Peranan Audit Operasional dalam Meningka

Peranan Audit Operasional dalam Meningkatkan
Efektivitas Kegiatan Operasional Perbankan Syariah
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Auditing Bank Syariah

Dosen Pengampu :
Drs. Dodi Supriyanto, MM.

Disusun Oleh:
Imas Nurul Fuadiah
NIM. 1133020096

Muamalah / HPS B / VI

Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
2016 M / 1435 H

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur teriring do’a mari kita panjatkan kehadirat Allah SWT
yang maha pengasih yang kasihnya tiada pilih kasih dan maha penyanyang, yang
sayangnya tiada terbilang, karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat

menyelesaikan makalah ini. Sholawat beserta salam semoga senantisa tercurah
pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Makalah yang berjudul Peranan Audit Operasional dalam Meningkatkan
Efektifitas Kegiatan Operasional Perbankan Syariah ini disusun untuk memenuhi
tugas akhir mata kuliah Auditing Bank Syaiah pada Jurusan Hukum Ekonomi
Syariah (Muamalah) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Gunung Djati
Bandung.
Saya sebagai Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat
kami harapkan agar dalam pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih baik.
Harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kami pada khususnya
dan reka-rekan pada umumnya. Aamiin.

Bandung, Mei 2016

Penulis

i

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Maksud dan Tujuan ..................................................................................... 2
C. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan ...................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 3
A. Auditing ..................................................................................................... 3
B. Auditing dalam Perspektif Islam ................................................................ 3
C. Audit Operasional ....................................................................................... 5
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 13
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ..................................................... 14
A. Pelaksanaan Audit Operasional dalam Kegiatan Operasional Bank Syariah
(Contoh Kasus Audit di Bank BRI Syariah KCP Gubeng Surabaya ....... 14
B. Peranan Audit Operasional dalam Meningkatkan Efektivitas Kegiatan
Operasional Bank Syariah ......................................................................... 16
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 19


ii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini Perbankan di Indonesia dihadapkan pada tingkat persaingan
yang semakin ketat. Persaingan tersebut tidak hanya terjadi antar bank syariah
dan bank konvensional tetapi juga datang dari lembaga keunangan lainnya
yang berhasil mengembangkan produk-produk keuangan baru. Persaingan
dan perkembangan cukup pesat pada usaha perbankan tersebut membuat
masing-masing lembaga perbankan konvensional harus berlomba untuk
memenangkan persaingan. Oleh karena itu, lembaga perbankkan perlu
meningkatkan kinerjanya untuk dapat bertahan dalam situasi krisis atau
memenangkan persaingan dalam era globalisasi.
Untuk memastikan bahwa kegiatan operasional bank telah berjalan
dengan baik sekaligus perbaikan atas segala kekurangan yang ditemukan
dalam rangka menunjang efektivitas dan untuk menjaga dan mengamankan
harta milik perusahaan dari penyimpangan-penyimpangan baik oleh pihak

intern maupun ekstern dan juga untuk memajukan efesiensi dan evektivitas
usaha yang dilakukannya, maka perlu adanya alat untuk menilai apalah
pelaksanaan kegiatan telah sesuai dengan prinsip efisinsi, efektivitas dan
ekonomis serta tidak menyimpang dari ketentuan/peraturan yang berlaku
dalam rangka memberikan saran perbaikan/rekomendasi yaitu audit
operasional.
Audit operasional merupakan penelaahan atas bagian maupun dari
prosedur dan meode operasi suatu organisasi untuk menilai efesiensi dan
efektivitasnya. Umumnya, pada saat selelesainya audit operasional, auditor
akan memberikan sejumlah saran untuk memperbaiki jalannya perusahaan.

1

2

Dengan adnya audit operasional akan diketahui hasil sebelum dan
sesudah dilakukannya audit operasional dalam meningkatkan efektivitas
kegiatan operasional perbankan syariah dan meminimalisasi risiko serta
menunjang efektifivitas perusahaan. Hal ini berati dapat menaikkan
pendapatan kegiatan operasional pendapatan dan akhirnya tercipta kondisi

bank yang sehat. Dengan demikian, audit operasional sanat penting serta
melihat kondisi ini tertarik di ambil judul Peranan Audit Operasional dalam
Meningkatkan Efektifitas Kegiatan Opeasional Perbankan Syariah.

