Pengaruh Media Sosial terhadap Brand Awa

PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP BRAND AWARENESS
PRODUK PERUSAHAAN
Hansel Bagus Tritama1), Riswan Efendi Tarigan2)
Fakultas Ilmu Komputer, Program Studi Sistem Informasi, Universitas Pelita Harapan
Kampus Karawaci, Jl. MH. Thamrin Boulevard, Lippo Karawaci, Tangerang 15811
HP: +62 87878 264 177
E-mail: hanselgunawan94@gmail.com1), re.tarigan@gmail.com2)

Abstrak
Media sosial merupakan sebuah media online, dimana para penggunanya bisa dengan
mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi seperti banner, poster iklan, video iklan,
advertisement, AdSense ataupun iklan pop-up. Banyak pelaku bisnis memanfaatkan media
sosial-media sosial yang ada sebagai alat untuk memasarkan produk perusahaan sekaligus
menyadarkan masyarakat terhadap produk tersebut. Namun, tidak semua pelaku bisnis
tersebut berhasil memasarkan produk perusahaan dan menyadarkan masyarakat. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi peran divisi komunikasi pemasaran media
sosial dengan kesadaran brand suatu perusahaan pada pengguna media sosial. Metode
penelitian menggunakan metode penelitian kuantitatif yang mengumpulkan data-data berupa
angka dengan jenis penelitian eksplanatif yaitu menjelaskan hubungan antara kedua
variabel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran komunikasi pemasaran dalam suatu
perusahaan mempunyai pengaruh terhadap kesadaran brand produk suatu perusahaan oleh

masyarakat. Selain itu, penelitian ini juga ingin memperlihatkan bahwa pemasaran melalui
media sosial dapat berpengaruh terhadap pendapatan suatu perusahaan. Simpulan dari
penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi yang signifikan mengenai pengaruh
media sosial terhadap kesadaran brand produk suatu perusahaan oleh masyarakat melalui
metode penelitian kuantitatif dan eksplanatif yang dikarenakan semakin meningkatkan
jumlah aplikasi media sosial yang beredar di masyarakat.
Kata kunci : komunikasi pemasaran, marketing online, media sosial, brand awarenes
Abstract
Social media is an online media, where the users can easily participate, shareing, and
create the content themselves such as banner, ads posters, ads videos, advertisement,
AdSense or pop-up ads. Many business actor use these social media as a tool to promote
their products and make customers aware with their brand. On the other hand, not all that
business actors success to market their products and disenchant customers. The purpose of
this research is to find out the correlation between social media communication marketing
with company’s brand awareness in social media. The research method for this research is
quantitative research. This method collects data like numbers with explanative research type
which is explain the relationship between two variables. The result of this research is to show
that marketing communication in a company has an impact to company’s brand awareness.
In addition, this research want to show that marketing via social media can impacting
company’s revenue. The summary of this research is to get significant information about the

effect of social media toward company’s brand awareness through quantitative and
explanative research method due to the rising of social media that mushrooming everywhere.
Keywords : social media, marketing communication, online marketing, brand awareness

Pengaruh Media Sosial terhadap Brand Awareness Produk Perusahaan

1

1.

PENDAHULUAN

Berikut adalah uraian latar belakang, rumusan
masalah, tujuan, manfaat, dan ruang lingkup
penelitian.
1.1 Latar Belakang
Persaingan bisnis melalui media sosial semakin
ketat. Hal ini dapat dilihat dari berkembangnya
jumlah media sosial yang semakin banyak.
Perkembangan ini dapat dilihat dari munculnya

media sosial dalam kurun waktu yang relatif
pendek. Pada tahun 2002, ditemukan media sosial
pertama bernama Friendster yang ditemukan oleh
programmer asal Inggris bernama Jonathan
Abrams yang berhasil memasarkan media sosialnya
sampai ke Asia. Namun sayangnya Friendster tidak
dapat bertahan lama. Pada tahun 2004, media sosial
Facebook ditemukan oleh Mark Zuckerberg dan
berhasil mempengaruhi dunia dengan efek yang
disebut The Facebook Effect [1] yang berhasil
membawa Friendster menuju kerugian. Setelah itu,
dua tahun kemudian, muncullah media sosial yang
dinamakan dengan Twitter yang ditemukan oleh
Jack Dorsey seorang programmer dari Amerika
Serikat. Twitter pun sempat menggeser Facebook
dari tingkat pendapatan perusahaan tertinggi pada
tahun 2008 [2]. Tidak lama kemudian, pada tahun
2010, muncullah suatu media sosial yang dimana
kepopularannya baru meledak pada tahun 2013,
yaitu Instagram yang ditemukkan oleh Kevin

