Jl. Sumpah Pemuda No. 18 Joglo Kadipiro Surakarta 57136 ABSTRACT - KARAKTERISTIK KIMIAWI MIE KERING DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris L.) DAN EKSTRAK BIT (Beta vulgaris L) DENGAN BERBAGAI PERLAKUAN PENDAHULUAN

KARAKTERISTIK KIMIAWI MIE KERING DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG
KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris L.) DAN EKSTRAK BIT (Beta vulgaris L)
DENGAN BERBAGAI PERLAKUAN PENDAHULUAN

CHEMICAL CHARACTERISTICS OF DRY NOODLES WITH SUBSTITUTION OF
RED BEAN (Phaseolus vulgaris L.) AND BIT EXTRACT (Beta vulgaris L) WITH
VARIOUS INTRODUCTION TREATMENT

Akhmad Mustofa1*, Yannie Asrie Widanti
Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Universitas Slamet Riyadi Surakarta
Jl. Sumpah Pemuda No. 18 Joglo Kadipiro Surakarta 57136
ABSTRACT
Noodles is one of the favorite foods in Indonesia. This condition is due to the
practicality in processing the noodles so that anyone does not take long to cook it and can
be cooked in various variations. That's why it need an innovation to make dry noodles
with other useful compounds such as antioxidants so that the dry noodle can be more
healthful for its users. The research was done by factorial completely randomized design,
ie the treatment of red beans and the amount of bit extracts added. The results showed
that the making of dried noodles with red beans and beet extract will obtain the best
results if using pretreatment boiling for red beans for 90 minutes and the addition of 50%
bit extract. This treatment will produced dry noodles with phytic acid 0.398%, acid

number 0.291 mg KOH / g of oil and antioxidant activity of 42.188%.
Keywords: Dry noodles, phytic acid
ABSTRAK
Mie adalah salah satu makanan favorit di Indonesia. Kondisi tersebut disebabkan
karena kepraktisan dalam memproses mie sehingga masyarakat tidak membutuhkan
waktu lama untuk memasaknya dan dapat dimasak dalam berbagai variasi. Untuk itulah
kiranya diperlukan suatu inovasi untuk membuat mie kering dengan senyawa lain yang
bermanfaat seperti antioksidan sehingga mie kering tersebut dapat lebih menyehatkan
penggunanya. Penelitian dilakukan dengan rancangan acak lengkap faktorial yaitu faktor
perlakuan pada kacang merah dan jumlah ekstrak bit yang ditambahkan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pembuatan mie kering dengan kacang merah dan ekstrak bit akan
memperoleh hasil paling baik jika menggunakan perlakuan pendahuluan perebusan
kacang merah selama 90 menit dan penambahan ekstrak bit 50%. Perlakuan ini akan

*Telp: 087712362590; Fax: 0271 851204; email: [email protected]

Riset Fairn 2017

Page 1


menghasilkan mie kering dengan kadar asam fitat 0,398%, bilangan asam 0,291 mg
KOH/g minyak dan aktifitas antioksidan sebesar 42,188%.
Kata kunci :Mie kering, asam fitat
PENDAHULUAN
Mie

mengandung

adalah

makanan

yang

serat

karbohidrat kompleks,

makanan


(fiber),

vitamin

B

terbuat dari tepung terigu. Mie sangat

(terutama asam folat dan vitamin B6),

mudah untuk disajikan sehingga lebih

fosfor, mangaan, besi, thiamin, dan

cepat

protein. Setiap 100 gram kacang merah

untuk


digunakan

dikonsumsi.

sebagai

Biasanya

pengganti

nasi

kering

yang

telah

direbus


dapat

karena kandungan karbohidratnya yang

menyediakan 9 gram protein atau 17

relatif

memiliki

persen dari angka kecukupan protein

kandungan energi yang juga tinggi

harian (Nurfi, 2010). Kandungan protein

(Pranoto, 2011).Mie kering adalah salah

pada kacang merah ini masih lebih tinggi


satu jenis mie yang berasal dari mie

jika

mentah yang kemudian dikeringkan

Tentunya

hingga memiliki kadar air berkisar

jenis protein pada kacang merah berbeda

antara 8 – 10% (Mariyani, 2011). Dengan

dengan protein pada terigu, dimana

kadar

terigu memiliki gluten yang memiliki


tinggi

air

sehingga

yang

menyebabkan

rendah

mie

ini

dapat

akan


disimpan

umumnya

bahan

kemampuan

dengan

untuk

terigu.

