Model Pembelajaran Berbasis Proyek otak

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

(Tugas Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran)

Oleh Kelompok 4 Kelas B:
Amer Syarifuddin
Densa Nurtyas Anutara
Sunaryadi
Muhammad Irfan

1311021039
1311021029
1311021043
1311021046

JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan tuga Makalah perkuliahan
Belajar dan Pembelajaran yang berjudul “Model Pembelajaran Berbasis
Proyek” tepat pada waktunya.
Harapan penulis semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis sendiri
khususnya dan bagi orang lain yang mambutuhkan pada umumnya. Disamping itu
penulis menyadari bahwa makalah ini dapat terselesaikan dengan baik berkat
bantuan dan bimbingan serta arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu tidak
lupa kami sampaikan ucapan banyak terima kasih kepada:
1.

Yang terhormat Bapak Dr. I Komang Sudarma, M. Pd selaku dosen pengajar
mata kuliah Belajar dan Pembelajaran yang telah memberikan bimbingan
dan pengarahan dalam menyusun makalah ini.

2.

Teman-teman semester 2 kelas B jurusanTeknologi Pendidikan yang telah
mendukung dan membantu dalam diskusi di kelas.


3.

Anggota kelompok empat yang telah berperan aktif membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kasempurnaan, untuk

itu penulis mengharap sumbangan saran serta kritik yang sifatnya membangun
dari segenap pihak dan atas perhatiannya penulis mengucapkan terima kasih
dengan segala kerendahan hati.

Singaraja, 01 Mei 2014

Penulis

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii


BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2
1.3 Tujuan .......................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian model pembelajaran berbasis proyek .................................................. 3
2.2 Prinsip - prinsip model pembelajaran berbasis proyek................................................. 5
2.3 Karakteristik - karakteristik model pembelajaran berbasis proyek .............................. 7
2.4 Tahap – tahap pembelajaran berbasis proyek............................................................... 7
2.5 Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran berbasis proyek ................................. 9
BAB III PENUTUP
3.1 kesimpulan .................................................................................................................. 11
3.2 Saran ........................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA

ii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Dalam perkembangan dunia pendidikan yang sangat cepat seperti sekarang ini,
peserta didik yang mampu menghadapinya adalah peserta didik yang berkembang
pola pikirnya dan siswa yang mampu menyelesaikan permasalahan yang ada dengan
baik. Karena itu pendidik harus mampu mengkondisikan bagaimana supaya peserta
didik dapat menjadi pemecah permasalahan yang baik.
Di zaman sekarang ini yang serba fleksibel atau identik dengan perubahan. Oleh
karenanya pendidik harus mampu menyiapkan peserta didiknya untuk mampu
menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi. Perubahan itu tidak dapat dihentikan,
tetapi hanya dapat diikuti dengan meningkatkan kreatifitas dan daya saing peserta
didik dalam dunia global. Maka peserta didik harus dididik sesuai dengan zaman
yang akan dihadapinya.
Dalam proses pembelajaran banyak sekali metode pembelajaran yang digunakan
oleh para pendidik atau guru. Berdasarkan kenyataan-kenyataan tersebut, maka secara
khusus proses pembelajaran di kelas juga harus ikut ”berubah” sesuai dengan
tantangan zaman tersebut, sehingga satuan pendidikan mampu menyiapkan anak yang
kreatif, kooperatif dan kompetitif. Salah satu inovasi pembelajaran untuk menjadikan
anak kreatif dan kompetitif dan mampu bekerja sama (kooperatif) adalah dengan

menerapkan proses pembelajaan berbasis proyek.
Dalam hal ini model pembelajaran berbasis proyek sangat tepat untuk digunakan
sebagai pembelajaran yang baik untuk perkembangan peserta didik dalam
meningkatkan kualiatas peserta didik. Pembelajaran berbasis proyek sendiri
merupakan pembelajaran yang berpusat pada proses, relatif berjangka waktu,
berfokus pada masalah, unit pembelajaran bermakna dengan memadukan konsepkonsep dari sejumlah komponen baik itu pengetahuan, disiplin ilmu atau

Model Pembelajaran Berbasis Proyek

| 1

lapangan.Secara umum pembelajaran berbasis proyek menempuh tiga tahap yaitu
perencanaan proyek, pelaksanaan proyek, dan evaluasi proyek.
Dari uraian diatas untuk mencapai hal tersebut diperlukan adanya pemahaman
yang memadai tentang bagaimana sebuah model pembelajaran ini mampu diserap dan
dimengerti oleh para peserta didik.