B. Maksud dan Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai adalah:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan audit operasional dalam kegiatan
operasional yang dijalankan di perbankan Syariah.
2. Untuk mengetahui peranan audit operasional dalam meningkatkan
efektivitas kegiatan operasional di perbankan syariah.

C. Rumusan Masalah
Berdasarrkan uraian diatas, maka yang menjadi rumusan masalahnya
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan audit operasional yang dilakukan di bank syariah?
2. Bagaimana peranan audit operasionl dalam meningkatkan efektivitas
kegiatan operasional di Bank Syariah?

D. Manfaat
Manfaat yang diharapkan adalah:

1. Menambah pengetahuan bagi pembaca untuk melaksanaakan profesinya di
perbankan syariah khususnya mengenai auditing operasional.
2. Berguna Bagi penerapan suatu ilmu di lapangan Khususnya didalam dunia
perbankan suariah peranan audit operasional dalam meningkatkan kegiatan
operasional perbankan syariah.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Auditing
1. Pengertian Auditing
Untuk mengetahui dengan jelas pengertian auditing, berikut ini
akan

dikemukakan

definisi-definisi

auditing


yang

diambil

dari

beberapa sumber. 1
Pengertian auditing menurut Arens et al adalah:
“Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasi bukti tentang
informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang
dilakukan oleh seorang yang kompoeten dan independen untuk
menentukan dan melaporkan kesesuaian kesesuaian informasi dimaksud
dan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Auditing seharusnya
dilakukan oleh orang yang independen dan kompeten”.
Sedangkan pengertian auditing menurut Mulyadi adalah:
“Secara umum auditing adalah
suatu proses sistematik untuk
memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai
pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan
tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataanpernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta

penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan”
B. Audit dalam Perspektif Islam
Banyak sekali pesan tentang audit dan kontrol dalam ajaran Islam.
Berikut ini adalah beberapa nash Al-qur’an yang dapat dijadik para bankir
dan praktisi keuangan.2
1. Al-qur’an

           

1

Firda Scholichtun Nisa, Peranan Audit Operasional dalam Meningkatkan Efektivitas Kegiatan Operasioal
Perbankna di BRI Syariah Cabang Gubeng Surabaya, (Surabaya: UIN Sunan Ampel Surabaya, 2015) Hlm.
25
2
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah,dari Teori ke Praktek (Jakarta: Gema Insani, 2001), Hlm. 209.

3

4


    
Artinya : Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh
dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat
menasehati supaya menetapi kesabaran. QS. Al-Ashr : 1-3)
Di dalam surat di atas Allah menyuruh menganjurkan supaya kita
memperhatikan dengan sungguh-sungguh sejarah manusia sepanjang masa, di
mana mereka juga berada. Supaya mendapat suatu bukti kenyataan bahwa
semua perjuangan usaha mereka sia-sia belaka bahkan merugi dan kecewa.
Kecuali manusia yang beriman, mengikuti tuntunan ajaran para Nabi dan
Rasul yang diutus Allah untuk memimpin manusia ke jalan yang dicitacitakan oleh manusia itu sendiri, yaitu hidup aman, sejahtera dan bahagia
dunia akhirat. Dan iman tidak akan berbukti kecuali dengan amal saleh,
sedang keduanya tidak akan merata kepada semua lapisan masyarakat kecuali
dengan dakwah yaitu ingat-mengingatkan untuk kembali berpegang,
berlandaskan yang hak, berpesan selalu sabar, tabah hati tidak mudah
berpengaruh oleh bisikan dan rayuan dari siapa pun dan apa pun.