Systrom, seorang programmer yang berasal dari
Massachusetts. Instagram ini berhasil menarik
perhatian banyak orang termasuk para pebisnis,
bahkan sampai artis papan atas seperti Justin
Bieber dan Katy Perry menggunakan media sosial
ini untuk mempromosikan lagu baru mereka [3].
Kemudian, media sosial yang baru-baru ini keluar,
yang sahamnya dibeli oleh Aburizal Bakrie, yaitu
Path pada tahun 2011. Media sosial baru yang
ditemukkan oleh Dave Morin seorang programmer
dari San Francisco. Sekarang Path masih dalam
tahap perkembangan.
Melihat perkembangan media sosial yang begitu
pesat, banyak perusahaan melihat hal ini sebagai
peluang mereka untuk memperlihatkan produk
mereka ke masyarakat. Sehingga perusahaan harus
memiliki strategi pemasaran yang unggul untuk
dapat menarik perhatian para pengguna media
sosial tersebut, terutama strategi pada divisi
komunikasi pemasaran perusahaan tersebut.

Dimana hasil penelitian sebelumnya menunjukkan
bahwa peran komunikasi pemasaran media sosial
suatu perusahaan berpengaruh terhadap kesadaran
merek suatu perusahaan oleh pengguna media
sosial tersebut. Hasil penelitian tersebut
dikemukakan oleh Fathir Fathoni, Achmad Fauzi

DH dan Kadarisman Hidayat [4]. Mereka menulis
bahwa penerapan komunikasi pemasaran yang
terintegrasi dapat membangun sebuah merek
perusahaan di benak konsumen atau pelanggan.
Dimulai dari tertanamnya produk perusahaan di
benak pelanggan, kemudian hal tersebut akan
berdampak ke kepuasan pelanggan hingga loyalitas
pelanggan kepada perusahaan.
Meskipun media sosial sudah banyak digunakan
oleh banyak perusahaan sebagai fasilitas untuk
memperlihatkan produk mereka ke para pengguna
media sosial, namun masih banyak juga perusahaan
yang tidak berhasil dalam memasarkan produk

mereka di media sosial. Dimana hasil penelitian
sebelumnya, yang dilakukan oleh Rosidah
Syaukat[5], memperlihatkan bahwa hal tersebut
dikarenakan informasi yang dikemas oleh
perusahaan kurang begitu menarik sehingga
masyarakat tidak menanggapinya.
Dalam kajian ini, peneliti ingin mengeksplorasi
lebih dalam peranan media sosial yang merupakan
salah satu trend baru di dalam pemasaran untuk
menyadarkan pelanggan terhadap merek suatu
perusahaan. Diharapkan hasil penelitian dapat
maksimal dengan asumsi waktu pendapatan hasil
dampak media sosial terhadap brand awareness
produk perusahaan adalah 2 bulan sejak tanggal 27
Mei 2014 sampai dengan 31 Juli 2014.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis
merumuskan masalah yang akan menjadi pedoman
sekaligus arah dari penelitian ini. Berikut adalah
perumusan masalah penelitian ini:

1. Apakah media sosial memberikan dampak
yang
signifikan
terhadap
sadarnya
masyarakat akan produk suatu perusahaan?
2. Adakah hubungan yang signifikan antara
komunikasi pemasaran media sosial suatu
perusahaan dengan brand awareness produk
perusahaan di masyarakat?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan kajian ini untuk mengetahui pengaruh
media sosial terhadap brand awareness produk
perusahaan. Hasil kajian ini akan memberikan
rekomendasi bagi para manajemen perusahaan atau
organisasi
untuk
meningkatkan
strategi
pemasarannya, terutama pada media sosial.


Pengaruh Media Sosial terhadap Brand Awareness Produk Perusahaan

2

1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis.
Sebagai wacana tambahan dan bisa
dijadikan sebagai bahan pembelajaran
ataupun sebagai dasar untuk melakukan
penelitian lain yang serupa. Hasil penelitian
ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi
para manajer atau decision maker suatu
perusahaan dalam meningkatkan brand
awareness
produk
perusahaan
di
masyarakat.
2. Manfaat praktis.

