TINJAUAN PELAKSANAAN PELAPORAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS) DI PUSKESMAS JUMANTONO KABUPATEN KARANGANYAR

  

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAPORAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

PUSKESMAS (SIMPUS) DI PUSKESMAS JUMANTONO KABUPATEN

KARANGANYAR 1 2 Dewi Prasetyaning Pratiwi , Antik Pujihastuti

1,2,3

  STIKes Mitra Husada Karanganyar ABSTRACT

  Based on interviews with one SIMPUS ’s operator in Jumantono Primary Health Care, in the implementation of

SIMPUS reporting have been delays in the delivery of the report. The purpose of the study was to determine the

SIMPUS reporting in Jumantono Primary Health Care. The type of research is descriptive research. The research

subject are SIMPUS ’s operators while the objectof this study is SIMPUS reporting. The methods of data collect-

ing with interviews and observation.This research instrument are interview guidelines and observation guidelines.

The data processing including data collecting, data reduction, data display and conclusion drawing with descrip-

tive data analysis. The result from this research showed that there was a delay in delivery prescriptionof PKD

and Pustu to the Jumantono Primary Health Care. SIMPUS reporting process created manually because it still

requires a manual recount process. Occured several obstacles that hinder the reporting process, among others,

delays in delivery of prescriptions, completeness of data, damage of hardware, electricity, human resources and

differences in reporting format. Advice for Jumantono Primary Health Care in order to carry out socialization

recipe collection schedule, review the data to be saved to SIMPUS, computer repair, raise the electric power, op-

eration training and adjusment the SIMPUS reporting with DKK report format.

  Keywords: SIMPUS, Reporting, Primary Health Care ABSTRAK

  Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu operator SIMPUS di Puskesmas Jumantono, dalam pelaksanaan pelaporan SIMPUS, mengalami keterlambatan dalam pengiriman laporan. Tujuan penelitian ini adalah mengeta- hui pelaksanaan pelaporan SIMPUS di Puskesmas Jumantono Kabupaten Karanganyar. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Subjek penelitian ini adalah operator SIMPUS dan objek penelitian ini adalah pelaporan SIMPUS. Metode pengumpulan data dengan wawancara dan observasi. Pengolahan data meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan simpulan, dengan analisis data secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi keterlambatan pengiriman resep dari PKD maupun Pustu ke puskesmas. Proses pembuatan laporan SIMPUS dibuat secara manual dikarenakan masih membutuhkan proses penghitungan ulang secara manual. Ter- jadi beberapa kendala yang menghambat proses pembuatan laporan antara lain keterlambatan pengiriman resep, kelengkapan data, kerusakan perangkat keras, listrik, SDM dan perbedaan format laporan. Saran untuk Puskesmas Jumantono agar melaksanakan sosialiasi jadwal pengumpulan resep, peninjauan ulang data yang akan disimpan ke SIMPUS, perbaikan komputer, menaikkan daya listrik, pelatihan pengoperasian SIMPUS dan penyesuaian format laporan SIMPUS dengan DKK.

  Kata Kunci: SIMPUS, Pelaporan SIMPUS, Puskesmas

  motif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan

  PENDAHULUAN

  setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.Untuk menye- Menurut PerMenKes No.75 Tahun 2014 tentang lenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efisien Puskesmas, Puskesmas adalah fasilitas pelayanan diperlukan informasi kesehatan yang diselenggara- kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan kan melalui sistem informasi dan lintas sektor. Oleh masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan ting- karena itu Puskesmas harus memanfaatkan kemajuan kat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya pro- ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) untuk me-

  

r Rekam Medis, ISSN Volume X No. 2, Oktober 2016 101

  1

  102

  1

  r Rekam Medis, ISSN Volume X No. 2, Oktober 2016

  menuhi tuntutan pelayanan tersebut agar tersedianya data dan informasi kesehatan yang mutakhir dan aku- rat (Hatta, 2008). Pemanfaatan IPTEK dalam pelayanan kesehatan primer adalah dengan digunakannya Sistem Informa- si Manajemen Puskesmas (SIMPUS). Menurut Per- MenKes No. 75 Tahun 2014 Pasal 1 Ayat 11 Sistem Informasi Puskesmas adalah suatu tatanan yang menyediakan informasi untuk membantu proses pen- gambilan keputusan dalam melaksanakan manajemen puskesmas dalam mencapai sasaran kegiatannya. Puskesmas Jumantono merupakan salah satu fasilitas kesehatan primer yang sudah memanfaatkan penggu- naan SIMPUS. Pelaksanaan sistem manajemen informasi yang diber- lakukan di Puskesmas Jumantono adalah menerapkan SIMPUS sebagai salah satu instrumen manajemen yang berfungsi untuk menunjang pelaksanaan fungsi dan penyelenggaraan upaya Puskesmas Jumantono. Oleh karena itu dibutuhkan ketepatan antara masukan (input), proses (process) dan keluaran (output) seh- ingga dihasilkan laporan yang benar dan tepat waktu Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang dilaku- kan dengan wawancara dengan salah satu operator SIMPUS di Puskesmas Jumantono, dalam pelaksa- naan pelaporan SIMPUS, mengalami keterlambatan dalam pengiriman laporan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pelaksanaan pelaporan SIMPUS di Puskesmas Jumantono Kabu- paten Karanganyar.

  Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif kualitatif. Subyek penelitian ini adalah operator SIMPUS, sedangkan subyek penelitian ini adalah pelaporan SIMPUS. Instrumen penelitian ini adalah pedoman wawancara dan pedoman observasi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara teknik bebas terpimpin dan observasi. Pengolahan data meliputi pengumpulan data, reduksi data, penya- jian data dan penarikan simpulan dengan analisis data secara deskriptif.

  HASIL

  1. Input Sistem Informasi Manajemen Puskes- mas (SIMPUS)

  a. Sumber data SIMPUS Sumber data yang dientrykan ke dalam SIM- PUS berasal dari resep pelayanan pasien. Resep pelayanan pasien tidak hanya berasal dari pelayanan yang dilakukan di puskes- mas induk, namun juga dari pelayanan yang dilakukan di daerah.Yang dimaksud dengan pelayanan daerah adalah pelayanan yang dilaksanakan di Poli Kesehatan Desa (PKD), Puskesmas Pembantu (Pustu) dan Unit Ga- wat Darurat (UGD).

  b. Data SIMPUS Data yang dientrykan ke dalam SIMPUS sesuai dengan data yang tertera pada resep pelayanan pasien.Semua data yang terdapat pada resep pelayanan pasien dientrykan ke dalam SIMPUS tanpa terkecuali. Adapun data yang terdapat pada resep pelayanan pa- sien antara lain jenis pasien, nama pasien, diagnosa, tempat pemeriksaan, obat dan tin- dakan. Sedangkan menurut observasi yang pasien (lampiran 1) adalah nomor kode pasien, jenis pasien, nama pasien, je- nis kelamin, umur, nama Kepala Keluarga, alamat, dusun/desa, kecamatan, kunjungan, diagnosis, obat RJ/ RI, pemeriksa dan lokasi pemeriksaan.

  c. Pengguna SIMPUS Unit yang menggunakan SIMPUS adalah bagian pendaftaran, administrasi (ruangan SIMPUS), apotek, UGD dan balai pengo- batan (bidan, dokter dan perawat).Untuk petugas yang berhak mengoperasikan SIM- PUS ada dua persepsi yang berbeda.Menurut Kepala Puskesmas Jumantono yang berhak mengoperasikan SIMPUS adalah petugas SIMPUS saja yaitu petugas pendaftaran pe- layanan pasien (rawat jalan dan UGD), petu- gas admininstrasi (ruangan SIMPUS) dan petugas SIMPUS di bagian obat (apotek), sedangkan menurut Kepala TU Puskesmas

METODE PENELITIAN

  103

  1

  r Rekam Medis, ISSN Volume X No. 2, Oktober 2016

  Jumantono selaku penanggung jawab SIM- PUS menyatakan bahwa semua karyawan dan staf di Puskesmas Jumantono diperbole- hkan mengoperasikan SIMPUS.

  d. Menu SIMPUS Untuk menjalankan fungsi-fungsinya SIM- PUS dilengkapi dengan berbagai menu.Un- tuk menjalankan perintah lanjutan, di dalam menu-menu tersebut terdapat sub menu. Adapun menu-menu yang terdapat pada SIMPUS adalah : 1) Menu File 2) Menu Tabel 3) Menu Inputan 4) Menu Laporan 5) Menu Utility

  e. Entry data Pengentrian data SIMPUS di Puskesmas Jumantono dilakukan di tiga tempat yaitu pendaftaran rawat jalan, ruang admininstrasi (ruang SIMPUS) dan apotek.SIMPUS yang terdapat di balai pengobatan dan UGD sudah tidak digunakan lagi. Entry data pasien un- tuk resep yang berasal PKD, Pustu dan UGD rawat jalan entry data dilaku- kan di akhir pelayanan, baik untuk pasien umum maupun pasien BPJS.Sebelum adan- ya aplikasi P-Care, entry data dilakukan pada saat pendaftaran pasien rawat jalan.

  Namun setelah ada aplikasi P-Care, petugas lebih memprioritaskan entry data pasien JKN ke dalam aplikasi P-Care.Hal ini menyebabkan petugas pendaftaran melakukan entry data sebanyak dua kali untuk pasien JKN.