           
                

 
Artinya : Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang
yang selalu menegakkan (kebenaran) Karena Allah, menjadi saksi
dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu
kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. berlaku adillah,
Karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada
Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (Al-Maidah : 8)
Dari ayat diatas yang menjadi kata kuncinya yaitu qisthi. Kita
dianjurkan menjadi saksi dengan adil. Berlaku adillah, terhadap siapapun

5

walau atas dirimu sendiri karena ia, yakni adil itu lebih dekat kepada taqwa
yang sempurna, dari pada selain adil. Dan bertaqwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

            
    
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik

membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu
tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa
mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas
perbuatanmu itu. (QS. Al-Hujurat : 6)
Dari ayat diatas yang menjadi kata kuncinya yaitu kata fatabayyanu.
Bahwa kita dianjurkan untuk teliti. Maka bersungguh-sungguhlah mencari
kejelasan yakni telitilah kebenaran informasinya dengan menggunakan
berbagai cara agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu
kaum tanpa pengetahuan tentang keadaan yang sebenarnya dan yang pada
gilirannya dengan segera menyebabkan kaum atas perbuatan kemu itu
beberapa saat saja setelah terungkap hal yang sebenarnya menjadi orangorang yang menyesal atas tindakan kamu yang keliru.

C. Audit Operasional
1. Pengertian Audit Operasional
Audit operasional merupakan kegiatan perusahaan yang penting, dan
cara pelaksanaannya bisa mempunyai pengaruh yang besar. Oleh karena
itu

sangatlah

penting

untuk

memilih

dengan

teliti

dan

tepat

keterangan/laporan yang mendukung dan menjadi bagian dari pelaksanaan
pekerjaan audit operasional.3 Audit operasional adalah pemeriksaan atas
kegiatan dari fungsi-fungsi manajemen. Tujuannya, yaitu memberikan
saran perbaikan agar kegiatan efisien, efektif dan ekonomis.
“Audit operasional adalah suatu proses yang sistematis untuk menilai
3

Amin Widjaja Tunggal, Pedoman Pokok Operasional Auditing (Jakarta: Harvarindo, 2012), Hlm. 9.

6

efektivitas

organisasi,

efisiensi,

dan

ekonomi

operasi

dibawah

pengendalian manajemen dan melaporkan kepada orang yang tepat hasil
dari penilaian bersama dengan rekomendai untuk perbaikan.”
2. Kriteria Audit Operasional
Kesulitan utama yang dihadapi dalam audit operasional adalah
menentukan kriteria spesifik untuk mengevaluasi apakah efisiensi dan
efektivitas telah tercapai. Dalam audit laporan keuangan historis, prinsip
akuntansi yang berlaku umum merupakan kriteria yang luas untuk
mengevaluasi penyajian yang wajar.
Menurut Arens dan Loebbecke, ada beberapa sumber yang dapat
dimanfaatkan auditor operasional dalam mengembangkan kriteria evaluasi
spesifik :4
a. Prestasi historis
Seperangkat kriteria yang sederhana dapat didasarkan pada hasil
sebenarnya dari periode sebelumnya (audit). Gagasan dibalik
penggunaan kriteria ini adalah menjadi “lebih baik” atau “lebih
buruk” dalam perbandingan. Manfaat kriteria ini adalah bahwa hal itu
mudah diturunkan, namun mungkin tidak memberikan pandangan ke
dalam mengenai seberapa baik atau buruk sebenarnya kesatuan yang
diaudit melakukan sesuatu.
b. Prestasi yang dapat dibandingkan
Sebagian besar kesatuan yang terkena audit operasional tidak
bersifat unik, terdapat banyak kesatuan yang sama di dalam
keseluruhan organisasi atau di luarnya. Dalam hal demikian, data
prestasi dari kesatuan yang dapat diperbandingkan merupakan sumber
yang sangat baik untuk mengembangkan kriteria. Untuk kesatuan
intern yang dapat diperbandingkan, datanya biasanya siap tersedia.

4

Firda Scholichtun Nisa, Peranan Audit Operasional dalam Meningkatkan Efektivitas Kegiatan Operasioal
Perbankna di BRI Syariah Cabang Gubeng Surabaya, (Surabaya: UIN Sunan Ampel Surabaya, 2015) Hlm.
37-38

7

Bila kesatuan yang dapat diperbandingkan berada diluar organisasi,
mereka seringkali bersedia menyediakan informasi seperti itu.
c. Standar terekayasa (engineered standard)
Dalam banyak jenis penugasan audit operasional, adalah
mungkin dan layak untuk mengembangkan kriteria berdasarkan
standard rekayasa misalnya, studi waktu dan gerak untuk menentukan
tingkat keluaran produksi. Kriteria ini seringkali memakan waktu dan
biaya yang besar dalam pengembangannya, karena memerlukan
banyak keahlian. Akan tetapi, hal ini mungkin sangat efektif dalam
memecahkan masalah operasional yang besar dan biaya yang
dikeluarkan akan berharga.
d. Pembahasan dan persetujuan
Adakalanya kriteria objektif sangat sulit atau memakan biaya
untuk

mendapatkannya,

dan

kriteria

dikembangkan

melalui

pembahasan dan persetujuan yang sederhana.

