HUBUNGAN ANTARA PENGUNGKAPAN INFORMASI A

UNIVERSITAS INDONESIA
HUBUNGAN ANTARA PENGUNGKAPAN, INFORMASI ASIMETRI
DAN BIAYA MODAL

TUGAS MATA KULIAH
ANALISA KEUANGAN PERUSAHAAN

Disusun Oleh:
Adelia Pramita Sari
1306357806

PROGRAM PASCASARJANA ILMU AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
JUNI 2014

STATEMENT OF AUTHORSHIP
“Saya/kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/ tugas
terlampir adalah murni hasil pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada pekerjaan
orang lain yang saya/kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk

makalah/ tugas pada mata ajaran lain kecuali saya/kami menyatakan dengan
jelas bahwa saya/kami menyatakan dengan jelas menggunakannya.
Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat
diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya
plagiarisme.”
Nama
NPM
Tanda tangan

: Adelia Pramita Sari
: 1306357806
:

Mata Ajaran
: Analisa Laporan Keuangan
Judul Makalah/Tugas : Hubungan antara Pengungkapan, Informasi Asimetri,
Tanggal

dan Biaya Modal
: 23 Juni 2014


Dosen

: Dr. Ancella H. Anitawati
Dr. Fitriany

HUBUNGAN ANTARA PENGUNGKAPAN, INFORMASI ASIMETRI,
DAN BIAYA MODAL
1. Latar Belakang
Dalam konteks perusahaan, prinsipal adalah pemilik perusahaan
(pemegang saham) dan agennya adalah manajemen perusahaan. Manajemen
perusahaan diberi wewenang untuk mengambil keputusan yang terkait
dengan strategi perusahaan yang bertujuan untuk memaksimumkan nilai
perusahaan (Nuryatno et al, 2007). Dalam teori agensi (agency theory)
berbagai masalah informasi asimetri yang muncul sering menimbulkan
konflik kepentingan dalam hubungan antara manajemen dan pemilik
perusahaan. Dengan asumsi bahwa manajemen perusahaan bertindak sebagai
agen mempunyai akses data keuangan dan informasi yang lebih superior
daripada pemiliknya sendiri atau investor sebagai prinsipal. Manajemen
dalam posisi strategi dan superior informasi kemungkinan memanfaatkan

kesempatan untuk memanipulasi pelaporan keuangan guna kepentingannya
sendiri (Eisenhard, 1989). Pemilik perusahaan mempunyai kepentingan untuk
meningkatkan kesejahteraan dirinya melalui pembagian dividen atau
kenaikan kinerja saham perusahaan. Di lain pihak, manajer memiliki
kepentingan

dirinya

melalui

peningkatan

kompensasi.

Kondisi

ini

menyebabkan manajer cenderung untuk tidak memberikan informasi yang
berpengaruh negatif terhadap kepentingannya tersebut (Eisenhard ,1989).

Pelaku pasar mengalami masalah keagenan dalam mekanisme pasar
modal. Aktivitas para pelaku pasar dipengaruhi oleh informasi yang diterima
baik secara langsung maupun tidak langsung. Market maker sebagai salah
satu partisipan pasar modal memiliki kemampuan terbatas terhadap persepsi
masa yang akan datang dan menghadapi potensi kerugian ketika berhadapan
dengan informed traders. Hal ini dikarenakan tidak memiliki informasi
superior sebagaimana informed traders. Adanya ketidaksamaan informasi
antara para pelaku pasar menyebabkan timbulnya informasi asimetri sehingga
mendorong market maker untuk menutupi kerugian dari informed traders
dengan meningkatkan spread terhadap pedagang likuid (Nuryatno et al,
2007).

Konsep pengungkapan menunjukkan publikasi informasi keuangan
perusahaan yaitu laporan keuangan. Pengungkapan informasi dalam laporan
keuangan tahunan merupakan sumber informasi untuk pengambilan
keputusan investasi. Keputusan investasi sangat tergantung dari mutu dan
luas pengungkapan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
tahunan. Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan diharapkan dapat
melindungi


para

pemilik

modal

dari

adanya

informasi

asimetri.

