Pengaruh Pemanasan Bahan Bakar Premium T
Pengaruh Pemanasan Bahan Bakar Premium
Terhadap Prestasi Mesin Sepeda Motor
Marfizal, ST, MT
STITEKNAS Jambi
Email : [email protected]
Kata Kunci : Prestasi mesin dan Temperatur bahan bakar premium
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mendapatkan
suatu jawaban dari rumusan masalah yang diajukan. Seberapa besar daya yang
dihasilkan, konsumsi bahan bakar, efisiensi termal, efisiensi mekanis, dan
efisiensi volumetrik yang dihasilkan setelah saluran bahan bakar dimodifikasi
dengan menggunakan tube tembaga berukuran 1/16 inchi.
Penelitian ini dilakukan berdasarkan konsep, prinsip, dan prosedur yang
telah ditentukan. Penelitian ini dilakukan dengan dua kali penelitian, pengujian
pertama dilakukan dengan pengujian mesin yang masih standar atau saluran bahan
bakarnya masih standar. Pengujian kedua dilakukan dengan mesin yang sudah
dimodifikasi saluran bahan bakarnya dengan tube tembaga. Data pertama dan data
kedua dianalisa dengan menggunakan rumus-rumus yang sudah ada agar dapat
ditarik kesimpulan seberapa besar perbedaan antara mesin yang standar dan mesin
yang sudah dimodifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mesin yang menggunakan tube
tembaga lebih irit daripada mesin standar, dan sangat mempengaruAhi terhadap
prestasi mesin sepeda motor tersebut.
Berdaskan temuan penelitian ini, maka dapat dikemukakan saran: 1)
Pemanasan bahan bakar premium sangat mempengaruhi terhadap daya mesin
sepeda motor. 2) Memodifikasi saluran bahan bakar perlu melakukan beberapa
kali percobaan untuk mengetahui jumlah lilitan yang sesuai dengan spesifikasi
motor tersebut.
A. PENDAHULUAN
Perkembangan dunia otomotif yang semakin pesat ditandai dengan
meningkatnya jumlah kendaraan bermotor, kendaraan tersebut menjadi sarana
utama dalam bidang transportasi. Saat ini masyarakat kalangan ekonomi
menengah kebawah lebih memilih sepeda motor sebagai alat transportasi, selain
praktis juga terjangkau oleh ekonomi masyarakat. Hal ini ditandai dengan
meningkatnya jumlah sepeda motor yang beredar dimasyarakat. Meningkatnya
jumlah sepeda motor mengakibatkan banyaknya akan kebutuhan bahan bakar.
Dalam hal ini Penulis mencoba untuk mengganti saluran masuk bahan
bakar dengan tube tembaga berukuran 1/16 inchi dengan cara melilitkan terlebih
dahulu ke saluran pembuangan sepeda motor sebelum masuk ke karburator.
Upaya tersebut bertujuan untuk menyempurnakan kemampuan sepeda motor dan
pemakaian bahan bakar yang lebih hemat.
Sebuah motor bensin yang memiliki campuran bahan bakar yang tepat
dapat melakukan proses pembakaran dalam ruang bakar dengan sempurna,
sehingga kemungkinan adanya campuran udara dan bahan bakar yang tidak
terbakar akan menjadi kecil.
Peralatan yang utama digunakan adalah satu unit sepeda motor, tube (pipa)
tembaga dan dilengkapi dengan peralatan atau instrument-instrumen lainnya.
1 2
4
3
5
6
9
7
8
1
3
1
0
1
2
Keterangan gambar :
1. Tekanan atmosfir
2. Karburator
3. Tekanan intake manipol
4. Selang vacuum
5. Gelas ukur
6. Temperatur bahan bakar sebelum dipanaskan
7. Temperatur bahan bakar setelah dipanaskan
8. Temperatur mesin
9. Vacum
10. Bahan bakar
11. Tekanan ruang bakar
12. Tube
13. Temperatur ruang bakar
1.
Alat uji
Adapun alat-alat yang digunakan pada pengujian ini adalah sebagai
berikut:
1. Termometer digital
Termometer digital merupakan sebuah alat ukur suhu yang dirancang
khusus dalam bentuk digital, dimana alat ini mampu memberikan tingkat akurasi
yang tinggi dalam menyatakan besaran suhu pada suatu benda, ruang, maupun zat.
Pada umumnya termometer digital ini bekerja dengan mengandalkan termokopel
sebagai sensornya. Dengan sensor tersebut memungkinkan mampu membaca
perubahan nilai tahanan dengan sangat baik. Termokopel yang biasa digunakan
tidak lain berupa 2 buah kabel dari jenis logam berbeda. Secara garis besarnya,
alat pengukur suhu digital memiliki prinsip kerja yang sederhana, yakni
memanfaatkan bentuk karakteristik antara temperatur dengan voltase.
Gambar 3.2. Termometer digital
2. Tachometer
Berfungsi untuk mengukur
putaran mesin dalam satu
satuan waktu. Tachometer sangat
ideal untuk menentukan
rotasi komponen, cara pengambilan
datanya sangat mudah,
hanya
dengan
menempelkan
sepotong
pita
yang
ditempel pada benda yang berputar,
namun pita tersebut tidak
selalu diperlukan. Jika kondisi
tidak
memungkinkan
untuk itu, tachometer memiliki tombol untuk memilih mode pengukuran.
Tachometer juga dapat merekam nilai-nilai maksimum
dan
minimum.
Gambar 3.3. Tachometer digital
3. Kompresi tester
Berfungsi untuk mengukur tekanan kompresi pada silinder mesin, yang
ditentukan oleh kondisi piston, ring piston, dan katup.
Cara menggunakan alat ini adalah sebagai berikut:
a. Lepaskan busi mesin tersebut.
b. Pasang kompresi tester pada lubang busi.
c. Pada posisi pedal gas diinjak penuh, Start mesin lebih kurang 3 detik
hingga mencapai tekanan maksimum, itulah harga kompresi tersebut.
Gambar 3.4 Kompresi tester
4. Stopwach
Stopwatch adalah alat ukur waktu yang biasanya digunakan untuk
mengukur waktu yang cepat, ada 2 jenis stopwatch, yaitu stopwatch analog dan
stopwatch digital. Stopwatch analog memiliki ketelitian hingga 0,1 sekon,
sedangkan stopwatch digital memiliki ketelitian hingga 0,01 sekon, bahkan ada
yang hingga 0,001 sekon.
Gambar 3.5 Stopwatch
5. Gelas ukur
Gelas ukur berfungsi sebagai alat ukur volume cairan yang tidak
memerlukan ketelitian yang tinggi. Gelas ukur ini kadang-kadang digunakan
secara tidak langsung untuk mengukur volume dengan mengukur perpindahan
atau kenaikan cairan.