mengembangkan

bahan saat diproses yang akan membuat

dalam janga waktu yang lebih lama.
Pada


dibandingkan

baku

pembuat mie adalah tepung terigu yang

mie

memiliki

ciri

khas

yaitu

mengembang dan kenyal.

besi,


Ekstrak bit yang ditambahkan

magnesium, fosfor, kalium, dan seng.

dalam pembuatan mie kering kacang

Walaupun

merah

mengandung

kalsium,

folatin,

demikian

substitusi


terhadap

pembuatan

mie

sehingga

dapat

sebenarnya

sebagai

pewarna

dalam

alami, juga dikarenakan bit (Beta vulgaris

dilakukan

L.) memiliki kandungan antioksidan

terigu

dapat

disamping

mengurangi

yang

tinggi

disamping

kandungan

ketergantungan terhadap terigu. Bahan

nutrisi lainnya pada bit yang dapat

tersebut misalnya adalah kacang merah.

digunakan sebagai obat untuk kanker,

Kacang

stroke, dan gangguan jantung, serta

merah

Riset Fairn 2017

kering

banyak

Page 2

dapat

menurunkan

kolesterol

beberapa jenis mineral sementara tanin
akan

(Handayani, 2011).
Salah satu kelemahan dari kacang

merusak

kerja

enzim

karena

pembentukan ikatan komplek protein

ini

tanin. Kacang merah mengandung asam

mengandung zat anti gizi yaitu asam

fitat yang cukup tinggi yaitu sebesar

fitat. Mulyaningsih (2009) menyebutkan

1,824 g pada setiap 100 g kacang merah

bahwa asam fitat ini dapat menghambat

dan memiliki tanin sebesar 0,197 g

penyerapan Zn dan Fe, bahkan termasuk

(Almasyhuri et al., 1990).

merah

adalah

bahwa

bahan

Ca

Sementara itu Pertiwi et al. (2017),

(Almasyhuri et al., 1990). Asam fitat

melaporkan bahwa mie kering yang

dikatakan

terbuat

mineral

lain

seperti

sebagai

Mg

dan

zat

anti

gizi

dari

bahan

terigu

dengan

dikarenakan zat ini akan membentuk

substitusi kacang merah dan bit ungu

ikatan



memiliki angka asam cukup tinggi.

mineral tadi yang sulit diserap tubuh

Angka asam berkaitan dengan besarnya

(Farman, dan Widodo., 2011). Asam fitat

asam lemak bebas pada suatu bahan.

ini umum ditemui pada kacang –

Angka asam berkaitan juga dengan

kacangan.

Pangastuti et al. (2013)

tekstur, dimana semakin besar angka

menyebutkan bahwa sebenarnya kadar

asam maka tekstur mie akan lebih lunak

asam fitat ini dapat diturunkan dengan

dan mudah putus. Angka asam ini

perlakuan pendahuluan pada kacang

dianalisis menggunakan titrasi dengan

merah. Hal yang sama dilaporkan juga

KOH (basa), dengan demikian semua

oleh Almasyhuri et al. (1990). Perlakuan

jenis asam yang ada pada produk seperti

pendahuluan ini ternyata tidak hanya

asam fitat pada kacang merah maupun

menurunkan

kandungan

asam

fitat,

asam organik yang ada pada bit akan

tetapi

kandungan

lemak

dari

berpengaruh terhadap angka asam ini.

komplek

juga

dengan

mineral

BAHAN DAN METODE

kacang merah (Pangastuti et al., 2013).
Pada

umumnya

kacang



Penelitian

dilaksanakan

kacangan mengandung asam fitat dan

laboratorium

juga

Pangan dan Laboratoruim Kimia dan

tanin.