Dapat mengetahui pengaruh media sosial
terhadap brand awareness produk suatu
perusahaan sehingga terjadi pembelian.
1.5 Ruang Lingkup
Penelitian ini dibatasi lingkupnya yaitu hanya
untuk perusahaan yang memiliki media sosial
sebagai sarana untuk memasarkan produk
perusahaan; dan pengguna media sosial sebagai
pelanggan yang melihat produk yang ditawarkan
perusahaan di media sosial yang mereka gunakan.
2. STUDI PUSTAKA
Berikut adalah dasar teori terkait media sosial,
komunikasi pemasaran, iklan, brand awareness dan
media
online,
serta
penelitian-penelitian
sebelumnya sebagai pendukung penelitian ini.
2.1 Media Sosial
Media sosial adalah kumpulan aplikasi yang

berbasis pada internet yang didirikan atas dasar
teknologi web 2.0, dan memperkenankan pengguna
untuk mengisi kontennya. Media sosial akan
berhenti jika tidak ada pengguna yang mengisi
kontennya. Adapun ciri-ciri dari media sosial yaitu
pesan yang disampaikan tidak hanya untuk satu
orang saja namun bisa keberbagai banyak orang,
pesan yang disampaikan cenderung lebih cepat
dibandingkan dengan media lainnya, adanya
interaksi dengan banyak pihak sehingga membuat
media ini lebih hidup. Media sosial dapat
berbentuk
forum,
microblogging,
social
networking, social bookmarking, dan wiki.
(Kaplan Andreas, 2010:269) [6].
2.2 Komunikasi Pemasaran
Komunikasi
pemasaran

(marketing
communication) adalah sarana dimana perusahaan
berusaha menginformasikan, membujuk, dan
mengingatkan konsumen secara langsung maupun
tidak langsung tentang produk dan merek yang
dijual.
Intinya,
komunikasi
pemasaran
mempresentasikan “suara” perusahaan dan
mereknya serta merupakan sarana dimana
perusahaan dapat membuat dialog dan membangun

hubungan
dengan
konsumen.
Komunikasi
pemasaran dapat mempelajari tentang siapa yang
membuat produk dan apa tujuan perusahaan dan
merek. Komunikasi pemasaran memungkinkan
perusahaan menghubungkan merek dengan orang,
tempat, pengalaman, perasaan, dan hal lainnya.
Mereka dapat berkontribusi pada brand awareness
produk perusahaan dengan menanamkan brand
atau merek dalam ingatan dan menciptakan citra
merek serta mendorong penjualan dan bahkan
memengaruhi nilai pemegang saham. (Kotler &
Keller, 2009b:172-173) [7].
2.3 Iklan
Advertising (iklan) adalah semua bentuk terbayar
dari presentasi nonpersonal dan promosi ide,
barang, atau jasa melalui sponsor yang jelas.
(Kotler & Keller, 2009b:202) [8].
2.4 Brand Awareness
Brand awareness adalah kesanggupan seorang
calon pembeli untuk mengenali, mengingat
kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu
kategori produk tertentu. Brand awareness
membutuhkan continum ranging (jangkauan
kontinum) dari perasaan yang tidak pasti bahwa
merek tertentu telah dikenal sebelumnya, sehingga
konsumen yakin bahwa produk tersebut merupakan
satu-satunya merek dalam suatu kelompok tertentu.
Brand awareness inipun dibagi menjadi 4 tahap,
yaitu brand unaware, brand recognition, brand
recall, dan top of mind. Tingkatan brand awareness
paling rendah adalah brand recognition
(pengenalan merek) atau disebut juga sebagai
tingkatan pengingatan kembali dengan bantuan
(aided recall). Tingkatan berikutnya adalah
tingkatan brand recall (pengingatan kembali
merek) atau tingkatan pengingatan kembali merek
tanpa bantuan (unaided recall) karena konsumen
tidak perlu dibantu untuk mengingat merek.
Pengukuran pengenalan merek tanpa bantuan lebih
sulit dibandingkan pengenalan merek dengan
bantuan. Bantuannya dapat berupa poster, video,
iklan, banner, ataupun media sosial. Tingkatan
berikutnya adalah merek yang disebut pertama kali
pada saat pengenalan merek tanpa bantuan yaitu
top of mind (kesadaran puncak pikiran). Top of
mind adalah brand awareness tertinggi yang
merupakan pimpinan dari berbagai merek yang ada
dalam pikiran konsumen. (Darmadi Durianto,
2001:54-56) [9].
2.5 Media Online
Media Online (Online Media) disebut juga Ditigal
Media – adalah media yang tersaji secara online di
internet. Pengertian Media Online dibagi menjadi
dua pengertian:
1. Pengertian Umum Media Online.
Pengertian Media Online secara umum,
yaitu segala jenis atau format media yang

