SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA PALANG MERAH

SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA PALANG MERAH
INTERNASIONAL
Jean Henry Dunant Adalah Bapak Palang merah sedunia
karena beliaulah pendiri dan pelopor berdirinya Palang Merah.
J.H. Dunant lahir di Swiss pada tanggal 8 Mei 1828 (ditetapkan
sebagai Hari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional).
Ayahnya bernama Jean Jacques Dunant dan Ibunya bernama
Antoinette Colladon.
Pada tanggal 24 Juni 1859 di Solferino Itali Utara, pasukan
Prancis dan Itali sedang bertempur melawan pasukan Austria.
Pada saat itu J.H. Dunant tiba disana dengan harapan dapat
bertemu dengan Kaisar Prancis (Napoleon III). J.H. Dunant secara
kebetulan menyaksikan pertempuran itu. Saat itu dinas medis
militer kewalahan dalam menangani korban perang yang
mencapai 40.000 orang. Tergetar oleh penderitaan tentara yang
terluka, J.H. Dunant bekerjasama dengan penduduk setempat
segera bertindak mengkoordinasikan bantuan untuk mereka.
Setelah kembali ke Swiss, H. Dunant menggambarkan
pengalaman itu ke dalam sebuah buku yangberjudul : UN
SOUVENIR DE SOLFERINIO/ A MEMORI OF SOLFERINO yang
artinya Kenang-kenangan dari Solferino TAHUN 1862. Dalam

bukunya H. Dunant mengajukan 2 gagasan, yaitu :
1. Membentuk organisasi Sukarelawan, yang akan disiapkan
dimasa damai untuk menolong para prajurityang terluka di
medan perang.
2. Mengadakan perjanjian internasional guna melindungi prajurit
yang cidera di medan perang ,serta sukarelawan dari organisasi
tersebut pada waktu memberikan perawatan.
Tahun 1863 Empat orang warga Jenewa bergabung dengan H.
Dunant untuk mengembangkan kedua gagasan tersebut. Empat
orang tersebut adalah :
1.
2.
3.
4.

General Dufour
Dr. Theodore
Dr. Louis Appia
Gustave Moynier


1 | MATERI KEPALANG MERAHAN

Yang kemudian mereka bersama-sama membentuk Komite
Internasional Palang Merah (KIPM) atau International Committee
Of the Red Cross (ICRC). Berdasarkan gagasan pertama
didirikanlah sebuah Organisasi Sukarelawan di setiap negara,
yang bertugas membantu dinas medis angkatan darat pada
waktu perang. Organisasi tersebut sekarang disebut LRCS
(Loague Of The Red Cross Society) atau LPPMI ( Liga
Perhimpunan Palang Merah) yang dibentuk tanggal 5 Mei Tahun
1919. Tahun 1992 berubah menjadi Federasi Internasional Palang
Merah dan Bulan Sabit Merah. Palang Merah lahir berdasarkan
keinginan untuk membantu korban perang, dan untuk
pelaksanaan tugasnya pada tanggal 22 Agustus 1864 atas
Prakarsa ICRC, Pemerintah Swiss menyelenggarakan konferensi
yang diikuti 12 negara yang dikenal dengan Konvensi Genewa
( The Genewa Conventions Of August 12 1949) dengan hasil
konfrensi :
TUGAS PALANG MERAH
Pada Waktu Perang;

1. Membantu Jawatan Kesehatan angkatan Perang
2. Memberi Pertolongan pada waktu perang
Pada waktu damai;
1. Membangkitkan perhatian umum terhadap azas dan tujuan
Palang Merah
2.
Menyebarluaskan Cita-cita Palang Merah Berdasarkan
Prikemanusiaan
3. Menyiapkan tenaga dan sarana Kesehatan/bantuan lainnya
untuk menjamin kelancaran tugas Palang Merah.
4. Memberi bantuan dan pertolongan pertama dalam setiap
musibah/kecelakaan.
5. Menyelenggarakan PMR
6. Turut memperbaiki Kesehatan rakyat7. Membantu Mencari
Korban Hilang ( TMS )

SEJARAH LAHIRNYA PALANG MERAH INDONESIA
 21 Oktober 1873
Pemerintah kolonial Belanda mendirikan organisasi Palang Merah
di Indonesia dengan nama Het Nederland-Indiche Rode Kruis


2 | MATERI KEPALANG MERAHAN

(NIRK) yang kemudian namannya menjadi Nederlands Rode Kruiz
Afdelinbg Indie (NERKAI).
 1932 dan 1940
Pada 1932 timbul semangat untuk mendirikan Palang Merah
Indonesia (PMI) yang dipelopori oleh dr. RCL. Senduk dan Bahder
Djohan. Kemudian, proposal pendirian diajukan pada kongres
NERKAI (1940), namun ditolak. Pada saat penjajahan Jepang,
proposal itu kembali diajukan, namun tetap ditolak.
 3 September 1945
Pada 3 September 1945 Presiden Soekarno memerintahkan
kepada Menteri Kesehatan dr. Buntaran Martoatmodjo untuk
membentuk suatu Badan Palang Merah Nasional untuk
menunjukan kepada dunia internasional bahwa keberadaan
Negara Indonesia adalah suatu fakta nyata setelah proklamasi
kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
 5 September 1945
Pada 5 September 1945, dr. buntaran membentuk Panitia Lima

yang terdiri dari dr. R. Mochtar, dr. Bahder Johan, dr. Joehana, Dr.
Marjuki dan dr. Sitanala, untuk mempersiapkan pembentukan
Palang merah di Indonesia.
 17 September 1945
Tepat pada tanggal 17 September 1945 terbentuklah Pengurus
Besar Palang Merah Indonesia (PMI) dengan ketua pertama, Drs.
Mohammad Hatta.
 16 Januari 1950
Di dalam satu negara hanya ada satu perhimpunan nasional,
maka
Pemerintah
Belanda
membubarkan
NERKAI
dan
menyerahkan asetnya kepada PMI. Pihak NERKAI diwakili oleh dr.
B. Van Trich sedangkan dari PMI diwakili oleh dr. Bahder Djohan.
 1950 dan 1963
PMI terus melakukan pemberian bantuan hingga akhirnya
Pemerintah Republik Indonesia Serikat mengeluarkan Keppres

No. 25 tanggal 16 Januari 1950 dan dikuatkan engan Keppres No.

3 | MATERI KEPALANG MERAHAN

246 tanggal 29 November 1963. Pemerintah Indonesia mengakui
keberadaan PMI.
Adapun tugas utama PMI berdasarkan Keppres RIS No. 25 tahun
1950 dan Keppres RI No. 246 tahun 1963 adalah untuk
memberikan bantuan pertama pada korban bencana alam dan
korban perang sesuai dengan isi Konvensi Jenewa 1949.
 1950
Secara Internasional, keberadaan PMI diakui oleh Komite Palang
Merah Internasional (ICRC) pada 15 Juni 1950. Setelah itu, PMI
diterima menjadi anggota Perhimpunan Nasional ke-68 oleh Liga
Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (Liga) yang
sekarang disebut Federasi Internasional Perhimpunan Palang
Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) pada Oktober 1950.
 Saat ini
Saat ini, PMI telah berdiri di 33 Provinsi, 371 Kabupaten/Kota dan
2.654 Kecamatan (data per-Maret 2010). PMI mempunyai hampir

1,5 juta sukarelawan yang siap melakukan pelayanan.

HUKUM PERIKEANUSIAAN INTERNASIONAL(HPI)
Hukum Perikemanusiaan Internasional adalah sebuah
cabang dari perlindungan bagi korban perang dan mengenai
pembatasan atas alat (sarana) dan metode (cara) bertempur
dalamn
sengketa bersenjata internasional ataupun non
internasional. HPI dikenal pula dengan beberapa nama lain, yaitu
Hukum Perang (the Law of War), Hukum Sengketa Bersenjata
(the Law of Armed Conflict), atau Hukum Humaniter Internasional
(International Humanitarian Law).
Tujuan HPI:
1.

