Pengaruh Dualisme kepemimpinan pssi Parlemen
OPINI: Pengaruh Dualisme kepemimpinan Parlemen
terhadap Politik di Indonesia dalam 30 Hari kepemimpinan
Presiden & Wakil Presiden Joko Widodo Jusuf Kalla
Oleh : Shendy Febriano, S.IP
Membicarakan
menarik
mengenai
karena
manusia
kepemimpinan
dalam
memang
kehidupannya
pasti
membutuhkan pemimpin. Selain itu, membicarakan mengenai
kepemimpinan pun dapat dimulai dari sudut mana saja hal ini
akan diteropong. Salah satu sudut yang menarik untuk
ditelaah lebih lanjut adalah sudut masalah kepemimpinan atau
lebih
spesifiknya
“dualisme
kepemimpinan’.
Dualisme
kepemimpinan merupakan suatu kondisi dimana seorang
pemimpin menempati dua jabatan yang mana kedua jabatan
tersebut berada dalam lingkup yang berbeda (eksekutif,
legislatif, yudikatif). 1
Kancah perpolitikan di Indonesia kembali dibuat kacau
oleh munculnya dualisme kepemimpinan DPR. Dua kubu politik
yang berseberangan; Koalisi Merah Putih (KMP) yang pada
pemilihan presiden (pilpres) mendukung Prabowo SubiantoHatta Rajasa dengan kubu Koalisi Indonesia Hebat (KIH)
pendukung
Joko
Widodo-Jusuf
Kalla
(Jokowi-JK).
Kisruh
kepemimpinan di DPR mengundang keprihatinan sekaligus
kekecewaan yang amat besar. Bahkan, kini muncul wacana di
masyarakat, “sekalian saja Parlemen dibubarkan”.
Kubu DPR pendukung Prabowo-Hatta telah melahap habis
semua kursi pimpinan DPR, sedangkan kubu DPR Jokowi-JK
tidak kebagian posisi penting sama sekali. Akhirnya, DPR kubu
Jokowi-JK berontak, berbuntut dengan munculnya pemimpin
DPR versi KIH. Mereka dengan segenap alasan bertindak atas
1
http://politik.kompasiana.com/2014/05/21/melihat-peluang-munculnyadualisme-kepemimpinan-jokowi-jk-653936.html
nama kebaikan hidup rakyat. Segala alasan baik dan buruk
mereka hadirkan. Seolah-olah mereka pemilik tunggal republik
Indonesia yang dibangun dari peluh, keringat, perjuangan,
harta, hingga darah para founding fathers.
Khalayak publik sebenarnya sudah tak begitu percaya
dengan politisi, sebab apa pun alasannya, di balik itu semua
ada kepentingan politis yang dibangun, baik kepada KMP atau
pun KIH. Namun, aturan dan cara main politisi sangat halus
sekali—meski yang terakhir ini begitu sangat keras—seolaholah
tak
tampak
di
hadapan
publik.
Tanpa
bermaksud
berpihak, kita penting membaca problem dualisme ini dalam
kerangka pembangunan negara yang berkeadaban. Sebuah
landasan filosofis pembentukan negara yang dimaksudkan
sebagai
jalan
bersama
menuju
hidup
sejahtera
berpendapat,
Sebagai
suatu
unsur
dan
berkeadilan. 2
Saya
cabang
pemerintahan yang sama, dan bebas, dari eksekutif, Parlemen
seharusnya menjalankan fungsinya dengan baik, terarah dan
transparan, yaitu berfungsi memformulasikan undang-undang,
hukum, menaikan dan menurunkan pajak, fungsi budgeting
dan pengeluaran uang lainnya. juga kadangkala menulis, dan
menandatangani perjanjian dan memutuskan perang. Saat ini,
Pemerintah sudah mulai bekerja, kementerian baru sudah
mulai bergerak, tetapi kisruh dalam DPR/MPR belum juga
selesai. Kinerja pemerintah akan mengalami hambatan berat
seiring dengan munculnya dualisme kepemimpinan di lembaga
legislatif. Kenyataannya sekarang, kementerian Joko WidodoJusuf Kalla tidak akan bisa bekerja karena tidak mendapatkan
jatah
anggaran. Sebab
DPR
yang
bertugas
menyetujui
2 http://sinarharapan.co/news/read/141105023/-div-falsafah-legislatif-dandualisme-kepemimpinan-nbsp-div-div-div
anggaran kementerian tengah mengalami konflik politik yang
luas secara internal dan eksternal. Pembahasan anggaran pun
diklaim tidak akan berjalan sesuai dengan keinginan seluruh
pihak. Terutama untuk semua kementerian yang baru saja
dibentuk.