3. Tujuan Audit Operasional
Menurut Amin Widjaja Tunggal ada tiga tujuan umum audit operasional:
a. Menilai kinerja
Menilai kinerja adalah dengan membandingkan cara suatu
organisasi melaksanakan aktivitasnya dengan tujuan yang ditetapkan
oleh manajemen, seperti kebijakan organisasional, standar, tujuan, dan
rencana detail. Perbandingan dengan fungsi lain yang sama atau
individual dalam organisasi.
b. Mengidentifikasi untuk perbaikan
Meningkatkan ekonomi, efisiensi, dan efektivitas merupakan
kategori luas dengan nama kebanyakan perbaikan diklasifikasikan.
Auditor dapat mengidentifikasi peluang-peluang khusus (praktik
terbaik) dengan menganalisis wawancara dengan individual (dalam
atau di luar organisasi), mengamati operasi, menelaah data masa lalu
dan sekarang, menganalisis transaksi, melakukan perbandingan

8

internal dan eksternal, dan melakukan pertimbangan profesional
berdasarkan pengalaman dengan organisasi tertentu atau yang lain.
c. Mengembangkan rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih
lanjut.
Sifat dan lingkup dari rekomendasi yang dikembangkan dalam
pelaksanaan audit operasional beraneka ragam. Dalam banyak hal,
auditor mungkin dapat melakukan rekomendasi khusus. Dalam hal ini,
studi lebih lanjut yang tidak dalam lingkup audit mungkin diperlukan.

4. Jenis-jenis Audit Operasional
Menurut Arens & Loebbecke ada tiga kategori jenis-jenis audit
operasional yaitu:5
a. Audit Fungsional
Fungsi adalah sarana untuk mengkategorikan aktivitas suatu
perusahaan, seperti fungsi penagihan atau fungsi produksi. Audit
fungsional bersangkutan dengan satu fungsi atau lebih dalam suatu
organisasi. Keunggulan dari audit fungsional adalah memungkinkan
auditor melakukan spesialis. Kekurangan audit fungsional adalah tidak
dievaluasinya fungsi yang saling berkaitan. 6
b. Audit Organisasional
Audit

operasional

atau

suatu

organisasi

menyangkut

keseluruhan unit organisasional, seperti departemen, cabang atau anak
perusahaan. Penekanan dalam suatu audit organisasi adalah seberapa
efisien dan efektif fungsi-fungsi saling berinteraksi. Rencana
organisasi dan metode-metode untuk mengkoordinasikan aktivitasaktivitas khususnya penting dalam audit jenis ini.
c. Audit Penugasan Khusus

5

6

Alvin A. Arens & James K. Loebbecke, Auditing Suatu Pendekatan Terpadu (Jakarta: Erlangga, 1994),
Hlm.437.
David Faizal Anam, Peranan Audit Operasional Untuk Meningkatkan Kinerja Fungsi Pemasaran Pt Mnc
Finance, Tbk., (Surabaya: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya, 2013) Hlm. 2013