Memberikan perlindungan kepada mereka yang tidak
terlibat, atau tidak lagi terlibat, dalam pertempuran, yaitu
penduduk sipil, tentara yang menjadi korban luka, sakit,
korban kapal karam, dan tawanan perang
2. Mengatur penggunaan alat dan cara bertempur, dan

3. Membatasi serta meringankan penderitaan yang diakibatkan
oleh perang

4 | MATERI KEPALANG MERAHAN

Latar belakang HPI berkaitan erat dengan sejarah Gerakan
Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional. Ide yang
dituangkan oleh Jean Henry Dunant dalam bukunya “Kenangan
dari Solferino” melahirkan sebuah komite yang kemudian dikenal
dengan nama Komite Internasional Palang Merah (The
International Committee of the Red Cross and Red Crescent atau
ICRC).
Atas prakarsa komite tersebut, Pemerintah Swiss
mengadakan konferensi diplomatic pada tahun 1864 di Jenewa.
Konferensi ini melahirkan perjanjian internasional yang dikenal
dengan nama Konvensi Jenewa 1864. Konvensi yang pada waktu
itu mengikat 12 negara tersebut berisi sejumlah ketentuan
tentang pemberian bantuan kepada anggota bersenjata yang
terluka atau sakit tanpa membeda-bedakan mereka berdasarkan
kebangsaan.

Konvensi-Konvensi Jenewa 1949
 Konvensi Jenewa I : tentang perbaikan keadaan anggota
angkatan perang yang terluka dan sakit di medan
pertempuran darat
 Konvensi Jenewa II : tentang perbaikan keadaan anggota
angkatan perang di laut yang terluka, sakit dan korban kapal
karam
 Konvensi Jenewa III : tentang perlakuan terhadap tawanan
perang
 Konvensi Jenewa IV : tentang perlindungan orang-orang sipil di
waktu perang
Protokol-Protokol Tambahan 1977
 Protokol Tambahan I : perlindungan
bersenjata internasional
 Protokol Tambahan II : perlindungan
bersenjata non-internasional

korban

sengketa


korban

sengketa

Selain perjanjian-perjanjian internasional tersebut, instrumen HPI
juga meliputi:
 Konvensi Den Haag 1907: tentang penggunaan alat dan cara
bertempur

5 | MATERI KEPALANG MERAHAN

 Konvensi Den Haag 1954: tentang perlindungan terhadap
benda budaya pada masa sengketa bersenjata
 Konvensi Senjata Kimia 1993: tentang pelarangan senjata
kimia
 Konvensi Ottawa 1997: tentang pelarangan ranjau darat anti
personel
 Statuta Roma 1998: tentang pembentukan Mahkamah Pidana
Internasional (International Criminal Court)


PERTOLONGAN PERTAMA
Pertolongan Pertama harus diberikan secara cepat dan
Pertolongan Pertama harus tepat sehingga akan meringankan
sakit korban bukan menambah sakit korban.
petugas penolong harus memiliki kualifikasi sebagai berikut:
 Jujur dan bertanggungjawab.
 Memiliki sikap profesional,
 kematangan emosi,
 Kemampuan bersosialisasi.
 Selalu dalam keadaan siap,
 Kemampuannya nyata terukur sesuai sertifikasi PMI.
Kewajiban Pelaku Pertolongan Pertama:
 Menjaga keselamatan diri, anggota tim, penderita dan
orang sekitarnya
6 | MATERI KEPALANG MERAHAN







Dapat
mengenali
dan
mengatasi
masalah
yang
mengancam nyawa
Memberikan pertolongan dengan cepat dan tepat
berdasarkan keadaan korban
Meminta bantuan / rujukan
Ikut menjaga kerahasiaan dengan petugas lain yang
terlibat
Mempersiapkan untuk ditransportasikan

Peralatan Dasar Pelaku Pertolongan Pertama (Alat Pelindung Diri):
 Sarung Tangan Lateks
 Kacamata Pelindung
 Baju pelindung
 Masker Penolong
 Masker RJP
 Helm
Peralatan yang dibutuhkan dalam
 Penutup Luka
 Pembalut(mitella)
 pembalut gulung
 Cairan Antiseptik
 Cairan Pencuci Mata
 bidai dan papan spinal
panjang
 Gunting
 Senter

Pertolongan Pertama:
 Tandu
 Tensimeter dan Stetoskop
 Kapas
 Pinset
 Senter
 Alat Tulis
 Kartu penderita

Prinsip Dasar Pertolongan Pertama:
 Pastikan Anda bukan menjadi korban berikutnya.
 periksa tempat tersebut sudah aman atau masih dalam
bahaya.
 Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah
dan efesien.
 Pergunakanlah sumberdaya yang ada baik alat, manusia
maupun sarana pendukung lainnya.
 Bila bekerja dalam tim, buat perencanaan yang matang
dan dipahami oleh seluruh anggota.
 membuat catatan tentang usaha-usaha pertolongan yang
telah Anda lakukan, identitas korban, tempat dan waktu

7 | MATERI KEPALANG MERAHAN

kejadian, dsb. Catatan ini berguna bila penderita mendapat
rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain.
Kasus kasus yang Membutuhkan Pertolongan Pertama
A. Asma
· Sukar bicara tanpa berhenti, untuk menarik nafas
· Canned be heard the voice of the additional breath
· Otot Bantu nafas terlihat menonjol (dileher)
· Irama nafas tidak teratur
· Terjadinya perubahan warna kulit
(merah/pucat/kebiruan/sianosis)
· Kesadaran menurun (gelisah/meracau)
Penanganan:
1. Tenangkan korban
4. Atur nafas
2. Bawa ketempat yang luas
5. Beri oksigen (bantu) bila
dan sejuk
diperlukan
3. Posisikan setengah duduk
B. Lemah Jantung








Nyeri di dada
Penderita memegangi
dada sebelah kiri
bawah dan sedikit
membungkuk
Kadang sampai tidak
merespon terhadap
suara
Denyut nadi tak teraba
/ lemah
Gangguan nafas








Mual, muntah,
perasaan tidak enak
di lambung
Kepala terasa ringan
Lemas
Kulit berubah
pucat/kebiruan
Keringat berlebihan

C. Mimisan
·Dari lubang hidung keluar darah dan terasa nyeri
. Korban sulit bernafas dengan hidung karena lubang hidung
tersumbat oleh darah
· Kadang disertai pusing
Penanganan

8 | MATERI KEPALANG MERAHAN

1. Bawa korban ke tempat sejuk/nyaman
2. Tenangkan korban
3. Korban diminta menunduk sambil menekan cuping hidung
4. Diminta bernafas lewat mulut
5. Bersihkan hidung luar dari darah
6. Buka setiap 5/10 menit. Jika masih keluar ulangi tindakan
Pertolongan Pertama
D. Mual-Mual(magg)
· Perut terasa nyeri/mual
· Berkeringat dingin
· Lemas
Penanganan
1.Istirahatkan korban dalam posisi duduk ataupun berbaring
sesuai kondisi korban
2.Beri minuman hangat (teh/kopi)
3.Jangan beri makan terlalu cepat
E. Memar
· Warna kebiruan/merah pada kulit
· Nyeri jika di tekan
· Kadang disertai bengkak
Penanganan
1. Kompres dingin
2. Balut tekan
3. Tinggikan bagian luka
F. Keseleo
· Bengkak dan nyeri bila ditekan
· Kebiruan/merah pada derah luka
· Sendi terkunci
· Ada perubahan bentuk pada sendi
Penanganan
1. Korban diposisikan nyaman
2. Kompres es/dingin
3. Balut tekan dengan ikatan 8 untuk mengurangi pergerakan
4. Tinggikan bagian tubuh yang luka
G. Kram