Gambar 3.6 Gelas ukur
6. Timbangan
Timbangan adalah alat yang dipakai untuk mengukur massa suatu benda.
Ada timbangan mekanik dan ada juga timbangan elektronik /Digital.
Salah satu contoh timbangan adalah neraca pegas (dinamometer). Neraca pegas
adalah timbangan sederhana yang menggunakan pegas sebagai alat untuk
menentukan massa benda yang diukurnya.
Gambar 3.7 Timbangan
2.
Prosedur Pengujian
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam pengujian, maka dapat
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
A. Persiapan sebelum pengujian
1. Lakukan pemeriksaan terhadap semua peralatan terlebih dahulu sebelum
digunakan
2. Lakukan pemeriksaan terhadap jumlah bahan bakar premium
3. Lakukan pemeriksaan terhadap jumlah oli mesin melalui stick oil
B. Prosedur menghidupkan dan mematikan mesin
Prosedur menghidupkan dan mematikan mesin dapat dipelajari pada buku
manual mesin yang digunakan dan baca baik-baik agar tidak terjadi kesalahan.
1. Ganti saluran masuk bahan bakar dengan tube yang sesuai dengan kondisi
mesin, dengan cara melilitkan terlebih dahulu ke pangkal muffler dan
diteruskan ke karburator.
2. Masukkan bahan bakar premium yang telah ditakar kedalam gelas ukur, lalu
ukur temperatur bahan bakar premium tersebut.
3. Hidupkan mesin motor dengan putaran stasioner dan tunggu sampai tube
tersebut panas.
4. Lihat posisi bahan bakar pada gelas ukur sebelum waktu pengujian dimulai.
5. Ukur temperatur mesin, temperatur tube, temperatur bahan bakar setelah
melalui tube tersebut.
6. Tekan perseneling pada posisi gigi 1,lalu naikkan putaran mesin sesuai
dengan keinginan.
7. Lakukan pembebanan pada sistem rem dengan memberikan beban yang
bervariasi.
8. Catat waktu putaran akhir, jumlah konsumsi bahan bakar,berat beban dan
waktu.
9. Lakukan pengujian tersebut sebanyak empat kali untuk mendapatkan hasil
yang maksimal.
10. Bandingkan prestasi mesin standar dengan prestasi mesin yang saluran bahan
bakarnya sudah dimodifikasi dengan menggunakan tube tembaga.
C. Spesifikasi Obyek Penelitian
Obyek yang digunakan untuk penelitian adalah sepeda motor bensin 4 tak
dengan merek KTM tahun 2004. Berikut adalah spesifikasi dari obyek penelitian:
a. Tipe mesin
: 4 langkah, Single Over Head Cam.
b. Diameter x Langkah piston
: 51 x 51 mm
c. Volume Silinder
: 104 cc
d. Perbandingan kompresi
: 10 : 1
e. Daya Maksimu
: 7.3 PS
f. Torsi Maksimum
: 0.74 Kgf = 7,25 Nm
g. Busi
: Denso U22FS-U
h. Sistem pengapian
: AC – CDI
3.
Pengambilan Data
Penelitian terhadap pengaruh penaikan temperatur bahan bakar premium
ini dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:
1. Melakukan eksperimen yaitu menguji kebenaran suatu rumusan dengan jalan
mengadakan penelitian dan menilai sendiri hasil penelitian dan menilai hasil
eksperimen dengan tujuan untuk menemukan sesuatu dalam penelitian
tersebut.
2. Melakukan observasi yaitu dengan cara mengamati setiap putaran mesin dan
waktu terhadap konsumsi bahan bakar pada mesin sepeda motor.
Data-data yang diambil pada pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 1: Data hasil pengujian standar beban bervariasi.
putaran
Posisi
Gigi
1
awal
mesin
(rpm)
Waktu
(detik)
Suhu
bahan
bakar
masuk
( )
Suhu
bahan
bakar
keluar
( )
Suhu
mesin
( )
Beban
yang
diberik
an
Suhu
ruang
bakar
( )
Putaran
akhir
mesin
(rpm)
Konsum
si
BB
(ml)
(kg)
8000
600
33
2,5
557
4400
50
8000
600
33
2
534
5540
50
8000
600
33
1,5
529
5950
50
8000
600
33
1
510
6400
50
113
196
Tabel 2 : Data hasil pengujian standar beban tetap dan putaran bervariasi
Putaran
Posisi
Gigi
awal
mesin
(rpm)
Waktu
(detik)
Suhu
bahan
bakar
Suhu
bahan
bakar
keluar
( )
Suhu
mesin
( )
Beban
yang
diberikan
Suhu
ruang
bakar
( )
(kg)
masuk (
Putaran
Konsumsi
akhir
mesin
BB
(ml)
(rpm)
)
1
8000
600
33
2
523
5920
50
8000
600
33
2
511
5830
50
8000
600
33
2
496
5480
50
8000
600
33
2
488
4970
50
113
196
Tabel 3: Data hasil pengujian setelah bahan bakar dipanaskan dengan putaran
dan beban bervarasi.
putaran
Posisi
Gigi
awal
mesin
(rpm)
Waktu
(detik)
Suhu
bahan
bakar
masuk (
Suhu
bahan
bakar
keluar
( )
Suhu
mesin
( )
Beban
yang
diberikan
Suhu
ruang
bakar
( )
Putaran
Konsumsi
akhir
mesin
BB
(ml)
(rpm)
(kg)
)
1
8000
600
33
2,5
530
6300
60
8000
600
33
2
523
6500
50
8000
600
33
1,5
502
6580
50
8000
600
33
240
170
1
498
7050
50
Tabel 4: Data hasil pengujian setelah bahan bakar dipanaskan dengan putaran
bervariasi dan beban tetap.
putaran
awal
mesin
(rpm)
Posisi
Gigi
Waktu
(detik)
Suhu
bahan
bakar
Suhu
bahan
bakar
keluar
( )
Suhu
mesin
( )
Beban
yang
diberikan
Suhu
ruang
bakar
( )
(kg)
masuk (
Putaran
Konsumsi
akhir
mesin
BB
(ml)
(rpm)
)
1
8000
600
33
2
460
5760
40
8000
600
33
2
464
5530
40
8000
600
33
2
473
5470
40
8000
600
33
2
485
5300
40
113
196
Hal-hal yang mempengaruhi kemempuan mesin biasanya erat hubungannya
dengan daya mesin yang dihasilkan serta daya guna dari mesin tersebut. Ada
beberapa hal yang mempengaruhi kemampuan mesin yang dapat diperinci sebagai
berikut :
A. Proses 0 – 1
a. Volume Langkah
Untuk menghitung volume langkah ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
VL =
.