Pengungkapan informasi akuntansi yang baik dapat mempengaruhi informasi
asimetri yang kemudian membawa penurunan bid-ask spread (Greenstein dan
Sami, 1994). Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa pengungkapan
informasi privat akan menurunkan informasi asimetri dan pada akhirnya
menyebabkan biaya modal akan menurun (Diamond dan Verrecchia, 1991).
Penelitian ini didukung oleh penelitian Welker (1995) yang menyatakan

bahwa pengungkapan informasi yang baik dapat menurunkan informasi
asimetri yang kemudian meningkatkan likuiditas dalam pasar modal. Semakin
kecil informasi asimetri yang terjadi diantara partisipan pasar modal maka
makin kecil biaya modal sendiri yang ditanggung perusahaan (Komalasari,
2000).
2. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian pada makalah ini adalah untuk mengetahui
hubungan antara pengungkapan, informasi asimetri dan biaya modal dalam
laporan tahunan perusahaan.
3. Literature Penelitian
3.1 Pengungkapan Informasi dalam Laporan Keuangan
Pengungkapan informasi keuangan dan informasi relevan dalam laporan
tahunan perusahaan sangat berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan sebagai
dasar dalam pengambilan keputusan. SFAC No. 1 menyatakan bahwa laporan
keuangan harus menyajikan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan
calon investor yang potensial, serta pemakai lain untuk pengambilan keputusan
investasi, kredit, dan keputusan lain yang sejenis yang rasional. Informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan harus disertai dengan pengungkapan informasi
yang cukup (adequate disclosure), agar informasi dapat diinterpretasi dengan baik


oleh pemakainya (Khomsiyah, 2003). Perusahaan diharapkan untuk dapat lebih
transparan dalam mengungkapkan informasi keuangan perusahaannya sehingga
dapat membantu para pengambilan keputusan dalam mengantisipasi kondisi
ekonomi yang semakin berubah. Adapun tujuan dari pengungkapan (Belkaoi,
2000) adalah :
1. Untuk menjelaskan item-item yang diakui dan untuk menyediakan ukuran yang
relevan bagi item-item tersebut, selain ukuran dalam laporan keuangan.
2. Untuk menjelaskan item-item yang belum diakui dan untuk menyediakan
ukuran yang bermanfaat bagi item-item tersebut.
3. Untuk menyediakan informasi untuk membantu investor dan kreditor dalam
menentukan risiko dan item-item yang potensial untuk diakui dan yang belum
diakui.
4. Untuk menyediakan informasi penting yang dapat digunakan oleh pengguna
laporan keuangan untuk membandingkan antar perusahaan dan antar tahun.
5. Untuk menyediakan informasi mengenai aliran kas masuk dan keluar di masa
mendatang.
6. Untuk membantu investor dalam menetapkan return dan investasinya.
3.2 Jenis Pengungkapan
Terdapat dua pengelompokan pengungkapan yaitu pengungkapan wajib
(mandatory disclosure) dan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure).

Pengungkapan wajib (mandatory disclosure) merupakan pengungkapan informasi
yang diatur oleh badan pembuat standar dan regulator lainnya, aturan ini berupa
persyaratan minimal pengungkapan yang harus dipenuhi oleh perusahaanperusahaan publik. Sedangkan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure)
merupakan pengungkapan diluar pengungkapan wajib yang dilakukan oleh
manajemen perusahaan untuk memberikan informasi akuntansi dan informasi
lainnya yang dipandang relevan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.
Pengungkapan informasi laporan keuangan pada perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta merupakan pengungkapan yang wajib dilakukan perusahaan.
Pengungkapan penuh mensyaratkan bahwa laporan keuangan dibuat untuk
menggambarkan secara akurat peristiwa ekonomi yang telah mempengaruhi
perusahaan untuk suatu periode dan informasi yang memadai dan tidak

menyesatkan bagi para investor (Nuryatno et al, 2007). Schroeder et.al. (1987)
dalam Nuryatno et al (2007) mengatakan tipe disclosure dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
1. Laporan Keuangan (Financial Statement)
2. Catatan atas Laporan Keuangan (Notes to Financial Statement)
3. Laporan dan Schedule (Supplementary Statement & Schedules)
4. Opini Akuntan (The Auditor Certificate)
3.3 Asimetri Informasi

