Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Pendekatan Inquiry dengan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Siswa Kelas IV SDN Sukorejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Semester I T

BAB III METODE PENELITIAN

  3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian

  Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sukorejo Kecamatan Suruh Kabupeten Semarang pada semester I tahun pelajaran 2017/2018. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV sebanyak 30 siswa, yeng terdiri dari 10 siswa perempuan dan 20 siswa laki-laki. 80% siswa berasal dari desa Sukorejo dan 20% siswa berasal dari desa lain. Mata pencaharian orang tua siswa kelas IV 70% bermata pencaharian sebagai petani, 20% bermata pencaharian sebagai pegawai swasta dan 10% Pegawai Negri Sipil (PNS).

  3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

  Variabel dalam penelitian terdiri dari variabel bebas berupa pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran Inquiry dan model pembelajaran Numbered

  

Head Together dan variabel terikat berupa hasil belajar IPS . Hasil belajar IPS

adalah skor yang diperoleh dari aspek kognitif dan aspek psikomotor.

  Pembelajaran pendekatan pembelajaran Inquiry dan model pembelajaran

  Numbered Head Together adalah pembelajaran

  IPS dengan KD

  3.1.Mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat provinsi.; KD 4.1.Menyajikan hasil identifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai provinsidengan langkah-langkah 1) membentuk kelompok @5 siswa, 2) Menyimak topik Sumber Daya Alam, 3) Menerima nomor dikepala, 4) Diskusi rumusan masalah Tentang Sumber Daya Alam, 5) Pemanggilan nomor, 6) Memberikan tanggapan, 7) Membuat hipotesis, 8) Mengumpulkan informasi Sumber Daya Alam, 9) Menguji hipotesis Sumber Daya Alam, 10) Menarik kesimpulan. Hasil belajar IPS adalah skor yang diperoleh dari pengukuran aspek kognitif dan aspek ketrampilan yang dilakukan pada saat proses pembelajaran.

3.3 Prosedur Penelitian

  Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau PTK

(Classroom Action Research) . PTK ini menggunakan model spiral dari C.

Kemmis dan Mc. Taggart dengan prosedur penelitian menggunakan 2 siklus, dalam setiap siklus terdiri dari 3 tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan dan observasi, serta tahap refleksi. Prosedur penelitian dengan PTK model spiral dari C.Kemmis dan Mc. Taggart dalam Arikunto (2010:132), dapat digambarkan melalui gambar 3.1 berikut.

  

Gambar 3.1

PTK Model Spiral menurut C. Kemmis dan Mc. Taggart

  Tahapan pembelajaran tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

  Siklus I 1.

  Perencanaan (planning) Melakukan analisis permasalahan pembelajaran kemudian membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang terlampir tentang KD

  3.1.Mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat provinsi.; KD 4.1.Menyajikan hasil identifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai provinsi menyiapkan media berupa gambar-gambar tentang Sumber Daya Alam, menyiapkan materi Sumber

  Daya Alam, membuat kisi-kisi pengukuran hasil belajar, membuat lembar observasi tindakan pendekatan pembelajaran Inquiry dan model pembelajaran Numbered Head Together, dan membuat instrumen butir soal.

  2. Tindakan (acting) dan observasi Pada tahap ini, yang akan dilakukan adalah mengimplementasikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun agar pembelajaran lebih terarah dan mencapai tujuan sesuai materi yang disampaikan. Selama proses pembelajaran dilakukan observasi untuk mengobservasi apakah kegiatan pembelajaran yang berlangsung sesuai dengan RPP. Kegiatan ini dilakukan oleh guru kelas dan dibantu teman sejawat yang berperan sebagai observer pada saat pelaksanaan pembelajaran.

  3. Refleksi (reflecting) Pada tahap ini, yang akan dilakukan yaitu merefleksi pelaksanaan pembelajaran IPS menggunakan pendekatan pembelajaran Inquiry dan model pembelajaran Numbered Head Togetherdengan menunjukkan kelebihan dan kekurangan yang didapat dalam pelaksanaan. Hasil refleksi siklus I akan digunakan untuk acuan dalam menentukan pelaksanaan siklus II. Kekurangan pada siklus I akan diperbaiki pada siklus II.