Pengaruh Media Sosial terhadap Brand Awareness Produk Perusahaan

3

hanya bisa diakses melalui internet
berisikan teks, foto, video, dan suara.
Dalam pengertian umum ini, media online
juga bisa dimaknai sebagai sarana
komunikasi
secara
online.
Dengan
pengertian media online secara umum ini,
maka email, mailing list (milis), website,
blog, whatsapp, dan media sosial (social
media) masuk dalam kategori media online.
2. Pengertian
Khusus
Media
Online.
Pengertian Media Online secara khusus
yaitu terkait dengan pengertian media
dalam konteks komunikasi massa. Media -singkatan dari media komunikasi massa-dalam bidang keilmuan komunikasi massa
mempunyai karakteristik tertentu, seperti
publisitas
dan
periodisitas.
Pengertian media online secara khusus
adalah media yang menyajikan karya
jurnalistik (berita, artikel, feature) secara
online. (Asep Syamsul M.,2012:50) [10].
2.6 Penelitian Sebelumnya
1. Pengaruh Daya Tarik Pesan Iklan di
Jejaring Sosial terhadap Minat Beli pada
Perempuan.
Penelitian yang dilakukan oleh Febe dan
Dhyah Ayu Retno Widyastuti, mahasiswi
Universitas Atma Jaya Yogyakarta[11].
Dimana hasil penelitiannya mendukung
penelitian
ini.
Hasil
penelitiannya
membuktikan besarnya pengaruh daya tarik
pesan iklan di facebook fanpage, yang
merupakan
media
sosial,
terhadap
kesadaran produk perusahaan sekaligus
minat
membeli
perempuan
yang
berimplikasi pada strategi komunikasi
pemasaran
perusahaan
itu
sendiri,
khususnya promosi melalui iklan.
2. Pengaruh Komunikasi Pemasaran Terpadu
Terhadap Ekuitas Merek.
Penelitian yang dilakukan oleh Fathir
Fathoni, Achmad Fauzi DH dan
Kadarisman
Hidayat,
mahasiswa
Universitas Brawijaya[12]. Dimana hasil
penelitiannya
mengemukakan
bahwa
variabel
Komunikasi
Pemasaran
berpengaruh terhadap Ekuitas Merek
Produk. Hal ini membuktikan bahwa
Komunikasi Pemasaran suatu perusahaan
memegang peran penting dalam menjual
produk perusahaan.
3. Pengaruh banner online ads Kaskus
terhadap peningkatan image Kaskus.
Penelitian yang disusun oleh Angga
Permana Andhikaputra[13], mahasiswa
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Dimana hasil penelitiannya mengemukakan
bahwa adanya pengaruh yang signifikan
antara banner online ads Kaskus dengan
peningkatan image Kaskus. Selain itu, hasil

perhitungan korelasinya menunjukkan
bahwa banner ads Kaskus berelasi kuat
terhadap brand image Kaskus dengan nilai
sebesar 0.517 dimana telah lebih dari 0.500
yang artinya kuat. Tidak hanya itu,
penelitian ini juga memperlihatkan korelasi
Guilford yang kuat antara dua variabel
tersebut.
4. Faktor-Faktor Pengaruh Media Sosial
Terhadap Keunggulan Bersaing Produk
Coffee Toffee.
Penelitian yang disusun oleh Mutia
Maharani, Ir. Achmad Holil Noor Ali,
M.Kom, dan Hanim Maria Astuti, S.Kom,
M.Sc dari Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS) [14]. Hasil penelitiannya
memperlihatkan bahwa adanya pengaruh
media sosial terhadap keunggulan suatu
brand, dimana brand yang diteliti adalah
kopi Coffee Toffee. Dimana hasilnya
menunjukkan ada empat variabel pada
media sosial yang dapat mempengaruhi
yaitu sebagai Sarana Komunikasi dengan
loading factor 0.98, Media Promosi dengan
loading factor 0.93, Sarana Riset dengan
loading factor 0.91, dan Merk Lebih
Dikenal dengan loading factor 0.87.
Penelitian tersebut secara tidak langsung
telah mendukung penelitian ini bahwa
adanya pengaruh yang signifikan antara
media sosial dengan brand awareness suatu
perusahaan.
5. Pengaruh Efektifitas Iklan Internet terhadap
Niat Beli Produk Blackberry.
Penelitian yang dilakukan oleh Pratama
Suherman, mahasiswa Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah [15]. Hasil
penelitian ini mengemukakan bahwa secara
simultan iklan di Internet berpengaruh
secara signifikan terhadap niat beli
Blackberry. Selain itu, iklan pada media
sosial juga berpengaruh terhadap persepsi
masyarakat akan suatu produk. Hal ini
mebuktikan bahwa iklan melalui media
sosial dapat memberikan pengaruh terhadap
brand awareness produk perusahaan.
3. METODE PENELITIAN
Bagian ini menguraikan mengenai metode
penelitian yang akan dilakukan. Diawali dengan
jenis penelitian yang digunakan, populasi dan
sampel, serta metode pengumpulan data.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian eksplanatif atau disebut juga
eksploratori adalah penelitian bertujuan unutk
menguji suatu teori atau hipotesa guna memperkuat
atau bahkan menolak teori atau hipotesis hasil

