BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran STAD Siswa Kelas V SD Negeri Tega

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus

  Pembelajaran kelas V SD Negri Tegalrejo 02 Kecamatan Tengaran Semester II Tahun 2014/2015 pada kondisi awal sebelum diberi tindakan menggunakan model pembelajaran STAD, nampak pembelajaran tidak dirancang dengan menggunakan pembelajaran tertentu. Pembelajaran berlangsung secara konvensional. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran sangat terbatas, siswa cenderung pasif dan lebih banyak mendengarkan penjelasan dari guru. Saat guru menjelaskan materi pembelajaran, banyak siswa yang kurang memperhatikan, ada yang bicara sendiri dengan siswa lainnya bahkan ada siswa yang ketiduran saat pembelajaran berlangsung. Dengan keadaan seperti itu, sehingga hasil belajar masih menunjukkan skor dibawah KKM

  ≥75 mencapai 100% . secara rinci hasil belajar siswa berdasarkan ketuntasan ditunjukkan oleh tabel 5. Hasil Belajar IPA Pra Siklus Siswa Kelas V SD Negri Tegalrejo 02 Kecamatan Tengaran Semester II Tahun 2014/2015 di halaman berikut.

  Tabel 5 Hasil Belajar IPA Pra Siklus Siswa Kelas V SD Negri Tegalrejo 02 Kecamatan Tengaran Semester II Tahun 2014/2015

  Interval Nilai Jumlah Siswa Presentase (%) 50-64 5 31,25 65-74 6 37,5 75-84 3 18,75 85-94 1 6,25

  95-100 1 6,25

  Total

  16 100% Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan dalam bentuk diagram batang dari data diatas sebagai berikut:

  35

  

Gambar 1

  Diagram Batang Hasil Belajar IPA Pra Siklus Siswa Kelas V SD Negri Tegalrejo 02 Kecamatan Tengaran Semester II

  Tahun 2014/2015 Dari data yang diperoleh menunjukkan kurva pelaksanaan pembelajaran pra siklus menyatakan bahwa dari hasil tes formatif sejumlah 16 siswa yang mendapatakan nilai 50-64 sebanyak 5 siswa, nilai 65-74 sebanyak 6 siswa, nilai 75-84 sebanyak 3 siswa, nilai 85-94 sebanyak 1siswa, dan nilai 95-100 sebanyak 1 siswa.

  Tabel 6

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus Siswa Kelas V SD Negeri Tegalrejo

02 Kecamatan Tengaran Semester II Tahun 2014/2015

  Nilai Frekuensi Persen (%) Keterangan 5 31,25 % Tuntas ≥75 <75 11 68,75% Tidak Tuntas

  Jumlah 16 100% Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan dalam bentuk diagram lingkaran dari data diatas sebagai berikut :

  

Gambar 4

  Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus Siswa Kelas V SD Negeri Tegalrejo 02 Kecamatan Tengaran

  Semester II Tahun 2014/2015 Dari data yang diperoleh menunjukkan kurva pelaksanaan pembelajaran pra siklus menyatakan bahwa dari hasil belajar IPA sejumlah 16 siswa yang tuntas dalam pembelajaran sebanyak 31,25% dan yang tidak tuntas hanya 68,75%.

4.1.2 Hasil Penelitian Siklus I

  Dalam tahap 1, langkah awal sebelum tindakan diberikan, telah dilakukan analisis terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi pada siswa kelas V SD Negeri Tegalrejo 02 Kecamatan Tengaran yakni siswa memiliki permasalahan dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa 100% tidak tuntas. Oleh karena itu perlu diatasi permasalahan itu, melalui pemberian tindakan dengan model pembelajran STAD. Materi pembelajaran yang digunakan merupakan hasil kesepakatan dengan guru kelas V yakni menggunakan KTSP mengenai gaya. Materi pelajaran gaya disususn dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) serta perangkat pembelajarannya yang berupa lembar evaluasi, materi pembelajaran, alat peraga dan pembuatan lembar observasi, dan disajikan melalui lampiran 1 yakni RPP Gaya kelas V dan Perangkat Pembelajaran Siklus I.

  Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan Siklus I

  Siklus I dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2015 di kelas IV SD Negeri Tegalrejo 02

  Pertemuan 1

  Pembelajaran pada siklus I pertemuan 1 menerapkan model pembelajaran STAD dengan media gambar dalam pembelajaran IPA tentang gaya, yang berdasarkan pada rancangan PTK dengan tahap-tahap sebagai berikut : a.

  Tahap perencanaan Pada tahap perencanaan yang dilakukan adalah: 1) membuat silabus; 2) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran STAD; 3) menyusun kisi-kisi soal; 4) menyiapkan LKS; 5) menyiapkan lembar observasi guru dan siswa; 6) mempersiapkan alat dan bahan yaitu: paku, batrai, kawat, gambar magnet, daun, magnet, dan kertas ; 7) memberikan evaluasi. b.

  Tahap pelaksanaan Tindakan dan Observasi Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakn pada hari sabtu, 28 Maret 2015 pada jam 07.00 dengan mata pelajaran “gaya”. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

  Guru kelas V mengimplementasi RPP yang sudah disediakan dan dipelajari. Pembelajaran yang dilakukan sesui dengan langkah-langkah pembelajaran yang telah direncanakannya. Pada saat pembelajaran siklus I peretemuan 1 berlangsung, dilakukan pengamatan oleh observer yang yang mengamati proses pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakn. Lembar observasi tersebut meliputi item untuk mengetahui aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dari hasil observasi tersebut dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung. Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I pertemuan 1, maka dilakukanlah refleksi dengan menganalisis hasil pengamatan dari lembar observasi dan catatan yang dilakukan oleh teman sejawat.

  Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh pengamat terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru bahwa hasil observasi implementasi tindakan model pembelajaran STAD pada guru siklus I pertemuan 1, nampak ada kekurangan guru dalam mempersiapkan pengelompokan, guru membimbing siswa menuju kesimpulan materi, hal itu dibuktikan dengan masih adanya siswa yang ramai, berbicara sendiri, dan iri dengan kelompok lain saat . guru membagi kelompok Kelebihan guru adalah telah melakukan seluruh aktivitas diantaranya meyiapkan struktur pembelajaran STAD, menyampekan tujuan dan motivasi, membuka pelajaran dengan memberikan salam, memotivasi siswa, guru menyajikan informasi kepada siswa, menanyakan tentang kejelasan kepada siswa, mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar, guru memberikan tugas kelompok secara jelas, memotivasi siswa dalam kelompok, menyediakan fasilitas siswa dalam pengelompokan, mengevaluasi hasil kerja kelompok, melakukan tes evalusi untuk mengukur keberhasilan siswa dan memberikan penghargaan hasil belajar kepada individu maupun kelompok, dan hanya beberapa kegiatan saja yang pelaksanaannya kurang optimal. Sedangkan dari catatan pengamat yang diberikan kepada guru adalah guru dalam menggunakan metode kurang efektif, hal ini dibuktikan dengan saat guru mengajukan pertanyaan kepada siswa, masih banyak siswa yang belum mampu menjawab pertanyaan dari guru, siswa akan menjawab pertanyaan ketika guru menunjuk siswa tersebut, sedangkan siswa yang tidak ditunjuk oleh guru tetap diam, mereka tidak berani menjawab pertanyaan dari guru, hal ini disebabkan siswa kurang percaya diri dalam menjawab pertanyaan dan takut jika jawaban mereka salah. Selain penggunaan model yang kurang efektif, guru dalam membimbing siswa juga masih secara umum atau klasikal dan belum mengelola waktu dengan baik

  Berdasarkan observasi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa diperoleh jumlah skor 36 dari total poin 47. Nampak sebagian besar kegiatan yang diamati oleh guru hanya 10% dari jumlah siswa yang ada yang melakukan kegiatan tersebut, 10 aspek yang diamati dilakukan 11%-40% dari jumlah siswa yang ada serta hanya 5 aspek yang dilakukan dengan jumlah 41%- 70% dari jumlah siswa yang ada yaitu pada aspek siswa merasa terbimbing, jumlah siswa yang ada serta hanya 1 aspek yang dilakukan dengan jumlah >71%. Ada 17 kegiatan yang dilakukan hanya 10% dari jumlah siswa yang ada yaitu aspek kesiapan menerima pelajaran, menjawab apersepsi, mendengarkan kompetensi yang akan dicapai, memperhatikan saat dijelaskan materi, aktif bertanya, aktif dalam kegiatan belajar, mengungkapkan pendapat, aktif mencatat, termotivasi dalam pembelajaran, mengikuti pembelajaran dengan tenang dan tidak tertekan, menjawab pertanyaan dengan benar, mengemukakan pendapat dengan lugas, aktif membuat rangkuman yang merupakan kekurangan-kekurangan pada pertemuan ini. Di samping itu, catatan pengamat yang menunjukkan kelebihan yang muncul dalam pelaksanaan tindakan adalah adanya interaksi antara siswa dengan guru saat proses pembelajaran walaupun hanya sebagian siswa yang mampu berinteraksi dengan guru, siswa tertarik pada materi yang disampaikan guru melalui percobaan-percobaan yang mereka lakukan, siswa sudah dapat bekerja sama dalam kelompok saat melakukan percobaan, siswa senang saat berkelompok karena siswa dapat bertukar pendapatnya dalam melakukan percobaan, siswa tekun mempelajari sumber belajar yang ditentukan guru, siswa mampu berinteraksi dengan kelompoknya, siswa mengerjakan evaluasi dengan baik, serta siswa merasa terbimbing dalam kegiatan pembelajaran yang dibuktikan dengan guru tidak hanya diam di depan kelas namun guru berkeliling baik saat menjelaskan materi maupun saat siswa melakukan percobaan atau berkelompok sehingga jika ada siswa yang kurang paham apa yang telah dijelaskan oleh guru, siswa dapat bertanya langsung.

  c.

  Tahap Refleksi Refleksi siklus I pertemuan 1 merumuskan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD dalam pembelajaran IPA adalah sebagai berikut: 1.

  Motivasi belajar siswa lebih meningkat bila dibandingkan pada saat belum ada tindakan. Hal ini dapat dilihat pada saat sebelum ada tindakan, siswa pasif, bosan setelah diberi tindakan yaitu dengan model pembelajaran STAD siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran yang terbukti bahwa melalui kerja kelompok siswa lebih suka dan tertarik daripada hanya melihat gambar di buku.

2. Refleksi aktivitas guru

  Berdasarkan hasil refleksi aktivitas guru ditemukan kelemahan dan keunggulan dalam pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan 1. Adapun kelemahan tindakan pada siklus I pertemuan 1 yang perlu diperbaiki oleh guru pada pembelajaran berikutnya adalah: a) guru perlu menguasai kelas; b) guru melibatkan siswa dalam penggunaan model pembelajaran STAD yaitu dengan melakukan tanya jawab kepada siswa baik pertanyaan yang sifatnya menggali atau pertanyaan yang sifatnya menuntun berdasarkan apa yang sedang dijelaskan atau yang telah dijelaskan; c) guru membimbing siswa dalam menyimpulkan materi ”gaya” melalui pertanyaan-pertanyaan sehingga siswa dapat menyimpulkan apa yang telah mereka pelajari; d) guru melaksanakan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa yaitu dengan mengajukan pertanyaan tentang bagaimana kegiatan pembelajaran hari ini tadi, apakah ada materi yang kurang jelas dan menyenangkan; dan e) guru perlu memberikan tindak lanjut baik berupa pekerjaan rumah atau siswa disuruh membaca materi selanjutnya supaya di pembelajaran berikutnya siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.

