tentang peristiwa alam dan melakukan evalusai dengan cara mengerjakan soal evaluasi. Pada kegiatan awal guru mengawalinya dengan mengucap salam dan dijawab siswa dengan antusias, kemudian memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa agar siswa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran, setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak akan dicapai. Guru mengajak siswa untuk bertanya jawab mengulas kembali materi yang sudah guru, hal itu menunjukkan bahwa sebagian besar siswa telah menguasai materi yang diajarkan pada pertemuan yang lalu.

  Pada pertemuan ketiga ini guru mengulang materi pada pertemuan pertama dan kedua yang telah dilaksanakan pada hari sebelumnya dengan cara memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui sejauhmana pemahaman mereka mengenai materi yang telah diberikan dan sebagian besar siswa mamapu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan benar. Guru membagikan soal evaluasi kepada siswa dan menjelaskan cara mengerjakan soal tersebut, pada saat pembagian soal tersebut keadaan kelas menjadi gaduh karena siswa yang belum mendapatkan soal berbicara dengan teman lainnya. Guru menyapaikan batas waktu siswa dalam mengerjakan soal secara mandiri, semua siswa mengerjakan soal evaluasi mereka secara mandiri dan tertib, tidak ada siswa yang mencontek atau bertanya dengan teman lainnya. Setelah semua siswa selesai mengerjakan soal evaluasi, guru meminta siswa untuk mengumpulkan soal secara urut sesuai dengan nomer presensi siswa. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang soal yang sudah dikerjakan dan guru memberikan penguatan materi dari soal yang telah dikerjakan.

  Dalam kegiatan akhir, guru bersama siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran IPA dengan menerapkan model Problem-Based Learning untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari kegiatan pembelajaran yang nantinya akan dilakukan perbaikan oleh guru agar pada saat pertemuan selanjutnya mampu mengatasi kelemahan dari kegiatan pembelajaran sebelumnya. Guru menutup pembelajaran dengan mengucap salam dan membolehkan peserta didik untuk istirahat.

b. Hasil Tindakan

  Hasil belajar dari mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SD Negeri Kebowan 02 diperoleh melalui pelaksanaan tes evaluasi diakhir siklus yaitu pada pertemuan ketiga untuk siklus I. Berikut disajikan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Kebowan 02 dengan Kompetensi Dasar (KD)

  12.1 Memahami peristiwa alam daftar nilai IPA (terlampir), dan berikut disajikan pada tabel 4.4 yaitu tabel destribusi frekuensi nilai IPA siklus I siswa kelas 5 SD Negeri Kebowan 02 Tahun Pelajaran 2014/2015 sebagai berikut:

Tabel 4.4 Destribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I

  No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase 1. 45 - 53 2 10 % 2. 54 - 61 2 10 % 3. 62 - 69 5 25 % 4. 70 - 77 5 25 % 5. 78 - 85 6 30 %

  Jumlah Siswa 20 100 % Nilai Rata-rata 69,50 Nilai Tertinggi

  85 Nilai Terendah

  45 Berdasarkan tabel 4.4 destribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA, dapat dikatakan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 5 mengalami peningkatan dari Prasiklus, ditandai dengan meningkatnya perolehan nilai rata-rata siswa menjadi 69,50. Hasil belajar IPA pada siklus I siswa kelas 5 SD Negeri Kebowan 02, pada rentang nilai 45-53 sejumlah 2 siswa dengan persentase 10% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 54-61 sejumlah 2 siswa dengan persentase 10% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 62-69 sejumlah 5 siswa dengan persentase 25% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 70-77 sejumlah 5 siswa dengan persentase 25% dari jumlah keseluruhan siswa, dan rentang nilai 78- 85 sejumlah 6 siswa dengan persentase 30%. Dari data tersebut diketahui nilai tertinggi yang diperoleh siswa setelah pelaksanaan tindakan siklus I dengan menggunakan model pembelajaran Problem-Based Learning berbantuan media realia yaitu 85, sementara nilai terendah yang diperoleh siswa 45 yang semula pada Prasiklus. Berdasarkan tabel 4.4 dapat dinyatakan dalam diagram 4.2 yaitu sebagai berikut:

7 Hasil Evaluasi Siklus I

  5

  30%

  10% 10% 25% 25%

  6

  5

  4

  3

  2

  1

  6

  

Diagram 4.2 Destribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I

  Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥70) data hasil perolehan nilai siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.5 berikut:

  2

  2

  45 - 53 54 - 61 62 - 69 70 - 77 78 - 85 Frekuensi

  KKM ≥70 sebanyak 11 siswa dengan persentase 55% dari jumlah keseluruhan siswa. Hasil tersebut sudah menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar IPA, namun hasil yang diperoleh tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan peneliti sebesar 80%. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.6 dapat dilihat pada diagram 4.3 berikut:

  % Dari tabel 4.5 ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat dijelaskan bahwa siswa yang memperoleh nilai <70 dari KKM sebanyak 9 siswa atau 45% dari jumlah keseluruhan siswa, sedangkan yang sudah mencapai

  2. BelumTuntas <70 9 45% Jumlah 20 100

  1. Tuntas ≥ 70 11 55%

  Ketuntasan Belajar Nilai Jumlah Siswa Frekuensi Persentase(%)

Tabel 4.5 Ketuntasan Belajar Siklus I No.

