Konferensi Nasional Riset Manajemen X MA

Konferensi Nasional Riset Manajemen X
“Akselerasi Daya Saing Menuju Keunggulan Organisasi yang Berkelanjutan”
Lombok, 20-22 September 2016

MANAJEMEN STRATEGI MENUJU KEPEMIMPINAN
YANG HANDAL MENGHADAPI PERSAINGAN GLOBAL:
SUATU STUDI EMPIRIS
1

2

John Tampil Purba
Ferdinand Butarbutar

1

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Pelita Harapan (john.purba@uph.edu,
jpoerba88@gmail.com),
2
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Pelita Harapan (ferdinand.butarbutar@uph.edu)


ABSTRAK
Setiap organisasi sangat mendambakan seorang Pemimpin yang Handal untuk mengelola
seluruh sumber daya yang ada dalam organisasi dimana lembaga tersebut berada. Suatu
organisasi yang kuat sangatlah ditentukan oleh siapa pemimpinnya yang mampu menciptakan
dan menjalankan visi misi serta seluruh komponen sumberdaya yang dikelolanya baik
organisasi bisnis, swasta maupun pendidikan. Pada kesempatan ini peneliti mengambil data dari
Lembaga/instutusi Pendidikan dimana hal ini menjadi titik sentral pembentukan dasar Sumber
Daya Insani untuk kelangsungan generasi suatu bangsa. Penelitian ini dilaksanakan di
Perguruan Advent wilayah Provinsi Sulawesi Utara, Jawa Barat dan DKI Jakarta dengan
mendistribusikan kuesioner kepada para guru, pegawai administratif, kepala sekolah juga
pimpinan Yayasan. Dari seluruh kesioner yang di sebarkan hanya 325 yang kembali kepada
peneliti, kemudian peneliti mengalisa dengan Quantitative Analysis. Dari hasil hitungan
ditemukan bahwa unsur ketabahan [3,03], kerja keras [2,76], kesetiaan [3,30] , sungguhsungguh [3,05], tegas [2,82], menghindari omong kosong [2,99], pengendalian diri [2,9], cakap
mengajar [3.06], dan lemah lembut [2,93] artinya semuanya unsur variable tersebut berada pada
level sangat dibutuhkan dalam diri seorang pemimpin yang handal. Dalam paper ini para penulis
akan membahasnya dengan pendekatan Manajemen Strategi suatu organisasi untuk mengahapi
persaingan global khususnya lembaga pendidikan.
Kata kunci: Manajemen strategi, kepemimpinan, handal, persaingan global

PENDAHULUAN

Derap kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang telah mengglobal
memaksa perubahan pada masyarakat dunia yang keberadaannya pada posisi tanpa
batas, hal ini diakibatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
sangat pesat dan dari waktu ke waktu ditempat atau negara yang berbeda di seluruh
belahan bumi ini. Hal ini dapat kita rasakan di planet ini saat sekarang, dimana data
dan informasi dapat diperoleh dengan mudah dengan adanya koneksi internet yang
jangkauannya sangat luas karena datanya sudah virtual di cloud server. Purba, J.T.
& Rorim, P. (2015) Orang-orang harus beradaptasi di berkembang klaim tren ini
untuk bertahan hidup dari perjuangan sehari-hari. Hal inilah yang memaksa agar
bisa sejajar dengan negara-negara di seluruh dunia. Oleh karena itu, harus
melakukan transformasi yang cepat dalam melayani stakeholders secara real time
dengan dukungan ICT yang ada. Hal ini berkonsekuensi terjadinya ledakan
permintaan terhadap akses data dan informasi dengan tersedianya koneksi internet
serta aplikasi-aplikasi teknologi yang sangat mudah didapat baik di toko-toko, mall