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka berikut ini rumusan masalah yang
didapatkan :

1.

Apa pengertian Pembelajaran Berbasis Proyek itu?

2.

Bagaimanakah prinsip-prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek itu?

3.

Apa saja karakteristik-karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek?

4.

Bagaimana tahapan-tahapan dalam Pembelajaran Berbasis Proyek?

5.

Apa kelebihan dan kekurangan Pembelajaran Berbasis Proyek?


1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1.

Untuk menjelaskan pengertian pembelajaran berbasis proyek.

2.

Untuk menyebutkan serta menjelaskan prinsip - prinsip pembelajaran berbasis
proyek.

3.

Untuk menjelaskan karakteristik - karakteristik pembelajaran berbasis proyek.

4.

Untuk menjelaskan tahapan-tahapan dalam pembelajaran berbasis proyek.

5.


Untuk menyebutkan kelebihan serta kekurangan model pembelajaran berbasis
proyek.

Model Pembelajaran Berbasis Proyek

| 2

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Proyek
Pembelajaran berbasis proyek adalah suatu model pembelajaran yang
melibatkan suatu proyek dalam proses pembelajaran. Proyek yang dikerjakan oleh
siswa dapat berupa proyek perseorangan atau kelompok dan dilaksanakan dalam
jangka waktu tertentu secara kolaboratif, menghasilkan sebuah produk, yang hasilnya
kemudian akan ditampilkan atau dipresentasikan. Pelaksanaan proyek dilakukan
secara kolaboratif dan inovatif, unik, yang berfokus pada pemecahan masalah yang
berhubungan dengan kehidupan siswa. Pembelajaran berbasis proyek merupakan
bagian dari metoda instruksional yang berpusat pada pembelajar. Model ini sebagai

ganti penggunaan suatu model pembelajaran yang masih bersifat teacher-centered
yang cenderung membuat pembelajar lebih pasif dibandingkan dengan guru. Hal
tersebut mengakibatkan motivasi belajar siswa menjadi rendah sehingga kinerja
ilmiah mereka pun menurun.
Definisi tersebut sejalan dengan uraian yang dipaparkan oleh Bell (2005) yaitu
sebagai berikut.
a.

Project Based Learning is curriculum fueled and standards based.
Model pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang
menghendaki adanya standar isi dalam kurikulumnya. Melalui Pembelajaran
berbasis proyek, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan
penuntun (aguiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah
proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam
kurikulum.

b. Project Based Learning asks a question or poses a problem that each student
can answer.
Pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang menuntut
pengajar dan atau peserta didik mengembangkan pertanyaan penuntun (a guiding


Model Pembelajaran Berbasis Proyek

| 3

question). Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar
yang berbeda, maka pembelajaran berbasis proyek memberikan kesempatan
kepada para peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan
berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara
kolaboratif. Hal ini memungkinkan setiap peserta didik pada akhirnya mampu
menjawab pertanyaan penuntun.
c.

Project Based Learning asks students to investigate issues and topics
addressing real-world problems while integrating subjects across the
curriculum.
Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang menuntut
peserta didik membuat “jembatan” yang menghubungkan antar berbagai subjek
materi. Selain itu, pembelajaran berbasis proyek merupakan investigasi
mendalam tentang sebuah topik dunia nyata.


d. Project Based Learning is a models that fosters abstract, intellectual tasks to
explore complex issues.
Pembelajaran

berbasis

proyek

merupakan

model

pembelajaran

yang

memperhatikan pemahaman peserta didik dalam melakukan eksplorasi,
penilaian, interpretasi dan mensintesis informasi melalui cara yang bermakna.
Pembelajaran berbasis proyek juga merupakan suatu model pembelajaran yang
menyangkut pemusatan pertanyaan dan masalah yang bermakna, pemecahan
masalah, pengambilan keputusan, proses pencarian berbagai sumber, pemberian
kesempatan kepada anggota untuk bekerja secara kolaborasi, dan menutup
dengan presentasi produk nyata. Pembelajaran berbasis proyek ini tidak hanya
mengkaji hubungan antara informasi teoritis dan praktek, tetapi juga memotivasi
siswa untuk merefleksi apa yang mereka pelajari dalam pembelajaran dalam
sebuah proyek nyata serta dapat meningkatkan kinerja ilmiah mereka Grant
(2008).