  5

  

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I

45% 55%

  Tuntas Tidak Tuntas

Diagram 4.3 Ketuntasan Belajar Siklus I

4.1.2.3.Pelaksanaan Observasi

  Selain kegiatan pembelajaran guru, akan dijelaskan mengenai analisis data hasil observasi aktivitas guru yang terdapat 35 indikator dan siswa 25 indikator selama pelaksanaan tindakan siklus I dengan menerapkan model pembelajaran

  

Problem-Based Learning yang terdiri dari analisis hasil observasi pada setiap

  pertemuan yaitu pertemuan pertama, pertemuan kedua, pertemuan ketiga, dan pertemuan keempat sebagai berikut:

a. Hasil Observasi Aktivitas Guru

  Observasi aktivitas guru pada saat kegiatan pembelajaran dilakukan oleh seorang observer yang bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan sintaks model

  

Problem-Based Learning dalam pembelajaran IPA yang dilakukan guru selama

  tiga kali pertemuan. Adapun hasil observasi aktivitas guru selama dua kali pertemuan yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I

  No. Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah Skor

  1

  2

  3

  4

  1. Memeriksa kesiapan 1, 4 2, 3,

  14 belajar siswa (Pra Pembelajaran)

  2. Melakukan apersepsi, 5, 7

  6

  7 motivasi, dan menyampaikan tujuan

  3. Membimbing siswa 11 8, 9,

  13

  18 melakukan eksplorasi 10, 12 sumber bacaan dan menyampaikan materi

  4. Pemanfaatan Media 16 14, 15

  8 Gambar

  5. Mengorganisasikan 19, 23 17, 18, 20, 24,

  27 siswa dalam kegiatan 21, 22, kelompok (Problem-

  25 Based Learning)

  6. Penghargaan 26, 27

  8 Kelompok

  7. Penggunaan Bahasa 28, 29,

  9

  30

  8. Membuat Kesimpulan 31, 32,

  34

  35

  13 dan Melakukan 33, Kegiatan Refleksi

  9. Total

  9

  18 8 104

Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II

  No. Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah Skor

  1

  2

  3

  4

  1. Memeriksa kesiapan 4 1, 2, 3,

  15 belajar siswa (Pra Pembelajaran)

  2. Melakukan apersepsi, 7 5, 6

  8 motivasi, dan menyampaikan tujuan

  3. Membimbing siswa 9, 10, 8, 13

  20 melakukan eksplorasi 11, 12 sumber bacaan dan menyampaikan materi

  4. Pemanfaatan Media 15, 16

  14

  10 Gambar

  5. Mengorganisasikan 17, 18, 20, 24,

  29 siswa dalam kegiatan 19, 21, kelompok (Problem- 22, 23,

  Based Learning)

  25

  6. Penghargaan 26, 27

  8 Kelompok

  7. Penggunaan Bahasa 28, 30

  29

  10

  8. Membuat Kesimpulan 33, 31, 32,

  35

  15 dan Melakukan 34, Kegiatan Refleksi

  9. Total

  3

  20 12 115 Dari kedua tabel 4.6 dan 4.7 diperoleh data yang menunjukkan bahwa ada peningkatan aktivitas guru dari siklus I untuk pertemuan pertama sampai pertemuan kedua. Untuk skor pertemuan pertama mendapatkan total 104 point, meliputi nilai 1 ada 0, nilai 2 ada 9, nilai 3 ada 18, dan nilai 4 ada 8. Untuk skor pertemuan kedua mendapatkan total 115, meliputi nilai 1 ada 0, nilai 2 ada 3, nilai 3 ada 20, dan nilai 4 ada 12.

b. Hasil Observasi Aktivitas Siswa

  Observasi aktivitas siswa pada saat kegiatan pembelajaran dilakukan oleh seorang observer yang bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan sintaks model

  

Problem-Based Learning dalam pembelajaran IPA yang dilakukan guru selama tiga kali pertemuan. Adapun hasil observasi aktivitas guru selama dua kali pertemuan yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I