Konferensi Nasional Riset Manajemen X
“Akselerasi Daya Saing Menuju Keunggulan Organisasi yang Berkelanjutan”
Lombok, 20-22 September 2016

maupun on line. Sehingga informasi serta aplikasi untuk keperluan pelayanan yang

dibutuhkan oleh masing-masing organisasi dapat diperoleh dan atau diakses dengan
cara realtime dan cepat.
Sejalan dengan perubahan dunia yang mengglobal pada dimensi ekonomi,
politik, bisnis, social dan budaya tersebut yang memaksa para pimpinan organisasi
harus berubah untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman guna kelangsungan
hidup, pertumbuhan serta perkembangan organisasi/usaha yang dipimpinnya. Itulah
sebabnya kehadiran pemimpin yang handal sangat dibuthkan karena peranannya
sangat dominan dan penting untuk kemajuan suatu organisasi. Deangan demikian
setiap organisasi dapat berhasil sangat ditentukan oleh kekuatan sumber daya
pemimpinnya juga sumberdaya manusia lain dalam perusahaan/organisasi. Salah
satu faktor yang sangat utama dan penting adalah kehandalan para pemimpinnya
dalam mengelola seluruh asset dan atau sumberdaya lainnya suatu organisasi.
Pemimpin yang bagaimana yang harus dibutuhkan?
Pemimpin yang efektif merupakan contoh/panutan yang dengan sendirinya
dapat memotivasi bagi orang lain di organisasinya sehingga dimana dia selalu dapat
memberikan energi kepada orang-orang sehingga dapat produktif. Mereka energi
tim mereka untuk mencapai tujuan yang sulit dan peningkatan tingkat kinerja dari
semua orang di tim. Seorang pemimpin tidak saja menyelesaikan tugas dalam
deskripsi pekerjaan mereka dilain pihak harus dapat memberikan semangat kerja,
menginspirasi dan mengantisipasi keadaan. Artinya adalah bahwa sosok seorang

pemimpin harus dapat menemukan cara untuk mengelola, mengantisipasi keaadan
guna keperluan pengembangan, kelangsungan perusahaan/organisasi untuk
mencapai visi misi organisasi/perusahaan dimaksud.
Seperti yang dikutip oleh Butarbutar, F. dan Purba, J.T.(2016) konsep
kepemimpinan dalam perspektif Alkitab Kristen, Matthew Henry (2015), menulis
penjelasan menyatakan bahwa di Timotius 2 ayat 1-7; Rasul Paulus mendorong
Timotius untuk tetap dalam keteguhan dan ketekunan untuk berkarya. Jadilah kuat
oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus. Mereka yang memiliki pekerjaan yang
harus dilakukan untuk Allah harus membangkitkan diri untuk melakukannya, dan
memperkuat dirinya untuk itu . Menjadi kuat oleh kasih karunia dalam Kristus
Yesus dapat dipahami bertentangan dengan kelemahan kasih karunia. Di mana ada
kebenaran dari kasih karunia harus ada hubungannya dengan kekuatan kasih
karunia. Sebagai uji coba kami untuk tetap meningkat, kita harus dapat tumbuh
lebih kuat dan lebih kuat dalam hal yang baik; iman kita yang kuat, merupakan
resolusi kekuatan dan cinta kepada Allah dan Kristus lebih meningkat kekuatannya.
"Jadilah kuat, tidak cukup hanya pengakuan mu sendiri, tetapi dalam kasih karunia
dalam Yesus Kristus ''. Pemimpin yang baik harus dapat mendorong diri di layanan
paling sulit dalam penderitaan yang paling sulit sekalipun, dengan ini, bahwa Allah
pasti akan membawa kebaikan ke umatNya, dan bermanfaat untuk orang-orang
pilihan-nya.