9

Penugasan audit operasional khusus timbul atas permintaan
manajemen. Ada banyak variasi dalam audit tersebut. Misalnya,
penyelidikan kemungkinan kecurangan dalam suatu divisi.
5. Tahap – Tahap Audit Operasional
Menurut Amin widjaja Tunggal tahap-tahap audit operasional ada
lima yaitu tahap memilih audit, tahap merencanakan audit, tahap
melaksanakan audit, tahap melaporkan temuan kepada manajemen dan
melakukan tindak lanjut.
a. Memilih audit
Memilih audit dimulai dengan studi atau survei pendahuluan
dari audit potensial dalam suatu entitas untuk mengidentifikasi
aktivitas-aktivitas yang mempunyai potensial yang paling tinggi
dalam arti memperbaiki efektivitas, efisiensi dan ekonomi operasi.
Pada dasarnya studi pendahuluan merupakan proses penyaringan yang
menghasilkan suatu peringkat dari audit yang potensial.
Titik permulaan dari studi pendahuluan adalah memperoleh
suatu pemahaman yang menyeluruh dari struktur organisasi entitas
dan karakteristik operasi. Selain itu auditor harus mempunyai
pengetahuan industri dimana entitas beroperasi. Perhatian berikut
difokuskan pada aktivitas, unit atau fungsi yang akan diaudit.
Pemahaman atas audit yang potensial diperoleh dengan:
1) Menelaah data berkas latar belakang dari setiap audit.
2) Meninjau keliling fasilitas audit untuk meyakinkan bagaimana
perusahaan klien mencapai tujuannya.
3) Mempelajari dokumentasi yang relevan tentang operasi audit
seperti manual kebijakan dan prosedur, bagan arus, kinerja dan
standar pengendalian mutu dan uraian jabatan.
4) Melakukan wawancara dengan manajemen aktivitas tentang bidang
masalah khusus.
5) Menerapkan

prosedur

analitis

untuk

kecenderungan dan hubungan yang tidak biasa.

mengidentifikasi

10

6) Melakukan pengujian audit kecil untuk mengkonfirmasikan atau
mengklarifikasi pemahaman auditor atas masalah potensial.
Pemahaman auditor dari setiap audit didokumentasikan melalui
kuesioner yang diselesaikan, bagan arus dan memorandum naratif.
Berdasarkan pemahaman ini, auditor menyiapkan laporan studi
pendahuluan atau memorandum, yang mengikhtiarkan temuan dan
mencakup rekomendasi tentang audit yang akan diaudit.
b. Merencanakan audit operasional
Auditor intern harus menyiapkan dan mendokumentasikan suatu
rencana untuk menyelesaikan tujuan yang ditetapkan. Penaksiran risiko
merupakan bagian utama dari proses perencanaan. Penaksiran risiko
adalah untuk tujuan menetapkan bidang-bidang untuk ditekankan dalam
audit operasional, sebagai kebalikan dari penaksiran risiko dalam audit
keuangan eksternal yang tujuannya untuk menentukan sifat, waktu dan
luasnya prosedur audit yang akan dilakukan. Bidang-bidang yang
mempunyai risiko tinggi harus diidentifikasikan untuk penekanan audit.
Bidang-bidang dimana terdapat risiko yang paling besar dan manfaat
yang paling besar dapat direalisasi harus dipilih untuk diaudit. Audit
operasional tidaklah bersifat keharusan dan keputusan biaya manfaat
harus digunakan untuk menjustifikasi penggunaannya.
Auditor mungkin menggunakan kuisioner, bagan arus, tanya
jawab, laporan manajemen, manual kebijakan dan observasi dalam
pelaksanaan survei pendahuluan. Pada saat audit melakukan tanya
jawab selama audit, banyak tanya jawab akan dilakukan pada
pertemuan pendahuluan dengan penyelia operasi yang diaudit. Pada
pertemuan tersebut, auditor harus berusaha untuk menjalin hubungan
dan meningkatkan setiap kerjasama dengan personil operasi yang
diaudit. Kerjasama tersebut penting untuk penyelesaikan yang efisien
dari audit operasional.
c. Melaksanakan audit

11

Auditor operasional harus mengumpulkan bukti yang cukup
kompeten agar dapat menjadi dasar yang layak guna menarik suatu
simpulan mengenai tujuan yang sedang diuji.
d. Melaporkan temuan kepada manajemen
Dalam audit operasional, laporan biasanya dikirimkan hanya
kepada manajemen, dengan salinan pada unit yang sedang diaudit.
Tidak adanya pemakai pihak ketiga mengurangi kebutuhan akan
pembakuan kata-kata dalam laporan audit operasional. keragaman audit
operasional memerlukan penyusunan laporan secara khusus untuk
menyajikan ruang lingkup audit, temuan dan rekomendasi.
e. Melakukan tindak lanjut
Tindak lanjut merupakan hal yang biasa dalam audit operasional
pada waktu rekomendasi disampaikan kepada manajemen. Tujuannya
adalah menentukan apakah perubahan yang direkomendasikan telah
dilakukan.