Pengaruh Media Sosial terhadap Brand Awareness Produk Perusahaan

4

penelitian yang sudah ada. Penelitian eksploratori
bersifat mendasar dan bertujuan untuk memperoleh
keterangan, informasi, data mengenai hal-hal yang
belum diketahui. Karena bersifat mendasar
penelitian ini disebut penjelajahan (exploration).
Peneliti menyiapkan beberapa pertanyaan sebagai
penuntun untuk memperoleh data primer berupa
keterangan, informasi, sebagai data awal yang
diperlukan. Tujuan penelitian eksplanatif yaitu
menguji suatu penelitian dengan maksud
membenarkan atau memperkuat dan menentukan
sifat dari hubungan antara satu atau lebih gejala
atau variabel terikat dengan satu atau lebih variabel
bebas. Jenis penelitian ini bertitik pada pertanyaan
dasar “mengapa”. Melalui penelitian eksplanatori
ini dapat diketahui bagaimana korelasi antara dua
atau lebih variabel baik pola, arah, sifat, bentuk,
maupun kekuatan hubungannya. Penelitian
korelasional ini dimulai dengan pertanyaan implisit
atau eksplisit: “Adakah hubungan antara X dan
Y?”. Dimana X merupakan dependent variable dan
Y merupakan independent variable. Selain itu,
penelitian jenis ini juga relatif baik untuk pemula
yang baru melakukan penelitian[16].
3.2 Model Penelitian
Model penelitian diperlihatkan pada gambar 1.
Peningkatan Pengetahuan akan
Produk Baru
Kuatnya Daya Ingat akan Produk
Baru
Peningkatan pembelian produk pada
iklan yang berada di media sosial

Media Sosial

Daya Tarik Produk
Peningkatan Kesadaran Produk Baru
Gambar 1. Model Penelitian

Variabel-variabel independent pada model
penelitian diatas merupakan variabel yang diadopsi
dari penelitian sebelumnya tetapi telah dilakukan
modifikasi dan penambahan variabel baru guna
untuk memberikan adanya kontribusi penulis
terhadap penelitian yang sudah ada.
Pada penelitian nomor 1 (bagian 2.6) yaitu
Pengaruh Daya Tarik Pesan Iklan di Jejaring Sosial
terhadap Minat Beli pada Perempuan, yang
dilakukan oleh Febe dan Dhyah Ayu Retno
Widyastuti, mahasiswi Universitas Atma Jaya
Yogyakarta, mereka hanya menggunakan dua
variabel independent pada penelitian mereka yaitu
Daya Tarik Pesan Iklan (Y1) yang memiliki
koefisien Cronbach’s sebesar 0.948 dan Minat Beli