3
Sesungguhnya
dualisme
kepemimpinan
DPR
ini
kesalahan paling nyata dari hilangnya sikap politik yang
beradab. Itu disebabkan cita-cita dasar sebuah negara lahir
atas semangat tercapainya hak-hak hidup rakyat. Dalam
rumusan founding fathers kita, disebut hak-hak warga negara
Indonesia untuk bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Bukan
untuk memperkaya dan mempercantik diri dengan uang dan
kekuasaan, apalagi hingga begitu ambisius untuk menguasai
eksekutif dan legislatif. Ini karena di balik kekhawatiran KIH
pada KMP, ada kecenderungan kekuasaan yang mutlak. Bila
eksekutif
dan
ancamannya
legislatif
adalah
dikuasai
satu
kecenderungan
kelompok
koalisi,
lobi-lobi/kongkalikong
politik yang berakibat disorientasi politik yang tidak berarah
sebagai jalan keadaban hidup.
4
Untuk menyelesaikan dualisme pimpinan DPR yang
semakin meruncing sebaiknya segera diselesaikan dengan
menempuh jalan damai menggunakan metode musyawarah
mufakat. DPR sebagai lembaga perwakilan rakyat dan wakilwakil aspirasi rakyat yang merupakan rumah representasi dan
kemajemukan
tertentu.
masyarakat
Perseteruan
tidak
tersebut
bisa
bisa
dikuasai
kelompok
diselesaikan
dengan
musyawarah mufakat. Pihak petinggi partai mesti melakukan
pertemuan untuk membangun komunikasi dan negosiasi guna
3 http://news.bisnis.com/read/20141101/15/269600/dpr-tandingan-ini-risikodualisme-kepemimpinan-p
4 http://sinarharapan.co/news/read/141105023/-div-falsafah-legislatif-dandualisme-kepemimpinan-nbsp-div-div-div
menemukan titik temu.
5
Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan
Koalisi Merah Putih (KMP), dalam perebutan jabatan pimpinan
DPR, telah melanggar aturan undang-undang (UU) dan Tata
Tertib DPR. Dalam Pasal 232 UU MPR, DPR, DPD, dan DPRD
(MD3) dijelaskan, aturan dalam setiap mengambil keputusan
dalam rapat harus dihadiri setengah tambah satu. Aturan itu
pun diperkuat dalam Tata Tertib DPR Pasal 251 Ayat 1, yang
juga dilanggar ketika pengambilan keputusan, salah satunya
pengaturan pimpinan alat kelengkapan Dewan dan rapat
lanjutan lainnya.6
Dikarenakan kekisruhan di internal MPR DPR yang belum
selesai, tetapi Presiden Joko Widodo sudah melakukan berapa
terobosan-terobosan yang sudah direalisasikan sesuai dengan
janji kampanye politiknya terdahulu, diantaranya peluncuran
tiga kartu saktinya, kartu Indonesia sejahtera, Indonesia pintar
dan Indonesia sehat, menteri-menterinya sudah melakukan
prosedur pelaporan harta kekayaan mereka ke KPK, melakukan
pendekatan secara intens pada rakyat melalui blusukan, dan
lain sebagainya. Diharapkan program-program ini dan program
lainnya dilakukan dengan baik, transparan dan tepat sasaran,
agar tidak terjadi lagi praktik penyalahgunaan yang tidak
bertanggung jawab oleh pihak-pihak tertentu.
Perpecahan dalam parlemen semakin runcing dengan
munculnya pimpinan DPR tandingan yang digagas partai-partai
anggota Koalisi Indonesia Hebat. Koalisi tersebut mendesak
Presiden Joko Widodo mengabaikan pimpinan sah di DPR yang
dikuasai oleh Koalisi Merah Putih (KMP). Sebaliknya, KMP juga
5http://nasional.kompas.com/read/2014/11/05/20000071/Dualisme.di.DPR.Bisa.Se
lesai.Lewat.Jalan.Damai
6http://www.waspada.co.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=340536:dualisme-dpr-harus-tempuh-jalandamai&catid=77:fokuredaksi&Itemid=131
mendesak
presiden
Jokowi
mengingatkan
koalisi
pendukungnya agar mematuhi aturan internal parlemen.
7
Tetapi dengan munculnya tekanan publik yang keras terhadap
penyelesaian
masalah
ini
dengan
cepat
dan
melalui
mekanisme lobbying, musyawarah dan pendekatan intensif
antara kedua kubu yang bertikai di parlemen, akhirnya
beberapa
waktu
yang
lalu,
dualisme
kepemimpinan
di
MPR/DPR antara KIH dan KMP berhasil diselesaikan.
Dengan mewacanakan pembubaran Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) karena masalah dualisme kepemimpinan seperti
ini akan tercapai perdamaian? Karena penilaian performa dua
kubu di DPR, yakni Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan Koalisi
Merah Putih (KMP) sama-sama bersifat arogan? Memang
benar, tetapi tetap tidak mungkin terjadi, karena legislatif
merupakan salah satu unsur utama suatu Negara untuk bias
berjalan dari asas trias politika, jika tidak ada legislatif,
konstitusi tidak bisa terbit, tidak ada undang-undang dan
hukum yang mengikat Negara dan warga negaranya. Eksekutif
akan bertindak sewenang-wenang diluar batas kewajaran dan
yudikatif sebagai pengawas pelaksana undang-undang yaitu
eksekutif tidak bisa berfungsi dengan maksimal, dengan kata
lain, salah satu fungsi trias politika tidak ada, Negara tidak
akan berfungsi dengan dengan baik. 3 fungsi ini saling
berkaitan satu sama lainnya.