Kedua

zat

tersebut

merupakan zat anti gizi. Asam fitat

Biokimia,

dapat

Industri

menghambat

Riset Fairn 2017

penyerapan

Rekayasa

di

Fakultas
Pangan,

Pengolahan

Teknologi

Universitas

dan
Slamet

Page 3

Riyadi Surakarta. Dalam penelitian ini

(terigu

rancangan percobaan yang digunakan

dicampur rata dalam wadah sedangkan

adalah rancangan acak lengkap dua

garam dilarutkan dalam air yg akan

faktor

perlakuan

digunakan.Campur semua bahan (telur,

pendahuluan pada pembuatan tepung

air, minyak goreng dan ekstrak bit sesuai

kacang merah mengacu pada penelitian

perlakuan)

Pangastuti et al (2013). Kacang merah

dengan tangan atau sendok sampai

disubstitusikan dengan terigu dengan

semua bahan tercampur sempurna dan

jumlah 15%. Perlakuan pendahuluannya

terbentuk

yaitu :K1 (tanpa perendaman maupun

sempurna.Lembaran adonan ditipiskan

perebusan), K2 (direndam 24 jam) dan

dengan alat pembuat mie kemudian

K3 (direbus selama 90 menit). Faktor

dipotong dengan alat pembuat mie

kedua adalah banyaknya ekstrak bit

membentuk tali-tali mie.Lembaran mie

yang digunakan yaitu : B1 ( 0%),

dikukus dengan suhu 100ºC selama 10

yaitu

perbedaan

B2

(30%) dan B3 (50%).

dan

tepung

kacang

secara

adonan

merah)

perlahan-lahan

yang

kalis

/

menit lalu didinginkan hingga suhu

Alat yang digunakan yaitu: alat

kamar

selanjutnya

mie

dikeringkan

untuk menyaring tepung kacang merah :

menggunakan cabinet dryer dengan suhu

ayakan ukuran 60 mesh. Alat untuk

60°C selama 7 jam.

mengekstrak bit : juicer. Alat untuk

HASIL DAN PEMBAHASAN

pembuatan

A. Asam Fitat Mie Kering

mie

:

baskom

plastik,

timbangan, pencetak mie, kompor gas,

Asam fitat adalah salah satu asam

alat pengukus, dan cabinet dryer dan

yang sering ditemui dalam bahan nabati

peralatan untuk analisis kimia untuk uji

khususnya kacang – kacangan. Zat ini

asam fitat, angka asam dan aktifitas

bersifat

antioksidan.

membentuk ikatan

Bahan

yang

digunakan

antinutrisi

karena

dapat

komplek dengan

yaitu tepung terigu (cakra kembar),

mineral – mineral seperti Fe, Zn, Mg dan

tepung kacang merah, ekstrak bit, telur,

Ca. ikatan ini tidak larut dan sulit untuk

garam, air dan minyak goreng (bimoli).

diabsorpsi oleh tubuh (Almasyhuri et al,

Pembuatan
(Kurniasari

et

mie
al.,

2015)

kering
yang

1990;

Astawan,

2009;

Farman,

dan

Widodo., 2011; Suhanda, 2007).

dimodifikasi yaitu semua bahan kering

Riset Fairn 2017

Page 4

Sebenarnya

dalam

kacang



0,398%

hingga

yang

paling

tinggi

yang

0,985%. Hasil uji anova menunjukkan

merupakan kategori zat antigizi yaitu

bahwa semua perlakuan memberikan

tanin (Almasyhuri et al, 1990). Dalam

pengaruh

penelitian ini pengujian dilakukan hanya

perubahan kandungan asam fitat. Data

melihat kandungan asam fitatnya saja.

besarnya

Dari hasil penelitian terlihat kandungan

perlakuan dapat dilihat pada tabel 1.

kacangan

terdapat

zat

lain

yang

asam

signifikan

fitat

terhadap

pada

setiap

asam fitat dari mie kering berkisar dari
Tabel 1. Purata Asam Fitat Mie Kering (%)
Perlakuan
Kadar ekstrak bit (B)
0%
30%
50%
Pendahuluan (K)
Tanpa
0.985i
0.847g
0.903h
rendam/rebus
Rendam 24 jam
0.610f
0.557e
0.511d
Rebus 90 menit
0.463c
0.424b
0.398a
Keterangan :Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata
menurut Tukey pada taraf 5%.
Almasyhuri

(1990)

pendahuluan dapat menurunkan asam

melaporkan bahwa kandungan asam

fitat sebesar 59% yaitu menjadi hanya

fitat

0,398%.

kacang

et

merah

al

mentah

adalah
jika

Kadar asam fitat terendah adalah

dilakukan perlakuan pendahuluan yaitu

jika dilakukan perlakuan pendahuluan

perebusan dan perendaman maka asam

dengan perebusan selama 90 menit.

fitat akan menurun menjadi 1,058%.