  Pembuatan laporan di Puskesmas Jumantono Kabupaten Karanganyar dilakukan oleh mas- ing- masing program kerja yang akan mengirim- kan laporan ke DKK. Penanggungjawab dari program kerja tersebut menghubungi petugas admininstrasi (operator SIMPUS) untuk mem- buat printout laporan yang dimaksud. Dari lapo- ran yang sudah di printout tadi, masing-masing petugas penanggungjawab program menghitung ulang data yang terdapat pada laporan tersebut dan ditulis ulang secara komputerisasi menggu- nakan Ms.Excel sesuai dengan format yang be- rasal dari DKK.Cara pembuatan laporan meng- gunakan laporan yang diprintout dari SIMPUS, kemudian di tulis ulang dalam bentuk lembaran kertas. Kemudian diketik menggunakan aplikasi Ms.Excel kemudian diprintout dan dikirimkan ke DKK. Berdasarkan wawancara yang dilaku- kan, sebenarnya SIMPUS dapat menghasilkan laporan langsung dengan caraprintout dari menu Laporan, namun format laporan yang dihasilkan SIMPUS tidak sesuai dengan format dari DKK. Oleh karena itu petugas membuat laporan lagi secara manual.

  3. Output Sistem Informasi Manajemen Puskes- mas (SIMPUS)

  a. Laporan yang dihasilkan SIMPUS Laporan yang dihasilkan oleh SIMPUS di Puskesmas Jumantono Karanganyar antara lain register pasien, rekap pasien, rekap pen- yakit, rekap obat, pemakaian obat, lembar in- put resep, rekap penerimaan obat, LB-1, data kesakitan, LPLPO, LPLPO tahunan, jenis pasien, rekap klaim, laporan kunjun- gan, kunjungan per kepala keluarga, kepala keluarga tidak berkunjung, data kesakitan tahunan, inputan kode obat yang salah dan inputan kode penyakit yang salah. Laporan yang dihasilkan dalam bentuk

  softfile dan bisa diprintout jika dibutuhkan.

  Menurut wawancara dengan Kepala TU Puskesmas Jumantono selaku penanggungjawab SIM- PUS, laporan yang dihasilkan oleh SIMPUS di Puskesmas Jumantono sebagian besar dapat memenuhi kebutuhan laporan yang dibutuhkan oleh DKK.Namun ada sebagian laporan khusus yang tidak bisa dihasilkan dari DKK. Contoh laporan khusus yang tidak bisa dihasilkan dari SIMPUS adalah laporan pasien per golongan usia yang tidak sesuai dengan format dari DKK.

2. Proses Pelaporan Sistem Informasi Manaje- men Puskesmas (SIMPUS)

  b. Proses pengiriman laporan dari Puskesmas Jumantono ke DKK Karanganyar Proses pengiriman laporan dari Puskesmas

  104

  1

  r Rekam Medis, ISSN Volume X No. 2, Oktober 2016

  Jumantono ke DKK dikirimkan oleh mas- ing-masing program kerja. Laporan yang sudah dibuat oleh masing-masing kelompok kerja kemudian di printout dan dilaporkan terlebih dahulu kepada Kepala Puskesmas Jumantono untuk di cek dan ditandatangani. Laporan yang sudah dicek dan ditandatan- gani oleh Kepala Puskesmas Jumantono kemudian diberi surat pengantar dan dikirim- kan ke DKK dalam bentuk printout/ lemba- ran kertas sesuai dengan format yang dikelu- arkan oleh DKK Karanganyar.

  c. Pemanfaatan laporan untuk pihak internal Puskesmas Jumantono Kabupaten Karang- anyar Selain mengirimkan laporan ke DKK Ka- ranganyar, Puskesmas Jumantono juga melakukan analisis sebagai bahan untuk penganggaran di tahun berikutnya. Selain itu laporan juga digunakan sebagai evaluasi dan pengambilan keputusan di lingkungan internal Puskesmas Jumantono. Salah satu contoh hasil evaluasi yang dilaksanakan oleh Puskesmas Jumantono adalah melakukan penyuluhan terhadap penyakit-penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat Jumantono yang diambil dari laporan 10 terba- ru adalah diadakannya penyuluhan tentang penyakit hipertensi dan diabetes melitus oleh Kepala Puskesmas Jumantono kepada mas- yarakat sekitar.

  a. Kendala dalam pelaksanaan pelaporan SIM- PUS

  1. Kendala teknis

  a) Keterlambatan pengiriman resep Salah satu kendala yang terjadi dalam pelaksanaan pelaporan SIMPUS ada- lah terlambatnya pengumpulan resep dari PKD dan Pustu. Resep yang terlambat dikirimkan ke puskesmas induk menyebabkan petugas adminis- trasi tidak bisa mengentry data tepat waktu. Resep biasanya dikirimkan ke puskemas induk secara akumulatif.

  b) Kelengkapan dan kevalidan data Salah satu kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pelaporan SIM- PUS adalah data SIMPUS yang tidak lengkap. Contohnya adalah nomor register pasien Jamkesmas dan Jam- keda (SJPP) yang tertera pada data SIMPUS tidak cocok dengan aslinya dan terkadang juga tidak tercatat pada SIMPUS. Tidak cocoknya antara no- mor register pasien dengan nomor register yang tercatat pada SIMPUS menunjukkan bahwa data yang ter- dapat pada SIMPUS tidak valid. No- mor register yang tidak lengkap juga menghambat petugas untuk membuat laporan klaim Jamkesmas dan Jam- kesda.

  c) Perangkat keras komputer SIMPUS Kendala yang terjadi dalam pelaksa- naan pelaporan SIMPUS adalah layar komputer SIMPUS yang rusak.Warna pada layar perangkat komputer SIM- PUS sudah tidak normal dan kedip- kedip. Kerusakan warna pada layar komputer mengganggu pandangan (mata) operator SIMPUS.