Model Pembelajaran Berbasis Proyek

| 4

2.2. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek
Sebagai sebuah model pembelajaran, menurut Thomas (2000) dalam Wena
(2009:145), pembelajaran berbasis proyek memiliki berbagai prinsip, yaitu:
1) Prinsip Sentralistis (centrality)
Prinsip ini menegaskan bahwa kerja proyek merupakan esensi dari kurikulum.
Model ini merupakan pusat strategi pembelajaran, dimana siswa belajar konsep utama
dari suatu pengetahuan melalui kerja proyek. Oleh karena itu, kerja proyek. Oleh
karena itu, kerja proyek bukan merupakan praktik tambahan dan aplikasi praktis dari
konsep yang sedang dipelajari, melainkan menjadi sentral kegiatan pembelajaran di
kelas. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran akan dapat dilaksanakan secara
optimal. Dalam pembelajaran berbasis proyek, proyek adalah strategi pembelajaran;
siswa mengalami dan belajar konsep-konsep inti suatu disiplin ilmu melalui proyek.
2) Prinsip Pertanyaan Pendorong/ Penuntun (driving question)
Kerja proyek berfokus pada “pertanyaan atau permasalahan” yang dapat
mendorong siswa untuk berjuang memperoleh konsep atau prinsip utama suatu
bidang tertentu. Kaitan antara pengetahuan konseptual dengan aktivitas nyata dapat
ditemui melalui pengajuan pertanyaan (Blumenfeld, dkk., 1991) ataupun dengan cara
memberikan masalah dalam bentuk definisi yang lemah (Stepien & Gallagher, 1993).
Jadi dalam hal ini kerja sebagai external motivation yang mampu menggugah siswa
(internal motivation) untuk menumbuhkan kemandiriannya dalam mengerjakan
tugas-tugas pembelajaran (Clegg, 2001).
3) Prinsip Investigasi Konstruktif (contructive investigation)
Merupakan proses yang mengarah pada pencapaian tujuan, yang mengandung
kegiatan inkuiri, pembangunan konsep, dan resolusi. Dalam investigasi memuat
proses perancangan, pembuatan keputusan, penemuan masalah, pemecahan masalah,
discovery, dan pembentukan model. Di samping itu, dalam kegiatan pembelajaran
berbasis proyek ini harus tercakup proses transformasi dan konstruksi pengetahuan
(Bereiter & Scardamalia, 1999). Jika kegiatan utama dalam kerja proyek tidak
menimbulkan masalah bagi siswa, atau permasalahan itu dapat dipecahkan oleh siswa
memalui pengetahuan yang dimiliki sebelumnya, maka kerja proyek itu sekadar