Asimetri

informasi

merupakan

suatu

kondisi

dimana

terdapat

ketidakseimbangan perolehan informasi antara pihak manajemen sebagai
penyedia informasi dengan pihak pemegang saham dan stakeholder sebagai
pengguna informasi. Perspektif informasi asimetri mengimplikasikan bahwa
manajer berupaya untuk mengurangi informasi asimetri guna memaksimumkan
nilai perusahaan dengan cara yang dikehendakinya (opportunistic). Menurut Scott
(2000), terdapat dua macam asimetri informasi yaitu:

a. Adverse selection yaitu para manajer serta orang-orang dalam lainnya
biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek
perusahaan dibandingkan investor pihak luar. Dan fakta yang mungkin
dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh pemegang saham
b.

tersebut tidak disampaikan informasinya kepada pemegang saham.
Moral hazard yaitu kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer tidak
seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun pemberi pinjaman.
Sehingga manajer dapat melakukan tindakan diluar pengetahuan
pemegang saham yang melanggar kontrak dan sebenarnya secara etika
atau norma mungkin tidak layak dilakukan.
Berkaitan dengan bid-ask spread, akuntan terfokus pada komponen

adverse selection karena berhubungan penyediaan informasi ke pasar modal. Bidask spread merupakan selisih harga beli tertinggi dengan harga jual terendah
dari trader. Bid-ask spread merupakan fungsi dari tiga komponen biaya (Stoll,
1989) yang berasal dari:
(1) Pemilikan saham (inventory holding),
(2) Pemrosesan pesanan (order processing)
(3) Informasi asimetri.


Teknik untuk mengestimasi model bid-ask spread dikembangkan Glosten et.al
(1988). Dekomposisi teknik spread terdiri atas dua komponen: 1) komponen
transitory adalah informasi asimetri; 2) komponen adverse selection adalah
inventory cost, power monopoli spesialis dan kos clearing. Glosten et. al (1988)
menemukan bukti bahwa perubahan spread saham biasa dalam jumlah yang
signifikan diakibatkan oleh informasi asimetri. Sehingga spread dapat digunakan
sebagai proksi kesetimbangan informasi yang dihadapi partisipan pasar modal.
Dalam praktiknya terdapat beberapa kelemahan penggunaan bis-ask spread
sebagai proksi asimetri informasi yaitu:
a. Spread diasosiasikan dengan biaya pemrosesan pesanan dan biaya
penyimpanan sediaan yang dihadapi oleh pedagang sekuritas (Stoll, 1989).
Masalah kesalahan dalam variabel ini menimbulkan bias uji statistik yang
mengarah ke nilai nol, dan hal ini tidak mudah untuk diatasi.
b. Bid-ask spread yang dapat diobservasi mengalami perbedaan secara
institusional karena persentase spread (dalam harga saham) utamanya
merupakan fungsi dari tingkat harga saham.
c. Bid-ask spread tidak terlalu sensitive terhadap perubahan lingkungan
informasi.
d. Quoted bid-ask spread merupakan ukuran likuiditas yang kasar (noisy
measure) karena banyak perdagangan besar terjadi di luar spread dan
banyak perdagangan kecil terjadi di dalam spread (Lee, 1993).
Beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan untuk menguji hubungan
antara pengungkapan dengan asimetri informasi adalah :
a. Regulasi pengungkapan informasi mempunyai potensi untuk mengurangi
asimetri informasi (Gonedes, 1980). Hal ini didukung oleh Healy dan
Palepu (1983) yang menyatakan bahwa pengungkapan merupakan salah
satu cara untuk mengurangi asimetri informasi.
b. Pengungkapan yang penuh (full) seharusnya mengurangi ketidakadilan
diantara para investor karena adanya penurunan asimetri informasi melalui
akses yang sama terhadap informasi (Lev, 1988).
c. Adverse selection costs yang sangat erat kaitannya dengan alur informasi
di pasar modal yang menunjukkan tingkat resiko asimetri informasi
(Callahan et al, 1997). Callahan et al (1997) menganalisis beberapa model