.L
b. Perbandingan Kompresi
Perbandingan kompresi adalah suatu perbandingan yang ditentukan oleh
besarnya volume langkah dan volume ruang bakar, jelasnya :
=
c. Volume pada titik 1
Merupakan hasil penjumlahan volume langkah dengan volume sisa.
= +
d. Massa campuran bahan bakar dan udara
Dengan tekanan 1 atm atau 104,3647 kPa dan volume silinder 0,0001145
pada temperatur 303 K, maka campuran bahan bakar dan udara adalah:
=
e. Massa udara pembakaran (
) dan massa bahan bakar (
)
Sejumlah udara dihisap masuk ke dalam silinder dengan perbandingan
kompresi 9:1 terhadap bahan bakar pada tekanan konstan. Untuk 1 kg bahan bakar
diperlukan 9 kg udara dengan massa campuran (
) sebesar 0,0001374 kg
diasumsikan residu gas hasil pembakaran 4% dari siklus sebelumnya, maka
besaranya massa udara dan massa bahan bakar adalah:
=
x 0,96 x
=
x1x
f. Densitas udara
Tekanan dan temperatur udara sekitar mesin dapat digunakan untuk
mencari densitas udara dengan persamaan matematika sebagai berikut:
=
B. Proses 1 – 2
Langkah kompresi isentropik, semua katup tertutup. Torak bergerak dari
titik mati bawah (TMB) ke titik mati atas (TMA).
a. Tekanan pada titik 2
Campuran bahan bakar dan udara yang berada di dalam silinder ditekan
dan dimampatkan (TMA). Akibatnya, tekanan dalam silinder naik menjadi P2
P2 = P1 (rc )k
b. Temperatur pada titik 2
Campuran bahan bakar dan udara yang dimampatkan oleh torak yang
bergerak ke titik mati atas (TMA) juga mengakibatkan suhu dalam silinder naik
menjadi T2 .
T2 = T1 (rc )k-1
c. Volume pada titik 2
V2 =
d. Kerja persiklus 1 – 2
Kerja yang diserap selama langkah kompresi isentropik dalam satu siklus
adalah sebagai berikut:
W1 – 2 =
C. Proses 2 – 3
Penambahan kalor pada volume konstan.
a. Kalor masuk
Bahan bakar yang digunakan adalah Premium dengan nilai kalori 42098
kJ/kg dan diasumsikan terjadi pembakaran sempurna
1
=
b. Temperatur pada titik 3
Dengan menggunakan persamaan matematika
maka
=
dapat diketahui:
=
c. Volume pada titik 3
Dari diagram P-v siklus otto ideal dapat dilihat bahwa
sama dengan
=
d. Tekanan pada titik 3
Seiring dengan bertambahnya temperatur selama siklus tertutup volume
konstan, maka bertambah pula tekanan di dalam silinder.
=
D. Proses 3 – 4
Langkah ekspansi isentropik
a. Temperatur pada titik 4:
Setelah torak mencapai titik mati bawah (TMB) sejumlah kalor
dikeluarkan dari dalam silinder,
sehingga temperatur fluida kerja akan turun menjadi
=
k- 1
b. Tekanan pada titik 4
Begitu juga dengan tekanan di dalam silinder, mengalami penurunan
menjadi
.
=
k
c. Volume pada titik 4
Dari diagram P-v siklus ideal Otto dapat dilihat bahwa
d. Kerja persiklus 3 – 4
sama dengan
Tekanan tinggi yang disertai pembakaran di dalam silinder membuat piston
terdorong kembali ke titik mati bawah (TMB). Gerakan torak tersebut
menghasilkan kerja sebesar
.
W3 – 4 =
E. Proses 4 – 1
a.
Proses pembuangan kalor pada volume konstan.
Kalor yang dibuang
Pada saat torak mencapai titik mati bawah (TMB) kalor dibuang sebesar
Q4 – 1.
b.
Q4 – 1 = Qout =
Kerja satu siklus
Wnett = W1 – 2 + W3 – 4
F. Parameter perporma mesin
a. Tekanan efektif rata-rata
Didefenisikan sebagai suatu tekanan yang dibayangkan bekerja pada
permukaan torak pada langkah kerja, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
mep =
b. Daya indikator
Merupakan daya yang dihasilkan dalam silinder motor sehingga
merupakan basis perhitungan atau penentuan efisiensi pembakaran atau besarnya
laju panas akibat pembakaran di dalam silinder.
Besarnya harga daya indikator pada putaran N dapat dirumuskan sebagai berikut:
=
c. Daya poros
Daya yang dihasilkan suatu mesin pada poros keluarannya disebut sebagai
daya poros atau biasa disebut brake horse power, dapat dihitung berdasarkan
persamaan dibawah ini:
=2 xNx
d. Konsumsi bahan bakar spesifik (sfc)
Secara tidak langsung konsumsi bahan bakar spesifik merupakan indikasi
efisiensi dalam menghasilkan daya dari hasil pembakaran bahan bakar, maka
konsumsi bahan bakar spesifik pada putaran N diperoleh sebagai berikut:
Sfc =
e. Efisiensi thermal
Efisiensi ini merupakan indikasi
termodinamika menjadi kerja mekanis.
sesungguhnya
dari
konversi
=
f. Efisiensi mekanis
Merupakan perbandingan antara daya poros dengan daya indicator. Maka
besarnya efisiensi mekanis dapat diketahui dengan persamaan matematika
dibawah ini:
=
g. Efisiensi volumetrik
Merupakan indikasi sejauh mana volume sapuan mesin tersebut dapat
terisi fluida kerja. Dengan massa udara, densitas udara dan besar volume langkah,
maka efisiensi volumetrik dapat dihitung dengan rumusan matematika dibawah
ini:
=
B. PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil
yang sesuai dengan keinginan. Penelitian ini meliputi perhitungan dari putaran
mesin (n), waktu (t), daya motor (N), torsi (T) Jumlah konsumsi bahan bakar
spesifik(sfc), efisiensi termal( ), efisiensi mekanis ( ), dan efisiensi
volumetrik(
).
1. Hasil perhitungan dengan menggunakan saluran bahan bakar standar.
Putaran (N)
8000 rpm
Waktu (t)
10 menit
Daya poros (Wb)
0,959 Kw
Daya indicator (Wi)
10,37 kW/det
Torsi (T)
1,717 nm
Konsumsi bahan bakar spesifik (sfc)
0,0348 gram/kWjam
Efisiensi termal (
60,03 %
Efisiensi mekanis (
)
)
Efisiensi volumetric ( )
9,257 %
99,86 %
2. Hasil perhitungan dengan menggunakan saluran bahan bakar modifikasi
dengan menggunakan tube tembaga 1/16 inchi.