Kursi pimpinan komisi menjadi akar perseteruan KIH dan
KMP di parlemen. Koalisi Prabowo menyikat habis nyaris
seluruh kursi pimpinan alat kelengkapan dewan. Kubu PDIP
yang tak mendapat porsi, padahal sesungguhnya PDIP fraksi
terbesar di DPR, berang. Mereka menganggap pimpinan DPR
7http://nasional.kompas.com/read/2014/10/30/15342631/KMP.dan.KIH.Desak.Joko
wi.Ikut.Campur.Atasi.Dualisme.Parlemen
tak merespons keinginan mereka untuk bermusyawarah soal
pembagian kursi pimpinan komisi. Banyak pihak yang tidak tak
menginginkan DPR terbelah. Saat ini DPR memiliki banyak
pekerjaan rumah yang terbengkalai karena perseteruan KMP
dan KIH. Anggota alat kelengkapan dewan, termasuk komisikomisi, belum sempurna terisi sehingga fungsi legislasi DPR
untuk menyusun undang-undang belum terlaksana sejak
anggota DPR 2014-2019 dilantik pada 1 Oktober lalu.
8
Sapu bersih alat kelengkapan DPR RI oleh Koalisi Merah
Putih (KMP) adalah sudah sesuai dengan UU MD3 dan
Konstitusi yang berlaku di negara Indonesia. Berbeda dengan
unsur pimpinan dan alat kelengkapan DPR tandingan yang
dibentuk Koalisi Indonesia Hebat (KIH) yang sudah tidak karuan
dan tidak berdasarkan UU MD3 yang sudah disahkan dan
sudah diuji materi oleh PDIP di Makamah Konstitusi.
9
Masyarakat, termasuk saya yakin bahwa kesepakatan
yang terjalin antara Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi
Indonesia
Hebat
(KIH)
masih
belum
terjadi.
Sebab,
kesepakatan yang dijalin oleh beberapa petinggi partai seperti
Hatta Rajasa, Zulkifli Hasan (PAN), Fadli Zon (Gerindra),
Pramono
Anung,
Olly
Dondokambey
(PDIP),
serta
Ade
Komaruddin (Golkar) dinilai belum menjadi suara seluruh partai
di KMP dan KIH. Seharusnya persoalan antara KMP dan KIH di
parlemen diselesaikan secara musyawarah oleh perwakilan
masing-masing parpol. Bukan oleh segelintir pimpinan partai
politik saja. Dengan kesepakatan yang dibangun oleh seluruh
partai politik maka DPR akan mengalami kemajuan yang
didasari pada kepentingan bersama. Terlebih parlemen harus
8 http://posmetroglobal.co.id/baca/lobbi-politik-berhasil-kursi-pimpinan-komisibersedia-dibagi-kmp/
9 http://www.lensaindonesia.com/2014/11/09/hatta-radjasa-dicurigai-main-matadengan-kih-dorong-kmp-melunak.html
segera menjalankan fungsinya sebagai badan legislasi dari
pemerintahan
Joko
Widodo
yang
sudah
menjalankan
fungsinya.10
Saat ini, ketika banyak rakyat yang tidak tahu lagi
bagaimana menghadapi masalah yang terjadi saat ini dan
nanti di masa depan, ternyata DPR juga sedang sibuk
memikirkan gedungnya. Harusnya DPR menjadi salah satu
solusi masalah rakyat, masalah bangsa. Tapi sepertinya DPR
justru menjadi masalah bangsa saja karena masalah-masalah
seperti ini yang notabene tidak penting dan menjatuhkan
nama kehormatan mereka sebagai anggota dewan yang
dianggap “terhormat”.
Kekisruhan di parlemen ini membuat miris banyak
kalangan. Bahkan, direspon negatif oleh pasar ekonomi dan
nilai mata uang Rupiah terhadap Dollar AS.
11
Banyak pihak
mendesak MPR RI untuk menggelar sidang luar biasa guna
mengatasi keterbelahan kepemimpinan lembaga tinggi negara,
yakni DPR RI. Dimana ada dualisme kepemimpinan di DPR saat
ini. legitimasi MPR untuk bersidang didorong oleh amanat yang
ada di dalam UUD 45.12
Dengan
adanya
dualisme
kepemimpinan
di
DPR,
perselisihan yang terjadi di antara anggota legislatif ini
dianggap
telah
mencederai
rasa
keadilan
masyarakat
Indonesia yang telah memberikan kepercayaan penuh melalui
pemilihan legislatif. Perselisihan yang dipertontonkan secara
massif melalui media massa sangat tidak dapat diterima
sebagai edukasi politik yang baik bagi generasi muda bangsa
10 http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/11/09/nerqrd-kesepakatankmpkih-bukan-suara-seluruh-partai
11 https://www.mpr.go.id/berita/read/2014/11/05/13734/diskusi-rri
12 http://www.aktual.co/politik/kisruh-dpr-mpr-didesak-gelar-sidang-luar-biasa
Indonesia.