9 | MATERI KEPALANG MERAHAN

Gejala
· Nyeri pada otot
· Kadang disertai bengkak
Penanganan
1. Istirahatkan
2. Posisi nyaman
3. Relaksasi
4. Pijat berlawanan arah dengan kontraksi
H. Histeria
Gejala
· Seolah-olah hilang kesadaran
· Sikapnya berlebihan (meraung-raung, berguling-guling di
tanah)
· Tidak dapat bergerak/berjalan tanpa sebab yang jelas
Penanganan
1. Tenangkan korban
2. Pisahkan dari keramaian
3. Letakkan di tempat yang tenang
4. Awasi
I. Keracunan Makanan atau Minuman
Gejala
· Mual, muntah
· Keringat dingin
· Wajah pucat/kebiruan
Penanganan
1. Bawa ke tempat teduh dan segar
2. Korban diminta muntah
3. Diberi norit
4. Istirahatkan
5. Jangan diberi air minum sampai kondisinya lebih baik
Evakuasi Korban
Prinsip Evakuasi:
1. Dilakukan jika mutlak perlu
2. Menggunakan teknik yang baik dan benar
3. Penolong harus memiliki kondisi fisik yang prima dan terlatih
serta memiliki semangat untuk menyelamatkan korban dari
bahaya yang lebih besar atau bahkan kematian

10 | MATERI KEPALANG MERAHAN

Alat Pengangkutan:
1. Manusia
Manusia sebagai pengangkutnya langsung. Peranan dan jumlah
pengangkut mempengaruhi cara angkut yang dilaksanakan.
Bila satu orang maka penderita dapat:
· Dipondong : untuk korban ringan dan anak-anak
· Digendong : untuk korban sadar dan tidak terlalu berat serta
tidak patah tulang
· Dipapah : untuk korban tanpa luka di bahu atas,
Bila dua orang maka penderita dapat:
· Dipondong : tangan lepas dan tangan berpegangan
· Model membawa balok
· Model membawa kereta
2.
·
·
·
·

Alat bantu
Tandu permanen
Tandu darurat
Kain keras / ponco / jaket lengan panjang
Tali / webbing

Persiapan :
Yang perlu diperhatikan:
 Kondisi korban memungkinkan untuk dipindah atau tidak
berdasarkanpenilaian kondisi dari keadaan respirasi,
pendarahan, luka, patah tulang dan gangguan persendian.
 Menyiapkan personil untuk pengawasan pasien selama
proses evakuasi
 Menentukan lintasan evakusi serta tahu arah dan tempat
akhir korban diangkut
 Memilih alat
 Selama pengangkutan jangan ada bagian tubuh yang
berjuntai atau badan penderita yang tidak dalam posisi
benar.
Kasus kasus yang Membutuhkan Pertolongan Pertama
1.Gigitan Binatang
Pertolongan Pertamanya adalah:
·Cucilah bagian yang tergigit dengan air hangat dengan sedikit

11 | MATERI KEPALANG MERAHAN

antiseptik
·Bila pendarahan, segera dirawat dan kemudian dibalut
Gigitan Ular
Sifat bisa/racun ular terbagi menjadi 3, yaitu:
1. Hematotoksin (keracunan dalam)
2. Neurotoksin (bisa/racun menyerang sistem saraf)
3. Histaminik (bisa menyebabkan alergi pada korban)
Penanganan untuk Pertolongan Pertama :
 Telentangkan atau baringkan penderita dengan bagian
yang tergigit lebih rendah dari jantung.
 Tenangkan penderita, agar penjalaran bisa ular tidak
semakin cepat
 Cegah penyebaran bias penderita dari daerah gigitan
 Torniquet di bagian proximal daerah gigitan pembengkakan
untuk membendung sebagian aliran limfa dan vena, tetapi
tidak menghalangi aliran arteri. Torniquet/ toniket
dikendorkan setiap 15 menit selama + 30 detik
 Letakkan daerah gigitan dari tubuh
 Berikan kompres es
 Usahakan penderita setenang mungkin bila perlu diberikan
petidine 50 mg/im untuk menghilangkan rasa nyeri
Perawatan luka :
 Hindari kontak luka dengan larutan asam Kmn 04, yodium
atau benda panas
 Zat anestetik disuntikkan sekitar luka jangan kedalam
lukanya, bila perlu pengeluaran ini dibantu dengan
pengisapan melalui breastpump sprit atau dengan isapan
mulut sebab bisa ular tidak berbahaya bila ditelan (selama
tidak ada luka di mulut).
 Bila memungkinkan, berikan suntikan anti bisa (antifenin)
Gigitan Lipan
Ciri-ciri
1. Ada sepasang luka bekas gigitan
2. Sekitar luka bengkak, rasa terbakar, pegal dan sakit biasanya
hilang dengan sendirinya setelah 4-5 jam
Penanganan
1. Kompres dengan yang dingin dan cuci dengan obat
12 | MATERI KEPALANG MERAHAN

antiseptik
2. Beri obat pelawan rasa sakit, bila gelisah bawa ke paramedik
Gigitan Lintah dan Pacet
Ciri-ciri
Pembengkakan, gatal dan kemerah-merahan (lintah)
Penanganan
1. Lepaskan lintah/pacet dengan bantuan air tembakau/air
garam
2. Bila ada tanda-tanda reaksi kepekaan, gosok dengan obat
atau salep anti gatal
Sengatan Lebah/Tawon dan Hewan Penyengat lainnya
Biasanya sengatan ini kurang berbahaya, namun beberapa
sengatan pada waktu yang sama dapat memasukkan racun
dalam tubuh korban yang sangat menyakiti. Dalam hal sengatan
lebah, pertama cabutlah sengat-sengat itu tapi jangan
menggunakan kuku atau pinset, Cobalah mengorek sengat itu
dengan mata pisau bersih atau dengan mendorongnya ke arah
samping. Balutlah bagian yang tersengat dan basahi dengan
larutan garam inggris.
Kasus kasus yang Membutuhkan Pertolongan Pertama
Patah Tulang
Gejala
Adanya tanda ruda paksa pada bagian tubuh yang diduga terjadi
patah tulang, pembengkakan, memar, rasa nyeri.
 Nyeri sumbu: apabila diberi tekanan yang arahnya sejajar
dengan tulang yang patah akan memberikan nyeri yang
hebat pada penderita.
 Deformitas: apabila dibandingkan dengan bagian tulang
yang sehat terlihat tidak sama bentuk dan panjangnya.
 Bagian tulang yang patah tidak dapat berfungsi dengan
baik atau sama sekali tidak dapat digunakan lagi.
 Perubahan bentuk
 Nyeri bila ditekan dan kaku
 Bengkak
 Terdengar/terasa (korban) derikan tulang yang retak/patah
 Ada memar (jika tertutup)
 Terjadi pendarahan (jika terbuka)

13 | MATERI KEPALANG MERAHAN

Beberapa Jenis/Macam Patah Tulang dan langkah –
langkah penanganannya :
1. Patah Tulang Tertutup
Patah tulang tertutup adalah kasus patah tulang di mana
patahan tulangnya tidak melukai/merobek daging dan kulit yang
ada di dekatnya. Patah tulang ini bisa menjadi terbuka jika
patahan tulangnya semakin parah dan menusuk daging / kulit
hingga menimbulkan luka berdarah.
Langkah – langkah penanganan:
 Tidurkan korban patah tulang dan jangan banyak bergerak
yang tidak perlu.
 Pasang penyangga tulang yang patah agar patahan
tulangnya tidak semakin patah baik dengan menggunakan
spalk / bidai, tongkat, kayu, sapu ijuk, tiang antena, dll
yang ringan dan kuat diikat atau dibalut kuat tetapi tidak
membuat ikatan atau balutan di bagian yang patah.
2. Patah Tulang Terbuka
Patah tulang terbuka adalah kasus patah tulang di mana
patahan tulangnya membuat daging dan kulit yang ada di sekitar
patahan tulang menjadi sobek terluka. Patah tulang ini harus
benar-benar diwaspadai karena selain mudah infeksi karena luka
menganga juga kita bisa tertular penyakit orang yang berdarah
tersebut bila tidak berhati-hati.
Langkah – langkah penanganan:
 Tidurkan korban patah tulang dan jangan banyak bergerak
yang tidak perlu.
 Jika darah masih mengalir hentikan pendarahan dengan
menekan dan mengikat bagian yang terluka dengan kain
bersih.
 Pasang penyangga tulang yang patah agar patahan
tulangnya tidak semakin patah baik dengan menggunakan
spalk / bidai, tongkat, kayu, sapu ijuk, tiang antena, dll
yang ringan dan kuat diikat atau dibalut kuat tetapi tidak
membuat ikatan atau balutan di bagian yang patah atau
terluka.
3. Patah Tulang Belakang / Spinal
Pada kondisi patah tulang punggung atau tulang belakang
si penderita akan merasa sakit pada bagian belakang atau