pada Perempuan (Y2) dengan koefisien
Cronbach’s sebesar 0.962 [11].
Pada penelitian nomor 2 (bagian 2.6) yang berjudul
Pengaruh Komunikasi Pemasaran Terpadu
Terhadap Ekuitas Merek, yang ditulis oleh Fathir
Fathoni, Achmad Fauzi DH dan Kadarisman
Hidayat, mahasiswa Universitas Brawijaya, mereka
menggunakan lima variabel independent juga tetapi
memiliki isi yang berbeda. Berikut variabelvariabel yang mereka gunakan: Promosi Penjualan
(Y1), Hubungan Masyarakat (Y2), Pemasaran
Langsung (Y3), Pemasaran Interaktif (Y4) dan
Corporate Design (Y5) secara bersama-sama
mempengaruhi Ekuitas Merek [12].
Pada penelitian nomor 3 (bagian 2.6) yang berjudul
Pengaruh banner online ads Kaskus terhadap
peningkatan image Kaskus, yang ditulis oleh
Angga Permana Andhikaputra, beliau hanya
menggunakan tiga variabel independent yaitu
Strength of Brand Association (Y1), Favorability of
Brand Association (Y2) dan Uniqueness of Brand
Association (Y3) [13].
Pada penelitian nomor 4 (bagian 2.6) yang berjudul
Faktor-Faktor Pengaruh Media Sosial Terhadap
Keunggulan Bersaing Produk Coffee Toffee, yang
ditulis oleh Mutia Maharani, Ir. Achmad Holil
Noor Ali, M.Kom, dan Hanim Maria Astuti,
S.Kom, M.Sc dari Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS), mereka hanya menggunakan
empat variabel independent untuk penelitian
mereka, yaitu: Sarana Komunikasi (Y1), Media
Promosi (Y2), Sarana Riset (Y3) dan Merk Lebih
Dikenal (Y4) [14].
Pada penelitian nomor 5 (bagian 2.6) yang berjudul
Pengaruh Efektifitas Iklan Internet terhadap Niat
Beli Produk Blackberry, yang ditulis oleh Pratama
Suherman, mahasiswa Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah, mereka hanya menggunakan
empat variabel independent, yaitu: Efektivitas Iklan
(Y1), Referensi (Y2), Persepsi Kualitas (Y3) dan
Niat Beli (Y4) [15].
Berdasarkan penjelasan yang sudah saya paparkan
diatas, hal-hal diatas memperlihatkan bahwa
variabel-variabel yang penulis gunakan ada
beberapa yang diadopsi dari penelitian sebelumnya,
namun ada juga yang dilakukan pengmodifikasian
variabel sehingga memberikan kontribusi terhadap
penelitian yang sudah ada ataupun penelitian yang
akan dijalani. Dengan demikian, penelitian ini
dapat dilanjutkan ke penelitian yang lebih dalam.
3.3 Hipotesis
Hipotesis adalah suatu proporsi, kondisi atau
prinsip yang untuk sementara waktu dianggap

Pengaruh Media Sosial terhadap Brand Awareness Produk Perusahaan

5

benar dan barangkali tanpa keyakinan agar bisa
ditarik suatu konsekuensi yang logis dan dengan
cara ini kemudian diadakan suatu pengujian
tentang hasil penelitian[17].
Hipotesis penelitian ini adalah:
Ho : Diduga media sosial sangat berpengaruh
signifikan terhadap faktor-faktor seperti
peningkatan kesadaran produk baru,
kuatnya daya ingat akan produk baru, minat
pembelian produk, daya tarik produk dan
kecepatan kesadaran akan produk baru.
H1 : Diduga faktor yang paling dominan
terpengaruh adalah daya tarik produk.
3.4 Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah mahasiswamahasiswi Fakultas Ilmu Komputer, program studi
Sistem Informasi, Universitas Pelita Harapan,
angkatan 2011-2012 yang menggunakan media
sosial sebanyak 50 orang. Pengambilan sampel
(alat yang merepresentasikan / mewakilkan
populasi) dilakukan dengan teknik Simple Random
Sampling (SRS) yaitu pengambilan sampel dari
anggota populasi secara acak, karena asumsinya
semua mahasiswa-mahasiswi pengguna media
sosial adalah homogen atau memiliki kesempatan
yang sama untuk menjadi anggota sampel [18].
Cara dalam menetapkan jumlah sample yang akan
diteliti adalah menggunakan rumus Slovin. Berikut
adalah cara menggunakan rumus Slovin tersebut:
Rumus Slovin:

n=

𝑁

1+𝑁𝑒 2

Gambar 2. Rumus Slovin

n : jumlah sampel;
N : jumlah populasi;
e : batas toleransi kesalahan (error tolerance),
misalnya 2%, 5%, 10%. Penelitian ini telah
ditentukan jumlah populasinya yaitu sebanyak 50
orang. Batas toleransi kesalahan pada penelitian ini
penulis asumsikan sebesar 5%, sehingga memiliki
tingkat akurasi 95%. Dengan menggunakan rumus
Slovin ini, penulis dapat menentukan jumlah
sampel yang diteliti, dimana proses perhitungannya
adalah sebagai berikut:
n=50/1+(50*(0.052))= 44.44= 43 (dibulatkan ke
bawah / flooring). Sehingga didapatlah jumlah
sampel yang harus diteliti yaitu sebanyak 43 orang
dari jumlah total unit populasi untuk menjaga
keakurasian.