teoritis yang menggambarkan bagaimana informasi laba berpengaruh
terhadap asimetri informasi.
d. Hubungan antara pengungkapan dengan asimetri informasi yang
menunjukkan bahwa pengungkapan mempunyai hubungan negatif dengan
asimetri informasi (Welker, 1995).
e. Perusahaan yang mempunyai kebijakan memberikan pengungkapan
informasi yang lebih banyak akan diikuti oleh analis yang lebih besar,
tingkat akurasi forecast yang lebih baik, dispersi forecast yang lebih kecil
antar analis individual dan mempunyai volatilitas revisi forecast yang
lebih kecil (Lang dan Lundholm, 1996). Hasil penelitiannya menunjukan
bahwa kebijakan pengungkapan yang lebih informatif akan mengurangi
asimetri informasi.
f. Coller dan Yohn (1997) menguji hubungan antara management forecast
dengan asimetri informasi yang diukur dengan bid-ask spreads. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa spreads perusahaan yang mengungkap
management forecast meningkat pada tanggal pengungkapan dan sehari
setelah pengungkapan, namun spreads menurun selama sembilan hari
setelah pengumuman management forecast. Hal ini menunjukkan bahwa
pengumuman management forecast merupakan cara efektif untuk
mengurangi asimetri informasi.
3.4 Asimetri informasi dan Cost of Capital
Cost of capital merupakan tingkat pengembalian yang diinginkan oleh
penyedia dana baik investor (cost of equity) maupun kreditor (cost of debt). Cost
of equity capital berkaitan dengan resiko investasi atas saham perusahaan. Ada
beberapa alternatif pendekatan untuk mengestimasi cost of equity capital
(Botosan, 1997):
a. Average reliazed returns. Menurut Botosan (1997) pendekatan ini
mengandung noise (gangguan) dalam pengukuran cost of capital karena
berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya sulit untuk membuktikan
adanya hubungan antara return dengan resiko.
b. Pendekatan Capital Asset Pricing Model (CAPM). Menurut Botosan
(1997) pendekatan CAPM tidak memberikan peran untuk tingkat

pengungkapan, kecuali seseorang berasumsi variasi cross-sectional dalam
tingkat pengungkapan menstimulasi variasi dalam beta, suatu pernyataan
yang tidak didukung teori.
c. Penelitian Botosan menggunakan pendekatan tersendiri yaitu gabungan
dari perhitungan Edward dan Bell; Ohlson; dan Feltham dan Ohlon (rumus
EBO).
Model hubungan likuiditas pasar dan pengumuman laba menunjukan
pengumuman laba secara publik dapat mengurangi biaya pemrosesan informasi
secara individual ataupun institusional. Biaya berkurang karena informasi yang
diterima oleh partisipan pasar relatif sama. Biaya pemrosesan agregat dari
partisipan pasar ini akan mempengaruhi likuiditas pasar. Jika biaya pemrosesan
tinggi (karena informasi asimetri meningkat), maka pasar menjadi kurang likuid.
Penurunan likuiditas dan peningkatan informasi asimetri ini akan membawa pada
harga sekuritas yang tinggi, sehingga cost of capital juga meningkat (Kim &
Verrecchia, 1994). Mardiah (2002) melakukan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh informasi asimetri dan pengungkapan informasi terhadap
biaya modal dimana hasilnya menunjukan semakin kecil informasi asimetri yang
terjadi maka semakin kecil kos modal sendiri yang ditanggung perusahaan.
Setiap perusahaan membutuhkan dana untuk membiayai kegiatan operasi
dari perusahaan tersebut. Dana ini dapat diperoleh dari pemilik berupa modal
sendiri maupun pinjaman pihak lain atau hutang. Setiap dana yang digunakan oleh
perusahaan mempunyai biaya modal yang harus ditanggung. Cotner dan Harold
(2000:27) menyatakan bahwa cost of capital adalah biaya yang dikeluarkan untuk
membiayai sumber pembelanjaan (source of financing). Sutrisno (2000:163)
mengungkapkan biaya modal merupakan semua biaya yang secara riil
dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka mendapatkan sumber dana. Biaya
modal adalah suatu rate tertentu yang harus dicapai perusahaan agar dapat
memenuhi imbalan yang diharapkan (expected return) oleh pemegang saham
biasa (common stockholder) atas dana pada perusahaan tersebut sesuai dengan
resiko yang akan diterima. Cost of equity, cost of preferred stock dan cost of
debt merupakan elemen untuk menghitung cost of capital (biaya modal).
Riset teoritis dan empiris sebelumnya lebih banyak menguji hubungan
antara pengungkapan informasi dan cost of capital secara tidak langsung.