14 | MATERI KEPALANG MERAHAN

bagian leher. Jika demikian maka jangan menimbulkan banyak
gerakan pada korban agar tidak merusak sumsum tulang
belakang yang bisa mengakibatkan lumpuh permanen.
Sebaiknya tunggu ambulan atau petugas medis yang
berpengalaman untuk mengurus korban lebih lanjut.
Langkah – langkah penanganan:
 Jangan membuat pasien banyak bergerak baik berpindah
tempat, mengangkat kepala, berdiri, duduk, dsb. Jika tidak
mendesak jangan korban patah tulang belakang jangan
dipindahkan dari tempat semula dan jaga posisi agar tetap
dengan kepala lurus ke atas.
 Hangatkan badan penderita patah tulang punggung
dengan selimut.
 Gunakan pengangkut dengan alas yang kuat dan keras
seperti papan, meja, dll diangkut minimal dua orang agar
stabil.
Prosedur Pembalutan :
Perhatikan tempat atau letak bagian tubuh yang akan dibalut
dengan menjawab pertanyaan ini:
 Bagian dari tubuh yang mana? (untuk menentukan macam
pembalut yang digunakan dan ukuran pembalut bila
menggunakan pita)
 Luka terbuka atau tidak? (untuk perawatan luka dan
menghentikan perdarahan)
 Bagaimana luas luka? (untuk menentukan macam
pembalut)
 Perlu dibatasi gerak bagian tubuh tertentu atau tidak?
(untuk menentukan perlu dibidai/tidak?)
Pilih jenis pembalut yang akan digunakan. Dapat satu atau
kombinasi. Sebelum dibalut, jika luka terbuka perlu diberi
desinfektan atau dibalut dengan pembalut yang mengandung
desinfektan. Jika terjadi disposisi/dislokasi perlu direposisi. Uruturutan tindakan desinfeksi luka terbuka:
 Letakkan sepotong kasa steril di tengah luka (tidak usah
ditekan) untuk melindungi luka selama didesinfeksi.
 Kulit sekitar luka dibasuh dengan air, disabun dan dicuci
dengan zat antiseptik.

15 | MATERI KEPALANG MERAHAN









Kasa penutup luka diambil kembali. Luka disiram dengan
air steril untuk membasuh bekuan darah dan kotoran yang
terdapat di dalamnya.
Dengan menggunakan pinset steril (dibakar atau direbus
lebih dahulu) kotoran yang tidak hanyut ketika disiram
dibersihkan.
Tutup lukanya dengan sehelai sofratulle atau kasa steril
biasa. Kemudian di atasnya dilapisi dengan kasa yang agak
tebal dan lembut.
Kemudian berikan balutan yang menekan.

Apabila terjadi pendarahan, tindakan penghentian pendarahan
dapat dilakukan dengan cara:
 Pembalut tekan, dipertahankan sampai pendarahan
berhenti atau sampai pertolongan yang lebih mantap dapat
diberikan.
 Penekanan dengan jari tangan di pangkal arteri yang
terluka. Penekanan paling lama 15 menit.
 Pengikatan dengan tourniquet.
 Digunakan bila pendarahan sangat sulit dihentikan dengan
cara biasa.
 Lokasi pemasangan: lima jari di bawah ketiak (untuk
pendarahan di lengan) dan lima jari di bawah lipat paha
(untuk pendarahan di kaki)
 Cara: lilitkan torniket di tempat yang dikehendaki,
sebelumnya dialasi dengan kain atau kasa untuk
mencegah lecet di kulit yang terkena torniket. Untuk
torniket kain, perlu dikencangkan dengan sepotong kayu.
Tanda torniket sudah kencang ialah menghilangnya denyut
nadi di distal dan kulit menjadi pucat kekuningan.
 Setiap 10 menit torniket dikendorkan selama 30 detik,
sementara luka ditekan dengan kasa steril.
 Elevasi bagian yang terluka
 Tentukan posisi balutan dengan mempertimbangkan:
 Dapat membatasi pergeseran/gerak bagian tubuh yang
memang perlu difiksasi
 Sesedikit mungkin membatasi gerak bgaian tubuh yang
lain
 Usahakan posisi balutan paling nyaman untuk kegiatan
pokok penderita.

16 | MATERI KEPALANG MERAHAN




Tidak mengganggu peredaran darah, misalnya balutan
berlapis, yang paling bawah letaknya di sebelah distal.
Tidak mudah kendor atau lepas

Prinsip dan Prosedur Pembidaian :
Prinsip
 Lakukan pembidaian di mana anggota badan mengalami
cedera (korban jangan dipindahkan sebelum dibidai).
Korban dengan dugaan fraktur lebih aman dipindahkan ke
tandu medis darurat setelah dilakukan tindakan perawatan
luka, pembalutan dan pembidaian.
 Lakukan juga pembidaian pada persangkaan patah tulang,
jadi tidak perlu harus dipastikan dulu ada tidaknya patah
tulang. Kemungkinan fraktur harus selalu dipikirkan setiap
terjadi kecelakaan akibat benturan yang keras. Apabila ada
keraguan, perlakukan sebagai fraktur.
 Melewati minimal dua sendi yang berbatasan.
Prosedur Pembidaian
 Siapkan alat-alat selengkapnya
 Apabila penderita mengalami fraktur terbuka, hentikan
perdarahan dan rawat lukanya dengan cara menutup
dengan kasa steril dan membalutnya.
 Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah.
Sebelum dipasang, diukur dahulu pada sendi yang sehat.
 Bidai dibalut dengan pembalut sebelum digunakan.
Memakai bantalan di antara bagian yang patah agar tidak
terjadi kerusakan jaringan kulit, pembuluh darah, atau
penekanan syaraf, terutama pada bagian tubuh yang ada
tonjolan tulang.
 Mengikat bidai dengan pengikat kain (dapat kain, baju,
kopel, dan sebagainya) dimulai dari sebelah atas dan
bawah fraktur. Tiap ikatan tidak boleh menyilang tepat di
atas bagian fraktur. Simpul ikatan jatuh pada permukaan
bidainya, tidak pada permukaan anggota tubuh yang
dibidai.
 Ikatan jangan terlalu keras atau kendor. Ikatan harus cukup
jumlahnya agar secara keseluruhan bagian tubuh yang
patah tidak bergerak.
 Kalau memungkinkan anggota gerak tersebut ditinggikan
setelah dibidai.
17 | MATERI KEPALANG MERAHAN



Sepatu, gelang, jam tangan dan alat pengikat perlu
dilepas.

