Status Sosial Perempuan dalam sastra
Status Sosial Perempuan
Status sosial adalah kedudukan seseorang di dalam keluarga dan masyarakat.
Menurut Sukanto Soerjono (1990), status sosial atau tempat seseorang secara
umum dalam masyarakat sehubungan dengan orang lain, yang bisa diartikan
sebagai lingkungan pergaulan, prestise, serta hak-hak dan kewajibankewajibannya.
Status
sosial
akan
mempengaruhi
perlakukan
terhadap
sesesorang,
penghargaan terhadap seseorang, dan tindakan yang boleh dilakukan
seseorang.
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi status perempuan antara lain adalah
sebagai berikut.
a. Rendahnya kedudukan perempuan dalam keluarga terutama budaya
yang menganut paham patriaki di mana seorang laki-laki dianggap
orang yang berkuasa dalam rumah tangga, sehingga tidak jarang
perempuan dalam mengambil keputusan-keputusan penting, bahkan
untuk dirinya sendiri, lebih diserahkan kepada laki-laki (suami), bapak,
dan keluarga.
b. Kemiskinan
Rendahnya kedudukan perempuan dalam keluarga ditambah tingginya
angka kemiskinan dapat berpengaruh buruk terhadap status perempuan
antara lain perempuan sering terpaksa menikah di usia muda, karena
orang tua mendorong untuk cepat menikah agar terlepas dari beban
ekonomi, dalam hal pemenuhan nutrisi sehari-hari perempuan sering
tidak mendapatkan makanan yang cukup atau makanan yang bergizi
karena lebih mengutamakan bapak, suami, atau saudara laki-laki
daripada dirinya sendiri.
c. Rendahnya tingkat pendiidikan perempuan dari pria
Kemiskinan
mempengaruhikesempatan
untuk
mendapatkan
pendidikan. Kesempatan untuk sekolah tidak sama semua tetapi
bergantung dari kemampuan membiayai. Dalam situasi kesulitan
biaya, biasanya anak laki-laki lebih diutamakan karena laki-laki
dianggap sebagai pencari nafkah utama dalam keluarga. Krluarga
kurang mendukung pengembangan karir perempuan, pandangan
masyarakat mengenai perempuan yang berpendidikan tinggi tidak
menguntungkan. Ada angapan bahwa makin tinggi pendidikan
perempuan, makin sulit mendapatkan jodoh. Hal ini semakin
menyebabkan status perempuan dalam keluarga dan masyarakat makin
terpuruk sehingga tidak mampu mengambil keputusan yang baik bagi
diri dan keluarga, termasuk yang berkaitan dengan kesehatan
reproduksi.
d. Norma sosial dan budaya di masyarakat yang merendahkan status dan
peranan perempuan.
Menurut kondisi normatif, pria dan perempuan mempunyai status atau
kedudukan dan peranan (hak dan kewajiban) yang sama. Akan tetapi
menurut ondisi objektif, perempuan mengalami ketertinggalan yang
lebih besar daripada pria dalam berbagai bidang kehidupan dan
pembangunan. Kondisi ini tidak lain disebabkan loeh norma sosial
budaya yang masih berlaku di masyarakat. Norma sosial dan nilai
sosial budaya tersebut, diantaranya di satu pihak mencptakan status
dan peranan perempuan di sektor domestik yakni berstatus sebagai ibu
rumah tangga dan melaksanakan pekerjaan urusan rumah tangga,
sedangkan di lain pihak, menciptakan status dan peranan pria di sektor
publik yakni sebagai kepala keluarga atau rumah tangga dan pencari
nafkah.
2. Dampak status sosial perempuan
Dengan status sosial perempuan yang rendah akan berdampak pada hal
berikut.
a. Kehidupan Sosial
1) Kehidupan perempuan terbelenggu
2) Potensi perempuan terpendam karena harus sering mengalah
3) Perempuan sering terbelakang dalam setiap strata sosial dan
ekonomi
4) Suara dan kepentingan perempuan kurang terwakili
5) Hak asasi tertekan
6) Kontribusi peran alamiah tidak tampak
b. Hambatan meperoleh pekerjaan
1) Upah yang minimum dibanding kaum pria
2) Beban kerja ganda, dalam pembagian kerja di rumah tangga belum
ada pemeratan tugas anata suami-istri.