  2. Kendala non teknis

4. Kendala dan upaya dalam pelaporan SIM- PUS

  a) Listrik Salah satu kendala yang terjadi dalam pelaksanaan pelaporan adalah listrik yang kadang mati sehingga komput- er untuk sementara tidak bisa digu- nakan.Listrik yang mati seharusnya bisa dibackup dengan genset, namun dikarenakan daya genset yang kecil listrik tetap mati karena tidak bisa memenuhi kebutuhan listrik di Pusk- esmas Jumantono.

  b) Perbedaan format laporan SIMPUS dengan format laporan DKK Karan- ganyar

  105

  1

  r Rekam Medis, ISSN Volume X No. 2, Oktober 2016

  Salah satu kendala dalam pelaksanaan pelaporan adalah listrik yang kadang mati sehingga komputer untuk se- mentara tidak bisa digunakan.Listrik yang mati seharusnya bisa dibackup dengan genset, namun dikarenakan daya genset yang kecil listrik tetap mati karena tidak bisa memenuhi ke- butuhan listrik di Puskesmas Juman- tono.

  c) Sumber daya manusia Salah satu kendala yang muncul da- lam pelaksanaan pelaporan SIMPUS adalah tenaga SDM. Tenaga SDM un- tuk pengoperasian SIMPUS di Pusk- esmas Jumantono kurang sehingga pengoperasian SIMPUS di BP tidak digunakan lagi. Kurangnya tena- ga SDM di Puskesmas Jumantono dikarenakan adanya petugas adminis- trasi (SIMPUS) yang sudah pensiun.

  Selain itu tenaga SDM untuk operator SIMPUS saat ini tidak mempunyai skill khusus untuk mengoperasikan komputer SIMPUS. Operator SIM- PUS saat ini bekerja apa adanya se- suai dengan apa yang diajarkan oleh petugas yang lebih senior.

  b. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi ken- dala dalam pelaksanaan pelaporan SIMPUS a) Keterlambatan pengiriman resep Upaya yang dilakukan untuk menga- tasi kendala keterlambatan pengiri- man resep ke puskesmas induk ada- lah menegur bidan PKD dan Pustu setiap apel agar selalu menyetorkan resep obat tepat waktu sesuai jadwal yang sudah ditetapkan.Petugas men- gambil kesempatan waktu apel agar bisa menegur secara langsung. Untuk mengatasi bidan PKD dan Pustu yang tidak datang apel, petugas mengingat- kan dengan cara menghubungi bidan PKD dan Pustu satu persatu via tel- pon. b) Kelengkapan dan kevalidan data Upaya yang dilakukan untuk meng- hadapi kendala kelengkapan dan kevalidan data SIMPUS adalah ber- komunikasi dengan petugas pendaft- aran agar lebih teliti dalam menulis nomor SJPP dan meninjau ulang data yang sudah ditulis pada SIMPUS agar tidak terjadi kekeliruan yang be- rulang-ulang.

  c) Perangkat keras komputer SIMPUS Upaya yang dilakukan dalam meng- hadapi kendala perangkat keras kom- puter SIMPUS yang rusak adalah mengganti layar komputer dengan layar yang baru, agar operator SIM- PUS nyaman dalam menggunakan SIMPUS.

  2. Upaya non teknis

  a) Listrik Upaya yang dilakukan untuk men- gatasi kendala dalam hal listrik yang mati adalah menaikkan daya genset agar bisa memenuhi kebutuhan peng- gunaan listrik di Puskesmas maka komputer bisa menyala dan SIMPUS bisa digunakan secara op- timal.

  b) SIMPUS Upaya yang dilakukan untuk men- gatasi kendala dalam hal perbedaan format laporan SIMPUS dengan for- mat laporan dari DKK adalah DKK harus memperbaiki/ menyesuaikan program SIMPUS dengan format laporan dari DKK agar petugas tidak lagi membuat laporan secara manual.

  c) Sumber daya manusia Upaya yang dilakukan untuk menga- tasi kendala dalam hal sumber daya manusia yang kurang keterampilan- nya adalah mengadakan pelatihan dalam pengoperasian SIMPUS, agar

  106

  1

  r Rekam Medis, ISSN Volume X No. 2, Oktober 2016

  keterampilan petugas SIMPUS dapat meningkat.Selain itu Puskesmas juga mengusulkan tenaga baru untuk mengisi kekosongan formasi ke DKK Karanganyar, karena beberapa petu- gas sudah pensiun dan ada petugas yang sebentar lagi juga masuk masa pensiun.