  No. Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah Skor

  1

  2

  3

  4

  1. Kesiapan Belajar 1, 2, 4 3,

  9 Siswa (Pra Pembelajaran)

  2. Melakukan eksplorasi

  6

  5

  5 sumber bacaan dan memperhatikan penjelasan guru

  3. Partisipasi aktif siswa 9 7, 8

  8 dalam pembelajaran

  4. Respon siswa dalam 10, 13 11, 12

  14 pemanfaatan media pembelajaran

  5. Melaksanakan tugas 16, 17, 14, 15,

  21

  22 guru dalam kegiatan 19 18, 20 pasang kartu

  Problem-Based Learning )

  6. Membuat Kesimpulan 22, 23,

  25

  10 dan Melakukan

  24 Kegiatan Refleksi

  7. Total

  11

  10

  4

  68

Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II

  No. Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah Skor

  1

  2

  3

  4

  1. Kesiapan Belajar 4 1, 2, 3,

  11 Siswa (Pra Pembelajaran)

  2. Melakukan eksplorasi 5, 6

  6 sumber bacaan dan memperhatikan penjelasan guru

  3. Partisipasi aktif siswa 7, 8, 9

  9 dalam pembelajaran

  4. Respon siswa dalam 13 10, 11,

  15 pemanfaatan media 12 pembelajaran

  5. Melaksanakan tugas 19 14, 15,

  21

  24 guru dalam kegiatan 16, 17, pasang kartu 18, 20

  Problem-Based Learning )

  6. Membuat Kesimpulan 23 22, 24

  25

  12 dan Melakukan Kegiatan Refleksi

  7. Total

  11

  10

  4

  72 Dari kedua tabel 4.8 dan 4.9 diperoleh data yang menunjukkan bahwa ada peningkatan aktivitas siswa dari siklus I untuk pertemuan pertama sampai pertemuan kedua. Untuk skor pertemuan pertama mendapatkan total 68 point, meliputi nilai 1 ada 0, nilai 2 ada 11, nilai 3 ada 10, dan nilai 4 ada 4. Untuk skor pertemuan kedua mendapatkan total 72, meliputi nilai 1 ada 0, nilai 2 ada 11, nilai 3 ada 10, dan nilai 4 ada 4.

4.1.2.4. Refleksi Siklus I

  Hasil refleksi yang dilakukan oleh peneliti terhadap pelaksanaan kegiatan yang dilakukan guru dan respon siswa pada saat proses belajar mengajar serta hasil belajar yang didapat siswa menunjukkan adanya peningkatan yang pesat. Guru sudah melakukan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan sintaks dan tidak ada langkah yang terlewatkan, kemudian siswa telah menunjukkan respon kegiatan belajar mengajar dengan baik yang ditunjukkan dengan semua kriteria respon siswa terpenuhi.. Jadi di dalam refleksi siklus I adanya peningkatan dari aktifitas guru dan siswa tetapi belum signifikan, perlu ditingkatkan lagi pada siklus II. Berikut diagram dari aktivitas guru dan siswa pada siklus I:

  

Hasil Observasi Aktifitas Guru

Siklus 1

116 114

  82,15% 112 110 108 106 104 102

  74,29% 100

98 Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua

  

Grafik 4.4 Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I

  

Hasil Observasi Aktifitas Siswa

Siklus 1

71,5

  71 70,5 71%

  70 69,5 69 68,5 68 67,5 68% 67 66,5

  Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua

Diagram 4.5 Hasil Perbandingan Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

Tabel 4.10 Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi Siklus I Siklus I

  Tindakan

  Pertemuan I % Pertemuan II

  %

  Aktivitas Guru 104 74,29 115 82,15 Aktivitas Siswa 68 68% 71 71%

  Sebelum peneliti melakukan tindakan siklus II. Hal-hal yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan adalah sebagai berikut.

  a.

  Peran guru dalam meberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa.

  b.

  Kejelasan guru dalam menjelaskan materi.

  c.

  Peran guru pada saat membantu siswa yang mengalami kesulitan.

  d.

  Memperjelas aturan dalam melakukan diskusi pemecahan masalah.

  e.

  Guru tidak mendiskusikan masalah yang dihadapi siswa pada saat melakukan eksperimen.

  f.

  Guru kurang memberi semangat kepada siswa untuk berani mengungkapkan pendapat mereka.

  g.

  Masih ada siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru. h.

  Siswa masih kurang percaya diri pada saat mempresentasikan hasil eksperimen mereka. i.

  Siswa masih kurang aktif dalam kegiatan eksperimen dan presentasi kelompok. j.

  Masih ada beberapa siswa yang masih mendapatkan nilai KKM <70.