Menurut sebuah studi oleh Hay Group, sebuah konsultan manajemen global,
ada beberapa komponen kunci dari kepuasan karyawan (Lamb, McKee, 2004).
Mereka menemukan bahwa: 1. Kepercayaan dan keyakinan dalam kepemimpinan
atas adalah prediktor yang paling dapat diandalkan tunggal kepuasan karyawan
dalam suatu organisasi. 2. Komunikasi yang efektif oleh pimpinan di tiga wilayah
kritis kunci untuk memenangkan kepercayaan dan keyakinan organisasi: •

Konferensi Nasional Riset Manajemen X
“Akselerasi Daya Saing Menuju Keunggulan Organisasi yang Berkelanjutan”
Lombok, 20-22 September 2016

Membantu karyawan memahami keseluruhan strategi bisnis perusahaan.•
Membantu karyawan memahami bagaimana mereka ikut berkontribusi untuk
mencapai tujuan bisnis utama organisasi.
Kepemimpinan yang handal juga dibahas oleh Locke, E. et al, 1991 dimana
ada bebera unsur mengapa dibutuhkan , motif merupakan keinginan orang untuk
melakukan suatu sikap agar bertindak, seperti :
1. Drive; untuk memperoleh prestasi atau achievement, ambisi (ambition), energi,
tenacity, dan inisiatif. 2. Kepemimpinan juga muncul karena; personalized power
motive dan socialized power motive. Locke juga menyebutkan sifat-sifat yang harus

dimiliki seorang pemimpin dikategorikan handal yaitu: pemimpin haruslah:
honesty/integrity, selfconfidence,originality/creativity, flexibility/adaptability, dan
mempunyai charisma. Unutk lebih jelasnya berikut ini adalah bagannya.

Sumber: Locke, E. et al, 1991
Dalam mengaplikasikan Manajemen Strategi oleh setiap pemimpinan yang
handal dalam menghadapi arena global sebagimana disampaikan oleh Schoemaker,
Paul J.H.et al (2013) harus mampu melakukan hal-hal sebagai berikut:

Konferensi Nasional Riset Manajemen X
“Akselerasi Daya Saing Menuju Keunggulan Organisasi yang Berkelanjutan”
Lombok, 20-22 September 2016

1. Mengantisipasi kedaan kedepan yang berpengaruh kepada organisasi.
2. Mengininterpretasikan; Seorang Pemimpin yang mengintepresaikan dengan
cara yang benar dan selalu memperoleh informasi yang kompleks dan saling
berkaitan dengan pekerjaan organsasi yang dipimpinnya.
3. Challenge; Pemimpin sebagai Strategic thinkers ditantang dapat memahami
asumsi-asumsi, pendapat, serta, kehati-hatian dalam mengambil keputusan
terutama yang sifatnya stategis disini sangat diperlukan kesabaran, keberanian,

dan pikiran yang terbuka.
4. Mengambil keputusan pada waktu yang tidak pasti, pengambilan keputusan
dalam hal ini merupakan hal yang sulit walapun dengan informasi yang tidak
lengkap, dan sering kali harus melakukannya dengan cepat. Tapi pemikir yang
strategis bersikeras beberapa pilihan yang terkunci pada pilihan go/no-go.
5. Mampu menyelaraskan pemimpin yang strategis harus mahir menemukan
kesamaan oleh para pemangku kepentingan yang memiliki pandangan berbeda
dan agenda. Hal ini memerlukan jangkauan yang proaktif. Kesuksesan akan hal
ini sangat tergantung pada komunikasi yang sifatnya proaktif, membangun
kepercayaan, dan sering melibakan mereka dalam hal tersebut.
6. Belajar; Pemimpin Strategis harus terus belajar karena dian merupakan titik
fokus untuk belajar oleh yang lainnya dalam organisasi. Dia harus
mempromosikan budaya penelitianan, dan mereka mencari tahu tentang
keberhasilan juga kegagalan orang lain.
Kepemimpinan yang handal juga disampaikan dalam surat apostel Paulus ke
pada Timotius yang kedua sebagaimana tercantum pada LAI (2005) 2 Timotius 2:125 yaitu bahwa unsur ketabahan, kerja keras, kesetiaan, sungguh-sungguh, tegas,
menghindari omong kosong, pengendalian diri, cakap mengajar, dan lemah lembut.
Dan komponen itulah yang diuraikan dalam kuessioner untuk model kepemimpinan
yang handal oleh peneliti.
Tujuan Penulisan

Sesuai dengan judul penelitian ini, peneliti merasa sangat penting
mengungkap betapa pentingnya kehadiran pemimpin yang handal dalam
pengembangan suatu organisasi, pemerintah daerah hingga pemimpin bangsa.
Sebagai akademisi kami usulkan agar penelitian lanjutan tetap dilakukan untuk
menyumbangkan pemikiran dan hasil penelitian untuk kemajuan dan perkembangan
bangsa kita tercinta.