3. Refleksi aktivitas siswa

  Berdasarkan hasil refleksi aktivitas siswa ditemukan kelemahan dan keunggulan dalam pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan 1. Ada pun kelemahan tindakan siklus I pertemuan 1 yang perlu diperbaiki pada pembelajaran selanjutnya adalah aspek kesiapan menerima pelajaran, menjawab apersepsi, mendengarkan kompetensi yang akan dicapai, memperhatikan saat dijelaskan materi, aktif bertanya, aktif dalam kegiatan belajar, mengungkapkan pendapat, aktif mencatat, termotivasi dalam pembelajaran, mengikuti pembelajaran dengan tenang dan tidak tertekan, menjawab pertanyaan dengan benar, mengemukakan pendapat dengan lugas, aktif dalam membuat rangkuman.

  Adapun keunggulan dari hasil refleksi pada siklus I pertemuan 1 perlu dipertahankan pada pembelajaran selanjutnya, diantaranya: adanya interaksi antara siswa dengan guru, siswa tertarik pada materi yang disampaikan guru, siswa sudah dapat bekerja sama dalam kelompok, siswa senang saat berkelompok, siswa tekun mempelajari sumber belajar yang ditentukan guru, siswa mampu berinteraksi dengan kelompoknya, siswa mengerjakan evaluasi dengan baik, serta siswa merasa terbimbing dalam kegiatan pembelajaran.

  Dengan demikian, semua kekurangan-kekurangan yang muncul dalam siklus I pertemuan 1 akan diperbaiki pada siklus I pertemuan 2.

  Pertemuan 2

  Pembelajaran pada siklus I pertemuan 2 menerapkan model pembelajaran STAD dalam pembelajaran IPA tentang gaya, yang berdasarkan pada rancangan PTK dengan tahap-tahap sebagai berikut: a.

  Tahap perencanaan Pada tahap perencanaan yang dilakukan adalah: 1) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran STAD; 2) menyusun kisi-kisi soal; 3) menyiapkan LKS; 4) menyiapkan lembar observasi guru dan siswa; 5) mempersiapkan alat dan bahan yaitu: paku, batu batrai, kawat, daun, kertas, magnet, ketapel; 6) memberikan evaluasi.

  b.

  Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Pelaksanaan pembelajaran siklus I pada pertemuan ke 2 dilaksanakan pada hari Sabtu, 28 Maret 2015 jam 11.00 dengan materi gaya. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ini dimulai dengan memberikan motivasi dan apersepsi melalui tanya jawab tentang materi pada pertemuan pertama kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi yang sudah disiapkankegiatan.

  Pada saat pembelajaran siklus I pertemuan 2 berlangsung sama persis dengan pertemuan 1 yakni menggunakan observer untuk mengamati proses pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar . observasi yang telah disediakan Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh pengamat terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru bahwa hasil observasi implementasi tindakan model pembelajaran STAD pada guru siklus I pertemuan 1, nampak ada kekurangan guru dalam guru membimbing siswa menuju kesimpulan materi, hal itu dibuktikan dengan masih adanya siswa yang ramai, berbicara sendiri, dan iri dengan kelompok lain saat guru membagi . kelompok Kelebihan guru adalah telah melakukan seluruh aktivitas diantaranya meyiapkan struktur pembelajaran STAD, mempersiapkan pengelompokan, menyampekan tujuan dan motivasi, membuka pelajaran dengan memberikan salam, memotivasi siswa, guru menyajikan informasi kepada siswa, menanyakan tentang kejelasan kepada siswa, mengorganisasikan siswa kedalam kelompok- kelompok belajar, guru memberikan tugas kelompok secara jelas, memotivasi siswa dalam kelompok, menyediakan fasilitas siswa dalam pengelompokan, mengevaluasi hasil kerja kelompok, melakukan tes evalusi untuk mengukur keberhasilan siswa dan memberikan penghargaan hasil belajar kepada individu maupun kelompok, dan hanya beberapa kegiatan saja yang pelaksanaannya kurang optimal. Sedangkan dari catatan pengamat yang diberikan kepada guru adalah guru dalam menggunakan metode kurang efektif, hal ini dibuktikan dengan saat guru mengajukan pertanyaan kepada siswa, masih banyak siswa yang belum mampu menjawab pertanyaan dari guru, siswa akan menjawab pertanyaan ketika guru menunjuk siswa tersebut, sedangkan siswa yang tidak ditunjuk oleh guru tetap diam, mereka tidak berani menjawab pertanyaan dari guru, hal ini disebabkan siswa kurang percaya diri dalam menjawab pertanyaan dan takut jika jawaban mereka salah. Selain penggunaan model yang kurang efektif, guru dalam membimbing siswa juga masih secara umum atau klasikal dan belum mengelola waktu dengan baik.