3.5 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Wawancara (interview);
2. Observasi;
3. Angket (questionnaire).
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Bagian ini menguraikan hasil dan pembahasan
penelitian.
4.1 Profil Responden
Profil responden yang diambil berjumlah 50 orang
dengan usia 19 sampai 21 tahun dan menggunakan
media sosial. Riset ini dilakukan pada bulan Juni
2014. Karakteristik dari responden dapat dirinci
sebagai berikut:
1) Jenis kelamin, Pria (70%) dan Wanita (30%);
2) Umur, 19 (30%), 20 (45%) dan 21 (25%);
3) Pendidikan terakhir, r tabel, sehingga
dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan
pada variabel Peningkatan Kesadaran Produk Baru
(Y1) adalah valid dan dapat dilakukan analisis
selanjutnya.
4.2.1.2 Hasil Uji Validitas pada Kuatnya Daya
Ingat Akan Produk Baru (Y2)
Variabel Y2 dipengaruhi oleh tiga pertanyaan
(pertanyaan nomor 5,7 dan 10). Hasil pengujian
validitas variabel penelitian Peningkatan Kesadaran
Produk Baru dengan menggunakan program SPSS
19.0 for Windows menunjukkan nilai koefisien
korelasi Pearson Corellation adalah sebagai
berikut:
Pertanyaan Pearson
Nilai r tabel
Status
Corellation (N=50;α=5%)
(r hitung)
5
0.191
Tidak
0.279
Valid
7
0.728
Valid
10

0.386

Pearson
Corellation
(r hitung)
1.000

Valid

Tabel 3. Tabel Hasil Uji Validitas untuk Kuatnya Daya Ingat
Akan Produk Baru (Y2)

Berdasarkan hasil uji validitas diatas, terlihat
bahwa rata-rata pertanyaan memiliki nilai pearson
corellation (r hitung) > r tabel kecuali pertanyaan
nomor 5. Namun, karena perbandingannya adalah
2:1 dimana status Valid lebih dominan, sehingga
dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan
pada variabel Kuatnya Daya Ingat Akan Produk
Baru (Y2) adalah valid dan dapat dilakukan analisis
selanjutnya.

pada

Nilai r tabel
(N=50;α=5%)

Minat

Status

Valid
0.279

Valid
Tidak
Valid

Tabel 4. Tabel Hasil Uji Validitas untuk Minat Pembelian
Produk (Y3)

Berdasarkan hasil uji validitas diatas, terlihat
bahwa rata-rata pertanyaan memiliki nilai pearson
corellation (r hitung) > r tabel kecuali pertanyaan
nomor 10. Namun, karena perbandingannya adalah
2:1 dimana status Valid lebih dominan, sehingga
dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan
pada variabel Minat Pembelian Produk (Y3) adalah
valid dan dapat dilakukan analisis selanjutnya.
4.2.1.4 Hasil Uji Validitas pada Daya Tarik
Produk (Y4)
Variabel Y4 dipengaruhi oleh tiga pertanyaan
(pertanyaan nomor 5,7 dan 10). Hasil pengujian
validitas variabel penelitian Peningkatan Kesadaran
Produk Baru dengan menggunakan program SPSS
19.0 for Windows menunjukkan nilai koefisien
korelasi Pearson Corellation adalah sebagai
berikut:
Pertanyaan

1

Pearson
Corellation
(r hitung)
0.289

4

1.000

6

0.254

Nilai r tabel
(N=50;α=5%)

Status

Valid
0.279

Valid
Tidak
Valid

Tabel 5. Tabel Hasil Uji Validitas untuk Daya Tarik Produk (Y4)

Berdasarkan hasil uji validitas diatas, terlihat
bahwa rata-rata pertanyaan memiliki nilai pearson
corellation (r hitung) > r tabel kecuali pertanyaan
nomor 6. Namun, karena perbandingannya adalah
2:1 dimana status Valid lebih dominan, sehingga
dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan
pada variabel Daya Tarik Produk (Y4) adalah valid
dan dapat dilakukan analisis selanjutnya.

Pengaruh Media Sosial terhadap Brand Awareness Produk Perusahaan

8

4.2.1.5 Hasil Uji Validitas pada Kecepatan
Kesadaran Akan Produk Baru (Y5)
Variabel Y5 dipengaruhi oleh tiga pertanyaan
(pertanyaan nomor 2,5 dan 10). Hasil pengujian
validitas variabel penelitian Peningkatan Kesadaran
Produk Baru dengan menggunakan program SPSS
19.0 for Windows menunjukkan nilai koefisien
korelasi Pearson Corellation adalah sebagai
berikut:
Pertanyaan Pearson
Nilai r tabel
Status
Corellation (N=50;α=5%)
(r hitung)
2
0.386
Valid
0.279
5
0.675
Valid
10

1.000

Valid

Tabel 6. Tabel Hasil Uji Validitas untuk Kecepatan Kesadaran
Akan Produk Baru (Y5)