Putaran mesin (N)
Waktu (t)
Daya poros (Wb)
Daya indicator (Wi)
Torsi (T)
Konsumsi bahan bakar spesifik (sfc)
Efisiensi termal ( )
8000 rpm
10 menit
1,171 kW
12,295 kWdet
1,717 nm
0,0297 gram/kWjam
60,03 %
Efisiensi mekanis (
9,536 %
)
Efisiensi volumetric (
)
99,86 %
a) Torsi
Tabel perbandingan daya poros standar dengan daya poros modifikasi pada torsi
yang sama.
Torsi
Daya poros standar
Daya Poros Modifikasi
(:100)
Putaran Bervariasi (:100)
Putaran Bervariasi (:100)
24.53
11.297
16.175
19.62
11.376
13.348
14.72
9.167
10.137
9.81
6.571
7.238
Grafik Torsi dan Daya
Semakin ringan beban suatu mesin maka semakin rendah pula torsi dan
daya mesin tersebut.
b) Daya indikator
Tabel perbandingan antara daya indikator standar dengan daya indikator yang
sudah dimodifikasi.
Putaran Mesin
Daya indikator
Putaran Mesin
Daya indikator
standar(rpm)
Standar (:100)
modifikasi (rpm)
Modifikasi (:100)
4400
819
6300
1172
5540
1031
6500
1210
5950
1107
6580
1224
6400
1191
7050
1312
Grafik Daya Indikator
Berdasarkan data tabel di atas dapat simpulkan bahwa semakin tinggi
putaran mesin maka semakin tinggi pula daya indikator yang terjadi, baik daya
indikator standar maupun daya indikator modifikasi.
c) Daya Poros
Perbandingan daya poros standar dan daya poros modifikasi pada beban
bervariasi.
Tabel Daya poros standar dan modifikasi pada beban bervariasi
Putaran Mesin
Daya Mesin
Putaran Mesin
Daya Mesin
(rpm)
Standar (:100)
(rpm)
Modifikasi
(:100)
4400
11.296
6300
16.175
5540
11.376
6500
13.348
5950
9.167
6580
10.137
6400
6.571
7050
7.238
Grafik Daya poros beban bervariasi dan Rpm
Berdasarkan data tabel diatas dapat dipaparkan beberapa kesimpulan
diantaranya:
1. Semakin tinggi putaran mesin maka semakin rendah daya poros yang
terjadi pada mesin tersebut, baik daya standar maupun daya modifikasi.
2. Pada putaran mesin standar yaitu 6400 rpm daya poros yang terjadi hanya
6,57 kW, sedangkan pada mesin yang sudah dimodifikasi pada putaran
6300 rpm daya poros yang terjadi mencapai 16,17 kW.
d) Konsumsi Bahan Bakar Spesifik
Perbandingan konsumsi bahan bakar spesifik standar dengan konsumsi
bahan bakar spesifik modifikasi pada putaran mesin tetap.
Tabel Konsumsi bahan bakar spesifik
Putaran Mesin
(rpm)
4400
5540
5950
6400
Grafik SFC dan Rpm
SFC
SFC
Standar (:10)
2817.2
2797.4
3471.5
4843
Modifikasi (:10)
1967.4
2384.1
3139.3
4396.7
Berdasarkan data tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dengan putaran
mesin yang sama, konsumsi bahan bakar spesifik standar lebih banyak daripada
konsumsi bahan bakar spesifik modifikasi.
C. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dengan melihat hasil pembahasan maka dapat diambil kesimpulan yang
didasarkan pada tujuan penelitian ini, yaitu:
1. Pemanasan bahan bakar premium sangat mempengaruhi terhadap daya
mesin, untuk daya mesin standar pada putaran maksimal 6400 rpm daya
indikator yang terjadi hanya 1191 kW/det, sedangkan pada putaran
maksimal 7050 rpm daya indikator modifikasi mencapai 1312 kW/det.
Untuk daya poros standar yang terjadi pada putaran maksimal 6400 hanya
657 kW/det, sedangkan daya poros yang sudah dimodifikasi pada putaran
7050 rpm mencapai 723 kW/det.
2. Konsumsi bahan bakar premium yang sudah dimodifikasi saluran bahan
bakarnya lebih sedikit daripada konsumsi bahan bakar standar, ini terbukti
pada putaran maksimal yang sama 6400 rpm konsumsi bahan bakar
standar mencapai 484 gram/kWjam dan konsumsi bahan bakar modifikasi
hanya mencapai 439 gram/kWjam.
3. Secara garis besar memodifikasi saluran bahan bakar dengan tube tembaga
berukuran 1/16 inchi sangat mempengaruhi terhadap prestasi mesin sepeda
motor KTM.
B. Saran
Memodifikasi saluran bahan bakar dengan tube tembaga sangat perlu
memperhatikan beberapa kriteria, diantaranya:
1. Ukuran tube tembaga yang sesuai dengan kondisi suatu motor.
2. Jumlah lilitan sangat mempengaruhi terhadap kinerja suatu mesin sepeda
motor, untuk itu harus diambil dengan melakukan beberapa percobaan.
3. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal sebaiknya mesin sepeda motor
harus diservic terlebih dahulu.
DAFTAR PUSTAKA
Willar W. Pulkrabek. Engineering Fundamentals of the Internal Combustion
Engine. Universiti of Wisconsin.
Wahyu Triono. 2009. Pemeliharaan/service Sistem Bahan Bakar Bensin.
Erlangga. Jakarta.
Bagyao Sucahyono. 1999. Otomotif Mesin Tenaga. PT. Tiga Serangkai. Surakarta.
Daryanto. 1995. Teknik Otomotif. Bumi Aksara. Jakarta.
Mj.Djokosetyardjo. 1987. Ketel uap. PT. Pradnya Paramita. Jakarta.
Anwari. 1978. Sistem Satuan Internasional (SI). Jakarta.
Ginting Yuyun. 1998. Otomotif Dasar. Angkasa. Bandung.
Archie W. Cuip JR. 1989. Prinsip – Prinsip Konversi Energi. Erlangga. Jakarta.
Sutrisno. 1997. Fisika Dasar. ITB. Bandung.
Harsanto. 1969. Motor Bakar. Djambatan. Jakarta.
Jhon Wiley Dkk. 1978. Fisika. Erlangga.
Budiman Anwar. 2007. Bimbingan Pemantapan Kimia.Yrama Widya. Bandung.
Toyota Astra Motor. 1974. Dasar – Dasar Otomobil. PT. Toyota Astra Motor.
Toyota Astra Motor. New Steep 1 Training Manual. Jakarta.
Tim STITEKNAS Jambi. 2006. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. STITEKNAS
Jambi.