Kasus kasus yang Membutuhkan Pertolongan Pertama
Luka
Gejala
o Terbukanya kulit
o Pendarahan
o Rasa nyeri
Penanganan
1. Bersihkan luka dengan antiseptic (alcohol atau boorwater)
2. Tutup luka dengan kasa steril / plester
3. Balut tekan (jika pendarahannya besar)
4. Jika hanya lecet, biarkan terbuka untuk proses pengeringan
luka
1. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menangani
luka:
1. Ketika memeriksa luka, adakah benda asing, bila ada:
2. Keluarkan tanpa menyinggung luka
3. Kasa/balut steril (jangan dengan kapas atau kain berbulu)
4. Evakuasi korban ke pusat kesehatan
5. 2. Bekuan darah: bila sudah ada bekuan darah pada suatu
luka ini berarti luka mulai menutup. Bekuan tidak boleh
dibuang, jika luka akan berdarah lagi.
Luka dan Pencegahan terhadap kemungkinan Tetanus:
Luka Bakar
Luka Bakar yaitu luka yang terjadi akibat sentuhan tubuh dengan
benda-benda yang menghasilkan panas (api, air panas, listrik,
atau zat-zat yang bersifat membakar)
Tujuan pertolongan pertama pada korban luka bakar adalah :
o Untuk mengurangi rasa sakit
o Mencegah terjadinya infeksi
o Mencegah dan mengatasi peristiwa shyok yang mungkin
dialami korban
Tingkatan Luka Bakar :
Luka Bakar Tingkat I
Luka bakar tingkat satu adalah luka bakar dengan tingkat
kerusakan jaringan hanya di bagian luar lapisan kulit, misalnya,

18 | MATERI KEPALANG MERAHAN

kulit terkena sengatan sinar matahari, kontak langsung dengan
objek panas seperti air panas atau uap panas.
Gejala :
- kemerahan pada bagian yang terbakar
- bengkak ringan
- nyeri
- kulit tidak terkoyak karena melepuh
Penanganan:
1. Siram dengan air mengalir bagian luka yang terbakar atau
kompres dengan air dingin
Pakailah handuk kecil atau sapu tangan yang dicelup air
dingin).
2. Lakukan sampai rasa sakit menghilang.
3. Tutup luka bakar dengan kain perban steril untuk mencegah
infeksi.
4. Jangan memberi mentega atau minyak pada luka bakar
5. Jangan memberikan obat – obatan lain atau ramuan tanpa
persetujuan dokter.
Luka Bakar Tingkat II
Luka bakar tingkat dua adalah luka yang disebabkan oleh
kerusakan lapisan bawah kulit misalnya, sengatan matahari yang
berlebihan, cairan panas, dan percikan api dari bensin atau
substansi lain.
Gejala:
- kemerahan atau bintikn-bntik hitam bergaris
- melepuh
- bengkak yang tidak hilang selama beberapa hari
- kulit terlihat lembab atau becek
Penanganan
1. Siram dengan air dingin / air es bagian luka yang terbakar
atau kompres handuk kecil
atau sapu tangan yang dicelup air dingin.
2. Keringkan luka dengan handuk bersih atau bahan lain yang
lembut
3. Tutup dengan perban steril untuk menghindari infeksi
4. Angkat bagian tangan ataua kaki yang terluka lebih tinggi
dari organ jantung
5. Segera cari pertolongan medis jika korban mengalami luka
bakar di sekitar bibir atau
kesulitan bernapas.

19 | MATERI KEPALANG MERAHAN

Luka Bakar Tingkat III
Luka bakar yang menghancurkan semua lapisan kulit
dikategorikan sebagai luka bakar tingkat III misalnya kontak
terlalu lama dengan sumber panas dan sengatan listrik
Gejala :
- daerah luka tampak berwarna putih
- kulit hancur
- sedikit nyeri karena ujung saraf telah rusak
Penanganan
1. Jika korban masih dalam keadaan terbakar, padamkan api
dengan menggunakan selimut,
karpet, jaket dan bahan lain.
2. Kesulitan bernapas dapat terjadi pada korban khususnya bila
luka terdapat pada wajah,
leher dan di sekitar mulut karena korban menghirup asap
yang menyertai pembakaran.
Lakukan pemeriksaan untuk memastikan korban bernapas.
3. Tempelkan kain basah atau air ingin, tetapi jangan
menggunakan air es untuk luka di bagian
wajah, tangan dan kaki. Tujuannya untuk menurunkan suhu
daerah luka
4. Tutup luka bakar dengan perban steril dan tebal, kain bersih,
sarung bantal, atau bahan lain
yang anda temukan. Tetapi jangan bahan yang mudah rontok
seperti kapas / kapuk.
5. Segera telepon ambulan, penting bagi korban untuk
mendapatkan perawatan meski lukanya
tidak terlalu besar.
Tata Cara dalam Pertolongan Pertama
Secara umum urutan Pertolongan Pertama pada korban
kecelakaan adalah sebagai berikut :
Jangan Panik
Berlakulah cekatan tetapi tetap tenang. Apabila kecelakaan
bersifat massal, korban-korban yang mendapat luka ringan dapat
dikerahkan untuk membantu dan pertolongan diutamakan
diberikan kepada korban yang menderita luka yang paling parah
tapi masih mungkin untuk ditolong.
Lakukan Penilaian terhadap penderita yang meliputi :

20 | MATERI KEPALANG MERAHAN

a) Penilaian keadaan
Penilaian keadaan dilakukan untuk memastikan situasi yang
dihadapi dalam suatu upaya pertolongan. Sebagai penolong kita
harus memastikan apa yang sebenarnya kita hadapai, apakah
ada bahaya susulan atau hal yang dapat membahayakan
seorang penolong. Ingatlah selalu bahwa seorang atau lebih
sudah menjadi korban, jangan ditambah lagi dengan penolong
yang menjadi korban. Keselamatan penolong adalah nomor satu.
Saat tiba di lokasi kejadian,sudah dapat dipastikan bahwa
keadaan aman maka tindakan selanjutnya adalah :
Memastikan keselamatan penolong, penderita, dan orang-orang
di sekitar lokasi kejadian.
Penolong harus memperkenalkan diri, bila memungkinkan:
• Nama Penolong
• Nama Organisasi
• Permintaan izin untuk menolong dari penderita / orang
Menentukan keadaan umum kejadian (mekanisme cedera) dan
mulai melakukan penilaian dini dari penderita.
Mengenali dan mengatasi gangguan / cedera yang mengancam
nyawa.
Stabilkan penderita dan teruskan pemantauan.
Minta bantuan.
b) Penilaian Dini
Kesan umum
Seiring mendekati penderita, penolong harus mementukan
apakah situasi penderita tergolong kasus trauma atau kasus
medis.
jika termasuk kasus trauma maka mempunyai tanda – tanda
yang jelas terlihat atau teraba misalnya luka bakar, patah tulang,
dll
Jika termasuk kasus medis maka tanpa tanda – tanda yang
terlihat atau teraba misalnya sesak napas, pingsan,dll
Periksa Respon
Cara sederhana untuk mendapatkan gambaran gangguan yang
berkaitan dengan otak penderita. Terdapat 4 tingkat Respons
penderita yaitu:
A = Awas
Penderita sadar dan mengenali keberadaan dan lingkungannya.
S = Suara
Penderita hanya menjawab/bereaksi bila dipanggil atau

21 | MATERI KEPALANG MERAHAN

mendengar suara.
N = Nyeri
menderita hanya bereaksi terhadap rangsang nyeri yang
diberikan oleh penolong, misalnya dicubit, tekanan pada tulang
dada.
T=Tidak respon
Penderita tidak bereaksi terhadap rangsang apapun yang
diberikan oleh penolong. Tidak membuka mata, tidak bereaksi
terhadap suara atau sama sekali.
Memastikan jalan napas terbuka dengan baik (Airway).
Jalan napas merupakan pintu gerbang masuknya oksigen ke
dalam tubuh manusia. Apapaun usaha yang dilakukan, namun
bila jalan napas tertutup semuanya akan gagal.
Pasien dengan respon
Cara sederhana untuk menilai adalah dengan memperhatikan
peserta saat berbicara. Adanya gangguan jalan napas biasanya
akan berakibat pada gangguan bicara.
Pasien yang tidak respon
Pada penderita yang tidak respon, penolonglah yang harus
mengambil inisiatif untuk membuka jalan napas. Cara membuka
jalan napas yang dianjurkan adalah angkat dagu tekan dahi.
Pastikan juga mulut korban bersih, tidak ada sisa makanan atau
benda lain yang mungkin menyumbat saluran napas
Pemeriksaan Fisik
Amati dan raba (menggunakan kedua tangan dan dengan
tekanan), bandingkan (simetry), cium bau yang tidak biasa dan
dengarkan (suara napas atau derit ), dalam urutan berikut:
1. Kepala
 Kulit Kepala dan Tengkorak
 Telinga dan Hidung
 Pupil Mata
 Mulut
2. Leher
3. Dada
Periksa perubahan bentuk, luka terbuka, atau perubahan
kekerasan
Rasakan perubahan bentuk tulang rusuk sampai ke tulang
belakan