  Berdasarkan observasi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa diperoleh jumlah skor 56 dari total poin 47. Nampak 16 aspek yang diamati dilakukan 11%-40% dari jumlah siswa yang ada serta hanya 8 aspek yang dilakukan dengan jumlah 41%-70% dari jumlah siswa yang ada yaitu pada aspek siswa merasa terbimbing, jumlah siswa yang ada serta hanya 1 aspek yang dilakukan dengan jumlah >71%. Ada 17 kegiatan yang dilakukan hanya 10% dari jumlah siswa yang ada yaitu aspek kesiapan menerima pelajaran, menjawab apersepsi, mendengarkan kompetensi yang akan dicapai, memperhatikan saat dijelaskan materi, aktif bertanya, aktif dalam kegiatan belajar, mengungkapkan pendapat, aktif mencatat, termotivasi dalam pembelajaran, mengikuti pembelajaran dengan tenang dan tidak tertekan, menjawab pertanyaan dengan benar, mengemukakan pendapat dengan lugas, aktif membuat rangkuman yang merupakan kekurangan-kekurangan pada pertemuan ini. Di samping itu, catatan pengamat yang menunjukkan kelebihan yang muncul dalam pelaksanaan tindakan adalah adanya interaksi antara siswa dengan guru saat proses pembelajaran walaupun hanya sebagian siswa yang mampu berinteraksi dengan guru, siswa tertarik pada materi yang disampaikan guru melalui percobaan-percobaan yang mereka lakukan, siswa sudah dapat bekerja sama dalam kelompok saat melakukan percobaan, siswa senang saat berkelompok karena siswa dapat bertukar pendapatnya dalam melakukan percobaan, siswa tekun mempelajari sumber belajar yang ditentukan guru, siswa mampu berinteraksi dengan kelompoknya, siswa mengerjakan evaluasi dengan baik, serta siswa merasa terbimbing dalam kegiatan pembelajaran yang dibuktikan dengan guru tidak hanya diam di depan kelas namun guru berkeliling baik saat menjelaskan materi maupun saat siswa melakukan percobaan atau berkelompok sehingga jika ada siswa yang kurang paham apa yang telah dijelaskan oleh guru, siswa dapat bertanya langsung.

  c.

  Tahap Refleksi Refleksi siklus I pertemuan 2 merumuskan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD dalam pembelajaran IPA adalah sebagai berikut: 1)

  Keaktifan siswa meningkat yang dibuktikan dengan saat guru memberikan pertanyaan, siswa sudah berani menjawab walaupun jawaban mereka masih kurang sempurna, namun hal itu sudah cukup membuktikan bahwa siswa sudah mulai berani dalam mengungkapkan pendapat mereka. Kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh guru berguna untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa serta keberanian siswa untuk berpendapat dalam menjawab pertanyaan serta dapat mengajukan pertanyaan kepada guru ataupun teman lainnya. 2)

  Refleksi aktivitas guru Berdasarkan hasil refleksi aktivitas guru ditemukan kelemahan dan keunggulan dalam pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan 2. Adapun kelemahan tindakan pada siklus I pertemuan 2 yang perlu diperbaiki oleh guru pada pembelajaran berikutnya adalah guru masih kurang optimal membimbing siswa dalam menyimpulkan materi melalui pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya menuntun sehingga siswa akan menyimpulkan sendiri apa yang telah mereka pelajari serta memberi tindak lanjut yang berupa pekerjaan rumah. 3)

  Refleksi aktivitas siswa Berdasarkan hasil refleksi aktivitas siswa ditemukan kelemahan dan keunggulan dalam pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan 2. Ada pun kelemahan tindakan siklus I pertemuan 2 yang perlu diperbaiki pada pembelajaran selanjutnya adalah siswa yang malu dan takut dalam menjawab pertanyaan serta dalam mengajukan pertanyaan. Adapun keunggulan dari hasil refleksi pada siklus I pertemuan 2 perlu dipertahankan pada pembelajaran selanjutnya, diantaranya: adanya interaksi antara siswa dengan guru, siswa sudah dapat bekerja sama dalam kelompok, siswa senang saat berkelompok, siswa tekun mempelajari sumber belajar yang ditentukan guru, siswa mampu berinteraksi dengan kelompoknya, siswa mengerjakan evaluasi dengan baik, serta siswa merasa terbimbing dalam kegiatan pembelajaran dan senang mendapatkan penghargaan.

  Hasil Belajar Siklus I

  Dari tes formatif dan hasil pengamatan terhadap unjuk kerja siswa yang meliputi menyimak, membentuk kelompok, mengumpulkan informasi, diskusi, membuat kesimpulan dan membuat rangkuamn dan mempresentasikan didepan teman-teman sekelasnya yang disajikan melalui tabel 7 Hasil Belajar IPA Siklus

  I Siswa Kelas V SD Negri Tegalrejo 02 Kecamatan Tengaran Semester II Tahun 2014/2015 di bawah ini.

  

Tabel 7

Hasil Belajar IPA Siklus I Siswa Kelas V SD Negri Tegalrejo 02 Kecamatan

Tengaran Semester II Tahun 2014/2015

  Nilai Jumlah Siswa Presentase (%) 50-64 1 6,25 65-74 2 12,5 75-84 7 43,75 85-94

  4

  25 95-100 2 12,5

  Total

  16 100 Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan dalam bentuk diagram batang dari data diatas sebagai berikut:

  

Gambar 5

  Diagram Batang Hasil Belajar IPA Siklus I Siswa Kelas V SD Negri Tegalrejo 02 Kecamatan Tengaran Semester II

  Tahun 2014/2015 Dari data yang diperoleh menunjukkan kurva pelaksanaan pembelajaran pra siklus menyatakan bahwa dari hasil tes formatif sejumlah 16 siswa yang mendapatakan nilai 50-64 sebanyak 1 siswa, nilai 65-74 sebanyak 2 siswa, nilai 75-84 sebanyak 7 siswa, nilai 85-94 sebanyak 4 siswa, dan nilai 95-100 sebanyak 2 siswa.