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang dipilih pada paper ini adalah dengan menyebarkan
kuessioner kepada para responden yang telah ditentukan oleh peneliti sebagai objek
penelitian. Peneliti mengikuti prosedur dan teknik yang baku sebagai standar
penelitian. Pengujian validitas dan reabilitas penelitian terlebih dahulu dilakukan
setelah data ditabulasi untuk melihat sebagai sejauh mana akurasi metode
pengumpulan data yang dilakukan (Sekaran, 2013) dan definisi lain untuk validitas
adalah panjang yang temuan penelitian yang benar-benar tentang apa yang menjadi
tuntutan mereka tentang (Saunders et al 2007). Validitas sendiri menetapkan
seberapa baik teknik, instrumen, atau proses mengukur konsep tertentu (Sekaran,

Konferensi Nasional Riset Manajemen X
“Akselerasi Daya Saing Menuju Keunggulan Organisasi yang Berkelanjutan”

Lombok, 20-22 September 2016

2013). Peneliti juga menggunakan validitas konstruk guna menguji apakah hasil
yang diperoleh dari penggunaan ukuran yang sesuai dengan teori-teori sekitar yang
tes dirancang. Untuk menguji validitas konstruk, peneliti menggunakan analisis
faktor yang berkorelasi dengan skor untuk setiap item pertanyaan dengan total skor
konstruk atau variabel eksis. Dengan pendekatan kuantitatif ini metode peneliti
mendapatkan informasi yang luas dari populasi responden yang diperoleh dari
lapangan, dengan pertimbangan itu peneliti menetapkan menggunakan Quantitative
method of analysis. Penelitian ini dilaksanakan di Perguruan Advent wilayah tiga di
Indonesia yaitu; Provinsi Sulawesi Utara, Jawa Barat dan DKI Jakarta dengan
mendistribusikan kuesioner kepada para guru, pegawai administratif, kepala
sekolah juga pimpinan Yayasan. Dari seluruh kesioner yang di sebarkan hanya 325
yang kembali kepada peneliti, kemudian peneliti mengalisa dengan analisa
kuantitatif. Dari hasil hitungan ditemukan bahwa unsur ketabahan, kerja keras,
kesetiaan, sungguh-sungguh, tegas, menghindari omong kosong, pengendalian diri,
cakap mengajar, dan lemah lembut, artinya semuanya unsur variable tersebut
berada pada level sangat dibutuhkan dalam diri seorang pemimpin yang handal.
HASIL & PEMBAHASAN
Analisa Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Berdasarkan data dari 325 responden dari Yaysan Adventis yang terkumpul dari
tiga Provinsi yaitu; DKI Jakarta, Sulawesi Utara, Jawa Barat, dilakukan uji validitas
dan reliabilitas. Tujuan dari pengujian ini untuk mengetahui apakah data yang diperoleh
dari kuesioner telah memenuhi tingkat validitas dan reliabilitas yang disyaratkan. Uji
validitas menggunakan korelasi Pearson sedangkan uji reliabilitas menggunakan
koefisien Cronbach’s Alpha. Perhitungan menggunakan program IBM SPSS 20, dan
hasilnya dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel-1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Leadership
Dimensi
Item Pernyataan
Pearson Correlation
Ketabahan
X1
,859 (**)
X2
,883 (**)
Kerja Keras
X1
,905 (**)
X2

