3. Perakitan Sistem Eksploitasi Tanaman

!!" #$% $$$ &'

. Masalah yang dihadapi dalam agribisnis karet dewasa ini masih
seputar produktivitas dan efisiensi yang rendah, tuntutan upah yang meningkat, kesulitan
tenaga penyadap trampil, gangguan keamanan, dinamika sosial yang makin kompleks, dan
karakteristik pengusahaan tanaman tahunan yang bersiklus panjang dengan masa TBM
(tanaman belum menghasilkan) yang juga panjang. Salah satu langkah strategis saat ini
adalah melakukan pembenahan sistem eksploitasi tanaman karet yang efektif, berdasarkan
komponen komponen teknologi hasil penelitian yang telah tersedia agar segera dapat
diadopsi oleh pelaku bisnis. Komponen teknologi tersebut adalah klon produksi tinggi
dengan pola usaha yang singkat, klasifikasi klon berdasarkan metabolisme lateks,
diagnosis lateks, sistem sadap ke arah atas yang sesuai dengan mekanisme
( & ),
teknik pengendalian kering alur sadap, dan manajemen ancak yang mendukung
produktivitas penyadap sekaligus tanaman. Penelitian ini bertujuan merakit teknologi
alternatif sistem eksploitasi tanaman karet yang mudah dan aman dengan siklus ekonomi
yang singkat. Sasaran penelitian adalah paket teknologi EXPEX 315 dengan keunggulan
siklus ekonomi 34% lebih cepat (18 tahun), produksi 35 ton/siklus, tidak menimbulkan
kering alur sadap, tidak mengharuskan adanya tenaga penyadap trampil, tidak
meningkatkan risiko pencurian hasil, dan kayu yang dihasilkan berkualitas. Dampak
ekonomi yang diharapkan adalah peningkatan produktivitas 28% dengan siklus ekonomi

hanya 18 tahun, sehingga secara nasional dapat mengejar permintaan dunia yang semakin
besar sekaligus dapat mempercepat proses peremajaan berorientasi produksi tinggi.
. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Sungei Putih dan kebun
kebun karet di Sumatera Utara selama 4 tahun sejak tahun 2005. Ada 3 kegiatan penelitian
yang dilaksanakan secara simultan yakni 1) Pengujian sistem eksploitasi tanaman karet
dengan siklus ekonomi dipersingkat, 2) Analisis kebutuhan hara yang mendukung sistem
eksploitasi dengan siklus ekonomi dipersingkat, dan 3) Rekayasa dan pengujian alat untuk
sistem eksploitasi dengan siklus ekonomi dipersingkat. Kegiatan pertama dan kedua telah
dilaksanakan selama 4 tahun dan memerlukan pengujian lebih lanjut di kebun model.
Perlakuan pada kegiatan pertama adalah sistem exploitasi 1) Sc20↑
d/3.ET2.0%Ba0.5.9/y.9m/12(m), 2) Sc2015↑ d/3.ET2.5% Ba0. 5.6/y.6m/12(m), dan 3)
½S↑ d/3 (kontrol) dengan klon PB 260. Perlakuan pada kegiatan kedua adalah dosis
anjuran pemupukan 100%, 115% dan 130%, pada klon PB 260 umur 3 tahun dan sistem
exploitasi Sc2015↑ d/3.ET2.0%Ba0.5.9/y. 9m/12(m). Perlakuan pada kegiatan ketiga
adalah rekayasa dan pengujian pisau sadap manual (rendah, sedang, tinggi) dan mekanik
untuk penyadapan pendek ke atas (20 cm) pada variasi tegakan karet. Secara umum
peubah peubah yang diamati adalah pertumbuhan tanaman, produksi lateks, kadar karet
kering, lama aliran lateks, kering alur sadap, kadar sukrosa, fosfat anorganik, tiol, hara
makro/mikro, mutu irisan sadap, norma kerja alat sadap baru, dan peubah peubah fisiologis
lain khususnya untuk penentuan kriteria matang sadap secara fisiologis.

. Sistem eksploitasi baru EXPEX 315 diharapkan dapat
memberikan banyak keuntungan dalam pengusahaan tanaman karet, yakni terhadap
peningkatan produktivitas dengan siklus ekonomi yang lebih singkat dan hasil kayu yang
lebih berkualitas. Teknologi ini didukung oleh perekayasaan alat sadap sehingga
meningkatkan efektivitas penyadapan ke arah atas. Secara manual, diperlukan 3 macam

pisau sadap, yakni pisau ‘bawah’, pisau ‘tengah’ (‘pinggang’) dan pisau ‘atas’. Selama tiga
tahun penelitian ini berjalan telah dihasilkan pisau pisau sadap manual (
,
dan Pacekung tangkai pendek) dan beberapa rancangan pisau mekanik (
) untuk paket teknologi EXPEX 315 disertai data pengujiannya. Pada tahap awal
penelitian produksi karet pada penyadapan mikro (Mc10↑) walaupun belum
memperlihatkan perbedaan yang nyata, namun secara visual sudah mulai terlihat bahwa
produksi karet kering per sadap sudah lebih tinggi pada perlakuan pupuk ekstra dibanding
penyadapan kontrol (½S d/3). Namun demikian dilihat dari indeks produksi, perlakuan
sadap mikro ke atas nyata lebih tinggi dibandingkan dengan penyadapan kontrol. Dari hasil
percobaan tahun 2005 sudah dilakukan modifikasi sistem eksploitasi utama dari Mc10↑
d/3.ET2.0%Ba1.0.9/y.9m/12(m) menjadi Mc15↑ d/3.ET2.0% Ga1.0.9/y.9m/12(m), dan
setelah tahun 2006 masih diperlukan modifikasi perlakuan menjadi Sc20↑
d/3.ET2.0%Ga1.0.9/y.9m/12(m). Hasil pengamatan tahun 2007 menunjukkan bahwa

penerapan sistem sadap Sc20↑ memberikan hasil yang lebih tinggi bila dibandingkan
sistem sadap kontrol 1/2S d/3 baik dalam produksi total, maupun produksi lateks dan lum.
Hasil pengamatan terhadap parameter fisiologis tanaman menunjukkan bahwa sistem
eksploitasi Sc20↑ memberikan tekanan eksploitasi yang tidak berbeda dibanding kontrol
sehingga tidak memberikan efek buruk terhadap tanaman. Hasil pengamatan tahun 2008
menunjukkan bahwa sistem sadap EXPEX 315 memberikan hasil yang lebih tinggi
dibandingkan kontrol. Produktivitas tertinggi diperoleh pada perlakuan B (Sc20↑
d/3.ET2.5%Ga1.0.9/y.9m/12(m). Aplikasi stimulan pada perlakuan kontrol dapat
meningkatkan produktivitas tanaman namun tidak signifikan dan hasilya masih di bawah
perlakuan EXPEX 315 (A, B, P dan Q). Pengamatan terhadap peubah fisiologis
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan di antara seluruh perlakuan.
Pertumbuhan tanaman tidak berbeda nyata antara perlakuan EXPEX 315 dan kontrol.
Aplikasi pupuk ekstra belum berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan tanaman.
Sistem eksploitasi irisan pendek (
) 20 cm ke arah atas dengan siklus ekonomi
dipersingkat (18 tahun) diharapkan dapat mengoptimalkan produktivitas tanaman karet.