  Dari penjelasan di atas peneliti bekerja sama dengan guru untuk memperbaiki hal-hal yang menjadi penghalang jalannya proses belajar mengajar dan meningkatkan hal-hal yang sudah dianggap baik pada siklus selanjutnya.

4.1.3. Deskripsi Siklus II

  Untuk deskripsi siklus II, akan dijelaskan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pelaksanaan observasi, hasil tindakan dan refleksi. Kegiatan pembelajaran pada siklus II ini dibagi menjadi dua kali pertemuan, dua kali pertemuan untuk pemebelajaran dan satu kali untuk tes evaluasi siklus II, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus II ini merupakan upaya perbaikan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I.

4.1.3.1 Tahap Perencanaan

  Pada tahap perencanaan ini akan menjelaskan tentang perencanaan yang dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru kolaborator, sebelum pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran Problem-Based Learning dalam penyusunan RPP dan segala sesuatu yang menujang pelaksanaan tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan termasuk perencanaan tes evaluasi yang akan dilakukan pada pertemuan terakhir disetiap siklusnya. Tindakan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan, masing- masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit dalam mata pelajaran

  IPA tentang (SK) peristiwa alam, dengan (KD) Cara Mencegah Bencana Alam, dan Kegiatan Manusia Terhadap Perubahan Permukaan Bumi .

  a. Pertemuan Pertama

  Pada pertemuan pertama akan dilaksanakan pada Sabtu, 10 April 2015 pada jam pertama dan kedua di kelas 5 SD Negeri Kebowan 02. Sebelum melakukan tindakan pembelajaran siklus II pertemuan pertama peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat RPP menggunakan model pembelajaran Problem-Based Learning dengan Kompetensi Dasar 12.3 Cara Mencegah Bencana Alam. Penyusunan RPP didiskusikan dengan Bapak Slamet Sumarno, S.Pd. SD. Selaku guru kelas 5. Diskusi yang dilakukan adalah waktu pada saat memulai penelitian, penyusunan indikator, tujuan pembelajaran, dan media yang digunakan adalah gambar. Indikator yang akan dicapai adalah (1) Mendefinisikan bencana alam dari alam dan ulah manusia, (2) Menyebutkan cara apa saja untuk mencegah bencana alam banjir, (3) Menyebutkan cara apa saja untuk mencegah bencana alam tanah longsor. Tujuan yang akan dicapai pada pertemuan ini adalah (1) Setelah siswa berdiskusi dengan kelompoknya dan mencari sumber materi, siswa dapat menyebutkan 3 cara untuk mencegah bencana alam seperti, banjir, dan tanah longsor, (2) Setelah siswa berdiskusi dengan kelompoknya dan mencari sumber materi, siswa dapat mendefinisikan bencana- bencana alam akibat perbuatan manusia. Peneliti juga menyiapakan lembar observasi guru dan siswa untuk pertemuan pertama. Selanjutnya guru kolaborator mempelajari materi yang akan yang telah disepati oleh peneliti, dengan harapan dapat berhasil.

  b. Pertemuan Kedua

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Teknik Kriptografi AES dan One Time Password pada Aplikasi Pelaporan Berbasis Social Media

0 0 20

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pairshare (TPS) Berbantuan Media Visual dalam Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Siswa Kela

0 1 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pairshare (TPS) Berbantuan Media Visual dalam Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN 1 Jeruk Kecamatan Selo Kabupaten

0 0 39

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pairshare (TPS) Berbantuan Media Visual dalam Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN 1 Jeruk Kecamatan Selo Kabupaten

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pairshare (TPS) Berbantuan Media Visual dalam Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN 1 Jeruk Kecamatan Selo Kabupaten

0 0 35

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR- SHARE (TPS) BERBANTUAN MEDIA VISUAL DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 1 JERUK KECAMATAN SELO KABUPATEN BOYOLALI SEMESTER II TAHUN 2014 2015 SKRIPSI Disusun untuk M

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pairshare (TPS) Berbantuan Media Visual dalam Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN 1 Jeruk Kecamatan Selo Kabupaten

0 3 114

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Proses Pembelajaran & Hasil Belajar IPA Melalui Model Problem-Based Learning Siswa Kelas 5 SDN Kebowan 02 Semester II Tahun 2014/2015

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Proses Pembelajaran & Hasil Belajar IPA Melalui Model Problem-Based Learning Siswa Kelas 5 SDN Kebowan 02 Semester II Tahun 2014/2015

0 1 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Proses Pembelajaran & Hasil Belajar IPA Melalui Model Problem-Based Learning Siswa Kelas 5 SDN Kebowan 02 Semester II Tahun 2014/2015

0 0 36