Sehingga penelitian empiris yang berhubungan keterkaitan antara pengungkapan,
likuiditas dan cost of capital masih relatif sedikit. Penelitian yang menguji secara
langsung pengungkapan informasi akuntansi dan biaya modal dapat dilihat pada
penelitian Botosan (1997). Botosan (1997) menguji apakah pengungkapan
informasi akuntansi dapat mengurangi biaya modal dengan menggunakan indeks
pengungkapan

informasi

untuk

menetapkan

suatu

penilaian

terhadap

pengungkapan yang dilakukan perusahaan. Hasil penelitian Botosan (1997)
menemukan bahwa semakin besar tingkat pengungkapan informasi yang
dilakukan oleh perusahaan yang diikuti oleh sedikit jumlah analis, semakin
rendah biaya modalnya. Sebaliknya, Botosan (1997) tidak menemukan bukti
hubungan antara ukuran tingkat pengungkapan informasi dan biaya modal untuk
perusahaan yang diikuti oleh sejumlah besar analis.
Verrecchia (1991) mengungkapkan bahwa peningkatan pengungkapan
informasi akan meningkatkan likuiditas harga pasar yang menyebabkan biaya
modal menurun. Baiman dan Verrecchia (1996) meneliti hubungan antara
likuiditas yang diperlukan dalam pasar modal, level disclosure, cost of capital,
agency cost, dan insider trading. Hasilnya menunjukkan bahwa pengungkapan
kebijakan keuangan berpengaruh terhadap likuiditas yang akhirnya berdampak
pada biaya modal. Ada beberapa cara untuk dapat menghitung besarnya biaya
modal (Weston dan Eugene, 1986; Marliana, 2003), yaitu :
a. Biaya hutang yaitu suku bunga hutang dikalikan (1-T) dimana T adalah tarif
pajak perusahaan yang bersangkutan.
b. Biaya saham preferen dividen saham preferen dibagi dengan harga emisi netto
atau harga bersih yang diterima perusahaan setelah diperhitungkan dengan biaya
pengembangan.
c. Biaya laba ditahan, yaitu tarif bebas risiko ditambah premi risiko yang meliputi
pendekatan Capital Assets Pricing Model (CAPM), pendekatan penghasilan
obligasi plus premi risiko, pendekatan penghasilan dividen plus tingkat
pertumbuhan atau arus kas yang didiskonto.
Pendekatan Capital Assets Pricing Model (CAPM) dihitung dengan :
Ks = Rƒ + b (Kì – Rƒ)
Dimana,

Ks = Tingkat pengembalian disyaratkan dari saham
Rƒ = Tarif bebas risiko
b = Koefisien beta saham digunakan sebagai indeks risiko saham
Kì = Tingkat pengembalian menurut pasar atau pada rata-rata saham
d. Biaya saham biasa emisi saham baru atau ekuitas eksternal. Biaya ini lebih
tinggi daripada laba ditahan, karena adanya biaya pengembangan yang timbul
pada saat penjualan atau emisi saham baru.
e. Biaya modal rata-rata tertimbang diperoleh dari bobot masing-masing
komponen biaya modal dikalikan komponen biaya modal itu sendiri. Untuk
mengestimasi besarnya cost of equity capital digunakan pendekatan Capital
Assets Pricing Model karena pendekatan ini dapat memberikan hasil yang akurat
dibandingkan pendekatan lain dan dapat diketahui berapa harga yang seharusnya
dibayar oleh perusahaan terhadap suatu capital assets.
4. Kesimpulan
Berdasarkan

penelitian

terdahulu

mengenai

hubungan

antara

pengungkapan, asimetri informasi dan biaya modal dapat disimpulkan bahwa
hubungan antara pengungkapan dengan asimetri informasi yang menunjukkan
bahwa pengungkapan mempunyai hubungan negatif dengan asimetri informasi
(Welker, 1995). Hal ini menunjukan bahwa semakin banyak pengungkapan yang
dilakukan oleh perusahaan maka asimetri informasi akan semakin berkurang.
Peningkatan pengungkapan informasi akan meningkatkan likuiditas harga pasar
yang menyebabkan biaya modal menurun (Verrecchia, 1991). Penelitian Botosan
(1997) juga menemukan bahwa semakin besar tingkat pengungkapan informasi
yang dilakukan oleh perusahaan yang diikuti oleh sedikit jumlah analis maka
biaya modal semakin rendah. Botosan (1997) tidak menemukan bukti hubungan
antara ukuran tingkat pengungkapan informasi dan biaya modal untuk perusahaan
yang diikuti oleh sejumlah besar analis.