Model Pembelajaran Berbasis Proyek

| 5

“latihan”, bukan proyek dalam konteks pembelajaran berbasis proyek (Suhartadi,
2001). Oleh karena itu, penentuan jenis proyek haruslah dapat mendorong siswa
untuk mengonstruksi pengetahuan sendiri untuk memecahkan persoalan yang
dihadapinya. Dalam hal ini guru harus mampu merancang suatu kerja proyek yang
mampu menumbuhkan rasa ingin meneliti, rasa untuk berusaha memecahkan
masalah, dan rasa ingin tahu yang tinggi.
4) Prinsip Otonomi (autonomy)
Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek dapat diartikan sebagai kemandirian
siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran, yaitu bebas menentukan pilihannya
sendiri, bekerja dengan minimal supervisi, dan bertanggung jawab. Oleh karena itu,
lembar kerja siswa, petunjuk kerja praktikum, dan yang sejenisnya bukan merupakan
aplikasi dari prinsip pembelajaran berbasis proyek (Suhartadi, 2001). Dalam hal ini
guru hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator untuk mendorong tumbuhnya
kemandirian siswa.
5) Prinsip Realistis (realism)
Proyek merupakan sesuatu yang nyata, bukan seperti di sekolah (Suhartadi,
2001). Pembelajaran Berbasis Proyek harus dapat memberikan perasaan realistis
kepada siswa, termasuk dalam memilih topik, tugas dan peran konteks kerja,
kolaborasi kerja, produk, pelanggan, maupun standar produknya
Gordon (1998) membedakan antara tantangan akademis, tantangan yang
dibuat-buat, dan tantangan nyata. Pembelajaran Berbasis Proyek mengandung
tantangan yang berfokus pada permasalahan yang autentik (bukan simulasi), bukan
yang dibuat-buat, dan solusinya dapat diimplementasikan di lapangan. Untuk itu,
guru harus mampu merancang proses pembelajaran yang nyata, dan hal ini bisa
dilakukan dengan mengajak siswa belajar pada dunia kerja yang sesungguhnya
(Dryden & Vos, 2001). Jadi, guru harus mampu menggunakan dunia nyata sebagai
sumber belajar bagi siswa. Kegiatan ini akan dapat meningkatkan motivasi, krativitas,
sekaligus kemandirian siswa dalam pembelajaran.

Model Pembelajaran Berbasis Proyek

| 6

2.3. Karakteristik – karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek
Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang besar untuk memberikan
pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna bagi siswa (Gear,
1998).Sedangkan menurut Buck Institute For Education (1999) dalam Made (2000,
145) belajar berbasis proyek memiliki karakteristik yaitu :
1) Siswa membuat keputusan dan membuat kerangka kerja
2) Terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya
3) Siswa merancang proses untuk mencapai hasil
4)

Siswa bertanggunga jawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang
dikumpulkan

5) Siswa melakukan evaluasi secara kontinu
6) Siswa secara teratur melihat kembali apa yang meraka kerjakan
7) Hasil akhir berupa produk dan di evaluasi kualitasnya
8) Kelas memiliki atmosfir yang memberikan toleransi kesalahan dan perubahan.

2.4 Tahap - Tahap Pembelajaran Berbasis Proyek
1.

Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan ini pada dasarnya sama dengan tahap perencanaan

pembelajaran pada umumnya. Akan tetapi, karena dalam pembelajaran ini bertujuan
untuk mengerjakan suatu proyek maka keluasan pembelajarannya tentu akan lebih
bersifat kompleks. Tahap perencanaan pembelajaran merupakan tahap yang sangat
penting dalam setiap proses pembelajaran. Dikatakan penting karena tahap
perencanaan ini sangat mempengaruhi kualitas hasil pembelajaran. Apalagi untuk
mengerjakan proyek-proyek pembelajaran yang kompleks, tahap perencanaan harus
dirancang secara sistematis sehingga pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan secara
optimal. Langkah – langkah perencanaan dirancang sebagai berikut:
1.

Merumuskan tujuan pembelajaran atau proyek

2.

Menganalisis karakteristik siswa

3.

Merumuskan strategi pembelajaran

4.

Membuat lembar kerja (jobsheet)

Model Pembelajaran Berbasis Proyek

| 7

5.

Merancang kebutuhan sumber belajar

6.

Merancang alat evaluasi

2.

Tahap Pelaksanaan
Dalam strategi pembelajaran berbasis proyek, setelah segala sesuatu yang

berkaitan dengan pembelajaran direncanakan, tahap berikutnya adalah tahap
pelaksanaan. Agar pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan serta
dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, diperlukan bebagai macam persiapan
pembelajaran. Tahap pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek merupakan tahap
pembelajaran yang sangat penting. Hal ini karena melalui proses inilah peserta didik
mampu merasakan penglaman belajar yang kompleks. Beberapa kegiatan yang harus
dilakukan dalam tahap pelaksanaan:
1.

Mempersiapkan sumber belajar yang diperlukan

2.

Menjelaskan tugas proyek dan gambar kerja

3.

Mengelompokkan peserta didik sesuai dengan tugas masing-masing

4.

Mengerjakan proyek

3.

Tahap Evaluasi atau Penilaian
Tahap evaluasi merupakan tahap penting dalam pembelajaran berbasis proyek.