  Siklus II

  Perencanaan pada siklus II dilakukan setelah merefleksi hasil dari siklus I apabila didapatkan kekurangan dalam pencapaian keberhasilan yang telah ditentukan, dan merupakan penyempurnaan dari siklus I. Pelaksanaan siklus II dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan yang terdiri dari:

  1. Perencanaan Pada tahap perencanaan siklus II hampir sama dengan perencanaan pada siklus I, yaitu melakukan analisis permasalahan pembelajaran pada siklus I kemudian membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang terlampir tentang KD 3.1.Mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat provinsi.; KD 4.1.Menyajikan hasil identifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai provinsi menyiapkan media berupa gambar-gambar tentang Sumber Daya Alam, menyiapkan materi Sumber Daya Alam, membuat kisi-kisi pengukuran hasil belajar, membuat lembar observasi tindakan pendekatan pembelajaran Inquiry dan model pembelajaran Numbered Head Together, dan membuat instrumen butir soal.

  2. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan observasi Pada tahap ini, yang akan dilakukan yaitu menerapkan RPP sesuai dengan KD 3.1.Mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat provinsi.; KD 4.1.Menyajikan hasil identifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai provinsi dan melalukan observasi pendekatan pembelajaran Inquiry dan model pembelajaran Numbered Head Together.

  3. Tahap Refleksi Kegiatan refleksi yang dilaksanakan setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus II.Refleksi tahap ini dilaksanakan untuk mengevaluasi kelemahan dan kelebihan tindakan yang sudah dilaksanakan. Hasil refleksi berguna untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang sudah dilakukan dan sebagai dasar pertimbangan menyusun laporan.

3.4. Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

  Penelitian ini menggunakan jenis data primer yaitu data yang diperoleh dari responden melalui tes dan non tes. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes dan teknik nontes berdasarkan kisi-kisi instrumen yang dibuat. Instrumen penelitian dengan menggunakan teknik tes adalah butir soal yang terdiri dari 20 soal pilihan ganda. Instrumen penelitian dengan menggunakan teknik non tes adalah lembar observasi yang dilengkapi dengan rubrik penilaian.

3.5 Uji Instrumen Penilaian

  3.5.1 Uji Validasi Instrumen

  Sebuah instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono, 2011:348). Uji validitas dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 16.0. Kriteria validitas instrumen menurut Sugiyono (2011:373) menyatakan bahwa suatu item instrumen dianggap valid juka memiliki koefissien corrected item to total correlation

  ≥ 0,374.Validitas menurut Sudijono, A. dalam Wardani, Naniek Sulistya (2012:342), adalah ketepatan mengukur yang dimiliki sebutir soal pada apa yang seharusnya. Sebutir soal dikatakan memiliki validitas yang tinggi atau valid bila skor pada butir soal yang bersangkutan memiliki kesesuaian arah skor totalnya ada korelasi positif yang signifikan antara skor soal dengan skor total.Dalam penelitian ini, aspek yang diukur adalah hasil belajar IPS. Wardani Sulistya Naniek (2012:344) berpendapat rentang indeks validitas soal dibedakan dibedakan menjadi lima kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah dan sangat rendah. Secara rinci penjelasan mengenai kriteria indeks validitas menurut Wardani, Naniek Sulistya (2012:344), disajikan dalam tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1 Kriteria Indeks Validitas

  No Indeks Kriteria 1. 0,81-1,00 Sangat Tinggi 2. 0,61-0,80 Tinggi 3. 0,41-0,60 Cukup 4. 0,21-0,40 Rendah 5. 0,00-0,20 Sangat Rendah

  Sumber : Wardani, Naniek Sulistya (2012:344)