6. Pelaksana Audit Operasional
Audit operasional biasanya dilaksanakan oleh salah satu dari tiga
kelompok yaitu auditor intern, pemerintahan dan kantor akuntan publik.
a. Auditor Intern
Auditor intern berada pada posisi yang begitu unik untuk
melaksanakan audit operasional. Manfaat yang diperoleh jika auditor
intern melakukan audit operasional adalah bahwa mereka menggunakan
seluruh waktu mereka bekerja untuk perusahaan yang mereka audit.
Dengan demikian mereka mengembangkan banyak pengetahuan
mengenai perusahaan dan bisnisnya, yang sangat esensial bagi auditing
operasional yang efektif. Untuk memaksimumkan efektivitas mereka,
bagian audit intern harus melaporkan kepada dewan direksi atau
direktur utama. Auditor intern juga harus mempunyai akses dan
mengadakan komunikasi yang berkesinambungan dengan komite audit

12

dewan direksi. Struktur organisasi ini membantu auditor intern agar
tetap independen.7

b. Auditor Pemerintah
Auditor pemerintah federal dan negara bagian melaksanakan
auditing

operasional,

yang

seringkali

merupakan

bagian

dari

pelaksanaan audit keuangan. Kelompok auditor pemerintah yang paling
diakui secara luas adalah United States General Accounting Office
(GAO). Publikasi utama GAO adalah Standar for Auditing of
Governmental Organizations, Programs, Activities, and Functions.
Publikasi ini telah digunakan secara luas sebagai referensi pada GAO
dan oleh auditor-auditor pemerintahan lainnya.
c. Kantor-kantor Akuntan
Pada waktu kantor-kantor akuntan melaksanakan audit atas
laporan keuangan historis, sebagian dari audit itu biasanya terdiri dari
pengidentifikasian

masalah-masalah

operasional

dan

membuat

rekomendasi yang dapat bermanfaat bagi klien audit. Rekomendasi itu
dapat dilakukan secara lisan, tetapi biasanya disampaikan dengan
menggunakan surat manajemen. Pengetahuan dasar mengenai bisnis
klien yang harus diperoleh auditor ekstern dalam melaksanakan audit
seringkali memberikan informasi yang berguna dalam memberikan
rekomendasi-rekomendasi operasional. Auditor yang mempunyai latar
belakang bisnis dan pengalaman yang luas dengan perusahaanperusahaan serupa akan cenderung lebih efektif dalam membantu klien
dengan rekomendasi operasional yang relevan dibandingkan dengan
yang tidak mempunyai kualitas seperti itu.

7

Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah,dari Teori ke Praktek (Jakarta: Gema Insani, 2001), Hlm. 210

BAB III
METODE PENELITIAN
Objek dari penelitian ini adalah Audit Operasional dalam Meningkatkan
Efektivitas Kegiatan Operasional Perbankan Syariah. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Suharsimi Arikunto
dalam bukunya Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Penelitian
Deskriptif berasal dari istilah bahasa inggris to describe yang berarti
memaparkan atau menggambarkan sutu hal misalnya kedaan,kondisi atau hal
lain.
Dalam penelitian ini Teknik pengumpulan data hanya dilakukan
berdasarkan Penelitian Kepustakaan (Library Research)

dilakukan sebagai

usaha guna memperoleh data yang bersifat teori sebagai pembanding dengan
data penelitian yang sudah ada. Data tersebut dapat diperoleh dari literatur,
catatan kuliah serta tulisan lain yang berhubungan dengan penelitian.