13
Saya nilai, anggota DPR saat ini sudah sangat
tidak layak menduduki posisi sebagai wakil rakyat jika mereka
terus bersikap seperti anak kecil seperti ini.
Jika
konflik
tersebut
tidak
segera
diselesaikan,
Pemerintahan kabinet Presiden Jokowi bisa lumpuh alias tidak
berjalan akibat konflik berkepanjangan antara Koalisi Indonesia
Hebat (KIH) dengan Koalisi Merah Putih (KMP). Karena secara
konstitusi, Presiden Jokowi tidak dapat bekerja sendiri dalam
mengelola negara. Untuk itu, penyelesaian konflik KIH-KMP
harus menjadi langkah prioritas dengan menempuh cara
terhormat, elegan dan negosiasi bermartabat.14Pemerintah
memiliki tanggung jawab dalam menyelesaikan konflik antar
kedua kelompok wakil rakyat itu. Artinya, secara konstitusi dan
perundang-undangan
maka
Presiden
Jokowi
mutlak
mengikutinya agar pemerintahan berjalan secara sinergis.
Mengingat, konstitusi negara mengamanatkan tugas pokok
dan
fungsi
DPR
memiliki
hak
anggaran,
legislasi
pengawasan yang berhubungan dengan pemerintah.
Sangat
menyedihkan
karena
anggota
dan
15
DPR
yang
terhormat dengan gaji besar itu dipilih untuk memperbaiki
nasib rakyat yang memilihnya, bukan untuk memperebutkan
kekuasaan demi kejayaan partainya. Rakyat tidak pernah
memilih gerombolan atau gang. Tidak memilih pengelompokan
Koalisi Merah Putih atau Koalisi Indonesia Hebat, tetapi memilih
tiap-tiap individu yang gambar dan namanya tertera dalam
kertas pemungutan suara. Tidak pula memilih ketua umum
atau pimpinan partai yang mengatur, menggembala, dan
13 http://www.merdeka.com/politik/ada-yang-minta-dpr-dibubarkan-initanggapan-jk.html
14 http://nasional.inilah.com/read/detail/2152451/tanpa-dpr-pemerintahan-jokowibisa-lumpuh#.VGLZTYdjDFI
15 http://nasionaldev.inilah.com/read/detail/2152451/tanpa-dpr-pemerintahanjokowi-bisa-lumpuh
mengendalikan arah suara anggotanya. Rakyat mengharapkan
wakil yang dipilihnya mendahulukan kepentingannya dan
menyalurkan aspirasinya.16
Saya yakin dan percaya, seluruh pimpinan partai politik
yang ada di Indonesia khususnya dalam KMP dan KIH selalu
berkomitmen
untuk
mendahulukan
kepentingan
rakyat,
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi, partai dan
kelompok.
Oleh
karena
itu,
DPR
yang
terbelah,
bisa
diselesaikan dengan cepat melalui musyawarah pimpinan
partai politik. Asal ada kemauan dan semuanya sepakat bahwa
DPR adalah representasi dari rakyat yang berdaulat dan harus
diselamatkan. maka DPR sebagai simbol utama demokrasi,
tidak ada alasan untuk membiarkan institusi ini terbelah. Kalau
tetap dibiarkan terbelah, maka pasti yang menjadi korban
adalah rakyat.
mempunyai
Saya yakin
kearifan
dan
para
pimpinan
kebijaksanaan
partai politik
untuk
segera
menyelesaikan kemelut internal di DPR RI.
Bila
dilihat
kepemimpinan
di
secara
mendalam,
Indonesia
memiliki
proses
sebab
dualisme
utama
pengedepanan /memaksakan ego individual, partai, organisasi
yang dibawa masuk ke dalam kepentingan yang jauh lebih
besar. Padahal ego tersebut harusnya bisa melebur, bersatu
dalam kepentingan yang lebih besar. Dengan kata lain, para
pemangku kepentingan kedua koalisi partai politik yang
berkiprah baik di DPR maupun di MPR itu harus segera duduk
bersama menyelesaikan masalah tersebut agar situasi dan
kondisi yang mewakili cita Persatuan Indonesia dapat terwujud.
Presiden Joko Widodo berharap tidak ada lagi dualisme di
dalam tubuh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Dia meminta
konflik di lembaga legislatif tersebut bisa segera berakhir dan
16 http://indonesian.irib.ir/editorial/cakrawala/item/87557-premanisme-politik
diselesaikan
oleh
anggotanya
sendiri.
Menurut
Jokowi,
alangkah lebih baik apabila para elit di Indonesia bisa akur dan
menjaga persatuan dan kesatuan supaya bisa dicontoh olah
rakyat Indonesia.