  Tabel 8

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I Siswa Kelas V SD Negeri Tegalrejo 02

Kecamatan Tengaran Semester II Tahun 2014/2015

  Nilai Frekuensi Persen (%) Keterangan 13 81,25% Tuntas ≥75 <75 3 18,75% Tidak tuntas

  Jumlah 16 100% Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan dalam bentuk diagram lingkaran dari data diatas sebagai berikut :

  

Gambar 6

  Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I Siswa Kelas V SD Negeri Tegalrejo 02 Kecamatan Tengaran Semester II

  Dari data yang diperoleh menunjukkan kurva pelaksanaan pembelajaran pra siklus menyatakan bahwa dari hasil belajar IPA sejumlah 16 siswa yang tuntas dalam pembelajaran sebanyak 81,25% dan yang tidak tuntas 18,75%.

4.1.3 Hasil Penelitian Siklus II

  Siklus II dilaksanakan pada tanggal 04 April 2015 di SD Negeri Tegalrejo 02.

  Pertemuan 1

  Pembelajaran pada siklus II pertemuan 1 menerapkan model pembelajaran STAD tentang pesawat sederhana. Berdasarkan rancangan penelitian tindakan kelas pada siklus II pertemuan 1 terdiri dari tahap-tahap berikut ini: a.

  Tahap Perencanaan Tahap perencanaan yang dilakukan adalah: 1) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran; 2) menyusun kisi-kisi soal; 3) menyiapkan LKS; 4) menyiapkan lembar observasi guru dan siswa; 5) mempersiapkan alat yang berupa . gunting, pinset, seteples, katrol; dan 6) soal

  Perencanaan PTK dalam Siklus II berdasarkan pada hasil refleksi siklus I yakni mengacu kelemahan dan kelebihan yang terjadi. Adapun perencanaan yang disiapkan sama persis yang dilakukan dalam siklus I. Perbedaan yang muncul terletak pada materi pembelajaran yang diberikan. Pada siklus II menggunakan materi ”pesawat sederhana”. Dengan demikian LKS dan soal tes formatif menyesuaikan dengan materi yang diberikan.

  b.

  Tahap Pelaksanaan tindakan dan observasi Pelaksanaan siklus II pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Sabtu, 04 April 2015 jam 07.00, yang terdiri dari tiga kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan penutup.

  Kegiatan awal guru memulai pembelajaran dengan memberikan motivasi dengan mengajak siswa tanya jawab tentang energi bunyi. Kemudian guru memberi penjelasan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Pembelajaran dengan model pembelajaran STAD dimulai dengan langkah- langkah yang sama persis dengan siklus I dengan lebih mengoptimalkan setiap aktivitas yaitu kegiatan tanya jawab. Pada saat pembelajaran siklus II baik dalam pertemuan 1 maupun pertemuan 2 berlangsung dilakukan observasi. Setelah pembelajaran pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 siklus II selesai, maka dilakukan refleksi. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh pengamat terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru bahwa hasil observasi implementasi tindakan model pembelajaran STAD pada guru siklus I pertemuan 1, nampak ada kekurangan guru dalam guru membimbing siswa menuju kesimpulan materi, hal itu dibuktikan dengan masih adanya siswa yang ramai, . berbicara sendiri, dan iri dengan kelompok lain saat guru membagi kelompok Kelebihan guru adalah telah melakukan seluruh aktivitas diantaranya meyiapkan struktur pembelajaran STAD, mempersiapkan pengelompokan, menyampekan tujuan dan motivasi, membuka pelajaran dengan memberikan salam, memotivasi siswa, guru menyajikan informasi kepada siswa, menanyakan tentang kejelasan kepada siswa, mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar, guru memberikan tugas kelompok secara jelas, memotivasi siswa dalam kelompok, menyediakan fasilitas siswa dalam pengelompokan, mengevaluasi hasil kerja kelompok, melakukan tes evalusi untuk mengukur keberhasilan siswa dan memberikan penghargaan hasil belajar kepada individu maupun kelompok, dan hanya beberapa kegiatan saja yang pelaksanaannya kurang optimal. Sedangkan dari catatan pengamat yang diberikan kepada guru adalah guru dalam menggunakan metode kurang efektif, hal ini dibuktikan dengan saat guru mengajukan pertanyaan kepada siswa, masih banyak siswa yang belum mampu menjawab pertanyaan dari guru, siswa akan menjawab pertanyaan ketika guru menunjuk siswa tersebut, sedangkan siswa yang tidak ditunjuk oleh guru tetap diam, mereka tidak berani menjawab pertanyaan dari guru, hal ini disebabkan siswa kurang percaya diri dalam menjawab pertanyaan dan takut jika jawaban mereka salah. Selain penggunaan model yang kurang efektif, guru dalam membimbing siswa juga masih secara umum atau klasikal dan belum mengelola waktu dengan baik.

  Berdasarkan observasi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa diperoleh jumlah skor 56 dari total poin 96. Nampak 11 aspek yang diamati dilakukan 11%-40% dari jumlah siswa yang ada serta hanya 8 aspek yang dilakukan dengan jumlah 41%-70% dari jumlah siswa yang ada yaitu pada aspek siswa merasa terbimbing, jumlah siswa yang ada serta hanya 5 aspek yang dilakukan dengan jumlah >71%. Ada 17 kegiatan yang dilakukan hanya 10% dari jumlah siswa yang ada yaitu aspek kesiapan menerima pelajaran, menjawab apersepsi, mendengarkan kompetensi yang akan dicapai, memperhatikan saat dijelaskan materi, aktif bertanya, aktif dalam kegiatan belajar, mengungkapkan pendapat, aktif mencatat, termotivasi dalam pembelajaran, mengikuti pembelajaran dengan tenang dan tidak tertekan, menjawab pertanyaan dengan benar, mengemukakan pendapat dengan lugas, aktif membuat rangkuman yang merupakan kekurangan-kekurangan pada pertemuan ini. Di samping itu, catatan pengamat yang menunjukkan kelebihan yang muncul dalam pelaksanaan tindakan adalah adanya interaksi antara siswa dengan guru saat proses pembelajaran walaupun hanya sebagian siswa yang mampu berinteraksi dengan guru, siswa tertarik pada materi yang disampaikan guru melalui percobaan-percobaan yang mereka lakukan, siswa sudah dapat bekerja sama dalam kelompok saat melakukan percobaan, siswa senang saat berkelompok karena siswa dapat bertukar pendapatnya dalam melakukan percobaan, siswa tekun mempelajari sumber belajar yang ditentukan guru, siswa mampu berinteraksi dengan kelompoknya, siswa mengerjakan evaluasi dengan baik, serta siswa merasa terbimbing dalam kegiatan pembelajaran yang dibuktikan dengan guru tidak hanya diam di depan kelas namun guru berkeliling baik saat menjelaskan materi maupun saat siswa melakukan percobaan atau berkelompok sehingga jika ada siswa yang kurang paham apa yang telah dijelaskan oleh guru, siswa dapat bertanya langsung.