  PEMBAHASAN

  Berdasarkan wawancara yang dilakukan den- gan Kepala Puskesmas Jumantono, yang ber- hak mengoperasikan SIMPUS hanyalah petugas SIMPUS sedangkan menurut Kepala TU Pusk- esmas Jumantono yang berhak mengoperasikan SIMPUS adalah seluruh staf karyawan di Pusk- esmas Jumantono. Terjadinya dua persepsi yang berbeda ini dikarenakan tidak ada kebijakan atau prosedur tetap yang mengatur secara khu- sus tentang wewenang untuk mengoperasikan SIMPUS. Puskesmas Jumantono hanya mempu- nyai satu prosedur tetap tentang SIMPUS, yaitu Prosedur Tetap Puskesmas Jumantono tanggal terbit 2 Januari 2007 tentang Koordinator SIM- PUS yang menyebutkan bahwa koordinator SIMPUS membuat laporan bersama dengan petugas pengelola obat yang artinya bahwa yang berhak mengoperasikan SIMPUS adalah opera- tor SIMPUS (petugas admininstrasi) dan petu- gas apotek.

  Tidak semua petugas mempunyai username dan

  password , ada sebagian petugas yang tidak

  mempunyai username dan password sehingga menggunakan milik orang lain. Hal ini menye- babkan privasi data pada SIMPUS kurang ter- jaga dan bila terjadi kesalahan penginputan data pada SIMPUS tidak dapat diketahui secara pasti siapa yang melaksanakan penginputan karena username dan password yang digunakan secara bersama-sama dengan petugas lain. Petugas yang menggunakan password dan username ser- cara bersama-sama juga dikarenakan tidak adan- ya SOP yang mengatur secara khusus tentang pengguna SIMPUS.

  Hal ini selaras dengan pendapat Sulaeman (2011) yang menyebutkan bahwa salah satu ma- salah yang terjadi di Puskesmas adalah standar dan mutu pelayanan dan SOP puskesmas belum dirumuskan dan atau belum dilaksanakan.Pen- gentryan data pasien rawat jalan di Puskesmas Jumantono dilakukan di akhir pelayanan pasien. Sebelum aplikasi P-Care berjalan, entry data pasien Umum dan JKN dilaksanakan pada saat pendaftaran. Namun setelah aplikasi P-Care di- jalankan, petugas pendaftaran lebih mempriori- taskan untuk entry data pasien JKN ke P-Care. Adanya aplikasi P-Care ini membuat petugas pendaftaran harus mengentry data pasien seban- yak dua kali, karena aplikasi P-Care tidak terin- tegrasi dengan SIMPUS. Hal ini menyebabkan beban kerja petugas pendaftaran semakin ban- yak dan rentan terjadi kesalahan dalam pengen- tryan data.Hal ini selaras dengan pendapat Su- laeman (2011) yang menyebutkan bahwa salah satu masalah yang terjadi di Puskesmas adalah pembagian tugas dan tanggungjawab di antara para pegawai puskesmas kurang profesional dan proporsional.

1. Input Sistem Informasi Manajemen Puskes- mas (SIMPUS)

  men Puskesmas (SIMPUS)

  Proses pembuatan laporan di Puskesmas Juman- tono dilakukan secara manual sehingga tidak bisa dikirimkan secara langsung ke DKK. Pem- buatan secara manual ini dikarenakan format blanko laporan dari DKK berbeda dengan format laporan dari SIMPUS. Perbedaan format lapo- ran ini menyebabkan petugas harus menghitung ulang laporan secara manual. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Hatta (2014) yang menyebut- kan bahwa selain mencatat dan mengumpulkan data baik kegiatan dalam gedung maupun luar gedung, sistem informasi kesehatan di pusk- esmas juga mempunyai tanggungjawab untuk mengolah data dan membuat laporan berkala ke Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota.

  3. Output Sistem Informasi Manajemen Pusk- esmas (SIMPUS)

  Berdasarkan observasi yang dilakukan laporan yang terdapat pada SIMPUS adalah register pa- sien, query penyakit, query obat, rekap pasien,