,893 (**)
Kesabaran
X1
,903 (**)
X2
,912 (**)
Kesetiaan
X1
,879 (**)
X2
,853 (**)
Sungguh-sungguh
X1
,921 (**)
X2
,908 (**)
Tegas
X1
,878 (**)
X2
,828 (**)
Menghindari omong
X1
,869 (**)
kosong
X2
,851 (**)
Mengendalikan diri
X1
,857 (**)
X2
,844 (**)
Cakap mengajar
X1
,858 (**)
X2
, 900 (**)
Lemah Lembut
X1
,899 (**)
X2
,892 (**)
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)

Cronbach’s Alpha
,680
,762
,786
,666
,806
,624
,648
,618
,702
,754

Konferensi Nasional Riset Manajemen X
“Akselerasi Daya Saing Menuju Keunggulan Organisasi yang Berkelanjutan”
Lombok, 20-22 September 2016

Berdasarkan Tabel-1 terlihat bahwa nilai korelasi Pearson untuk masing-masing item
pernyataan > 0,30 dengan tingkat signifikansi pada level 0,01 (2-tailed). Dengan
demikian seluruh item pernyataan pada variabel Leadership adalah valid atau setiap
item pernyataan benar-benar mengukur sesuatu yang hendak diukur. Nilai koefisien
Cronbach’s Alpha untuk setiap kelompok dimensi atau dimensi pada variabel
Leadership, telah lebih besar dari 0,6, sehingga dapat dikatakan hasil dari kuesioner
adalah reliabel atau setiap item pernyataan konsisten mengukur terhadap sesuatu yang
ingin diukur.
Analisis Dekriptif Variabel Leadership
Berikut adalah analisis deskriptif dari variabel Leadership. Variabel Leadership
terdiri dari 10 dimensi yaitu: ketabahan, kerja keras, kesabaran, kesetiaan, sungguhsungguh, ketegasan, menghindari omong kosong, mengendalikan diri, cakap mengajar,
dan lemah lembut. Setiap dimensi terdiri dari dua item pernyataan.
Hasil statistik deskriptif dari jawaban para responden yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan mencari nilai rata-rata (mean) tanggapan responden untuk
setiap item pernyataan dan dimensi. Setelah itu perlu dilakukan pemberian batas kelas
untuk setiap dimensi yang berupa kategori yang bertujuan untuk memudahkan peneliti
menentukan kategorisasi mean. Batas kelas yang berupa kategori-kategori tersebut
menggunakan 5 Skala Likert. Untuk mengetahui batasan nilai per setiap kelas maka
digunakan rumus rentang skala (interval) dalam persentase sebagai berikut:
RS = (m-n)/b, Dimana: m = nilai tertinggi : n = nilai terendah; b = jumlah kelas
Tabel-2 Batas Kelas
Interval

Persentase

Kategori

1

20% - 35,99%

Sangat Tidak
Diperlukan

2

36% - 51,99%

Tidak Diperlukan

3

52% - 67,99%

Cukup Diperlukan

4

68% - 83,99%

Diperlukan

5

84% - 100%

Sangat Diperlukan

Tabel-3 Hasil Hitungan Deskriptif Variabel Leadership
Dimensi
Item Pernyataan
Mean
Ketabahan
X1
3,08
X2
2,99
Mean
3,03
Kerja Keras
X1
2,78
X2
2,74
Mean
2,76
Kesabaran
X1
3,02
X2
2,96
Mean
2,99

Persentase

Kategori

61%

Cukup
Diperlukan

55%

Cukup
Diperlukan

60%

Cukup
Diperlukan

Konferensi Nasional Riset Manajemen X
“Akselerasi Daya Saing Menuju Keunggulan Organisasi yang Berkelanjutan”
Lombok, 20-22 September 2016
Dimensi
Kesetiaan

Sungguh-sungguh

Ketegasan

Menghindari omong
kosong
Mengendalikan diri

Cakap mengajar

Lemah Lembut

Item Pernyataan
X1
X2
Mean
X1
X2
Mean
X1
X2
Mean
X1
X2
Mean
X1
X2
Mean
X1
X2
Mean
X1
X2
Mean