Agar pendidik atau guru mengetahui seberapa jauh tujuan pembelajaran tercapai,
maka pendidik atau guru harus melakukan evaluasi. Agar hasil evaluasi dapat
mengukur pencapaian tujuan pembelajaran maka evaluasi harus dilakukan sesuai
prosedur evaluasi yang benar. Jadi, pada dasarnya tiga langkah utama yaitu
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi harus diperhatikan dalam pembelajaran
berbasis proyek. Pada dasarnya, evaluasi pembelajaran bertujuan untuk mengetahui
efektifitas suatu kegiatan pembelajaran dan juga untuk menilai kemajuan belajar
peserta didik. Mengingat yang digunakan adalah pembelajaran berbasis proyek, maka
proyek yang dikerjakan peserta didik bersifat kompleks terdiri atas berbagai
pekerjaan, sehingga setiap komponen jenis pekerjaan yang akan dilakukan peserta
didik harus dibuatkan instrument evaluasinya secara lengkap.

Model Pembelajaran Berbasis Proyek

| 8

2.5. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Berbasis Proyek
1. Kelebihan
Moursund, Bielefeldt, & Underwood (1997) meneliti sejumlah artikel tentang proyek
di kelas yang dapat dipertimbangkan sebagai bahan testimonial terhadap guru,
terutama bagaimana guru menggunakan proyek dan persepsi mereka tentang
bagaimana keberhasilannya. Kelebihan dari Pembelajaran Berbasis Proyek adalah
sebagai berikut:
1. Meningkatkan motivasi. Laporan-laporan tertulis tentang proyek itu banyak yang
mengatakan bahwa siswa suka tekun sampai kelewat batas waktu, berusaha keras
dalam mencapai proyek. Guru juga melaporkan pengembangan dalam kehadiran dan
berkurangnya keterlambatan. Siswa melaporkan bahwa belajar dalam proyek lebih
fun daripada komponen kurikulum yang lain.
2. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Penelitian pada pengembangan
keterampilan kognitif tingkat tinggi siswa menekankan perlunya bagi siswa untuk
terlibat di dalam tugas-tugas pemecahan masalah dan perlunya untuk pembelajaran
khusus pada bagaimana menemukan dan memecahkan masalah. Banyak sumber yang
mendiskripsikan lingkungan belajar berbasis proyek membuat siswa menjadi lebih
aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks.
3. Meningkatkan kolaborasi. Pentingnya kerja kelompok dalam proyek memerlukan
siswa mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi. Kelompok
kerja kooperatif, evaluasi siswa, pertukaran informasi online adalah aspek-aspek
kolaboratif dari sebuah proyek. Teori-teori kognitif yang baru dan konstruktivistik
menegaskan bahwa belajar adalah fenomena sosial, dan bahwa siswa akan belajar
lebih di dalam lingkungan kolaboratif.
4. Meningkatkan keterampilan mengelola sumber. Bagian dari menjadi siswa yang
independen adalah bertanggungjawab untuk menyelesaikan tugas yang kompleks.
Pembelajaran Berbais Proyek yang diimplementasikan secara baik memberikan
kepada siswa pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat

Model Pembelajaran Berbasis Proyek

| 9

alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan
tugas.
2. Kelemahan
Adapun kelemahan dari pembelajaran berbasiskan proyek ini antara lain:
1) Kebanyakan permasalahan “dunia nyata” yang tidak terpisahkan dengan masalah
kedisiplinan, untuk itu disarankan mengajarkan dengan cara melatih dan
memfasilitasi peserta didik dalam menghadapi masalah.
2) Memerlukan banyak waktu yang harus diselesaikan untuk menyelesaikan
masalah.
3) Membutuhkan biaya yang cukup banyak
4) Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, dimana
instruktur memegang peran utama di kelas.
5) Banyaknya peralatan yang harus disediakan.