  3.5.2 Hasil Uji Validitas Siklus I dan Siklus II

  Sebelum instrumen tes formatif pada siklus 1 diberikan, maka sebelumnya perlu dilakukan uji coba terlebih dahulu. Uji coba instrumen butir soal formatif untuk siklus I dan siklus II dilakukan pada 36 siswa kelas V SDN Sukorejo. Butir soal terdiri dari 40 butir soal yang berbentuk pilihan ganda. Dari hasil analisis yang dilakukan peneliti menggunakan program SPSS 16.0 diketahui dari 40 soal , pada siklus I terdapat 22 soal yang dinyatakan valid dan 18 soal dinyatakan tidak valid, sedangkan pada siklus II terdapat 24 soal yang valid dan 16 soal tidak valid. Menurut Sugiyono (2011:372) soal dinyatakan valid jika mempunyai koefisien korelasi > 0,3. dan tidak valid jika koefisien korelasinya<0,3. Hasil analisis uji validitas siklus I dan siklus II dengan bantuan program SPSS 16.0 disajikan melalui tabel 3.2 sebagai berikut.

Tabel 3.2 Hasil analisis uji validitas siklus I dan siklus II

  

Siklus I Siklus II

No. Butir Soal

  Corrected item total correlation Kriteria No. Butir Soal

  Corrected item total correlation Kriteria

  1 .151 Tidak Valid 1 .779 Valid 2 .213 Tidak Valid 2 .739 Valid 3 .475 Valid 3 .813 Valid 4 .128 Tidak Valid 4 .659 Valid 5 .803 Valid 5 .125 Tidak Valid 6 .178 Tidak Valid 6 .435 Valid 7 .430 Valid 7 .120 Tidak Valid 8 .479 Valid 8 101 Tidak Valid 9 .595 Valid 9 .716 Valid 10 .138 Tidak Valid

  10 .533 Valid 11 .648 Valid 11 .453 Valid 12 .745 Valid 12 .673 Valid 13 .200 Tidak Valid 13 .672 Valid 14 .494 Valid 14 .570 Valid 15 .580 Valid 15 .074 Tidak Valid 16 .158 Tidak Valid 16 .109 Tidak Valid 17 .185 Tidak Valid 17 .760 Valid 18 .762 Valid 18 .039 Tidak Valid 19 .198 Tidak Valid 19 .705 Valid 20 .455 Valid 20 .130 Tidak Valid 21 .664 Valid 21 .277 Tidak Valid 22 .436 Valid 22 .771 Valid 23 .634 Valid 23 .571 Valid 24 .032 Tidak Valid 24 .506 Valid 25 .421 Valid 25 .198 Tidak Valid 26 .200 Tidak Valid 26 .230 Tidak Valid 27 .140 Tidak Valid 27 .125 Tidak Valid 28 .154 Tidak Valid 28 .671 Valid 29 .201 Tidak Valid 29 .115 Tidak Valid 30 .230 Tidak Valid 30 .433 Valid 31 .656 Valid 31 .270 Tidak Valid 32 .431 Valid 32 .206 tidak Valid 33 -.172 Tidak Valid 33 .192 Tidak Valid

  35 .578 Valid 35 .740 Valid 36 .271 Tidak Valid 36 .497 Valid 37 .687 Valid 37 .484 Valid 38 .682 Valid 38 .714 Valid 39 .675 Valid 39 .297 Tidak Valid 40 .172 Tidak Valid 40 .698 Valid

  Sumber : Olahan SPSS Berdasarkan hasil uji validitas soal siklus I yang terdiri dari 40 soal terdapat 22 soal yang valid, Karena yang akan diambil untuk tes evaluasi dalam penelitian hanya 20 soal sehingga 2 soal dibuang atau tidak digunakan. Soal tersebut merupakan soal yang memiliki Corrected item total correlation terendah diantara soal-soal yang valid. Dalam hal ini terdapat soal nomor 7 dan 25 yang memiliki

  Corrected item total correlation terendah dibandingkan soal valid yang lainnya, Sedangkan 18 soal yang tidak valid tidak digunakan sebagai tes evaluasi.