17
17 http://politik.news.viva.co.id/news/read/553592-presiden-jokowi-berharap-dprsegera-akur
terhadap Politik di Indonesia dalam 30 Hari kepemimpinan
Presiden & Wakil Presiden Joko Widodo Jusuf Kalla
Oleh : Shendy Febriano, S.IP
Membicarakan
menarik
mengenai
karena
manusia
kepemimpinan
dalam
memang
kehidupannya
pasti
membutuhkan pemimpin. Selain itu, membicarakan mengenai
kepemimpinan pun dapat dimulai dari sudut mana saja hal ini
akan diteropong. Salah satu sudut yang menarik untuk
ditelaah lebih lanjut adalah sudut masalah kepemimpinan atau
lebih
spesifiknya
“dualisme
kepemimpinan’.
Dualisme
kepemimpinan merupakan suatu kondisi dimana seorang
pemimpin menempati dua jabatan yang mana kedua jabatan
tersebut berada dalam lingkup yang berbeda (eksekutif,
legislatif, yudikatif). 1
Kancah perpolitikan di Indonesia kembali dibuat kacau
oleh munculnya dualisme kepemimpinan DPR. Dua kubu politik
yang berseberangan; Koalisi Merah Putih (KMP) yang pada
pemilihan presiden (pilpres) mendukung Prabowo SubiantoHatta Rajasa dengan kubu Koalisi Indonesia Hebat (KIH)
pendukung
Joko
Widodo-Jusuf
Kalla
(Jokowi-JK).
Kisruh
kepemimpinan di DPR mengundang keprihatinan sekaligus
kekecewaan yang amat besar. Bahkan, kini muncul wacana di
masyarakat, “sekalian saja Parlemen dibubarkan”.
Kubu DPR pendukung Prabowo-Hatta telah melahap habis
semua kursi pimpinan DPR, sedangkan kubu DPR Jokowi-JK
tidak kebagian posisi penting sama sekali. Akhirnya, DPR kubu
Jokowi-JK berontak, berbuntut dengan munculnya pemimpin
DPR versi KIH. Mereka dengan segenap alasan bertindak atas
1
http://politik.kompasiana.com/2014/05/21/melihat-peluang-munculnyadualisme-kepemimpinan-jokowi-jk-653936.html
nama kebaikan hidup rakyat. Segala alasan baik dan buruk
mereka hadirkan. Seolah-olah mereka pemilik tunggal republik
Indonesia yang dibangun dari peluh, keringat, perjuangan,
harta, hingga darah para founding fathers.
Khalayak publik sebenarnya sudah tak begitu percaya
dengan politisi, sebab apa pun alasannya, di balik itu semua
ada kepentingan politis yang dibangun, baik kepada KMP atau
pun KIH. Namun, aturan dan cara main politisi sangat halus
sekali—meski yang terakhir ini begitu sangat keras—seolaholah
tak
tampak
di
hadapan
publik.
Tanpa
bermaksud
berpihak, kita penting membaca problem dualisme ini dalam
kerangka pembangunan negara yang berkeadaban. Sebuah
landasan filosofis pembentukan negara yang dimaksudkan
sebagai
jalan
bersama
menuju
hidup
sejahtera
berpendapat,
Sebagai
suatu
unsur
dan
berkeadilan. 2
Saya
cabang
pemerintahan yang sama, dan bebas, dari eksekutif, Parlemen
seharusnya menjalankan fungsinya dengan baik, terarah dan
transparan, yaitu berfungsi memformulasikan undang-undang,
hukum, menaikan dan menurunkan pajak, fungsi budgeting
dan pengeluaran uang lainnya. juga kadangkala menulis, dan
menandatangani perjanjian dan memutuskan perang. Saat ini,
Pemerintah sudah mulai bekerja, kementerian baru sudah
mulai bergerak, tetapi kisruh dalam DPR/MPR belum juga
selesai. Kinerja pemerintah akan mengalami hambatan berat
seiring dengan munculnya dualisme kepemimpinan di lembaga
legislatif. Kenyataannya sekarang, kementerian Joko WidodoJusuf Kalla tidak akan bisa bekerja karena tidak mendapatkan
jatah
anggaran. Sebab
DPR
yang
bertugas
menyetujui
2 http://sinarharapan.co/news/read/141105023/-div-falsafah-legislatif-dandualisme-kepemimpinan-nbsp-div-div-div
anggaran kementerian tengah mengalami konflik politik yang
luas secara internal dan eksternal. Pembahasan anggaran pun
diklaim tidak akan berjalan sesuai dengan keinginan seluruh
pihak. Terutama untuk semua kementerian yang baru saja
dibentuk.