3) Pilihan pekerjaan gand
Status sosial adalah kedudukan seseorang di dalam keluarga dan masyarakat.
Menurut Sukanto Soerjono (1990), status sosial atau tempat seseorang secara
umum dalam masyarakat sehubungan dengan orang lain, yang bisa diartikan
sebagai lingkungan pergaulan, prestise, serta hak-hak dan kewajibankewajibannya.
Status
sosial
akan
mempengaruhi
perlakukan
terhadap
sesesorang,
penghargaan terhadap seseorang, dan tindakan yang boleh dilakukan
seseorang.
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi status perempuan antara lain adalah
sebagai berikut.
a. Rendahnya kedudukan perempuan dalam keluarga terutama budaya
yang menganut paham patriaki di mana seorang laki-laki dianggap
orang yang berkuasa dalam rumah tangga, sehingga tidak jarang
perempuan dalam mengambil keputusan-keputusan penting, bahkan
untuk dirinya sendiri, lebih diserahkan kepada laki-laki (suami), bapak,
dan keluarga.
b. Kemiskinan
Rendahnya kedudukan perempuan dalam keluarga ditambah tingginya
angka kemiskinan dapat berpengaruh buruk terhadap status perempuan
antara lain perempuan sering terpaksa menikah di usia muda, karena
orang tua mendorong untuk cepat menikah agar terlepas dari beban
ekonomi, dalam hal pemenuhan nutrisi sehari-hari perempuan sering
tidak mendapatkan makanan yang cukup atau makanan yang bergizi
karena lebih mengutamakan bapak, suami, atau saudara laki-laki
daripada dirinya sendiri.
c. Rendahnya tingkat pendiidikan perempuan dari pria
Kemiskinan
mempengaruhikesempatan
untuk
mendapatkan
pendidikan. Kesempatan untuk sekolah tidak sama semua tetapi
bergantung dari kemampuan membiayai. Dalam situasi kesulitan
biaya, biasanya anak laki-laki lebih diutamakan karena laki-laki
dianggap sebagai pencari nafkah utama dalam keluarga. Krluarga
kurang mendukung pengembangan karir perempuan, pandangan
masyarakat mengenai perempuan yang berpendidikan tinggi tidak
menguntungkan. Ada angapan bahwa makin tinggi pendidikan
perempuan, makin sulit mendapatkan jodoh. Hal ini semakin
menyebabkan status perempuan dalam keluarga dan masyarakat makin
terpuruk sehingga tidak mampu mengambil keputusan yang baik bagi
diri dan keluarga, termasuk yang berkaitan dengan kesehatan
reproduksi.
d. Norma sosial dan budaya di masyarakat yang merendahkan status dan
peranan perempuan.
Menurut kondisi normatif, pria dan perempuan mempunyai status atau
kedudukan dan peranan (hak dan kewajiban) yang sama. Akan tetapi
menurut ondisi objektif, perempuan mengalami ketertinggalan yang
lebih besar daripada pria dalam berbagai bidang kehidupan dan
pembangunan. Kondisi ini tidak lain disebabkan loeh norma sosial
budaya yang masih berlaku di masyarakat. Norma sosial dan nilai
sosial budaya tersebut, diantaranya di satu pihak mencptakan status
dan peranan perempuan di sektor domestik yakni berstatus sebagai ibu
rumah tangga dan melaksanakan pekerjaan urusan rumah tangga,
sedangkan di lain pihak, menciptakan status dan peranan pria di sektor
publik yakni sebagai kepala keluarga atau rumah tangga dan pencari
nafkah.
2. Dampak status sosial perempuan
Dengan status sosial perempuan yang rendah akan berdampak pada hal
berikut.
a. Kehidupan Sosial
1) Kehidupan perempuan terbelenggu
2) Potensi perempuan terpendam karena harus sering mengalah
3) Perempuan sering terbelakang dalam setiap strata sosial dan
ekonomi
4) Suara dan kepentingan perempuan kurang terwakili
5) Hak asasi tertekan
6) Kontribusi peran alamiah tidak tampak
b. Hambatan meperoleh pekerjaan
1) Upah yang minimum dibanding kaum pria
2) Beban kerja ganda, dalam pembagian kerja di rumah tangga belum
ada pemeratan tugas anata suami-istri.
3) Pilihan pekerjaan gand