Mohamed et al. (2011) menyatakan

Penelitian

al

bahwa proses perendaman, perebusan

menghasilkan penurunan sekitar 42%.

dan pengupasan kulit dapat mengurangi

Hasil

yang

kandungan zat antigizi pada tanaman

dilakukan memperoleh kandungan asam

keluarga leguminosae. Asam fitat adalah

fitat

jika

senyawa yang mudah larut dalam air,

penelitian

sehingga proses perendaman maupun

sebelumnya yaitu paling tinggi sebesar

perebusan dapat menurunkan asam fitat

0,985%

pada biji – bijian dengan signifikan.

sebesar

1,824%,

sedangkan

Almasyhuri

penelitian

yang

dibandingkan

saja.

Riset Fairn 2017

mie

relative

et

kering

rendah

dengan

Dengan

perlakuan

Page 5

Pangastuti et al. (2013) melaporkan

yang ada pada bahan. Semakin besar

bahwa perlakuan pendahuluan dengan

angka asam maka semakin besar pula

perebusan

dapat

asam lemak bebas yang ada pada bahan.

menurunkan kadar asam fitat secara

Asam lemak bebas yang besar berasal

signifikan dibanding perlakuan yang

dari hidrolisa minyak ataupun karena

lain.

proses pengolahan yang kurang baik.

selama

90

menit

Pada penelitian ini juga terlihat

Makin tinggi angka asam makin rendah

bahwa penambahan ekstrak bit juga

kualitas produk. BSN pada SNI 01-3551-

menyebabkan

penurunan

fitat

2000 tentang syarat mutu mie instan

pada

kering,

berarti

menyatakan bahwa angka asam yang

menurunkan kadar asam fitat pada

diijinkan adalah sebesar maksimal 2 mg

kacang

KOH/g minyak. Pada SNI 01-02974-1996

mie

merah.

Hal

asam

yang

ini

mungkin

disebabkan oleh kenaikan kadar air yang

tentang

disebabkan oleh penambahan ekstrak bit

memang

tersebut yang diberikan dalam bentuk

standar maksimal angka asam pada mie

cair.

akan

kering. Namun demikian pernyataan

menyebabkan asam fitat yang larut atau

Sudarmadji et al. (1996) bahwa semakin

terdegradasi menjadi lebih besar juga

tinggi angka asam pada bahan pangan

sehingga menurunkan kadar asam fitat

berarti bahan tersebut memiliki kualitas

dari kacang merah atau dalam hal ini

yang tidak baik, dapat menjadi rujukan.

Peningkatan

kadar

air

mie kering yang dihasilkan.

mie

kering,

disebutkan

tentang

mie kering menunjukkan bahwa angka

Angka asam adalah angka yang
besarnya

tidak

mutu

Hasil pengujian angka asam pada

B. Angka Asam Mie Kering

menunjukkan

syarat

KOH

asam tertinggi hanyalah sebesar 0.553

untuk

mg KOH/g minyak, yang berarti masih

menetralkan tiap gram lemak yang

jauh di bawah standar maksimal yang

terdapat pada suatu bahan. Sudarmadji

ditetapkan oleh SNI 01-3551-2000. Hasil

et al. (1996) menyatakan bahwa angka

angka asam mie kering ini dapat dilihat

asam menunjukkan asam lemak bebas

pada tabel 2.

Tabel 2. Angka Asam Mie Kering (mg KOH/g minyak)
Perlakuan

Riset Fairn 2017

Kadar ekstrak bit (B)

Page 6

Pendahuluan (K)
0%
30%
50%
Tanpa
0.553d
0.450bcd
0.370abc
rendam/rebus
Rendam 24 jam
0.498cd
0.478bcd
0.358abc
Rebus 90 menit
0.488bcd
0.350bc
0.291a
Keterangan :Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata
menurut Tukey pada taraf 5%.
Perlakuan
kacang

merah

pengaruh

yang

pendahuluan

pada

fitat seperti terlihat pada tabel 2 dimana

ternyata

memiliki

asam fitat semakin menurun dengan

signifikan

terhadap

meningkatnya

angka asam dari mie kering. Hal ini

ekstark

bit

yang

digunakan.