22 | MATERI KEPALANG MERAHAN

Lakukan perabaan pada tulang
4. Abdomen
Periksa rigiditas (kekerasan)
Periksa potensial luka dan infeksi
Mungkin terjadi cedera tidak terlihat, lakukan perabaan
Periksa adanya pembengkakan
5. Punggung
Periksa perubahan bentuk pada tulang rusuk
Periksa perubahan bentuk sepanjang tulang belakang
6. Pelvis
7. Alat gerak atas
8. Alat gerak bawah
Pemeriksaan tanda vital
1. Frekuensi nadi, termasuk kualitas denyutnya, kuat atau lemah,
teratur atau tidak
2. Frekuensi napas, juga apakah proses bernapas terjadi secara
mudah, atau ada usaha bernapas, adakah tanda-tanda sesak
napas.
3. Tekanan darah, tidak dilakukan pemeriksaan oleh KSR dasar
4. Suhu, diperiksa suhu relatif pada dahi penderita. Periksa juga
kondisi kulit: kering, berkeringat, kemerahan, perubahan warna
dan lainnya.
Denyut Nadi Normal :
Bayi : 120 - 150 x /menit
Anak : 80 - 150 x /menit
Dewasa : 60 - 90 x /menit
Frekuensi Pernapasan Normal :
Bayi : 25 - 50 x /menit
Anak : 15 - 30 x /menit
Dewasa : 12 - 20 x /menit
Riwayat Penderita
Selain melakukan pemeriksaan, jika memungkinkan dilakukan
wawancara untuk mendapatkan data tambahan. Wawancara
sangat penting jika menemukan korban dengan penyakit.
Mengingat wawancara yang dilakukan dapat berkembang sangat
luas, untuk membantu digunakan akronim : KOMPAK
K = Keluhan Utama (gejala dan tanda)
sesuatu yang sangat dikeluhkan penderita

23 | MATERI KEPALANG MERAHAN

O = Obat-obatan yang diminum.
Pengobatan yang sedang dijalani penderita atau obat yang baru
saja diminum atau obat yang seharusnya diminum namun
ternyata belum diminum.
M = Makanan/minuman terakhir
Peristiwa ini mungkin menjadi dasar terjadinya kehilangan respon
pada penderita. Selain itu data ini juga penting untuk diketahui
bila ternyata penderita harus menjalani pembedahan kemudian
di rumah sakit.
P = Penyakit yang diderita
Riwayat penyakit yang diderita atau pernah diderita yang
mungkin berhubungan dengan keadaan yang dialami penderita
pada saat ini, misalnya keluhan sesak napas dengan riwayat
gangguan jantung 3 tahun yang lalu.
A = Alergi yang dialami.
Perlu dicari apakah penyebab kelainan pada pasien ini mungkin
merupakan suatu bentuk alergi, biasanya penderita atau
keluarganya sudah mengetahuinya
K = Kejadian.
Kejadian yang dialami korban, sebelum kecelakaan atau sebelum
timbulnya gejala dan tanda penyakit yang diderita saat ini.
Pemeriksaan Berkala / lanjut
Setelah selesai melakukan pemeriksaan dan tindakan,
selanjutnya lakukan pemeriksaan berkala, sesuai dengan berat
ringannya kasus yang kita hadapi.
Pada kasus yang dianggap berat, pemeriksaan berkala
dilakukan setiap 5 menit, sedangkan pada kasus yang ringan
dapat dilakukan setiap 15 menit sekali.
Beberapa hal yang dapat dilakukan pada pemeriksaan berkala
adalah :
Keadaan respon
 Nilai kembali jalan napas dan perbaiki bila perlu
 Nilai kembali pernapasan, frekuensi dan kualitasnya
 Periksa kembali nadi penderita dan bila perlu lakukan
secara rinci bila waktu memang tersedia.
 Nilai kembali keadaan kulit : suhu, kelembaban dan
kondisinya Periksa kembali dari ujung kepala sampai ujung
kaki, mungkin ada bagian yang terlewat atau
membutuhkan pemeriksaan yang lebih teliti.

24 | MATERI KEPALANG MERAHAN









Periksa kembali secara seksama mungkin ada bagian yang
belum diperiksa atau sengaja dilewati karena melakukan
pemeriksaan terarah.
Nilai kembali penatalaksanaan penderita, apakah sudah
baik atau masih perlu ada tindakan lainnya.
Periksa kembali semua pembalutan, pembidaian apakah
masih cukup kuat, apakah perdarahan sudah dapat di
atasi, ada bagian yang belum terawat.
Pertahankan komunikasi dengan penderita untuk menjaga
rasa aman dan nyaman
Pelaporan
Biasakanlah untuk membuat laporan secara tertulis.
Laporan ini berguna sebagai catatan anda, PMI dan bukti
medis.

Hal-hal yang sebaiknya dilaporkan adalah :
• Umur dan jenis kelamin penderita
• Keluhan Utama
• Tingkat respon
• Keadaan jalan napas
• Pernapasan
• Sirkulasi
• Pemeriksaan Fisik yang penting
• KOMPAK yang penting
• Penatalaksanaan
Kasus kasus yang Membutuhkan Pertolongan Pertama
Pingsan
Pingsan adalah suatu keadaan tidak sadarkan diri seperti
orang tidur pada seseorang akibat sakit, kecelakaan, kekurangan
oksigen,
kekurangan
darah,
keracunan,
terkejut/kaget,
lapar/haus, kondisi fisik lemah, dan lain sebagainya. Pingsan
(Syncope/collapse) yaitu hilangnya kesadaran sementara karena
otak kekurangan O2, kecelakaan,
lapar, terlalu banyak
mengeluarkan tenaga, terkejut / kaget, dehidrasi (kekurangan
cairan
tubuh),
anemia,
dan
lain-lain.
Gejala umum :

25 | MATERI KEPALANG MERAHAN

Perasaan limbung
Lemas
Pandangan berkunang- Keringat dingin
kunang
Menguap berlebihan
Telinga berdenging
Tak respon (beberapa
Nafas tidak teratur
menit)
Muka pucat
Denyut nadi lambat
Biji mata melebar
Penanganan:
 Baringkan korban dalam posisi terlentang
 Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung
 Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan barang
yang menghambat pernafasan
 Beri udara segar
 Periksa kemungkinan cedera lain
 Selimuti korban
 Korban diistirahatkan beberapa saat
 Untuk mengembalikan kesadaran orang yang mengalami
kepingsanan dapat menggunakan bau-bauan yang
menyengat dan merangsang.
 Jika wajah orang pingsan itu pucat pasi maka sebaiknya
buat badannya lebih tinggi dari kepala dengan disanggah
sesuatu agar darah dapat mengalir ke kepala korban
pingsan tersebut.
 Jika muka orang yang pingsan itu merah maka sanggah
kepalanya dengan bantal atau sesuatu agar darah di
kepalanya bisa mengalir ke tubuhnya secara normal.
 Apabila si korban pingsan tadi muntah, maka sebaiknya
miringkan kepalanya agar muntah orang itu bisa keluar
dengan mudah sehingga jalur penapasan orang itu bisa
lancar kembali.
 Jika orang yang pingsan sudah siuman maka bisa diberi
minum seperti kopi atau teh hangat. Jika orangnya
diabetes jangan diberi gula dan jika orangnya masih belum
kuat memegang gelas atau minum sendiri dengan
tangannya harap jangan diberi dulu agar tidak tersedak.
 Apabila tidak sadar-sadar dan berangsur-angsur membaik /
pulih maka sebaiknya hubungi ambulan atau dibawa ke
pusat kesehatan terdekat seperti puskesmas, klinik, dokter,
rumahsakit, dsb agar mendapatkan perawatan yang lebih
baik.