  Sedangkan hasil uji validitas soal siklus II yang terdiri dari 40 soal terdapat 24 soal yang valid, Karena yang akan diambil untuk tes evaluasi dalam penelitian hanya 20 soal sehingga 4 soal dibuang atau tidak digunakan. Soal tersebut merupakan soalyang memiliki Corrected item total correlation terendah diantara soal-soal yang valid. Dalam hal ini terdapat soal nomor 6, 11, 30 dan 37 yang memiliki Corrected item total correlation terendah dibandingkan soal valid yang lainnya,Sedangkan 16 soal yang tidak valid tidak digunakan sebagai tes evaluasi. Dalam validitas soal siklus I dan siklus II dibuat berdasarkan indikator akan disajikan dalam tabel 3.3 sebagai berikut.

Tabel 3.3 Hasil uji validitas soal siklus I dan siklus II

  39

  Wardani, Naniek Sulistya dan Slameto (2012:90) berpendapat bahwa reliabilitas (ajeg) tes adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil pengukuran yang konstan atau ajeg. Uji reliabilitas tes formatif pada penelitian ini

  38

  13, 26, 36, 38 13, 36,

  5 Menyajikan hasil identifikasi kegiatan ekonomi dan pemanfaatanya dilingkungan- nya

  21 20, 21

  10, 17, 20,

  5 Menyajikan hasil identifikasi manfaat dan kelestarian sumber daya

  4, 18, 20, 25, 30, 31 4, 30

  4 Menunjukkan persebaran kegiatan ekonomi dilingkungan- nya

  38 9, 25, 34, 35, 38

  28, 34, 35,

  4 Menjelaskan cara menjaga kelestarian sumber daya alam 9, 25, 26,

  3

  3 Menjelaskan bentuk-bentuk kegiatan ekonomi dilingkungan 3, 15

  7, 8, 16, 18, 19, 29, 36, 39, 40 7, 8, 18,

  

Siklus I Siklus II

No Indikator Nomor soal Soal valid No Indikator Nomor soal Soal valid

  17, 36

  1 Menjelaskan karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat

  1, 2, 3, 4, 6, 12, 23, 24, 30, 31,

  35 3, 12, 23,

  31

  1 Menjelaskan jenis-jenis sumber daya alam yang berhubungan dengan kegiatan ekonomi

  2, 5, 6, 7, 9, 17, 36, 39 2, 6, 9,

  2 Menjelaskan dan memberikan 5 contoh jenis- jenis sumber daya alam yang dapat diperbarui dan tidak dapat diperbarui

  3 Menjelaskan manfaat sumber daya alam

  5, 11, 13, 14, 15, 22, 27, 32, 37 5, 11,

  `14, 15, 22, 32,

  37

  2 Menunjukkan persebaran sumber daya alam dengan menggunakan peta

  1, 8, 10, 11, 12, 14, 16, 19, 21, 22, 23, 24, 27, 28, 32, 33, 34, 35,

  40 1, 10, 11, 12, 14, 19, 22, 23, 24, 32, 34, 35, 40

3.5.3 Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

  dilakukan dengan SPSS Windows Version 16.0 dan interprestasi terhadap koefisien reabilitas yang dinyatakan dalam

  Cronbach’s Alpha, Secara rinci

  penjelasan mengenai rentang indeks validitas menurut Wardani, Naniek Sulistya (2012:346) seperti yang disajikan dalam tabel 3.4 sebagai berikut.

Tabel 3.4 Kriteria Indeks Reliabilitas

  No Indeks Kriteria 1. 0,80-1,00 Sangat reliable 2. 0,60-0,80 Reliabel 3. 0,40-0,60 Cukup reliable 4. 0,20-0,40 Agak reliable 5. <0,20 Kurang reliable

  Sumber : Wardani, Naniek Sulistya (2012: 346) Pengukuran tingkat reabilitas dalam penelitian ini dengan menggunakan

  

Cronbach’s Alpha. Besarnya koefisien Alpha merupakan tolok ukur dari tingkat

  reliabilitasnya. Tahapan uji reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan

  

software SPSS 16.0. Hasil distribusi reliabilitas butir soal yang diperoleh pada

  siklus I adalah

  Cronbach’s Alpha sebesar 0,935, artinya reliabilitas soal sangat tinggi sehingga instrumen butir soal siklus I dapat digunakan dalam penelitian.