mungkin dapat dikaitkan dengan hasil

Angka asam dalam penelitian ini

penelitian dari Pangastuti et al. (2013)

masih lebih rendah jika dibandingkan

yang

dengan

menyatakan

bahwa

perlakuan

penelitian

serupa

yaitu

pendahuluan pada kacang merah akan

pembuatan mie kering dengan tepung

menurunkan kadar lemak dari kacang

kacang

merah. Penurunan lemak ini tentunya

pendahuluan dan ekstrak bit, yaitu 3,61

menurunkan kemungkinan terjadinya

mg KOH/g minyak (Pertiwi et al., 2017),

hidrolisis

menyebabkan

ataupun pada mie basah dengan ekstrak

munculnya asam lemak bebas sebagai

kunyit yaitu sebesar 1,15 mg KOH/g

penanda dari bilangan asam.

minyak (Setyawan et al., 2008). Di

lemak

yang

Perubahan jumlah ekstrak bit
ternyata

berpengaruh

tanpa

perlakuan

samping itu, buah bit memiliki betalain

terhadap

sebagai sumber antioksidan yang cukup

angka asam dari mie kering. Dalam hal

kuat. Sebagaimana diketahui antioksidan

ini pengukuran angka asam dilakukan

dapat menghambat terjadinya oksidasi

dengan menggunakan larutan KOH,

lemak untuk menjadi asam lemak bebas,

yang merupakan senyawa basa. Dengan

sehingga dapat menurunkan bilangan

demikian

asam yang ada.

aasam

juga

merah

yang

terdeteksi

tentunya tidak saja berasal dari asam

C. Aktivitas Antioksidan Mie Kering

lemak bebas, tetapi juga termasuk asam

Antioksidan

adalah

senyawa

digunakan

sebagai

lain yang terdapat pada bahan. Hal ini

yang

berkait dengan penurunan dari asam

pelindung bagi bahan pangan terhadap

Riset Fairn 2017

dapat

Page 7

kerusakan karena oleh adanya radikal

pembentukan radikal bebas (Windono et

bebas. Senyawa ini juga dapat mencegah

al., 2001).
Dalam

ketengikan atau perubahan warna yang

penelitian

ini

disebabkan oleh oksidasi. Pada dasarnya

menggunakan dua bahan utama yaitu

antioksidan memiliki kemampuan untuk

kacang merah dan juga ekstrak buah bit.

menstabilkan

dengan

Keduanya memiliki aktifitas antioksidan

melengkapi kekurangan elektron dari

yang baik seperti dilaporkan oleh Djamil

radikal bebas sehingga menghambat

dan Anelia (2009) serta Nottingham

terjadinya reaksi berantai. Antioksidan

(2004). Dengan demikian mie kering

mampu bertindak sebagai penyumbang

yang dihasilkan akan memiliki aktivitas

radikal hidrogen atau dapat bertindak

antioksidan yang tinggi juga. Seperti

sebagai akseptor radikal bebas sehingga

terlihat

dapat

antioksidan mie kering berkisar antara

radikal

menunda

bebas

tahap

inisiasi

pada

tabel

3,

aktivitas

21,943 hingga 53,872%.
Tabel 3. Aktivitas Antioksidan Mie Kering (%)
Perlakuan
Kadar ekstrak bit
0%
30%
50%
Pendahuluan
Tanpa
28.533abc
47.215cd
53.872d
rendam/rebus
Rendam 24
25.000ab
41.033bcd
47.215cd
jam
Rebus 90
21.943a
23.709ab
42.188bcd
menit
Keterangan :Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata
menurut Tukey pada taraf 5%.
Dari

tabel

3

bahwa

stabil dengan adanya pemanasan. Hal ini

perlakuan pendahuluan pada kacang

terlihat bahwa perlakuan perendaman

merah

maupun pemanasan akan menurunkan

memberikan

terlihat

dampak

yang

signifikan pada aktifitas antioksidan.
Sebagaimana

bahwa

Perlakuan penambahan ekstrak

antioksidan dari suatu bahan dalam hal

bit akan berpengaruh terhadap besarnya

ini antosianin pada kacang merah akan

aktivitas

larut selama perendaman dan tidak

Semakin

Riset Fairn 2017

diketahui

aktivitas dari mie kering.