DAFTAR PUSTAKA
Baiman, S. and R. E. Verrecchia.1996. The Relation Among Capital Markets, Financial
Disclosure, Production Efficiency, and Insider Trading. Journal of Accounting
Research (Spring): 1-22.
Belkaoui, Ahmed. 2000. Teori Akuntansi. Jilid 1. Penerbit Salemba Empat: Jakarta.
Botosan, Christine A. 1997. Disclosure level and the Cost of Equity Capital. The
Accounting Review. July, Vol. 72, No. 3, 323-349.
Callahan, Carolyn M., Charles M.C. Lee, dan Teri Lombardi Yohn. 1997. Accounting
Information and Bid-Ask Spreads. Accounting Horizon, Vol 11, No. 4: 50-60.

Coller, M., dan T. Yohn. 1997. Management Forecasts and information asymmetry: An
Examination of bid-ask spreads. Journal of Accounting Research, Fall:
Diamond, D.W , and Verrecchia, R.E. 1991. Disclosure, Liquidity, and The Cost of
Capital. The Journal of Finance. Vol XL VI, no. 4, September, pp 1325-1359.
Eisenhard, Kathleen M. 1989. Agency Theory: An Assessment and Review. Academy of
Management Review. Vol. 14, no.1, pp57-74.
Glosten, L.R., dan Harris, L. 1988. Estimating the Component of the Bid Ask Spread.
Journal of Financial Economics 21, pp.123-142.
Gonedes, N.,J. 1980. Public Disclosure Rules, Private Information-Production Decision,
and Capital Market Equilibrium. Journal of Accounting Research 18. Autumn:
441-476.
Greenstein, M.M., and H Sami. 1994. The Impact of The SEC's Segment Disclosure
Requirement on Bid Ask Spread. The Accounting review, Vol. 69, No.1, Januari,
pp 179-199.
Healy, Paul M., dan Krishna G. Palepu. 1993. The Effect of Firms’ Financial Disclosure
Strategies on Stock Prices. Accounting Horizons, March, Vol. 7, No.1, 1-11.
Khomsiyah, 2003. Pengungkapan, Asimetri Informasi, dan Cost of Capital. Simposium
Nasional Akuntansi VI, Oktober, pp 1008-1021.
Komalasari, Puput Tri. 2001. Asimetri Informasi dan Cost of Equity Capital. Simposium
Nasional Akuntansi III, Agustus, pp.907-929.
Lang, Mark H., dan Russell J. Lundholm. 1996. Corporate Disclosure Policy and Analyst
behavior, The Accounting Review, October, Vol. 71, No. 4, 467-492.
Lee, C. 1993. Market Fragmentation and Price Execution in NYSE-Listed Securities.
Journal of Finance 48,1009-1038.
Lev, T. 1989. On The Usefullness Of Earnings and Earnings Research: Lesson and
Directions From Two Decades of Empirical Research, Journal of Accounting
Research, 27 (Supplement): 153-191.
Mardiah, Aida Ainul. 2001. Pengaruh Informasi Asimetri dan Disclosure terhadap Cost of
Capital. Simposium Nasional Akuntansi IV, Agustus, pp 787-819.
Marliana, 2003. Asimetri Informasi dan Cost Of Equity Capital. Semarang. Universitas
Katolik Soegijapranata.
Nuryatno, Muhammad et al. 2007. Hubungan pengungkapan, informasi asimetri dan
biaya modal. Jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi dan Keuangan Publik. Vol.
2, No. 1, Januari.

Scott, William R. 2000. Financial Accounting Theory. Second edition. Ontario:Prentice
Hall Canada.
Stoll, H. 1989. The Pricing of Security Dealer Services: an Empirical Study of
NASDAQ Stocks. Journal of Finance 33, September,1153-1172.
Verrecchia, E. Robert and Douglas W. Diamond. 1991. Disclosure, Liquidity and Cost of
Capital. The Journal of Finance. Vol. 46, No. 4, pp1325-1329.
Welker, M. 1995. Disclosure Policy, Information Asymmetry and Liquidity in Equity
Markets. Contemporary Accounting Research. vol.11, no.2, Spring, pp 801827.