  c.

  Tahap Refleksi Refleksi siklus II pertemuan 1 merumuskan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD dalam pembelajaran IPA adalah sebagai berikut: 1)

  Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan keterampilan bertanya seperti tanya jawab yang sifatnya menuntun atau menggali guna mengetahui tingakat pengetahuan siswa, siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa berani untuk berpendapat atau menjawab pertanyaan serta dapat mengajukan pertanyaan kepada guru ataupun teman lainnya. 2)

  Refleksi aktivitas guru Berdasarkan hasil refleksi aktivitas guru ditemukan kelemahan dan keunggulan dalam pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan 1. Adapun kelemahan tindakan pada siklus II pertemuan 1 yang perlu diperbaiki oleh guru pada pembelajaran berikutnya adalah guru kurang optimal dalam menguasai kelas, serta memberi tindak lanjut. Kelebihan guru adalah telah melakukan seluruh aktivitas sesuai RPP, guru melaksanakan pembelajaran dengan menguasai model pembelajaran STAD.

  3) Refleksi aktivitas siswa

  Berdasarkan hasil refleksi aktivitas siswa ditemukan kelemahan dan keunggulan dalam pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan 1. Ada pun kelemahan tindakan siklus II pertemuan 1 yang perlu diperbaiki pada pembelajaran selanjutnya Adapun keunggulan dari hasil refleksi pada siklus II pertemuan 1 perlu dipertahankan pada pembelajaran selanjutnya, diantaranya adanya interaksi antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa yang dibuktikan dengan siswa sudah dapat bekerja sama dalam kelompok, siswa senang saat berkelompok, serta siswa merasa terbimbing dalam kegiatan pembelajaran baik secara individu maupun secara kelompok atau dalam berdiskusi.

  Dengan demikian, semua kekurangan-kekurangan yang muncul dalam siklus II pertemuan 1 akan diperbaiki pada siklus II pertemuan 2.

  Pertemuan 2

  Pembelajaran pada siklus II pertemuan 2 menerapkan model pembelajaran STAD dalam pembelajaran IPA tentang pesawat sederhana, yang berdasarkan pada rancangan PTK dengan tahap-tahap sebagai berikut: a.

  Tahap perencanaan Tahap perencanaan yang dilakukan adalah: 1) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran STAD; 2) menyusun kisi- kisi soal; 3) menyiapkan LKS; 4) menyiapkan lembar observasi guru dan siswa; 5) mempersiapkan alat dan bahan yaitu: gunting, pinset, seteples, sapu, palu; 6) memberikan evaluasi.

  b.

  Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Pelaksanaan pembelajaran siklus II pada pertemuan ke 2 dilaksanakan pada hari Sabtu, 04 April 2015 dengan materi pesawat sederhana jam 11.00. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ini dimulai dengan memberikan motivasi dan apersepsi melalui tanya jawab tentang materi pada pertemuan pertama kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi yang sudah disiapkan. Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan evaluasi untuk mengukur tingkat pemahaman siswa dari materi pertemuan 1 sampai pertemuan 2, dan pengamatan respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD. Pembelajaran siklus II pertemuan 2 berlangsung sama persis dengan pertemuan 1 yakni menggunakan observer untuk mengamati proses pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Hasil observasi menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan 2 ini sudah berjalan sangat baik.

  Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh pengamat terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru bahwa hasil observasi implementasi tindakan model pembelajaran STAD pada guru siklus I pertemuan . 1, Kelebihan guru adalah telah melakukan seluruh aktivitas diantaranya meyiapkan struktur pembelajaran STAD, mempersiapkan pengelompokan, menyampekan tujuan dan motivasi, membuka pelajaran dengan memberikan salam, memotivasi siswa, guru menyajikan informasi kepada siswa, menanyakan tentang kejelasan kepada siswa, mengorganisasikan siswa kedalam kelompok- kelompok belajar, guru memberikan tugas kelompok secara jelas, memotivasi siswa dalam kelompok, menyediakan fasilitas siswa dalam pengelompokan, mengevaluasi hasil kerja kelompok, melakukan tes evalusi untuk mengukur keberhasilan siswa dan memberikan penghargaan hasil belajar kepada individu maupun kelompok, dan hanya beberapa kegiatan saja yang pelaksanaannya kurang optimal. Sedangkan dari catatan pengamat yang diberikan kepada guru adalah guru dalam menggunakan metode kurang efektif, hal ini dibuktikan dengan saat guru mengajukan pertanyaan kepada siswa, masih banyak siswa yang belum mampu menjawab pertanyaan dari guru, siswa akan menjawab pertanyaan ketika guru menunjuk siswa tersebut, sedangkan siswa yang tidak ditunjuk oleh guru tetap diam, mereka tidak berani menjawab pertanyaan dari guru, hal ini disebabkan siswa kurang percaya diri dalam menjawab pertanyaan dan takut jika jawaban mereka salah. Selain penggunaan model yang kurang efektif, guru dalam membimbing siswa juga masih secara umum atau klasikal dan belum mengelola waktu dengan baik.