13

BAB IV
ANALISIS DAN KEPUSTAKAAN
A. Pelaksanaan Audit Operasional dalam Kegiatan Operasional Bank
Syariah (Contoh Kasus Audit di Bank BRI Syariah KCP Gubeng
Surabaya)
Dalam kegiatan operasional yang diperiksa adalah pegawainya bagian
operasional yaitu teller, customer service dan pegawai yang berhubungan
dengan kegiatan operasional.
Contoh beberapa kasus dalam pemeriksaan kegiatan operasional
pendanaan pada Bank BRI Syariah KC Gubeng Surabaya yaitu sebagai
berikut8 :
a. Laporan Hasil Audit pada tahun 2012
Auditor menemukan temuan yaitu tidak ada berita acara atas bilyet
deposito yang rusak. Jenis resiko operional dan masuk dalam kategori
temuan moderat.
Kondisi atau kelemahan, Dari hasil pemeriksaan atas persediaan
Bilyet deposito, ditemukan terdapat bilyet deposito yang tidak jadi
digunakan karena rusak, tidak dibuatkan berita acara. Yaitu bilyet
deposito no DIB0376926 dan DIB0376782.
Dalam hal kegagalan pencetakan bilyet deposito (reject/ terdapat
ketidaksesuaian dengan format yang ditetapkan maka harus dilakukan
pencetakan ulang dengan bilyet deposito yang baru. Bilyet deposito
reject harus dihancurkan dan dibuatkan berita acara penghancuran.
Selanjutnya berita acara dan fotocopy fisik bilyet deposito yang
dihancurkan harus dikirimkan ke OQA.
Penyebabnya, petugas tidak mengetahui keharusan dibuatkannya
berita acara jika terdapat surat berharga/ formulir bernomor yang rusak

8

Ibid. Hlm. 84-85

14

15

atau gagal digunakan. Dampak, Jika hilang dan dipergunakan oleh pihak
yang tidak berkepentingan akan menjadi masalah bagi bank. Dan
rekomendasinya, untuk menjadi perhatian petugas dan dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan yang ada.

b. Laporan Hasil Audit pada tahun 2013
Auditor menemukan temuan yaitu pencatatan penggunaan kas kecil
tidak informatif dan tidak ada balancing harian. Jenis risiko operasional
masuk dalam kategori temuan moderat.
Kondisi atau kelemahan, berdasarkan pemeriksaan atas petty cash
pada KC Surabaya Gubeng, diketahui kontrol atas penggunaan uang kas
kecil/ petty cash belum dilaksanakan dengan sebagaimana mestinya.
Penggunaan kas kecil tidak dicatat tiap penggunaan/ tiap pengeluaran
uang kas kecil dan balancing harian tidak pernah dilaksanakan seperti
yang harus dilakukan dalam ketentuan yang ada.
Penyebabnya, kurang pahamnya petugas tentang cara pencatatan
penggunaan kas kecil dan kurangnya kontrol pejabat terkait atas
pelaksanaan pencatatan tersebut, kontrol hanya dilakukan pada saat akan
dilakukan pertanggung jawaban petty cash dan petugas dan pejabat tidak
mengerti akan pelaksanaan balancing petty cash harian tersebut.
Dampaknya, Jika terdapat pengeluaran uang yang tidak sesuai dengan
peruntukkan petty cash maka tidak akan segera diketahui oleh pejabat
terkait. Rekomendasi, Untuk menjadi perhatian petugas dan agar
dilaksanakan dengan sebagaimana mestinya.

1. Analisis berdasarkan studi kepustakaan
Seorang auditor harus memilik keahlian di bidang auditing dan
mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai bidang yang diauditnya.
Kompetensi sorang auditor dibidang auditing ditunjukkan oleh latar belakang
pendidikan dan pengalaman yang dimilikinya berdasarkan kriteria audit
operasional.

16

Pada tahap pelaksanaan penugasan audit

mengumpulkan data-data

yang diperlukan yaitu data dari teller, customer service, misalnya data
nasabah pendanaan dan data-data yang lain yang bersangkutan dengan
operasional perbankan. Audit harus memiliki pemahaman mengenai tugas
pokok dan fungsi-fungsi karyawan bagian operasional, wewenang dan
tanggung jawab pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan operasional.
Seperti halnya Customer service dalam melakukan tugas dan fungsinya ketika
ada nasabah melakukan pembukaan rekening semua persyaratannya harus
dipenuhi, dan sebagainya. Kemudian Auditor internal melakukan pengujian
langsung kepada pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan operasional yaitu
customer service, teller dan pihak-pihak lain untuk menilai apakah pihakpihak yang terkait dalam organisasi operasional telah melaksanakan kegiatan
sesuai dengan peran masing-masing.
Setelah itu, audit intern berkewajiban untuk menuangkan hasil audit
tersebut dalam bentuk Laporan Hasil Audit (LHA) yang mencakup seluruh
pemeriksaan kegiatan operasional di dalamnya berisikan temuan, jenis risiko,
aktivitas, kategori temuan, level temuan, kondisi atau kelemahan, dan
rekomendasi. LHA merupakan kesimpulan dari pendapat auditor internal
yang objektif dan profesional berdasarkan hasil evaluasi temuan-temuan
pemeriksaan dan memperbaiki sistem pengendalian manajemen.