3
Sesungguhnya
dualisme
kepemimpinan
DPR
ini
kesalahan paling nyata dari hilangnya sikap politik yang
beradab. Itu disebabkan cita-cita dasar sebuah negara lahir
atas semangat tercapainya hak-hak hidup rakyat. Dalam
rumusan founding fathers kita, disebut hak-hak warga negara
Indonesia untuk bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Bukan
untuk memperkaya dan mempercantik diri dengan uang dan
kekuasaan, apalagi hingga begitu ambisius untuk menguasai
eksekutif dan legislatif. Ini karena di balik kekhawatiran KIH
pada KMP, ada kecenderungan kekuasaan yang mutlak. Bila
eksekutif
dan
ancamannya
legislatif
adalah
dikuasai
satu
kecenderungan
kelompok
koalisi,
lobi-lobi/kongkalikong
politik yang berakibat disorientasi politik yang tidak berarah
sebagai jalan keadaban hidup.
4
Untuk menyelesaikan dualisme pimpinan DPR yang
semakin meruncing sebaiknya segera diselesaikan dengan
menempuh jalan damai menggunakan metode musyawarah
mufakat. DPR sebagai lembaga perwakilan rakyat dan wakilwakil aspirasi rakyat yang merupakan rumah representasi dan
kemajemukan
tertentu.
masyarakat
Perseteruan
tidak
tersebut
bisa
bisa
dikuasai
kelompok
diselesaikan
dengan
musyawarah mufakat. Pihak petinggi partai mesti melakukan
pertemuan untuk membangun komunikasi dan negosiasi guna
3 http://news.bisnis.com/read/20141101/15/269600/dpr-tandingan-ini-risikodualisme-kepemimpinan-p
4 http://sinarharapan.co/news/read/141105023/-div-falsafah-legislatif-dandualisme-kepemimpinan-nbsp-div-div-div
menemukan titik temu.
5
Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan
Koalisi Merah Putih (KMP), dalam perebutan jabatan pimpinan
DPR, telah melanggar aturan undang-undang (UU) dan Tata
Tertib DPR. Dalam Pasal 232 UU MPR, DPR, DPD, dan DPRD
(MD3) dijelaskan, aturan dalam setiap mengambil keputusan
dalam rapat harus dihadiri setengah tambah satu. Aturan itu
pun diperkuat dalam Tata Tertib DPR Pasal 251 Ayat 1, yang
juga dilanggar ketika pengambilan keputusan, salah satunya
pengaturan pimpinan alat kelengkapan Dewan dan rapat
lanjutan lainnya.6
Dikarenakan kekisruhan di internal MPR DPR yang belum
selesai, tetapi Presiden Joko Widodo sudah melakukan berapa
terobosan-terobosan yang sudah direalisasikan sesuai dengan
janji kampanye politiknya terdahulu, diantaranya peluncuran
tiga kartu saktinya, kartu Indonesia sejahtera, Indonesia pintar
dan Indonesia sehat, menteri-menterinya sudah melakukan
prosedur pelaporan harta kekayaan mereka ke KPK, melakukan
pendekatan secara intens pada rakyat melalui blusukan, dan
lain sebagainya. Diharapkan program-program ini dan program
lainnya dilakukan dengan baik, transparan dan tepat sasaran,
agar tidak terjadi lagi praktik penyalahgunaan yang tidak
bertanggung jawab oleh pihak-pihak tertentu.
Perpecahan dalam parlemen semakin runcing dengan
munculnya pimpinan DPR tandingan yang digagas partai-partai
anggota Koalisi Indonesia Hebat. Koalisi tersebut mendesak
Presiden Joko Widodo mengabaikan pimpinan sah di DPR yang
dikuasai oleh Koalisi Merah Putih (KMP). Sebaliknya, KMP juga
5http://nasional.kompas.com/read/2014/11/05/20000071/Dualisme.di.DPR.Bisa.Se
lesai.Lewat.Jalan.Damai
6http://www.waspada.co.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=340536:dualisme-dpr-harus-tempuh-jalandamai&catid=77:fokuredaksi&Itemid=131
mendesak
presiden
Jokowi
mengingatkan
koalisi
pendukungnya agar mematuhi aturan internal parlemen.
7
Tetapi dengan munculnya tekanan publik yang keras terhadap
penyelesaian
masalah
ini
dengan
cepat
dan
melalui
mekanisme lobbying, musyawarah dan pendekatan intensif
antara kedua kubu yang bertikai di parlemen, akhirnya
beberapa
waktu
yang
lalu,
dualisme
kepemimpinan
di
MPR/DPR antara KIH dan KMP berhasil diselesaikan.
Dengan mewacanakan pembubaran Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) karena masalah dualisme kepemimpinan seperti
ini akan tercapai perdamaian? Karena penilaian performa dua
kubu di DPR, yakni Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan Koalisi
Merah Putih (KMP) sama-sama bersifat arogan? Memang
benar, tetapi tetap tidak mungkin terjadi, karena legislatif
merupakan salah satu unsur utama suatu Negara untuk bias
berjalan dari asas trias politika, jika tidak ada legislatif,
konstitusi tidak bisa terbit, tidak ada undang-undang dan
hukum yang mengikat Negara dan warga negaranya. Eksekutif
akan bertindak sewenang-wenang diluar batas kewajaran dan
yudikatif sebagai pengawas pelaksana undang-undang yaitu
eksekutif tidak bisa berfungsi dengan maksimal, dengan kata
lain, salah satu fungsi trias politika tidak ada, Negara tidak
akan berfungsi dengan dengan baik. 3 fungsi ini saling
berkaitan satu sama lainnya.