Model Pembelajaran Berbasis Proyek

| 10

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pembelajaran berbasis proyek atau tugas adalah sebuah metode penyajian
bahan pembelajaran yang diberikan oleh guru kepada peserta didik berupa
seperangkat tugas yang harus dikerjakan peserta didik, baik secara individual maupun
secara kelompok. Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektivitas
dan efisiensi pembelajaran dan memberikan kesempatan peserta didik melakukan
sendiri kegiatan belajar yang ditugaskan.
Selain itu kompetensi yang dikembangkan selain kompetensi disiplin ilmu
(discipline-based competencies) dan kompetensi interpersonal (interpersonal
competencies) dan kompetensi intrapersonal ( intrapersonal competencies) dalam diri
siswa. Kompetensi disiplin ilmu berkaitan dengan pemahaman konsep, prinsip dan
teori dari disiplin ilmu. Kompetensi interpersonal mencakup kemampuan
berkomunikasi, berkolaborasi, berperilaku sopan dan baik, menangani konflik,
bekerjasama, membantu orang lain, dan menjalin hubungan dengan orang lain dan
masyarakat. Kompetensi intrapersonal mencakup apresiasi terhadap keragaman,
melakukan refleksi diri, disiplin, beretos kerja tinggi, membiasakan diri hidup sehat,
mengendalikan emosi, tekun, mandiri, dan mempunyai motivasi.
Model pembelajaran berbasis proyek mempunyai beberapa prinsip yaitu :
Prinsip sentralistis (centrality), pertanyaan dan permasalahan, Prinsip investigasi
konstruktif (constructive investigation), Prinsip otonomi (autonomi), Prinsip realistis
(realism).
Tahap pembelajaran berbasis masalah terdiri dari 3 fase yaitu:
1.

Tahap Perencanaan

2.

Tahap Pelaksanaan

3.

Tahap Evaluasi/Penilaian

Model Pembelajaran Berbasis Proyek

| 11

3.2. Saran
Dalam dunia pendidikan saat ini banyak model pembelajaran yang digunakan
untuk meningkatkan kualitas seorang peserta didik.Dalam hal ini model pembelajaran
berbasis proyek sangat tepat untuk digunakan sebagai pembelajaran yang baik untuk
perkembangan peserta didik dalam meningkatkan kualiatas peserta didik.
Pembelajaran berbasis proyek sendiri merupakan pembelajaran yang berpusat pada
proses, relatif berjangka waktu, berfokus pada masalah, unit pembelajaran bermakna
dengan memadukan konsep-konsep dari sejumlah komponen baik itu pengetahuan,
disiplin ilmu atau lapangan.Secara umum pembelajaran berbasis proyek menempuh
tiga tahap yaitu perencanaan proyek, pelaksanaan proyek, dan evaluasi proyek.
Dalam penyusunan makalah ini pastinya banyak kekurangan dalam hal isi atau
penyajian oleh karena saran serta kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan
oleh penulis.

Model Pembelajaran Berbasis Proyek

| 12

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, S., 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan: Edisi Kedua: Jakarta.Bumi Aksara.
Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung. Alvabeta.
Brooks, J. G., & Brooks, M. G. 1993. In search of understanding: The case for constructivist
classrooms. Virginia: Association for Supervision and Curriculum Development.
Herminarto Sofyan. 2006. Implementasi pembelajaran Berbasis Proyek Pada Bidang
Kejuruan. Cakrawala Pendidikan. Yogyakarta. LPM UNY.
Nolker, H. & Schoenfeldt, E. 1983. Pendidikan Kejuruan: Pembelajaran, Kurikulum,
dan Perencanaan. Jakarta. Gramedia.
Semiawan, C., Tangyong A. F., dkk. 1987. Pendekatan Keterampilan Proses
Bagaimana Mengaktifkan Siswa Dalam Belajar?. Jakarta. Gramedia.
Sujana, N. & Arifin. 1988. Cara belajar siswa aktif dalam proses belajar mengajar. Bandung
Sinar Baru.
Supijono, Agus. 2009. Cooperative Learning (Teori Aplikasi PAIKEM). Yogyakarta. Pustaka
Pelajar.
Sutirman. 2013. Media dan Model-model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta. Graha Ilmu
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: konseop,
Landasan, dan Implementasinya pada kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Edisi Pertama. Jakarta. Kencana Prenada Media Group.
Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer : suatu Tinjauan
Konseptual Operasional. Jakarta. Bumi Aksara.

Model Pembelajaran Berbasis Proyek

| 13