Dokumentasi online.www.google.com.
Terhadap Prestasi Mesin Sepeda Motor
Marfizal, ST, MT
STITEKNAS Jambi
Email : [email protected]
Kata Kunci : Prestasi mesin dan Temperatur bahan bakar premium
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mendapatkan
suatu jawaban dari rumusan masalah yang diajukan. Seberapa besar daya yang
dihasilkan, konsumsi bahan bakar, efisiensi termal, efisiensi mekanis, dan
efisiensi volumetrik yang dihasilkan setelah saluran bahan bakar dimodifikasi
dengan menggunakan tube tembaga berukuran 1/16 inchi.
Penelitian ini dilakukan berdasarkan konsep, prinsip, dan prosedur yang
telah ditentukan. Penelitian ini dilakukan dengan dua kali penelitian, pengujian
pertama dilakukan dengan pengujian mesin yang masih standar atau saluran bahan
bakarnya masih standar. Pengujian kedua dilakukan dengan mesin yang sudah
dimodifikasi saluran bahan bakarnya dengan tube tembaga. Data pertama dan data
kedua dianalisa dengan menggunakan rumus-rumus yang sudah ada agar dapat
ditarik kesimpulan seberapa besar perbedaan antara mesin yang standar dan mesin
yang sudah dimodifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mesin yang menggunakan tube
tembaga lebih irit daripada mesin standar, dan sangat mempengaruAhi terhadap
prestasi mesin sepeda motor tersebut.
Berdaskan temuan penelitian ini, maka dapat dikemukakan saran: 1)
Pemanasan bahan bakar premium sangat mempengaruhi terhadap daya mesin
sepeda motor. 2) Memodifikasi saluran bahan bakar perlu melakukan beberapa
kali percobaan untuk mengetahui jumlah lilitan yang sesuai dengan spesifikasi
motor tersebut.
A. PENDAHULUAN
Perkembangan dunia otomotif yang semakin pesat ditandai dengan
meningkatnya jumlah kendaraan bermotor, kendaraan tersebut menjadi sarana
utama dalam bidang transportasi. Saat ini masyarakat kalangan ekonomi
menengah kebawah lebih memilih sepeda motor sebagai alat transportasi, selain
praktis juga terjangkau oleh ekonomi masyarakat. Hal ini ditandai dengan
meningkatnya jumlah sepeda motor yang beredar dimasyarakat. Meningkatnya
jumlah sepeda motor mengakibatkan banyaknya akan kebutuhan bahan bakar.
Dalam hal ini Penulis mencoba untuk mengganti saluran masuk bahan
bakar dengan tube tembaga berukuran 1/16 inchi dengan cara melilitkan terlebih
dahulu ke saluran pembuangan sepeda motor sebelum masuk ke karburator.
Upaya tersebut bertujuan untuk menyempurnakan kemampuan sepeda motor dan
pemakaian bahan bakar yang lebih hemat.
Sebuah motor bensin yang memiliki campuran bahan bakar yang tepat
dapat melakukan proses pembakaran dalam ruang bakar dengan sempurna,
sehingga kemungkinan adanya campuran udara dan bahan bakar yang tidak
terbakar akan menjadi kecil.
Peralatan yang utama digunakan adalah satu unit sepeda motor, tube (pipa)
tembaga dan dilengkapi dengan peralatan atau instrument-instrumen lainnya.
1 2
4
3
5
6
9
7
8
1
3
1
0
1
2
Keterangan gambar :
1. Tekanan atmosfir
2. Karburator
3. Tekanan intake manipol
4. Selang vacuum
5. Gelas ukur
6. Temperatur bahan bakar sebelum dipanaskan
7. Temperatur bahan bakar setelah dipanaskan
8. Temperatur mesin
9. Vacum
10. Bahan bakar
11. Tekanan ruang bakar
12. Tube
13. Temperatur ruang bakar
1.
Alat uji
Adapun alat-alat yang digunakan pada pengujian ini adalah sebagai
berikut:
1. Termometer digital
Termometer digital merupakan sebuah alat ukur suhu yang dirancang
khusus dalam bentuk digital, dimana alat ini mampu memberikan tingkat akurasi
yang tinggi dalam menyatakan besaran suhu pada suatu benda, ruang, maupun zat.
Pada umumnya termometer digital ini bekerja dengan mengandalkan termokopel
sebagai sensornya. Dengan sensor tersebut memungkinkan mampu membaca
perubahan nilai tahanan dengan sangat baik. Termokopel yang biasa digunakan
tidak lain berupa 2 buah kabel dari jenis logam berbeda. Secara garis besarnya,
alat pengukur suhu digital memiliki prinsip kerja yang sederhana, yakni
memanfaatkan bentuk karakteristik antara temperatur dengan voltase.
Gambar 3.2. Termometer digital
2. Tachometer
Berfungsi untuk mengukur
putaran mesin dalam satu
satuan waktu. Tachometer sangat
ideal untuk menentukan
rotasi komponen, cara pengambilan
datanya sangat mudah,
hanya
dengan
menempelkan
sepotong
pita
yang
ditempel pada benda yang berputar,
namun pita tersebut tidak
selalu diperlukan. Jika kondisi
tidak
memungkinkan
untuk itu, tachometer memiliki tombol untuk memilih mode pengukuran.
Tachometer juga dapat merekam nilai-nilai maksimum
dan
minimum.
Gambar 3.3. Tachometer digital
3. Kompresi tester
Berfungsi untuk mengukur tekanan kompresi pada silinder mesin, yang
ditentukan oleh kondisi piston, ring piston, dan katup.
Cara menggunakan alat ini adalah sebagai berikut:
a. Lepaskan busi mesin tersebut.
b. Pasang kompresi tester pada lubang busi.
c. Pada posisi pedal gas diinjak penuh, Start mesin lebih kurang 3 detik
hingga mencapai tekanan maksimum, itulah harga kompresi tersebut.
Gambar 3.4 Kompresi tester
4. Stopwach
Stopwatch adalah alat ukur waktu yang biasanya digunakan untuk
mengukur waktu yang cepat, ada 2 jenis stopwatch, yaitu stopwatch analog dan
stopwatch digital. Stopwatch analog memiliki ketelitian hingga 0,1 sekon,
sedangkan stopwatch digital memiliki ketelitian hingga 0,01 sekon, bahkan ada
yang hingga 0,001 sekon.
Gambar 3.5 Stopwatch
5. Gelas ukur
Gelas ukur berfungsi sebagai alat ukur volume cairan yang tidak
memerlukan ketelitian yang tinggi. Gelas ukur ini kadang-kadang digunakan
secara tidak langsung untuk mengukur volume dengan mengukur perpindahan
atau kenaikan cairan.