  Berdasarkan observasi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa diperoleh jumlah skor 56 dari total poin 47. Nampak 3 aspek yang diamati dilakukan 11%-40% dari jumlah siswa yang ada serta hanya 13 aspek yang dilakukan dengan jumlah 41%-70% dari jumlah siswa yang ada yaitu pada aspek siswa merasa terbimbing, jumlah siswa yang ada serta hanya 8 aspek yang dilakukan dengan jumlah >71%. Ada 17 kegiatan yang dilakukan hanya 10% dari jumlah siswa yang ada yaitu aspek kesiapan menerima pelajaran, menjawab apersepsi, mendengarkan kompetensi yang akan dicapai, memperhatikan saat dijelaskan materi, aktif bertanya, aktif dalam kegiatan belajar, mengungkapkan pendapat, aktif mencatat, termotivasi dalam pembelajaran, mengikuti pembelajaran dengan tenang dan tidak tertekan, menjawab pertanyaan dengan benar, mengemukakan pendapat dengan lugas, aktif membuat rangkuman yang merupakan kekurangan-kekurangan pada pertemuan ini. Di samping itu, catatan pengamat yang menunjukkan kelebihan yang muncul dalam pelaksanaan tindakan adalah adanya interaksi antara siswa dengan guru saat proses pembelajaran walaupun hanya sebagian siswa yang mampu berinteraksi dengan guru, siswa tertarik pada materi yang disampaikan guru melalui percobaan-percobaan yang mereka lakukan, siswa sudah dapat bekerja sama dalam kelompok saat melakukan percobaan, siswa senang saat berkelompok karena siswa dapat bertukar pendapatnya dalam melakukan percobaan, siswa tekun mempelajari sumber belajar yang ditentukan guru, siswa mampu berinteraksi dengan kelompoknya, siswa mengerjakan evaluasi dengan baik, serta siswa merasa terbimbing dalam kegiatan pembelajaran yang dibuktikan dengan guru tidak hanya diam di depan kelas namun guru berkeliling baik saat menjelaskan materi maupun saat siswa melakukan percobaan atau berkelompok sehingga jika ada siswa yang kurang paham apa yang telah dijelaskan oleh guru, siswa dapat bertanya langsung.

  c.

  Tahap Refleksi Refleksi siklus II pertemuan 2 merumuskan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD dalam pembelajaran IPA adalah sebagai berikut: 1)

  Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan keaktifan siswa serta keterampilan bertanya guna mengetahui tingkat pengetahuan siswa serta keberanian siswa untuk berpendapat dalam menjawab pertanyaan serta dapat mengajukan pertanyaan kepada guru ataupun teman lainnya, dan mampu bekerja kelompok dengan baik. 2)

  Refleksi aktivitas guru Berdasarkan hasil refleksi aktivitas guru pada siklus II pertemuan 2 ini nampak dalam pengelolaan pembelajaran guru telah menguasai semua aspek yang diamati dalam penggunaan model pembelajaran STAD serta guru telah melakukan seluruh aktivitas sesuai dengan RPP dan pelaksanaannya sudah optimal. 3)

  Refleksi aktivitas siswa Berdasarkan hasil refleksi aktivitas siswa nampak sebagian besar siswa sudah aktif dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD, hal ini dibuktikan pada saat guru memberi pertanyaan, siswa sudah berani menjawab walaupun ada jawaban yang salah.

  Meski masih ada 1 atau 2 siswa yang tidak berani bertanya atau mengeluarkan pendapat di kelompoknya ketika berdiskusi.

  Kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan 2 ini sesuai harapan dan berjalan dengan sangat baik. Di akhir kegiatan pembelajaran diadakan evaluasi dengan menggunakan tes formatif dan diakhiri dengan refleksi untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan model pembelajaran STAD.

  Hasil Belajar Siklus II

  Dari tes formatif dan hasil pengamatan terhadap unjuk kerja siswa yang meliputi menyimak, menanya, membentuk kelompok, mengumpulkan informasi, diskusi, membuat kesimpulan, dan membuat laporan diskusi secara rinci disajiakan melalui tabel 4.5 Hasil Belajar IPA Siklus II Siswa Kelas V SD Negri Tegalrejo 02 Kecamatan Tengaran Semester II Tahun 2014/2015

  

Tabel 9

Hasil Belajar IPA Siklus II Siswa Kelas V SD Negeri Tegalrejo 02

Kecamatan Tengaran Semester II Tahun 2014/2015

  Nilai Jumlah Siswa Presentase (%) 50-64 65-74 75-84

  4

  25 85-94 7 43,75

  95-100 5 31,25

  Total

  16 100% Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan dalam bentuk diagram batang dari data diatas sebagai berikut:

  

Gambar 7

  Diagram Batang Hasil Belajar IPA Siklus II Siswa Kelas V SD Negeri Tegalrejo 02 Kecamatan Tengaran Semester II

  Tahun 2014/2015 Dari data yang diperoleh menunjukkan kurva pelaksanaan pembelajaran pra siklus menyatakan bahwa dari hasil tes formatif sejumlah 16 siswa yang mendapatakan nilai 50-64 sebanyak 0 siswa, nilai 65-74 sebanyak 0 siswa, nilai 75-84 sebanyak 4 siswa, nilai 85-94 sebanyak 7 siswa, dan nilai 95-100 sebanyak 5 siswa.