Mean
3,34
3,26
3,30
3,03
3,07
3,05
2,82
2,82
2,82
2,74
3,23
2,99
3,08
2,90
2,99
3,14
2,98
3,06
2,87
2,94
2,93

Persentase

Kategori

66%

Cukup
Diperlukan

61%

Cukup
Diperlukan

56%

Cukup
Diperlukan

60%

Cukup
Diperlukan

60%

Cukup
Diperlukan

61%

Cukup
Diperlukan

58%

Cukup
Diperlukan

Pada tabel-3 dapat terlihat bahwa:
a. Dimensi ketabahan pada variabel Leadership berada pada kategori “Cukup
Diperlukan”. Artinya, dimensi ketabahan cukup diperlukan dalam variabel
Leadership.
b. Dimensi kerja keras pada variabel Leadership berada pada kategori “Cukup
Diperlukan”. Artinya, dimensi kerja keras cukup diperlukan dalam variabel
Leadership.
c. Dimensi kesabaran pada variabel Leadership berada pada kategori “Cukup
Diperlukan”. Artinya, faktor kesabaran cukup diperlukan dalam variabel
Leadership.
d. Dimensi kesetiaan pada variabel Leadership berada pada kategori “Cukup
Diperlukan”. Artinya, dimensi kesetiaan cukup diperlukan dalam variabel
Leadership.
e. Dimensi sungguh-sungguh pada variabel Leadership berada pada kategori
“Cukup Diperlukan”. Artinya, dimensi sungguh-sungguh cukup diperlukan
dalam variabel Leadership.
f. Dimensi ketegasan pada variabel Leadership berada pada kategori “Cukup
Diperlukan”. Artinya, dimensi ketegasan cukup diperlukan dalam variabel
Leadership.
g. Dimensi menghindari omong kosong pada variabel Leadership berada pada
kategori “Cukup Diperlukan”. Artinya, dimensi menghindari omong kosong
cukup diperlukan dalam variabel Leadership.
h. Dimensi mengendalikan diri pada variabel Leadership berada pada kategori
“Cukup Diperlukan”. Artinya, dimensi mengendalikan diri cukup diperlukan
dalam variabel Leadership.

Konferensi Nasional Riset Manajemen X
“Akselerasi Daya Saing Menuju Keunggulan Organisasi yang Berkelanjutan”
Lombok, 20-22 September 2016

i. Dimensi cakap mengajar pada variabel Leadership berada pada kategori “Cukup
Diperlukan”. Artinya, dimensi cakap mengajar cukup diperlukan dalam variabel
Leadership.
j. Dimensi lemah lembut pada variabel Leadership berada pada kategori “Cukup
Diperlukan”. Artinya, dimensi lemah lembut cukup diperlukan dalam variabel
Leadership;
k. Dimensi kesetiaan pada variabel Leadership adalah dimensi yang tingkat
kepentingannya paling diperlukan dikarenakan nilai rata-ratanya sebesar 3,30,
sedangkan dimensi kerja keras pada variabel Leadership adalah dimensi yang
tingkat kepentingannya paling kecil dikarenakan nilai rata-ratanya sebesar 2,76.
Analisa Faktor
Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis faktor adalah:
1. Pengukuran cukup tidaknya sampel menggunakan Kaiser-Meyer-Oklin (KMO).
Jika nilai KMO berada pada range 0,5 sampai dengan 1 berarti pengambilan
sampel cukup dan layak.
2. Penyusunan matrik korelasi antar variabel, dengan menggunakan Bartlett’s test
of sphericity apabila nilainya besar (>0,05) maka menandakan adanya korelasi
yang tinggi.
3. Penentuan jumlah faktor dengan menggunakan eigenvalues > 1.
4. Penentuan letak setiap item pernyataan ke dalam faktor dengan penggunaan
rotation component matrix.
Tabel-4 Tes Kecukupan Sampel dan Korelasi Antar Variabel
Dimensi
Item Pernyataan
KMO
Ketabahan
X1
0,909
X2
Kerja Keras
X1
X2
Kesabaran
X1
X2
Kesetiaan
X1
X2
Sungguh-sungguh
X1
X2
Tegas
X1
X2
Menghindari omong
X1
kosong
X2
Mengendalikan diri
X1
X2
Cakap mengajar
X1
X2
Lemah Lembut
X1
X2