Kursi pimpinan komisi menjadi akar perseteruan KIH dan
KMP di parlemen. Koalisi Prabowo menyikat habis nyaris
seluruh kursi pimpinan alat kelengkapan dewan. Kubu PDIP
yang tak mendapat porsi, padahal sesungguhnya PDIP fraksi
terbesar di DPR, berang. Mereka menganggap pimpinan DPR
7http://nasional.kompas.com/read/2014/10/30/15342631/KMP.dan.KIH.Desak.Joko
wi.Ikut.Campur.Atasi.Dualisme.Parlemen
tak merespons keinginan mereka untuk bermusyawarah soal
pembagian kursi pimpinan komisi. Banyak pihak yang tidak tak
menginginkan DPR terbelah. Saat ini DPR memiliki banyak
pekerjaan rumah yang terbengkalai karena perseteruan KMP
dan KIH. Anggota alat kelengkapan dewan, termasuk komisikomisi, belum sempurna terisi sehingga fungsi legislasi DPR
untuk menyusun undang-undang belum terlaksana sejak
anggota DPR 2014-2019 dilantik pada 1 Oktober lalu.
8
Sapu bersih alat kelengkapan DPR RI oleh Koalisi Merah
Putih (KMP) adalah sudah sesuai dengan UU MD3 dan
Konstitusi yang berlaku di negara Indonesia. Berbeda dengan
unsur pimpinan dan alat kelengkapan DPR tandingan yang
dibentuk Koalisi Indonesia Hebat (KIH) yang sudah tidak karuan
dan tidak berdasarkan UU MD3 yang sudah disahkan dan
sudah diuji materi oleh PDIP di Makamah Konstitusi.
9
Masyarakat, termasuk saya yakin bahwa kesepakatan
yang terjalin antara Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi
Indonesia
Hebat
(KIH)
masih
belum
terjadi.
Sebab,
kesepakatan yang dijalin oleh beberapa petinggi partai seperti
Hatta Rajasa, Zulkifli Hasan (PAN), Fadli Zon (Gerindra),
Pramono
Anung,
Olly
Dondokambey
(PDIP),
serta
Ade
Komaruddin (Golkar) dinilai belum menjadi suara seluruh partai
di KMP dan KIH. Seharusnya persoalan antara KMP dan KIH di
parlemen diselesaikan secara musyawarah oleh perwakilan
masing-masing parpol. Bukan oleh segelintir pimpinan partai
politik saja. Dengan kesepakatan yang dibangun oleh seluruh
partai politik maka DPR akan mengalami kemajuan yang
didasari pada kepentingan bersama. Terlebih parlemen harus
8 http://posmetroglobal.co.id/baca/lobbi-politik-berhasil-kursi-pimpinan-komisibersedia-dibagi-kmp/
9 http://www.lensaindonesia.com/2014/11/09/hatta-radjasa-dicurigai-main-matadengan-kih-dorong-kmp-melunak.html
segera menjalankan fungsinya sebagai badan legislasi dari
pemerintahan
Joko
Widodo
yang
sudah
menjalankan
fungsinya.10
Saat ini, ketika banyak rakyat yang tidak tahu lagi
bagaimana menghadapi masalah yang terjadi saat ini dan
nanti di masa depan, ternyata DPR juga sedang sibuk
memikirkan gedungnya. Harusnya DPR menjadi salah satu
solusi masalah rakyat, masalah bangsa. Tapi sepertinya DPR
justru menjadi masalah bangsa saja karena masalah-masalah
seperti ini yang notabene tidak penting dan menjatuhkan
nama kehormatan mereka sebagai anggota dewan yang
dianggap “terhormat”.
Kekisruhan di parlemen ini membuat miris banyak
kalangan. Bahkan, direspon negatif oleh pasar ekonomi dan
nilai mata uang Rupiah terhadap Dollar AS.
11
Banyak pihak
mendesak MPR RI untuk menggelar sidang luar biasa guna
mengatasi keterbelahan kepemimpinan lembaga tinggi negara,
yakni DPR RI. Dimana ada dualisme kepemimpinan di DPR saat
ini. legitimasi MPR untuk bersidang didorong oleh amanat yang
ada di dalam UUD 45.12
Dengan
adanya
dualisme
kepemimpinan
di
DPR,
perselisihan yang terjadi di antara anggota legislatif ini
dianggap
telah
mencederai
rasa
keadilan
masyarakat
Indonesia yang telah memberikan kepercayaan penuh melalui
pemilihan legislatif. Perselisihan yang dipertontonkan secara
massif melalui media massa sangat tidak dapat diterima
sebagai edukasi politik yang baik bagi generasi muda bangsa
10 http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/11/09/nerqrd-kesepakatankmpkih-bukan-suara-seluruh-partai
11 https://www.mpr.go.id/berita/read/2014/11/05/13734/diskusi-rri
12 http://www.aktual.co/politik/kisruh-dpr-mpr-didesak-gelar-sidang-luar-biasa
Indonesia.