26 | MATERI KEPALANG MERAHAN



Perhatikan orang lain di sekitar korban, jangan sampai
harta benda milik orang yang jatuh pingsan tersebut raib
digondol maling/copet yang sedang beraksi dikala orang
lain sengsara. Perhatikan pula ornag lain yang membantu
atau menonton korban, jangan sampai mereka kecopetan
saat serius membantu korban atau asyik melihat kejadian.

Bagaimanakah Teknik Pertolongan Pertama dalam Kondisi
Gawat Darurat
RESUSITASI JANTUNG - PARU
RJP adalah teknik dasar pertolongan pertama yang digunakan
pada korban yang tidak bernapas dan kuat dugaan jantungnya
berhenti berdenyut . RJP bertujuan untuk merangsang organ
jantung dan paru – paru korban berfungsi kembali memompa
darah dan mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh. Oleh karena itu
diperlukan prosedur RJP yang dikenal dengan tindakan ABC
meliputi :
Airway Controlling ( membuka Jalan udara / napas )
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
 Membaringkan korban telentang di lantai atau di tanah.
 Membersihkan mulut dan jalan udara dari kemungkinan
adanya benda – benda asing menggunakan jari penolong.
 Jika tidak ada dugaan terjadi cedera leher, dongakkan
kepala korban untuk membuka jalan udara. Dengan cara
menempelkan telapak tangan penolong di kening korban
dan jari tangan lainnya mengangkat dagu korban yang
bertujuan agar lidah korban tertarik dari pangkal
tenggorokan.
Breathing Support (bantuan pernapasan / napas buatan )
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
 Pastikan kepala korban dalam posisi mendongak
 Dengan meletakkan telapak tangan pada dahi, pencetlah
hidung korban dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk
 kemudian ambil napas dalam – dalam, tempelkan mulut
Anda pada mulut korban yang terbuka,
 tiup dengan cepat 2 kali napas penuh. Lepaskan mulut
Anda setiap setelah menghembuskan napas dan ambil
napas panjang lagi dan tiup lagi.

27 | MATERI KEPALANG MERAHAN

 Setelah Anda mengembuskan udara ke dalam mulut dan
hidung, dekatkan telinga Anda ke hidung korban untuk
mendengarkan hembusan napasnya (LDR)
 Lanjutkan pemberian udara kepada korban melalui
mulut,hidung atau keduanya sekitar 12 kali hembusan
permenit (1 hembusan per 5 detik) untuk korban dewasa,
15 kali hembusan permenit (1 hembusan tiap4 detik) untuk
korban anak-anak, 20 kali hembusan permenit (1
hembusan tiap 3 detik ) untuk bayi.
 Kemudian perhatikan dada korban apakah ada gerakan
naik dan turun pertanda dia bernapas, jika dada sudah
mulai mengembang hentikan tiupan
Circulatoring Support (Memulihkan sirkulasi darah)
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
 Letakkan bagian dalam salah satu tangan anda di atas
bagian tengah dada pasien.
 Taruhlah tangan lainnya di atas tangan yang pertama.
 Jaga siku anda lurus dan posisi bahu anda tepat di atas
tangan anda
 Gunakan berat badan bagian atas (tidak hanya lengan
anda) ketika anda mendorong ke bawah (menekan) dada 4
–5,5 cm.
 Dorong kuat dan cepat-berikan dua tekanan tiap detik atau
sekitar 100 tekanan tiap menit
 Setelah 15 tekanan, miringkan kepala ke belakang-angkat
dagu
 untuk membuka jalan udara. Bersiaplah untuk memberikan
2 pernapasan penyelamat.
 Jepit ujung hidung dan berikan napas ke mulut pasien
selama 1 detik.
 Jika dada naik berikan napas kedua. Jika tidak naik, ulangi
memiringkan kepala ke belakang-mengangkat dagu dan
berikan napas kedua. Itu satu siklus.
 Jika ada orang lain selain anda, minta orang tersebut
berikan dua napas setelah anda melakukan 15 tekanan.
Posisi Anatomis
Tubuh manusia diproyeksikan menjadi suatu posisi yang dikenal
sebagai posisi anatomis, yaitu berdiri tegak, ke dua lengan di

28 | MATERI KEPALANG MERAHAN

samping tubuh, telapak tangan menghadap ke depan. Kanan dan
kiri mengacu pada kanan dan kiri penderita.
Bidang Anatomis
Dalam posisi seperti ini tubuh manusia dibagi menjadi beberapa
bagian oleh 3 buah bidang khayal:
o Bidang Medial; yang membagi tubuh menjadi kiri dan
kanan
o Bidang Frontal; yang membagi tubuh menjadi depan
(anterior) dan bawah (posterior)
o Bidang Transversal; yang membagi tubuh menjadi atas
(superior) dan bawah (inferior)
Pembagian tubuh manusia
garis besar, tubuh manusia dibagi menjadi :







Kepala : Tengkorak, wajah, dan rahang bawah
Leher
Batang tubuh : Dada, perut, punggung, dan panggul
Anggota gerak atas :
Sendi bahu, lengan atas, lengan bawah, siku, pergelangan
tangan, tangan.
Anggota gerak bawah :
Sendi panggul, tungkai atas, lutut, tungkai bawah,
pergelangan kaki, kaki.

Selain pembagian tubuh maka juga perlu dikenali 5 buah rongga
yang terdapat di dalam tubuh yaitu :






Rongga tengkorak : Berisi otak dan bagian-bagiannya
Rongga tulang belakang : Berisi bumbung saraf atau
“spinal cord”
Rongga dada : Berisi jantung dan paru
Rongga panggul : Berisi kandung kemih, sebagian usus
besar, dan organ reproduksi dalam
Rongga perut (abdomen)
Berisi berbagai berbagai organ pencernaan Untuk
mempermudah perut manusia dibagi menjadi 4 bagian
yang dikenal sebagai kwadran sebagai berikut:
i. Kwadran kanan atas (hati, kandung empedu, pankreas
dan usus)

29 | MATERI KEPALANG MERAHAN

ii. Kwadran kiri atas (organ lambung, limpa dan usus)
iii. Kwadran kanan bawah (terutama organ usus termasuk
usus buntu)
iv. Kwadran kiri bawah (terutama usus).
Sistem dalam tubuh manusia
Agar dapat hidup tubuh manusia memiliki beberapa sistem:
1. Sistem Rangka (kerangka/skeleton)
a. Menopang bagian tubuh
b. Melindungi organ tubuh
c. Tempat melekat otot dan pergerakan tubuh
d. Memberi bentuk bangunan tubuh
2. Sistem Otot (muskularis)
Memungkinkan tubuh dapat bergerak
3. Sistem pernapasan (respirasi)
Pernapasan bertanggung jawab untuk memasukkan
oskigen dari udara bebas kedalam darah dan
mengeluarkan karbondioksida dari tubuh.
4. Sistem peredaran darah (sirkulasi)
Sistem ini berfungsi untuk mengalirkan darah ke seluruh
tubuh.
5. Sistem saraf (nervus)
Mengatur hampir semua fungsi tubuh manusia. Mulai dari
yang disadari sampai yang tidak disadari
6. Sistem pencernaan (digestif)
Berfungsi untuk mencernakan makanan yang masuk dalam
tubuh sehingga siap masuk ke dalam darah dan siap untuk
dipakai oleh tubuh
7. Sistem Klenjar Buntu (endokrin)
8. Sistem Kemih (urinarius)
9. Kulit
10.
Panca Indera
11.
Sistem Reproduksi