antioksidan
banyak

mie

ekstrak

kering.
bit

yang

Page 8

digunakan maka semakin besar aktivitas

yang signifikan terhadap sifat kimia

antioksidannya. Buah bit mengandung

dari mie kering.

betalain sebagai sumber antioksidan

2. Hasil uji coba yang terbaik dari
penelitian ini adalah pembuatan mie

(Nottingham, 2004).
Dalam hal ini perlu diperhatikan

kering

dengan

menggunakan

perlakuan

perlakuan pendahuluan perebusan

pendahuluan hanyalah kacang merah

kacang merah selama 90 menit dan

saja.

ditambahkan

bahwa

yang

mengalami

Dengan

demikian

dapat

diasumsikan bahwa perubahan aktivitas

ekstrak

buah

bit

sebanyak 50%.

antioksidan pada mie kering pada kadar

3. Perlakuan di atas akan menghasilkan

bit yang sama disebabkan oleh factor

mie kering dengan sifat kimia yaitu

perlakuan

pendahuluan

tersebut.

memiliki kadar asam fitat sebesar

Walaupun

demikian

aktivitas

0,398%, bilangan asam 0,291 mg

antioksidan dari mie kering ini masih

KOH/g

cukup tinggi jika dibandingkan dengan

antioksidan sebesar 42,188%.

penelitian

serupa

seperti

yang

dilaporkan oleh Pertiwi, et al. (2017)
yaitu

berkisar

antara

15,06

hingga

31,35%, atau pada mie basah yang
berkisar

antara

2,55

hingga

15,55%

minyak

dan

aktifitas

UCAPAN TERIMA KASIH
1. LP2M

Unisri

Surakarta

yang

mendanai penelitian ini
2. Dr. Nanik Suhartatik, STP. MP yang
telah banyak memberikan masukan
dalam penelitian ini

(Setyawan et al., 2008).
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian ini dapat
diambil

kesimpulan

sebagai

berikut

yaitu :
1. Perlakuan pendahuluan pada kacang
merah yang akan dibuat menjadi mie
kering, ternyata memiliki pengaruh

DAFTAR PUSTAKA

Riset Fairn 2017

Page 9

Almasyhuri., Yuniati, H., dan Slamet, D. S. 1990. Kandungan Asam Fitat dan Tanin dalam
Kacang- kacangan yang Dibuat Tempe. Jurnal Penelitian Gizi dan Makanan, jilid 13
: 65 – 72.
AOCS. 1996. Official Methods. 5thEdition AmericanOil Chemists’ Society. Champaign, USA
Apriyantono, A. 1989. Petunjuk Laboratorium Analisis Pangan. IPI3 PAU Pangan dan Gizi
Bogor.
Astawan, M. 2009. Sehat Dengan Hidangan Kacang Dengan Biji-biji. Cetakan pertama.
Penebar Swadaya Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional, 1996. SNI 01-02974-1996 Mie Kering. www.bsn.go.id.
[diakses Februari 2017]
Badan Standarisasi Nasional, 2000. SNI 01-3551-2000Mie Instan. www.bsn.go.id. [diakses
Februari 2017]
Davies, N.T., and Reid, H. 1979.An Evaluation Of The Phytate, Zinc, Copper, Iron And
Manganese Contents Of, And Zn Availability From, Soya-Based TexturedVegetable-Protein Meat-Substitutes Or Meat-Extenders. British Journal of Nutrition,
Vol IV No 3 : 579 – 589.
Departemen Kesehatan R.I. 1996. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Bharatara Karya
Aksara Jakarta
Djamil, R., dan Anelia, T. 2009. Penapisan Fitokimia, Uji BSLT, dan Uji Antioksidan
Ekstrak Metanol beberapa Spesies Papilionaceae. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia.
September 2009. Hal 65 – 71.
Farman, S., dan Widodo, A., 2011. Pengaruh Pemberian Ekstrak Kacang Merah (Vigna
angularis) terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar Jantan yang
Diberi Beban Glukosa. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Semarang.
Handayani, I. 2011. Kenalan dengan Buah Bit. http://kesehatan.kompasiana.com. [Diakses
Februari 2017].
Kurniasari, E., Waluyo, S., Sugiyanti, C. 2015. Mempelajari Laju Pengeringan dan Sifat
Fisik Mie Kering Berbagai Campuran Tepung Terigu dan Tepung Tapioka. Jurnal
Teknik Pertanian, Vol.4 No.1, 1-8.
Mariyani, N. 2011. Studi Pembuatan Mie Kering Berbahan baku Tepung Singkong dan
Mocaf (Modified cassava flour). Jurnal Sains Terapan. Vol. 1 No 1;9-11.
Mohamed, R., E.A. Abou-Arab., A.Y. Gibriel, N.M.H., Rasmy, F.M., Abu Salem. 2011.
Effect of Legume Processing Treatments Individually or In Combination on Their