  

Tabel 10

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II Siswa Kelas V SD Negeri Tegalrejo

02 Kecamatan Tengaran Semester II Tahun 2014/2015

  Nilai Frekuensi Persen (%) Keterangan 16 100% Tuntas ≥75 <75

  Tidak tuntas Jumlah 16 100%

  Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan dalam bentuk diagram lingkaran dari data diatas sebagai berikut :

  Gambar 8

  Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II Siswa Kelas V SD Negeri Tegalrejo 02 Kecamatan Tengaran Semester II

  Tahun 2014/2015 Dari data yang diperoleh menunjukkan kurva pelaksanaan pembelajaran pra siklus menyatakan bahwa dari hasil belajar IPA sejumlah 16 siswa yang tuntas dalam pembelajaran sebanyak 100% dan yang tidak tuntas 0%.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

  Hasil penelitian dari tindakan model pembelajaran STAD yang diberikan kepada siswa kelas V SD Negeri Tegalrejo 02 Kecamatan Tengaran Semester II Tahun 2014/2015 sudah ada peningkatan dari pra siklus ke siklus I dari siklus I ke siklus ke II.

  Untuk mengetahui peningkatan dari pra siklus, siklus I ke siklus II maka dapat dilihat tabel 11 sebagai berikut :

  

Tabel 11

Perbandingan Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan

Belajar,

Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

  Pra Siklus Siklus I Siklus II Nilai Persen Persen Frekuensi Persen % Frekuensi Frekuensi % %

  0%

  <75

  11 68,75% 3 18,75% 100% 5 31,25%

  13 81,25%

  16

  ≥75 Jumlah

  16 100% 16 100% 16 100%

  Rata-rata 69,33 79,06 88,75

  60

  80

  50 Maksimal

  80 Minimal

  95 95 100 Berdasarkan tabel perbandingan hasil belajar IPA berdasarkan ketuntasan belajar pra siklus, siklus I, siklus II yang tertera pada tabel 11 dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam terbukti untuk klasifikasi tuntas, pada tindakan pra siklus ada 5 siswa yang tuntas, pada siklus I ada 13 siswa tuntas, sedangkan siklus II jumlah siswa yang tuntas 16 siswa. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada klasikal tidak tuntas, pada pra siklus 11 siswa tidak tuntas, pada siklus I terdapat 3 siswa yang tidak tuntas, sedangkan pada siklus II keseluruhan siswa mengalami ketuntasan belajar, dalam arti bahwa tidak ada siswa yang tidak tuntas tuntas.

  Analisi dari distribusi hasil belajar pra siklus, siklus I, siklus II ini ditunjukkan mengenai skor minimal, skor maksimal, dan rata-rata hasil belajar pra siklus, siklus I, siklus II.

  Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa mengikuti dengan antusias, merasa senang, aktif, yang ditunjukkan dengan hasil analisis data dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran STAD. Setiap siklus mengalamai peningkatan, hal ini berdampak positif terhadap hasil belajar siswa.

  Menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar nampak juga melalui skor maksimal, skor minimal, dan rata-rata. Hal ini menunjukkan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa tuntas.

  Pebelajaran yang menerapkan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan ketuntasan jumlah ketuntasan siswa dalam belajar. Hal ini terbukti dengan keaktifan siswa dalam bekerja kelompok atau berdiskusi dengan temannya sehingga berani untuk mengeluarkan pendapat dan mau berbagi materi dengan teman lainnya, ketika ditanya guru siswa mampu menjawab pertanyan tersebu dengan tepat. Selain itu pemahaman siswa antara siswa satu dengan siswa yang lainnya berbeda sehingga hasil yang diperolehnya pun juga berbeda, hal ini tergantung dengan menangkapnya materi terhadap masing-masing siwa.

  Penggunaan model pembelajaran STAD bagi siswa dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, terbukti pada saat sebelum ada tindakan, siswa hanya pasif, mendengrkan ceramah guru, sehingga siswa merasa bosan dan berbicara dengan teman sebelahnya, ada pula yang ketiduran. Hal ini disebabkan karena guru tiadak menggunakan model pembelajaran yang berfariasi dan hanya ceramah saja. setelah diberi tindakan yaitu dengan model pembelajran STAD siswa lebih berantusias dalam mengikuti pembelajaran yang terbukti bahwa melalui percobaan dalam kerja kelompok dengan bimbingan guru siswa lebih suka dan tertarik dari pada hanya melihat gambar di buku paket saja karena pada saat siswa melakukan percobaan dalam kelompoknya siswa merasa senang dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Selain meningkatkan motivasi, model pembelajaran STAD dapat meningkatkan keaktifan siswa, keberaniaan siswa, serta mempunyai rasa percaya diri untuk menjawab beberapa pertanyaan yang diberikan oleh guru.

Dokumen yang terkait

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Gambaran Sekolah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Mat

0 0 28

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match dengan Media Gambar Siswa Kelas III SD Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semaran

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match dengan Media Gambar Siswa Kelas III SD Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semaran

0 0 92

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Make A Match Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Jambangan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pel

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Make A Match Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Jambangan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 22

4.1.3 Kondisi Awal - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Make A Match Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Jambangan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelaja

0 0 29

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Make A Match Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Jambangan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Bahan Ajar CD Interaktif Berbasis Adobe Captivate pada Mata Pelajaran IPA tentang Jenis Jenis Batuan Siswa Kelas 5 SD

0 0 14

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Bahan Ajar CD Interaktif Berbasis Adobe Captivate pada Mata Pelajaran IPA tentang Jenis Jenis Batuan Siswa Kelas 5 SD

0 0 16

BAB IV HASIL PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Bahan Ajar CD Interaktif Berbasis Adobe Captivate pada Mata Pelajaran IPA tentang Jenis Jenis Batuan Siswa Kelas 5 SD

0 0 19