Bartlett’s Test
0,00

Pada tabel-4 dapat terlihat bahwa sampel yang diamati dikatakan cukup untuk dilakukan
analisis lebih lanjut dikarenakan nilai Kaiser Meyer Olkin (KMO) 0,909 0,50 dan nilai
Bartlettnya 0,001) yang dapat dilihat pada Tabel-4 bahwa:
a. Terdapat empat faktor yang dapat menjelaskan variabel Leadership;
b. Faktor 1 dapat menjelaskan variasi variabel Leadership sebesar 20,500%;
c. Faktor 2 dapat menjelaskan variasi variabel Leadership sebesar 16,238%;
d. Faktor 3 dapat menjelaskan variasi variabel Leadership sebesar 13,592%.
e. Faktor 4 dapat menjelaskan variasi variabel Leadership sebesar 9,794%;
f. Keempat faktor dapat menjelaskan variabel Leadership sebesar 60,124%,
dengan kehilangan informasi sebesar 39,876%;
g. Nama keempat faktor tersebut belum dapat ditentukan sebelum melihat tabel
component matrix rotation.
Tabel-6 Component Matrix Rotation

Ketabahan

Kerja Keras
Kesabaran
Kesetiaan
Sungguh-Sungguh
Ketegasan

X1

Component Matrix Rotation
Nilai
Klasifikasi
Terbesar
0,630
Faktor 3

X2

0,521

Faktor 3

X1
X2
X1
X2
X1
X2
X1
X2
X1
X2

0,783
0,814
0,597
0,611
0,623
0,644
0,707
0,688
0,748
0,548

Faktor 3
Faktor 3
Faktor 1
Faktor 1
Faktor 2
Faktor 2
Faktor 1
Faktor 1
Faktor 4
Faktor 4

Konferensi Nasional Riset Manajemen X
“Akselerasi Daya Saing Menuju Keunggulan Organisasi yang Berkelanjutan”
Lombok, 20-22 September 2016

Menghindari Omong Kosong X1
X2
Mengendalikan diri
X1
X2
Cakap Mengajar
X1
X2
Lemah Lembut
X1
X2

Component Matrix Rotation
Nilai
Klasifikasi
Terbesar
0,606
Faktor 4
0,496
Faktor 2
0,608
Faktor 2
0,628
Faktor 1
0,552
Faktor 2
0,776
Faktor 2
0,699
Faktor 1
0,728
Faktor 1

Berdasarkan hasil hitungan dan analisa dari tabel-6 dapat dilihat bahwa:
a. Faktor 1 dibentuk dari item pernyataan X1 dan X2 dimensi kesabaran, X1 dan
X2 dimensi sungguh-sungguh, X2 dimensi mengendalikan diri, serta X1 dan X2
dimensi lemah lembut.
b. Faktor 2 dibentuk dari item pernyataan X1 dan X2 dimensi kesetiaan, X2
dimensi menghindari omong kosong, X1 dimensi mengendalikan diri, serta X1
dan X2 dimensi lemah lembut.
c. Faktor 3 dibentuk dari item pernyataan X1 dan X2 dimensi ketabahan serta X1
dan X2 dimensi kerja keras.
d. Faktor 4 dibentuk dari item pernyataan X1 dan X2 dimensi ketegasan serta X1
menghindari omong kosong.