  107

  1

  r Rekam Medis, ISSN Volume X No. 2, Oktober 2016

  rekap penyakit, rekap obat, pemakaian obat, lembar input resep, rekap penerimaan obat, LB-1, data kesakitan, LPLPO, LPLPO tahunan, laporan stok akhir obat, 10 besar penyakit pa- sien per jenis pasien, rekap klaim, laporan kun- jungan, kunjungan KK, KK tidak berkunjunga, data kesakitan tahunan, query pemakaian obat, inputan kode obat yang salah dan inputan kode penyakit yang salah. Dari laporan di menu uta- ma tersebut dapat dihasilkan laporan- laporan khusus sesuai dengan permintaan per program kerja. Hal ini sependapat dengan Amsyah (2001) yang menyebutkan bahwa nilai informasi yang harus dimiliki dari hasil pengolahan data adalah kesesuaian, yaitu informasi hendaknya relevan dengan tujuan yang akan dicapai, karena data yang sama seringkali perlu diolah secara ber- beda untuk memperoleh informasi yang sesuai dengan keperluan unit masing-masing. Laporan yang dihasilkan oleh SIMPUS selain dikirimkan ke DKK Karanganyar juga digu- nakan oleh Puskesmas Jumantono untuk dianal- isis dan digunakan sebagai bahan evaluasi dan pengambilan keputusan di lingkungan internal Puskesmas Jumantono. Hal ini sesuai dengan pendapat Amsyah (2001) yang menyebutkan bahwa hasil dari pengolahan data akan dihasil- kan informasi yang dibutuhkan oleh manajemen. Hal ini juga sesuai dengan Depkes RI (1997) yang menyebutkan bahwa informasi yang diper- oleh dari SP2TP dan informasi lainnya diman- faatkan untuk menunjang proses manajemen di tingkat Puskesmas, sebagai bahan untuk peny- usunan rencana tahunan Puskesmas, penyusu- nan rencana kerja operasional puskesmas dan bahan pemantauan evaluasi dan pembinaan.

4. Kendala dan upaya dalam pelaporan SIM- PUS

  a. Kendala dalam pelaksanaan pelaporan SIM- PUS 1) Kendala teknis

  a) Keterlambatan pengiriman resep Salah satu kendala dalam pelaksa- naan pelaporan di Puskesmas Juman- tono adalah keterlambatan pengiri- man resep dari PKD dan Pustu.Resep yang terlambat menyebabkan petugas administrasi (SIMPUS) tidak bisa membuat laporan dengan saat dib- utuhkan karena data SIMPUS tidak lengkap. Laporan yang tidak lengkap dapat menghambat manajemen pusk- esmas untuk mengambil keputusan secara cepat dan tepat. Hal ini ses- uai dengan pendapat Amsyah (2001) yang menyebutkan bahwa kegiatan yang memerlukan pengambilan kepu- tusan secara cepat menjadi tertunda karena kurang lengkapnya informasi yang ada.

  b) Kelengkapan dan kevalidan data Salah satu kendala dalam pelaksanaan pelaporan SIMPUS adalah kelengka- pan dan kevalidan data. Salah satu hal yang menyebabkan ketidaklengkapan data dan ketidakvalidan data dikare- nakan petugas pendaftaran melaku- kan pengentryan data sebanyak dua kali, yaitu di aplikasi P-Care dan SIM- PUS Pengentryan yang dilakukan se- banyak dua kali membuat beban kerja petugas menjadi semakin besar. Hal ini sesuai dengan Sulaeman (2011) yang menyebutkan bahwa salah satu masalah yang terjadi di puskesmas adalah pembagian tugas dan tang- gungjawab di antara paga pegawai puskesmas kurang profesional dan proporsional. Selain itu laporan yang kurang valid/akurat ini bisa berpen- garuh terhadap proses pengambilan keputusan manajemen, hal ini selaras dengan pendapat Sulaeman (2011) yang menyebutkan bahwa salah satu masalah yang terjadi di puskesmas adalah laporan kurang akurat serta belum dimanfaatkan untuk proses pengambilan keputusan dan proses manajamen serta belum ditindak lan- juti dan diumpan balikkan.

  c) Perangkat keras komputer SIMPUS Salah satu kendala dalam pelaksa-

  108

  1

  r Rekam Medis, ISSN Volume X No. 2, Oktober 2016

  naan pelaporan di Puskesmas Ju- mantono adalah monitor komputer SIMPUS yang sudah tidak memadai. Monitor yang rusak membuat mata petugas SIMPUS menjadi tidak nya- man/ sakit. Ketidaknyamanan dalam sarana pencatatan membuat petugas banyak menunda waktu untuk men- gentry laporan.Hal ini selaras den- gan pendapat Sulaeman (2011) yang menyebutkan bahwa salah satu mas- alah di puskesmas adalah kurangnya sarana penunjang seperti sarana pen- catatan dan pelaporan. 2) Kendala non teknis a) Listrik Salah satu kendala dalam pelaksa- naan pelaporan SIMPUS adalah lis- trik.Saat mati lampu, genset yang tersedia tidak bisa memenuhi kebutu- han listrik di Puskesmas Jumantono. Sebenarnya penambahan daya genset sudah dilaksanakan, namun ternyata masih belum bisa memenuhi kebu- tuhan listrik yang ada sehingga saat terjadi mati lampu komputer untuk server SIMPUS juga ikut mati dan pengentryan data sementara tidak bisa dilaksanakan. Hal ini selaras dengan pendapat Sulaeman (2011) yang menyebutkan bahwa dana op- erasional dan program kurang men- mati maka akses dari client ke server tidak bisa dilakukan, karena hanya server yang memberi- kan layanan bagi komputer lain dan client hanya meminta layanan dari server. Akses dilakukan secara trans- paran dari client dengan melakukan login terlebih dahulu ke server yang dituju (Syafrizal, 2008).