  Sedangkan hasil uji relibialitas butir soal siklus II diperoleh

  Cronbach’s Alpha

  sebesar 0,952, artinya reliabilitas soal sangat tinggi sehingga instrumen butir soal pada siklus II dapat digunakan dalam penelitian. Untuk lebih rinci distribusi reliabilitas instrumen butir soal siklus I dan siklus II melalui tabel 3.5 sebagai berikut.

Tabel 3.5 Distribusi Reliabilitas Butir Soal Siklus I dan Siklus II

  

No Siklus Jumlah Butir Soal Kriteria

Cronbach’s Alpha 1.

  I 40 0,935 Sangat reliabel 2.

  II 40 0,952 Sangat reliabel

  Sumber : olahan SPSS

  Tingkat Kesukaran Butir Soal

  Menurut Slameto dalam Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2012:82), tingkat kesukaran adalah angka yang menunjukkan proporsi peserta didik yang menjawab betul suatu butir soal. Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks.

  Indeks tingkat kesukaran butir soal dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.

  B P =

  N

  Keterangan: P= Proporsi peserta didik yang menjawab dengan benar B= Jumlah peserta didik yang menjawab benar N= Jumlah peserta didik

  Menurut Aiken dalam Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2012:83), tingkat kesukaran pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarrnya berkisar 0,00-1,00. Untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal dapat menggunakan tingkat kesukaran yang dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut ini.

Tabel 3.6 Kriteria Tingkat Kesukaran Butir Soal

  No Indeks Skor Tingkat Kesukaran Butit Soal 1. 0,00-0,25 Sukar 2. 0,26-0,75 Sedang 3. 0,76-1,00 Mudah

  Sumber : Wardani, Naniek Sulistya dan Slameto (2012:339) Hasil analisis tingkat kesukaran butir soal pada siklus I, dari 40 soal terdiri dari 2 soal dengan tingkat kesukaran sukar, 30 soal dengan tingkat kesukaran sedang dan 8 soal dengan tingkat kesukaran mudah.Hasil analisis tingkat kesukaran butir soal pada siklus II, dari 40 soal terdiri dari 1 soal dengan tingkat kesukaran sukar, 34 soal dengan tingkat kesukaran sedang dan 5 soal dengan tingkat kesukaran mudah.

3.6 Indikator Kinerja

  Indikator keberhasilan yang akan digunakan dalam penelitian ini, apabilaminimal 75% dari seluruh siswa telah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM ≥80 pada siklus I dan siklus II seluruh siswa mencapai hasil belajar berdasarkan ketuntasan.

3.7 Teknik Analisis Data

  Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif komparatif artinya teknik yang di gunakan untuk membandingkan hasil belajar rata-rata siklus I dan siklus II.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Think Pair Share (TPS) dan Pendekatan Inkuiri Siswa Kelas 4 SDN Kumpulrejo 03 Salatiga Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017

0 0 47

UPAYA PENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 4 SDN KESONGO 01 KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TAHUN PEMBELAJARAN 20162017

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Pembelajaran Mitra Berbasis Problem Solving untuk Pemecahan Masalah Matematika SD

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Pembelajaran Mitra Berbasis Problem Solving untuk Pemecahan Masalah Matematika SD

0 0 43

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Pembelajaran Mitra Berbasis Problem Solving untuk Pemecahan Masalah Matematika SD

0 0 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Pembelajaran Mitra Berbasis Problem Solving untuk Pemecahan Masalah Matematika SD

0 0 38

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Pembelajaran Mitra Berbasis Problem Solving untuk Pemecahan Masalah Matematika SD

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Pembelajaran Mitra Berbasis Problem Solving untuk Pemecahan Masalah Matematika SD

0 0 55

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Pendekatan Inquiry dengan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Siswa Kelas IV SDN Sukorejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Semester I T

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Pendekatan Inquiry dengan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Siswa Kelas IV SDN Sukorejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Semester I T

0 0 23