KESJA (KESEHATAN REMAJA)
30 | MATERI KEPALANG MERAHAN

PUBERTAS
1. Apakah pubertas itu ?
Pubertas adalah awal masa remaja. Pada masa pubertas terjadi
perubahan badaniah yang ditandai adanya kemampuan untuk
melanjutkan keturunan ( reproduksi ). Perubahan ini disertai
perubahan mental dan akan mempengaruhi perilakumu.
2. Kapan pubertas terjadi ?
Perubahan yang terjadi pada setiap orang berbeda-beda,
biasanya perempuan mengalami pubertas lebih awal pada usia
11-12 tahun, sedangkan laki-laki pada usia 13-14 tahun.
3. Apa perubahan badaniah pada perempuan ?
Tubuh menjadi tinggi, rambut tumbuh di ketiak dan di sekitar
kemaluan, buah dada akan membesar, pinggul melebar,
mengalami menstruasi / haid pertama.
4. Bagaimana dengan laki-laki ?
Otot mengembang di sekitar dada dan bahu, berat dan tinggi
badan bertambah, suara membesar, rambut tumbuh di ketiak ,
sekitar kemaluan, tangan dan kaki, dada dan di wajah ( kumis
dan jenggot ) serta mimpi basah.
5. Perubahan mental apa yang menyertai perubahan badaniah ?
Mulai tertarik pada lawan jenis. Perempuan ingin tampil lebih
cantik dan laki-laki ingin menunjukan kejantanannya. Dan ada
juga yang menjadi pemalu, sering sedih, khawatir dan sering
bingung sehingga kepercayaan diri menurun, sering kali merasa
” tidak suka” pada lawan jenis, semua itu normal dan terjadi
pada setiap orang di masa remaja.
6. Perubahan perilaku apa yang terjadi ?
Pada masa ini, mereka lebih suka pergi bersama teman-teman
sebaya, dari pada tinggal di rumah. Tidak menurut pada orang
tua, suka pamer dan tidak berpikir pada saat berbuat. Hal ini
menyebabkan mereka lebih mudah dipengaruhi teman.
Perempuan sebelum saat haid/ menstruasi, biasanya sangat
perasa ,emosional, pemarah tanpa alasan yang jelas.
7. Perubahan apa lagi yang biasanya terjadi ?
Kulit semakin berminyak dan mudah berjerawat.
PERILAKU REMAJA
8. Mengapa masa remaja membutuhkan perhatian, baik dari
orang tua, guru dan remaja sendiri ?

31 | MATERI KEPALANG MERAHAN

Masa remaja adalah suatu masa perubahan dari masa anak-anak
ke masa dewasa . Pada saat ini remaja mengalami pengalamanpengalaman baru baik jasmani maupun rohani . Remaja akan
membentuk kelompok bersama teman-teman sebaya dan
mencari pengalaman-pengalaman baru bersama-sama.
9. Bukankah memiliki banyak teman itu menyenangkan ?
Tentu saja, karena bisa berbagi rasa “ cur-hat “ , “ ngerumpi “,
melakukan tugas / pekerjaan bersama-sama pokoknya saling
membantu. Tapi ingat ! teman juga dapat memberi pengaruh
buruk bagi diri remaja. Banyak orang sulit keluar dari
permasalahannya, akibat teman di masa remaja.
10. Bagaimana mungkin teman dapat memberikan pengaruh
buruk ?
Karena sering dipaksa melakukan hal-hal yang biasa dilakukan
oleh teman-teman dalam kelompok pergaulannya. Bila tidak mau
, remaja tersebut tidak dianggap bagian dalam kelompoknya.
Kalau ajakannya negatif, tinggalkan saja kelompok itu, dan cari
teman baru yang lain.
11. Apakah
pengaruh-pengaruh
buruk
mempengaruhi remaja ?
· Ajakan mencoba obat-obatan terlarang
· Ajakan membaca buku-buku porno
· Ajakan menonton film / vidio / VCD porno
· Ajakan mencoba minuman beralkohol
· Ajakan mencuri
· Ajakan menentang orang tua
· Ajakan mencoba merokok, dll

yang

dapat

12. Hanya mencoba saja mengapa tidak boleh ?
Ajakan mencoba sesuatu untuk kesetiakawanan dapat
menjerumuskan remaja pada perbuatan –perbuatan kriminal,
dan merusak masa depan, menjauhkan diri dari hal-hal yang baik
. Karena sekali mencoba, akan terulang dan terulang lagi,
menyebabkan remaja menjadi ketagihan. Bila sudah demikian,
apapun akan dilakukan oleh remaja untuk mendapatkannya.
13. Bukankah mencoba dapat menjadi pengetahuan bagi
remaja ?
Memang benar, tetapi pengetahuan yang didapat seperti itu dan
berasal dari sumber yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
14. Jadi kepada siapa remaja harus meminta penjelasan ?

32 | MATERI KEPALANG MERAHAN

Sebaiknya
ikutilah
bimbingan
dan
penyuluhan
yang
diselenggarakan oleh lembaga-lembaga resmi . seperti
puskesmas, sekolah, pesantren dan organisasi-organisasi
kepemudaan yang ditugasi untuk menyebarkan pengetahuan itu.
15. Apa yang sebaiknya dilakukan oleh remaja ?
· Jagalah dirimu sendiri dengan penuh tanggung jawab untuk
masa depanmu
· Jangan rusak kepercayaan orang tua terhadap dirimu
· Berani menyatakan “tidak” terhadap ajakan teman yang akan
merugikan dirimu
· Hindari perbuatan-perbuatan yang beresiko untuk kehidupan
masa depan
· Pilihlah teman yang berahlak baik
· Gunakan masa remajamu untuk hal-hal yang bermanfaat
· Jagalah kondisi jasmani dan rohani, dengan mengkonsumsi
makanan yang bergizi, berolah raga dan men

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL HERBA MENIRAN HIJAU (Phyllanthus niruri Linn) DENGAN MENIRAN MERAH (Phyllanthus urinaria Linn) TERHADAP Staphylococcus aureus SECARA INVITRO

5 80 22

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA BUAH PAPRIKA MERAH (Capsicum annum) DENGAN METODE DPPH SECARA IN VITRO

18 119 28

ERBANDINGAN DAYA HAMBAT REBUSAN DAN PERASAN BUNGA ROSELLA MERAH (Hibiscus sabdariffa Linn.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus Dan Escherichia coli

4 34 20

HUBUNGAN ANTARA POPULASI AFID VEKTOR DENGAN KEJADIAN PENYAKIT CMV PADA TEMBAKAU H382 YANG DIINTRODUKSI BAKTERI Pseudomonas aeruginosa, CACING MERAH (Lumbricus rubellus) DAN VIRUS CMV-48

2 44 5

IbM PAGUYUPAN USAHA BATA MERAH DESA SUREN KECAMATAN LEDOKOMBO JEMBER

0 31 2

MAKALAH SEJARAH BULUTANGKIS DAN TENIS

0 2 6

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 32 102

PENGARUH DUA MACAM PUPUK DAUN DAN DOSIS PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF JAMBU BIJI MERAH ( Psidium Guajava L ) Kultivar CITAYAM

0 16 40

FORMULASI VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DAN PENGEMULSI LESITIN KEDELAI TERHADAP STABILITAS EMULSI DAN SIFAT SENSORI PASTA KACANG MERAH

6 35 53

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK TANI BAWANG MERAH (Suatu Kasus di Kelompok Tani Mandiri Blok Palasari Desa Sukasari Kidul Kecamatan Argapura Kabupaten Majalengka) ANALYSIS OF FACTORS WHICH RELATED WITH

1 1 10