Gambar 3.6 Gelas ukur
6. Timbangan
Timbangan adalah alat yang dipakai untuk mengukur massa suatu benda.
Ada timbangan mekanik dan ada juga timbangan elektronik /Digital.
Salah satu contoh timbangan adalah neraca pegas (dinamometer). Neraca pegas
adalah timbangan sederhana yang menggunakan pegas sebagai alat untuk
menentukan massa benda yang diukurnya.
Gambar 3.7 Timbangan
2.
Prosedur Pengujian
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam pengujian, maka dapat
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
A. Persiapan sebelum pengujian
1. Lakukan pemeriksaan terhadap semua peralatan terlebih dahulu sebelum
digunakan
2. Lakukan pemeriksaan terhadap jumlah bahan bakar premium
3. Lakukan pemeriksaan terhadap jumlah oli mesin melalui stick oil
B. Prosedur menghidupkan dan mematikan mesin
Prosedur menghidupkan dan mematikan mesin dapat dipelajari pada buku
manual mesin yang digunakan dan baca baik-baik agar tidak terjadi kesalahan.
1. Ganti saluran masuk bahan bakar dengan tube yang sesuai dengan kondisi
mesin, dengan cara melilitkan terlebih dahulu ke pangkal muffler dan
diteruskan ke karburator.
2. Masukkan bahan bakar premium yang telah ditakar kedalam gelas ukur, lalu
ukur temperatur bahan bakar premium tersebut.
3. Hidupkan mesin motor dengan putaran stasioner dan tunggu sampai tube
tersebut panas.
4. Lihat posisi bahan bakar pada gelas ukur sebelum waktu pengujian dimulai.
5. Ukur temperatur mesin, temperatur tube, temperatur bahan bakar setelah
melalui tube tersebut.
6. Tekan perseneling pada posisi gigi 1,lalu naikkan putaran mesin sesuai
dengan keinginan.
7. Lakukan pembebanan pada sistem rem dengan memberikan beban yang
bervariasi.
8. Catat waktu putaran akhir, jumlah konsumsi bahan bakar,berat beban dan
waktu.
9. Lakukan pengujian tersebut sebanyak empat kali untuk mendapatkan hasil
yang maksimal.
10. Bandingkan prestasi mesin standar dengan prestasi mesin yang saluran bahan
bakarnya sudah dimodifikasi dengan menggunakan tube tembaga.
C. Spesifikasi Obyek Penelitian
Obyek yang digunakan untuk penelitian adalah sepeda motor bensin 4 tak
dengan merek KTM tahun 2004. Berikut adalah spesifikasi dari obyek penelitian:
a. Tipe mesin
: 4 langkah, Single Over Head Cam.
b. Diameter x Langkah piston
: 51 x 51 mm
c. Volume Silinder
: 104 cc
d. Perbandingan kompresi
: 10 : 1
e. Daya Maksimu
: 7.3 PS
f. Torsi Maksimum
: 0.74 Kgf = 7,25 Nm
g. Busi
: Denso U22FS-U
h. Sistem pengapian
: AC – CDI
3.
Pengambilan Data
Penelitian terhadap pengaruh penaikan temperatur bahan bakar premium
ini dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:
1. Melakukan eksperimen yaitu menguji kebenaran suatu rumusan dengan jalan
mengadakan penelitian dan menilai sendiri hasil penelitian dan menilai hasil
eksperimen dengan tujuan untuk menemukan sesuatu dalam penelitian
tersebut.
2. Melakukan observasi yaitu dengan cara mengamati setiap putaran mesin dan
waktu terhadap konsumsi bahan bakar pada mesin sepeda motor.
Data-data yang diambil pada pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 1: Data hasil pengujian standar beban bervariasi.
putaran
Posisi
Gigi
1
awal
mesin
(rpm)
Waktu
(detik)
Suhu
bahan
bakar
masuk
( )
Suhu
bahan
bakar
keluar
( )
Suhu
mesin
( )
Beban
yang
diberik
an
Suhu
ruang
bakar
( )
Putaran
akhir
mesin
(rpm)
Konsum
si
BB
(ml)
(kg)
8000
600
33
2,5
557
4400
50
8000
600
33
2
534
5540
50
8000
600
33
1,5
529
5950
50
8000
600
33
1
510
6400
50
113
196
Tabel 2 : Data hasil pengujian standar beban tetap dan putaran bervariasi
Putaran
Posisi
Gigi
awal
mesin
(rpm)
Waktu
(detik)
Suhu
bahan
bakar
Suhu
bahan
bakar
keluar
( )
Suhu
mesin
( )
Beban
yang
diberikan
Suhu
ruang
bakar
( )
(kg)
masuk (
Putaran
Konsumsi
akhir
mesin
BB
(ml)
(rpm)
)
1
8000
600
33
2
523
5920
50
8000
600
33
2
511
5830
50
8000
600
33
2
496
5480
50
8000
600
33
2
488
4970
50
113
196
Tabel 3: Data hasil pengujian setelah bahan bakar dipanaskan dengan putaran
dan beban bervarasi.
putaran
Posisi
Gigi
awal
mesin
(rpm)
Waktu
(detik)
Suhu
bahan
bakar
masuk (
Suhu
bahan
bakar
keluar
( )
Suhu
mesin
( )
Beban
yang
diberikan
Suhu
ruang
bakar
( )
Putaran
Konsumsi
akhir
mesin
BB
(ml)
(rpm)
(kg)
)
1
8000
600
33
2,5
530
6300
60
8000
600
33
2
523
6500
50
8000
600
33
1,5
502
6580
50
8000
600
33
240
170
1
498
7050
50
Tabel 4: Data hasil pengujian setelah bahan bakar dipanaskan dengan putaran
bervariasi dan beban tetap.
putaran
awal
mesin
(rpm)
Posisi
Gigi
Waktu
(detik)
Suhu
bahan
bakar
Suhu
bahan
bakar
keluar
( )
Suhu
mesin
( )
Beban
yang
diberikan
Suhu
ruang
bakar
( )
(kg)
masuk (
Putaran
Konsumsi
akhir
mesin
BB
(ml)
(rpm)
)
1
8000
600
33
2
460
5760
40
8000
600
33
2
464
5530
40
8000
600
33
2
473
5470
40
8000
600
33
2
485
5300
40
113
196
Hal-hal yang mempengaruhi kemempuan mesin biasanya erat hubungannya
dengan daya mesin yang dihasilkan serta daya guna dari mesin tersebut. Ada
beberapa hal yang mempengaruhi kemampuan mesin yang dapat diperinci sebagai
berikut :
A. Proses 0 – 1
a. Volume Langkah
Untuk menghitung volume langkah ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
VL =
.