  b) Perbedaan format laporan SIMPUS dengan format laporan DKK Perbedaan format laporan yang di- hasilkan SIMPUS dengan format laporan DKK membuat petugas ha- rus membuat ulang laporan yang akan dikirimkan ke DKK dengan cara menghitung secara manual. Se- lain itu SIMPUS tidak bisa menye- diakan beberapa laporan khusus yang diminta oleh DKK.Hal ini sesuai dengan pendapat Sulaeman (2011) yang menyebutkan bahwa salah satu masalah di puskesmas adalah Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS belum terselenggara se- bagaimana mestinya.

  c) Sumber daya manusia Petugas yang bertugas sebagai opera- tor SIMPUS di Puskesmas Jumanto- no tidak mempunya keahlian khusus sebagai operator SIMPUS.Operator SIMPUS yang baru biasanya beker- ja sesuai kebiasaan yang diajarkan oleh petugas yang lebih senior.Ke- mampuan petugas tidak berkembang karena tidak ada pelatihan dari DKK untuk operator SIMPUS.Adanya petugas yang pensiun namun tidak digantikan oleh petugas baru juga menyebabkan SIMPUS di BP tidak berjalan secara optimal, bahkan tidak digunakan lagi.Hal ini selaras dengan Sulaeman (2011) yang menyebutkan bahwa salah satu masalah di puskes- mas adalah dukungan sumber daya puskesmas kurang memadai seper- ti pegawai puskesmas baik jumlah maupun kualifikasinya kurang, ke- mauan dan kemampuan kerja pega- wai juga rendah.

  b. Upaya dalam mengatasi kendala dalam pelaksanaan pelaporan SIMPUS 1) Upaya teknis

  a) Keterlambatan pengiriman resep Upaya yang dilakukan petugas untuk mengatasi keterlambatan pengiriman resep dari PKD dan Pustu adalah se- lalu menegur bidan PKD dan Pustu saat melaksanakan apel di puskesmas.

  109

  1

  r Rekam Medis, ISSN Volume X No. 2, Oktober 2016

  Jika bidan PKD dan Pustu tidak dapat ditemui atau tidak hadir saat apel karena kesibukan dinas luar maka petugas koordinator SIMPUS akan menghubungi bidan via telepon agar segera mengirimkan resep pelayanan ke puskesmas induk tepat waktu. Pegawai puskesmas yang kurang me- manfaatkan waktu kerja yang tersedia untuk tugas-tugasnya menyebabkan produktivitas kerja rendah serta ke- giatan dan program puskesmas belum efektif dan efisien (Sulaeman, 2011).

  b) Kelengkapan dan kevalidan data Upaya yang dilakukan untuk menga- tasi kendala ketidak- lengkapan dan ketidakvalidan data di SIMPUS Pusk- esmas Jumantono adalah melakukan komunikasi dengan petugas pendaft- aran untuk meninjau ulang data yang dientrykan ke SIMPUS apakah sudah terisi dan sudah sesuai dengan aslin- ya apa tidak. Karena salah satu nilai yang harus dimiliki oleh hasil pen- golahan data adalah ketelitian, yaitu perbandingan dari informasi yang be- nar dengan jumlah seluruh informasi yang dihasilkan pada proses pengola- han data tertentu (Amsyah, 2011). dilakukan untuk menga- tasi kendala kerusakan pada perang- kat keras komputer (monitor) SIM- PUS adalah dengan cara mengganti monitor yang rusak dengan monitor yang baru. Namun Puskesmas Ju- mantono tidak bisa langsung meng- ganti, karena yang berhak memper- baiki sarana dan prasarana SIMPUS di puskesmas adalah DKK. 2) Upaya non teknis a) Listrik Upaya yang dilakukan dalam mengh- adapi kendala pelaporan SIMPUS da- lam hal listrik adalah mengganti gen- set dengan genset yang lebih besar dayanya agar bisa memenuhi kebutu- han listrik di Puskesmas Jumantono sehingga komputer SIMPUS bisa di- gunakan secara optimal.Penggantian genset dengan daya yang lebih tinggi sudah dilakukan, namun belum bisa mencukupi kebutuhan listrik di Pusk- esmas Jumantono. Hal ini sesuai den- gan pendapat Sulaeman (2011) yang menyebutkan bahwa dana operasion- al dan program kurang mencukupi serta turunnya sering terlambat.