Berdasarkan hasil uji validitas diatas, terlihat
bahwa masing-masing pertanyaan memiliki nilai
pearson corellation (r hitung) > r tabel, sehingga
dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan
pada variabel Kecepatan Kesadaran Akan Produk
Baru (Y5) adalah valid dan dapat dilakukan analisis
selanjutnya.

rata-rata koefisien alpha > 0.5. Dengan demikian
kuesioner secara keseluruhan dikategorikan reliabel
dan data yang diperoleh dari kuesioner dapat
digunakan dalam analisis.
4.3 Hasil Analisis
Bagian ini akan memperlihatkan hasil analisis yang
dilakukan oleh penulis. Pertama penulis akan
memperlihatkan hasil analisis dalam bentuk tabel
Corellation
Bivariate
yaitu
tabel
yang
mengkorelasikan dua (bi) variable. Setelah itu
penulis akan memperlihatkan hasil analisis dalam
bentuk linear regression atau regresi linear untuk
menunjukkan kelinearan hubungan antar dua
variabel dengan persamaan Y = a + bX, dimana Y
adalah variabel bebas; X adalah variabel terikat; a
adalah koefisien bebas; dan b adalah koefisien
terikat.
4.3.1 Hasil Analisis dengan Tabel Corellation
Bivariate
Berikut adalah gambar tabel correlation bivariate
dengan menggunakan Pearson Corellation dan
Significance with 2-tailed (signifikansi dua arah),
yang dihitung oleh program SPSS 19.0 for
Windows:

4.2.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menunjukkan
sejauh mana pengukuran dapat memberikan hasil
yang relatif tidak berbeda (konstan) bila dilakukan
pengukuran kembali terhadap subjek yang sama.
Metode yang digunakan adalah metode Cronbach
Alpha dengan mengunakan program SPSS 19.0 for
Windows. Metode Cronbach Alpha
akan
menghasilkan koefisien alpha, koefisien alpha
yang semakin mendekati nilai 1 berarti item-item
pertanyaan dalam variabel semakin reliabel[22].
Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.5 (Nunnally
dalam Ghozali, 2001:133). Berikut adalah hasil Uji
Reliabilitas dengan menggunakan program SPSS
19.0 for Windows:

Gambar 5. Data Hasil Uji Reliabilitas Menggunakan Program
SPSS 19.0 for Windows

Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa
pertanyaan-pertanyaan yang peneliti buat memiliki

Tabel 7. Tabel Correlation Bivariate dengan menggunakan
Pearson Corellation dan Significance with 2-tailed

Keterangan untuk angka pada baris Pearson
Correlation adalah sebagai berikut [23]:
1. Jika angka Pearson Correlation berkisar pada
1.00 sampai 0.90 atau -1.00 sampai -0.90 berarti
korelasi antar variabelnya sangat kuat.
2. Jika angka Pearson Correlation berkisar pada
0.70 sampai 0.89 / -0.89 sampai -0.70 bearti
korelasi antar variabelnya kuat.
3. Jika angka Pearson Correlation berkisar pada
0.50 sampai 0.69 / -0.69 sampai -0.50 bearti
korelasi antar variabelnya moderat.
4. Jika angka Pearson Correlation berkisar pada
0.30 sampai 0.49 / -0.49 sampai -0.30 bearti
korelasi antar variabelnya lemah.

Pengaruh Media Sosial terhadap Brand Awareness Produk Perusahaan

9

5. Jika angka Pearson Correlation berkisar pada
0.00 sampai 0.29 / -0.29 sampai 0.00 bearti
korelasi antar variabelnya sangat lemah.
Keterangan untuk nilai Sig. (2-tailed) adalah
sebagai berikut [16]:
1. Jika angka sig. (2-tailed) lebih kecil atau sama
dengan 0.05 (0.05) berarti hubungan kedua variabel
memiliki signifikan yang kurang kuat.
Hasil tabel diatas adalah sebagai berikut:
1) Terdapat korelasi antara pertanyaan nomor 1
(dependent variable) dengan pertanyaan nomor
6 (independent variable) dengan nilai pearson
correlation sebesar 0.802 yang artinya memiliki
korelasi yang sangat kuat. Selain itu, dapat
dilihat juga nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0.000
(lebih kecil dari atau sama dengan 0.05) yang
artinya memiliki hubungan yang signifikan.
Didapatkan juga suatu hipotesis (dugaan
sementara) yang berisi: “Media sosial bagus
untuk dijadikan alat pemasaran produk
perusahaan (X), sehingga pelanggan menjadi
tahu banyak produk baru (Y).” Hipotesis
tersebut dapat dikatakan valid karena angka
signifikansi