.L
b. Perbandingan Kompresi
Perbandingan kompresi adalah suatu perbandingan yang ditentukan oleh
besarnya volume langkah dan volume ruang bakar, jelasnya :
=
c. Volume pada titik 1
Merupakan hasil penjumlahan volume langkah dengan volume sisa.
= +
d. Massa campuran bahan bakar dan udara
Dengan tekanan 1 atm atau 104,3647 kPa dan volume silinder 0,0001145
pada temperatur 303 K, maka campuran bahan bakar dan udara adalah:
=
e. Massa udara pembakaran (
) dan massa bahan bakar (
)
Sejumlah udara dihisap masuk ke dalam silinder dengan perbandingan
kompresi 9:1 terhadap bahan bakar pada tekanan konstan. Untuk 1 kg bahan bakar
diperlukan 9 kg udara dengan massa campuran (
) sebesar 0,0001374 kg
diasumsikan residu gas hasil pembakaran 4% dari siklus sebelumnya, maka
besaranya massa udara dan massa bahan bakar adalah:
=
x 0,96 x
=
x1x
f. Densitas udara
Tekanan dan temperatur udara sekitar mesin dapat digunakan untuk
mencari densitas udara dengan persamaan matematika sebagai berikut:
=
B. Proses 1 – 2
Langkah kompresi isentropik, semua katup tertutup. Torak bergerak dari
titik mati bawah (TMB) ke titik mati atas (TMA).
a. Tekanan pada titik 2
Campuran bahan bakar dan udara yang berada di dalam silinder ditekan
dan dimampatkan (TMA). Akibatnya, tekanan dalam silinder naik menjadi P2
P2 = P1 (rc )k
b. Temperatur pada titik 2
Campuran bahan bakar dan udara yang dimampatkan oleh torak yang
bergerak ke titik mati atas (TMA) juga mengakibatkan suhu dalam silinder naik
menjadi T2 .
T2 = T1 (rc )k-1
c. Volume pada titik 2
V2 =
d. Kerja persiklus 1 – 2
Kerja yang diserap selama langkah kompresi isentropik dalam satu siklus
adalah sebagai berikut:
W1 – 2 =
C. Proses 2 – 3
Penambahan kalor pada volume konstan.
a. Kalor masuk
Bahan bakar yang digunakan adalah Premium dengan nilai kalori 42098
kJ/kg dan diasumsikan terjadi pembakaran sempurna
1
=
b. Temperatur pada titik 3
Dengan menggunakan persamaan matematika
maka
=
dapat diketahui:
=
c. Volume pada titik 3
Dari diagram P-v siklus otto ideal dapat dilihat bahwa
sama dengan
=
d. Tekanan pada titik 3
Seiring dengan bertambahnya temperatur selama siklus tertutup volume
konstan, maka bertambah pula tekanan di dalam silinder.
=
D. Proses 3 – 4
Langkah ekspansi isentropik
a. Temperatur pada titik 4:
Setelah torak mencapai titik mati bawah (TMB) sejumlah kalor
dikeluarkan dari dalam silinder,
sehingga temperatur fluida kerja akan turun menjadi
=
k- 1
b. Tekanan pada titik 4
Begitu juga dengan tekanan di dalam silinder, mengalami penurunan
menjadi
.
=
k
c. Volume pada titik 4
Dari diagram P-v siklus ideal Otto dapat dilihat bahwa
d. Kerja persiklus 3 – 4
sama dengan
Tekanan tinggi yang disertai pembakaran di dalam silinder membuat piston
terdorong kembali ke titik mati bawah (TMB). Gerakan torak tersebut
menghasilkan kerja sebesar
.
W3 – 4 =
E. Proses 4 – 1
a.
Proses pembuangan kalor pada volume konstan.
Kalor yang dibuang
Pada saat torak mencapai titik mati bawah (TMB) kalor dibuang sebesar
Q4 – 1.
b.
Q4 – 1 = Qout =
Kerja satu siklus
Wnett = W1 – 2 + W3 – 4
F. Parameter perporma mesin
a. Tekanan efektif rata-rata
Didefenisikan sebagai suatu tekanan yang dibayangkan bekerja pada
permukaan torak pada langkah kerja, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
mep =
b. Daya indikator
Merupakan daya yang dihasilkan dalam silinder motor sehingga
merupakan basis perhitungan atau penentuan efisiensi pembakaran atau besarnya
laju panas akibat pembakaran di dalam silinder.
Besarnya harga daya indikator pada putaran N dapat dirumuskan sebagai berikut:
=
c. Daya poros
Daya yang dihasilkan suatu mesin pada poros keluarannya disebut sebagai
daya poros atau biasa disebut brake horse power, dapat dihitung berdasarkan
persamaan dibawah ini:
=2 xNx
d. Konsumsi bahan bakar spesifik (sfc)
Secara tidak langsung konsumsi bahan bakar spesifik merupakan indikasi
efisiensi dalam menghasilkan daya dari hasil pembakaran bahan bakar, maka
konsumsi bahan bakar spesifik pada putaran N diperoleh sebagai berikut:
Sfc =
e. Efisiensi thermal
Efisiensi ini merupakan indikasi
termodinamika menjadi kerja mekanis.
sesungguhnya
dari
konversi
=
f. Efisiensi mekanis
Merupakan perbandingan antara daya poros dengan daya indicator. Maka
besarnya efisiensi mekanis dapat diketahui dengan persamaan matematika
dibawah ini:
=
g. Efisiensi volumetrik
Merupakan indikasi sejauh mana volume sapuan mesin tersebut dapat
terisi fluida kerja. Dengan massa udara, densitas udara dan besar volume langkah,
maka efisiensi volumetrik dapat dihitung dengan rumusan matematika dibawah
ini:
=
B. PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil
yang sesuai dengan keinginan. Penelitian ini meliputi perhitungan dari putaran
mesin (n), waktu (t), daya motor (N), torsi (T) Jumlah konsumsi bahan bakar
spesifik(sfc), efisiensi termal( ), efisiensi mekanis ( ), dan efisiensi
volumetrik(
).
1. Hasil perhitungan dengan menggunakan saluran bahan bakar standar.
Putaran (N)
8000 rpm
Waktu (t)
10 menit
Daya poros (Wb)
0,959 Kw
Daya indicator (Wi)
10,37 kW/det
Torsi (T)
1,717 nm
Konsumsi bahan bakar spesifik (sfc)
0,0348 gram/kWjam
Efisiensi termal (
60,03 %
Efisiensi mekanis (
)
)
Efisiensi volumetric ( )
9,257 %
99,86 %
2. Hasil perhitungan dengan menggunakan saluran bahan bakar modifikasi
dengan menggunakan tube tembaga 1/16 inchi.