  b) Perbedaan format laporan SIMPUS dengan format laporan DKK Upaya yang dilakukan untuk mengh- adapi kendala perbedaan format lapo- ran SIMPUS dengan format laporan DKK adalah mengirimkan feedback ke DKK untuk menyesuaikan format laporan yang dihasilkan SIMPUS dengan format laporan dari DKK. Kesesuaian format laporan yang dihasilkan SIMPUS dengan format laporan yang dibutuhkan DKK akan membuat puskesmas bisa mengirim- kan laporan tepat waktu karena tidak membuat laporan lagi secara manual. Ketika hasil pengolahan data terlam- bat, akan menyebabkan informasin- ya menjadi tidak berguna (Amsyah, 2011).

  c) Sumber daya manusia Salah satu upaya yang dilakukan da- lam mengatasi kendala sumber daya manusia adalah mengadakan pela- tihan sendiri di lingkungan internal Puskesmas Jumantono.Hal ini untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan petugas dalam men- jalankan tugasnya sebagai petugas administrasi SIMPUS.seorang pe- makai sistem informasi dituntut harus sudah terlatih dapat menggunakan sistem informasi, sehingga informa- si yang dihasilkan akan akurat, cepat dan dapat dipercaya.

  110

  Amsyah, Z. 2001. Manajemen Sistem Informasi. Ja- karta: Gramedia Pustaka Utama. Hal 108, 316 Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1997.

  Syafrizal, M. 2005. Pengantar Jaringan Komputer. Yogyakarta: Andi Offset. Hal 248

  Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal 175- 177 Sutanta, E. 2003. Sistem Informasi Manajemen. Yog- yakarta: Graha Ilmu. Hal 17-23

  . Bandung : Alfabeta. Hal 88-89 Sulaeman, ES. 2011. Manajemen Kesehatan Teori dan Praktik di Puskesmas . Edisi Revi- si.

  Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D

  Sabarguna, BS. 2003. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. Yogyakarta: Konsorsium. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan

  141 Presiden Republik Indonesia. 2009. Undang-undang RI Nomor 36 Tahun 2009. Kesehatan.Ja- karta: Kemenkumham RI.

  hatan. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Hal 35,

  Jakarta: Kemenkes RI. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kese-

  Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat. mor 75 Tahun 2014. Pusat Kesehatan Mas- yarakat.

  Pedoman Sistem Informasi Manajemen Puskesmas.

  5. Kendala dalam pelaksanaan pelaporan SIMPUS di Puskesmas Jumantono Kabupaten Karang- anyar adalah keterlambatan pengiriman resep, kelengkapan dan kevalidan data, kerusakan perangkat keras, listrik, SDM dan perbedaan format laporan sehingga dibutuhkan upaya da- lam bentuk sosialiasasi pengiriman resep sesuai jadwal, peninjauan ulang data yang akan disim- pan ke SIMPUS, menaikkan daya listrik, pela- tihan kepada petugas SIMPUS dan penyesuaian format laporan SIMPUS dengan format laporan DKK.

  1

  2008. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 828/MENKES/SK/IX/2008.Pe- tunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota. Ja- karta: Kemenkes RI. obat, 10 besar penyakit pasien per jenis pasien, 2014. Peraturan Menteri Kesehatan No- rekap klaim, laporan kunjungan, kunjungan Kepala Keluarga, Kepala Keluarga tidak berkun- jung, data kesakitan tahunan.

  Departemen Kesehatan RI. 2008. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/MENKES/PER/ VII/2008. Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota. Ja- karta : Kemenkes RI.

  2014. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan. Edisi revisi ke-3. Jakarta: UI-Press.

  si Kesehatan di Sarana Pelayanan Kese- hatan. Edisi revisi ke-3. Jakarta: UI-Press.

  Hatta, GR (ed). 2008. Pedoman Manajemen Informa-

  4. Laporan yang dihasilkan SIMPUS di Puskesmas Jumantono adalah rekap pasien, rekap penyakit, rekap obat, pemakaian obat, lembar input resep, rekap penerimaan obat, LB-1, data kesakitan, LPLPO, LPLPO tahunan, laporan stok akhir

  3. Proses pembuatan laporan dilakukan oleh mas- ing-masing program kerja dengan cara membuat laporan secara manual berdasarkan printout laporan yang dihasilkan oleh SIMPUS.

  2. Resep pelayanan pasien sebagai sumber data SIMPUS sudah memenuhi kebutuhan data pada SIMPUS untuk membuat laporan secara berkala ke DKK Karanganyar.

  1. Pelaksanaan pelaporan SIMPUS di Puskes- mas Jumantono Kabupaten Karanganyar masih dilakukan secara manual.

DAFTAR PUSTAKA

  r Rekam Medis, ISSN Volume X No. 2, Oktober 2016 SIMPULAN Wahyudi, A. 2011.Analisa Sistem Informasi

  Keseha- tan Online dan Sistem Informasi Mana- jemen Puskesmas (SIMPUS). [Makalah] Jakarta:

  Magister Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Hal 8-10

  

r Rekam Medis, ISSN Volume X No. 2, Oktober 2016 111

  1