13
Saya nilai, anggota DPR saat ini sudah sangat
tidak layak menduduki posisi sebagai wakil rakyat jika mereka
terus bersikap seperti anak kecil seperti ini.
Jika
konflik
tersebut
tidak
segera
diselesaikan,
Pemerintahan kabinet Presiden Jokowi bisa lumpuh alias tidak
berjalan akibat konflik berkepanjangan antara Koalisi Indonesia
Hebat (KIH) dengan Koalisi Merah Putih (KMP). Karena secara
konstitusi, Presiden Jokowi tidak dapat bekerja sendiri dalam
mengelola negara. Untuk itu, penyelesaian konflik KIH-KMP
harus menjadi langkah prioritas dengan menempuh cara
terhormat, elegan dan negosiasi bermartabat.14Pemerintah
memiliki tanggung jawab dalam menyelesaikan konflik antar
kedua kelompok wakil rakyat itu. Artinya, secara konstitusi dan
perundang-undangan
maka
Presiden
Jokowi
mutlak
mengikutinya agar pemerintahan berjalan secara sinergis.
Mengingat, konstitusi negara mengamanatkan tugas pokok
dan
fungsi
DPR
memiliki
hak
anggaran,
legislasi
pengawasan yang berhubungan dengan pemerintah.
Sangat
menyedihkan
karena
anggota
dan
15
DPR
yang
terhormat dengan gaji besar itu dipilih untuk memperbaiki
nasib rakyat yang memilihnya, bukan untuk memperebutkan
kekuasaan demi kejayaan partainya. Rakyat tidak pernah
memilih gerombolan atau gang. Tidak memilih pengelompokan
Koalisi Merah Putih atau Koalisi Indonesia Hebat, tetapi memilih
tiap-tiap individu yang gambar dan namanya tertera dalam
kertas pemungutan suara. Tidak pula memilih ketua umum
atau pimpinan partai yang mengatur, menggembala, dan
13 http://www.merdeka.com/politik/ada-yang-minta-dpr-dibubarkan-initanggapan-jk.html
14 http://nasional.inilah.com/read/detail/2152451/tanpa-dpr-pemerintahan-jokowibisa-lumpuh#.VGLZTYdjDFI
15 http://nasionaldev.inilah.com/read/detail/2152451/tanpa-dpr-pemerintahanjokowi-bisa-lumpuh
mengendalikan arah suara anggotanya. Rakyat mengharapkan
wakil yang dipilihnya mendahulukan kepentingannya dan
menyalurkan aspirasinya.16
Saya yakin dan percaya, seluruh pimpinan partai politik
yang ada di Indonesia khususnya dalam KMP dan KIH selalu
berkomitmen
untuk
mendahulukan
kepentingan
rakyat,
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi, partai dan
kelompok.
Oleh
karena
itu,
DPR
yang
terbelah,
bisa
diselesaikan dengan cepat melalui musyawarah pimpinan
partai politik. Asal ada kemauan dan semuanya sepakat bahwa
DPR adalah representasi dari rakyat yang berdaulat dan harus
diselamatkan. maka DPR sebagai simbol utama demokrasi,
tidak ada alasan untuk membiarkan institusi ini terbelah. Kalau
tetap dibiarkan terbelah, maka pasti yang menjadi korban
adalah rakyat.
mempunyai
Saya yakin
kearifan
dan
para
pimpinan
kebijaksanaan
partai politik
untuk
segera
menyelesaikan kemelut internal di DPR RI.
Bila
dilihat
kepemimpinan
di
secara
mendalam,
Indonesia
memiliki
proses
sebab
dualisme
utama
pengedepanan /memaksakan ego individual, partai, organisasi
yang dibawa masuk ke dalam kepentingan yang jauh lebih
besar. Padahal ego tersebut harusnya bisa melebur, bersatu
dalam kepentingan yang lebih besar. Dengan kata lain, para
pemangku kepentingan kedua koalisi partai politik yang
berkiprah baik di DPR maupun di MPR itu harus segera duduk
bersama menyelesaikan masalah tersebut agar situasi dan
kondisi yang mewakili cita Persatuan Indonesia dapat terwujud.
Presiden Joko Widodo berharap tidak ada lagi dualisme di
dalam tubuh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Dia meminta
konflik di lembaga legislatif tersebut bisa segera berakhir dan
16 http://indonesian.irib.ir/editorial/cakrawala/item/87557-premanisme-politik
diselesaikan
oleh
anggotanya
sendiri.
Menurut
Jokowi,
alangkah lebih baik apabila para elit di Indonesia bisa akur dan
menjaga persatuan dan kesatuan supaya bisa dicontoh olah
rakyat Indonesia.
17
17 http://politik.news.viva.co.id/news/read/553592-presiden-jokowi-berharap-dprsegera-akur