B. Peranan Audit Operasional dalam Meningkatkan Efektivitas Kegiatan
Operasional Bank Syariah
Peranan sebagai audit operasional yaitu melakukan penilaian, evaluasi
dan konsultasi secara independen kepada manajemen atas sistem internal
kontrol dan risk management yang bertujuan untuk memberikan nilai tambah
dan meningkatkan operasional bisnis
Melakukan pemantauan secara terus menerus terhadap efektivitas
keseluruhan pelaksanaan pengendalian intern. Pemantauan terhadap risiko
utama bank harus diprioritaskan dan berfungsi sebagai bagian dari kegiatan
bank sehari-hari termasuk evaluasi secara berkala. Melakukan kaji ulang atau

17

langkah pemantauan lainnya yang memadai terhadap kelemahan yang terjadi
dan segera melaporkan kepada dewan komisaris, komite audit dan direktur
utama dalam hal masih terdapat kelemahan yang belum diperbaiki atau
tindakan koreksi yang belum ditindaklanjuti.
Operasional dari bank syariah tersebut bisa lebih baik dari sebelumnya,
juga hal ini tidak akan merugikan bagi nasabah yang mengalami suatu
kendala seperti contoh diatas, serta kegiatan operasional Bank Syariah akan
efektif dan efisien.

BAB V
KESIMPULAN

Sebagai audit operasional yang melakukan penilaian, evaluasi dan
konsultasi secara independen kepada manajemen atas sistem internal kontrol dan
risk management untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan operasional
bisnis Bank Syariah secara keseluruhan, dalam pelaksanaan audit juga harus
dilakukan secara berkala dan terjadwal, dan tidak harus pada saat ada masalah
saja..
Dalam sumber daya manusia audit itu sendiri harus memadai dan memiliki
pengalaman dalam audit, jika tidak ada harus melakukan pelatihan audit agar
audit bekerja dengan professional dan kegiatan audit bank Syariah dilaksanakan
sesuai dengan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB) yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia dan Piagam Audit (Audit Charter ). Hal ini
bertujuan untuk menimalisir resiko yang terjadi di perbankan Syariah sehingga
kegiatan operasional perbankan tersebut bisa berjalan secara efektif dan efisien.

18

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku dan Jurnal
Anam, David Faizal .2013. Peranan Audit Operasional Untuk Meningkatkan
Kinerja Fungsi Pemasaran Pt Mnc Finance, Tbk., Surabaya:

Sekolah

Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya.
Antonio, Muhammad Syafi’I.2001. Bank Syariah,dari Teori ke Praktek. Jakarta:
Gema Insani.
K. Loebbecke, Alvin A. Arens & James. 1994. Auditing Suatu Pendekatan
Terpadu. Jakarta: Erlangga.

Nisa, Firda Scholichtun.2015. Peranan Audit Operasional dalam Meningkatkan
Efektivitas Kegiatan Operasioal Perbankna di BRI Syariah Cabang Gubeng
Surabaya. Surabaya: UIN Sunan Ampel Surabaya.

Soekrisno Agoes. 1996. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan
Publik. Jakarta: LP-FEUI.
Tunggal, Amin Widjaja .2012. Pedoman Pokok Operasional Auditing . Jakarta:
Harvarindo.

Sumber Internet
Eddy. 2011. Audit Kepatuhan. Haveconsultan.wordpress.com. Di akses pada
Sabtu 30 April 2016, pukul 19:27 wib.
Ariant Sam. 2010. Audit Operasional. Sobatbaru.blogspot.com. Di akses pada
Selasa 03 April 2016, pukul 21.00 wib.

19