Riset Fairn 2017

Page 10

Phytic Acid Content. African Journal of Food Science and Technology (ISSN:2141-5455)
Vol. 2(2) pp. 036-046, February, 2011
Mulyaningsih, T.R. 2009. Kandungan Unsur Fe dan Zn dalam Bahan Pangan Produk
Pertanian, Peternakan dan Perikanan dengan Metode k0-Aani. Jurnal Sains dan
Teknologi Nuklir Indonesia, Vol X, No 2, 71 - 80
Naja, A. 2013. Pembuatan Ekstrak Bit. http://www.jussehat.com/2013/cara-membuat-jusbuah-bit.html [Diakses Februari 2017]
Nottingham. S. 2004. Beet Root. Di dalam Yuwono. S. S., 2016. Tanaman Bit (Beta vulgaris
L.). http://darsatop.lecture.ub.ac.id/2016/01/tanaman-bit-beta-vulgaris-l/. [Diakses 2
November 2016]
Nurfi,
A.
2010.
Kacang
Merah
Turunkan
Kolestrol
dan
Gula
Darah.
http://fitzania.com/kacang-merah-turunkan-kolesterol-dan-gula-darah/. [Diakses 2
November 2016].
Pangastuti, H. A., Affandi, D. R., Ishartati, D. 2013. Karakterisasi Sifat Fisik dan Kimia
Tepung Kacang Merah (Plaseolus vulgaris L.) dengan Beberapa Perlakuan. Skripsi.
Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Sebelas Maret Surakarrta.
Pertiwi, A.D., Widanti, Y.A., Mustofa, A. 2017. Substitusi Tepung Kacang Merah
(Phaseolus vulgaris L.) Pada Mie Kering Dengan Penambahan Ekstrak Bit (Beta
vulgaris L.). Jitipari Vol. 3, No. 2, 67 – 73.
Pranoto, E. S. 2011. Kajian Pembuatan Mie Kering dengan Fortifikasi Tepung Kacang Hijau
untuk Penambahan Asam Folat. Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
Rahmat, R. 2009. Buncis. Kanisius Yogyakarta.
Setyawan, Y. H., Tristiani, R., dan Kurniawati, L. 2008. Karakteristik Mie Basah Dengan
Penambahan Ekstrak Kunyit (Curcuma Domestica Val.) Selama Penyimpanan. Skripsi.
Fakultas Teknologi Pertanian Unisri Surakarta.
Sudarmadji, S., B. Haryono., Suhardi. 1996. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty
Yogyakarta.
Suhanda, I., 2007. Sehat dengan Makanan Berkhasiat. Penerbit Buku Kompas Jakarta.
USDA. 2007. Plant Profil Phaseolus Vulgaris L. http//plants.usda.gov [Diakses Februari
2017]
USDA. 2013. Nutritional Value of Beets Raw. http//ndb.nal.usda.gov [Diakses Februari 2017]
Windono, T., Soediman, S., Yudawati, U., Ermawati, E., Srielita, Erowati, T. I. 2001. Uji
Peredam Radikal Bebas terhadap 1,1-Diphenyl-2-Picrylhydrazyl (DPPH) dari

Riset Fairn 2017

Page 11

Ekstrak Kulit Buah dan Biji Anggur (Vitis vinifera L.) Probolinggo Biru dan Bali.
Artocarpus. 2001, 1, 34-43
Yen, G.O and Y. Chen.1995. Antioxidan Activity of Various Tea Ekstrak in Relation to
Their Antimutugenicity. Jurnal Agricultural Food Chemistry. 43 : 27-32.

Riset Fairn 2017

Page 12