SIMPULAN & SARAN
Dari hasil analisa dan pembahasan sebagaimana diutarakan diatas maka
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pemimpinan yang handal harus mampu memberdayakan orang lain untuk
membuat perubahan strategis sebagai tugas multifungsi yang diperlukan
pertumbuhan dan kelansungan organisasi maka sangat diperlukan;
kesabaran, kesunguhan, pengendalian diri, dan lemah lembut [bukan berarti
lemah].
2. Pemimpin yang handal harus mampu mengintegrasikan visi misi organisasi,
menetapkan arah strategis organisasi, atau mengeksploitasi kompetensi inti
organisasi untuk keunggulan kompetitif, berdampak pada pengembangan
dan pelaksanaan strategi organisasi maka kreativitas dan inovasi sangat
diperlukan untuk suksesnya organisasi/perusahaan selain yang diatas
diperlukan; kesetiaan, menghidari omong kosong, kerja keras dan ketabahan.
3. Untuk strategi manajemennya; mengingat mendesaknya Pemimpin yang
handal untuk menghadapi era globalisasi peneliti/penulis menyarankan
perlunya pengkaderan pemimpin dengan cara merekrut, memilih, dan
melatih para calon pemimpin secara konsisten dan bekesinambungan karena
asset yang paling utama dalam organisasi.
4. Untuk Yayasan Advent Indonesia diamana objek penelitian ini dilakukan
agar; 1. Segera melalakukan konsolidasi para pimpinan puncak untuk segera
melakukan rekrutmen sesuai prioritasnya dari kader-kader terbaiknya untuk
dilakukan penilaian kembali, atas komitmen melayani. Melakukan pelatihan,

Konferensi Nasional Riset Manajemen X
“Akselerasi Daya Saing Menuju Keunggulan Organisasi yang Berkelanjutan”
Lombok, 20-22 September 2016

menyekolahkan ke jenjang yang lebin tinggi agar kesinambungan pemimpin
tetap dapat dipertahankan.
5. Mengingat penelitian hanya tiga (3) provinsi maka diperlukan penelitian
lanjutan untuk hal dimaksud agar memperoleh hasil yang lebih luas dan
komprehensif.
DAFTAR PUSTAKA
Butarbutar, F., Purba, J.T. (2016). Towards Educational Great and Strong Leaders:
An Empirical Investigation in Indonesia. Prosiding. Dipresentasikan di
bulan Maret pada International Conference on Entrepreneurship (IConEnt2016), UPH Tangerang, Banten Indonesia.
Henry, M. (2015). Bible Commentararies. Diakses pada tanggal 2 April 2016 dari
http://www. biblestudytools.com/commentaries/matthew-henry-complete/ 2timothy/2.html.
LAI (2005). Alkitab dengan Kidung Jemaat. Surat Paulus yang kedua kepada Timotius.
Percetakan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI), Jakarta.
Lamb, L.F., McKee, K.B. (2004). Applied Public Relations: Cases in Stakeholder
Management. Mahwah, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates.
Routledge.
Locke, Edwin A, Shelley, K., Wheeler, Jill K., Schneider, J., Niles, K., Goldstein,
H., Welsh, K., Chah, Dong-O. (1991), The Essence of Leadership,The Four
Keys to Leading Successfully, Lexington Books, New York.
Purba, J.T. & Rorim, P. (2015). Innovation Strategy Services Delivery: An Empirical
Case Study of Academic Information Systems in Higher Education Institution.
Diakses pada tanggal 23 Juni 2016, dari http://link.springer.com/ chapter/
10.1007%2F978-3-662-46742-8_47. Heidelberg, Berlin.
Saunders, M, Lewis, P, Thornhill, A. (2007). Research Methods for Business Students
(4th ed.), Essex: Pearson Education Limited.
Schoemaker, Paul J.H., Krupp, S., and Howland, S. (2013). Strategic Leadership:
The Essential Skills. Harvard Business Review. January–February. Diakses
pada tanggal 23 Februari 2016 dari: http://www.harvardbusiness.org/
sites/default/files/HBR _Strategic _Leadership.pdf
Sekaran, U. & Bourgie, R. (2013). Research methods for business: A skill-building
approach. Chichester, West Sussex: Wiley Publisher.