Putaran mesin (N)
Waktu (t)
Daya poros (Wb)
Daya indicator (Wi)
Torsi (T)
Konsumsi bahan bakar spesifik (sfc)
Efisiensi termal ( )
8000 rpm
10 menit
1,171 kW
12,295 kWdet
1,717 nm
0,0297 gram/kWjam
60,03 %
Efisiensi mekanis (
9,536 %
)
Efisiensi volumetric (
)
99,86 %
a) Torsi
Tabel perbandingan daya poros standar dengan daya poros modifikasi pada torsi
yang sama.
Torsi
Daya poros standar
Daya Poros Modifikasi
(:100)
Putaran Bervariasi (:100)
Putaran Bervariasi (:100)
24.53
11.297
16.175
19.62
11.376
13.348
14.72
9.167
10.137
9.81
6.571
7.238
Grafik Torsi dan Daya
Semakin ringan beban suatu mesin maka semakin rendah pula torsi dan
daya mesin tersebut.
b) Daya indikator
Tabel perbandingan antara daya indikator standar dengan daya indikator yang
sudah dimodifikasi.
Putaran Mesin
Daya indikator
Putaran Mesin
Daya indikator
standar(rpm)
Standar (:100)
modifikasi (rpm)
Modifikasi (:100)
4400
819
6300
1172
5540
1031
6500
1210
5950
1107
6580
1224
6400
1191
7050
1312
Grafik Daya Indikator
Berdasarkan data tabel di atas dapat simpulkan bahwa semakin tinggi
putaran mesin maka semakin tinggi pula daya indikator yang terjadi, baik daya
indikator standar maupun daya indikator modifikasi.
c) Daya Poros
Perbandingan daya poros standar dan daya poros modifikasi pada beban
bervariasi.
Tabel Daya poros standar dan modifikasi pada beban bervariasi
Putaran Mesin
Daya Mesin
Putaran Mesin
Daya Mesin
(rpm)
Standar (:100)
(rpm)
Modifikasi
(:100)
4400
11.296
6300
16.175
5540
11.376
6500
13.348
5950
9.167
6580
10.137
6400
6.571
7050
7.238
Grafik Daya poros beban bervariasi dan Rpm
Berdasarkan data tabel diatas dapat dipaparkan beberapa kesimpulan
diantaranya:
1. Semakin tinggi putaran mesin maka semakin rendah daya poros yang
terjadi pada mesin tersebut, baik daya standar maupun daya modifikasi.
2. Pada putaran mesin standar yaitu 6400 rpm daya poros yang terjadi hanya
6,57 kW, sedangkan pada mesin yang sudah dimodifikasi pada putaran
6300 rpm daya poros yang terjadi mencapai 16,17 kW.
d) Konsumsi Bahan Bakar Spesifik
Perbandingan konsumsi bahan bakar spesifik standar dengan konsumsi
bahan bakar spesifik modifikasi pada putaran mesin tetap.
Tabel Konsumsi bahan bakar spesifik
Putaran Mesin
(rpm)
4400
5540
5950
6400
Grafik SFC dan Rpm
SFC
SFC
Standar (:10)
2817.2
2797.4
3471.5
4843
Modifikasi (:10)
1967.4
2384.1
3139.3
4396.7
Berdasarkan data tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dengan putaran
mesin yang sama, konsumsi bahan bakar spesifik standar lebih banyak daripada
konsumsi bahan bakar spesifik modifikasi.
C. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dengan melihat hasil pembahasan maka dapat diambil kesimpulan yang
didasarkan pada tujuan penelitian ini, yaitu:
1. Pemanasan bahan bakar premium sangat mempengaruhi terhadap daya
mesin, untuk daya mesin standar pada putaran maksimal 6400 rpm daya
indikator yang terjadi hanya 1191 kW/det, sedangkan pada putaran
maksimal 7050 rpm daya indikator modifikasi mencapai 1312 kW/det.
Untuk daya poros standar yang terjadi pada putaran maksimal 6400 hanya
657 kW/det, sedangkan daya poros yang sudah dimodifikasi pada putaran
7050 rpm mencapai 723 kW/det.
2. Konsumsi bahan bakar premium yang sudah dimodifikasi saluran bahan
bakarnya lebih sedikit daripada konsumsi bahan bakar standar, ini terbukti
pada putaran maksimal yang sama 6400 rpm konsumsi bahan bakar
standar mencapai 484 gram/kWjam dan konsumsi bahan bakar modifikasi
hanya mencapai 439 gram/kWjam.
3. Secara garis besar memodifikasi saluran bahan bakar dengan tube tembaga
berukuran 1/16 inchi sangat mempengaruhi terhadap prestasi mesin sepeda
motor KTM.
B. Saran
Memodifikasi saluran bahan bakar dengan tube tembaga sangat perlu
memperhatikan beberapa kriteria, diantaranya:
1. Ukuran tube tembaga yang sesuai dengan kondisi suatu motor.
2. Jumlah lilitan sangat mempengaruhi terhadap kinerja suatu mesin sepeda
motor, untuk itu harus diambil dengan melakukan beberapa percobaan.
3. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal sebaiknya mesin sepeda motor
harus diservic terlebih dahulu.
DAFTAR PUSTAKA
Willar W. Pulkrabek. Engineering Fundamentals of the Internal Combustion
Engine. Universiti of Wisconsin.
Wahyu Triono. 2009. Pemeliharaan/service Sistem Bahan Bakar Bensin.
Erlangga. Jakarta.
Bagyao Sucahyono. 1999. Otomotif Mesin Tenaga. PT. Tiga Serangkai. Surakarta.
Daryanto. 1995. Teknik Otomotif. Bumi Aksara. Jakarta.
Mj.Djokosetyardjo. 1987. Ketel uap. PT. Pradnya Paramita. Jakarta.
Anwari. 1978. Sistem Satuan Internasional (SI). Jakarta.
Ginting Yuyun. 1998. Otomotif Dasar. Angkasa. Bandung.
Archie W. Cuip JR. 1989. Prinsip – Prinsip Konversi Energi. Erlangga. Jakarta.
Sutrisno. 1997. Fisika Dasar. ITB. Bandung.
Harsanto. 1969. Motor Bakar. Djambatan. Jakarta.
Jhon Wiley Dkk. 1978. Fisika. Erlangga.
Budiman Anwar. 2007. Bimbingan Pemantapan Kimia.Yrama Widya. Bandung.
Toyota Astra Motor. 1974. Dasar – Dasar Otomobil. PT. Toyota Astra Motor.
Toyota Astra Motor. New Steep 1 Training Manual. Jakarta.
Tim STITEKNAS Jambi. 2006. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. STITEKNAS
Jambi.
Dokumentasi online.www.google.com.